Wanita Pencuri Mobil Taksi Online di Bekasi Ditangkap Saat Sembunyi di Atap
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang perempuan berinisial HD alias Ling ditangkap karena mencuri mobil taksi online di Jalan Bambu, Jatikarya, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (24/7/2025).
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi Marasabessy mengatakan, penangkapan terhadap Ling berlangsung di rumah pelaku sebuah perumahan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (4/8/2025).
“Pelaku seorang wanita berinisial HD alias Ling berhasil ditangkap tim opsnal Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” kata Ressa dalam keterangannya, Selasa (12/8/2025).
Berdasarkan akun Instagram @resmob_pmj, polisi tampak terlihat mendatangi rumah pelaku.
Saat berada di dalam rumah, Ling terlihat berada di atap loteng area dapur.
Polisi menyuruh pelaku turun. Dengan rasa takut, ia terjun dari atap loteng lalu terjatuh dan tertimpa ember.
Petugas meminta pelaku berdiri. Sedangkan, Ling terlihat tersenyum karena sudah ada beberapa polisi di hadapannya.
“Pelaku ketakutan dan naik ke atas loteng rumah saat tahu petugas datang untuk menjemputnya,” ujar Ressa.
Dari penangkapan ini, polisi menyita barang bukti berupa satu ponsel dan satu mobil korban yang sempat pelaku gadaikan ke seseorang.
Ressa menjelaskan, modus pelaku dalam aksi pencurian mobil ini dengan memesan taksi online dari korban.
Mulanya, semua berjalan dengan lancar. Tapi di pertengahan jalan, pelaku meminta korban menepikan kendaraan di sebuah tempat yang sudah disiapkan.
“Meminta sopir berhenti di sebuah tempat untuk membantunya mengangkat speaker ke dalam mobil,” kata Ressa.
Keduanya berjalan untuk mengangkat speaker. Tapi ketika hendak kembali ke mobil, pelaku berjalan lebih dulu daripada korban.
“Lalu pelaku pergi tancap gas gasak mobil korban dan meninggalkan korban di TKP,” tegas dia.
Kini, pelaku sudah ditahan dan dijerat dengan Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman lima tahun penjara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Metropolitan
-

Ada pembangunan saluran air, pengendara diimbau hindari sejumlah titik
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Perhubungan Jakarta Timur mengimbau pengendara agar menghindari sejumlah titik di Jalan DI Panjaitan ruas Cawang karena pekerjaan pembangunan saluran air.
“Ada pembangunan saluran air dengan metode jacking di Jalan DI Panjaitan ruas Cawang mengarah Kebon Nanas. Untuk itu, para pengendara diimbau menghindari ruas jalan tersebut agar terhindar dari kepadatan kendaraan karena penyempitan ruas jalan yang bisa digunakan,” kata Staf Seksi Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Dedy di Jakarta Timur, Selasa.
Sistem jacking adalah pemasangan pipa dengan melakukan pengeboran tanah di bawah permukaan jalan, lalu pipa tersebut didorong dengan menggunakan tekanan hidrolik.
Deddy menyebut sejumlah titik di Jalan DI Panjaitan sudah dilakukan persiapan pengerjaan sehingga rekayasa lalu lintas juga diberlakukan demi kelancaran lalu lintas.
“Untuk meminimalisir terjadinya kepadatan kendaraan, kita sudah melakukan rekayasa lalu lintas, mulai dari depan Gedung Wika hingga jelang putaran jalan atau U-turn Cawang Baru,” ujar Deddy.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembangunan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur Tengku Saugi Zikri menjelaskan persiapan pembangunan saluran di Jalan DI Panjaitan, Cipinang Cempedak, Jatinegara, sudah dimulai sejak Senin (11/8).
“Titik awal pembangunan dimulai dari samping Underpass Cawang sampai simpang Kalimalang. Pekerjaan fisik penggalian rencananya dimulai 30 Agustus-22 Desember 2025,” tutur Saugi.
Tahap pertama pembangunan saluran jacking tersebut akan dimulai dari depan Park Hotel Cawang pada 11 Agustus hingga berakhir di tahap ke-8 di depan Gedung Brantas Abipraya 2.
“Untuk pembangunan jalur pipa atau saluran (crossing) akan dibagi lima tahap dan pengerjaan dilakukan pada malam hari pukul 22.00 WIB-04.00 WIB,” terang Saugi.
Berikut tahapan pembangunan saluran air di Jalan DI Panjaitan:
1. Joint Pit 1: 11 Agustus-19 Oktober 2025 di depan Park Hotel
2. Joint Pit 2: 10 September-16 Oktober 2025 di depan Patria Park
3. Joint Pit 3: 14 Agustus-22 November 2025 di depan Yodya Karya
4. Joint Pit 4: Oktober-22 November 2025 di depan Wika Tower
5. Joint Pit 5: 12 September-21 Desember 2025 di depan Perumnas
6. Joint Pit 6: 12 November-21 Desember 2025 di depan Perumnas
7. Joint Pit 7: 21 Agustus-27 November 2025 di depan Brantas 1
8. Joint Pit 8: 30 Agustus-22 Desember 2025 di depan Brantas 2.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

DLH DKI gelar simulasi penanggulangan busa di Pintu Air Wier 3
Jakarta (ANTARA) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan menggelar simulasi penanggulangan busa di Pintu Air Wier 3, Kanal Banjir Timur (KBT) pada esok hari, Rabu (13/8).
Kegiatan yang melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat daerah (OPD) lintas sektor itu bertujuan memastikan respons cepat dan efektif jika busa kembali muncul di lokasi tersebut.
“Dinas LH bersama BPBD, Dinas Sumber Daya Air, serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan akan berkolaborasi untuk mempercepat pemulihan kualitas air sungai,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, simulasi tersebut merupakan langkah nyata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menanggulangi pencemaran air jangka pendek.
Simulasi itu juga bagian dari program pemulihan air sungai untuk jangka panjang.
Lebih lanjut, dia menyebut kadar pencemar di kawasan tersebut sudah melampaui baku mutu lingkungan.
Busa pun terbentuk akibat tingginya pencemaran organik yang ditunjukkan oleh nilai Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD).
Selain itu, limbah rumah tangga, terutama sabun dan deterjen yang mengandung surfactant sintetis juga menjadi penyebab utama munculnya busa di lokasi tersebut.
“Kondisi turbulen di pintu air akibat perbedaan elevasi permukaan membuat udara terjebak di dalam air, sehingga memperbanyak dan mempertahankan busa,” terang Asep.
Dalam simulasi tersebut, sambung dia, timnya akan menggunakan semprotan nozzle yang mencampurkan air dengan cairan mikroorganisme pengurai surfactant, seperti EM4 yang lebih mudah terurai secara alami atau biodegradable guna mempercepat pemecahan busa.
Selain itu, DLH DKI Jakarta juga memasang jaring terapung untuk melokalisasi penyebaran busa tersebut. Sejumlah perahu karet bermotor akan disiagakan di dalam dan luar area jaring untuk mobilisasi petugas di lapangan.
Asep menekankan pentingnya pencegahan jangka panjang di luar penanganan darurat. Salah satunya melalui penertiban pelaku usaha yang diwajibkan memiliki Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL), yakni dokumen bagi usaha berskala kecil, dengan luas lahan terbangun di bawah satu hektare atau bangunan di bawah 5.000 meter persegi.
Pihaknya pun mengingatkan pelanggaran terhadap pengelolaan lingkungan dapat dikenakan sanksi pidana, berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, dengan ancaman kurungan 10 hingga 90 hari atau denda antara Rp100 ribu hingga Rp30 juta.
Selain itu, sesuai Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2005 tentang Air Limbah Domestik, pelanggar juga dapat dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha dan penyegelan bangunan.
“Tahun ini kami fokus membina usaha kategori SPPL, dimulai dari kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung sebagai pilot project penguatan pengelolaan lingkungan sejak dari hulu,” tutup Asep.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/02/04/67a1e12d5528d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lika-liku Pembangunan MRT Jakarta, Proyek Raksasa di Bawah Tanah Megapolitan 12 Agustus 2025
Lika-liku Pembangunan MRT Jakarta, Proyek Raksasa di Bawah Tanah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pembangunan MRT Jakarta fase 2A menghadapi lika-liku, termasuk tantangan konstruksi.
Stasiun bawah tanah fase 2A yang dibangun meliputi Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota, total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.
Saat sedang melakukan pengerjaan stasiun bawah tanah, MRT Jakarta menemukan cagar budaya di kawasan Glodok.
Beberapa titik stasiun atau koridor yang dibangun bersinggungan atau berada dalam kawasan dalam radius cagar budaya.
Akibatnya, ada protokol yang harus dilakukan agar cagar budaya itu tertangani dengan baik.
Tidak hanya itu, MRT Jakarta juga harus berkoordinasi dengan instansi terkait.
“Regulasi untuk penanganan benda cagar budaya itu tidak boleh dilanggar. Ini menjadi salah satu perhatian utama dari MRT Jakarta dalam melakukan konstruksi di area tersebut,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Corporate Secretary (Corsec) PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo saat ditemui Kompas.com di kantornya, Wisma Nusantara, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Lebih lanjut, hal-hal teknis meliputi pembuatan kereta dan pekerjaan persinyalan, bahkan terkait proses kerja sama dengan tender juga menjadi tantangan tersendiri.
Tomo turut menyinggung tantangan dari pemenuhan prosedur atas dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dan berbagai mekanisme tender yang harus dilakukan.
“Misalnya proses tender kereta, ternyata ada isu. Jadi ada waktu-waktu (tantangannya) non teknikal,” sebut Tomo.
Progres pembangunan MRT Jakarta fase 2A yang meliputi wilayah Bundaran HI hingga Kota telah mencapai 51 persen.
“Angka 51 persen itu (sudah lebih) dari target di angka 50 persen. Jadi alhamdulillah, sebetulnya sudah lebih cepat daripada target,” ujar pria yang akrab dipanggil Tomo itu.
Tomo menambahkan, saat ini proses pengerjaan yang paling maju dipimpin oleh stasiun di kawasan Thamrin hingga Monas. Sebab bagian itu dimulai terlebih dulu ketimbang yang lain.
Terkait kemacetan yang rawan terjadi di sekitar kawasan proyek, Tomo mengakui pengerjaan ini tak luput dari pemberlakuan rekayasa lalu lintas.
Meski Stasiun MRT berada di bawah tanah, Tomo menyebut bagaimana pengerjaan konstruksi dimulai dari atas.
Tidak hanya itu, ada berbagai alat-alat berat dan aktivitas yang beroperasi di atas tanah.
“Belum lagi orang lalu-lalang juga. Itulah mengapa ada pagar proyek yang memang sedikit banyak memakan ruang jalan,” tutur dia.
Itulah sebabnya, MRT Jakarta bersyukur bisa mendapat dukungan dari pemerintah daerah untuk bisa bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Jakarta dalam mengatur rekayasa lalu lintas.
“Perencanaan dilakukan sedemikian rupa agar pagar-pagar konstruksi yang ditempatkan di jalan tidak mengurangi jumlah lajur jalan. Kalau tadinya ada empat, tetap empat. Cuma posisinya atau secara diameternya, lika-likunya berubah,” lanjut Tomo.
MRT Jakarta pun aktif melakukan publikasi di berbagai media, baik secara daring maupun luring.
Tidak hanya melalui akun sosial media, tetapi juga melalui media luar ruang–LED di beberapa jalan.
“Kami imbau masyarakat terkait dengan ruas-ruas jalan yang terdampak dari pekerjaan konstruksi,” imbuh dia.
Konektivitas MRT Jakarta tidak akan berhenti pada rute Bundaran HI-Lebak Bulus dan Bundaran HI-Kota.
Ke depannya, fase 2B juga akan membawa penumpang hingga ke Mangga Dua dan Ancol.
Selain itu, ada pengembangan untuk koridor timur-barat yang masih dalam tahap pengembangan.
“Fase satu dari koridor timur-barat itu dari Tomang sampai Medan Satria. Selain itu, kami juga ada rencana untuk koridor dari Fatmawati ke Taman Mini,” papar Tomo.
Tomo juga mengungkapkan potensi adanya integrasi dari stasiun Lintas Raya Terpadu (LRT) Taman Mini Indah Indonesia (TMII), Jakarta Timur.
Lebih lanjut, MRT Jakarta juga telah menggandeng PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinar Mas Land) untuk mengkaji perpanjangan jalur dari Lebak Bulus ke Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Meski belum bisa memberikan informasi secara lebih detail kapan proyeknya akan dimulai, Tomo menjelaskan saat ini rencana untuk rute ke Tangsel sudah mendekati kajian kelayakan.
“Harus melalui uji kelayakan sebelum suatu proyek dibangun. Layak atau enggak (untuk dibangun) sebenarnya. Misalnya kalaupun enggak layak, dari titik A, ke titik B, mungkin harus ke titik C dulu?” celetuk dia.
Ke depannya, akan ada berbagai pengembangan yang akan mempermudah mobilitas penumpang.
Tujuannya tentu untuk menjadikan perjalanan harian lebih lancar dengan harapan lebih banyak lagi warga yang beralih menggunakan transportasi umum.
Misalnya, Stasiun Bundaran HI akan dikembangkan dalam proyek ‘extended concourse’.
Tomo menjelaskan, concourse adalah area yang dijejakkan seusai penumpang memasuki stasiun dan turun ke bawah.
“Misal turun ke bawah, itu kan sampai di level pertama yang ada pemeriksaan, pembelian tiket, itu concourse,” ujar Tomo.
Tomo mengatakan, secara struktur masih ada sisa area yang panjang karena disekat.
Itulah sebabnya, ada rencana untuk menambah satu pintu masuk menuju Stasiun Bundaran HI.
Tepatnya di area yang luas di sekitar Plaza Indonesia dekat Bundaran HI.
“Jadi akan lebih mendukung konsep vibrant di Bundaran HI sendiri karena di Bundaran HI ini dan sekitarnya memang identik dengan shopping, belanja, perkantoran, orang lalu-lalang untuk transit dari satu gedung perbelanjaan ke tempat perbelanjaan lain, atau ke kantor,” lanjut dia.
Selain Bundaran HI, ada Stasiun Blok M yang akan dikembangkan hingga ke kawasan gedung di Panglima Polim berbasis konsep transit oriented development (TOD).
“Jalur ke Panglima Polim ini untuk semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat yang melintas ke arah sana. Salah satu konsep yang dikembangkan adalah skybridge (jalan layang),” papar Tomo.
TOD sendiri memiliki esensi kemudahan bagi pejalan kaki yang melintas.
TOD sendiri juga hadir dalam beragam bentuk, salah satunya adalah pedestrian deck, yaitu skybridge.
MRT Jakarta sendiri telah membentuk konsep yang disebut ‘Ultimate Blok M’ yang pengembangannya bersifat mixed use.
Artinya, gedung perkantoran, perbelanjaan, bahkan tempat tinggal akan terkoneksi.
“Itu nanti diarahkan ke Blok M Hub dan Terminal Blok M. Itu akan ikut direvitalisasi,” papar Tomo.
Harapannya, pengembangan itu bisa semakin menghubungkan masyarakat yang melintas di kawasan Jakarta.
Meski butuh waktu dan dilakukan secara bertahap, MRT Jakarta bertekad membantu masyarakat semakin terkoneksi.
Tidak hanya di antara jarak, tetapi juga dengan moda transportasi lain yang saling memudahkan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/11/6899e94c5b6b3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras Megapolitan 12 Agustus 2025
Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Christina Induyanti (47), Kepala Sekolah Alternatif untuk Anak Jalanan (SAAJA) masih dibayang-bayangi rasa trauma setiap kali mengajar anak didiknya saat hujan deras turun.
Pasalnya, bangunan kayu sekolah yang berlokasi di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan, itu pernah roboh akibat tertimpa pohon saat hujan deras pada penghujung 2017.
“Itu memang hujannya juga kayak puting beliung gitu ya. Jadi ketimpa batang pohon yang ada di sana, jadi justru yang paling parah di sana. Pohon yang gede,” kenang wanita yang akrab disapa Iin itu, Sabtu (9/8/2025).
Saat kejadian, anak-anak sedang menjalani evaluasi akhir semester di dalam kelas. Ada sekitar 20 murid, ditambah Iin dan satu pengajar lainnya bernama Nunung.
Iin nyaris menjadi korban tertimpa pohon jika ia terlambat berpindah dari sudut kelas ke bagian tengah ruangan.
Akibat peristiwa itu, sejumlah murid dan Nunung mengalami luka-luka. Mereka segera mendapat pertolongan dari petugas kepolisian yang posnya berada tepat di seberang sekolah.
“Jadi sempat saya duduk di situ, jadi kalau misalkan saya enggak bergerak beda semenit aja, saya yang paling parah. Karena setelah dari sini, saya pindah ke sini belum ada berapa menit rubuh,” jelas dia.
Meski hampir delapan tahun berlalu, rasa khawatir selalu muncul setiap akhir tahun saat musim hujan tiba.
Beruntung, hingga kini tidak pernah ada kejadian serupa meski beberapa kali hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah tersebut.
“Jadi apalagi itu kan kejadian di 2017 akhir, otomatis di 2018-2019 sampai bahkan mau masuk Covid-19 pun kadang kalau hujan deres kami masih ada rasa trauma itu,” kata dia.
Di sekitar sekolah, masih berdiri beberapa pohon besar yang menaungi bangunan dan halaman. Saat cuaca panas, rimbunnya dedaunan pohon membuat suasana lebih sejuk.
Kini, bangunan sekolah yang terbuat dari kayu tersebut hampir berusia delapan tahun. Tanda-tanda penuaan mulai terlihat, terutama pada bagian kayu di dalam ruangan yang mulai rapuh.
Menurut Iin, perbaikan sangat dibutuhkan, terutama pada dinding kelas, mengingat sekolah ini tidak memungut biaya dan bergantung pada donatur.
“Kalau fasilitas sebenarnya paling kayak ini ya (dinding kelas), perlu diperbaiki,” kata dia sambil menunjuk ke pembatas ruangan dengan dunia luar.
Selain itu, SAAJA juga kekurangan rak tambahan untuk menampung koleksi buku perpustakaan yang semakin banyak.
“Yang kurang itu rak ya, sebenarnya rak untuk buku. Karena ya buku memang cukup banyak yang didonasikan ke sini,” tambahnya.
Adapun SAAJA pertama kali didirikan oleh aktivis kemanusiaan almarhum Farid Fakih pada 2000 di Jakarta Timur dengan nama Sekolah Rakyat Miskin (SRM).
Pendirian sekolah ini berawal dari keprihatinan Farid melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapat hak pendidikan.
“Jadi di situ kan karena keprihatinan dari almarhum, melihat bahwa kok anak-anak ini tidak sekolah sama sekali. Dan memang di area situ tidak ada bantuan pemerintah yang masuk,” jelas Iin.
Dua tahun kemudian, SAAJA berdiri di wilayah Setiabudi dan kini dikelola oleh Iin serta Nunung.
Keduanya dibantu relawan dari komunitas dan mahasiswa universitas di Jabodetabek untuk mengajar anak-anak.
“Pengajar cuma dua, saya sama Bu Nunung saja. Selebihnya biasanya teman-teman volunteer, baik itu dari komunitas ataupun teman-teman mahasiswa,” ungkap dia.
Tak hanya anak jalanan, SAAJA Setiabudi juga hadir sebagai pilihan untuk anak-anak yang datang dari keluarga prasejahtera.
Kini terdapat 37 anak yang menjalani kegiatan belajar mengajar tingkat TK A dan TK B di SAAJA per tahun ajaran 2025/2026.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Upaya Pemprov stabilkan harga cabai rawit merah dan bawang merah
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya guna menjaga ketersediaan dan menstabilkan harga cabai rawit merah dan bawang merah.
“Kami melakukan koordinasi dengan stakeholder cabai dan bawang merah terkait distribusi dan ketersediaan di tingkat produsen,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Selain itu, sambung dia, Pemprov DKI melakukan penanaman cabai dengan melibatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga.
Upaya tersebut telah dilaksanakan sejak 18 Juli 2025 dengan total 25.000 bibit.
Pemprov DKI juga memberikan bimbingan pengolahan cabai dan bawang bagi pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama pemilik katering.
“Kegiatan itu dilakukan berkolaborasi dengan Bank Indonesia Perwakilan Jakarta,” ujar Hasudungan.
Seperti diketahui, berdasarkan Data Informasi Pangan Jakarta (IPJ) pada Selasa, harga bawang merah di Jakarta mencapai Rp58.231 per kg, sementara harga cabai rawit merah Rp51.454 per kg.
Menurut dia, tingginya harga kedua komoditas tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan (supply and demand).
Lebih lanjut, dia memaparkan kemungkinan berkurangnya supply bawang merah dan cabai rawit merah disebabkan kegagalan panen akibat serangan hama penyakit.
Selain gagal panen, ada pula kemungkinan populasi tanaman atau luas tanam kedua komoditas tersebut berkurang.
“Petani cabai adalah petani yang mudah beralih ke komoditas lain jika terjadi kegagalan panen atau jika panen berlebih tetapi harga murah. Hampir bisa dipastikan jika terjadi gagal panen atau harga murah, bulan-bulan berikutnya harga cabai akan mahal karena berkurangnya supply di tingkat petani,” jelas Hasudungan.
Kondisi supply itulah yang dinilai menyebabkan harga bawang merah dan cabai rawit merah berfluktuasi.
Maka dari itu, dia menekankan ketersediaan cabai rawit merah dan bawang merah di Kota Jakarta perlu dijaga.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia berawan-hujan ringan Selasa, 12 Agustus 2025 – 09:23 WIB
BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia berawan-hujan ringan
Selasa, 12 Agustus 2025 – 09:23 WIB -

KPK Urai Benang Kusut Kasus Korupsi CSR BI OJK
Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini tengah mengurai kasus CSR BI-OJK. Mulai dari motif mengalirnya dana CSR ke BI-OJK hingga lobi-lobi apa yang terjadi dibalik kasus ini atau hanya gratifikasi.
Sejak tahun lalu, KPK mencari alat bukti terkait penyalahgunaan dana CSR BI-OJK. KPK juga sudah menggeledah adalah miliki Gubernur BI Perry Warjiyo dan sejumlah ruangan lain di kantor Bank Indonesia Jalan MH Thamrin.
Adapun CSR seharusnya diberikan untuk kegiatan sosial di masyarakat. Namun, hingga saat ini, KPK menemukan bahwa dana tersebut mengalir ke anggota DPR melalui yayasan, sehingga muncul dugaan terkait penyalahgunaan CSR Bank Indonesia yang disalurkan.
KPK menyatakan apabila dana tersebut disalurkan dengan benar, maka hal tersebut tidak dipermasalahkan. Sebab, saat CSR diberikan oleh suatu institusi, tetapi bukan untuk peruntukannya, maka di situ letak dugaan korupsinya.
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Budi Prasetyo menegaskan bahwa penyidik tetap mengusut tuntas perkara dugaan korupsi CSR BI dan OJK ini. Hingga saat ini, KPK mencatatkan ada 2 anggota DPR yakni terlibat yakni dari Satori dari Fraksi Partai Nasdem dan Heri Gunawan dari Fraksi Partai Gerindra.
Selain dugaan korups berupa penerimaan gratifikasi terkait dengan pengelolaan dana CSR BI dan OJK, lembaga antirasuah juga mengusut dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada kasus tersebut.
Dua orang itu ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) No.52 dan No.53, dan diterbitkan pada. Sebelumnya, kasus tersebut sudah naik ke tahap penyidikan per Desember 2024.
Adapun dua orang tersebut adalah Satori dari Fraksi Partai Nasdem dan Heri Gunawan dari Fraksi Partai Gerindra. “Penyidik telah menemukan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang cukup dan kemudian dua hari ke belakang menetapkan dua orang tersangka sebagai berikut yaitu HG anggota Komisi XI periode 2019-2024, kemudian ST anggota Komisi XI periode 2019-2024,” ujar Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu pada konferensi pers, Kamis (7/8/2025).
Pada keterangan sebelumnya, Asep menyebut lembaganya juga tengah mendalami dugaan keterlibatan pihak lainnya termasuk dari pihak BI, OJK, maupun anggota DPR lainnya. Namun, hingga saat ini, KPK masih mendalami kasus ini.
“Sedang kita dalami masing-masing. Yang sudah ada, sudah firm itu dua [tersangka] seperti itu. Yang lainnya kita akan dalami,” terang Asep.
Lembaga antirasuah sebelumnya menduga terdapat modus penyelewengan hingga pertanggungjawaban fiktif terhadap penggunaan dana Program Sosial BI dan OJK.
Dana yang disalurkan itu dianggarkan secara resmi oleh bank sentral. Dana PSBI itu lalu diberikan ke yayasan-yayasan yang mengajukan untuk berbagai program kemasyarakatan, seperti perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), pendidikan dan kesehatan.
Keterlibatan DPR Komisi XI dalam Kasus CSR BI-OJK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mendalami aliran dana CSR BI-OJK. Tersangka yang diperiksa KPK menyebutkan bahwa banyak anggota Komisi XI juga mendapatkan dana tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu saat konferensi pers penetapan tersangka terkait dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) program CSR BI dan OJK
“Bahwa menurut pengakuan tersangka ST, sebagian besar anggota Komisi XI DPR RI lainnya juga menerima dana bantuan sosial tersebut,” kata Asep, Kamis (7/8/2025).
Asep menekankan penyidik akan mengembangkan kasus tersebut untuk menemukan fakta-fakta baru. Adapun aliran dana CSR BI-OJK dibahas dalam rapat tertutup di DPR.
“Tentunya kami akan mendalami keterangan dari saudara ST ini siapa saja yang menerima dana bantuan sosial dari Komisi XI ini,” jelas dia.
Dari hasil penyidikan sementara, KPK menemukan ada dugaan korupsi dalam penyaluran dana CSR BI-OJK. Selain tersangka ST (Satori), KPK juga menetapkan HG (Heri Gunadi). Keduanya merupakan anggota Komisi XI periode 2019-2024. Mereka menggunakan uang untuk kebutuhan pribadi seperti membangun rumah makan hingga showroom.
Asep menuturkan, HG diduga menerima Rp15,8 miliar yang digunakan untuk kebutuhan pribadi, seperti seperti pembangunan rumah, pengelolaan outlet minuman, hingga pembelian tanah dan kendaraan.
Sementara itu, total ST menerima uang Rp12,52 miliar. Uang itu digunakan untuk deposito, pembelian tanah, pembangunan showroom, hingga pembelian kendaraan.
Benarkah Dana Mengalir ke Anggota Komisi XI DPR dan Partai?
Sementara itu, anggota Komisi XI Melchias Markus Mekeng dengan tegas membantah sebagian besar Anggota Komisi XI menerima dana CSR BI dan OJK sebagaimana disampaikan oleh salah satu tersangka dalam kasus ini, Satori (ST).
Pernyataan dari fraksi partai Golkar itu disampaikan di Komplek Parlemen, Jumat (8/8/2025). Dia menjelaskan dana untuk kegiatan sosial itu langsung disalurkan ke pihak yang dituju seperti gereja, masjid, atau UMKM.
“Penyidik tentu akan mendalami setiap keterangan dari para pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka ataupun saksi-saksi yang dipanggil untuk dimintai keterangannya dalam perkara ini,” kata Budi kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Terutama, katanya, dugaan dana yang mengalir ke sebagian Anggota Komisi XI DPR RI, partai-partai terkait, atau pihak lainnya yang terlibat dalam penyelewengan dana Program Sosial Bank Indonesia (PBSI) ini.
“Hal ini untuk memastikan setiap rupiah uang negara tidak disalahgunakan untuk keuntungan pribadi maupun pihak-pihak lainnya, dengan berbagai modus tindak pidana korupsi,” tambahnya.
Diketahui, minggu lalu KPK menetapkan dua tersangka yang merupakan anggota Komisi Keuangan atau XI DPR periode 2019-2024. Hal ini disampaikan oleh Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu saat konferensi pers, Kamis (7/8/2025).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, HG menerima total Rp15,86 miliar dengan rincian; Rp6,26 miliar dari BI melalui kegiatan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia, Rp7,64 miliar dari OJK melalui kegiatan Penyuluhan Keuangan; serta Rp1,94 miliar dari Mitra Kerja Komisi XI DPR RI lainnya.
Lalu, tersangka berinisial ST menerima total Rp12,52 miliar yang meliputi Rp6,30 miliar dari BI melalui kegiatan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia, Rp5,14 miliar dari OJK melalui kegiatan Penyuluhan Keuangan, dan Rp1,04 miliar dari Mitra Kerja Komisi XI DPR RI lain.
Keduanya menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan pribadi seperti membangun rumah makan, membeli tanah dan bangunan, membuka showroom, hingga untuk mengelola kedai minuman.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 12 B UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP. Selain itu, mereka juga dijerat dengan UU Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-(1) KUHP.
/data/photo/2025/06/24/685a6fb8bf3cb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/09/14/66e4ae3685e55.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
