Drama Penangkapan WN China di Jakarta: Kabur dari Mobil Petugas, Ditangkap di Stasiun MRT
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan menangkap seorang warga negara (WN) China berinisial AS (50) yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) di negaranya. Penangkapan ini dilakukan setelah AS sempat mencoba kabur saat dibawa ke kantor imigrasi.
Humas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan, Ardo, mengatakan instansinya menerima surat resmi dari Kedutaan Besar China pada Kamis (20/11/2025), yang meminta bantuan pencarian dan penangkapan terhadap AS.
“Ada surat dari kedutaan RRT terkait DPO yang meminta Kanim Jakarta Selatan untuk melakukan pencarian dan penangkapan,” ujar Ardo saat dikonfirmasi
Kompas.com
melalui pesan singkat, Selasa (9/12/2025).
AS merupakan DPO dalam kasus kejahatan ekonomi di negara asalnya. Setelah menerima surat dari kedutaan, tim Imigrasi memantau sebuah apartemen ternama di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang diduga menjadi tempat tinggal AS selama di Indonesia.
Pemantauan yang dilakukan oleh Tim Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan berlangsung hingga Jumat (21/11/2025). Saat itu, tim melihat AS berada di lobi gedung dan langsung menahannya.
“Yang bersangkutan (AS) berhenti dan masuk di
lobby
apartemen di daerah Jaksel. Petugas menunjukkan
sprint gas
dengan tanda pengenal kepada AS untuk dapat ikut ke kantor Imigrasi Jaksel,” jelas Ardo.
Usai ditangkap, AS dibawa ke Kantor Imigrasi menggunakan mobil Alphard putih dengan satu petugas sebagai sopir. Namun, di tengah perjalanan menuju Jalan Jenderal Sudirman, AS berusaha melarikan diri.
“Petugas meminta sopir menepi untuk menunggu anggota lainnya, tetapi tidak dihiraukan oleh pengemudi. Dalam kondisi lalu lintas macet menuju Jalan Jenderal Sudirman, AS tiba-tiba keluar dari mobil dan berusaha melarikan diri,” tambah Ardo.
AS sempat dihentikan oleh polisi yang mengawal proses tersebut, tetapi kembali kabur dan berlari menuju Stasiun MRT Bendungan Hilir (Benhil).
“Saat masuk ke Stasiun MRT Benhil, petugas kami yang mengikuti dari belakang dibantu oleh petugas keamanan dan PIC MRT berhasil menghentikan langkah yang bersangkutan,” ungkap Ardo.
Setelah ditangkap kembali, AS dibawa ke
Kantor Imigrasi Jakarta Selatan
untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diproses
deportasi
sesuai ketentuan keimigrasian melalui Bandara Soekarno-Hatta.
“Sudah dideportasi tanggal 30 November 2025,” ucap Ardo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Metropolitan
-
/data/photo/2025/12/09/6937cc911adc3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Grafiti Liar di Ruang Publik, Ekspresi Seni atau Merusak? Megapolitan 9 Desember 2025
Grafiti Liar di Ruang Publik, Ekspresi Seni atau Merusak?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Suatu pagi pada awal tahun ini, Tedi (45) dibuat terperangah di depan tokonya di Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Rolling door
ruko yang sehari-hari digunakan untuk usaha fotokopi dan alat tulis kantor (ATK) itu penuh oleh coretan tebal berwarna hitam.
Tulisan tak beraturan itu menutupi hampir seluruh permukaan pintu logam.
Belum sempat pulih dari kejadian itu, baru sebulan terakhir bagian samping dinding rukonya kembali menjadi sasaran.
“Sudah dua kali. Pagi mau buka toko, saya lihat lagi penuh tulisan,” kata Tedi saat ditemui
Kompas.com
di rukonya, Senin (8/12/2025).
Tedi harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengecat ulang. Namun, yang lebih ia cemaskan adalah persepsi pelanggan terhadap tempat usahanya.
“Saya takut pelanggan mikir ini tempat enggak aman. Jadi menurunkan citra usaha saya juga,” ujar dia.
Namun, ia tak berani menegur pelaku karena tidak mengenalnya.
Tedi memahami, sebagian orang menyebut
grafiti
sebagai seni jalanan. Namun baginya, seni tetap harus menghormati ruang milik orang lain.
“Kalau asal coret di tempat orang, itu bukan seni. Itu merusak,” katanya tegas.
Sementara diskursus seni dan hak berekspresi terus bergulir, warga seperti Tedi harus menghadapi kerugiannya sendiri.
Bagi pelaku usaha kecil, penurunan citra berarti hilangnya pendapatan.
“Saya menghargai kreativitas, tapi harus ada batasnya,” kata Tedi.
Coretan ini tidak hanya mengusik Tedi.
Pengamatan
Kompas.com,
Senin (8/12/2025), di sejumlah wilayah Jakarta Pusat, Selatan, dan Timur, grafiti dalam bentuk mural maupun coretan spontan semakin banyak ditemui.
Wilayah Gondangdia dan Cikini menjadi titik dengan temuan grafiti paling menonjol. Tepatnya di Jalan Cut Nyak Dien dan Gondangdia 3.
Di dua lokasi, terlihat pembatas bangunan dekat sebuah
guest house
tampak penuh graffiti bombing yang menumpuk, mengontraskan bangunan modern di sekitarnya.
Coretan lain berupa karakter kartun cerah menghiasi lorong sempit di kawasan itu.
Kemudian di bawah
flyover
dan jalur kereta, struktur beton jembatan layang menjadi kanvas bagi karya besar berwarna ungu, biru muda, pink, dan kuning.
Sementara di Jalan Medan Merdeka Barat, Menteng Raya, Kramat Kwitang. Terlihat banyak
rolling door
ruko dan fasad bangunan tak terawat ditutup coretan
bubble
atau
throw-up
hitam-putih dan biru.
Mayoritas coretan ditemukan pada pagar seng proyek, bangunan tua dan ruko hingga dinding pembatas jalan besar yang dicoret huruf tebal tanpa pesan jelas.
Dalam beberapa lokasi, grafiti dianggap mempercantik suasana.
Namun, di titik lain, warga mengeluhkan bahwa coretan yang hadir tanpa izin justru memberi kesan kumuh dan mengganggu identitas lingkungan.
Untuk memahami pandangan para pelaku karya jalanan atau seniman grafiti, Kompas.com mewawancarai Haikal Nugroho (27), seniman grafiti dari Jakarta Timur.
Haikal mengakui sebagian besar masyarakat melihat grafiti identik dengan perusakan fasilitas publik. Namun ia menegaskan banyak seniman ingin berkarya secara bertanggung jawab.
“Bagi kami tantangannya tetap berkarya tanpa bikin orang merasa dirugikan,” ujar Haikal saat dihubungi, Senin.
Menurutnya, batas seni dan vandalisme terletak pada izin dan konteks.
“Kalau kita dapat izin pemilik bangunan, itu seni. Kalau kita coret di tempat orang tanpa izin, ya itu vandal,” katanya.
Haikal berharap pemerintah menyediakan ruang legal untuk mural agar para seniman bisa menyalurkan kreativitas tanpa mengganggu warga.
“Jangan hanya ditertibkan, tapi kasih wadah. Kalau ada tembok legal, grafiti liar bisa berkurang,” lanjutnya.
Ia juga berpesan agar warga tidak hanya melihat sisi negatif coretan jalanan, melainkan ada ruang dialog dan kolaborasi.
Kasatpol PP Jakarta Pusat Purnama Hasudungan Panggabean saat dikonfirmasi menyatakan sudah ada langkah penindakan bagi pelaku coret-coret sembarangan.
“Kalau kepergok akan kita tangkap dan suruh hapus serta buat pernyataan,” kata Purnama.
Bagi pelajar yang tertangkap, pembinaan akan melibatkan sekolah mereka.
Namun Purnama membedakan grafiti yang dianggap merusak dengan mural yang mendukung keindahan wilayah.
“Kalau berbentuk mural untuk menambah keindahan, itu boleh dilakukan di area agak dalam. Bukan di jalan-jalan protokol,” tegas dia.
Fenomena grafiti dan vandalisme di kota tak dapat dipotong hanya dari sisi estetika dan pelanggaran.
Menurut Sosiolog UNJ Rakhmat Hidayat, grafiti memiliki sejarah panjang sebagai simbol perlawanan dan ekspresi identitas kelompok muda perkotaan.
Rakhmat menjelaskan grafiti tumbuh dari street culture yang lekat dengan marjinalisasi.
“Ini ekspresi identitas, sering muncul dari mereka yang kecewa terhadap sistem,” kata Rakhmat.
Dalam beberapa tahun terakhir, coretan di ruang publik kerap memuat kritik sosial terhadap kebijakan dan elite politik.
“Vandalisme yang sarkastik sering menunjukkan kota itu hidup. Ada dinamika, ada suara rakyat yang tidak tertampung dalam kanal formal,” ujarnya.
Namun ia menyadari sebagian aksi corat-coret dilakukan tanpa pesan, hanya sebagai bentuk provokasi kelompok anak muda, misalnya supporter sepak bola atau siswa sekolah terlibat konflik.
Meski begitu, bagi Rakhmat, ruang publik tetap bagian dari hak warga kota.
“Ekspresi itu nggak bisa dibungkam. Secara sosiologis, setiap warga kota punya hak untuk memiliki kota,” katanya.
Penertiban menurutnya harus berimbang, tidak semata represif, tetapi juga membuka ruang alternatif untuk berekspresi.
Rakhmat menilai, jika Jakarta membuka lebih banyak ruang yang dikelola dengan baik, dinamika ekspresi bisa diarahkan ke bentuk yang produktif.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Ini imbauan Ketua terpilih PMI Jaksel kepada para anggota
Jakarta (ANTARA) – Ketua terpilih Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan Mundari mengimbau para anggotanya untuk menggencarkan kegiatan kemanusiaan selama masa bakti 2025-2027.
“Mari kita songsong kegiatan-kegiatan Palang Merah Indonesia. Masih banyak kita bekerja dan berbuat karena selama masih hidup dikandung badan, perjalanan kehidupan dan PMI itu harus eksis di masyarakat,” kata Mundari dalam musyawarah kerja luar biasa PMI Jaksel di kawasan Ragunan Jakarta, Selasa.
Mundari mengatakan perjalanan PMI Jaksel masih panjang dengan mengumpulkan bulan dana, donor darah hingga kegiatan kemanusiaan lainnya.
Dia menegaskan sudah seharusnya para anggota menjadi persaudaraan dalam harmonisasi organisasi demi mewujudkan visi misi yang lebih baik.
“Jaga persaudaraan dengan baik dan kami inginkan semua komponen baik yang memilih saya maupun yang tidak memilih saya, mari merapatkan diri,” ucapnya.
Sementara, Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Selatan Tomy Fudihartono menambahkan musyawarah kerja kota dan musyawarah kota luar biasa merupakan salah satu kegiatan yang diamanatkan di AD/ART PMI.
“Mudah-mudahan hasil musyawarah luar biasa ini bisa mengakomodir baik di internal maupun eksternal PMI, baik itu dari pemerintah dan warga masyarakat khususnya di Jakarta Selatan,” ucap Tomy.
Tomy mengapresiasi kepemimpinan PMI Jakarta Selatan terus berjalan dengan menggencarkan sejumlah program baik seperti bulan dana, donor darah, penanganan bencana hingga pembinaan ke sekolah-sekolah.
Ke depannya, diharapkan bulan dana PMI Jakarta Selatan bisa mencapai target Rp9 miliar melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
“Yang terakhir, perkuat kolaborasi dengan pemerintah, baik di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun di kota,” ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menyatakan bulan dana PMI wilayahnya mencapai Rp8,5 miliar pada 2024 yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan.
Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan (Jaksel) menargetkan perolehan hingga Rp10 miliar pada Bulan Dana PMI Jaksel 2025 untuk kegiatan kemanusiaan.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Bina Marga Jakbar-Apjatel rapikan kabel udara semrawut di Kembangan
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) merapikan kabel udara semrawut di Jalan Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa.
“Ini respons, atas aduan warga terkait kabel udara di Jalan Puri Kembangan, hari ini kira rapikan,” kata petugas Sudin Bina Marga Jakarta Barat Suhadi di Jakarta, Selasa.
Suhadi melanjutkan, kabel-kabel itu sudah masuk dalam rencana relokasi Apjatel, yakni kabel telekomunikasi akan dipindahkan ke bawah tanah.
“Ini sudah masuk dalam rencana relokasi pada 2025 sampai 2026. Kita melakukan pemotongan dan penataan terlebih dahulu,” kata Suhadi.
Adapun kegiatan penataan kabel di lokasi tersebut dilakukan oleh belasan pasukan kuning Sudin Bina Marga.
Kabel-kabel yang semrawut dipotong lalu digulung. Kemudian kabel-kabel yang masih mengudara diikat sehingga tidak menjuntai.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/12/09/69379f6bad813.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala Megapolitan 9 Desember 2025
Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyempatkan diri berinteraksi dengan siswa-siswa sekolah dasar (SD) saat meresmikan kembali ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Rasamala di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Momen tersebut menjadi ajang bermain sekaligus motivasi bagi para siswa untuk menekuni olahraga futsal.
Saat peresmian, para siswa tengah bermain futsal di lapangan yang terletak di bagian tengah RPTRA. Pramono pun menyapa mereka dan menanyakan seberapa sering mereka bermain bola.
“Sering ya main bola di sini? Ada yang cita-citanya jadi pemain bola?” tanya Pramono.
Anak-anak menjawab kompak, “Sering Pak.”
Beberapa di antaranya juga menyatakan ingin menjadi pemain bola profesional.
“Kayak siapa? Messi? Ronaldo? Idolanya siapa pemain bola? Marselino?” tanya Pramono lagi.
“(Idola saya) Messi,” jawab seorang siswa.
Pramono lantas bertanya lebih detail pada siswa tersebut.
“Kamu sudah masukin bola belum hari ini? Mana bolanya? Pakai bola beneran atau bola biasa?” tanya Pramono.
Siswa tersebut menyebutnya memakai bola plastik. Pramono kemudian bertanya kepada siswa lain.
“Kalian pakai bola dibawa sendiri atau dikasih Pak Wali Kota?” ujar Pramono.
Para siswa menunjukkan bola plastik yang mereka gunakan. Menanggapi itu, Pramono langsung meminta Wali Kota Jakarta Selatan, Muhammad Anwar, untuk memberikan bola sepak sungguhan.
“Pak Wali, minta tolong diberikan bola untuk anak-anak ini. Supaya sungguhan latihannya,” tutur Pramono. Wali Kota Anwar pun langsung menyanggupi.
Pramono lantas berpesan agar para siswa rajin belajar dan berlatih.
“Harus belajar yang baik dan latihan yang baik ya. Kalau nanti sudah diberi bola sungguhan pakai dipakai latihan yang baik,” ujarnya yang disambut senyum para siswa.
Pada hari yang sama, Pramono meresmikan kembali
RPTRA Rasamala
di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. RPTRA ini sebelumnya pernah diresmikan oleh Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada 2016.
Menurut Pramono, sebelum peresmian kembali dilakukan renovasi untuk meningkatkan fasilitas RPTRA Rasamala. Renovasi ini merupakan kerja sama antara pengelola RPTRA Rasamala dengan dukungan Yayasan Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
“Tentunya kami membuka diri—seperti yang saya katakan berulang kali—untuk RPTRA-RPTRA dan juga ruang-ruang terbuka hijau,” kata Pramono.
“Kalau ada yayasan, masyarakat, siapapun yang ingin bekerjasama melakukan perbaikan, kami dengan senang hati melakukan itu,” lanjut dia.
Pramono berharap RPTRA Rasamala dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. Selain lapangan futsal, fasilitas RPTRA kini dilengkapi dengan bank sampah, penyemaian jamur, pojok baca,
green house
, hingga posyandu balita.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/09/69375abbb067c.jfif?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemilik WO Ayu Puspita Ditahan, Ada 4 Tersangka Lain Megapolitan 9 Desember 2025
Pemilik WO Ayu Puspita Ditahan, Ada 4 Tersangka Lain
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Polisi menetapkan lima tersangka dalam kasus penipuan oleh wedding organizer di wilayah Cipayung, Jakarta Timur.
Dalam kasus ini, pemilik WO bernama
Ayu Puspita
dan seseorang berinisial D telah ditahan.
“Tersangka A dan D, ditahan di Polres Metro Jakarta Utara,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Bhudi Hermanto saat dikonfirmasi, Selasa (9/10/2025).
Sementara tiga tersangka lainnya ditangani oleh Polda Metro Jaya karena lokasinya berada di luar Jakarta Utara. Belum diketahui identitas dan peranan para tersangka tersebut.
Sebelumnya, 87 orang melaporkan Ayu Puspita atas dugaan penipuan dan penggelapan biaya resepsi pernikahan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Onkoseno Grandiarso mengatakan, laporan terus masuk sejak dugaan penipuan ini mencuat beberapa hari terakhir.
Pola penipuan yang dialami korban berkaitan dengan paket pernikahan yang dijanjikan pihak WO, tetapi tidak direalisasikan.
“Dia (WO) menawarkan paket pernikahan, pada kenyataannya dia tidak memenuhi ketentuan itu,” kata Onkoseno.
Terkait dugaan bahwa pihak WO sempat menghilang dan sulit dihubungi, polisi masih mendalaminya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/12/09/6937d156622d2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/693581fea511c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/10/10/6707afce3b72b.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/09/69378299507a9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
