Jenis Media: Metropolitan

  • HUT ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara, puluhan motor ojol diservis gratis

    HUT ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara, puluhan motor ojol diservis gratis

    ANTARA – Sebanyak 95 sepeda motor milik pengendara ojek online (ojol) mendapat layanan servis gratis di halaman Mapolresta Solo, Rabu (24/9). Program ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara sekaligus bentuk kepedulian kepolisian terhadap keselamatan pengendara di jalan raya. (Denik Apriyani/Sandy Arizona/Nanien Yuniar)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dedi Mulyadi Sebut Banyaknya Kasus Keracunan MBG Bikin Siswa Trauma
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Dedi Mulyadi Sebut Banyaknya Kasus Keracunan MBG Bikin Siswa Trauma Megapolitan 24 September 2025

    Dedi Mulyadi Sebut Banyaknya Kasus Keracunan MBG Bikin Siswa Trauma
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut, kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) menyebabkan banyak siswa menjadi trauma.
    Meski tidak ada laporan korban jiwa, tetapi kasus tersebut menimbulkan dampak serius terhadap kondisi psikis para siswa.
    “Walaupun tidak ada (laporan kasus) meninggal, anak-anak yang seharusnya mendapat asupan gizi justru keracunan. Itu menimbulkan trauma, bisa membuat mereka enggan makan makanan yang disajikan setiap hari,” ungkap Dedi, di Bale Pakuan, Kota Bogor, Rabu (24/9/2025).
    Dedi akan mengevaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG di Jabar.
    Ada dua hal yang perlu dievaluasi, yakni soal kualitas menu makanan yang disajikan serta kemampuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai vendor pelaksana kegiatan.
    “Pertama, penyelenggara kegiatannya mampu atau tidak. Yang kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak,” kata Dedi.
    “Kedua hal itu yang akan menjadi objek penyelidikan saya,” tambah dia.
    Pekan ini, dirinya akan bertemu dengan pengelola SPPG di Jawa Barat.
    Hal itu dilakukan untuk melihat serta memastikan unsur kelayakan pelayanan.
    Jika ditemukan adanya pengelola SPPG yang tidak memenuhi standar pelayanan, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan mengambil tindakan tegas.
    “Kalau ternyata tidak mampu dan angka keracunan tetap tinggi, tentu harus ada evaluasi. Vendor pelaksana yang tidak sesuai dengan harapan harus diganti,” sebut dia.
    Dedi melihat kasus keracunan MBG di Jabar terjadi karena ketimpangan antara jumlah peserta penerima MBG dengan jumlah pelayan di SPPG.
    Selain itu, jarak atau lokasi distribusi yang jauh serta pola penyajian makanan yang tidak sesuai turut memicu kasus keracunan.
    “Misalnya, masaknya jam 01.00 WIB, tapi disajikan jam 12.00 WIB. Jarak waktunya terlalu lama, itu perlu dievaluasi. Kalau penyelenggara tidak mampu, ya harus diganti dengan yang lebih mampu,” imbuh dia.
    Jumlah kasus keracunan MBG saat ini tengah menjadi sorotan publik.
    Ratusan siswa di 16 provinsi mengalami keracunan usai menyantap menu MBG dengan total mencapai 5.626 kasus.
    Dari 5.000-an kasus keracunan MBG, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus keracunan terbanyak di Indonesia sebanyak 2.051 kasus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • SPBU Palmerah Jakarta Barat jadi “rest area darurat” imbas kemacetan

    SPBU Palmerah Jakarta Barat jadi “rest area darurat” imbas kemacetan

    Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Palmerah, Jakarta Barat, menjadi “rest area darurat” imbas kemacetan yang terjadi di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Letjen S. Parman pada Rabu malam.

    Sejumlah pengguna kendaraan roda empat maupun roda dua pun memilih beristirahat di SPBU yang buka hingga 24 jam itu.

    Arif (39), seorang sopir agen perjalanan (travel) yang mengemudikan kendaraan baru saja selesai mengantar penumpang dari Tangerang, Banten, menuju Palmerah, Jakarta Barat.

    “Ini harusnya balik lagi ke Cawang. Tapi, enggak sanggup kalau harus melewati macet. Mending saya tunggu tengah malam aja, enggak dikejar apa-apa juga,” ucap Arif di lokasi kemacetan tersebut.

    Arif memilih tidur sejenak di SPBU itu usai berjam-jam berkendara mengantar penumpang.

    “Saya kan tadi dari sini (Palmerah), di belakang nge-‘drop’-nya. Itu aja udah terjebak macet, 5 jam perjalanan saya. Enggak kuat, mending tidur dulu,” kata dia.

    Aak dan istri Arif masih menunggunya pulang di rumah. Namun karena kelelahan, Arif khawatir akan kecelakaan apabila memaksa berkendara.

    “Saya ngeri kenapa-kenapa di jalan. Malah enggak bisa pulang. Apalagi macetnya kalau naik mobil kayaknya bisa 2 jam 3 jam sendiri kali saya ke sana, kan,” katanya.

    Senada, Egi (29) pengemudi ojek online asal Kemanggisan, Jakarta Barat, terlihat tengah terduduk di atas motornya.

    “Abis mengisi bensin, sekalian beli minum dan duduk sebentar. Saya dari sore bolak-balik nenerobos macet. Kasihan motor saya,” kata Egi.

    Dia pun mengaku sudah beberapa kali terpaksa menolak pesanan untuk mengantar penumpang ke kawasan Semanggi hingga Sudirman.

    Alasannya, dia khawatir motornya yang sudah tua akan mogok apabila dipaksa menerobos kemacetan.

    “Tadi dapat ke Sudirman, Rasuna Said, sempat dua kali saya tolak orderan. Soalnya saya pulang tinggal ke arah sini dekat. Mending lanjut besok aja. Saya istirahat, motor juga istirahat,” katanya.

    Adapun hingga pukul 20.30 WIB, kemacetan parah masih belum terurai total, terutama di Jalan Letjen S Parman dan Jalan Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Semanggi.

    Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi (Jakarta Barat) dan arah sebaliknya macet parah karena Gerbang Tol Semanggi 1 ditutup untuk perbaikan.

    “Gerbang Tol Semanggi 1 lagi tahap perbaikan karena dampak dari yang dibakar kemarin (aksi unjuk rasa Agustus 2025),” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Arus kendaraan pun dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2, kendati hanya satu gerbang yang dapat digunakan.

    “Sehingga masyarakat yang akan masuk Gerbang Tol Semanggi 1, dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2,” katanya.

    Gerbang Tol Semanggi 2 juga hanya satu gerbang yang bisa digunakan. “Satu gardunya juga perbaikan,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Revitalisasi Trotoar Ciater Capai Rp 7 Miliar, Warga: Mending untuk Pendidikan dan Kesehatan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Revitalisasi Trotoar Ciater Capai Rp 7 Miliar, Warga: Mending untuk Pendidikan dan Kesehatan Megapolitan 24 September 2025

    Revitalisasi Trotoar Ciater Capai Rp 7 Miliar, Warga: Mending untuk Pendidikan dan Kesehatan
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Proyek revitalisasi trotoar di Jalan Raya Ciater, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), yang mencapai Rp 7 miliar menuai kritik dari warga.
    Lintang (34), warga yang sudah tinggal lebih dari 20 tahun di kawasan tersebut, mengaku terkejut dengan besarnya anggaran proyek tersebut. Ia menilai, dana itu sebaiknya digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, salah satunya pembangunan sekolah.
    “Anggaran Rp 7 miliar lebih baik dialihkan untuk pendidikan. Di belakang sini ada SD yang pembangunannya lambat, lama enggak jadi-jadi,” kata Lintang kepada
    Kompas.com
    , Rabu (24/9/2025).
    Senada dengan Lintang, Aang (45), pedagang yang juga bermukim di Serpong selama 25 tahun itu, menilai revitalisasi tidak perlu dilakukan secara total.
    Ia menyarankan perbaikan cukup dilakukan pada bagian trotoar yang rusak, sementara dana besar lebih baik diprioritaskan untuk layanan kesehatan masyarakat.
    “Mungkin buat yang lain lah, kan bisa buat masyarakat juga. Kayak buat kesehatan karena itu kan memang penting juga,” kata Aang.
    Selain menyoroti anggaran, warga juga mengaku tidak mendapat sosialisasi sebelum proyek dimulai.
    Akibatnya, para pelaku usaha di sekitar lokasi merasakan dampak penurunan omzet karena akses menuju kios menjadi sulit.
    Lintang menyebut penjualannya turun 30 persen, sedangkan Aang bahkan mengalami penurunan pendapatan hingga 40 persen.
    Warga berharap pemerintah bisa menyelesaikan proyek dengan cepat agar aktivitas usaha kembali normal, serta tidak melakukan pembongkaran trotoar berulang setiap tahun.
    “Kalau harapan sih ya moga aja ini kelar, enggak ada pembangunan lagi dan dipercepat lah,” ucap Aang.
    Sebelumnya, revitalisasi trotoar di Ciater dikerjakan sepanjang kurang lebih satu kilometer dengan lebar bervariasi antara tiga hingga empat meter.
    Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 7 miliar dan diharapkan menjadi ruang publik yang fungsional serta bermanfaat jangka panjang bagi masyarakat.
    “Trotoar ini milik kita bersama, mari kita rawat dan jaga bersama kebersihan juga fasilitas yang ada,” ujar Kepala Bidang Drainase dan Pedestrian DSDABMBK Tangsel, Saflinawati, Rabu (10/9/2025), dikutip dari situs resmi Pemkot Tangsel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kala SPBU Jadi Rest Area Dadakan saat Macet Horor di Slipi-Semanggi Rabu Malam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Kala SPBU Jadi Rest Area Dadakan saat Macet Horor di Slipi-Semanggi Rabu Malam Megapolitan 24 September 2025

    Kala SPBU Jadi Rest Area Dadakan saat Macet Horor di Slipi-Semanggi Rabu Malam
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kemacetan parah di kawasan Slipi, Jakarta Barat hingga Semanggi, Jakarta Selatan, masih belum terurai hingga Rabu malam (24/9/2025).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi pada pukul 22.15 WIB, arus lalu lintas di Jalan Letjen S. Parman dan Jalan Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Semanggi masih tersendat parah.
    Kondisi tersebut membuat sejumlah pengendara roda empat memilih menepi dan beristirahat di SPBU Palmerah yang buka 24 jam.
    Area parkir mobil maupun motor dipadati oleh pengemudi yang memanfaatkan fasilitas tersebut layaknya rest area di jalan tol.
    Salah satu pengemudi, Arif (39), sopir travel yang mengendarai Toyota Avanza hitam, mengaku memilih beristirahat daripada memaksakan diri melintasi kemacetan.
    “Ini harusnya balik lagi ke Cawang. Tapi, enggak sanggup dah kalau harus ngelewatin macet begitu. Mending saya nunggu tengah malem aja, enggak dikejar apa-apa juga,” kata Arif.
    Arif baru saja mengantar klien dari Tangerang menuju Palmerah. Perjalanan tersebut sudah menghabiskan waktu lima jam karena terjebak macet.
    “Saya kan tadi dari sini (Palmerah), di belakang nge-dropnya. Itu aja udah kejebak macet, 5 jam perjalanan saya. Enggak kuat, mending tidur dulu,” ujarnya.
    Meski anak dan istrinya menunggu di rumah, Arif mengaku khawatir memaksakan diri bisa berbahaya.
    “Saya ngeri kenapa-kenapa di jalan. Malah enggak bisa pulang. Apalagi macetnya kalau naik mobil kayaknya bisa 2 jam 3 jam sendiri kali saya ke sana, kan,” sambungnya.
    Hal serupa dialami Egi (29), pengemudi ojek online asal Kemanggisan. Ia terlihat terduduk di atas motornya sambil beristirahat usai mengisi bahan bakar.
    “Abis ngisi bensin, sekalian beli minum dan duduk sebentar. Saya dari sore bolak-balik nerobos macet. Kasihan motor saya,” kata Egi.
    Egi mengaku sudah beberapa kali menolak pesanan yang mengarah ke Semanggi hingga Sudirman. Alasannya, motor yang sudah tua dikhawatirkan mogok jika dipaksa.
    “Tadi dapet ke Sudirman, Rasuna Said, sempet dua kali saya nolak orderan. Soalnya saya pulang tinggal ke arah sini deket. Mending lanjut besok aja. Saya istirahat, motor juga istirahat,” tutur dia.
    Kemacetan ini tidak lepas dari penutupan sementara sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta.
    Melalui akun X resmi @
    TMCPoldaMetro
    , Ditlantas Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa kemacetan yang terjadi di Slipi-Semanggi Rabu malam akibat adanya penutupan gerbang tol Slipi 2, Pejompongan, Semanggi 1, Kuningan 1, serta Slipi arah Tomang oleh Jasa Marga.

    Imbas penutupan gerbang tol mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu dimohon kepada para pengguna jalan untuk bersabar dan tetap berhati-hati
    ,” tulis TMC Polda Metro.
    Jasa Marga menutup sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta tersebut dalam rangka perbaikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Imbas kemacetan, pemotor butuh 1,5 jam untuk tempuh Cideng-Petamburan

    Imbas kemacetan, pemotor butuh 1,5 jam untuk tempuh Cideng-Petamburan

    Jakarta (ANTARA) – Kemacetan parah menyebabkan pengendara ojek online bernama Zaki (33) menempuh jarak tiga kilometer dari kawasan Cideng, Tanah Abang (Jakarta Pusat) menuju Halte Grogol Petamburan, Slipi (Jakarta Barat) dalam waktu 1,5 jam.

    “Parah, macet banget pokoknya. Sampai keringatan di jalan ini saya. Enggak bergerak sama sekali, motor aja enggak bisa nyelip,” kata Zaki di kolong Halte Slipi Petamburan, Rabu malam.

    Kemacetan tidak hanya terjadi ruas jalan utama, tetapi juga menjorok ke area perkampungan warga.

    “Di Petamburan mah sampai ke dalam gang macetnya. Jadi, alternatif juga sudah enggak bisa. Mati semua jalan,” katanya.

    Kemacetan diperparah dengan adanya sejumlah kendaraan roda empat yang mogok di sepanjang Jalan KS Tubun saat terjebak kemacetan.

    “Mobil sama bus itu terjebak, enggak tahu berapa lama. Dua kali lipatnya motor kali. Sampai beberapa pada mogok,” kata Zaki.

    Kemacetan juga meluas hingga ke Jalan Panjang, Kebon Jeruk (Jakarta Barat). Kesaksian seorang pengendara bernama Pras, dirinya butuh waktu hingga dua jam Halte Slipi Petamburan.

    “Kayaknya jaraknya juga enggak seberapa, biasanya paling 10 atau 15 menit. Ini saya sudah dua jam di jalan, mau pulang kerja,” kata Pras yang tengah berhenti di lampu merah.

    Pras pun sempat mencari jalur alternatif dari arah Jalan Panjang, namun upayanya nihil lantaran semua jalur telah ikut mengalami kemacetan.

    “Apalagi di jalan kecil ada mobil mobil yang mencari jalan, bikin makin ruwet. GPS saya sampai bingung mengarahkan. Ini macet hari kerja kayak macet lebaran,” katanya.

    Dari info temannya, dari jam 4 sore sudah macet parah. “Saya sengaja pulang agak malem, tapi ternyata malah makin parah,” katanya.

    Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi (Jakarta Barat) dan arah sebaliknya macet parah karena Gerbang Tol Semanggi 1 ditutup untuk perbaikan.

    “Gerbang Tol Semanggi 1 lagi tahap perbaikan karena dampak dari yang dibakar kemarin (aksi unjuk rasa Agustus 2025),” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Arus kendaraan pun dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2, kendati hanya satu gerbang yang dapat digunakan.

    “Sehingga masyarakat yang akan masuk Gerbang Tol Semanggi 1, dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2,” katanya.

    Gerbang Tol Semanggi 2 juga hanya satu gerbang yang bisa digunakan. “Satu gardunya juga perbaikan,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Tak Gunakan Pelat Nomor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Tak Gunakan Pelat Nomor Megapolitan 24 September 2025

    Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Tak Gunakan Pelat Nomor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemotor yang memukul karyawan Zaskia Adya Mecca di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9/2025) lalu tidak menggunakan pelat nomor pada kendaraannya.
    Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela mengatakan, hal itu menyulitkan polisi dalam mengidentifikasi pelaku.
    “Pada saat kejadian, pelat nomor tidak memakai. Jadi masih kesulitan mendeteksinya,” kata Anggiat kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
    Kesulitan juga muncul karena keterbatasan keterangan dari saksi di lokasi.
    “Yang ada di sekitar itu hanya memberikan, ‘Iya pak, ada keributan sesama pengendara motor,’ itu yang kami dapat di lokasi kejadian,” tutur Anggiat.
    Sejauh ini, polisi baru memeriksa korban dan dua saksi. Selain itu, identifikasi pelaku juga dilakukan dengan melihat rekaman CCTV dari toko-toko di pinggir jalan.
    “Kami mencari saksi-saksi, mengumpulkan bukti berupa CCTV yang ada di tempat kejadian,” kata Anggiat.
    Sebelumnya diberitakan, penjaga rumah pasangan Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo bernama Faisal Handri menjadi korban pemukulan orang yang mengaku sebagai anggota, Senin (22/9/2025).
    Insiden bermula saat Faisal sedang mengantar anak kedua Zaskia dan Hanung, KMB (12), menggunakan sepeda motor.
    Dari arah berlawanan, datang sepeda motor merah muda yang nyaris menyerempet Faisal. Lantas ia pun mengklakson pengendara itu.
    Pengendara berbaju batik yang sempat melintas itu langsung putar balik dan melontarkan amarahnya pada Faisal.
    “Pelaku motor pink teriak-teriak sambil menghajar Faisal bilang, ‘enggak terima kamu?’,” ujar Zaskia seperti dikutip
    Kompas.com
    dari unggahan Instagram-nya, @zaskiaadyamecca.
    Anak Zaskia pun ketakutan. Pedagang bubur yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun turut menjaga KMB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terbongkarnya Parkir Liar 21 Tahun di Lahan Pemprov DKI, Potensi Rugi Rp 37,8 Miliar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Terbongkarnya Parkir Liar 21 Tahun di Lahan Pemprov DKI, Potensi Rugi Rp 37,8 Miliar Megapolitan 24 September 2025

    Terbongkarnya Parkir Liar 21 Tahun di Lahan Pemprov DKI, Potensi Rugi Rp 37,8 Miliar
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Panitia Khusus (Pansus) Perparkiran DPRD DKI Jakarta menemukan praktik parkir liar di atas lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang telah berlangsung selama 21 tahun.
    Temuan itu diperoleh saat sidak di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu (24/9/2025).
    Ketua Pansus Perparkiran DPRD DKI Jakarta, Ahmad Lukman Jupiter, menyebut praktik tersebut menyebabkan potensi kerugian daerah hingga Rp 37,8 miliar.
    “Bayangkan, sudah 21 tahun dikelola tanpa izin resmi dan tanpa bayar pajak. Hitungan kasar kami, potensi kerugian pendapatan daerah mencapai Rp 37,8 miliar,” kata Jupiter, Rabu.
    Menurut Jupiter, lahan seluas 4.300 meter persegi itu dikuasai pihak tak bertanggung jawab dan dijadikan kantong parkir tanpa izin resmi maupun setoran pajak.
    Ia menjelaskan, omzet parkir diperkirakan mencapai Rp 50 juta per hari atau Rp 1,5 miliar per bulan.
    Dari jumlah itu, kewajiban pajak yang seharusnya masuk ke kas daerah sekitar Rp 150 juta per bulan.
    “Kalau dikalikan 21 tahun, ya hilang Rp 37,8 miliar. Itu jelas penggelapan pajak,” tegas Jupiter.
    Jupiter menilai praktik tersebut bisa bertahan lama karena adanya pembiaran dari pihak terkait.
    “Kalau lahan pemprov dikuasai tanpa kontrak resmi, tanpa sewa, itu rawan diserobot permanen. Kami khawatir ada keterlibatan oknum dari dalam. Karena itu kami dorong Gubernur berani mengevaluasi dan mengganti pejabat yang lalai,” ujarnya.
    Ia juga menegaskan praktik tersebut bukan sekadar pelanggaran administrasi, melainkan tindak pidana.
    “Kami minta wali kota dan jajarannya segera membuat laporan polisi. Ini bukan sekadar pelanggaran administrasi, tapi tindak pidana karena menggelapkan pajak dari uang masyarakat,” tegasnya.
    Jupiter menambahkan, Pansus Perparkiran akan terus mengawal agar tata kelola parkir di Jakarta lebih transparan dan akuntabel.
    Salah satu langkah yang didorong adalah memperluas digitalisasi pembayaran parkir resmi untuk menutup potensi kebocoran pendapatan daerah.
    “Komitmen kami DPRD, melalui Pansus Parkir, akan terus mengawal agar tata kelola parkir transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan publik,” ujarnya.
    Sidak tersebut diikuti oleh Wali Kota Jakarta Selatan, Satpol PP, Suku Dinas Perhubungan, UPT Parkir, aparat TNI-Polri, Suku Badan Aset Daerah, hingga perwakilan Bapenda DKI Jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Labschool Rawamangun Imbau Orangtua Turunkan Anak dari Mobil di Luar Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Labschool Rawamangun Imbau Orangtua Turunkan Anak dari Mobil di Luar Sekolah Megapolitan 24 September 2025

    Labschool Rawamangun Imbau Orangtua Turunkan Anak dari Mobil di Luar Sekolah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Labschool Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, menerapkan sejumlah cara untuk meminimalisir kemacetan di Jalan Pemuda, Rawamangun, saat jam masuk dan pulang sekolah.
    Dadang, Kepala Tata Usaha Labschool Rawamangun, mengimbau para orangtua agar hanya menurunkan anaknya di luar sekolah pada jam masuk sekolah ketika terjadi kepadatan lalu lintas.
    “Terkait dengan semua siswa yang mengantar itu cukup
    drop off
    saja, tidak ada yang mengantar di luar (depan pintu masuk),” ungkap Dadang saat ditemui
    Kompas.com
    , Rabu (24/9/2025).
    Ia memahami ada siswa yang ingin diantar hingga gerbang atau lobi sekolah. Namun, saat jam sibuk, hal itu justru memperparah kemacetan di Jalan Pemuda.
    “Tapi itu tadi kadang-kadang anak-anak itu kan maunya itu, di depan gerbang atau lobi, Tapi kita menghimbau selama kendaraannya macet silahkan adik-adik untuk turun (tidak sampai gerbang),” tuturnya.
    Dadang menekankan, ketika jalan padat, siswa sebaiknya langsung turun dari kendaraan dan berjalan menuju sekolah tanpa harus antre masuk ke area lobi sekolah.
    “Misalkan lagi macet mereka buka pintu langsung turun, sehingga akan terjadi aliran mobil yang kebelakangnya akan mengalir terus, tanpa saling tunggu,” ungkapnya.
    Selain itu, Dadang juga meminta orangtua menjemput anak-anak sesuai jam pulang agar tidak menunggu terlalu lama dan parkir sembarangan.
    “Tetapi kan pas sopirnya mungkin pingin juga anak-anaknya itu langsung pulang, langsung masuk (mobil) tetapi kan waktunya kadang-kadang mereka sebelum waktunya pulang 10 atau 5 menit sudah sampai gitu,” jelasnya.
    “Sehingga area parkir yang ada di labschool itu kan tidak mencukupi mau tidak mau mereka akhirnya parkir di depan,” ungkapnya.
    Menurut Dadang, kondisi itu justru memicu kepadatan lalu lintas, terutama saat jam pulang sekolah sore hari.
    “Tetapi kami menghimbau kepada orangtua, anaknya yang ada di lobi langsung telepon, anaknya langsung disuruh masuk ke kendaraannya sehingga aliran masuk kendaraan itu semakin lancar,” jelasnya.
    Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan sejumlah kendaraan parkir sembarangan di depan Sekolah Labschool Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, viral di media sosial pada Selasa (23/9/2025).
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @ijoeel, terlihat deretan mobil yang diduga milik orangtua murid sekolah tersebut parkir di pinggir Jalan Pemuda, Rawamangun sehingga memakan badan jalan dan menyebabkan kemacetan.
    Pengunggah video juga menyoroti kondisi jalan yang semakin sempit akibat proyek pembangunan LRT di kawasan tersebut.
    “Bantu edukasi wali murid agar sadar diri jangan bikin jalan makin menyempit, sudah gitu ditambah ada proyek LRT yakan, makin mantep,” tulis keterangan dalam video yang diunggah akun Instagram @ijoeel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki Megapolitan 24 September 2025

    Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pengalaman pahit dialami Salma (25), penumpang Transjakarta T31 rute PIK 2–Blok M, yang terjebak macet di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025) malam.
    Salma naik Transjakarta sekitar pukul 17.30 WIB dari PIK untuk menuju Blok M. Awalnya, arus lalu lintas masih lancar.
    “Tau-taunya itu macet dari Grogol sampai ke Semanggi
    full
    merah (tanda macet di Google Maps),” kata Salma kepada
    Kompas.com
    , Rabu.
    Salma yang tidak mendapat tempat duduk terpaksa berdiri di dalam bus sambil menahan pegal di tengah kemacetan. Kondisi ini juga dialami belasan penumpang lain.
    Saat jarum jam menunjukkan pukul 20.00 WIB, ia bersama penumpang lain memutuskan turun dari Transjakarta meski tanpa halte resmi di daerah Slipi Kemanggisan.
    “Saya sama orang-orang pada turun di Slipi Kemanggisan terus jalan kali sampai Petamburan,” ungkapnya.
    Perjalanan kaki sepanjang kurang lebih satu kilometer harus ditempuh Salma melewati jalur tol, keluar ke jalan arteri, hingga bergerak ke arah Petamburan.
    Menurut Salma, bukan hanya dirinya yang memilih berjalan kaki.
    “Hampir semua (penumpang) yang berdiri itu turun, dari TJ lain juga sama,” ujar Salma.
    Di sepanjang jalan, ia bahkan melihat penumpang dengan koper keluar dari mobil dan berjalan kaki di pinggir tol.
    “Bahkan kayaknya ada Grab/Go-Car yang penumpangnya juga ikut turun karena tadi lihat ada yang bawa-bawa koper juga di pinggir tol,” jelasnya.
    Kesulitan Salma belum berakhir ketika tiba di Petamburan. Upayanya memesan ojek
    online
    (ojol) menuju Stasiun Karet justru ditolak oleh sejumlah pengemudi.
    “Pesan ojol juga pada dibatalkan, pada enggak mau antar karena kondisinya macet. Jadi tadi yang jalan kaki banyak banget,” tuturnya.
    Salma akhirnya baru berhasil mendapat ojol sekitar pukul 21.00 WIB setelah hampir tiga jam terjebak dalam perjalanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.