Jenis Media: Metropolitan

  • Warga Minta JPO Pasar Kramat Jati Rutin Dirawat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Warga Minta JPO Pasar Kramat Jati Rutin Dirawat Megapolitan 12 Oktober 2025

    Warga Minta JPO Pasar Kramat Jati Rutin Dirawat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga di sekitar Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, meminta agar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di depan pasar tersebut dirawat secara rutin.
    Pasalnya, JPO itu sempat rusak dan baru diperbaiki setelah videonya viral di media sosial.
    “Ya harusnya dirawat rutin aja biar nyaman, kemarin sudah dibetulin sama Bina Marga.Kemarin sama tadi pagi juga masih ada yang betulin kok, jangan nunggu ramai aja,” ujar salah satu pedagang Pasar Kramat Jati, Sugeng saat ditemui, Minggu (12/10/2025).
    Menurut Sugeng, kondisi JPO yang berlubang sudah berlangsung cukup lama. Ia menduga kerusakan terjadi akibat hujan yang membuat besi jembatan berkarat dan papan penutup menjadi keropos.
    “Iya, bolong sudah lama, keropos itu mungkin kena hujan kali ya nah baru dibenerin, bolong ada enam bulan lebih kali ya,” kata dia.
    Senada dengan itu, Yuniar (71), pengguna JPO yang kerap melintas untuk ke pasar, berharap jembatan tersebut lebih nyaman dan aman digunakan, terutama bagi lansia.
    “Kita sebagai pengguna jalan takut juga, kemarin-kemarin masih bolong, saya rutin lewat sini buat ke pasar,” ucap dia.
    Ia mengaku sempat merasakan lantai jembatan yang berbunyi dan bergoyang ketika diinjak pejalan kaki.
    “Iya ada bolong dan bunyi ini yang bikin takut, sudah lama ini enggak ada dibenerin, baru kemarin baru liat perbaikan,” ungkap dia.
    “Nah kalau kotak amal juga seharusnya enggak disitu kan mengganggu juga ya, apa lagi itu kan ditempatin di jalan masuk pas mau naik atau turun,” lanjut dia.
    Sebelumnya, JPO di depan Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, viral di media sosial setelah terlihat rusak dan berlubang.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @ijoeel, tampak sejumlah papan JPO sudah berkarat, keropos, dan meninggalkan beberapa lubang.
    Beberapa papan juga tampak bergoyang dan mengeluarkan bunyi ketika diinjak oleh warga yang melintas.
    Selain itu, di sepanjang JPO tampak beberapa kotak amal yang diletakkan di jalur pejalan kaki, sehingga mempersempit ruang bagi pengguna jembatan.
    “JPO udah lama rusak, bikin bahaya nih yee ada di Halte TJ Kramat Jati. Sudah pada keropos, lampu mati, dan lain-lain. Mana rame nih JPO,” tulis keterangan akun Instagram ijoeel.
    Pantauan Kompas.com pada Minggu (12/10/2025) siang menunjukkan bahwa sebagian lantai JPO telah diperbaiki.
    Lantai yang sebelumnya berlubang kini sudah diganti, namun beberapa lainnya masih tampak longgar dan berbunyi saat diinjak.
    Tiga kotak amal masih terlihat di jembatan tersebut, salah satunya bertuliskan “Masjid Al-Ihsan Kramat Jati”. Selain itu, kabel jaringan telekomunikasi masih tampak semrawut dan menempel pada pagar JPO.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Sakit, Lansia Ditemukan Tewas di Kios Pasar Musi Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Diduga Sakit, Lansia Ditemukan Tewas di Kios Pasar Musi Depok Megapolitan 12 Oktober 2025

    Diduga Sakit, Lansia Ditemukan Tewas di Kios Pasar Musi Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Seorang pria lanjut usia ditemukan tak bernyawa di salah satu kios di Pasar Musi, Sukma Jaya, Depok, Minggu (12/10/2025).
    Kios dengan rolling door biru itu berisi tumpukan kardus yang disimpan dalam karung-karung.
    Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, mengatakan, korban berinisial KST (65) itu meninggal karena sakit.
    “Korban meninggal dunia diduga karena sakit,” kata Made dikonfirmasi, Minggu.
    Mulanya, seorang pedagang nasi uduk, Irvan, melihat rolling door kios korban tidak tertutup rapat pada Sabtu (11/10/2025).
    Baru pada Minggu pagi akhirnya Irvan memanggil Ketua RT setempat dan warga lain untuk memeriksa ruko tersebut karena melihat ada tangan yang tak bergerak di dalamnya.
    “Setelah rolling door dibuka lebar dibantu warga, ternyata korban sudah meninggal dunia dengan posisi duduk tengkurap di TKP,” ujar Made.
    Melihat itu, saksi mengabarkan keluarga korban. Selanjutnya, korban pun langsung dibawa pihak keluarga untuk langsung dikremasi di Rumah Duka Cilemon, Cibinong.
    Tak ada indikasi tindak kekerasan ditemukan pada tubuh korban.
    Made mengatakan, pihak keluarga juga telah menerima kematian korban dengan lapang dada.
    “Keluarga ikhlas menerima kematian korban, dan tidak ingin jenazah diotopsi,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Blok M Hub Mulai Ramai, Pengunjung: Lebih Luas dan Banyak Tempat Duduk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Blok M Hub Mulai Ramai, Pengunjung: Lebih Luas dan Banyak Tempat Duduk Megapolitan 12 Oktober 2025

    Blok M Hub Mulai Ramai, Pengunjung: Lebih Luas dan Banyak Tempat Duduk
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah kios kuliner dari Plaza 2 Blok M sudah pindah ke Blok M Hub sejak akhir September lalu.
    Kini, lorong bawah tanah arah Terminal Blok M itu ramai oleh pengunjung. 
    Pengunjung tampak berbaris rapi di beberapa kios, seperti Cimol Keju Barito dan Nasi Ayam Renald.
    Di depan kios Nasi Ayam Renald, tersedia tempat khusus untuk pengunjung menikmati makananya. Di sana, disusun sejumlah meja dengan kursi merah.
    Meskipun ramai, lorong itu tidak tampak sesak karena ada ruang yang cukup luas untuk pengunjung berjalan maupun mengantre.
    Reja (25), seorang warga Tanjung Priok, juga menyoroti hal itu. Menurut dia, terdapat ruang yang lebih luas untuk pengunjung bisa menikmati sederet kuliner viral itu.
    “Iya (lebih luas), bagusnya jadi lebih banyak tempat duduknya sih sekarang, karena kan yang sebelumnya terbatas,” kata Reja ditemui di lokasi, Minggu (12/10/2025).
    Senada, pengunjung lainnya asal Tangerang, Ana (22), juga merasa lebih senang di Blok M Hub karena lebih leluasa saat membeli jajanan favoritnya, Cimol Keju Barito.
    “Sebelumnya tuh kan mepet ya, kios-kiosnya juga mepet banget. Di sini kan lebih luas, jadinya masih lega walaupun ramai,” kata Ana ditemui terpisah.
    Ia juga menyoroti kabar tentang kenaikan harga sewa kios yang menjadi keluhan pedagang.
    Ana juga berharap agar Plaza 2 Blok M tetap bisa beroperasi lagi dengan menghadirkan tenant baru.
    “Semoga di sana bisa ditingkatkan lagi. Kemaren dengernya masalah sewa ya, jadi semoga bisa disesuaikan lagi lah harganya,” ujar Ana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku Tawuran di Rorotan Rusak Jemuran hingga Rumah Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Pelaku Tawuran di Rorotan Rusak Jemuran hingga Rumah Warga Megapolitan 12 Oktober 2025

    Pelaku Tawuran di Rorotan Rusak Jemuran hingga Rumah Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Para pelaku tawuran pernah merusak jemuran dan rumah warga di Jalan Malaka 4, RW 06, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
    “Pernah dulu sekali merusak rumah warga,” ucap salah satu warga bernama Ahmad (57) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Minggu (12/10/2025).
    Selain itu, Ahmad mengaku, jemuran miliknya di samping rumah pernah dirusak para pelaku tawuran.
    “Jemuran saya diambil, bambunya buat mukulin rumah orang di depan, saya cariin pagi-pagi kok bambunya enggak ada ternyata ada di sana buat ngerusakin rumah orang, bambu saya hancur,” kata Ahmad.
    Bagi Ahmad, aksi tawuran yang sering terjadi setiap akhir pekan di depan rumahnya sangat meresahkan.
    Sebab, mereka tawuran dengan menggunakan senjata tajam (sajam) sehingga membahayakan warga sekitar.
    Selain itu, tawuran tersebut juga kerap terjadi dini hari, sehingga menganggu jam istirahat warga sekitar.
    Sementara warga lain bernama Yakum (39) mengaku rumahnya tak pernah dirusak pelaku tawuran.
    Hanya saja, aksi tawuran tersebut sering kali membuatnya takut.
    “Takut juga sih kalau keluar, karena katanya bawa sajam. Saya dengar suara kencang,” ucap Yakum.
    Merasa takut, Yakum memutuskan untuk bertahan di dalam rumah, sebab ia takut menjadi sasaran para pelaku tawuran.
    Terlebih lagi, para pelaku tawuran tersebut bukan merupakan remaja sekitar dan Yakum tak mengenalnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap Eks Karyawan yang Bobol Brankas Restoran di Halim
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Polisi Tangkap Eks Karyawan yang Bobol Brankas Restoran di Halim Megapolitan 12 Oktober 2025

    Polisi Tangkap Eks Karyawan yang Bobol Brankas Restoran di Halim
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro Jaya menangkap mantan supervisor restoran cepat saji berinisial ML (32) yang membobol brankas tempatnya bekerja di kawasan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/9/2025).
    “Pelaku ML, mantan karyawan yang pernah menjabat sebagai supervisor di restoran tersebut, ML ditangkap di wilayah Pademangan Jakarta Utara pada 7 Oktober 2025,” ucap kata Panit 1 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Pendi Wibison, melalui keterangan, Minggu (12/10/2025).
    Dari hasil pemeriksaan, ML diketahui masuk ke dalam restoran saat sudah tutup. Ia membuka pintu menggunakan kunci cadangan yang masih disimpannya sejak bekerja di tempat tersebut.
    “Pelaku berhasil membuka pintu restoran dengan menggunakan kunci cadangan yang masih dipegang saat ia masih bekerja. Ia juga berhasil membuka brankas dengan mudah karena kode brankas yang masih sama,” kata dia.
    Pendi menambahkan, ML nekat mencuri uang sebesar Rp 4,3 juta di dalam brankas lantaran membutuhkan biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit parah.
    “ML juga nekat melakukan aksinya dengan alasan karena dalam kondisi terdesak untuk memenuhi biaya pengobatan orang tuanya yang harus segera diamputasi karena penyakit gula,” ujar dia.
    “Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini pelaku dan barang bukti dibawa ke subdit Resmob Polda Metro Jaya,” ucap Pendi.
    Atas perbuatannya, ML dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman lebih dari lima tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Indonesia Tentang Soal Israel 

    Indonesia Tentang Soal Israel 

    Djakarta, 3/6/1953 (ANTARA) – Berhubung dengan berita AFP dari Beirut yang menjatakan, bahwa pemerintah Libanon akan meminta kepada Indonesia supaja menarik kembali pengakuannja terhadap Israel, kalangan resmi di Djakarta menerangkan kepada “Antara”, bahwa sampai sekarang pengakuan R.I. terhadap Israel belum lagi diberikan. Mungkin jang dimaksudkan dengan berita itu, ialah supaya Indonesia djangankan memberikan pengakuannja terhadap Israel.

    Diterangkan, kalau pemerintah Indonesia toh harus mengambil keputusan untuk menentukan sikapnja terhadap Israel, maka beberapa faktor jang penting akan didjadikan pertimbangan, jaitu:

    Pertama, karena Indonesia adalah suatu negeri jang sebagian besar dari rakjatnja beragama Islam; kedua, harus diakui, bahwa negara² Arab-lah jang membantu Indonesia dengan sekuat tenaga dalam perdjuangannja merebut kemerdekaan; ketiga, Indonesia telah mengambil bahagian dalam lingkungan negara Arab dan Asia di P.B.B. serta bekerdja erat dengan negara² Arab; keempat, di Indonesia tidak ada warga-negara beragama Jahudi serta hubungan komersieel ekonomis antara Indonesia dan Israel boleh dikata tidak ada. Akan tetapi disamping itu tidak boleh djuga dilupakan faktor golongan² Jahudi jang besar pengaruhnja terhadap pemerintah Amerika Serikat jang mungkin bisa merobah politik Amerika Serikat terhadap Indonesia, akan tetapi hal ini tidak begitu menghawatirkan.

    Melihat hal² tsb. diatas itu, maka bagi pemerintah Indonesia agaknya akan sukar untuk memberikan pengakuannja kepada Israel. Demikian kalangan resmi itu.

    Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Massa aksi bela Palestina mulai bubarkan diri

    Massa aksi bela Palestina mulai bubarkan diri

    Jakarta (ANTARA) –

    Ribuan peserta aksi membela Palestina bertajuk “Indonesia Lawan Genosida” di kawasan Patung Kuda, Monasr, Jakarta Pusat mulai membubarkan diri.

    Peserta aksi mulai membubarkan diri pada Ahad sekitar pukul 09.45 WIB setelah mengikuti orasi penyampaian dukungan terhadap Palestina, pengawalan proses gencatan senjata antara Palestina-Israel dan aksi lainnya di kawasan tersebut.

    Secara perlahan Jalan Merdeka Barat menuju MH Thamrin mulai dibuka usai peserta aksi tersebut meninggalkan lokasi.

    Peserta aksi yang tadinya memadati jalan dan membuat jalur tersebut bebas kendaraan bermotor secara perlahan-lahan membubarkan diri.

    Mereka juga memunguti sampah di lokasi aksi damai tersebut. Lalu berjalan meninggalkan lokasi aksi solidaritas.

    Ribuan warga mengikuti aksi Indonesia Lawan Genosida yang dipusatkan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (12/10/2025). ANTARA/Mario Sofia Nasution/aa.

    Setelah itu, polisi langsung membuka akses jalan dari arah Istana Merdeka ke kawasan Patung Kuda dan MH Thamrin. Sejalan dengan selesainya Hari Bebas Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang digelar setiap hari Minggu di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman.

    Ribuan warga mengikuti aksi bela Palestina bertajuk “Indonesia Melawan Genosida” yang digelar di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat pada Ahad pagi.

    Ribuan warga tersebut didominasi mengenakan pakaian putih dan membawa ornamen Palestina baik mengenakan syal, topi, selendang, bendera, hingga spanduk berisikan dukungan kepada Palestina.

    Seluruh warga tersebut memenuhi kawasan Patung Kuda hingga ke depan gerbang Monas. Selain itu mereka juga memenuhi jalan menuju MH Thamrin.

    Peserta aksi mulai mengosongkan jalanan di kawasan Patung Kuda, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat pada Minggu (12/10/2025) (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

    Ratusan Bendera Palestina dan Bendera Merah Putih berkibar di kawasan tersebut baik berukuran kecil hingga besar.

    Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan 1.722 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polsek jajaran untuk mengawal aksi tersebut.

    “Seluruh personel pengamanan telah diinstruksikan untuk tidak membawa senjata api dalam menjalankan tugasnya,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro.

    Ia mengatakan, aksi ini dimotori oleh Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API Palestina) yang mulai digelar pukul 06.00 WIB dan diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat.

    “Sejauh ini, situasi di lapangan dilaporkan berlangsung tertib dan kondusif,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lantai Satu Mal of Indonesia Kebakaran, Api Padam Setelah Tiga Jam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Lantai Satu Mal of Indonesia Kebakaran, Api Padam Setelah Tiga Jam Megapolitan 12 Oktober 2025

    Lantai Satu Mal of Indonesia Kebakaran, Api Padam Setelah Tiga Jam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kebakaran terjadi di lantai satu Mal of Indonesia (MOI), Jalan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Sabtu (11/10/2025) malam sekitar pukul 22.30 WIB.
    Kapolsek Kelapa Gading Komisaris Seto Handoko mengatakan, kebakaran itu pertama kali diketahui oleh seorang sekuriti yang tengah berpatroli di dalam mal.
    “Telah didapat informasi terjadi kebakaran di lantai satu di dalam Mal of Indonesia, di Jalan Boulevard Barat Raya Kelapa Gading Jakarta Utara,” ujar Seto saat dikonfirmasi, Minggu malam.
    Sekuriti bernama Gampang Suseno mendengar suara alarm hidran yang berbunyi cukup keras. Ia kemudian segera melapor kepada rekan-rekan jaga dan pimpinannya untuk melakukan pengecekan ke area masing-masing.
    “Gampang langsung menginfokan ke rekan-rekan jaga dan pimpinan jaga untuk melakukan pengecekan area masing-masing dan Gampang juga menginformasikan ke pimpinannya kalau alarm hidran bunyi,” jelas Seto.
    Sekitar lima menit kemudian, asap terlihat muncul dari salah satu
    tenant
    di lantai satu mal tersebut. Para sekuriti segera menuju lokasi untuk memeriksa sumber asap.
    Melihat adanya tanda kebakaran, kepolisian yang sedang berjaga di area MOI segera menghubungi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara.
    Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar pukul 00.30 WIB dan langsung melakukan proses pemadaman, pada Minggu (12/10/2025).
    “Pada pukul 03.05 WIB, api dapat dipadamkan oleh pemadam kebakaran,” kata Seto.
    Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran serta menghitung nilai kerugian materiil yang ditimbulkan.
    “Sedang ditangani Polsek Kelapa Gading guna pengusutan lebih lanjut,” tutur Seto.
    Seto menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam Megapolitan 12 Oktober 2025

    Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Taman Margasatwa Ragunan (TMR) resmi membuka jam operasional malam perdananya melalui program “Night at The Ragunan Zoo”, Sabtu (11/10/2025).
    Antusiasme pengunjung sudah terlihat bahkan sebelum gerbang dibuka.
    Beragam kelompok usia tampak penasaran ingin merasakan pengalaman baru menjelajahi kebun binatang di malam hari — sebuah program yang digagas Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
    Dalam pembukaan perdana ini, hanya beberapa satwa yang ditampilkan kepada pengunjung.
    Di antaranya mamalia kecil, harimau Sumatera, kuda nil, serta sejumlah reptil yang diberikan makan dalam atraksi
    feeding time
    oleh para zookeeper.
    Untuk menyaksikan atraksi tersebut, sebagian pengunjung menyewa
    buggy car
    untuk berkeliling menembus jalanan Ragunan yang masih minim pencahayaan.
    Di kawasan mamalia kecil, petugas memperkenalkan dua ekor binturong bernama Fitri dan Ranti.
    “Ini mereka (binturong) tidak akan terganggu dengan cahaya lampu karena nokturnal, ini termasuk kelompok musang,” ujar seorang
    zookeeper
    .
    Aktivitas satwa nokturnal di bawah langit malam menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
    Meski antusias, sejumlah pengunjung mengeluhkan minimnya penerangan di beberapa titik kawasan Ragunan.
    Menurut Mia (32), pengunjung asal Jagakarsa, area berkumpul pengunjung masih cukup gelap meskipun sudah ada tambahan lampu.
    “Tadi cahaya ada dari yang lampu jalan sama yang di area pejalan kaki, sisanya tuh dari
    booth
    yang jual makanan. Jadi masih terlalu gelap sih,” ujar Mia kepada
    Kompas.com.
    Ia berharap pencahayaan dapat ditambah agar aktivitas pengunjung di malam hari lebih nyaman.
    “Di sini kan luas, jadi biar enggak rabun melihat ke jarak yang jauh,” katanya.
    Hal serupa disampaikan Kiki (27), pengunjung asal Jatipadang yang rutin berolahraga di Ragunan. Ia menilai penerangan yang ada hanya sekitar 10 persen dari ekspektasinya.
    “Pas ditutup juga sedikit kecewa sih, pencahayaannya kurang banget. Tadi merasa masih gelap, hampir ketabrak anak-anak juga,” ungkap Kiki.
    Kiki juga menyayangkan ditutupnya
    jogging track
    selama wisata malam berlangsung, sehingga pelari harus berbagi jalur dengan pejalan kaki.
    “Sekarang kan terbatas (rute larinya). Disayangin banget sih, ya. Soalnya
    track
    larinya itu kan benar-benar enak buat lari,” ujarnya.
    Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri, menjelaskan bahwa penerangan memang sengaja dibatasi demi menjaga kenyamanan satwa yang beristirahat di malam hari.
    “Memang ada beberapa area yang tidak boleh diterangkan karena menyangkut lingkungan area satwa yang tidak aktif di malam hari. Kami takut mengganggu,” jelas Fajar di lokasi.
    Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, mengatakan evaluasi tersebut akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan berikutnya karena pencahayaan menjadi faktor penting untuk kenyamanan pengunjung sekaligus kesejahteraan satwa.
    “Sudah pasti (kami evaluasi), dari beberapa kali kami lakukan simulasi, penerangan pun jadi satu hal prioritas ya,” ujar Bambang.
    Menurut Bambang, penambahan cahaya hanya dimungkinkan di area publik seperti lapangan, taman, dan area piknik.
    Namun, pengaturan penerangan tetap harus memperhatikan kenyamanan satwa, terutama agar tidak terlalu banyak menerima paparan cahaya yang dapat mengganggu aktivitas mereka.
    Ia menuturkan, intensitas cahaya di sekitar area pengunjung saat ini sudah diukur dan berada dalam batas aman bagi satwa di kandang terdekat.
    Fajar menambahkan, pelaksanaan perdana Night at The Ragunan Zoo akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov DKI.
    Salah satunya terkait ketersediaan
    buggy ca
    r yang jumlahnya masih terbatas dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai 3.635 orang.
    “Memang
    buggy car
    -nya itu terbatas, karena untuk melihat satwa harus pakai buggy car. Kalau kita jalan kaki terlalu jauh,” kata Fajar.
    Selain fasilitas, Pemprov juga akan mengevaluasi perilaku satwa yang terlibat dalam atraksi malam hari. Para
    zookeeper
    diminta melaporkan kondisi satwa pasca acara untuk memastikan kesejahteraannya.
    “Apakah satwa itu stres atau tidak? Itu akan kami evaluasi. Atau secara perilaku, perilakunya berubah atau tidak (itu harus kami lihat lagi),” ujar Fajar.
    Menurut dia, pemerintah akan melakukan inventarisasi ulang terhadap jenis satwa yang benar-benar aktif di malam hari dan aman dikunjungi.
    “Evaluasi dalam waktu cepat setelah malam ini. Besok kami data, kami evaluasi, dan ke depan kami akan buka lagi,” kata Fajar.
    Program Night at The Ragunan Zoo dijadwalkan kembali dibuka pada Sabtu (18/10/2025) dengan jam operasional pukul 18.00–22.00 WIB.
    (Penulis: Dinda Aulia Ramadhanty)

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengelola Janji Tambah Penerangan di Night at The Ragunan Zoo, tapi Hanya Area Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Pengelola Janji Tambah Penerangan di Night at The Ragunan Zoo, tapi Hanya Area Ini Megapolitan 12 Oktober 2025

    Pengelola Janji Tambah Penerangan di Night at The Ragunan Zoo, tapi Hanya Area Ini
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menjelaskan alasan di balik keluhan pengunjung soal minimnya pencahayaan pada malam perdana pelaksanaan program “Night at The Ragunan Zoo” di Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2025).
    Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, mengatakan pencahayaan sengaja dibuat terbatas demi menjaga kesejahteraan satwa, khususnya yang tidak aktif di malam hari.
    “Kembali lagi kepada pengunjung, harus dipahami bahwa tidak boleh ini terlalu terang karena bisa mengganggu satwa ya,” ujar Bambang kepada wartawan, Sabtu malam.
    Menurut Bambang, pengaturan cahaya di malam pembukaan sudah diukur agar tidak melewati ambang batas kenyamanan bagi satwa.
    “Kami memang sudah ukur penerangan ini sebatas tidak mengganggu ambang batas satwa,” ungkapnya.
    “Karena di sini pun (area pengunjung) ada satwa yang tidak boleh kena cahaya berlebihan atau paparan cahaya,” sambungnya.
    Bambang menambahkan, peningkatan penerangan akan difokuskan di area yang jauh dari kandang satwa, seperti taman, tempat duduk, dan lapangan yang menjadi lokasi pengunjung berpiknik atau berolahraga.
    Sementara itu, pencahayaan di jalur menuju area satwa akan tetap dijaga agar tidak terlalu terang.
    “Sudah kami ukur pencahayaan ini hanya untuk jalur pedestrian saja, bukan untuk menerangi seperti siang hari, seperti itu,” jelas Bambang.
    Sebelumnya, sejumlah pengunjung mengeluhkan minimnya pencahayaan saat uji coba “Night at The Ragunan Zoo”.
    Salah satunya Kiki (27), warga Jatipadang yang rutin berolahraga di Ragunan. Kali ini, ia datang karena penasaran ingin mencoba pengalaman berolahraga di malam hari. Namun, ia merasa kurang nyaman karena penerangan yang minim.
    “Pas ditutup juga sedikit kecewa sih, pencahayaannya kurang banget. Tadi merasa masih gelap, hampir ketabrak anak-anak juga,” ujar Kiki, Sabtu.
    Menurut Kiki, tingkat pencahayaan malam itu hanya sekitar 10 persen dari ekspektasinya. Ia juga menyesalkan jalur lari yang ditutup selama program wisata malam, sehingga pelari dan pejalan kaki harus berbagi jalur.
    “Sekarang kan terbatas (rute larinya). Disayangin banget sih, ya. Soalnya track larinya itu kan benar-benar enak buat lari,” tutur Kiki.
    Keluhan serupa disampaikan Mia (32), pengunjung lain yang datang bersama keluarganya. Ia menilai pencahayaan di area tempat duduk dan sekitar lokasi kuliner masih terlalu redup.
    “Tadi cahaya ada dari yang lampu jalan sama yang di area pejalan kaki, sisanya tuh dari booth yang jual makanan. Jadi masih terlalu gelap sih,” ujar Mia.
    Mia berharap pencahayaan di area publik bisa ditingkatkan agar pengunjung lebih nyaman beraktivitas di malam hari.
    “Di sini kan luas jadi biar enggak rabun melihat ke jarak yang jauh,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.