Jenis Media: Metropolitan

  • Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus Megapolitan 25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga penumpang KRL Commuter Line mengalami kesulitan pulang imbas adanya aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).
    Salah satunya dialami oleh karyawan swasta bernama Isti (22) yang hendak pulang sejak pukul 16.20 WIB dari Stasiun Palmerah ke Pasar Minggu.
    “Mau ke arah Tanah Abang tapi keretanya enggak sampe-sampe, pesan ojek
    online
     (ojol) pun enggak dapat terus,” kata Isti kepada 
    Kompas.com
    , Senin.
    Awalnya, Isti berencana menaiki KRL Commuter Line ke Tanah Abang untuk transit ke Manggarai, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta tujuan Jakarta Kota-Bogor.
    Namun, hingga lewat pukul 19.00 WIB, ia masih terjebak di Palmerah tanpa kepastian kapan bisa pulang.
    “Saya nungguin kereta ke arah Tanah Abang itu lama, tiga jam lebih sih ini,” ungkapnya.
    Setelah menunggu cukup lama, Isti memutuskan keluar stasiun dan mencari ojek pangkalan menuju Stasiun Karet dengan harga awal Rp 15.000.
    Cara ini ia lakukan setelah sebelumnya sulit mendapatkan ojol selama tiga jam.
    “Saya coba jalan dulu dari stasiun, terus saya lihat ada abang ojek lagi mangkal. Saya coba tanya, mau ambil orderan enggak,” ujar Isti.
    Harapannya sempat memudar ketika ojek pangkalan tersebut menolak pesanannya karena khawatir terkena gas air mata di sekitaran Jalan Pejompongan Raya yang akan dilewatinya.
    “Aku sampai minta tolong dan naikkin harga jadi Rp 30.000, akhirnya pelan-pelan sama ojol jalan,” terang Isti.
    Sekitar pukul 19.30 WIB, Isti baru tiba di Stasiun Karet untuk menunggu jemputan ke rumah.
    Sepanjang perjalanan, Isti menyaksikan massa aksi berhamburan di jalan, memanjat pagar di tepi rel kereta, dan terpapar sisa gas air mata.
    “Bau banget sepanjang jalan, mata juga perih padahal sudah pakai helm dan masker. Ini pekat banget (baunya),” jelasnya.
    Selain itu, situasi lalu lintas juga kacau dan padat kendaraan. Motor kesulitan melintasi gang sebagai jalur alternatif, dan Isti baru merasakan jalanan lancar di daerah Kuningan.
    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial soal rencana demo 25 Agustus 2025 di Gedung DPR RI.
    Aksi ini digelar untuk memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, salah satunya terkait kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi negara dan masyarakat yang semakin melemah.
    Kabar demo ini tersebar luas melalui berbagai
    platform
    media sosial dan disebut bertajuk aksi “Revolusi Rakyat Indonesia”.
    Masyarakat dari berbagai kalangan terlihat mulai memadati area depan Gerbang DPR RI yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi tadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sopir AKAP Terminal Kalideres keluhkan larangan putar musik dalam bus

    Sopir AKAP Terminal Kalideres keluhkan larangan putar musik dalam bus

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah sopir Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kalideres, Jakarta Barat mengeluhkan larangan memutar musik dalam bus.

    Larangan itu dikeluarkan perusahaan otobus (PO) yang telah menerapkan larangan memutar musik di armada mereka sebagai respons atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.

    Sopir bus Adhi Prima jurusan Jakarta-Palembang, Tri (45) di Jakarta, Senin, mengaku bosan bila sepanjang perjalanan tak ada suara musik yang menemaninya agar tetap terjaga.

    “Pasti ada perbedaan. Bosan (BT) aja karena enggak ada hiburan. Biasanya kan yang bikin enggak ngantuk itu musik,” katanya.

    Namun sebagai awak bus, ia tentunya harus mengikuti kebijakan yang ditentukan oleh PO tempatnya bekerja.

    “Sudah dua hari ini enggak ada musik,” ujar dia.

    Sementara itu, sopir bus AKAP jurusan Lampung bernama Riko (24) menyampaikan jika ia sudah tidak lagi memasang karaoke di dalam bus.

    “Iya yang lagi viral itu, yang royalti itu. Sepi sih enggak juga, jadi agak wanti-wanti aja,” ujar Riko.

    Di sisi lain, Riko juga mendukung pelarangan memutar musik di dalam bus sebab bisa meminimalisir penumpangnya agar tidak terlewat tujuannya.

    “Jarang-jarang itu adanya (yang minta musik), seribu satu penumpang. Beda jauh sama dulu yang banyak disetel (musik). Tapi ya takut, misalnya penumpang mau turun, kadang enggak didengar. Jadi kalau ada musik itu takutnya bablas dia. Mending enggak usah dihidupin (musiknya),” katanya.

    Sementara salah satu penumpang tujuan Lampung bernama Putra (31) mengaku tidak setuju dengan adanya larangan pemutaran musik di dalam armada bus.

    “Saya sih tidak setuju karena kan pemutaran musik di bus itu sebagai hiburan untuk menemani perjalanan. Itu kan mereka cuma mendengarkan aja bukan mengcover ataupun mendapat penghasilan,” kata dia.

    Oleh karena itu, pemutaran musik di dalam bus sama seperti memutar musik lewat handphone atau radio.

    “Masa enggak boleh? Lagian kalau tanpa musik perjalanan jadi hening dan menjenuhkan,” ujarnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah Megapolitan 25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga terjebak di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, akibat unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
    Salah satu warga yang terdampak adalah Suci (30), seorang karyawan swasta. Ia mengaku mulai terjebak di stasiun sejak sekitar pukul 16.08 WIB.
    Saat itu, pihak stasiun menginformasikan adanya hambatan pengoperasian KRL Commuter Line akibat demonstrasi.
    “Saya tanya ke petugas di stasiun dan dibenarkan bahwa kereta dari dan menuju Stasiun Palmerah tidak beroperasi. Dan kereta yang melaju dari arah Rangkasbitung hanya beroperasi hingga Stasiun Kebayoran,” ujar Suci kepada
    Kompas.com.
    Suci juga mendengar kabar bahwa penumpang di Stasiun Kebayoran ikut tertahan karena dampak aksi unjuk rasa tersebut.
    Untuk pulang ke rumahnya di daerah Pondok Petir, Kota Depok, Suci mencoba mencari transportasi alternatif dengan menggunakan ojek 
    online
    (ojol).
    Namun, ongkos yang ditawarkan melonjak drastis hingga mencapai kisaran Rp 122.000.
    Padahal, kata Suci, ongkos ojol biasanya dari Pondok Petir-Palmerah tidak pernah menyentuh Rp 80.000.
    “Namun saya mengurungkan niat karena terlalu mahal. Kalau Go-Ride sekitar Rp 122.000 karena kondisi sudah gelap dan hujan ya saya cek ongkos Go-Car,” kata Suci.
    Usai dicek, justru harga ongkos untuk taksi
    online
    (taksol) tersebut, justru jauh lebih mahal.
    “Setelah saya cek malah lebih terkejut lagi karena ongkos Go-Car Rp 222.000,” sambungnya.
    Karena tarif yang terlalu mahal, Suci akhirnya memilih bertahan di stasiun hingga KRL kembali beroperasi.
    Sekitar pukul 17.18 WIB, ia baru bisa menaiki salah satu kereta tujuan Stasiun Tanah Abang yang sempat berhenti di Palmerah.
    “Padahal itu peron menuju Tanah Abang, namun kereta dibuat jadi arus balik lagi ke Parung Panjang (di rel yang sama),” jelasnya.
    Sebelumnya, beredar luas kabar di media sosial mengenai rencana aksi unjuk rasa pada 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR RI.
    Aksi yang disebut bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” itu digelar untuk memprotes sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat.
    Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah penolakan terhadap rencana kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI, di tengah kondisi ekonomi yang melemah.
    Pantauan di lokasi, massa dari berbagai kalangan mulai memadati area depan Gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya Megapolitan 25 Agustus 2025

    Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menginstruksikan pembagian obat cacing ke seluruh warga Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat.
    Langkah ini diambil setelah Raya, bocah berusia tiga tahun, yang tinggal di wilayah tersebut meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing gelang.
    “Semua yang ada di desa itu saya minta dikasih obat cacing. Supaya bisa sembuh. Karena cacing itu obatnya ada dan murah sebenernya,” ucap Budi saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2025).
    Selain membagikan obat cacing, Budi memastikan seluruh anggota keluarga Raya yang mengidap tuberkulosis (TBC) mendapat penanganan hingga sembuh.
    “Terus yang kedua itu TBC juga, ngelihat keluarga (Raya) ada yang kena TBC. Itu juga harus segera obatin karena TBC itu sangat mematikan,” kata dia.
    Sebelumnya, Raya, dinyatakan meninggal dunia pada Juli 2025 dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing.
    Raya, anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), pertama kali dibawa ke RSUD R Syamsudin SH pada 13 Juli 2025.
    Saat itu ia dalam kondisi tidak sadarkan diri dan diduga mengalami komplikasi akibat TBC.
    Namun, selama perawatan, tim medis menemukan banyak cacing keluar dari tubuhnya.
    “Awal mula sekali itu ketahuan dari hidung, selanjutnya saat perawatan tampak juga lewat BAB-nya,” ungkap pejabat Humas RSUD R Syamsudin SH Irfanugraha Triputra.
    Menurut Irfan, kondisi kritis Raya dipengaruhi dua faktor utama, yakni TBC dan infeksi cacing.
    Meski sudah mendapat penanganan intensif, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
    Kasus ini semakin viral setelah beredar video yang menunjukkan tubuh bocah tersebut dipenuhi cacing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Harap Penculik dan Pembunuh Kacab Bank BUMN Dihukum Seberat-beratnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Keluarga Harap Penculik dan Pembunuh Kacab Bank BUMN Dihukum Seberat-beratnya Megapolitan 25 Agustus 2025

    Keluarga Harap Penculik dan Pembunuh Kacab Bank BUMN Dihukum Seberat-beratnya
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Keluarga Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang (Kacab) salah satu Bank BUMN yang diculik dan dibunuh oleh sekelompok orang, berharap agar para pelaku yang terlibat dalam kasus ini mendapat hukuman yang berat.
    Andina, kakak kandung korban, mengatakan, pihak keluarga masih terpukul dengan peristiwa tersebut. Namun, ia menegaskan keluarga ingin keadilan ditegakkan.
    “Tentu saat ini kami berharap bahwa proses hukumnya terus berjalan. Semua pelaku maupun pihak yang terlibat itu ditangkap. Dan persoalannya menjadi terang benderang,” ujarnya kepada
    Kompas.com
    , Senin (25/8/2025).
    “Dan kami tentu berharap juga sanksi hukuman seberat-beratnya untuk pelaku. Karena memang ini jelas menghilangkan nyawa,” sambungnya.
    Andina menambahkan, keluarga meminta polisi mengungkap kasus ini secara menyeluruh agar tidak ada pelaku yang lolos dari jeratan hukum.
    Ia juga menegaskan pentingnya menjadikan tragedi ini sebagai pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di Indonesia.
    “Ini tidak boleh terjadi lagi. Ini yang terakhir di negara kita. Kita harus menghadirkan keamanan,” tegasnya.
    Andina mengaku, keluarga masih sulit menerima kenyataan bahwa Ilham sudah tiada dengan cara yang mengenaskan.
    Perasaan tidak percaya itu masih membekas hingga kini meski proses hukum sudah berjalan.
    “Kami enggak percaya, kami kaget dan kami masih berharap tentu adik kami selamat. Tapi Allah punya rencana lain,” katanya.
    Menurut Andina, keluarga besar kehilangan sosok adik yang selama ini dikenal baik dalam kesehariannya.
    Ia menyebut Ilham selalu menjadi sosok yang dekat dengan keluarga dan penuh perhatian.
    “Sangat hangat, sangat
    humble
    . Makanya semua orang yang ada di lingkungan itu memiliki kesan tersendiri,” ujar Andina.
    Selain itu, Ilham juga dikenal penuh kasih sayang, terutama kepada para keponakannya. Andina menyebut adiknya kerap menjadi idola bagi anak-anak di keluarga.
    “Almarhum itu orangnya penuh canda. Karena beliau itu salah satu yang sangat difavoriti oleh ponakan-ponakan,” kata Andina.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 13 Jembatan Kalimalang Dibongkar, Warga Cemas Putar Balik Hilang dan Macet Makin Parah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    13 Jembatan Kalimalang Dibongkar, Warga Cemas Putar Balik Hilang dan Macet Makin Parah Megapolitan 25 Agustus 2025

    13 Jembatan Kalimalang Dibongkar, Warga Cemas Putar Balik Hilang dan Macet Makin Parah
    Tim Redaksi

    BEKASI, KOMPAS.com – 
    Sebanyak 13 jembatan yang berada di aliran Kalimalang, Kota Bekasi, bakal dibongkar untuk kemudian didesain ulang.
    Langkah ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk menyulap kawasan Kalimalang menjadi destinasi wisata air dan kuliner.
    Desain baru jembatan nantinya akan berbentuk melengkung. Bentuk itu dipilih agar kapal-kapal yang direncanakan beroperasi di aliran Kalimalang dapat melintas tanpa hambatan.
    Angel (33), warga yang ditemui di Jalan KH Noer Ali, menilai perubahan bentuk jembatan menimbulkan pertanyaan soal fungsinya sebagai jalur putar balik kendaraan.
    “Lah nanti kalau truk lewat terus dia putar balik gimana ya? Malah mundur lagi, enggak bisa lewat, (karena melengkung),” ucapnya kepada
    Kompas.com
    , Senin (25/8/2025).
    Menurut Angel, apabila jembatan tidak lagi berfungsi sebagai tempat putar balik, dampaknya akan menambah jarak tempuh kendaraan dan berpotensi memperparah kemacetan di Jalan Kalimalang, baik arah Bekasi maupun Jakarta Timur.
    “Wah parah, ini aja macet banget, biasa macet di sini pagi sama sore apalagi kalau hujan,” jelasnya.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , sejumlah jembatan di Kalimalang memang saat ini digunakan sebagai jalur putar balik kendaraan.
    Contohnya, jembatan di sekitar Grand Metropolitan yang kerap dipakai kendaraan untuk berputar arah.
    Hal serupa juga terlihat pada jembatan di depan Grand Kamala Lagoon, yang berfungsi sebagai jalur putar balik lalu lintas.
    Kompas.com
    sudah berupaya menghubungi Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, untuk meminta penjelasan terkait fungsi jembatan setelah desain ulang dilakukan.
    Namun, hingga berita ini diturunkan, Tri belum memberikan respons terkait hal tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gelar karnaval kemerdekaan, warga Suropati Residance sindir koruptor

    Gelar karnaval kemerdekaan, warga Suropati Residance sindir koruptor

    Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

    Gelar karnaval kemerdekaan, warga Suropati Residance sindir koruptor
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 25 Agustus 2025 – 19:26 WIB

    Elshinta.com – Suasana kemerdekaan masih terasa hangat di Kabupaten Bekasi. Dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI, warga Komplek Suropati Residence RW 07, Desa Srimukti, Kecamatan Tambun Utara, menggelar karnaval kemerdekaan yang berlangsung meriah, Minggu (24/8/2025).

    Ketua Panitia Karnaval Kemerdekaan Suropati, Mustakim, mengatakan kegiatan ini menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan antarwarga sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

    “Alhamdulillah, lebih dari 1.000 warga ikut berpartisipasi dalam karnaval ini. Antusiasme mereka luar biasa, semua menunjukkan kreativitas dan semangat kebangsaan yang tinggi,” kata Mustakim, Minggu (24/8/2025).

    Ia menjelaskan, rangkaian karnaval dipenuhi dengan berbagai ide kreatif masyarakat.

    “Warga menampilkan simbol Garuda Pancasila sebagai lambang persatuan bangsa, hingga pertunjukan sindiran sosial berupa peragaan tikus yang ditangkap KPK, sebagai pesan moral melawan praktik korupsi,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, suasana semakin semarak dengan adanya bentangan bendera Merah Putih sepanjang 50 meter yang mengenakan berbagai kostum bernuansa Kemerdekaan.

    “Kemeriahan HUT Kemerdekaan RI di RW 07 ini membuktikan bahwa semangat nasionalisme masih terjaga. Warga tidak hanya sekadar berpawai, tetapi juga menyampaikan pesan moral lewat kreativitas,” paparnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Senin (25/8).

    Suasana kekeluargaan sangat terasa di sepanjang kegiatan. Anak-anak tampak ceria, para remaja bersemangat, dan orang tua tidak kalah antusias mendukung jalannya karnaval.

    Dengan semangat gotong royong, warga RW 07 Suropati Residence berhasil menghadirkan perayaan HUT RI ke-80 yang bukan hanya meriah, tetapi juga sarat makna.

    Karnaval kemerdekaan di Bekasi ini menjadi bukti bahwa nilai persatuan dan nasionalisme tetap hidup di tengah masyarakat.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Pemprov DKI dorong pemanfaatan lahan di kolong tol jadi ruang publik

    Pemprov DKI dorong pemanfaatan lahan di kolong tol jadi ruang publik

    Jakarta (ANTARA) –

    Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Muhammad Fajar Sauri mendorong pemanfaatan lahan kosong di bawah kolong tol yang ada di Jakarta sebagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat.

    “Ini menjadi salah satu instruksi Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung untuk memanfaatkan jalan tol yang ada di wilayah Jakarta,” kata Fajar usai meresmikan Taman Si Pitung di Jalan Jampea, Koja, Jakarta Utara, Senin.

    Menurut dia Taman Si Pitung merupakan taman d bawah kolong tol kedua yang dibuat di DKI Jakarta, di mana sebelumnya, ada di kawasan Slipi.

    Dia pun mengapresiasi Pemerintah Kota Jakarta Utara yang sudah melakukan penataan di bawah kolong tol.

    Ia meminta Pemkot Jakarta Utara untuk melakukan penambahan fasilitas penunjang di Taman Si Pitung agar warga dapat merasa lebih aman dan nyaman, rermasuk dari penerangan yang cukup dan ketersediaan area parkir.

    Menurut dia, pada hari ini baru peluncuran dan tentu masih ada yang harus ditambah dan dilengkapi fasilitas yang ada di taman ini, sehingga memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

    “Saya minta agar minggu depan sudah dilengkapi dan bisa segera diresmikan bersama-sama,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Utara, Christian Tamora Hutagalung menjelaskan, pemberian nama Taman Si Pitung ini karena lokasinya dekat dengan kawasan Si Pitung yang sangat dikenal di Jakarta Utara.

    “Lokasi ini dulunya gelap dan kurang pencahayaan, banyak Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial hingga tumpukan sampah. Kami tata lahan seluas 1.700 meter persegi di sini kurang lebih empat bulan,” bebernya.

    Konsep taman yang dipilih yaitu taman kering atau dry garden karena lokasinya di bawah kolong tol, sehingga bila dibuat konsep banyak tanaman akan kurang efektif karena kurangnya matahari.

    “Kita sudah melihat setiap sore hari banyak masyarakat maupun komunitas yang manfaatkan taman. Kami sangat senang karena taman ini aktif dan bermanfaat untuk warga,” imbuhnya.

    Ketua RT 02/07, Kelurahan Koja, Indra mengapresiasi pemerintah yang mewujudkan usulan masyarakat untuk kebutuhan tempat bagi anak-anak bermain telah dipenuhi.

    “Alhamdulillah, kebutuhan taman sekaligus tempat aktivitas positif warga bisa terealisasi. Saya berharap fasilitas penunjang lainnya bisa segera dilengkapi,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Hilang, Diduga Dicuri Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Hilang, Diduga Dicuri Warga Megapolitan 25 Agustus 2025

    Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Hilang, Diduga Dicuri Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Paving block
    tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di RW 13, Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara, hilang diduga dicuri warga.
    “Banyak
    paving

    block
    yang hilang karena diambilin ama warga,” ucap salah satu warga bernama Rudi (bukan nama sebenarnya) (35) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Senin (25/8/2025).
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, tanggul NCICD di Kalibaru Timur dipasang
    paving block
    untuk mencegah banjir rob sekaligus menjadi akses berlalu lalang warga.
    Ada sekitar 500 meter tanggul yang sudah dipasang
    paving

    block
    secara rapi sehingga nyaman untuk dilintasi.
    Namun, setidaknya ada tiga titik jalan di tanggul tersebut yang
    paving block
    -nya hilang. Akibatnya, jalan di ketiga titik itu menjadi berlubang.
    Di dua titik, lebar lubang mencapai empat hingga lima meter, sedangkan di titik ketiga sekitar tiga meter. Mirisnya, lubang di titik ketiga kini menjadi tempat penimbunan sampah yang didominasi plastik bekas makanan dan minuman.
    Rudi mengaku bahwa hilangnya
    paving

    block
    cukup menganggu aktivitas warga.
    Sementara warga lain bernama Neneng (bukan nama sebenarnya) (29) mengaku baru menyadari bahwa
    paving

    block
    tersebut dicuri.
    “Sering lewat sini, cuma saya enggak engeh kalau
    paving

    block
    yang bolong dicuri warga, saya kira memang rusak atau gimana gitu,” ucap Neneng.
    Neneng juga menyebut
    paving

    block
    tersebut sudah banyak yang hilang sejak tiga tahun lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Minta Taman Si Pitung di Koja Dilengkapi Playground
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Warga Minta Taman Si Pitung di Koja Dilengkapi Playground Megapolitan 25 Agustus 2025

    Warga Minta Taman Si Pitung di Koja Dilengkapi Playground
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga meminta agar Taman Si Pitung yang berada di bawah kolong jembatan, Jalan Jampea, Koja, Jakarta Utara, dilengkapi dengan playground.
    Sebab, di taman ini, baru terdapat skatepark, lapangan futsal, dan tempat untuk duduk santai.
    “Tapi, mungkin nanti untuk anak-anak ada playground atau apa,” jelas warga Lagoa, Koja, bernama Fadil (40) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Senin (25/8/2025).
    Fadil berharap, ketika dirinya bermain futsal di Taman Si Pitung, putrinya bisa ikut bermain di area playground.
    Meski belum ada area playground, Fadil mengaku senang karena Taman Si Pitung sudah dibangun.
    “Senang banget, membantu banget, karena sekarang Jakarta udah jarang punya lapangan,” jelas Fadil.
    Fadil mengatakan, sejak ada lapangan futsal di Taman Si Pitung, pemuda di Koja tak perlu lagi menyewa lapangan futsal jika ingin berolahraga.
    Terkait dengan permintaan warga tersebut, Kepala Dinas Pertamanan Jakarta M Fajar Sauri, berjanji akan menambah fasilitas untuk bermain anak.
    “Besok akan ditambah sempurna dengan toilet dan tempat bermain anak-anak,” kata Fajar.
    Selain itu, Fajar juga meminta agar taman ini dilengkapi dengan CCTV agar segala kegiatan yang ada bisa terpantau.
    Penambahan fasilitas-fasilitas itu akan dilakukan satu minggu ke depan, sebelum taman ini diresmikan, Selasa (2/9/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.