Jenis Media: Metropolitan

  • 3 Pemilik Truk Tinja yang Buang Limbah Sembarangan di Jaktim Terancam Sanksi Berat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    3 Pemilik Truk Tinja yang Buang Limbah Sembarangan di Jaktim Terancam Sanksi Berat Megapolitan 14 Agustus 2025

    3 Pemilik Truk Tinja yang Buang Limbah Sembarangan di Jaktim Terancam Sanksi Berat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tiga pemilik truk tangki tinja yang diduga membuang limbah sembarangan ke saluran drainase di Jalan DI Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, terancam sanksi berat.
    Ketua Subkelompok Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Hugo Efraim menegaskan, pembuangan tinja sembarangan berbahaya bagi kesehatan dan mencemari lingkungan.
    Ia menyebut ketiga pemilik truk tersebut melanggar Pasal 21 huruf c Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
    “Kami akan memberikan sanksi berat, termasuk pencabutan izin usaha bagi perusahaan pengangkut yang terbukti melanggar. Semua limbah harus dibuang di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) resmi,” kata Hugo melalui keterangan resmi, Kamis (14/8/2025).
    Menurut Hugo, salah satu pemilik truk telah tiga kali melanggar aturan setelah dilakukan identifikasi.
    “Hasil pemeriksaan menunjukkan milik PT Putra Ogan Sejahtera. Perusahaan ini pernah melakukan pelanggaran serupa pada 18 Mei 2022 (B 9053 TFA) dan 21 November 2022 (B 9631 UFA),” tutur Hugo.
    Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Satpol PP Kota Jakarta Timur Charles Siahaan mengatakan, para pelaku terancam pidana kurungan maksimal 60 hari, serta denda mulai Rp 100.000 ribu hingga Rp 20 juta.
    “Proses Berita Acara Perkara (BAP) telah dilakukan dan kasus akan dibawa ke sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring),” jelasnya.
    Charles menegaskan, pihaknya akan menggencarkan patroli gabungan serta penindakan dengan polisi.
    “Kami ingin memberi efek jera. Kepatuhan pelaku usaha menjadi kunci mencegah kasus serupa terulang,” katanya.
    Adapun penangkapan ketiga kendaraan ini dilakukan setelah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta melacak nomor polisi truk yang diduga membuang limbah di Jalan D.I. Panjaitan.
    Kendaraan pertama, dengan nomor polisi B 9043 TNA, ditemukan pada Senin (10/8/2025) pagi.
    Dari keterangan pengemudinya, petugas mendapatkan informasi tentang dua kendaraan lain yang diduga terlibat, yakni B 9225 QA dan B 9422 TFA.
    Kepala Seksi Penegakan Hukum DLH Jakarta Hugo mengatakan ketiga truk tersebut berasal dari tiga perusahaan berbeda. Pemilik masing-masing perusahaan telah dipanggil untuk dimintai keterangan.
    “Selanjutnya setelah kami lakukan penangkapan pengemudi kendaraan, kita giring di lokasi di Geraha Intirub untuk dilakukan pemeriksaan dan pemanggilan pemiliknya,” ujar Hugo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi kerahkan 7.000 personel dalam rangka pengamanan HUT Ke-80 RI

    Polisi kerahkan 7.000 personel dalam rangka pengamanan HUT Ke-80 RI

    Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho saat ditemui di Balai Pertemuan Metro Jaya, Kamis (14/8/2025). ANTARA/Ilham Kausar

    Polisi kerahkan 7.000 personel dalam rangka pengamanan HUT Ke-80 RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 14 Agustus 2025 – 18:21 WIB

    Elshinta.com – Mabes Polri bersama Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 7.000 personel gabungan dalam rangkaian pengamanan upacara HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Jakarta.

    “Untuk personel hampir 7.000 yang kita siapkan, termasuk personel cadangan,” kata Kakorlantas Polri Irjen Polisi Agus Suryonugroho saat ditemui di Balai Pertemuan Metro Jaya, Kamis.

    Agus menjelaskan, jumlah personel tersebut dikerahkan dalam rangkaian pengamanan kegiatan pada 15-17 Agustus 2025.

    “Kegiatan di lokasi kegiatan, kegiatan di jalur, termasuk juga jalur jalur VVIP, jalur tamu, termasuk juga pesta rakyat, di Monas, di Thamrin, Sudirman dan Istana,” katanya.

    Agus juga menyebutkan, pada prinsipnya Mabes Polri dengan Polda Metro Jaya sudah siap melaksanakan Operasi Merdeka Jaya dalam rangka pengamanan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI. Ia juga telah menyiapkan pengalihan rekayasa arus lalu lintas bila diperlukan saat perayaan hari kemerdekaan di Istana Merdeka Jakarta.

    “Diperkirakan memang kehadiran masyarakat itu cukup banyak, artinya pergerakan masyarakat akan naik, termasuk juga nanti pengalihan arus bila diperlukan, rekayasa lalu lintas sudah dipersiapkan dengan baik,” kata Agus.

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, pesta rakyat pada peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia akan berlangsung meriah dan menghadirkan banyak kejutan bagi pengunjung.

    “Akan dilaksanakan pesta rakyat yang sangat meriah dan banyak kejutan-kejutan di sana nanti,” ujar Hasan saat memberikan keterangan pers di Kantor PCO, Jakarta, Kamis.

    Pesta rakyat tersebut akan digelar di sekitar Istana Merdeka dan kawasan Monumen Nasional (Monas). Hasan mengatakan acara tersebut digelar pada 17 Agustus pukul 08.00 hingga 14.00 WIB dan dilanjutkan pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Pesta Rakyat juga akan diisi dengan berbagai perlombaan, panggung hiburan, kuliner gratis dari UMKM dan pertunjukan kembang api pada malam harinya

    Selain itu, kata Hasan, peringatan HUT Ke-80 RI akan semakin semarak dengan penyelenggaraan Karnaval Bersatu Kemerdekaan pada Minggu (17/8) malam yang diikuti kementerian dan lembaga.

    Sumber : Antara

  • Kritik Sejumlah Warga Usai Nonton Merah Putih: One for All
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Kritik Sejumlah Warga Usai Nonton Merah Putih: One for All Megapolitan 14 Agustus 2025

    Kritik Sejumlah Warga Usai Nonton Merah Putih: One for All
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga Jakarta Selatan menyampaikan kritik tajam terhadap kualitas grafis film animasi Merah Putih: One for All pada hari pertama penayangannya, Kamis (14/8/2025).
    Film garapan sutradara Endiarto itu diputar serentak di seluruh bioskop Indonesia untuk menyambut HUT ke-80 RI, namun beberapa penonton menilai hasil akhirnya tidak sesuai ekspektasi.
    Rindradanantara (40), salah satu penonton di Cinema XXI Kemang Village, mengaku heran dengan kualitas grafis yang ditampilkan.
    Menurutnya, animasi tersebut membuatnya merasa seperti kembali ke era 1980-an.
    “Waduh. Ini kan untuk menyambut HUT ke-80 Indonesia. Tapi, ini kayak animasi 1980,” ujarnya.
    Senada, Billy (31) menyoroti sejumlah adegan yang seolah belum selesai disunting.
    “Banyak banget yang enggak ter-render. Kayak rambut enggak menyatu,” kata Billy.
    Istilah render merujuk pada proses menggabungkan berbagai elemen video, seperti potongan klip, efek visual, dan audio, menjadi satu file utuh yang siap diputar.
    Andre (31) menambahkan, beberapa adegan seperti masih dalam tahap loading.
    “Itu kalau waktu di-minimize, masih ada waktu render-nya. Masih jalan,” kelakar Andre.
    Meski melontarkan kritik, Rindradanantara menilai penayangan film tersebut bisa menjadi pemicu semangat bagi para kreator.
    “Yang penting berkarya saja dulu, pasti ada jalan. Yang kayak tadi saja masuk bioskop,” katanya.
    Fikri (24), penonton lain, mengatakan ia datang untuk membandingkan film ini dengan Jumbo, animasi karya Ryan Adriandhy yang disebutnya sebagai puncak kejayaan animasi Indonesia.
    “Kita harus melihat palung mariananya, yang paling bawahnya dulu. Jadi, kita punya perbandingan,” ucapnya.
    Berbeda, Rindradanantara mengaku ingin menguji perbedaan kualitas trailer di YouTube dengan tayangan layar lebar, terutama pada aspek audio dan visual.
    Berdasarkan pantauan, studio lima di XXI Kemang Village diisi lebih dari 10 penonton pada layar pertama siang hari.
    Sutradara Hanung Bramantyo juga terlihat hadir. Namun, sebagian pengunjung hanya berfoto di depan display film tanpa menonton.
    Menariknya, keempat warga tersebut mengaku kesulitan memberi penilaian keseluruhan film.
    “Enggak, susah. Enggak bisa nilai,” kata mereka serempak.
    Rindradanantara bahkan menyebut Merah Putih: One for All bukan animasi, melainkan “animisme”, sambil bercanda.
    Merah Putih: One for All menceritakan sekelompok anak yang menjadi “Tim Merah Putih” untuk menjaga bendera pusaka yang selalu dikibarkan setiap 17 Agustus.
    Tiga hari sebelum upacara, bendera itu hilang, memaksa mereka memulai petualangan melintasi hutan, sungai, dan konflik batin demi menemukannya kembali.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Faieq Hidayat, Abdul Haris Maulana, Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sudah Tempati Rusun Samping JIS, Warga Kampung Bayam: Airnya Masih Butek
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Sudah Tempati Rusun Samping JIS, Warga Kampung Bayam: Airnya Masih Butek Megapolitan 14 Agustus 2025

    Sudah Tempati Rusun Samping JIS, Warga Kampung Bayam: Airnya Masih Butek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sudah lima hari warga Kampung Bayam menempati rumah susun (rusun) di samping Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.
    Salah satu warga bernama Shierly mengaku merasa sangat nyaman menempati rusun tersebut.
    Namun, ia menyebut masih ada kendala terkait kualitas air di sebagian besar unit yang belum jernih.
    “Sedikit kurangnya, kayak air masih butek atau kurang bersih,” jelas Shierly saat diwawancarai di lokasi, Kamis (14/8/2025).
    Selain masalah air, Shierly menyebut beberapa unit rusun mengalami kebocoran.
    Meski begitu, pihak pengelola, PT Jakarta Propertindo (JakPro), sigap menangani keluhan warga.
    “Karena ini dibangun udah lama, jadi kalau ada kebocoran sedikit-sedikit masih difasilitasi, dan diperbaiki oleh pihak JakPro melayani komplainan kita dengan baik,” ungkap Shierly.
    Meski masih ada kekurangan, Shierly dan keluarga lainnya tetap bersyukur sudah bisa kembali ke rusun.
    Sebagai bentuk syukur, Shierly juga terus berupaya menjaga kebersihan rusun tersebut.
    “Yang lagi kami upayakan adalah kebersihan. Jadi kita belajar untuk warga setiap hari piket, menyapu semua, motor jangan parkir di sini, sampah harus dibuang di tempatnya,” ucap Shierly.
    Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jakarta bersama PT JakPro berjanji akan membangunkan rumah susun di samping JIS untuk warga Kampung Susun Bayam.
    Namun, hingga kini, warga belum menempati rumah susun tersebut usai pembangunannya rampung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus Megapolitan 14 Agustus 2025

    Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Penayangan perdana film animasi
    Merah Putih: One For All
    di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi, Kabupaten Bogor, Kamis (14/8/2025), mendapat beragam tanggapan dari penonton.
    Salah satunya datang dari Irfan (26), warga Cikeas. Ia menilai isi film tersebut sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam
    trailer
    .
    “Ya, sesuai ekspektasi lah ya. Sesuai prediksi di sini artinya ya seperti apa yang ditampilkan dalam
    trailer
    yang beredar,” kata Irfan kepada
    Kompas.com,
    Kamis.
    Menurut Irfan, baik isi cerita, gaya animasi, maupun humor yang disajikan dalam film ini sudah tergambar jelas dalam
    trailer
    yang sebelumnya dirilis.
    “Apa yang ditampilkan dalam trailer itulah yang ada dalam filmnya tadi,” ujarnya.
    Meski demikian, Irfan menyoroti eksekusi alur cerita yang menurut dia terasa kurang rapi. Ia merasa ada beberapa bagian yang terkesan meloncat sehingga membuat penyampaian cerita tidak mulus.
    “Mungkin ini lebih ke selera ya, tapi menurut saya alurnya sendiri jujur lompat-lompat, jadi sebenarnya kami paham apa yang mau diceritakan tapi kenapa dieksekusinya kaya gitu itu yang kita enggak ngerti,” katanya.
    “Bahkan waktu filmnya mulai kami ngira itu masih preview karena benar-benar enggak smooth lah ya bisa dibilang, enggak rapi gitu loh dikemasnya,” tambah dia.
    Adapun film
    Merah Putih: One For All
    mengisahkan petualangan sekelompok anak dalam Tim Merah Putih yang ditugaskan mencari bendera pusaka hilang menjelang peringatan Hari Kemerdekaan.
    Dalam perjalanan, mereka menghadapi berbagai rintangan, mulai dari menyusuri hutan, menapaki tepian sungai, hingga berhadapan dengan pemburu.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com,
    jumlah penonton di Studio 7 Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi pada penayangan sore ini hanya sekitar 12 orang. Mayoritas penonton yang hadir merupakan orang dewasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Bubarkan Tawuran di Manggarai, Tak Ada Korban Jiwa
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Polisi Bubarkan Tawuran di Manggarai, Tak Ada Korban Jiwa Megapolitan 14 Agustus 2025

    Polisi Bubarkan Tawuran di Manggarai, Tak Ada Korban Jiwa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi telah membubarkan tawuran antarwarga Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025). Tawuran tersebut hanya berlangsung selama 15 menit.
    “Tadi (tawuran) sekitar menjelang maghrib, jadi sekitar 17.45 lah. Alhamdulillah sudah bisa dikendalikan 15 menit. Tidak ada korban,” kata Kapolsek Tebet, Iwan Gunawan saat ditemui di pos jaga Manggarai.
    Namun, akibat aksi tawuran ini arus lalu lintas di lokasi sempat macet. 
    “Iya, karena ini kan satu jalur. Jadi pada saat ada mobil berhenti pun semua akan berhenti, gitu, loh. Otomatis. Sekarang sudah kondusif,” ujar Iwan.
    Dari video dari warga yang didapatkan Kompas.com, warga yang terlibat dalam tawuran tampak menggunakan petasan untuk menyerang satu sama lain.
    Pantauan
    Kompas.com
    , selain sisa petasan yang mengotori jalan, juga tampak pecahan kaca yang bertebaran di jalan di bawah kolong Manggarai.
    Pecahan kaca itu juga tersebar hingga tangga menuju jembatan penyeberangan halte dan stasiun Manggarai. Selain itu juga ditemukan pecahan batu di JPO.
    Saat ini kondisi jalan sudah kondusif dan polisi masih berjaga di pos yang berada dekat dengan lokasi kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kejagung Sita Lagi 4 Mobil Terkait Riza Chalid, Ada BMW hingga Pajero

    Kejagung Sita Lagi 4 Mobil Terkait Riza Chalid, Ada BMW hingga Pajero

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menyita kembali empat mobil terlait tersangka Muhammad Riza Chalid (MRC).

    Kapuspenkum Kejagung RI, Anang Supriatna mengatakan empat mobil itu disita dari pihak yang diduga terafiliasi atau kerja sama dengan Riza Chalid.

    “Barang yang didapat ini ada 4 unit mobil kendaraan [dari pihak terafiliasi dengan Riza Chalid],” ujar Anang di Kejagung, Kamis (14/8/2025).

    Dia merincikan, empat mobil itu di antaranya BMW 528i berkelir putih, dua Mitsubishi Pajero dan satu Toyota Rush berwarna hitam.

    Keempat mobil itu disita usai penyidik pada direktorat Jampidsus Kejagung RI melaksanakan penggeledahan di kawasan perumahan Bekasi.

    “Barang-barang tersebut diperoleh dari beberapa tempat, ada di sekitar daerah Bekasi. Ada 2 atau 3 di daerah Bekasi,” pungkas Anang.

    Sebelumnya, Kejagung telah menyita lima kendaraan Mini Cooper, Toyota Alphard dan tiga sedan dari jenama otomotif asal Jerman yakni Mercedes-Benz.

    Sama seperti penyitaan teranyar, lima mobil itu juga disita dari pihak yang diduga terafiliasi dengan Riza Chalid. Selain itu, penyidik juga turut menyita sejumlah uang tunai dengan pecahan dolar hingga rupiah.

    Adapun, lokasi penggeledahan lima mobil dan uang tunai ini dilakukan di tiga tempat mulai dari Depok hingga Jakarta Selatan.

  • Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Penayangan Perdana Merah Putih: One For All di Cileungsi Sepi Penonton Megapolitan 14 Agustus 2025

    Penayangan Perdana Merah Putih: One For All di Cileungsi Sepi Penonton
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Penayangan perdana film animasi
    Indonesia Merah Putih: One For All
    di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Kamis (14/8/2025) sore, terpantau sepi penonton.
    Berdasarkan pengamatan
    Kompas.com
    , jumlah penonton yang memasuki Studio 7—lokasi pemutaran film tersebut—hanya sekitar 12 orang. Menariknya, mayoritas penonton justru adalah orang dewasa, bukan anak-anak.
    Dari luar studio, audio film terdengar cukup jelas. Dialog tokoh-tokohnya berpadu dengan musik latar yang mengiringi petualangan, sesekali diselingi efek suara aksi yang memecah kesunyian lorong bioskop.
    Film garapan sutradara Endiarto ini bercerita tentang sekelompok anak yang tergabung dalam Tim Merah Putih. Mereka mendapat misi mencari bendera pusaka yang hilang menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
    Perjalanan itu membawa mereka menghadapi beragam rintangan, mulai dari menyusuri hutan, menapaki tepian sungai, hingga berhadapan dengan pemburu, demi mengembalikan bendera tersebut.
    Suasana di area studio terbilang lengang. Tidak ada antrean panjang di depan pintu masuk, baik sebelum maupun saat pemutaran dimulai.
    Salah satu penonton, Nita (42), warga Cileungsi, mengaku sengaja mengajak anak-anaknya untuk memperkenalkan pengalaman menonton film di layar lebar.
    “Filmnya ya untuk anak-anak oke aja lah. Karena kan rame diomongin sama orang dewasa, cuma kalau untuk anak-anak sih saya pikir untuk pengenalan aja. Biar mereka tahu rasanya nonton bioskop tuh seperti apa, duduk di kursi, lihat layar gede, denger suara yang kenceng,” kata Nita.
    Ia menilai sepinya penonton justru membuat suasana lebih nyaman.
    “Mungkin juga karena bukan hari libur ya. Mungkin ramenya nanti malam, karena kan baru tayang juga kan. Tapi saya malah senang kalau agak sepi,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alasan Sejumlah Warga Nonton Film Merah Putih: One for All di Bioskop
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Alasan Sejumlah Warga Nonton Film Merah Putih: One for All di Bioskop Megapolitan 14 Agustus 2025

    Alasan Sejumlah Warga Nonton Film Merah Putih: One for All di Bioskop
    Penulis

    BOGOR, KOMPAS.com –
    Hari pertama penayangan film Merah Putih: One for All di layar lebar Indonesia pada Kamis (14/8/2025) disambut beragam alasan dari penonton.
    Sebagian warga datang karena ingin mengenalkan pengalaman menonton bioskop kepada anak, sementara yang lain terdorong rasa penasaran setelah melihat ramainya perbincangan di media sosial.
    Salah satunya Nita (42), warga Cileungsi, Kabupaten Bogor, yang memilih menonton di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi bersama suami dan dua anaknya.
    Ia mengatakan momen tersebut menjadi kesempatan pertama si bungsu masuk ke studio bioskop.
    “Penasaran aja, pengen lihat langsung. Mumpung suami lagi bisa, jadi sekalian ajak anak-anak,” kata Nita kepada
    Kompas.com
    .
    Menurut Nita, film besutan sineas lokal itu aman untuk ditonton anak-anak, meski belakangan menjadi bahan diskusi di kalangan orang dewasa.
    Ia menilai ceritanya ringan dan dapat menjadi pengenalan dunia layar lebar untuk anak.
    “Biar mereka tahu rasanya nonton bioskop tuh seperti apa, duduk di kursi, lihat layar gede, denger suara yang kenceng,” ujarnya.
    Selama pemutaran, anak pertamanya fokus mengikuti jalan cerita, terutama pada adegan aksi.
    Namun, si bungsu kerap minta keluar, sehingga ia dan suami bergantian menemaninya di luar studio.
    Nita mengaku senang suasana bioskop tidak terlalu ramai karena hari kerja, sehingga anak-anak lebih nyaman.
    Berbeda dengan Nita, Diki (19) datang bersama temannya Bagas (19) tanpa rencana khusus.
    Ia mengatakan rasa penasaran muncul setelah media sosial dipenuhi pembahasan tentang film tersebut.
    “Awalnya enggak terlalu niat nonton, tapi gara-gara rame banget di media sosial, jadi penasaran juga pengen tahu langsung,” ujar Diki.
    Setelah menonton, ia menilai kualitasnya cukup baik, meski membandingkannya dengan film animasi Indonesia “Jumbo” yang tayang lebih dulu.
    Menurutnya, alur cerita Merah Putih: One for All mudah diikuti, walau ada bagian yang terasa berjalan cepat.
    “Rasanya cukup menyenangkan, apalagi karena penasaran awalnya, jadi terbayar juga,” kata dia.
    Film ini mengisahkan sekelompok anak yang terpilih menjadi “Tim Merah Putih” untuk menjaga bendera pusaka, bendera yang selalu dikibarkan setiap 17 Agustus.
    Tiga hari sebelum upacara, bendera tersebut hilang. Petualangan mereka membawa penonton menyusuri hutan, sungai, dan menghadapi konflik batin, sebelum mencapai klimaks cerita.
    (Reporter: Hafizh Wahyu Darmawan | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dirut PT Inhutani V Minta Jeep Rubicon, Demi Muluskan Izin Kelola Hutan PT PML

    Dirut PT Inhutani V Minta Jeep Rubicon, Demi Muluskan Izin Kelola Hutan PT PML

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Eksploitasi dan Industri Hutan (Inhutani) V Dicky Yuana Rady (DIC) meminta mobil Jeep Rubicon senilai Rp2,3 miliar untuk memuluskan izin pengelolaan hutan dari PT Paramitra Mulia Langgeng (PT PML)

    Hal itu diungkapkan oleh Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (14/8/2025).

    Mulanya pada Juli 2025, DIC bertemu dengan Djunaidi (DJ) selaku Direktur PT PML di salah satu lapangan golf di Jakarta. Permintaan sebagai syarat pengubahan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan (RKUPH) oleh PT PML, sehingga dapat mengelola kawasan hutan di provinsi Lampung seluas 2 ribu hektare di wilayah register 42 dan 600 hektare di wilayah register 46.

    “Pada Agustus 2025, saudara DJN melalui saudara ADT [Aditya, staff perizinan SB grup] menyampaikan kepada saudara DIC bahwa proses pembelian 1 unit mobil baru seharga Rp2,3 miliar telah diurus oleh saudara DJN. Pada saat bersamaan, saudara ADT mengantarkan uang senilai SGD189.000 dari saudara DJN untuk saudara DIC di Kantor Inhutani,” ungkap Asep, Kamis (14/8/2025).

    Selain itu, DIC menerima Rp100 juta dari DJN yang kemudian digunakan untuk kepentingan pribadi. 

    Adapun selain DIC, KPK menetapkan Direktur PT PML Djunaidi (DJN); dan staf perizinan SB Grup Aditya (ADT) sebagai pemberi suap.

    Atas perbuatannya DJN dan ADT sebagai pihak pemberi, diduga melakukan perbuatan TPK sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Sedangkan DIC, sebagai pihak penerima, diduga melakukan perbuatan TPK sebagaimana diatur dalam Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 

    KPK selanjutnya melakukan penahanan untuk 20 hari pertama, terhitung tanggal 14 Agustus s.d 1 September 2025 di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang KPK Gedung Merah Putih.