Jenis Media: Metropolitan

  • Mengenal Tepuk Sakinah: Pelepas Jenuh Pasutri Saat Pembekalan di KUA 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Mengenal Tepuk Sakinah: Pelepas Jenuh Pasutri Saat Pembekalan di KUA Megapolitan 27 September 2025

    Mengenal Tepuk Sakinah: Pelepas Jenuh Pasutri Saat Pembekalan di KUA
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pendekatan Tepuk Sakinah yang diterapkan dalam sesi bimbingan perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA) viral di media sosial. 
    Fenomena ini menarik perhatian karena biasanya bimbingan perkawinan berlangsung serius, namun kali ini disisipi permainan edukatif.
    Tepuk Sakinah menjadi cara interaktif agar calon pengantin lebih mudah memahami nilai-nilai keluarga sakinah.
    Yel-yel dengan tepukan tangan ini diperagakan dalam sesi bimbingan perkawinan (bimwin) di sejumlah Kantor Urusan Agama (KUA) dan mendapat respons beragam dari peserta.
    Fenomena “Tepuk Sakinah” yang belakangan viral di media sosial ternyata berawal dari pelatihan penghulu dan penyuluh agama pada 2024.
    Dari forum diklat itulah muncul ide membuat yel-yel untuk membantu calon pengantin memahami lima pilar keluarga sakinah.
    Penghulu KUA Menteng, Jakarta Pusat, Abdul Hakim, mengatakan, awalnya “Tepuk Sakinah” hanya berupa cara sederhana untuk menghafal poin-poin penting dalam bimbingan perkawinan.
    Namun, kemudian dikembangkan lebih kreatif dengan tambahan aransemen lagu agar lebih mudah diterima calon pengantin.
    “Jadi Tepuk Sakinah ini kita dapat materi, kami penghulu sama penyuluh itu di Bimtek. Dalam diklat itu ada pemateri-pemateri. Salah satu materinya itu untuk menghapalkan daripada lima pilar sakinah itu dipakai tepuk-tepuk itu,” kata Abdul saat ditemui di KUA Menteng, Jumat.
    Menurut Abdul, inisiatif menambahkan aransemen lagu lahir dari kebutuhan membuat suasana bimbingan lebih segar dan tidak monoton.
    “Tadinya memang tepuk sakinah ini biasa gitu. Kita kira-kira sih biar nggak gabut ya. Kita cari aransemen yang pas akhirnya ketemu lagu itu. Sehingga yang viral itu gitu lah,” ujar dia.
    Tepuk Sakinah memuat lima pilar keluarga sakinah yang menjadi dasar membangun rumah tangga, yakni sebagai berikut:
    Kelima pilar ini diharapkan menjadi pengingat komitmen awal pernikahan, sehingga pasangan lebih siap menghadapi pasang surut rumah tangga.
    Penghulu KUA Menteng, Abdul Hakim menerangkan, setiap gerakan Tepuk Sakinah memiliki makna tersendiri.
    Saat dua jari telunjuk saling menunjuk bergantian ke atas dimaknai sebagai zawaj atau berpasangan.
    Gerakan itu menggambarkan suami dan istri harus menyadari bahwa mereka adalah pasangan yang saling melengkapi dan memiliki peran masing-masing dalam keluarga.
    Lalu ketika lantunan “janji kokoh janji kokoh, janji kokoh” terdengar, kedua tangan yang saling mengunci jari menggambarkan mitsaqon gholidzo, yaitu janji kokoh yang menjadi fondasi pernikahan. ‘
    “Janji janji kokoh janji kokoh ini kan mitsaqon gholidzo,” kata Abdul sambil menirukan gerakan.
    Makna ini menekankan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dan dipegang teguh oleh suami dan istri, seperti janji yang kokoh.
    Gerakan berikutnya cukup panjang, yakni membentuk tanda hati dengan tangan, memberi hormat, menepuk bahu, lalu menyilangkan tangan di dada.
    “Saling cinta saling hormat kemudian saling jaga itu artinya mu’asyarah bil ma’ruf,” ucap dia.
    Semua rangkaian itu melambangkan mu’asyarah bil ma’ruf atau sikap saling cinta, saling hormat, dan saling menjaga.
    Suami dan istri harus memperlakukan satu sama lain dengan baik, penuh kasih sayang, dan saling menghormati.
    Setelah itu, jari yang membentuk tanda “OK” diikuti gerakan memberi salam melambangkan sakinah itu sendiri, ketenteraman, kenyamanan, dan kedamaian.
    “Pesan moralnya, keluarga harus dibangun di atas cinta, musyawarah, dan saling ridho. Jangan sampai setelah menikah kecewa lalu menyalahkan pasangan, tapi harus menerima takdir Allah dengan ridho,” kata Abdul.
    Berikut lirik lagu Tepuk Sakinah:
    Berpasangan, berpasangan, berpasangan
    Janji kokoh, janji kokoh, janji kokoh
    Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
    Musyawarah, untuk sakinah…
    Berpasangan, berpasangan, berpasangan
    Janji kokoh, janji kokoh, janji kokoh
    Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
    Musyawarah, untuk sakinah…
    Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
    Musyawarah, untuk sakinah…
    Penghulu KUA Menteng, Abdul Hakim, menjelaskan lagu Tepuk Sakinah mengandung makna dari lima pilar sakinah yakni zawaj (berpasangan), mitsaqon gholidzo (janji yang kokoh), mu’asyarah bil ma’ruf (saling cinta, saling hormat, saling jaga), musyawarah, dan taradhin (saling ridho).
    1. Zawaj. Gerakan itu menggambarkan suami dan istri harus menyadari bahwa mereka adalah pasangan yang saling melengkapi den memiliki peran masing-masing dalam keluarga.
    2. Mitsaqon Gholidzo. Menekankan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dan dipegang teguh oleh suami dan istri, seperti janji yong kokoh.
    3. Mu’asyarah bil ma’ruf. Berarti suami dan istri harus memperlakukan satu sama lain dengan baik, penuh kasih sayang, dan saling menghormati.
    4. Musyawarah. Memiliki arti bahwa setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan melalui musyawarah bersama.
    5. Taradhin. Berarti suami dan istri harus saling ridha dan menerima kekurangan masing-masing untuk menciptakan keluarga yang harmonis.
    “Pesan moralnya, keluarga harus dibangun di atas cinta, musyawarah, dan saling ridho. Jangan sampai setelah menikah kecewa lalu menyalahkan pasangan, tapi harus menerima takdir Allah dengan ridho,” ujar Abdul.
    Kepala KUA Tambun Selatan Agus Salim menjelaskan, Tepuk Sakinah digunakan sebagai ice breaking agar peserta tidak jenuh mengikuti bimbingan perkawinan yang rutin digelar setiap Selasa pukul 08.00–12.00 WIB.
    Tepuk Sakinah sejatinya adalah cara agar calon pengantin bisa memahami pilar keluarga sakinah dengan melalui lagu, sehingga diharapkan bisa lebih mudah dimengerti.
    “Kalau bisa tahu Tepuk Sakinah ya agar bisa lebih mudah mengingat pilar keluarga sakinah,” ujar Agus.
    Riko (23), salah satu calon pengantin yang mengikuti bimwin di KUA Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menilai Tepuk Sakinah bisa membantu menjaga pikiran positif dalam membangun rumah tangga.
    “Menurut saya itu cukup membantu sih buat berpikir positif terus lah walaupun kadang ada yang dibuat konten kayak menghindari masalah, tapi cukup bagus untuk meredakan emosi,” ucap Riko.
    Namun, Riko menekankan bahwa Tepuk Sakinah lebih sebagai hiburan dan pengingat. Menurut dia, membangun keluarga sakinah tetap membutuhkan usaha nyata dari pasangan suami-istri.
    “Sakinah itu kan doa kita, harapan kita. Ya, untuk ke depannya bagaimana kita dan pasangan menjalaninya nanti. Tapi setidaknya dengan Tepuk Sakinah itu muncul harapan kita kehidupan rumah tangga yang baik, tak ada perceraian,” kata dia.
    Pendapat berbeda disampaikan catin lain, Dhika (30). Ia menilai Tepuk Sakinah tidak relevan untuk membangun keluarga sakinah.
    “Kalau kayak begitu seperti bermain-main dengan adanya Tepuk Sakinah. Namun, untuk makna dalamnya memang bagus. Tapi kenapa harus ada tepuk-tepuk kayak begitu, seperti bermain-main,” ujar Dhika.
    Menurut dia, fondasi keluarga yang sakinah sebaiknya diperkuat dengan wejangan orang tua yang sudah lebih dulu berpengalaman dalam menjalani pasang surut rumah tangga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sentra Fauna Lenteng Agung ditargetkan rampung September ini

    Sentra Fauna Lenteng Agung ditargetkan rampung September ini

    Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta akan menjadi ruang publik yang higienis, ramah keluarga, sekaligus destinasi baru yang lebih menarik dibandingkan Barito

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta di Lenteng Agung, Jakarta Selatan rampung pada akhir September dan mulai difungsikan pada awal Oktober 2025.

    “Pembangunan kios secara fisik sudah mencapai 85 persen,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/9).

    Ratu menjelaskan total terdapat 125 kios yang dibangun untuk merelokasi pedagang Pasar Burung Barito, dan 119 kios di antaranya sudah dilengkapi dinding. Sementara enam kios lainnya masih tahap pemasangan pondasi.

    “Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta akan menjadi ruang publik yang higienis, ramah keluarga, sekaligus destinasi baru yang lebih menarik dibandingkan Barito,” ujar Ratu.

    Adapun Lenteng Agung dipilih sebagai lokasi karena memiliki lahan milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang strategis, dekat dengan akses transportasi umum, seperti Stasiun KRL Lenteng Agung dan jalan tol.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemprov DKI perkuat edukasi pencegahan kanker

    Pemprov DKI perkuat edukasi pencegahan kanker

    Penyakit kanker tidak bisa kita pandang sebelah mata. Oleh karena itu, edukasi dan pencegahan harus menjadi garda terdepan dalam melawan kanker

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) terus memperkuat edukasi dan komunikasi pencegahan kanker sebagai bagian dari upaya menekan angka kasus penyakit akibat pertumbuhan sel abnormal itu.

    “Pencegahan kanker adalah tanggung jawab kita semua. Dengan kerja sama dan kepedulian bersama, saya yakin kita bisa menekan angka kasus kanker di Indonesia,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di Jakarta Timur, Jumat (26/9).

    Dalam sambutannya, Rano mengingatkan bahwa pencegahan kanker dapat dilakukan melalui pola hidup sehat, seperti menjaga nutrisi yang baik, rutin beraktivitas fisik, mengelola stres, menghindari faktor risiko, membangun kehidupan sosial yang sehat, dan cukup istirahat.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pencarian orang hilang pascademo di Jakarta terus berlanjut

    Pencarian orang hilang pascademo di Jakarta terus berlanjut

    Tim sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga, jadi mohon doanya mohon dukungannya dari semua pihak

    Jakarta (ANTARA) – Pencarian dua orang yang masih dinyatakan hilang pascademo di Jakarta, yakni Reno Syachputra Dewo, dan Muhammad Farhan Hamid masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan keluarga kedua orang hilang itu untuk mencari keberadaan mereka.

    “Seperti yang pernah kami sampaikan bahwa saudara-saudara kami yang hilang, yang dilaporkan hilang, itu adalah saudara-saudara kami. Tim sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga, jadi mohon doanya mohon dukungannya dari semua pihak,” kata Ade Ary di Jakarta, Jumat.

    Terkait media sosial Farhan yang disebut tengah dijalankan oleh pihak lain, Ade Ary menyebut baru mendapat informasi tersebut.

    “Baik, nanti saya cek ya. saya baru mendapatkan informasi. Setiap informasi sekecil apapun itu nanti akan didalami oleh tim ya. Tentunya harapan kita bersama dan mohon doa restu bahwa dua saudara kita ini dapat diketemukan,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, dua orang yang dilaporkan hilang pascademo di Jakarta beberapa waktu lalu, yakni Bima Permana Putra dan Eko Purnomo ternyata kabur ke Malang dan Kalimantan Tengah agar bisa hidup mandiri.

    “Dari hasil komunikasi kami dengan saudara Bima, beliau menyampaikan bahwa alasan kepergian meninggalkan rumah karena ingin hidup mandiri,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/9).

    Wira mengatakan Bima meninggalkan Jakarta pada 1 September 2025 menuju Malang, Jawa Timur.

    “Hal tersebut atas keinginan sendiri dengan menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanannya saudara Bima sempat menjual kendaraan di daerah Tegal. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sarana angkutan kereta api menuju Malang,” kata Wira.

    Di Malang, kata Wira, Bima mencari rupiah dengan menjual mainan barongsai di salah satu Klenteng, Kotalama, Malang.

    Sementara itu, Eko kabur ke Kalimantan Tengah dan bergabung dengan kapal penangkap ikan di wilayah tersebut.

    “Alasan Eko mengapa yang bersangkutan sampai naik ikut kapal, bekerja untuk mencari nafkah. Dalam hal ini untuk kehidupan dan Eko sendiri ingin hidup secara mandiri,” kata Dirsiber Polda Metro Jaya Kombes Pol. Roberto GM Pasaribu.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah Megapolitan 27 September 2025

    Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Warga Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, berharap permukiman padat penduduk di wilayah tersebut dilengkapi dengan pompa air atau hydrant untuk menghadapi potensi kebakaran.
    Ketersediaan pompa air di tengah lingkungan warga diharapkan dapat membantu pemadaman awal ketika api menjalar dengan cepat.
    “Memang harus ada tangki penampungan airnya di tengah-tengah warga sehingga apabila ada kejadian kayak gini, kan, bisa segera dimanfaatkan,” ujar Zikoy (54), warga setempat, Jumat (26/9/2025).
    Zikoy dan warga sempat kesulitan memadamkan api yang membakar rumah-rumah pada Jumat sore.
    Mereka hanya dapat menggunakan empat alat pemadam api ringan (APAR) dan ember-ember berisi air.
    “Api itu lebih besar dari APAR-nya itu sendiri. Kapasitasnya kan APAR kecil segitu,” tambah dia.
    Angin yang bertiup cukup kencang juga membuat api cepat menjalar ke rumah lainnya. Oleh karena itu, Zikoy berharap ada sosialisasi mengenai prosedur pertolongan pertama saat kebakaran.
    “Seandainya ada penampungan satu hidran di dalam tempat warga, mungkin juga disosialisasi tentang pemadaman, pertolongan pertama, ya mungkin bisa ke depan bisa lebih baik lah,” katanya.
    Warga berupaya memadamkan api dengan APAR dan ember air, namun api terus membesar sehingga mereka segera menghubungi pemadam kebakaran pada pukul 18.04 WIB.
    Sebanyak 20 unit kendaraan damkar dikerahkan, terdiri dari 12 unit pompa dan delapan unit pendukung. Dugaan sementara, api berasal dari korsleting peralatan elektronik di salah satu rumah.
    “Sementara dugaan penyebabnya patut diduga karena listrik, dari peralatan listrik,” ujar Perwira Piket Damkar Jakarta Selatan, Imbang Satriana, di lokasi, Jumat.
    Api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 19.50 WIB. Tercatat tiga orang mengalami luka bakar, sementara kerugian diperkirakan mencapai Rp 562.400.000.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Warga Sempat Coba Padamkan Kebakaran 10 Rumah di Karet Kuningan tapi APAR Tak Cukup Megapolitan 27 September 2025

    Warga Sempat Coba Padamkan Kebakaran 10 Rumah di Karet Kuningan tapi APAR Tak Cukup
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sebelum petugas pemadam kebakaran turun, warga setempat sudah berupaya memadamkan kebakaran yang menghanguskan sepuluh rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).
    Warga bergotong royong menyiramkan air menggunakan ember dan memanfaatkan empat alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia.
    “Ada APAR, tadi kan digunakan juga, ada cuma enggak nolong. Warga kerja sama bareng-bareng,” kata Zikoy (54), warga setempat, ditemui di lokasi, Jumat.
    Namun, api terlalu besar untuk ditangani hanya dengan APAR dan ember air.
    “Api itu lebih besar dari APAR-nya itu sendiri. Kapasitasnya kan APAR kecil segitu,” tambah dia.
    Zikoy menyarankan agar warga memiliki akses ke pompa air sebagai pertolongan pertama terhadap kebakaran.
    “Memang harus ada tangki penampungan airnya di tengah-tengah warga sehingga apabila ada kejadian kayak gini, kan, bisa segera dimanfaatkan,” ujar Zikoy.
    Kebakaran terjadi saat warga sedang beraktivitas normal. Salah satu penghuni rumah mencium bau terbakar, yang kemudian memicu ledakan di rumah tersebut.
    “Ada orang di rumah. Justru dia yang mencium bau ada kebakar, tapi dianya sendiri mau ke kamar kecil, kan, lalu meledak,” jelas Zikoy.
    Api kemudian menjalar ke rumah lainnya, diperparah oleh angin kencang.
    “Sudah api meledak, langsung besar apinya. Langsung menjalar ke yang lain, karena juga angin gede kan,” kata dia.
    Warga sempat berupaya memadamkan api, namun akhirnya menghubungi petugas pemadam kebakaran pada pukul 18.04 WIB.
    Sebanyak 20 unit kendaraan dikerahkan, terdiri dari 12 unit pompa dan 8 unit pendukung.
    Dugaan sementara, api berasal dari korsleting peralatan elektronik di salah satu rumah.
    “Sementara dugaan penyebabnya patut diduga karena listrik, dari peralatan listrik,” kata Perwira Piket Damkar Jakarta Selatan, Imbang Satriana, ditemui di lokasi, Jumat.
    Api berhasil dipadamkan oleh Damkar Jakarta Selatan sepenuhnya pukul 19.50 WIB.
    Tercatat tiga orang mengalami luka bakar, sementara kerugian ditaksir mencapai Rp 562.400.000.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemilihan Abang None Jakarta simbol optimisme generasi muda

    Pemilihan Abang None Jakarta simbol optimisme generasi muda

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan pemilihan Abang None Jakarta merupakan simbol optimisme generasi muda yang menjaga tradisi Betawi agar terus berdampingan dengan perkembangan zaman.

    “Pemilihan Abang None Jakarta merupakan simbol optimisme generasi muda yang menjaga tradisi Betawi, menggambarkan pesona Jakarta sekaligus meneguhkan sebagai kota global yang berbudaya,” kata dia dalam Malam Final Pemilihan Abang None Jakarta 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat malam.

    Pramono lalu menyampaikan pemilihan Abang None Jakarta bukan sekadar ajang kompetisi. Hal ini kata dia, bisa terlihat dari bangganya anak muda Jakarta dalam berbudaya Betawi.

    “Ini adalah bukti bahwa melestarikan tradisi dan meraih masa depan dapat berjalan beriringan,” kata dia.

    Menurut Pramono, keberadaan Abang None Jakarta sangat penting untuk menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi. Melalui Abang None, imbuh dia, Pemprov DKI ingin menunjukkan modernitas bisa berpadu dengan kearifan lokal.

    Karena itu, bagi Pramono, Abang None Jakarta bukan hanya ikon budaya, tetapi juga agen perubahan dalam promosi pariwisata, ekonomi kreatif, dan pembangunan kota.

    Gubernur Pramono berharap Abang None Jakarta tidak hanya menjadi teladan dalam menjaga tradisi, tetapi juga mampu menginspirasi generasi muda lain untuk ikut berkontribusi membangun Jakarta yang lebih maju, ramah, dan membanggakan.

    Adapun pemenang Abang dan None Jakarta 2025 yakni David Leon Bijlsma dari Jakarta Timur dan Farel Larasati (Defa) dari Jakarta Pusat.

    Sementara Wakil 1 Abang None Jakarta 2025 yaitu pasangan Muchamad Raynald Ghazali (Jakarta Selatan) – Naomyscha Attalie Maza (Jakarta Barat) dan Wakil 2 pasangan Muhammad Fathi Umar (Jakarta Pusat) – Isabel Tramp (Jakarta Selatan).

    Harapan 3 yakni pasangan Randall Aginta (Jakarta Pusat) – Naila Azizah (Jakarta Utara), Harapan 2 pasangan Muhammad Faruqi (Kepulauan Seribu) – Arghea Nurazlia Siswono Putri (Jakarta Barat), serta Harapan 1 pasangan Jonathan Marco Christo (Jakarta Selatan) – Alika Najma Alex (Jakarta Timur).

    Lalu, Juara Favorit Abang None Jakarta 2025 pasangan Muhammad Faruqi (Kepulauan Seribu) – Naila Azizah (Jakarta Utara).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono tekankan pentingnya komunikasi dalam pimpin Jakarta

    Pramono tekankan pentingnya komunikasi dalam pimpin Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menekankan soal pentingnya komunikasi, transparansi hingga membangun kepercayaan publik dalam memimpin Ibu Kota.

    “Seperti kita ketahui bersama, Jakarta sekarang ini menjadi kota global nomor 74 dari 156 negara. Dan ini menjadi tantangan secara khusus bagi saya untuk bisa bagaimana caranya memperbaiki, sehingga dengan demikian komunikasi menjadi salah satu kata kunci utama,” kata Pramono saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Padjajaran, Bandung, Jumat.

    Pramono mengaku, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di Jakarta yang setiap hari selalu ada dan berganti, ia selalu menerapkan ilmu yang ia dapat sebagai doktor komunikasi.

    “Beberapa prinsip ‘good governance’ yang saya terapkan di dalam proses komunikasi yang pertama tentunya harus inklusif. Mendengarkan apa yang menjadi keinginan masyarakat,” kata Pramono.

    Menurut Pramono, hal ini penting mengingat jumlah penduduk Jakarta sangat banyak dengan beragam kebutuhan dan keinginan.

    Di samping itu, Pramono menilai hadirnya media sosial kini juga sangat membantu dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas.

    Sehingga, Pramono pun dapat memantau setiap keluhan hingga kritik masyarakat terhadap dirinya melalui media sosial.

    Pramono juga menekankan soal gaya komunikasi seorang pemimpin ketika berhadapan dengan publik.

    Menurut Pramono, pemimpin bisa saja memilih pendekatan emosional. Namun, dirinya mengaku lebih nyaman menggunakan cara yang berbeda.

    “Komunikasi itu kan pilihan, kita bisa memilih emosi atau yang seperti apa. Nah, saya memilih berkomunikasi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan hati serta mendengarkan semua kritik atau masukan dari masyarakat,” kata Pramono.

    Tak hanya itu, Pramono juga menyoroti pentingnya transparansi sebagai salah satu kata kunci untuk membangun Jakarta.

    Sebab dengan transparansi, tegasnya, maka kepercayaan warga Jakarta juga akan meningkat.

    “Kepercayaan rakyat itu harus dibangun dengan keteladanan. Saya ini orang yang tetap ‘on time’. Sekarang di Balai Kota semuanya ‘on time’. Sebab saya terbuka, bagi siapa pun yang tidak ‘on time’ . Rapat terlambat, lebih baik tidak masuk. Membangun kultur yang seperti harus butuh keteladanan,” kata Pramono.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Raperda KTR dinilai berisiko jika abaikan realitas sosial ekonomi

    Raperda KTR dinilai berisiko jika abaikan realitas sosial ekonomi

    Jakarta (ANTARA) – Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim menilai Rancangan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Raperda KTR) beresiko jika mengabaikan realitas sosial ekonomi di masyarakat.

    “Jika rancangan KTR terlalu kaku dan tidak mempertimbangkan realitas sosial, maka risiko terbesar adalah masyarakat kecil yang terdampak langsung seperti pedagang asongan, UMKM, hingga pekerja di sektor informal,” kata Chico di Jakarta, Jumat.

    Chico menilai, semangat menjaga kesehatan publik memang sangat baik. Namun, implementasinya harus proporsional.

    Chico mengingatkan, jangan sampai regulasi peraturan tersebut justru memperlebar jurang ketidakadilan.

    “Oleh karena itu, perlu disiapkan ‘roadmap’ (peta jalan) transisi, misalnya penegakan bertahap, pemberian alternatif ruang merokok yang sesuai standar, edukasi publik, hingga mitigasi dampak ekonomi bagi UMKM dan pekerja,” kata Chico.

    Dengan begitu, Chico menilai kebijakan tersebut akan tetap berpihak pada kesehatan masyarakat, namun tidak menimbulkan gejolak sosial yang kontraproduktif.

    Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) memproyeksikan pasal-pasal larangan penjualan dalam Raperda KTR DKI Jakarta akan berisiko membebani toko ritel modern.

    “Ada 67.000 toko akan terdampak yang selama ini memperoleh keuntungan signifikan dari rokok. Jangan sampai aturan ini membuat tidak ada ruang gerak bagi penjualan,” kata Perwakilan APRINDO Asraf Razak.

    Selain itu, Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Ali Mahsun menyatakan penolakan terhadap pasal-pasal Raperda KTR yang dinilainya merugikan pedagang.

    Menurut Ali, dorongan kewajiban penyediaan KTR ini akan berdampak dengan keberlangsungan mata pencaharian jutaan asongan, kopi keliling, pedagang kaki lima, di pasar, pusat keramaian, serta 1,1 juta warung kelontong.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • David Leon dan Defa jadi Abang dan None Jakarta 2025

    David Leon dan Defa jadi Abang dan None Jakarta 2025

    Jakarta (ANTARA) – Panitia penyelenggara Pemilihan Abang dan None Jakarta mengumumkan David Leon Bijlsma dari Jakarta Timur dan Farel Larasati (Defa) dari Jakarta Pusat sebagai Abang dan None Jakarta 2025.

    Pengumuman ini disampaikan oleh pembawa cara Okky Lukman dan Rizky Kinos dalam Malam Final Pemilihan Abang dan None Jakarta Tahun 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Jumat malam.

    Okky dan Rizky juga mengumumkan Wakil 1 Abang None Jakarta 2024 yaitu pasangan Muchamad Raynald Ghazali (Jakarta Selatan)-Naomyscha Attalie Maza (Jakarta Barat) dan Wakil 2 pasangan Muhammad Fathi Umar (Jakarta Pusat)-Isabel Tramp (Jakarta Selatan).

    Sebelum pemenang diumumkan, sebanyak 36 finalis atau 18 pasang finalis mendapatkan kesempatan menyampaikan gagasan mereka dan mendapatkan penilaian dari dewan juri.

    Para dewan juri ini yakni Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Jakarta, Suharini Eliawati (Ketua Dewan Juri), Direktur Fasilitas Diplomatik Kementerian Luar Negeri, Sayu Oka Widani (juri bidang internasional), Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital, Fifi Aleyda Yahya (juri bidang public speaking), Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Beky Mardani (juri bidang kebudayaan Betawi).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.