Jenis Media: Metropolitan

  • Tiga ribu orang lebih kunjungi uji coba pertama “Night at Ragunan Zoo”

    Tiga ribu orang lebih kunjungi uji coba pertama “Night at Ragunan Zoo”

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 3.713 orang mengunjungi uji coba hari pertama Ragunan buka jam malam hari (Night at Ragunan Zoo) pada Sabtu (11/10).

    “Sejak uji coba pertama pada Sabtu, tercatat sebanyak 3.713 pengunjung,” kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (UPTMR) Endah Rumiyati saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Endah merinci jumlah kendaraan yang datang yakni 318 unit mobil, 651 unit motor dan 39 unit sepeda.

    Dia menjelaskan, program itu dilaksanakan setiap Sabtu atau malam Minggu dengan jam operasional pukul 18.00-22.00 WIB.

    “Night at Ragunan Zoo hanya dibuka setiap Sabtu,” ucapnya.

    Dalam uji coba ini, hanya seperempat area Taman Margasatwa Ragunan yang diaktivasi meliputi area jalan kaki (jogging 1,8 km, area kuliner UMKM di sekitar bundaran) hingga empat titik lokasi satwa yang aktif di malam hari.

    Adapun empat titik satwa tersebut antara lain namalia kecil (binturong, landak, musang), reptil (ular, kura-kura) serta harimau dan kuda nil.

    Untuk menikmati kegiatan ini, pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang dalam satu kali perjalanan dengan tarif yang telah ditentukan.

    Di lokasi tersebut, akan ada atraksi pemberian makan satwa dan edukasi oleh para penjaga kebun binatang (zookeeper) dengan jadwal yang sudah ditentukan.

    Bagi pengunjung yang ingin berkeliling melihat satwa “nocturnal” (aktif di malam hari) tersedia layanan “e-car” yang disewakan seharga Rp250.000 per jam dengan kapasitas lima orang.

    Kemudian, ada kegiatan berolahraga yakni “Night Workout at Ragunan Zoo” yang menawarkan pengalaman olahraga unik di tengah suasana malam kebun binatang yang dikelilingi oleh alam, udara segar dan suara satwa malam.

    Kegiatan ini cocok untuk individu maupun komunitas yang ingin mencoba cara baru menikmati malam Jakarta.

    Pengunjung diajak untuk aktif bergerak melalui berbagai aktivitas olahraga dengan jarak tempuh yang sudah ditentukan, yakni 1,8 km.

    Selain menyehatkan tubuh, kegiatan ini juga memberikan sensasi berbeda karena dilakukan di luar jam kunjungan biasa sehingga suasana Ragunan terasa lebih tenang dan magis.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 7
                    
                        Sultan HB X Sebut Tak Pernah Minta Pengawalan: “Saya Bisa Nyopiri Sendiri Kok”
                        Regional

    7 Sultan HB X Sebut Tak Pernah Minta Pengawalan: “Saya Bisa Nyopiri Sendiri Kok” Regional

    Sultan HB X Sebut Tak Pernah Minta Pengawalan: “Saya Bisa Nyopiri Sendiri Kok”
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkap dirinya tidak pernah meminta pengawalan selama menjalankan aktivitas sebagai Gubernur DIY.
    Hal ini ia sampaikan menanggapi video viral saat mobilnya yang sedang berjalan tanpa pengawalan disalip oleh rombongan pejabat dengan sirine “tot tot wuk wuk”.
    “Saya biasa enggak ada pengawalan kok, kalau tidak acara resmi. Wong saya juga bisa nyopiri sendiri juga kok,” kata Sultan saat ditemui di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (13/10/2025).
    Sultan menegaskan, pengawalan hanya digunakan saat menghadiri acara-acara resmi pemerintahan.
    Dalam kegiatan pribadi atau kunjungan nonformal, ia kerap bepergian tanpa pengawalan, bahkan menggunakan mobil pribadi.
    “Kenapa dipersoalkan, kan enggak perlu dipersoalkan pakai pengawalan atau tidak. Biasa saja,” ujarnya.
    Saat disinggung terkait kunjungannya ke Gunungkidul dan Jembatan Pandansimo yang dilakukan menggunakan mobil pribadi, Sultan menjelaskan bahwa mobil dinas memang hanya digunakan untuk kegiatan resmi pemerintahan.
    Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Herzaky Mahendra Putra membantah bahwa rombongan yang menggunakan patwal dan menyalip mobil Sultan merupakan mobil Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
    “Pak Menko AHY sudah meninggalkan tempat sekitar 30 menit lebih awal mendahului Sri Sultan. Jadi, tidak mungkin Pak Menko AHY malah tertinggal dan harus mendahului Sri Sultan di lampu merah seperti terlihat di video,” ujar Herzaky dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10/2025).
    Herzaky menambahkan, publik dapat memastikan asal rombongan tersebut dengan melihat nomor pelat merah kendaraan dalam video yang beredar.
    “Kalau ingin memastikan itu rombongan siapa, bisa dicek nomor pelat merah salah satu mobil dalam rombongan tersebut. Silakan netizen mencari tahu, pelat merah itu terasosiasi dengan instansi mana,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu Nadiem Singgung Kasus Tom Lembong dan Hasto Usai Gugatan Ditolak

    Ibu Nadiem Singgung Kasus Tom Lembong dan Hasto Usai Gugatan Ditolak

    Bisnis.com, JAKARTA — Ibunda Nadiem Makarim, Atika Algadri menyatakan anaknya telah diperlakukan seperti mantan Mendag Tom Lembong dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

    Hal tersebut disampaikan oleh Atika usai majelis hakim pada PN Jakarta Selatan (PN Jaksel) memutuskan untuk menolak praperadilan Nadiem Makarim, Senin (13/10/2025).

    “Nadiem hanya salah satu contohnya, sebab terlalu banyak orang-orang lain yang diperlakukan seperti ini kan; ada Pak Hasto; Tom Lembong, banyak sekali,” tutur Atika.

    Dia juga mengaku kecewa atas putusan hakim yang menolak praperadilan terkait gugatan sah atau tidaknya penetapan tersangka Nadiem Makarim.

    Namun demikian, dia tetap percaya bahwa Nadiem Makarim adalah orang yang jujur dan akan terus berjuang dalam proses hukum perkara Chromebook.

    “Saya tahu anak saya anak yang jujur. dan dia akan berjuang mengungkapkan kejujurannya, yang saya harapkan penegak hukum juga menegakkan prinsip yg sama. untuk menegakkan kepastian hukum, menegakkan kebenaran dan kejujuran. untuk bangsa ini,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, Tom Lembong telah menghirup udara bebas usai mendapatkan abolisi dari Presiden Prabowo Subianto. Tom Lembong resmi bebas dari perkara korupsi importasi gula pada Jumat malam (1/8/2025).

    Sementara itu, Hasto Kristiyanto juga telah dibebaskan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui amnesti. Adapun, Hasto sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi terkait kasus suap Harun Masiku.

  • Gugatan ditolak, ibu Nadiem singgung Tom Lembong dan Hasto

    Gugatan ditolak, ibu Nadiem singgung Tom Lembong dan Hasto

    Jakarta (ANTARA) – Ibu Nadiem Makarim Atika Algadri menyinggung Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto usai permohonan praperadilan mantan Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia itu ditolak oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

    “Nadiem hanya salah satu contohnya, sebab terlalu banyak orang-orang lain yang diperlakukan seperti ini. Ada Pak Hasto, Tom Lembong, banyak sekali. Minta dibantu doanya aja,” kata Atika usai sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin.

    Atika meyakini putranya menjalankan tugasnya sebagai menteri dengan baik dan bersih.

    “Kami tahu bahwa anak kami bersih menjalankan seluruh pekerjaannya, kariernya itu dengan prinsip-prinsip itu. Prinsip-prinsip moral dan kejujuran dan kebaikan yang teguh untuk nusa dan bangsa,” ucap Atika.

    Atika berharap penegak hukum dapat menegakkan kebenaran dan kejujuran. Bukan hanya untuk Nadiem, tetapi untuk penegakan hukum di Indonesia.

    Sementara, Ayah Nadiem, Nono Anwar Makarim mengaku kecewa dengan putusan praperadilan yang diajukan putranya. Meski begitu, memastikan akan terus berjuang membela putranya.

    Sang ayah meyakini Nadiem agar kuat dan bertahan selama proses persidangan ke depannya.

    “Untung sekali bahwa Nadiem berdiri kuat sekali sampai hari ini, dia bisa bertahan lama kuat sekali,” ucap Nono.

    Sebelumnya, hakim tunggal PN Jakarta Selatan (Jaksel), I Ketut Darpawan menolak permohonan praperadilan yang diajukan oleh mantan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

    Nadiem mengajukan permohonan praperadilan terkait kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2019-2022.

    Kejagung telah menetapkan mantan Nadiem Makarim sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek pada 2019-2022.

    Nadiem selaku Mendikbudristek pada 2020 merencanakan penggunaan produk Google dalam pengadaan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Kemendikbudristek. Padahal, saat itu pengadaan alat TIK belum dimulai.

    Pasal yang disangkakan adalah Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Respons Kejagung Usai Praperadilan Nadiem Makarim Ditolak, Status Tersangka Sah!

    Respons Kejagung Usai Praperadilan Nadiem Makarim Ditolak, Status Tersangka Sah!

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) merespons putusan gugatan praperadilan eks Mendikbudristek Nadiem Makarim yang ditolak majelis hakim PN Jakarta Selatan (Jaksel).

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Anang Supriatna mengatakan putusan ini telah mencerminkan bahwa proses penetapan tersangka Nadiem oleh penyidik sudah sesuai dengan ketentuan hukum.

    “Ya dengan adanya putusan ini ya, penetapan tersangka dan penahanan Pak Nadiem telah sah menurut hukum acara pidana,” ujar Anang kepada wartawan, Senin (13/10/2025).

    Usai putusan praperadilan tersebut, Anang menegaskan bahwa pihaknya akan melanjutkan sekaligus menuntaskan proses hukum Nadiem dalam kasus dugaan korupsi terkait pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek periode 2019-2022.

    Tentunya, Anang juga memastikan bahwa seluruh penanganan perkara terkait dengan penyidikan perkara Chromebook ini bakal sesuai dengan peraturan hukum yang ada.

    “Dan selanjutnya penyidik akan melanjutkan atau menuntaskan penyidikannya. Tentunya dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, presumption of innocence, ya,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Nadiem telah resmi menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi digitalisasi pendidikan pengadaan Chromebook periode 2019-2022 pada Kamis (4/9/2025).

    Nadiem berperan penting dalam perkara dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek. Pasalnya, founder Go-Jek tersebut diduga memerintahkan pemilihan Chromebook untuk mendukung program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek.

  • Gen Z tertarik jadi petugas dapur MBG Polsek Palmerah

    Gen Z tertarik jadi petugas dapur MBG Polsek Palmerah

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 79 calon petugas Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Polsek Palmerah berasal dari berbagai kalangan usia, termasuk Generasi Z.

    Salah satunya Najwa, remaja berusia 18 tahun yang mengaku tidak gengsi ikut mendaftar di SPPG karena sejak lulus SMA belum mendapatkan pekerjaan tetap.

    “Jadi mau cari pengalaman kerja. Makanya ikut daftar di dapur MBG ini,” kata Najwa saat ditemui usai mengikuti tahap orientasi calon petugas SPPG Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Senin.

    Najwa pun mengetahui informasi pendaftaran program ini dari warga sekitar dan Rukun Warga (RW) setempat mengingat rumahnya memang berada di kawasan Palmerah. “Aku memang tinggal di dekat sini. Langsung tahu dari warga dan RW,” katanya.

    Kendati telah mengikuti seleksi MBG, Najwa tetap berencana mencari pekerjaan lain secara “freelance” sambil menunggu hasil seleksi. “Aku sambil mencari kerja yang lain juga, enggak menetap di sini,” tuturnya.

    Dalam proses pendaftaran, Najwa memilih posisi sebagai pencuci alat makan.

    Mengenai besaran gaji, Najwa mengaku belum mendapatkan informasi pasti karena saat ini masih dalam tahap seleksi.

    Adapun proses seleksi yang sudah dijalani meliputi psikotes, cek kesehatan dan studi banding ke SPPG di Satpas SIM Polda Metro Jaya untuk memahami proses kerja di sana.

    “Studi banding itu untuk melihat seperti apa prosesnya,” katanya.

    Sebagai generasi Z, Najwa melihat Program MBG ini sebagai kesempatan yang bagus dan bermanfaat untuk menambah pundi pendapatan serta mengisi waktu luangnya.

    “Bagus sih, bermanfaat juga adanya MBG. Jadi tambah lapangan pekerjaan juga,” katanya.

    Najwa pun berharap agar program ini terus maju dan dapat membantu lebih banyak pemuda sepertinya. “Semoga makin maju,” katanya.

    Sebanyak 79 pelamar atau calon petugas SPPG Polsek Palmerah, Jakarta Barat, mengikuti orientasi pada Senin siang.

    Pendamping SPPG Polsek Palmerah, Mustaqim mengatakan bahwa mereka telah mengikuti pendampingan di SPPG Polda Metro Jaya di Cengkareng untuk melihat rangkaian persiapan MBG.

    “Dan hari ini, setelah mereka dari sana, mereka lanjut ke sini untuk melihat langsung, nih, orientasi langsung di SPPG yang akan mereka tugaskan,” kata Mustaqim di lokasi tersebut.

    Sesuai arahan Badan Gizi Nasional (BGN), kata Mustaqim, pihaknya hanya akan menyeleksi 47 orang petugas SPPG Polsek Palmerah.

    “Para calon relawan yang tidak terseleksi karena berbagai alasan, misalnya, kesanggupan, nanti akan dijadikan cadangan,” kata dia.

    Sementara 47 orang yang terseleksi akan ditempatkan untuk berbagai posisi, mulai dari persiapan, pemorsian, masak, pengemudi (driver) dan pencuci piring.

    “Besok ada jadwal ‘test food’. Jadi, dari kami kan juga ingin lihat tuh kecepatan mereka masaknya bagaimana, kecakapannya bagaimana, kedisiplinannya bagaimana?,” ujar dia.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 5
                    
                        Terima Order "Offline", Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang
                        Surabaya

    5 Terima Order "Offline", Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang Surabaya

    Terima Order “Offline”, Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang
    Tim Redaksi
    SAMPANG, KOMPAS.com
    – Nasib malang dialami Steven Charles Ricky (48), pengemudi ojek
    online
    yang merupakan warga Sidoarjo, Jawa Timur. Ia dibakar hidup-hidup oleh penumpangnya saat mengantar penumpangnya itu ke Kabupaten Sampang.
    Kasi Humas Polres Bangkalan AKP Eko Puji mengatakan, kejadian bermula saat korban sedang mencari penumpang di wilayah Surabaya pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
    Korban lalu didatangi seorang pria dan meminta diantar menuju ke Kabupaten Sampang.
    Korban lalu menerima permintaan pelaku tanpa menggunakan pemesanan melalui aplikasi. Tanpa curiga, korban lalu mengantar penumpang tersebut.
    “Jadi korban ini sebagai ojek
    online
    ,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
    Setelah melewati wilayah Bangkalan, korban terus mengemudikan motor
    matic
    -nya ke wilayah Sampang. Setibanya di Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, pelaku meminta korban berhenti.
    “Di situlah, korban disiram oleh pelaku menggunakan cairan bahan bakar,” ungkapnya.
    Diduga, bahan bakar tersebut telah disiapkan oleh pelaku. Korban yang sudah penuh bahan bakar itu lalu disulut api oleh pelaku dan korban langsung terbakar.
    “Motor korban lalu dibawa lari oleh pelaku,” jelasnya.
    Korban kesulitan memadamkan api yang membakarnya karena kondisi sepi. Korban berusaha memadamkan api dengan mengguling-gulingkan badan ke tanah hingga api padam.
    “Dengan penuh luka bakar, korban mencari pertolongan ke warga sekitar,” tuturnya.
    Setelah berhasil bertemu warga, korban lalu meminta tolong dibawa ke rumah sakit.
    “Warga lalu membawa korban ke rumah sakit dan melapor ke kami. Saat ini korban masih dalam perawatan,” jelasnya.
    Saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut untuk menelusuri pelaku. Pelacakan tak mudah dilakukan sebab pelaku tak menggunakan aplikasi saat memesan jasa antar korban.
    “Kami masih dalami kasus tersebut,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lapas Narkotika Jakarta pindahkan 41 warga binaan ke Nusakambangan

    Lapas Narkotika Jakarta pindahkan 41 warga binaan ke Nusakambangan

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Jakarta, Cipinang, Jakarta Timur, memindahkan 41 warga binaan ke Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah, pada Minggu (12/10) malam.

    “Dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban, Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta melaksanakan kegiatan pemindahan 41 orang warga binaan ke Lapas di wilayah Nusakambangan, Jawa Tengah, pada Minggu malam (12/10),” kata Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Syarpani di Jakarta, Senin.

    Pemindahan ini dilaksanakan berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-PK.03.02-1695 tanggal 25 September 2025 tentang Persetujuan Pemindahan Narapidana ke Lapas di wilayah Nusakambangan.

    Sebelum pemberangkatan, seluruh warga binaan menjalani rangkaian pemeriksaan ketat, meliputi penggeledahan badan dan barang bawaan, pemeriksaan kesehatan oleh petugas medis serta verifikasi berkas administrasi oleh petugas registrasi.

    Pemeriksaan akhir turut dilakukan oleh pejabat pengamanan untuk memastikan jumlah dan identitas warga binaan yang dipindahkan sesuai data administrasi.

    Syarpani menjelaskan, proses pemindahan berlangsung dengan pengawalan ketat oleh aparat gabungan yang terdiri atas petugas Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta, personel Brimob dan Polres Metro Jakarta Timur.

    Selain itu Patroli Pengawalan Lalu Lintas (Patwal Lantas) Polda Metro Jaya, Direktorat Pengamanan dan Intelijen serta Kanwil Ditjen Pemasyarakatan DKI Jakarta.

    “Setiap tahapan kami lakukan secara cermat dan terukur. Sinergi antara Lapas Narkotika Jakarta, Kepolisian, Brimob dan jajaran Ditjen Pemasyarakatan menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam menciptakan Lapas yang ‘Zero Halinar’,” katanya.

    Syarpani menegaskan, langkah ini merupakan bagian dari komitmen tegas Lapas Narkotika Jakarta dalam memutus mata rantai peredaran gelap narkoba dari balik jeruji.

    Ini bukan sekadar pemindahan, tetapi langkah strategis untuk memutus jaringan dan pengaruh negatif di dalam lapas. “Kami tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi praktik yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di dalam kapas,” katanya.

    Dengan langkah ini, Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta kembali menegaskan keseriusannya dalam mengimplementasikan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puluhan calon petugas SPPG Polsek Palmerah ikuti orientasi

    Puluhan calon petugas SPPG Polsek Palmerah ikuti orientasi

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 79 pelamar atau calon petugas Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Polsek Palmerah, Jakarta Barat, mengikuti orientasi pada Senin siang.

    Pendamping SPPG Polsek Palmerah, Mustaqim mengatakan bahwa mereka telah mengikuti pendampingan di SPPG Polda Metro Jaya di Cengkareng untuk melihat rangkaian persiapan Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Dan hari ini, setelah mereka dari sana, mereka lanjut ke sini untuk melihat langsung, nih, orientasi langsung di SPPG yang akan mereka tugaskan,” kata Mustaqim di lokasi tersebut.

    Sesuai arahan Badan Gizi Nasional (BGN), kata Mustaqim, pihaknya hanya akan menyeleksi 47 orang petugas SPPG Polsek Palmerah.

    “Para calon relawan yang tidak terseleksi karena berbagai alasan, misalnya, kesanggupan, nanti akan dijadikan cadangan,” kata dia.

    Sedangkan 47 orang yang terseleksi akan ditempatkan untuk berbagai posisi mulai dari persiapan, pemorsian, masak, pengemudi (driver) dan pencuci piring.

    “Besok ada jadwal ‘test food’. Jadi, dari kami kan juga ingin lihat kecepatan mereka masaknya bagaimana, kecakapannya bagaimana, kedisiplinannya bagaimana?,” ujar dia.

    Seorang pelamar bernama Zaitun (53) mengaku mengetahui informasi soal lowongan sebagai relawan SPPG dari grup Kelurahan Palmerah.

    Ketua RT 07 RW 16 Palmerah, Jakarta Barat, itu memilih mendaftarkan diri untuk mengisi waktu luangnya serta menambah penghasilan. Pasalnya, ia merupakan seorang janda yang harus menghidupi dua anaknya.

    “Karena ibu-ibu zaman sekarang juga kan ingin mendapat penghasilan lebih. Tidak memandang usia. Selama itu masih pantas, masih produktif, masih aktif,” katanya.

    Kendati demikian, diakui Zaitun jika dirinya belum pasti diterima sebab masih ada proses seleksi yang dilakukan. “Belum, belum tahu, katanya diambil 47 orang. Ini yang hadir 79,” katanya.

    Pantauan di lokasi, para peserta itu terdiri dari usia yang beragam, mulai dari 18 tahun hingga 50 tahun.

    Mereka mengikuti arahan untuk menengok dapur di SPPG Polsek Palmerah yang kini hampir rampung dikerjakan.

    Rencananya, para pelamar itu akan menjadi relawan SPPG Polsek Palmerah, baik sebagai pemasak, pencuci ompreng dan tugas-tugas lainnya.

    Adapun pembangunan SPPG Palmerah masih dalam tahap penyelesaian. Namun, sejumlah meja-meja, wastafel cuci ompreng, ruang logistik hingga sederet kompor sudah terpasang.

    Pengecatan, pengaspalan serta pembuatan taman yang cantik di depan SPPG Polsek Palmerah juga sudah dilakukan. Rencananya, SPPG ini bakal beroperasi mulai 20 Oktober 2025.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Keluarga Nadiem Mengaku Kecewa Usai PN Jaksel Tolak Gugatan Praperadilan

    Keluarga Nadiem Mengaku Kecewa Usai PN Jaksel Tolak Gugatan Praperadilan

    Bisnis.com, JAKARTA — Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan telah resmi menolak gugatan praperadilan yang dilayangkan eks Mendikbudristek Nadiem Makarim.

    Usai ditolak, kondisi ruang sidang menjadi haru, khususnya dari keluarga Nadiem Makarim. Mereka berkumpul di tempat duduk di sisi kanan hakim tunggal Hakim Tunggal I Ketut Darpawan. 

    “Mengadili dan menolak permohonan praperadilan pemohon,” kata Darpawan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/10/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi, keluarga Nadiem saling berpelukan satu sama lain. Ada yang menahan tangisnya, ada juga yang menitikan air matanya.

    Salah satu tangis itu berasal dari istri Nadiem Franka Franklin. Namun, air mata dari Franka tak berlangsung lama. Dia juga langsung menguatkan orang tua Nadiem yakni Atika Algadri dan Nono Anwar Makarim. 

    Franka juga mengaku kecewa dengan hasil dari putusan praperadilan ini. Namun, kata Franka, pihaknya akan menghormati apa yang telah diputuskan oleh majelis hakim.

    “Tentunya kami sangat sedih dan kecewa dengan putusan hari ini, namun kami sangat menghormati apa yang sudah diputuskan hakim tadi,” ujarnya di PN Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).

    Sementara itu, Ibunda Nadiem Atika Algadri terlihat bersikap tegar. Namun, raut muka Atika tak bisa berbohong, dia tetap memperlihatkan ekspresi kecewa atas putusan hakim tersebut.