Warga Minta Jalan Utama Kandang Sapi Tangsel Jadi Fasum, Ternyata Masih Milik Pengembang
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Warga RW 03 Kampung Kandang Sapi, Kelurahan Pakualam, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, berharap jalan utama yang rusak selama lebih dari 15 tahun bisa segera diperbaiki.
Mereka meminta agar akses tersebut ditetapkan sebagai fasilitas umum (fasum) sehingga perbaikannya dapat dilakukan oleh pemerintah.
Ketua RT 01 RW 03 Pakualam, Damsik (50), mengatakan warga selama ini hanya bisa melakukan perbaikan secara swadaya karena jalan sepanjang 297 meter itu belum berstatus fasum.
“Mudah-mudahan ke depan tanahnya bisa jadi fasum. Kami juga berharap pemerintah bisa menetapkan itu,” ujar Damsik, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, status jalan masih menjadi persoalan karena hingga kini belum diserahkan oleh pihak pengembang kepada pemerintah.
Akibatnya, kerusakan yang terjadi bertahun-tahun tidak bisa ditangani melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Lurah Pakualam, Sukron Makmun, menegaskan jalan utama tersebut masih tercatat sebagai aset pengembang kawasan Alam Sutera, PT Alfa Golden Realty.
“Setiap pengerjaan pemerintah harus jelas status haknya,” kata Sukron saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).
Ia menjelaskan, sebelum ada serah terima dari pihak pengembang, pemerintah baik dari Kota Tangerang Selatan maupun Kota Tangerang tidak bisa melakukan pembangunan ataupun perbaikan.
“Selain bukan aset pemerintah, tidak bisa dilakukan,” ujar Sukron.
Lantaran tidak kunjung ada perbaikan resmi, warga akhirnya melakukan kerja bakti pada Sabtu (23/8/2025).
Jalan sepanjang 297 meter tersebut dicor beton dalam satu hari dengan biaya sekitar Rp 50 juta. Dana itu dikumpulkan secara patungan dari warga dan sejumlah donatur.
Warga berharap langkah swadaya ini bisa menjadi perhatian pemerintah sekaligus mendorong pengembang segera menyerahkan jalan tersebut agar statusnya jelas.
Dengan begitu, perawatan dan pembangunan bisa dilakukan secara berkelanjutan melalui mekanisme resmi pemerintah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Metropolitan
-
/data/photo/2025/08/25/68ac3a4194583.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Minta Jalan Utama Kandang Sapi Tangsel Jadi Fasum, Ternyata Masih Milik Pengembang Megapolitan 26 Agustus 2025
-
/data/photo/2025/08/26/68ada55c5a3ea.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penampakan Kolong Flyover Grogol yang Bakal Jadi Ruang Publik: Dihuni Sejumlah Orang Megapolitan 26 Agustus 2025
Penampakan Kolong Flyover Grogol yang Bakal Jadi Ruang Publik: Dihuni Sejumlah Orang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menata kolong jalan layang (
flyover
) Grogol, Jakarta Barat, sebagai ruang publik.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com
, Selasa (26/8/2025), kolong
flyover
tersebut berada di persimpangan Jalan Dr. Makaliwe dan Jalan Raya Kyai Tapa, tepat di seberang Halte Grogol dan Universitas Trisakti.
Area yang tertutup dua jalan layang umum dan dua jalur tol itu terbagi menjadi dua bagian: satu sisi dimanfaatkan warga dan pedagang, sementara sisi lainnya digunakan sebagai lokasi parkir kendaraan milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.
Bagian yang ditempati pedagang memiliki luas sekitar 30×40 meter dengan empat tiang besar penyangga tol di bagian tengah.
Adapun area parkir kendaraan Unit Peralatan dan Perbekalan (Alkal) Dinas SDA DKI Jakarta berada di seberang jalan putar balik dari Jalan Dr. Makaliwe menuju Jalan Satria.
Tiang penyangga tol sebelumnya sudah dicat dengan motif abstrak warna-warni untuk mempercantik area dan mengurangi kesan kumuh.
Ketika
Kompas.com
di lokasi, terdapat sejumlah pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman menggelar lapak di kolong
flyover
.
Beberapa motor milik pengemudi ojek
online
yang sedang beristirahat juga terlihat diparkir di trotoar. Selain itu, terdapat tempat tidur sederhana milik warga yang tidak memiliki tempat tinggal.
Mereka menggunakan kardus, kain, serta tas sebagai alas dan bantal untuk beristirahat.
Rukiman (46), seorang pria tua asal Jepara, Jawa Tengah, adalah salah satu orang yang tinggal di kolong
Flyover
Grogol.
Ia mengaku sudah sekitar delapan bulan tinggal di kolong
flyover
tersebut sambil bekerja serabutan di Jakarta.
Meski dihuni sejumlah warga, kondisi kolong
flyover
terlihat cukup bersih dan terawat meski ada sejumlah karung dan kardus yang digunakan oleh warga yang tinggal di sana.
Beberapa tanaman hijau juga tumbuh di sisi yang berdempetan dengan jalan raya, membuat area ini tidak tampak terlalu kumuh.
Saat ditanya perihal rencana Pemprov DKI Jakarta untuk menata ulang kolong
flyover
, pedagang maupun warga mengaku belum mengetahui hal tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat berencana menata dua kolong
flyover
yang berlokasi di Grogol dan Rawa Buaya untuk dijadikan sebagai ruang publik.
“Kita meneruskan arahan dari Pak Gubernur sehubungan dengan kunjungan beliau pada Kamis yang lalu ke kolong
Flyover
Slipi terkait dengan kondisinya yang sudah tertata,” ujar Imron dilansir dari
Antara
, Jumat (22/8/2025).
Pramono menginginkan kolong
flyover
yang cukup luas di wilayah Jakarta Barat untuk ditata menjadi ruang publik.
“Pak Gubernur menginginkan kolong flyover yang memang medianya agak luas untuk dilakukan penataan supaya lebih baik, lebih tertata, lebih indah, apalagi kalau bisa dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat,” kata Imron.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Muhaimin temui Pramono bahas pengelolaan hewan kurban
Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Balai Kota Jakarta, Selasa, untuk membahas rencana pengelolaan hewan kurban yang berstandar secara nasional.
“Pengelolaan hewan kurban secara nasional memprihatinkan, tidak memiliki standar kualitas penanganan yang berstandar kesehatan, berstandar hewani, dan berstandar kualitas daging yang memadai,” kata Muhaimin di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, dia mendorong agar Jakarta menjadi contoh dalam pembenahan tata kelola hewan kurban.
Dengan jumlah penduduk Muslim yang besar, dia menilai Jakarta memiliki potensi besar untuk menerapkan standar internasional dalam pemotongan hewan kurban.
Pria yang biasa disapa Cak Imin ini pun mendorong pemerintah daerah memperbanyak rumah potong hewan (RPH) serta memperbaiki fasilitas yang ada.
Selain itu, melakukan pendampingan bagi masjid-masjid agar dapat menerapkan tata kelola pemotongan yang sehat dan sesuai kaidah halal.
“Kemudian kita berharap pemda membuat sebanyak-banyaknya rumah pemotongan hewan dan membantu masjid-masjid menggunakan tata kelola pemotongan hewan kurban halal yang sehat,” kata Cak Imin.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, kata dia, menyambut positif gagasan tersebut. Cak Imin mengklaim bahwa Pramono menyatakan bahwa Jakarta siap menjadi model tata kelola hewan kurban modern dan sehat tanpa harus membebani keuangan daerah terlalu besar.
“Ini sangat senang, untuk dibuktikan bahwa kita punya manajemen potensi yang luar biasa secara ekonomi, secara kesehatan, secara easy, tapi pemerintah tidak terlalu banyak keluar uang dalam hal ini,” katanya.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

KPAI awasi pemeriksaan ratusan anak yang ditangkap dalam aksi di DPR
Sejumlah pengunjuk rasa membawa bambu saat melakukan aksi di Jalan Letjend S Parman, depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa/pri.)
KPAI awasi pemeriksaan ratusan anak yang ditangkap dalam aksi di DPR
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Selasa, 26 Agustus 2025 – 15:32 WIBElshinta.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengawasi proses pemeriksaan oleh Polda Metro Jaya terhadap ratusan anak yang terlibat unjuk rasa depan Gedung DPR/MPR/DPD RI.
Komisioner KPAI Sylvana Maria menyebutkan, pihaknya berkoordinasi dengan pihak Kepolisian serta Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta dalam pengawasan tersebut.
“Kami melakukan pengawasan lewat kordinasi dengan polisi, Dinas PPAPP dan bicara langsung dengan anak-anak yang diamankan,” kata Sylvana saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Pihaknya hendak memastikan hak anak-anak yang diamankan pihak Kepolisian itu terpenuhi.
“Dari KPAI pasti (menjamin pemenuhan hak anak). Saya sudah di Polda Metro Jaya dari jam 07.30 WIB sampai sekarang. Menunggu tunggu anak-anak yang sedang digali informasi pendalaman oleh polisi,” kata dia.
Informasi sementara, kata Sylvana, ada sebanyak 203 anak yang diamankan pihak Kepolisian dalam aksi depan Gedung Parlemen pada Senin (25/8) malam.
“Menurut info 203 anak. Tapi angka pastinya saya sedang tunggu info resmi polisi,” katanya.
Demo pada 25 Agustus yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI tanpa mobil komando maupun koordinator lapangan, bahkan pada aksi itu sejumlah pelajar ikut bergabung.
Pantauan di lokasi, sejumlah anak sekolah yang mengenakan pakaian putih abu-abu ikut masuk ke lokasi aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI pada Senin.
Padahal sebelumnya petugas Kepolisian sudah menghalau agar para siswa tidak masuk dengan tidak memberikan izin kepada mereka.
Mengetahui adanya haluan dari petugas, sejumlah massa yang berkumpul di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI kemudian menjemput para pelajar agar bisa masuk ke lokasi demo.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/08/25/68ac3a4194583.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bantah Abaikan Surat Perbaikan Jalan, Lurah Pakualam: Setiap Keluhan Selalu Direspons Megapolitan 26 Agustus 2025
Bantah Abaikan Surat Perbaikan Jalan, Lurah Pakualam: Setiap Keluhan Selalu Direspons
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Lurah Pakualam, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Sukron Makmun, membantah telah mengabaikan surat permohonan perbaikan jalan dari warga sejak 10 tahun lalu.
Ia mengaku, pihaknya selalu merespons setiap keluhan maupun surat yang masuk dari warga terkait jalan rusak di wilayah perbatasan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.
“Setiap keluhan selalu ditanggapi dan direspons. Tanah tersebut masih milik pengembang dan berbatasan dengan Kota Tangerang,” ujar Sukron saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Sukron menjelaskan, jalan sepanjang 297 meter yang kini diperbaiki warga secara swadaya itu hingga saat ini masih berstatus aset pengembang di kawasan Alam Sutera.
Tentunya dengan status tersebut, pemerintah daerah tidak bisa melakukan perbaikan infrastruktur apapun di lokasi itu.
“Setiap pengerjaan pemerintah harus jelas status haknya. Selain bukan aset pemerintah, tidak bisa dilakukan,” kata dia.
Ia menambahkan, pihak kelurahan juga sudah menyampaikan persoalan itu kepada Pemerintah Kota Tangerang.
Namun, hingga kini belum ada tanggapan apapun dan masih menunggu tindak lanjutnya.
“Secara hukum, jalan tersebut bukan aset Pemkot Tangsel. Jalur akses menuju Kampung Kandang Sapi berada di atas lahan milik pengembang dan masuk wilayah administrasi Kota Tangerang,” jelas dia.
Sebelumnya, Ketua RT 01 RW 03 Pakualam, Damsik (50), mengatakan, warga terpaksa patungan untuk memperbaiki jalan tersebut karena permohonan perbaikan yang diajukan ke kelurahan tak kunjung ditanggapi.
“Kalau kerusakan jalan itu sudah lama sekali, lebih dari 15 tahun. Kami sudah sering menyurati, bahkan sejak 10 tahun lalu lewat musrenbang maupun proposal, tapi tidak ada tanggapan,” ujar Damsik saat ditemui Kompas.com, Senin (25/8/2025).
Karena tak ada tanggapan dari pemerintah, akhirnya warga memutuskan mengumpulkan dana swadaya dengan nominal seikhlasnya.
Bahkan, kata Damsik, pihaknya juga mendapatkan donatur yang enggan disebutkan namanya.
Setelah dana terkumpul, warga mulai bergotong royong untuk memperbaiki jalanan sepanjang 297 meter.
Sekitar 50 meter jalan masuk wilayah Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, sedangkan sisanya berada di wilayah Tangsel.
Kegiatan gotong royong dimulai pada Sabtu (23/8/2025) pagi hingga malam hari.
“Jadi Sabtu pagi kami bergerak, siangnya kami pengecoran sampai malam,” imbuh dia.
Dana yang dikucurkan untuk perbaikan akses utama Kampung Kandang Sapi itu mencapai sekitar Rp 50 juta.
“Daripada menunggu ke APBD yang enggak ada keluar-keluar, ya sudah patungan saja,” jelas Damsik.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Bamus Betawi usul revisi Perda Pelestarian Budaya kepada Pramono
Bamus Betawi usul revisi Perda Pelestarian Budaya kepada Pramono


/data/photo/2025/08/26/68ad9ff06c926.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/26/68ad53896cc76.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)