Jenis Media: Metropolitan

  • Guru SMPN di Bekasi yang Lecehkan Murid Berstatus ASN, Kepala Sekolah Tak Bisa Pecat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Guru SMPN di Bekasi yang Lecehkan Murid Berstatus ASN, Kepala Sekolah Tak Bisa Pecat Megapolitan 25 Agustus 2025

    Guru SMPN di Bekasi yang Lecehkan Murid Berstatus ASN, Kepala Sekolah Tak Bisa Pecat
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    JP, guru SMPN di Bekasi yang menjadi terduga pelaku pelecehan seksual terhadap murid ternyata berstatus aparatur sipil negara (ASN).
    Kepala SMPN di Bekasi, Tetik Atikah, mengaku menyerahkan nasib JP ke pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
    “Sekarang beliau ASN, kepala sekolah enggak bisa mecat,” kata Tetik kepada wartawan, Senin (25/8/2025).
    Tetik menduga bahwa JP melakukan dugaan pelecehan seksual sebanyak dua kali terhadap salah satu siswi, yakni pada April dan Agustus 2025.
    Pada peristiwa pertama, Tetik bilang, pihaknya sudah menegur JP agar tidak mengulangi perbuatannya.
    Namun, teguran tersebut ternyata tak membuatnya kapok.
    Akhirnya pihak sekolah menonaktifkan JP setelah sang siswi kembali menjadi korban dugaan pelecehan seksual.
    “Saya hanya punya kewenangan untuk menonaktifkan beliau,” jelas dia.
    Dalam penanganan kasus ini, SMPN di Bekasi juga telah menerima aduan salah satu orangtua wali murid berinisial BY yang kini telah berstatus alumni.
    Tetik mempersilakan agar alumni yang merasa menjadi korban agar segera mengadu ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi untuk ditindaklanjuti.
    “Yang alumni-alumni yang merasa jadi korban, silakan untuk datang ke DP3A,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, puluhan alumni menggelar demo di depan gerbang SMPN di Kota Bekasi pada Senin (25/8/2025) siang.
    Hal tersebut mereka lakukan karena dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru berinisial JP terhadap sejumlah siswi.
    Para peserta aksi membentangkan spanduk dan menuntut agar kasus tersebut diusut tuntas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Terakhir Kacab Bank BUMN Bersama Keluarga, Sempat Bangga Ceritakan Prestasi Anak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Momen Terakhir Kacab Bank BUMN Bersama Keluarga, Sempat Bangga Ceritakan Prestasi Anak Megapolitan 25 Agustus 2025

    Momen Terakhir Kacab Bank BUMN Bersama Keluarga, Sempat Bangga Ceritakan Prestasi Anak
    Tim Redaksi

    BOGOR, KOMPAS.com – 
    Andina, kakak kandung MIP (37), Kepala Cabang Bank BUMN, mengenang momen kebersamaan terakhir dengan mendiang saat perayaan Idul Adha lalu.
    Dalam momen itu, Ilham tampak bahagia bersama keluarga besar meski tanpa kehadiran orang tua.
    “Idul Adha ya. Kami kumpul. Seperti biasa di momen Lebaran. Karena tidak ada orang tua, maka kami berkumpul bersama,” kata Andina di rumah duka kawasan Pasir Kuda, Bogor, Senin (25/8/2025).
    Selain kebersamaan saat Idul Adha, Andina juga mengingat jelas percakapan terakhir dengan sang adik.
     
    Dalam percakapan itu, Ilham menunjukkan kebanggaannya terhadap prestasi anaknya yang baru saja naik kelas di sekolah dasar.
    “(Percakapan terakhir) seputar anak. Bahwa diceritakan bagaimana prestasi anaknya gitu ya. Prestasi anaknya yang baru kenaikan kelas ini juara satu. Jadi beliau sangat bangga,” ujar Andina.
    Bagi keluarga, cerita itu kini menjadi kenangan yang membekas. Andina menyebut kebanggaan Ilham terhadap anaknya merupakan warisan berharga yang akan selalu diingat.
    “Nah itu yang bagi saya menjadi momen penting ya. Bahwa anak itu adalah warisan beliau yang paling terbayang,” ucapnya.
    Momen haru juga terlihat saat pemakaman Ilham di TPU Situgede, Kota Bogor.
    Andina mengatakan, banyak kerabat, sahabat lama, hingga rekan komunitas turut hadir memberikan penghormatan terakhir.
    “Nampak atensi masyarakat teman lama itu yang hadir. Di pemakaman. Pada saat menyolatkan. (Situasi) di rumah duka itu sangat luar biasa,” kata Andina.
    Ia mengaku keluarga sangat terharu melihat banyaknya orang yang datang mendoakan kepergian Ilham.
    Bahkan, sejumlah sahabat dari Purwokerto rela datang ke Bogor demi memberikan penghormatan terakhir.
    “Bahkan (sifat) baiknya, baiknya banget. Sampai dari teman-teman di Purwokerto yang jauh, itu menyempatkan diri untuk hadir di pemakaman,” ujarnya.
    Kehadiran para pelayat yang silih berganti membuat keluarga merasa bahwa Ilham begitu dicintai dan dihargai semasa hidupnya.
    “Artinya kebaikan almarhum itu ya terlihat daripada saat sudah nggak adanya gitu ya. Doa yang sangat luar biasa gitu. Kami terharu, sulit membalas kebaikan semua orang,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Pakualam Tangsel Patungan Rp 50 Juta Perbaiki Jalan Usai Tak Kunjung Direspon Pemerintah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Warga Pakualam Tangsel Patungan Rp 50 Juta Perbaiki Jalan Usai Tak Kunjung Direspon Pemerintah Megapolitan 25 Agustus 2025

    Warga Pakualam Tangsel Patungan Rp 50 Juta Perbaiki Jalan Usai Tak Kunjung Direspon Pemerintah
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
     Warga RW 03, Kelurahan Pakualam, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, bergotong royong memperbaiki jalan utama Kampung Kandang Sapi yang rusak parah.
    Perbaikan jalan ini memakan biaya sekitar Rp 50 juta, yang bersumber dari patungan warga dan donasi masyarakat.
    “Kalau dihitung kayanya total habis Rp 50 juta,” ujar Ketua RT 01 RW 03 Pakualam, Damsik (50) saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin (25/8/2025).
    Damsik menjelaskan, warga memutuskan memperbaiki jalan sendiri karena permohonan kepada pemerintah tak kunjung ditanggapi.
     
    Selama 15 tahun, warga sudah rutin menyurati pihak kelurahan, tetapi tidak pernah mendapat respons.
    “Kerusakan jalan itu sudah lama sekali, lebih dari 15 tahun. Kami sudah sering menyurati, bahkan sejak 10 tahun lalu lewat musrenbang maupun proposal, tapi tidak ada tanggapan,” kata dia.
    Lebih lanjut, Damsik menambahkan, posisi jalan yang berada di perbatasan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan kerap menjadi kendala terkait kewenangan antarwilayah.
    Pemerintah Kota Tangerang menganggap jalan tersebut milik pengembang, sementara Tangsel tidak menanggapi permintaan perbaikan.
    “Jadi timbul ego antarwilayah. Akhirnya, warga berinisiatif swadaya,” imbuh dia.
    Jalan yang diperbaiki memiliki panjang 297 meter, dengan 50 meter masuk wilayah Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, dan sisanya berada di Tangsel.
    Pengerjaan dilakukan dengan metode pengecoran beton pada Sabtu (23/8/2025) dan selesai dalam satu hari satu malam.
    “Jadi Sabtu pagi kami bergerak, siangnya kami pengecoran sampai malam,” jelas Damsik.
    Meski perbaikan sudah rampung, warga berharap pemerintah lebih peduli terhadap kebutuhan dasar masyarakat, terutama akses jalan.
    “Saya mengharapkan untuk pemerintah baik Kota Tangerang, baik pun Tangsel, jangan seperti inilah. Kita sama-sama hidup di Indonesia, melihatlah ini negara kita. Jangan melihat ini batas saya, ini batas saya. Saya nggak mau seperti itu,” ujar dia.
    Hingga berita ini ditayangkan,
    Kompas.com
    masih berupaya mengonfirmasi pihak Kelurahan Panunggangan, Pinang, Kota Tangerang, dan Kelurahan Pakualam, Serpong Utara, Tangsel terkait kabar tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aktivitas Warga Terganggu Imbas Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Dicuri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Aktivitas Warga Terganggu Imbas Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Dicuri Megapolitan 25 Agustus 2025

    Aktivitas Warga Terganggu Imbas Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Dicuri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga mengaku aktivitas mereka jadi terganggu imbas
    paving

    block
    tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di RW 13, Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara, hilang dicuri.
    Pasalnya, selain untuk mencegah banjir rob,
    paving

    block
    tanggul NCICD di Kalibaru juga menjadi akses berlalu lalang warga yang berjalan kaki maupun naik sepeda motor.
    Namun, karena sebagian
    paving

    block
    hilang dicuri warga, ini membuat tiga titik jalan di lokasi itu menjadi berlubang.
    “Sangat mengganggu (aktivitas) karena lokasi tersebut juga sering digunakan warga untuk tempat bambu nelayan,” ucap salah satu warga bernama Rudi (bukan nama sebenarnya) (35) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Senin (25/8/2025).
    Rudi mengatakan, jalan yang berlubang ditambah banyaknya nelayan yang meletakkan bambu di lokasi tersebut membuat pengendara motor kesulitan melintas.
    Sementara itu, warga lain bernama Neneng (bukan nama sebenarnya) (29) juga merasa terganggu saat berlalu lalang di tanggul NCID imbas hilangnya
    paving

    block
    .
    “Sangat menganggu, meski yang bolong di pinggiran, tapi kan itu bolongannya gede, kalau semisalnya kita enggak lihat, kita bisa kejeblos ini,” ucap Neneng.
    Di sisi lain, Neneng menyayangkan area jalan yang
    paving block
    -nya hilang justru menjadi tempat pembuangan sampah.
    “Belum lagi, area
    paving

    block
    yang bolong ini justru jadi tempat pembuangan sampah. Kan jadi jelek ya, kotor,” ujar Neneng.
    Neneng menyebut,
    paving

    block
    di tanggul NCICD sudah hilang sejak tiga tahun lalu. Namun, awalnya ia mengira hilangnya
    paving

    block
    itu bukan karena dicuri warga.
    “Sering lewat sini, cuma saya enggak engeh kalau
    paving

    block
    yang bolong dicuri warga, saya kira memang rusak atau gimana gitu,” ucap Neneng.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Angke Tambora dapat pendampingan Posbankum

    Warga Angke Tambora dapat pendampingan Posbankum

    Jakarta (ANTARA) – Warga Angke, Tambora, Jakarta Barat mendapat pendampingan pos bantuan hukum (Posbankum) dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum Daerah Khusus Jakarta melalui tim zonasi wilayah itu, Senin.

    Kepala Bagian Hukum Sekretariat Kota (Setko) Setko Jakarta Barat, Hilmy Rosyida mengatakan Posbankum merupakan wujud konsultasi dan advokasi hukum di tingkat kelurahan.

    “Kegiatan dimaksudkan untuk memberikan sosialisasi akses menuju bantuan hukum kepada para peserta,” kafa Hilmy dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Sementara itu, Lurah Angke, Firmansyah menyambut positif kegiatan pendampingan tersebut.

    “Kami apresiasi kegiatan ini. Semoga pengetahuan yang didapat bisa diteruskan kepada keluarga, tetangga dan warga lingkungan masing masing,” ujar Firmansyah.

    Pihaknya juga mendukung penuh kegiatan tersebut dan berharap ke depan bisa terus berjalan dengan baik.

    “Semoga ke depannya kegiatan paralegal berjalan baik membantu masyarakat terutama yang membutuhkan Posbankum,” katanya.

    Pada kesempatan tersebut, Penyuluh Ahli Madya Olivia Dwi Ayu Qurbaningrum menyampaikan materi seperti peran serta fungsi Posbankum dan target 100 persen Posbankum yang harus dibentuk di DKI Jakarta.

    Selain itu materi mengenai aktualisasi paralegal akses tertentu. Selain pendampingan, dilakukan juga pengecekan adminsitrasi Surat Keterangan (SK) Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) dan SK Posbankum.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebakaran rumah di Ciracas Jaktim diduga akibat arus pendek listrik

    Kebakaran rumah di Ciracas Jaktim diduga akibat arus pendek listrik

    Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Timur Deny Andreas di Gang Madrasah RT 15/RW 10, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (25/8/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Kebakaran rumah di Ciracas Jaktim diduga akibat arus pendek listrik
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 25 Agustus 2025 – 18:23 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur menyebutkan, kebakaran rumah di Gang Madrasah RT 15/RW 10, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur diduga akibat arus pendek listrik (korlseting).

    “Hasil sementara penyebab kebakaran rumah di Ciracas ini diduga korsleting listrik,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Deny Andreas di lokasi kebakaran, Jakarta Timur, Senin.

    Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan lebih lanjut untuk menyelidiki penyebab pasti kebakaran.

    “Kami masih mendata segala hal-hal yang berkaitan dengan kebakaran rumah ini, untuk nantinya menjadi bahan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Deny.

    Deny menyebut pihaknya menerima informasi kebakaran tersebut dari warga sekitar pukul 10.23 WIB. Petugas Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Timur langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) bersama satu unit pemadam kebakaran untuk pengerahan awal.

    Untuk memadamkan api, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur mengerahkan sebanyak 14 unit mobil pemadam kebakaran dan 70 personel.

    “Alhamdulillah dengan cepat laporan masyarakat kita langsung merespon tanggap jadi tidak ada perambatan ke rumah sekitar. Memang kondisinya memungkinkan terjadi perambatan tetapi bisa kita cegah,” katanya.

    Warga sempat panik saat api terus berkobar, namun petugas Gulkarmat Jakarta Timur (Jaktim) langsung berupaya memadamkan api. Petugas juga melakukan pengamanan di sekitar lokasi guna mencegah warga mendekat ke area bekas kebakaran.

    “Kendalanya akses yang sempit, padat, namun dengan standar operasional prosedur yang dijalankan Alhamdulillah semua teratasi. Kita lakukan dari sumber air yang cukup jauh namun dibantu semua unit jadi sumber air lebih baik,” katanya.

    Status kebakaran saat ini sudah selesai, api dilokalisir pukul 10.45 WIB, proses pendinginan pukul 11.10 WIB dan pemadaman berakhir pukul 11.21 WIB. Akibat kebakaran ini, pemilik rumah bernama Suwadi mengalami luka bakar di bagian kepala akibat tertimpa runtuhan kayu panas saat dirinya berupaya memadamkan api yang menghanguskan rumahnya.

    Sumber : Antara

  • Kacab Bank BUMN Ingin Umrah Bersama Keluarga Sebelum Diculik dan Dibunuh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Kacab Bank BUMN Ingin Umrah Bersama Keluarga Sebelum Diculik dan Dibunuh Megapolitan 25 Agustus 2025

    Kacab Bank BUMN Ingin Umrah Bersama Keluarga Sebelum Diculik dan Dibunuh
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com – 
    Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, memiliki cita-cita berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah sebelum ia diculik dan dibunuh pada Kamis (21/8/2025) lalu.
    Hal itu diungkapkan oleh kakak kandung korban, Andina. Ia mengatakan, Ilham pernah menceritakan keinginannya untuk segera berangkat umrah, tetapi niat tersebut kini tak bisa terwujud.

    Wishlist
    -nya itu, beliau itu mau umroh sebenarnya. Beliau waktu terdekat ingin umroh gitu ya,” ujarnya di Bogor, Senin (25/8/2025).
    Andini mengatakan, rencana Ilham untuk pergi umrah sempat menjadi pembicaraan di keluarganya.
    Namun, cita-cita tersebut kini hanya menjadi pengingat bagi keluarga atas harapan yang belum tercapai.
    “Ini juga jadi mengingatkan kami gitu ya. Kesedihan, (keinginan) belum tercapai,” kata dia.
    Ia menambahkan, cita-cita Ilham untuk berangkat ke Tanah Suci bukan hanya untuk dirinya sendiri.
    Sang adik ingin mengajak serta anggota keluarganya agar bisa merasakan pengalaman spiritual bersama.
    “Umroh bersama keluarga. Itu yang pernah disampaikan. Mudah-mudahan bisa diwujudkan oleh keluarga,” jelasnya.
    Adapun kepergian Ilham meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Sosoknya yang dikenal berprestasi, disiplin, sekaligus hangat di mata keluarga kini tinggal kenangan.
    Ilham juga dikenal baik dan hangat di lingkungan rumah. Menurut Andina, adiknya dikenal ramah, senang menyapa tetangga, dan memiliki kedekatan dengan banyak orang sejak kecil.
    “Di lingkungan rumah dan juga di keluarga begitu sangat hangat. Sangat hangat, sangat
    humble
    gitu ya. (Senang) nanya ke semua orang,” kata Andina.
    Ia menyebut, adiknya, kerap meninggalkan kesan mendalam bagi tetangga maupun sahabat di sekitar rumah.
    “Ke tetangga-tetangga sosok dia, yang dari kecil sampai sekarang kalau datang itu pasti (senang) nanya. Pasti nanya, kadang beliin martabak. Makanya semua orang yang ada di lingkungan itu memiliki kesan tersendiri,” ujar Andina.
    Ia menilai, kedekatan Ilham dengan lingkungan sekitar juga tak lepas dari sifatnya yang senang bergaul.
    “Itu sosoknya sangat
    humble
    . Temannya itu dari semua komunitas. Karena memang senang bergaul,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus Megapolitan 25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga penumpang KRL Commuter Line mengalami kesulitan pulang imbas adanya aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).
    Salah satunya dialami oleh karyawan swasta bernama Isti (22) yang hendak pulang sejak pukul 16.20 WIB dari Stasiun Palmerah ke Pasar Minggu.
    “Mau ke arah Tanah Abang tapi keretanya enggak sampe-sampe, pesan ojek
    online
     (ojol) pun enggak dapat terus,” kata Isti kepada 
    Kompas.com
    , Senin.
    Awalnya, Isti berencana menaiki KRL Commuter Line ke Tanah Abang untuk transit ke Manggarai, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta tujuan Jakarta Kota-Bogor.
    Namun, hingga lewat pukul 19.00 WIB, ia masih terjebak di Palmerah tanpa kepastian kapan bisa pulang.
    “Saya nungguin kereta ke arah Tanah Abang itu lama, tiga jam lebih sih ini,” ungkapnya.
    Setelah menunggu cukup lama, Isti memutuskan keluar stasiun dan mencari ojek pangkalan menuju Stasiun Karet dengan harga awal Rp 15.000.
    Cara ini ia lakukan setelah sebelumnya sulit mendapatkan ojol selama tiga jam.
    “Saya coba jalan dulu dari stasiun, terus saya lihat ada abang ojek lagi mangkal. Saya coba tanya, mau ambil orderan enggak,” ujar Isti.
    Harapannya sempat memudar ketika ojek pangkalan tersebut menolak pesanannya karena khawatir terkena gas air mata di sekitaran Jalan Pejompongan Raya yang akan dilewatinya.
    “Aku sampai minta tolong dan naikkin harga jadi Rp 30.000, akhirnya pelan-pelan sama ojol jalan,” terang Isti.
    Sekitar pukul 19.30 WIB, Isti baru tiba di Stasiun Karet untuk menunggu jemputan ke rumah.
    Sepanjang perjalanan, Isti menyaksikan massa aksi berhamburan di jalan, memanjat pagar di tepi rel kereta, dan terpapar sisa gas air mata.
    “Bau banget sepanjang jalan, mata juga perih padahal sudah pakai helm dan masker. Ini pekat banget (baunya),” jelasnya.
    Selain itu, situasi lalu lintas juga kacau dan padat kendaraan. Motor kesulitan melintasi gang sebagai jalur alternatif, dan Isti baru merasakan jalanan lancar di daerah Kuningan.
    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial soal rencana demo 25 Agustus 2025 di Gedung DPR RI.
    Aksi ini digelar untuk memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, salah satunya terkait kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi negara dan masyarakat yang semakin melemah.
    Kabar demo ini tersebar luas melalui berbagai
    platform
    media sosial dan disebut bertajuk aksi “Revolusi Rakyat Indonesia”.
    Masyarakat dari berbagai kalangan terlihat mulai memadati area depan Gerbang DPR RI yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi tadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sopir AKAP Terminal Kalideres keluhkan larangan putar musik dalam bus

    Sopir AKAP Terminal Kalideres keluhkan larangan putar musik dalam bus

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah sopir Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kalideres, Jakarta Barat mengeluhkan larangan memutar musik dalam bus.

    Larangan itu dikeluarkan perusahaan otobus (PO) yang telah menerapkan larangan memutar musik di armada mereka sebagai respons atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.

    Sopir bus Adhi Prima jurusan Jakarta-Palembang, Tri (45) di Jakarta, Senin, mengaku bosan bila sepanjang perjalanan tak ada suara musik yang menemaninya agar tetap terjaga.

    “Pasti ada perbedaan. Bosan (BT) aja karena enggak ada hiburan. Biasanya kan yang bikin enggak ngantuk itu musik,” katanya.

    Namun sebagai awak bus, ia tentunya harus mengikuti kebijakan yang ditentukan oleh PO tempatnya bekerja.

    “Sudah dua hari ini enggak ada musik,” ujar dia.

    Sementara itu, sopir bus AKAP jurusan Lampung bernama Riko (24) menyampaikan jika ia sudah tidak lagi memasang karaoke di dalam bus.

    “Iya yang lagi viral itu, yang royalti itu. Sepi sih enggak juga, jadi agak wanti-wanti aja,” ujar Riko.

    Di sisi lain, Riko juga mendukung pelarangan memutar musik di dalam bus sebab bisa meminimalisir penumpangnya agar tidak terlewat tujuannya.

    “Jarang-jarang itu adanya (yang minta musik), seribu satu penumpang. Beda jauh sama dulu yang banyak disetel (musik). Tapi ya takut, misalnya penumpang mau turun, kadang enggak didengar. Jadi kalau ada musik itu takutnya bablas dia. Mending enggak usah dihidupin (musiknya),” katanya.

    Sementara salah satu penumpang tujuan Lampung bernama Putra (31) mengaku tidak setuju dengan adanya larangan pemutaran musik di dalam armada bus.

    “Saya sih tidak setuju karena kan pemutaran musik di bus itu sebagai hiburan untuk menemani perjalanan. Itu kan mereka cuma mendengarkan aja bukan mengcover ataupun mendapat penghasilan,” kata dia.

    Oleh karena itu, pemutaran musik di dalam bus sama seperti memutar musik lewat handphone atau radio.

    “Masa enggak boleh? Lagian kalau tanpa musik perjalanan jadi hening dan menjenuhkan,” ujarnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah Megapolitan 25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga terjebak di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, akibat unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
    Salah satu warga yang terdampak adalah Suci (30), seorang karyawan swasta. Ia mengaku mulai terjebak di stasiun sejak sekitar pukul 16.08 WIB.
    Saat itu, pihak stasiun menginformasikan adanya hambatan pengoperasian KRL Commuter Line akibat demonstrasi.
    “Saya tanya ke petugas di stasiun dan dibenarkan bahwa kereta dari dan menuju Stasiun Palmerah tidak beroperasi. Dan kereta yang melaju dari arah Rangkasbitung hanya beroperasi hingga Stasiun Kebayoran,” ujar Suci kepada
    Kompas.com.
    Suci juga mendengar kabar bahwa penumpang di Stasiun Kebayoran ikut tertahan karena dampak aksi unjuk rasa tersebut.
    Untuk pulang ke rumahnya di daerah Pondok Petir, Kota Depok, Suci mencoba mencari transportasi alternatif dengan menggunakan ojek 
    online
    (ojol).
    Namun, ongkos yang ditawarkan melonjak drastis hingga mencapai kisaran Rp 122.000.
    Padahal, kata Suci, ongkos ojol biasanya dari Pondok Petir-Palmerah tidak pernah menyentuh Rp 80.000.
    “Namun saya mengurungkan niat karena terlalu mahal. Kalau Go-Ride sekitar Rp 122.000 karena kondisi sudah gelap dan hujan ya saya cek ongkos Go-Car,” kata Suci.
    Usai dicek, justru harga ongkos untuk taksi
    online
    (taksol) tersebut, justru jauh lebih mahal.
    “Setelah saya cek malah lebih terkejut lagi karena ongkos Go-Car Rp 222.000,” sambungnya.
    Karena tarif yang terlalu mahal, Suci akhirnya memilih bertahan di stasiun hingga KRL kembali beroperasi.
    Sekitar pukul 17.18 WIB, ia baru bisa menaiki salah satu kereta tujuan Stasiun Tanah Abang yang sempat berhenti di Palmerah.
    “Padahal itu peron menuju Tanah Abang, namun kereta dibuat jadi arus balik lagi ke Parung Panjang (di rel yang sama),” jelasnya.
    Sebelumnya, beredar luas kabar di media sosial mengenai rencana aksi unjuk rasa pada 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR RI.
    Aksi yang disebut bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” itu digelar untuk memprotes sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat.
    Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah penolakan terhadap rencana kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI, di tengah kondisi ekonomi yang melemah.
    Pantauan di lokasi, massa dari berbagai kalangan mulai memadati area depan Gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.