Jenis Media: Metropolitan

  • Listrik di PLBN Motaain Kerap Padam, Aktivitas Perlintasan di Tapal Batas Terganggu 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Listrik di PLBN Motaain Kerap Padam, Aktivitas Perlintasan di Tapal Batas Terganggu Megapolitan 15 Agustus 2025

    Listrik di PLBN Motaain Kerap Padam, Aktivitas Perlintasan di Tapal Batas Terganggu
    Tim Redaksi
    BELU, KOMPAS.com —
    Aliran listrik di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih kerap padam sehingga mengganggu aktivitas pelayanan.
    “Untuk di PLBN sendiri terkadang memang terjadi pemadaman listrik,” ujar Kepala Administrator PLBN Motaain, Maria Fatima Rika, saat ditemui
    Kompas.com,
    Jumat (15/8/2025).
    Rika menjelaskan, pemadaman listrik menyebabkan pelayanan terhadap orang dan barang, baik dari maupun menuju Timor Leste, menjadi tersendat. Hal ini karena seluruh proses pelayanan di PLBN telah berbasis teknologi digital.
    “Kalau listrik di PLBN padam, kami mengalami kesulitan untuk pelayanan para pelintas, baik itu pelintas batas orang maupun barang. Karena semuanya sudah digital,” tuturnya.
    Dalam sepekan, pemadaman listrik di PLBN Motaain bisa terjadi hingga tiga kali, dengan durasi satu hingga tiga jam setiap kali padam.
    “Seminggu itu kadang bisa sampai tiga kali pemadaman listrik. Sehari juga kadang pemadaman sampai dua kali,” ungkap Rika.
    Meski begitu, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab seringnya pemadaman listrik di wilayah perbatasan tersebut.
    “Kalau alasannya, saya tidak berwenang untuk menjawab. Tapi yang jelas kejadian pemadaman listrik masih terjadi,” ucapnya.
    Rika berharap suplai listrik di PLBN Motaain dapat stabil agar pelayanan lintas batas tidak terganggu.
    Liputan di PLBN Motaain ini merupakan kerja sama redaksi
    Kompas.com
    dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI.
    Selain PLBN Motaain, ekspedisi serupa juga dilaksanakan di PLBN Motamasin dan PLBN Aruk. Kisah perjalanan ini dapat diikuti dalam topik pilihan
    HUT ke-80 RI 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Pemuda di Depok Terluka Diduga Akibat Tembakan Polisi Saat Bubarkan Tawuran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Dua Pemuda di Depok Terluka Diduga Akibat Tembakan Polisi Saat Bubarkan Tawuran Megapolitan 15 Agustus 2025

    Dua Pemuda di Depok Terluka Diduga Akibat Tembakan Polisi Saat Bubarkan Tawuran
    Penulis

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Dua orang mengalami luka akibat dugaan penembakan oleh anggota polisi saat pembubaran aksi tawuran di wilayah Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (9/8/2025) dini hari.
    Peristiwa ini terjadi setelah Tim Perintis Presisi Polres Metro Depok melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.
    Salah satunya berinisial R berusia 20 tahun, sementara identitas korban kedua belum disampaikan.
    “Korban dirawat di Rumah Sakit Kramat Jati dan Mitra Keluarga,” jelas Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi saat dikonfirmasi, Jumat (15/8/2025).
    Awalnya, kedua korban dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati, namun salah satunya kemudian dipindahkan ke rumah sakit lain.
    Made menjelaskan bahwa kejadian bermula dari laporan warga pada pukul 02.00 WIB mengenai adanya aksi tawuran. Tim patroli segera menuju lokasi kejadian.
    “Memang pada awalnya banyak kejadian tawuran di Kota Depok. Adanya laporan dari warga pada pukul 2 pagi, hari Sabtu itu. Satu tim Perintis Presisi langsung menuju TKP,” ujar Made.
    Setibanya di lokasi, polisi mendapati sekelompok remaja membawa senjata tajam. Saat diminta berhenti, mereka justru kabur dan meninggalkan beberapa senjata tajam di lokasi.
    “Kita kejar. Namun pada saat itu, kita berusaha dekati, mereka kabur. Sudah kita berhentikan, namun mereka tidak menggubris, tetap saja jalan,” kata Made.
    Polisi mengaku sudah melakukan tiga kali tembakan peringatan ke udara. Namun karena pelaku tetap melarikan diri dan dinilai membahayakan keselamatan petugas, tindakan tegas pun diambil.
    Made memastikan bahwa dua anggota Tim Perintis Presisi yang terlibat dalam penembakan akan diperiksa oleh Propam Polda Metro Jaya.
    “Pasti, sudah setelah kejadian itu (anggota) diperiksa di Propam Polda Metro Jaya,” tegasnya.
    Polres Metro Depok masih mendalami insiden ini, termasuk memeriksa prosedur yang dijalankan di lapangan.
    Penyelidikan dilakukan untuk memastikan apakah tindakan yang diambil sesuai prosedur dan proporsional dengan ancaman yang dihadapi petugas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kelompok Tani Kampung Bayam Belum Pindah ke Rusun Samping JIS
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Kelompok Tani Kampung Bayam Belum Pindah ke Rusun Samping JIS Megapolitan 15 Agustus 2025

    Kelompok Tani Kampung Bayam Belum Pindah ke Rusun Samping JIS
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kelompok Tani Madani Kampung Bayam belum pindah ke rumah susun (rusun) samping Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, meski sudah mendapat izin dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan pihak pengelola PT Jakarta Propertindo (JakPro).
    Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Furqon, mengatakan, salah satu alasan mereka belum pindah ke rusun samping JIS, karena harus memindahkan ribuan tanamannya terlebih dahulu.
    “Pertama, kalau Kelompok Tani kan berbeda dengan taman-teman lain, tinggal bawa perabotan, namun ini kan kita kemarin aja ribuan tanaman harus benar-benar kita rapihkan, kita tata, kita enggak bisa asal selesai aja,” ujar Furqon saat diwawancarai di rusun samping JIS, Jumat (14/8/2025).
    Sebab Furqon dan warga lainnya ingin ketika pindah ke rusun, pertanian yang akan menjadi sumber penghasilannya sudah selesai ditata.
    “Bukan enggak koperatif tapi bagaimana jaminan dari JakPro dan pemerintah menanamkan rasa aman dan nyaman buat kami,” ucap Furqon.
    Selain itu, penyebab Furqon belum pindah ke rusun karena masih ada delapan Kepala Keluarga (KK) dari Kelompok Tani Kampung Bayam belum bisa pindah, karena masalah administrasi.
    “Memang ada hal administrasi delapan KK harus selesai karena mereka walau gimana pun memiliki hak. Mudah-mudahan ini PT Jakpro bisa menyesuaikan instruksi Pak Gubernur, yang saya dengan sebelum tanggal 17 Agustus kami harus segera pindah,” kata dia.
    Furqon akan pindah apabila 35 KK dari Kelompok Tani Kampung Bayam bisa semuanya mendapatkan unit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jejak Langkah Siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel Melanjutkan Pendidikan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Jejak Langkah Siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel Melanjutkan Pendidikan Megapolitan 15 Agustus 2025

    Jejak Langkah Siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel Melanjutkan Pendidikan
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
     
    Bagi sebagian remaja, perjalanan menuju bangku sekolah menengah atas (SMA) biasanya berjalan mulus.
    Namun, hal itu berbeda bagi sejumlah siswa di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan (Tangsel).
    Perjuangan mereka untuk melanjutkan pendidikan SMA diwarnai berbagai keterbatasan, yang terutama adalah masalah biaya.
    Hal yang demikian dialami oleh Dewi Astini (15), siswi asal Serang, Banten, yang kini menempuh pendidikan di SRMA 33 Tangsel.
    Dewi bercerita, sebelumnya ia pernah menempuh  pendidikan di pesantren. Namun, ia terpaksa berhenti karena kendala biaya.
    “Sebelumnya aku pernah di pondok pesantren tapi berhenti,” ujar Dewi saat ditemui
    Kompas.com
    di SRMA 33, Jumat (15/8/2025).
    Tak lama setelah berhenti menimba ilmu di pesantren, putri pasangan Subhan dan Sofiah itu kemudian mengutarakan keinginannya untuk kembali bersekolah.
    Sebagai anak keempat dari lima bersaudara, ia ingin mengikuti jejak tiga kakaknya yang sudah lulus sekolah.
    “Pengen sekolah tapi enggak bisa karena masalah biaya,” kata dia.
    Beberapa waktu kemudian, orangtua Dewi menawarkannya untuk masuk ke sebuah sekolah rakyat yang tidak memungut biaya. 
    Meski sempat ragu, Dewi akhirnya menerima tawaran itu. 
    Cita-citanya pun kembali tumbuh meski sempat menganggap hal itu mustahil karena faktor ekonomi.

    “Akhirnya masuk ke sini. Cita-cita saya mau jadi dokter,” jawab dia sambil tersenyum.
    Cerita lainnya datang dari anak bernama Zaki (15), siswa asal Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
     
    Setelah lulus SMP, ia sempat bingung hendak melanjutkan sekolah ke mana karena biaya yang terbatas
    . Ia bingung mencari sekolah dengan biasa yang murah agar tidak membebani orangtuanya.
    “Saya dimasukin ke sini karena saya bingung mau sekolah di mana,” kata Zaki.
    Namun, selang beberapa lama kemudian, anggota dari Program Keluarga Harapan (PKH) mendatangi keluarga Zaki dan menawarkan kesempatan bersekolah di sekolah rakyat.
    Akhirnya, orangtua Zaki menyampaikan kabar tersebut dan langsung disetujui oleh Zaki.
    “Saya dikasih tahu orangtua kalau sekolah di sini. Terus saya bilang ‘iya mau’,” kata dia.
    Diketahui, 150 siswa yang diterima di SRMA 33 Tangsel merupakan rekrutmen oleh Dinas Sosial Provinsi Banten dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
    Mereka diterima dengan syarat, yakni berasal dari keluarga kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
    Adapun para siswa tersebut berasal dari tujuh kabupaten/kota di Banten, yaitu Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, dan Kabupaten Pandeglang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Proyek Relokasi Kabel, Jalan Pemuda Depok Akan Terganggu hingga Desember 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Ada Proyek Relokasi Kabel, Jalan Pemuda Depok Akan Terganggu hingga Desember 2025 Megapolitan 15 Agustus 2025

    Ada Proyek Relokasi Kabel, Jalan Pemuda Depok Akan Terganggu hingga Desember 2025
    Penulis

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) Depok resmi memulai proyek relokasi kabel udara di Jalan Pemuda, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas.
    Groundbreaking kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Depok, Supian Suri, pada Jumat (15/8/2025).
    Proyek ini menjadi bagian dari penataan infrastruktur kota, khususnya untuk merapikan kabel udara yang selama ini terlihat semrawut di kawasan tersebut.
    “Pemerintah Kota Depok berkomitmen menata kabel udara di sepanjang Jalan Pemuda. Hari ini prosesnya resmi dimulai,” ujar Supian di sela kegiatan.
    Supian menjelaskan, relokasi kabel dari udara ke jalur bawah tanah bertujuan meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan memperbaiki estetika kota.
    Menurutnya, kabel udara yang berseliweran tidak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga berpotensi membahayakan warga.
    “Dengan memindahkannya ke bawah tanah, lingkungan akan menjadi lebih rapi dan aman,” terangnya.
    Kepala Bidang Bina Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Denny Setiawan, menyebutkan proyek ini mencakup jalur sepanjang 1,2 kilometer, mulai dari Puskesmas Pancoran Mas hingga Simpang Siliwangi.
    Pengerjaan dilakukan bertahap dengan sistem penggalian dan penutupan berurutan.
    “Mekanisme penggalian dilakukan secara bertahap. Misalnya, 200 meter pertama diselesaikan dan langsung ditutup, lalu dilanjutkan 200 meter berikutnya,” jelas Denny.
    Denny menargetkan relokasi kabel udara ini rampung pada Desember 2025. Ia mengakui pekerjaan akan menimbulkan gangguan lalu lintas, sehingga Pemkot Depok meminta pengertian masyarakat.
    Untuk mengurangi kemacetan, Pemkot bekerja sama dengan Polres Metro Depok dan Dinas Perhubungan dalam pengaturan arus lalu lintas.
    “Dengan dukungan masyarakat, diharapkan pekerjaan ini selesai tepat waktu dan memberikan manfaat jangka panjang bagi Kota Depok,” tandas Denny.
    Proyek relokasi kabel udara ini diharapkan menjadi langkah awal penataan infrastruktur kota yang lebih modern dan tertib, sekaligus memberikan wajah baru bagi Jalan Pemuda sebagai salah satu jalur utama di Depok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kebayoran Lama Selatan Tolak Penggusuran, Komnas HAM Surati Kostrad Megapolitan 15 Agustus 2025

    Warga Kebayoran Lama Selatan Tolak Penggusuran, Komnas HAM Surati Kostrad
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga RW 007 merasa keberatan atas rencana pengosongan rumah di lingkungan RW 007, Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
    Mereka menilai putusan Mahkamah Agung (MA) yang menjadi dasar Surat Peringatan (SP) 1 bukan merupakan putusan yang
    condemnatoir
    , sehingga tidak dapat dieksekusi.
    Sebanyak 15 keluarga kemudian mengadukan rencana penggusuran itu kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
    Lembaga ini kemudian turun tangan dan meminta Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) menunda pengosongan rumah yang diklaim warga bukan aset negara.
    Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan telah menindaklanjuti laporan tersebut, lalu mengirim surat kepada Pangkostrad, yang disebut warga sebagai pihak yang memerintahkan pengosongan.
    “Komnas HAM sudah mengirimkan surat ke Pangkostrad terkait dengan kasus aduan penggusuran terhadap warga,” kata Anis saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat (15/8/2025).
    Melalui surat bernomor 625/PM.00/SPK.02/VIII/2025 tertanggal 11 Agustus 2025, Komnas HAM meminta agar penggusuran tersebut ditunda sementara.
    Anis menegaskan, Pangkostrad juga diminta memenuhi panggilan untuk memberikan keterangan terkait rencana penggusuran.
    “Nah, dalam surat kami menyampaikan agar penggusuran itu ditunda, dan kami meminta keterangan dari Pangkoestrad atau yang mewakili untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan,” jelasnya.
    Anis menekankan, setiap warga negara memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman di tempat tinggalnya, termasuk kepastian hukum.
    “Kami meng-
    highlight
    bahwa setiap warga negara itu berhak atas rasa aman, berhak atas kepastian hukum, dan berhak atas tempat tinggal yang aman dan nyaman,” ujarnya.
    Dalam laporan yang diterima Komnas HAM, warga mengaku penggusuran dilakukan karena pihak Kostrad mengeklaim rumah mereka sebagai rumah dinas.
    “Pada pokoknya pengadu menyampaikan keberatan atas rencana pengosongan rumah negara sebagaimana surat dari Asisten Logistik Kostrad pada 14 Juli 2025,” demikian isi pernyataan pelapor yang diwakilkan warga bernama Deni.
    Deni menambahkan, keberatan tersebut diajukan karena rumah yang mereka tempati tidak tercatat sebagai aset milik negara. Atas dasar itu, warga menilai Kostrad tidak memiliki hak untuk menggusur.
    Meski surat permintaan penundaan dari Komnas HAM telah dikirim pada 11 Agustus 2025, warga mengaku tetap menerima surat perintah ketiga (SP-3) untuk mengosongkan rumah.
    “Padahal kan sudah disurat Komnas HAM, tapi tadi pagi kami dapat SP-3,” ungkap salah satu warga terdampak, Dewi, saat ditemui di lokasi, Jumat.
    Warga pertama kali menerima SP-1 pada 14 Juli 2025, dengan tenggat waktu dua minggu untuk mengosongkan rumah. Penolakan warga berlanjut dengan diterimanya SP-2 pada 28 Juli 2025.
    Sebagai bentuk perlawanan, warga menggelar aksi di sekitar tempat tinggal mereka di Jalan Kompleks Kostrad pada Kamis (14/8/2025), sehari sebelum mereka menerima SP-3. Aksi tersebut dilakukan karena masa tenggat SP-2 telah berakhir.
    Kompas.com
    sudah berupaya menghubungi Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Choiril Anwar untuk mengonfirmasi surat pemanggilan dari Komnas HAM, tetapi belum ada jawaban hingga berita ini ditayangkan. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan Sebelum Menembak Terduga Pelaku Tawuran di Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan Sebelum Menembak Terduga Pelaku Tawuran di Depok Megapolitan 15 Agustus 2025

    Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan Sebelum Menembak Terduga Pelaku Tawuran di Depok
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Tim Perintis Presisi Polres Metro Depok diduga menembak seorang pelaku tawuran di wilayah Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (9/8/2025) dini hari.
    Tindakan itu dilakukan setelah polisi sebelumnya melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan para pelaku.
    “Sudah ada, sudah ada upaya dari tim melakukan tembakan peringatan untuk membubarkan mereka sebanyak tiga kali ke arah udara,” ujar Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, Jumat (15/8/2025), dikutip
    Tribundepok.com
    .
    Peristiwa terjadi ketika Tim Perintis Presisi melakukan patroli setelah menerima laporan warga soal maraknya aksi kejahatan jalanan, termasuk tawuran dan begal.
    Saat patroli, tim menemukan sekelompok remaja membawa senjata tajam.
    Ketika polisi meminta para remaja pelaku tawuran berhenti, mereka tetap memacu kendaraan sehingga membahayakan keselamatan anggota tim.
    Polisi akhirnya menembak terduga pelaku. Akibatnya, dua orang mengalami luka.
    Satu terduga pelaku tawuran yang tertembak berinisial R (20), sedangkan satu korban lainnya belum disebut identitasnya.
    “Korban dirawat di rumah sakit Kramat Jati dan Mitra Keluarga (Depok),” ujar Made.
    Polres Metro Depok hingga saat ini masih melakukan pendalaman terkait insiden penembakan tersebut.
    Artikel ini telah tayang di Tribundepok.com dengan judul
     
    “Alasan Polisi Tembak Terduga Pelaku Tawuran di Depok, Sudah Diberi Tembakan Peringatan”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penampakan JAK Gandaria, Jembatan Angkat Pertama di Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Penampakan JAK Gandaria, Jembatan Angkat Pertama di Jakarta Megapolitan 15 Agustus 2025

    Penampakan JAK Gandaria, Jembatan Angkat Pertama di Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Pemerintah Kota Jakarta Selatan, membangun jembatan yang bisa diangkat di wilayah Jalan Gandaria, Kebayoran Baru. Jembatan ini dijuluki Jembatan Antar Kampung (JAK) Gandaria.
    Kompas.com mendatangi jembatan angkat pertama di Jakarta itu pada Jumat (15/8/2025). 
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, JAK Gandaria itu dibangun sepanjang 9 meter dengan lebar 1,5 meter.
    Jak Gandaria Menghubungkan Jalan Gandaria I, RT.001/RW. Keramat Pela, Kebayoran Baru ke Jalan Mulia 1, RT. 001/RW. 005, Kebayoran Lama Utara.
    Jembatan ini memiliki pagar pembatas setinggi kurang lebih satu meter yang dicat dengan warna putih-biru.
    Pijakannya menggunakan sejumlah plat besi yang dicat berwarna abu-abu. Sementara pegangan tangan (handrail) perak terpasang rapi tanpa dicat.
    Jembatan itu hanya bisa dilintasi satu sepeda motor jika bersamaan dengan menyisakan ruang kecil di kiri kanannya.
    Pada kedua ujung jembatan, terdapat tuas yang dapat diputar supaya jembatan terangkat. Nantinya, jembatan hanya akan diangkat dalam proses pengerukan atau pembersihan sungai saja.
    Tuas itu juga dikunci agar tidak sembarangan orang bisa memainkan jembatan dan mengganggu mobilitas warga.
    Saat Kompas.com mencoba berjalan di atasnya, terasa sedikit goyangan karena tidak ada tumpuan di bawah jembatan.
    Sekretaris RT 001 RW 05 Gandaria, Syapari (50), mengatakan, jembatan ini sengaja dibuat tanpa pilar penumpu di tengahnya. Tujuannya, agar sampah yang mengalir di sungai tidak tersangkut.
    Sebab, saat jembatan lama yang terbuat dari beton masih berdiri, banyak sampah yang tersangkut di bawahnya.
    “Sebelumnya terbuat dari beton. Nah, ada beberapa sampah yang nyangkut di tengah-tengah besinya, jadi mampet dan berakibat banjir,” ungkap Syapari (50), warga sekaligus Sekretaris RT 001 RW 005, saat ditemui di lokasi, Jumat (15/8/2025).
    Selain menghindari tumpukan sampah, hadirnya jembatan angkut ini juga diperuntukkan kepada kemudahan akses alat berat ketika pengerukan sungai.
    Menurut warga bernama Wati (35), semenjak adanya jembatan itu wilayahnya tak pernah kebanjiran. Sebab, tidak ada lagi sampah yang menyangkut di bawah jembatan hingga menyebabkan aliran air tersendat hingga akhirnya meluap.
    “Karena kan agak tinggian jembatannya, jadi enggak masuk kalau banjir,” ujar Wati (35).
    Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan selesai merevitalisasi jembatan angkat pertama di Jakarta.
    Jembatan ini selesai dikerjakan setelah dikerjakan selama tiga bulan dan baru diresmikan Agustus 2025 ini.
    Ini jembatan pertama dengan model yang bisa diangkat di Jakarta dan dikerjakan oleh kami. Tujuannya untuk memudahkan pembersihan saluran drainase Kali Grogol yang ada di bawahnya,” ujar Kepala Dinas Bina Marga Jakarta, Heru Suwondo di lokasi, Kamis (14/8/2025), dikutip Antara.
    Jembatan ini memiliki panjang sembilan meter dengan lebar 1,5 meter dan menghabiskan dana Rp 600 juta dalam pembangunannya.
    Heru berharap agar warga dapat menjaga jembatan itu dari tangan nakal yang dikhawatirkan mencuri besinya.
    “Kami berharap warga menjaga dan merawatnya. Karena ini jembatan besi, yang kita khawatirkan kalau ada yang memotong untuk dijual kiloan,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono duga tawuran di Jakarta sengaja dibuat untuk konten

    Pramono duga tawuran di Jakarta sengaja dibuat untuk konten

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Pramono duga tawuran di Jakarta sengaja dibuat untuk konten
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 15 Agustus 2025 – 20:10 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menduga tawuran yang kerap kali terjadi di Jakarta sengaja dibuat untuk konten dan diviralkan di media sosial.

    “Persoalan tawuran ini adalah persoalan yang sekarang, terus terang masih sering terjadi. Dan kami melihat, menduga, memang ada beberapa tawuran yang terjadi, semacam memang sengaja diviralkan. Dibuat videonya, dibuat kontennya,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat.

    Dia mengaku mendapat laporan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bahwa memang ada pihak-pihak yang dengan sengaja membuat konten tentang tawuran agar viral.

    Oleh karena itu, dia telah meminta Satpol PP dan aparat penegak hukum untuk mencari siapapun yang dengan sengaja membuat konten tawuran.

    “Kami dengan Satpol PP dan tentunya dengan aparat penegak hukum meminta bahwa siapapun yang melakukan, mengkontenkan ini tentunya harus kita cari bersama-sama dan harus diambil tindakan,” kata Pramono.

    Diketahui, pada Kamis (14/8) tawuran kembali pecah di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

    Pihak kepolisian pun mengendalikan tawuran antara RW 04 dan RW 12 di Manggarai tersebut dalam 15 menit untuk suasana kembali aman serta kondusif.

    Kapolsek Tebet Iwan Gunawan mengatakan tawuran terjadi menjelang waktu maghrib sekitar pukul 17.45 WIB.

    Usai mengetahui tawuran tersebut, personel diturunkan untuk mengamankan situasi demi memecah tawuran.

    Tak jauh dari lokasi itu, diketahui terdapat Pos Pantau Tiga Pilar yang terdiri dari 10 personel berseragam dan ada juga dari Reskrim serta dibantu dari Pokdar Kamtibmas, Satpol PP, serta perangkat RT dan RW.

    “Anggota langsung begitu pecah, langsung kita berusaha untuk melerai, bubarkan,” ucapnya.

    Dalam penanganannya, dia menyatakan arus lalu lintas sempat terganggu lantaran lokasi kejadian berada di jalur satu arah.

    “Pada saat ada mobil berhenti pun semua akan berhenti, otomatis. Sekarang sudah kondusif,” ucapnya.

    Dinyatakan dari tawuran tersebut, tidak ada korban luka maupun jiwa. Para pelaku tawuran langsung membubarkan diri.

    Pihak Kepolisian akan terus berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan pengurus RW setempat untuk mencegah terulangnya bentrokan serupa di kemudian hari.

    Sumber : Antara

  • Terungkap Harga Fantastis Rumah Nikita Mirzani di BSD dan Hubungannya dengan Reza Gladys
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Agustus 2025

    Terungkap Harga Fantastis Rumah Nikita Mirzani di BSD dan Hubungannya dengan Reza Gladys Megapolitan 15 Agustus 2025

    Terungkap Harga Fantastis Rumah Nikita Mirzani di BSD dan Hubungannya dengan Reza Gladys
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Artis Nikita Mirzani diketahui membeli rumah mewah di kawasan eksklusif Nava Park, BSD, Tangerang Selatan pada 2023 lalu.
    Harga rumah Nikita Mirzani di BSD tersebut mencapai Rp 33,5 miliar dengan skema pembayaran 17 kali cicilan.
    Informasi ini terungkap dalam persidangan kasus dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat Nikita di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).
    Bambang Sumanto, tim marketing PT Bumi Parama Wisesa selaku pengembang Nava Park, menyatakan harga asli rumah tersebut sebenarnya Rp 40 miliar. Namun, pihaknya memberikan diskon sekitar Rp 10 miliar.
    “Sebenarnya itu harga persis Rp 40 miliar lebih. Iya, karena waktu itu ada diskon kurang lebih Rp 10 miliar,” ujar Bambang saat bersaksi.
    Diskon tersebut diberikan setelah Bambang melihat Nikita sedang makan bersama keluarganya di sekitar Nava Park, lalu mengajaknya melihat unit yang baru diluncurkan.
    Menurut Bambang, pengurangan harga juga dipengaruhi promosi yang dilakukan Nikita di kanal YouTube-nya.
    “Iya, ada (promosi) diposting di YouTube. Terus, karena masih baru launching, didiskon kurang lebih sekitar Rp 10 miliar,” ungkap Bambang.
    Nikita sendiri mengonfirmasi hal tersebut di persidangan. Ia menilai diskon yang didapat setara tarif jasa promosi di media sosial miliknya.
    “Terima kasih Nava Park. Berarti harga, karena saya sudah memposting di sosial media saya, akhirnya saya mendapatkan diskon kurang lebih hampir 10 miliar. Ya, begitulah bayaran saya mahalnya,” kata Nikita.
    Bambang juga mengungkap fakta lain, yakni adanya satu kali cicilan rumah Nikita yang dibayar oleh dokter kecantikan Reza Gladys, yang kini tengah berseteru dengan Nikita.
    “Waktu itu disampaikan bahwa akan ada pembayaran dari salah satu temannya Ibu Nikita. Ada nama pengirimnya, Reza Gladys, jumlah uangnya Rp 2 miliar,” jelas Bambang.
    Pembayaran itu, menurut Bambang, dilakukan setelah Nikita memberi tahu bahwa cicilan akan dibayarkan oleh temannya dan menyertakan informasi unit rumah yang dibeli.
    Pembelian rumah mewah ini mencuat ke publik bersamaan dengan kasus hukum yang melibatkan Nikita dan Reza Gladys.
    Nikita didakwa melakukan pemerasan dan TPPU terkait bisnis kecantikan milik Reza.
    Jaksa menilai Nikita meminta uang tutup mulut sebesar Rp 5 miliar, yang akhirnya diberikan Rp 4 miliar, agar tidak lagi menjelek-jelekkan produk Reza di media sosial.
    Kasus ini berawal dari ulasan negatif di TikTok terhadap produk Glafidsya milik Reza, yang memicu perdebatan publik dan aksi saling serang di media sosial hingga berujung laporan polisi.
    Kini, selain menghadapi tuntutan hukum, pembelian rumah Nikita Mirzani di Nava Park dengan nilai puluhan miliar dan keterlibatan pembayaran oleh Reza Gladys menjadi salah satu sorotan utama dalam persidangan.
    (Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.