Ragunan Direvitalisasi Besar-Besaran, Zona Satwa dan Kandang Akan Diperbaiki
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, akan direvitalisasi secara besar-besaran, termasuk penataan zona satwa dan perbaikan fasilitas kandang yang sudah lusuh.
Upaya ini diharapkan meningkatkan kenyamanan pengunjung sekaligus menjaga kesejahteraan satwa.
Kepala Humas Ragunan Wahyudi Bambang menjelaskan, revitalisasi akan mencakup penataan satwa berdasarkan kategori masing-masing.
“Di beberapa waktu lalu rapat
master plan
-nya bahwa salah satunya yang terpenting adalah melakukan penataan zona satwa,” ujarnya, Senin (18/8/2025).
Zona-zona satwa akan dibagi sesuai jenisnya, seperti herbivora, karnivora, reptilia, burung (aves), akuatik, hingga padang sahara.
“Beberapa satwa-satwa yang berada di zona-zona itu akan nanti dipetakan secara jelas,” tambah Wahyudi.
Selain penataan satwa, kandang yang sudah kumuh dan berkarat juga akan diperbaiki. Wahyudi menekankan, perbaikan kandang bukan proses instan karena satwa hidup harus tetap aman dan nyaman selama renovasi.
“
Of course,
itu (kandang) kan nanti tentu saja salah satu juga revitalisasi itu nanti akan memperbaiki juga fasilitas-fasilitas satwa,” tutur Wahyudi.
“Dan tentu saja tidak mudah ya memperbaiki fasilitas satwa, karena yang kami tata itu satwa hidup yang mudah sekali terganggu dengan suara proses pembangunan, kami harus hati-hati sekali,” jelasnya.
Selain fasilitas satwa, revitalisasi Ragunan juga akan mencakup pengaturan kantong parkir untuk pengunjung. Selama ini, kendaraan roda empat kerap memasuki jalanan di dalam Ragunan saat area parkir penuh.
“Nanti di
master plan
itu akan ditempatkan parkir itu di luar semua, tidak ada kendaraan masuk di dalam area,” kata Wahyudi.
Rencana revitalisasi ini menjadi bagian dari upaya membuat Ragunan lebih nyaman, aman, dan tertata, sekaligus meningkatkan pengalaman edukasi pengunjung.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Metropolitan
-
/data/photo/2025/08/18/68a3056f619eb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ragunan Direvitalisasi Besar-Besaran, Zona Satwa dan Kandang Akan Diperbaiki Megapolitan 18 Agustus 2025
-
/data/photo/2025/08/18/68a314e1ddc58.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
FO Slipi Skatepark Jadi Favorit, Warga Harap Fasilitas Serupa Dibangun di Area Lain Megapolitan 18 Agustus 2025
FO Slipi Skatepark Jadi Favorit, Warga Harap Fasilitas Serupa Dibangun di Area Lain
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
FO Slipi Skatepark dinilai sebagai ruang publik yang sangat bermanfaat bagi para pecinta skateboard di Jakarta.
Fasilitas ini tidak hanya memberikan tempat yang aman dan layak bagi anak muda menyalurkan hobinya, tetapi juga menjadi contoh potensi pemanfaatan ruang kosong di wilayah perkotaan.
Danai (38), warga Cilandak, menilai keberadaan FO Slipi Skatepark sangat positif. Ia berharap fasilitas serupa dapat dibangun di wilayah lain agar akses bermain menjadi lebih merata dan tidak hanya terpusat di satu lokasi.
Ia mencontohkan wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang masih memiliki banyak kolong kosong.
“Lebak Bulus itu, kolongnya kumuh banget. Harusnya bisa dibikin seperti ini. Kalau bisa sih kan kolong-kolong itu bisa punya fungsi. Bisa juga dipakai untuk olahraga rutin,” ujar Danai saat ditemui, Senin.
Menurut dia, potensi ruang kosong di Jakarta Selatan sangat memungkinkan dijadikan
skatepark
seperti FO Slipi.
“Harapannya ya di Jakarta Selatan, di Lebak Bulus, karena lebih dekat dari rumah. Di kolong depan Point Square itu, seberang Point Square, banyak kolong kosong. Nah, itu bagus kalau dijadikan
skatepark
,” tambah Danai.
Danai, yang rutin bermain
skateboard
setiap akhir pekan, mengaku FO Slipi telah menjadi tempat favoritnya karena fasilitasnya terbilang lengkap.
“Sering, sudah sering, seminggu bisa dua kali biasanya emang
weekend
. Kebetulan hari ini lagi sama keponakan mainnya,” kata dia.
Danai menilai FO Slipi sudah sangat layak digunakan untuk latihan maupun bermain sehari-hari oleh berbagai kalangan, meski masih ada ruang yang bisa dimanfaatkan untuk penambahan fasilitas, seperti arena
bowl
(cekungan).
“(FO Slipi Skatepark) ini sendiri tuh sudah
proper
. Kalau boleh ditambah lagi mungkin
bowl
(area cekungan). Kurang kayaknya, kan masih ada space mungkin bisa dibikin,” ujarnya.
Senada dengan Danai, Apin (28), warga Grogol, menilai FO Slipi mampu mengakomodasi semua level pemain skateboard, mulai dari pemula hingga yang berpengalaman.
“
Proper
sih. Maksudnya untuk dia meng-
cover
semua level bermain orang sih. Ada yang beginner, yang beginner bisa di sana. Terus yang ini bisa dipakai semua level juga gitu,” kata Apin.
Namun, Apin berharap adanya penambahan fasilitas penunjang untuk mengantisipasi cuaca, agar aktivitas bermain tidak terganggu saat hujan.
“Gak ada sih, paling ya kayak sekarang ini hujan kan. Paling ditambah payung (kanopi), apa gitu ya. Kayak ini yang di-cover sih (celah di antara Flyover),” jelasnya.
Menurut Apin, kenyamanan arena menjadi salah satu alasan FO Slipi tetap ramai pengunjung setiap hari.
“Pas sih, maksudnya buat belajar bisa buat level yang lebih tinggi pun juga sangat-sangat nyaman sih main di sini,” tutu dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/18/68a3056f619eb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rencana Ragunan Buka Malam Hari, Pengelola Tekankan Kesejahteraan Satwa Megapolitan 18 Agustus 2025
Rencana Ragunan Buka Malam Hari, Pengelola Tekankan Kesejahteraan Satwa
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Taman Margasatwa Ragunan berencana beroperasi hingga malam hari sebagaimana wacana yang disampaikan Gubernur Jakarta Pramono Anung.
Namun, pengelola menekankan bahwa penerapan “
zoo
malam” membutuhkan persiapan matang, terutama terkait kesejahteraan satwa dan keamanan pengunjung.
Kepala Humas Ragunan Wahyudi Bambang menyambut wacana ini dengan positif, tetapi menegaskan beberapa hal harus dikaji sebelum direalisasikan.
“Kami sangat
appreciate
menyambut baik ini ya, wacana
zoo
malam, tapi perlu kami ingatkan juga bahwa untuk
zoo
malam ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ya,” ujar Wahyudi saat ditemui di Ragunan, Senin (18/8/2025).
Pertimbangan utama adalah karakteristik dan sifat hewan. Beberapa hewan lebih aktif di siang hari, sementara lainnya lebih aktif di malam hari. Oleh karena itu, perlu dilakukan pergantian hewan yang ditampilkan antara siang dan malam.
“Jadi mereka tidak boleh 24 jam diperagakan. Ada saatnya malam untuk istirahat, satwa, seperti manusia, mereka perlu istirahat,” tambah Wahyudi.
Contoh hewan yang aktif di malam hari meliputi Harimau Sumatera, beberapa jenis rusa, reptil, dan beruang. Sedangkan jenis burung sebagian besar aktif di siang hari, kecuali burung hantu.
Sistem pergantian ini juga diterapkan di kebun binatang lain, seperti Taman Safari dan kebun binatang di Singapura.
“Kalau berkaca dari beberapa kebun binatang yang buka malam, satwa malam dan siang itu berbeda,” jelasnya.
Selain pengaturan satwa, infrastruktur tambahan juga diperlukan. Penerangan harus disesuaikan agar tidak mengganggu hewan, dan kendaraan khusus dibutuhkan untuk membawa pengunjung berkeliling malam hari.
“Perlu juga dipersiapkan sarana transportasi bagi pengunjung malam hari, tidak bisa jalan kaki. Malam itu lebih gelap,” ujar Wahyudi.
Selain itu, operasional malam membutuhkan penambahan sumber daya manusia (SDM) untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung.
“Tentu saja kalau ada sif malam, ada petugas malam juga,” tambah Wahyudi.
Rencana operasional malam Ragunan bukan hal baru. Sebelumnya, mantan Gubernur Jakarta Joko Widodo pernah mencanangkan wacana serupa, namun akhirnya batal setelah kajian ahli menyimpulkan satwa belum siap untuk operasional malam.
Kini, di bawah kepemimpinan Pramono Anung, wacana tersebut kembali diangkat. Pramono menekankan perbaikan infrastruktur Ragunan menjadi prioritas sebelum memperluas jam operasional.
“Untuk Margasatwa Ragunan ini, betul-betul saya ingin perbaiki dan saya lagi berpikir apakah sudah waktunya dibuat Ragunan ini tidak hanya siang, tetapi malam hari juga,” ucapnya saat meninjau Ragunan, Kamis (14/8/2025).
Saat ini, Ragunan masih beroperasi hingga pukul 17.00 WIB. Setelah itu, hewan-hewan dimasukkan ke kandang untuk beristirahat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/18/68a2ce4756594.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau Megapolitan 18 Agustus 2025
TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Kebutuhan ruang terbuka hijau yang nyaman dan terjangkau bagi masyarakat Jakarta terus meningkat.
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi salah satu alternatif bagi warga yang ingin berolahraga, bersantai, atau menikmati suasana alam di tengah padatnya kota.
Pantauan
Kompas.com
pada Senin (18/8/2025), sejumlah pengunjung memanfaatkan TMII untuk berolahraga di tengah libur cuti bersama HUT ke-80 RI.
Salah satunya, Febri (42), yang datang bersama istri dan ketiga anaknya untuk berolahraga di area hijau TMII.
“Ini pertama kalinya sih nyobain ke sini (TMII) buat olahraga. Enak juga. Biasanya (di TMII) cuma jalan-jalan aja,” ujar Febri.
Ia mengaku memilih TMII karena area yang luas, hijau, dan bebas asap kendaraan, sehingga lebih nyaman untuk beraktivitas bersama keluarga.
“Kami kan mau olahraga, biar sehat, bawa anak. Kami butuh area yang hijau, yang bebas asap kendaraan,” tambahnya.
Febri menyoroti minimnya ruang terbuka hijau di Jakarta, terutama untuk area olahraga dan kegiatan keluarga yang bebas dari polusi udara.
Ia membandingkan dengan
car free day
(CFD) di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, yang menurut dia masih tercampur dengan jalur kendaraan bermotor di beberapa titik.
“Yang pasti, saat ini di Jakarta tuh kurang banget area-area kayak gini. Kami tuh butuh zona yang
fresh
kayak gini,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Rizki (26), yang tengah beristirahat setelah
jogging
. Ia merasa nyaman berolahraga di TMII, apalagi setelah renovasi yang meningkatkan kualitas fasilitas.
“Buat saya, sudah lebih dari cukup ini (TMII) buat olahraga. Apalagi, sekarang sih udah bagus ya setelah direnovasi,” ucap Rizki.
Selain sebagai tempat olahraga, TMII juga menawarkan berbagai hiburan dan atraksi wisata, sehingga pengunjung dapat menikmati aktivitas fisik sekaligus bersantai dan menikmati suasana taman yang asri.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/11/67cf9d0b88e9d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku Megapolitan 18 Agustus 2025
Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Penemuan mayat bayi perempuan di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cipayung, Jakarta Timur, pada Minggu (10/8/2025) pagi, masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
Polisi Sektor (Polsek) Cipayung bekerja sama dengan Polres dan Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus ini.
“Masih upaya penyelidikan yang dilakukan gabungan Polsek, Polres, dan Polda Metro Jaya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, saat dikonfirmasi, Senin (18/8/2025).
Meski penyelidikan melibatkan gabungan aparat, penanganan kasus tetap berada di bawah Polsek Cipayung.
“Penanganan tetap masih Polsek, tetapi penyelidikan masih dilakukan gabungan,” tambah Edi.
Hingga kini, polisi telah memeriksa lima saksi dan meninjau rekaman
closed-circuit television
(CCTV).
“Lima saksi serta sejumlah CCTV sudah diperiksa, tetapi belum mengarah kepada terduga pelaku,” ungkapnya.
Mayat bayi perempuan itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang melintas di bagian dalam TPU Cipayung pada pukul 06.30 WIB.
Warga kemudian melapor kepada saksi lain, Pak Sanusi, sebelum diteruskan ke Polsek Cipayung.
Polisi yang mendatangi lokasi menemukan bayi tersebut diduga baru lahir dengan ari-ari yang masih menempel.
Bayinya sudah meninggal, masih sama ari-arinya ada. Dugaannya mungkin baru lahir malam sebelumnya,” kata Edi.
Mayat bayi itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi. Polisi masih menyelidiki untuk menemukan orang tua atau pihak yang bertanggung jawab atas pembuangan bayi tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/18/68a335db24f9e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jalan Rusak dan Proyek Plawad Perparah Macet di HOS Cokroaminoto Tangerang Megapolitan 18 Agustus 2025
Jalan Rusak dan Proyek Plawad Perparah Macet di HOS Cokroaminoto Tangerang
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com –
Kondisi jalan yang rusak dan becek di Jalan HOS Cokroaminoto, Larangan Indah, Kota Tangerang, membuat arus lalu lintas tersendat pada Senin (18/8/2025).
Situasi semakin diperparah dengan adanya proyek pembangunan Jembatan Plawad 2 yang menimbulkan penyempitan jalur.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com
, sejumlah titik di ruas jalan tersebut berlubang dan tidak rata. Meski kerusakan tidak tergolong parah, pengendara tetap harus bergantian memilih jalur yang relatif aman untuk dilalui.
Hujan ringan yang mengguyur kawasan itu pada sore hingga malam hari menambah kekacauan di jalan itu. Permukaan jalan menjadi becek dan licin. Kendaraan roda dua maupun roda empat terpaksa melambat.
Kondisi semakin berisiko karena banyak batu kerikil berserakan, diduga imbas dari proyek pembangunan jembatan.
“Jalanannya jadi rusak. Kalau kering nih, kaya siang, biasanya banyak debu. Pas hujan begini banyak yang hati-hati juga,” kata Ruben (64), warga sekitar, saat ditemui
Kompas.com.
Selain faktor jalan rusak, proyek pembangunan Jembatan Plawad 2 turut mempersempit kapasitas jalan. Kendaraan yang melintas harus mengantre cukup panjang.
Hingga pukul 20.48 WIB, antrean kendaraan masih terjadi sepanjang sekitar satu kilometer.
Berdasarkan uji coba
Kompas.com
menggunakan sepeda motor, jarak tersebut ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit dengan kecepatan rata-rata hanya 10–15 kilometer per jam.
Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas.
Kepala Dishub Kota Tangerang, Achmad Suhaely, menjelaskan proyek pembangunan Jembatan Plawad 2 akan berlangsung selama 167 hari kerja, atau sekitar lima bulan, mulai awal bulan depan.
“Rencana termutakhir memang menggunakan sistem contraflow sebagai solusi untuk mempertahankan kelancaran arus di ruas strategis ini,” ujar Achmad pada Rabu (30/7/2025).
Ia menambahkan, penerapan rekayasa lalu lintas akan disesuaikan dengan arah jembatan yang dibongkar terlebih dahulu. Dishub juga telah berkoordinasi dengan kepolisian, Dinas Pekerjaan Umum, dan pihak terkait lainnya demi kelancaran proyek.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rebutan penumpang, seorang pengemudi ojek ditangkap di Tangsel
Terduga pelaku berinisial F (43) diamankan oleh Polsek Ciputat Timur Polres Tangerang Selatan, Minggu (17/8/2025). ANTARA/HO-Polsek Ciputat Timur.
Rebutan penumpang, seorang pengemudi ojek ditangkap di Tangsel
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Senin, 18 Agustus 2025 – 15:10 WIBElshinta.com – Pihak kepolisian menangkap pengemudi ojek pangkalan berinisial F (43) yang melakukan perampasan dan merebut penumpang ojek online di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan (Tangsel).
“Pelaku berhasil diamankan pada hari Minggu, tanggal 17 Agustus 2025, pukul 14.00 WIB,” kata Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan peristiwa tersebut berawal pada Sabtu (16/8) sekitar pukul 15.00 WIB, di depan Stasiun Pondok Ranji, Jalan WR. Supratman, Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
“Terduga pelaku berinisial F seorang pengemudi opang (ojek pangkalan) melihat ada seorang ojol (ojek online) yang mengambil penumpang berinisial KDR (32) di depan pangkalan ojek,” terang Bambang.
Kemudian, F langsung menghampiri ojol tersebut sambil memaki, serta memberitahu ojol hanya boleh mengambil penumpang di depan minimarket dan dealer motor.
“Terduga pelaku F juga mencabut secara paksa kunci kontak motor milik ojol tersebut, sehingga terjadi cekcok dengan penumpang ojek ojol,” jelas Bambang.
Kunci itu dapat direbut kembali oleh ojol tersebut dan penumpang dipaksa oleh terduga pelaku untuk menggunakan ojek pangkalan sampai ke tempat tujuannya.
“Kemudian atas kejadian viral di medsos (media sosial) tersebut, anggota Opsnal Reskrim Polsek Ciputat Timur langsung bergerak menuju ke TKP untuk melakukan penyelidikan serta mengamankan terduga pelaku,” tegas Bambang.
Atas perbuatannya itu, terduga pelaku F dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang tindak pidana pemerasan yang dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memaksa seseorang memberikan sesuatu, membuat utang, atau menghapuskan piutang. Sebelumnya, beredar sebuah video viral di media sosial Instagram melalui akun @tangsel_update yang memperlihatkan seorang pengemudi ojol dipaksa untuk menurunkan penumpang di Stasiun Pondok Ranji, Tangsel.
“Kaget banget pesan ojol, saya minta dijemput dekat Stasiun Pondok Ranji karena saya buru-buru mau ke RS, tiba-tiba ada opang nyabut kunci motor ojol dan nyuruh turun dari motor,” tulis akun tersebut.
Sumber : Antara

/data/photo/2025/04/04/67ef707e8a1bc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
