Warung di Bogor yang Menjadi Pelabuhan Mahasiswa Saat Sumatera Berduka
Editor
BOGOR, KOMPAS.com
– Sebuah warung mie di Kota Bogor, Jawa Barat menjadi tempat singgah bagi mahasiswa asal Aceh dan Sumatera yang terdampak bencana di kampung halaman mereka.
Warung
Mie Aceh Semeru
di Jalan Cilandek, Bogor Barat itu menawarkan
makanan gratis
bagi para mahasiswa perantauan. Mereka dipersilakan memesan menu apa pun secara gratis.
Bagi Rahmad, pemilik warung, langkah ini ia lakukan agar mahasiswa perantauan tetap mendapat dukungan di masa sulit.
“Biasanya kan kalau terjadi musibah, kita hanya fokus ke korban yang berdampak langsung. Sedangkan korban-korban yang tidak secara langsung seperti anak-anak (mahasiswa perantauan) itu sering terlupakan, padahal mereka juga harus kita bantu,” ucap Rahmad, Kamis (4/12/2025).
Rahmad menyebut banyak mahasiswa yang datang ke warungnya belum bisa menghubungi keluarga akibat akses komunikasi yang terputus.
Kiriman uang dari kampung halaman pun terhambat, membuat kebutuhan kuliah dan makan sehari-hari menjadi beban tersendiri.
“Mereka harus bertahan hidup di tempat perantauan. Sementara, mereka juga butuh biaya untuk kuliah dan makan,” tuturnya.
Situasi itu juga mengingatkan Rahmad pada kondisi keluarganya di Aceh.
“Saya ikut merasakan apa yang mereka alami. Rumah keluarga saya di Aceh juga hancur. Akses bantuan dan komunikasi terputus. Kebetulan saya punya rezeki lebih, jadi saya bantu sebisa mungkin. Sudah saatnya kita saling bantu membantu,” imbuh dia.
Dalam empat hari berjalan, lebih dari 40 mahasiswa dari berbagai kampus di Bogor datang ke warung tersebut.
Selain makan gratis, sebagian juga menerima bantuan sembako dan uang saku.
“Ada yang rutin datang ke sini untuk makan. Nanti setelah makan kita berikan bantuan sembako sama donasi, uang saku lah untuk bantu-bantu,” sebutnya.
Meskipun tidak membuka donasi, Rahmad mengatakan bantuan justru banyak berdatangan dari teman-temannya.
“Sebenarnya, saya enggak buka donasi. Tapi justru malah banyak orang yang datang untuk kasih donasi. Jadi, saya hanya menerima donasi dari orang-orang yang saya kenal aja,” tambahnya.
Rahmad memastikan kegiatan sosial ini akan terus berjalan hingga wilayah Aceh dan Sumatera kembali pulih.
“Untuk makan gratis di Mie Aceh Semeru ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Selama belum kondusif, Mie Aceh Semeru ini menjadi rumah kedua bagi mereka. Silakan datang ke sini, makan sepuasnya, makan semaunya,” pungkas dia.
(Reporter: Ramdhan Triyadi Bempah | Editor: Faieq Hidayat)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Metropolitan
-
/data/photo/2025/12/05/693239b871628.jfif?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tanggul di Muara Baru Bocor, Pelindo Buka Suara Megapolitan 5 Desember 2025
Tanggul di Muara Baru Bocor, Pelindo Buka Suara
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
PT Pelindo Regional 2 Sunda Kelapa buka suara soal kebocoran tanggul di Muara Baru, Jakarta Utara.
General Manager PT
Pelindo
Regional 2 Sunda Kelapa, Ahmad Fahmi, mengatakan, pihaknya sedang melakukan koordinasi intensif dengan otoritas terkait untuk menangani
kebocoran tanggul
tersebut.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat serta kelancaran aktivitas pelabuhan yang menjadi prioritas utama perusahaan.
“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh otoritas terkait, termasuk pemerintah daerah DKI Jakarta, untuk memastikan penguatan perlindungan kawasan pesisir, termasuk area
Muara Baru
. Keselamatan masyarakat dan kelancaran aktivitas pelabuhan menjadi prioritas utama kami,” ujar Fahmi dalam keterangan resmi pada Kamis (4/12/2025).
Ia mengungkapkan, Pelindo menyambut baik berbagai upaya pemerintah daerah dalam mempercepat perbaikan infrastruktur pengendali
banjir rob
.
“Upaya bersama ini merupakan bagian dari kolaborasi strategis untuk memitigasi risiko banjir rob serta menjaga stabilitas kegiatan ekonomi dan logistik di kawasan pelabuhan,” ucapnya.
Fahmi menjelaskan, Pelindo juga melakukan pemeriksaan teknis internal dan memastikan kesiapan mendukung koordinasi lanjutan agar seluruh fasilitas operasional berfungsi optimal.
Hal tersebut mencakup layanan pelayaran, pelayanan peti kemas, hingga aktivitas masyarakat di sekitar kawasan pelabuhan.
“Kami terus melakukan pengecekan teknis dan siap mendukung segala bentuk koordinasi lanjutan. Kami juga selalu berkoordinasi dengan instansi lain,” tambahnya.
Fahmi menyampaikan apresiasi terhadap perhatian berbagai pihak terkait pengendalian banjir rob ini.
Dia menegaskan, Pelindo bekerja secara profesional, transparan, dan kolaboratif demi keselamatan serta kepentingan publik.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa kebocoran tanggul di Muara Baru merupakan tanggung jawab PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
“Seperti kita ketahui bersama, bahwa ada tanggul di Muara Baru yang bocor dan sekarang ini viral. Tanggul di Muara Baru ini berada di kawasan Nizam Zachman, bagian hilir dari Pelindo. Sebenarnya ini menjadi tanggung jawab Pelindo,” ucap Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Meskipun bukan kewenangan Pemprov DKI, Pramono memastikan pemerintah daerah tetap membantu penanganan darurat.
“Pemerintah Jakarta sedang membantu penambalan kebocoran yang terjadi, walaupun sebenarnya bukan tanggung jawab kami. Tapi ini bagian dari apa yang sudah kami rencanakan sebelumnya, termasuk yang ada di kawasan Pelindo,” lanjut dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/05/693230daa69eb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Puncak Banjir Rob Jakarta Dimulai, Muara Angke Terendam Pagi Ini Megapolitan 5 Desember 2025
Puncak Banjir Rob Jakarta Dimulai, Muara Angke Terendam Pagi Ini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Banjir rob menggenangi Jalan Dermaga Ujung 1, Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat (5/12/2025) sekitar pukul 07.30 WIB.
Berdasarkan pengamatan
Kompas.com
di lokasi, air laut mulai mengalir cukup deras ke Jalan Dermaga 1. Ketinggian air mencapai 10 sentimeter.
Sejumlah warga mulai memindahkan kendaraan motor ke Jalan Dermaga Ujung yang memiliki posisi lebih tinggi dan jauh dari tempat air laut mengalir.
Meskipun demikian, masih terdapat warga yang menerobos genangan
banjir rob
menuju ke arah jembatan
Muara Angke
.
Sejumlah warga yang berjalan kaki terlihat menarik celananya agar tidak terendam dalam genangan.
Terlihat juga seorang warga yang memilih berjalan di atas tanggul pembatas antara Jalan Dermaga 1 dengan deretan rumah warga agar terhindar dari genangan banjir rob.
Roby (31),
warga setempat
, mengatakan wilayah tersebut memang sering kali terjadi banjir rob.
“Sering sih. Kita langganan tiap bulan. Kadang sebulan itu bisa tiga kali. Hari pertama kecil, hari kedua lumayan, hari ketiga gede,” katanya saat ditemui
Kompas.com
pada Jumat.
Hal itu membuat warga sekitar sudah terbiasa dan seringkali hanya memindahkan motor sebagai persiapan terjadi rob.
“Tinggal mindahin motor saja. Yang paling penting motor, kita taruh di depan buat akses keluar,” ujarnya.
Roby menambahkan, banjir rob biasanya baru surut sekitar pukul 19.00 WIB.
“Surutnya malam, biasanya jam 19.00 WIB tuh baru surut,” tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memprediksi puncak
banjir rob di pesisir Jakarta
terjadi pada hari ini Jumat (5/12/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.
Dia pun mengingatkan warga pesisir untuk bersiap menghadapi banjir rob hingga 10 Desember 2025.
“
Puncak banjir rob
itu tanggal 5 jam 09.00 pagi,” ucap Pramono di Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).
Untuk mengantisipasi dampak rob, Pramono mengatakan telah meminta jajaran terkait, khususnya Dinas Sumber Daya Air dan BPBD, untuk mempersiapkan langkah mitigasi.
Ia menyebut sejumlah titik rawan seperti Muara Angke, Marunda, dan kawasan pesisir lainnya sudah dimonitor sejak awal.
“Terutama tempat-tempat yang kita sudah prediksi banjir rob itu akan terjadi, salah satunya adalah misalnya Muara Angke, Marunda, dan sebagainya. Sehingga dengan demikian, mitigasi bencana ini menjadi penting,” lanjut dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/04/693197ea873c5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Macet Panjang di Ciledug yang Tak Kunjung Reda Meski Berganti Hari Megapolitan 5 Desember 2025
Macet Panjang di Ciledug yang Tak Kunjung Reda Meski Berganti Hari
Editor
TANGERANG, KOMPAS.com
— Kemacetan berkepanjangan kembali membayangi ruas Jalan KH Hasyim Ashari, Ciledug, Tangerang, Kamis (4/12/2025) malam.
Dua pekerjaan yang berjalan bersamaan, galian kabel fiber optik dan perbaikan badan jalan, membuat jalur utama menuju Jembatan Ciledug Indah itu menyempit.
Dari arah perempatan Ciledug, laju kendaraan tersendat hingga sekitar 1,5 kilometer.
Tanah galian yang bercampur air hujan menyebar ke badan jalan, membuat pengendara motor berebut ruang sempit dan mobil harus merayap tanpa jeda.
Di trotoar, gundukan tanah merah serta karung-karung berisi tanah bekas galian tampak disimpan seadanya.
Sebuah papan peringatan bertuliskan pekerjaan relokasi kabel fiber optik berdiri di antara tumpukan itu. Kemacetan semakin parah saat mendekati Jembatan Ciledug Indah.
Pada segmen sekitar 300 meter, perbaikan jalan masih berlangsung.
Salah satu sisi jalan rusak berat dan tidak bisa dilalui, sehingga kendaraan hanya bisa melewati satu jalur. Setelah melewati titik itu, arus baru kembali normal.
Situasi serupa terjadi di Jalan
Cipondoh Raya
. Dari arah Pasar Bengkok menuju Ciledug Indah, antrean kendaraan teramati mencapai hampir 3 kilometer.
Warga yang melintas mengaku kondisi macet telah berlangsung sejak dua hari terakhir tanpa perubahan berarti.
Trisna (34), warga Ciledug, mengatakan kemacetan berlangsung nyaris sepanjang hari.
“Ini udah dari kemarin, sudah dua hari ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa macet terjadi tanpa mengenal waktu.
“Dari pagi sampai malam kaya gini. Soalnya lagi ada perbaikan di sana (Ciledug Indah),” kata dia.
Menurutnya, penyempitan jalur menjadi sumber utama kepadatan.
“Dari kemarin macetnya sama aja, mau jam sibuk atau enggak jam sibuk, itu macet karena di sana satu jalur doang,” sambungnya.
Angga (28), juru parkir di salah satu ruko di sekitar lokasi, menilai kemacetan semakin berat sejak galian kabel dilakukan.
“Ini buat kabel di bawah tanah. Udah jalan satu minggu galiannya,” ujar Angga.
Ia mempersoalkan kondisi galian yang dinilai tidak dibereskan dengan baik.
“Kondisinya berantakan banget, banyak tanah. Enggak dirapihin sama mereka,” jelasnya.
Angga berharap pekerjaan segera selesai agar aktivitas warga tidak terus terganggu.
“Semoga cepet selesai, kasihan yang lewat, macet terus dari pagi sampai malam,” ucapnya.
Hingga Kamis malam menjelang pukul 21.00 WIB, kemacetan di kedua ruas itu masih belum terurai.
Tidak tampak petugas yang mengatur lalu lintas, sehingga warga berinisiatif membantu mengurai kepadatan secara mandiri di tengah jalan yang menyempit.
(Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Larissa Huda)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/05/69322b144b1a7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Puncak Banjir Rob Hari Ini, Warga Muara Angke: Udah Biasa, Tinggal Mindahin Motor Aja Megapolitan 5 Desember 2025
Puncak Banjir Rob Hari Ini, Warga Muara Angke: Udah Biasa, Tinggal Mindahin Motor Aja
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sudah biasa dan hampir setiap bulan menghadapi banjir rob, sebagian warga di kawasan pesisir Muara Angke, Jakarta Utara, tak lagi melakukan persiapan khusus.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mewanti-wanti masyarakat agar bersiap karena puncak
banjir rob
di Jakarta akan terjadi hari ini, Jumat (5/12/2025).
Roby (31), salah seorang warga setempat, mengatakan bahwa persiapan warga kini hanya sebatas memindahkan motor ke tempat yang lebih aman.
Motor menjadi prioritas utama karena menjadi sarana mobilitas sehari-hari.
“Sudah enggak ada persiapan sih, Mas. Tinggal mindahin motor saja. Yang paling penting motor, kita taruh di depan buat akses keluar,” ujar Roby saat ditemui Kompas.com di
Muara Angke
, Jumat pagi.
Menurut Roby, barang-barang rumah tangga seperti perabotan dan kasur tidak lagi dipindahkan.
Banyak warga yang sudah menaruh barang di luar atau membiarkannya di tempat tinggi karena sudah mengetahui pola banjir rob di wilayah tersebut.
“Perabotan, kasur itu sudah enggak dipindah lagi. Ada yang sudah ditaruh di luar. Karena sudah tahu puncaknya hari ini, ya sudah pada di luar barang-barangnya,” ucapnya.
Roby menyebut rob di wilayahnya terjadi hampir setiap bulan, bahkan bisa sampai tiga kali dalam satu periode.
“Sering sih. Kita langganan tiap bulan. Kadang sebulan itu bisa tiga kali. Hari pertama kecil, hari kedua lumayan, hari ketiga gede,” tuturnya
Pakpahan, warga Muara Angke lainnya, mengatakan, banjir rob di wilayah tersebut juga terjadi mengikuti naiknya permukaan air laut.
“Kalau air lautnya naik, ya di sini juga ikut luber airnya,” ujarnya.
Ia telah mengetahui informasi mengenai puncak rob pada hari ini.
Meski begitu, ia berharap rob tidak terlalu tinggi pada hari ini.
“Mudah-mudahan hari ini jangan besar,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/12/04/6931aa0c8c41a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/12/05/693232c8cbcc7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/04/69310db569dc8.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
