Jenis Media: Metropolitan

  • Gerai Rakyat Auto upaya Polres Jakpus perkuat sinergi dengan ojol

    Gerai Rakyat Auto upaya Polres Jakpus perkuat sinergi dengan ojol

    Ini bukan hanya tempat berdagang, tapi juga tempat untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan saling menguatkan antar sesama,

    Jakarta (ANTARA) – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyatakan, peresmian Gerai Rakyat Auto di halaman Polsubsektor Cempaka Mas, Kemayoran, merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi komunitas ojol.

    “Ini bukan hanya tempat berdagang, tapi juga tempat untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan saling menguatkan antar sesama,” kata Susatyo di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, Gerai Rakyat Auto merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi komunitas ojol yang diinisiasi oleh Polres Metro Jakarta Pusat.

    Untuk fasilitas yang ada di dalam Gerai tersebut dirancang sebagai ruang usaha dan pusat kegiatan komunitas pengemudi ojek daring atau online.

    Lebih lanjut, Susatyo menyampaikan bahwa kehadiran polisi tidak boleh hanya terlihat saat ada masalah, tetapi juga saat masyarakat membutuhkan dukungan moral dan ekonomi.

    “Kami ingin kehadiran polisi dirasakan bukan hanya saat menegakkan hukum, tapi juga saat masyarakat butuh teman, butuh penguat. Kami percaya, ketika kita saling jaga dan saling dukung, Jakarta akan jadi kota yang lebih aman dan manusiawi,” ujarnya.

    Ia menambahkan, pihaknya ingin membangun kepercayaan dengan masyarakat secara berkelanjutan melalui aksi-aksi nyata yang langsung menyentuh kebutuhan warga.

    “Kami ingin membangun hubungan yang setara dan saling percaya. Gerai ini adalah salah satu bentuknya. Silakan digunakan, silakan dimanfaatkan, tapi yang paling penting: mari kita jaga dan rawat bersama,” tambahnya.

    Selain meresmikan Gerai Rakyat Auto, Kapolres menyerahkan bantuan sembako kepada perwakilan ojol secara simbolis. Sebanyak 80 orang pengemudi ojol menerima paket beras.

    Sementara itu, perwakilan pengemudi ojol yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan dari jajaran kepolisian. Bantuan yang diberikan dinilai sangat membantu, terutama di tengah naiknya harga kebutuhan pokok.

    “Kami sangat berterima kasih. Bantuan beras ini sangat membantu kami. Dan kehadiran Rakyat Auto memberi harapan baru. Ini bukan cuma bantuan, tapi bentuk kepedulian dan kepercayaan dari polisi kepada kami,” kata, salah satu peserta Dani.

    Ia menambahkan bahwa komunitasnya siap bersinergi dengan kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.

    “Kami siap jadi bagian dari solusi, bukan masalah. Kami siap ikut jaga Jakarta,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada Megapolitan 17 Oktober 2025

    Polisi Pastikan Ojol yang Ditusuk di Radio Dalam Bukan Korban Begal: Motornya Masih Ada
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kepolisian Sektor (Polsek) Kebayoran Baru membantah kabar yang menyebut seorang pengemudi ojek
    online
    (ojol) berinisial S (48) menjadi korban begal di kawasan Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (13/10/2025).
    Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Komisaris Suparmin menegaskan, kejadian tersebut bukanlah kasus pembegalan seperti yang ramai diberitakan di media sosial.
    “Beritanya begal sampai ditusuk kan. Enggak. Ada kok barangnya (sepeda motor), enggak ada yang diambil,” kata Suparmin saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2025).
    Suparmin menjelaskan, korban memang mengalami luka tusuk, tetapi pelaku tidak mengambil barang apa pun milik korban. Dari hasil keterangan sementara, korban mengaku tidak mengenal pria yang menusuknya.
    “Karena keterangannya kan, dia ditusuk orang, dia bilang enggak kenal (dengan penusuk),” ujarnya.
    Korban sempat berusaha mengejar pelaku, tetapi karena luka tusuk di bagian perut, ia terjatuh dan pingsan. Warga sekitar kemudian mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring.
    Adik korban, Novi (37), juga menepis isu yang menyebut kakaknya menjadi korban begal. Ia memastikan sepeda motor korban masih aman dan kini digunakan oleh anak korban.
    “Bukan begal kok, orang motornya ada. ‘Motornya aku pakai,’ kata anaknya begitu,” ujar Novi kepada
    Kompas.com,
    Rabu (15/10/2025).
    Kejadian ini sempat viral setelah akun Instagram @kriminal.jakarta mengunggah video evakuasi korban dengan narasi bahwa pengemudi ojol tersebut dibegal oleh pelanggannya di siang hari.
    “Terima order
    offline
    , abang ojol ini dibegal siang-siang sama customer di Kebayoran Baru,” bunyi keterangan dalam video yang diunggah, dikutip Rabu.
    Namun, Novi membantah narasi tersebut. Ia menjelaskan sebelum kejadian, kakaknya baru saja mengantar penumpang ke kawasan SCBD dan memutuskan beristirahat karena merasa pusing akibat vertigo.
    “Di situ dia istirahat, karena memang katanya ngeluh sedikit pusing, karena memang punya vertigo,” tuturnya.
    Saat hendak naik ke sepeda motornya, seorang pria tak dikenal menghampiri dan merangkul korban dari sebelah kanan sambil menyapa. Tanpa alasan jelas, pelaku langsung menusuk korban.
    “Dirangkul dari sebelah kanan, terus ditegur cuma begini doang, ‘Bang,’ begitu, terus tiba-tiba langsung nusuk,” kata Novi.
    Suparmin mengatakan, polisi masih menunggu kondisi korban pulih untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
    “Ini nunggu dia sembuh. Kira-kira kurang lebih seminggu ini lah, kalau memang sudah bisa dimintai keterangan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengguna Transjakarta Setuju Tarif Naik tapi Armada dan Fasilitas Ditingkatkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengguna Transjakarta Setuju Tarif Naik tapi Armada dan Fasilitas Ditingkatkan Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengguna Transjakarta Setuju Tarif Naik tapi Armada dan Fasilitas Ditingkatkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengguna Transjakarta menyatakan tidak keberatan jika tarif dinaikkan, asalkan layanan lebih efisien, tepat waktu, dan kepadatan penumpang berkurang pada jam sibuk.
    Fadil (29), pengguna di Halte Blok M, mengatakan tarif masih bisa diterima jika kenaikannya tidak terlalu signifikan, misalnya naik menjadi Rp 4.000.
    Namun ia menekankan, fasilitas dan jumlah armada harus ditingkatkan agar kenyamanan penumpang terjaga.
    “Kalau naiknya enggak terlalu signifikan, menurutku sih enggak terlalu. Ya paling naik berapa ya? Rp4.000 kali ya?” kata Fadil kepada
    Kompas.com
    , Jumat (17/10/2025).
    Fadil menambahkan, penambahan armada menjadi hal paling penting, terutama di jam-jam kerja yang padat.
    “Mungkin armadanya kayaknya ditambah, soalnya kan di jam-jam kerja kan pasti padat banget,” ujarnya.
    Ia juga berharap seluruh fasilitas Transjakarta, termasuk halte dan sarana penunjang lain, bisa diperbarui untuk kenyamanan penumpang.
    “Lebih ke situ sih, fasilitas semuanya di-upgrade lagi,” tambah Fadil.
    Hal senada disampaikan Bayu (23), pengguna Halte Puri Beta 2, yang menilai tarif Transjakarta sebenarnya sudah tergolong murah.
    Ia menambahkan, perhatiannya bukan hanya kenaikan tarif, tetapi juga apakah tarif integrasi Transjakarta ke MRT akan ikut disesuaikan.
    “Saya konsenin misalkan tarifnya dinaikin, apakah tarif integrasi yang digunakan pengguna ketika memakai TJ dan lanjut ke MRT, itu bakalan dipotong juga apa enggak?” kata Bayu.
    Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan tarif transportasi umum di ibu kota masih termasuk yang paling murah dibandingkan kota lain di Indonesia.
    Masyarakat hanya membayar Rp3.500 untuk naik Transjakarta, padahal biaya operasionalnya jauh lebih besar.
    “Tarif di Jakarta ini jauh lebih murah dibandingkan kota-kota lain. Hampir semua angkutan disubsidi oleh pemerintah daerah,” ucap Pramono, Jumat (10/10/2025).
    Subsidi dari APBD DKI tercatat mencapai sekitar Rp15.000 per penumpang.
    Namun, setelah Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat dipangkas Rp15 triliun, Pemprov DKI kini mengkaji kemungkinan penyesuaian tarif transportasi umum.
    “Sebelum DBH dipotong, saya sudah sampaikan akan ada kajian. Sekarang kami masih menghitung dan belum memutuskan apa pun,” ujar Pramono.
    Pramono menegaskan keputusan kenaikan tarif belum final dan masih mempertimbangkan dampak sosial serta ekonomi terhadap masyarakat.
    “Pada saatnya nanti kami akan lihat, apakah perlu ada penyesuaian atau tidak,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kendalikan populasi, 125 kucing disterilisasi di Srengseng Jakbar

    Kendalikan populasi, 125 kucing disterilisasi di Srengseng Jakbar

    Jadi setiap pemilik KTP, bisa mendaftar hingga tiga ekor kucing untuk disterilisasi,

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat mensterilisasi sebanyak 125 ekor kucing di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat, untuk menekan populasi hewan penular rabies itu.

    “Selain kucing peliharaan, kita juga sterilisasi kucing liar,” ujar Kasudin KPKP Jakarta Barat, Novy C Palit di Jakarta, Jumat.

    Ia menjelaskan, sterilisasi diperuntukkan bagi warga pemilik kucing ber-KTP dan domisili di wilayah Jakarta Barat.

    “Jadi setiap pemilik KTP, bisa mendaftar hingga tiga ekor kucing untuk disterilisasi,” katanya.

    Kegiatan itu diharapkan bisa menekan populasi kucing di wilayah Jakarta Barat dan berdampak terhadap upaya menjaga Jakarta tetap bebas rabies.

    “Untuk itu, pada kegiatan ini juga dilakukan vaksinasi terhadap 67 ekor, hewan penyebar rabies ” kata Novy.

    Selain itu, tambahnya, pihaknya juga memfasilitasi penyuluhan serta konsultasi kesehatan HPR milik warga.

    “Kami berkolaborasi dengan dokter hewan praktek. Sama-sama kita ajak untuk mengendalikan populasi kucing dan penyebaran rabies agar Jakarta tetap bebas rabies,” katanya.

    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudis KPKP Jakbar, Milya Purnamasari menyebut, jumlah HPR yang divaksinasi sebanyak 67 ekor, terdiri atas 59 ekor kucing dan delapan ekor anjing.

    “Sedangkan untuk yang mengakses layanan pengobatan hewan ada delapan ekor kucing,” pungkasnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengguna Transjakarta Keluhkan Fasilitas: Bayar Pajak, tapi Transportasi Umum Tak Nyaman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengguna Transjakarta Keluhkan Fasilitas: Bayar Pajak, tapi Transportasi Umum Tak Nyaman Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengguna Transjakarta Keluhkan Fasilitas: Bayar Pajak, tapi Transportasi Umum Tak Nyaman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com — 
    Kepadatan dan fasilitas halte yang dinilai kurang memadai kembali dikeluhkan pengguna Transjakarta.
    Veri (26), warga Kampung Melayu, Jakarta Timur, mengungkapkan keluh kesahnya menjadi pekerja komuter yang menggunakan Transjakarta setiap harinya.
    Veri yang bekerja di kawasan Central Park, Jakarta Barat, mengaku kerap merasa tak nyaman dengan fasilitas transportasi umum di Jakarta, terutama di Halte Tanjung Duren.
    “Kayaknya dua tahun saya begini, enggak pernah berubah. Bayar pajak terus, tapi naik transportasi umum, enggak pernah dibikin nyaman,” kata Veri kepada
    Kompas.com.
    Menurut dia, kenyamanan yang diharapkan bukan sekadar soal fisik halte, tetapi juga kemudahan bagi penumpang untuk pulang dengan tenang setelah bekerja seharian.
    Salah satu hal yang paling mengganggu, lanjut Veri, adalah antrean panjang yang kerap mengular hingga Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) karena area halte yang sempit.
    “Kami kan udah capek, jadinya makin capek lagi ya. Mau pulang cepet biar enggak gini, tapi enggak bisa kan, diomelin kami yang ada,” ucap Veri.
    Meski mengakui adanya perbaikan di sejumlah halte utama Transjakarta, Veri menilai pembenahan itu belum merata.
    Halte-halte yang berada di kawasan padat penumpang tetapi bukan titik sentral, seperti Tanjung Duren, menurutnya belum tersentuh perbaikan signifikan.
    Dia berharap pemerintah lebih peka terhadap kebutuhan pengguna transportasi umum, terutama pekerja harian yang menggantungkan mobilitasnya pada Transjakarta.
    Veri juga mengaku kecewa karena meski sudah memilih transportasi umum, ia tetap harus terjebak kemacetan dan menghabiskan waktu hingga dua jam di perjalanan.
    “Tolong lah, biar pemerintah tuh beneran merhatiin kenyamanan transportasi umum. Kapan mau selesai macetnya kalau pengguna (transportasi) umum aja enggak pernah nyaman,” tuturnya.
    Sella (33), pengguna Transjakarta rute 3F di Halte Tanjung Duren, mengungkapkan pengalaman serupa.
    Ia bahkan sering memilih pulang lebih malam agar terhindar dari kepadatan penumpang.
    “Kadang saya jadinya sengaja pulang lebih malam kalau sudah capek, biar istirahat dulu di kantor, baru pulang pas sudah agak sepi,” kata Sella.
    Namun, pilihan itu bukan tanpa risiko. Ia mengaku masih merasa takut saat terhimpit di antara penumpang lain yang berdesakan di halte.
    Alternatif lain seperti menggunakan KRL Commuter Line juga tidak banyak membantu karena jaraknya jauh dan tetap menghadirkan antrean serupa.
    “Tapi kan stasiun jauh ya, harus ngojek. Kalau ini (halte) tinggal jalan, terus, sama aja, naik kereta juga desak-desakan,” kata dia.
    Serupa dengan Veri, Sella juga menginginkan layanan transportasi umum yang lebih baik agar tak menjadi beban tambahan bagi pekerja yang ingin pulang ke rumah.
    “Mau naik apapun, macet deh di sini mah. Naik ini (Transjakarta) juga sama aja kayak naik mobil atau motor. Semoga aja bisa lebih nyaman biar makin banyak yang pakai, berkurang macetnya,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Banjir menggenangi Jalan Pitara Raya, Kota Depok, Jumat (17/10/2025) malam, usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 18.00 hingga 19.00 WIB.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, air setinggi 20-30 sentimeter menutupi hampir seluruh badan jalan.
    Meski genangan cukup tinggi, sejumlah pengendara motor dan mobil terlihat tetap nekat menerobos banjir.
    Beberapa pengendara motor bahkan tampak kesulitan menjaga keseimbangan saat melintas di tengah arus air yang deras.
    Tak sedikit dari mereka yang akhirnya nyaris terjatuh karena genangan cukup kuat menahan laju kendaraan.
    Akibat kondisi ini, arus lalu lintas di Jalan Pitara Raya mengalami kemacetan panjang.
    Antrean kendaraan mengular dari SPBU Pertamina Pitara hingga Masjid Jami’ Baitul Ihsan. Sebagian pengendara akhirnya memilih menepi atau memutar arah mencari jalan alternatif.
    Warga sekitar, Iwan (bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa air mulai menggenangi jalan mulai sekitar pukul 18.00 WIB. Menurut Iwan, banjir terjadi karena air sungai yang meluap.
    “Meluapnya itu mulai keliatan sekitar jam enam lewat dikit, pas hujan lagi deres-deresnya,” ujar Iwan saat ditemui di lokasi, Jumat.
    Menurut Iwan, meski tak ada kendaraan yang mogok, sempat terjadi insiden kecil saat salah satu pengendara motor terjatuh karena melawan arus air.
    “Belum ada motor yang mogok, tapi tadi sempet ada motor CBR yang jatuh karena maksa lewat, airnya lumayan deras soalnya,” kata dia.
    Sementara itu, seorang pengendara motor bernama Dani (27) tetap memutuskan untuk menerobos banjir karena harus segera pulang ke rumah.
    “Tadi sudah keburu di tengah jalan, jadi ya terobos aja. Kalau muter jauh banget, bisa setengah jam lagi nyampenya,” kata Dani.
    Meski sempat waswas karena arus air cukup kuat, ia memilih melanjutkan perjalanan dengan kecepatan rendah.
    “Deg-degan juga sih, apalagi airnya kelihatan sampe nutup setengah ban. Tapi pelan-pelan aja, asal gas stabil,” ujar dia.
    Hingga pukul 21.35 WIB, genangan air di Jalan Pitara Raya masih belum surut sepenuhnya.
    Beberapa warga terlihat membantu mengatur arus lalu lintas agar kendaraan yang melintas tidak saling berhimpitan di tengah banjir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terapis Spa yang Tewas di Pejaten Gunakan Identitas Orang Saat Melamar Kerja
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Terapis Spa yang Tewas di Pejaten Gunakan Identitas Orang Saat Melamar Kerja Megapolitan 17 Oktober 2025

    Terapis Spa yang Tewas di Pejaten Gunakan Identitas Orang Saat Melamar Kerja
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Polisi mengungkap, terapis spa yang ditemukan tewas di belakang gedung TIKI Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ternyata menggunakan identitas orang lain saat melamar kerja.
    “Informasi dari pihak rekrutmen bahwa pihak perusahaan mengetahui bahwa korban mendaftar dengan identitas sebagai SA,” kata Kanit PPA Polres Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu Civilia, kepada wartawan, Jumat (17/10/2025).
    Korban yang masih berusia 14 tahun tertarik bekerja di spa khusus laki-laki itu setelah melihat siaran langsung temannya di TikTok.
    Ia kemudian mendaftarkan diri dengan menggunakan identitas kerabatnya berinisial SAZRI (24).
    “Awalnya korban tertarik dan mendaftar kerja setelah melihat temannya yang live dari TikTok, kemudian datang untuk melakukan interview,” jelas Citra.
    Polisi kini akan memanggil pihak perekrut di luar perusahaan, serta sosok SA atau SAZRI yang identitasnya digunakan korban saat proses pendaftaran.
    Identitas SA atau SAZRI ini sebelumnya ditemukan saat olah tempat kejadian perkara (TKP) dalam bentuk KTP dan Kartu Keluarga (KK).
    Namun, data pada kedua dokumen itu tidak sesuai dengan identitas korban yang dilaporkan oleh kakaknya.
    “Sejauh ini yang kami amankan hanya KTP dan KK-nya saja. Namanya berbeda, usianya berbeda,” ujar Citra kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).
    Sebelumnya, seorang perempuan tanpa identitas ditemukan tewas di belakang gedung TIKI Pejaten, Jalan Buncit Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Kamis (2/10/2025) pagi.
    “Benar adanya seorang perempuan meninggal dunia dalam posisi terlentang, kaki miring kanan, dan kondisi sudah tidak bergerak serta tidak bernapas,” kata Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela, dalam keterangannya.
    Menurut Anggiat, jasad korban memiliki luka lecet di bagian lengan kiri, perut sebelah kiri, dan dagu.
    Namun, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang mengarah pada penganiayaan.
    “Dari hasil pengecekan di TKP, tidak ditemukan adanya tanda-tanda akibat kekerasan pada tubuh korban. Namun terlihat adanya luka lecet di lengan kiri, perut sebelah kiri, dan dagu,” jelasnya.
    Di sekitar lokasi, polisi menemukan selendang dan dompet genggam berisi dua unit ponsel yang diduga milik korban.
    Sebelum korban ditemukan, seorang penghuni ruko sempat mendengar teriakan perempuan dari arah belakang gedung dan melaporkannya kepada satpam TIKI bernama Uki.
    “Saksi Uki kemudian mengecek di balik pagar belakang gedung, dan melihat adanya seorang perempuan tergeletak,” kata Anggiat.
    Saksi lainnya, Maliky, juga sempat menelusuri sumber suara ke dalam pusat spa DS di Ruko Pejaten Office Park.
    Ia mendapat informasi bahwa salah satu terapis perempuan menginap di mess spa tersebut sebelum akhirnya ditemukan tewas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Halte Tanjung Duren Dinilai Terlalu Sempit, Penumpang Usulkan Tap In di Atas JPO
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Halte Tanjung Duren Dinilai Terlalu Sempit, Penumpang Usulkan Tap In di Atas JPO Megapolitan 17 Oktober 2025

    Halte Tanjung Duren Dinilai Terlalu Sempit, Penumpang Usulkan Tap In di Atas JPO
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Sejumlah penumpang Transjakarta mengeluhkan kondisi Halte Tanjung Duren, Jakarta Barat, yang dinilai terlalu sempit sehingga kerap menimbulkan antrean panjang, terutama pada jam pulang kerja.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Jumat (17/10/2025) sore menunjukkan antrean penumpang mengular hingga ke bagian atas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
    Hal ini terjadi karena lorong penghubung antara area JPO dan area
    tap in
    hanya cukup dilewati satu orang dalam satu waktu.
    Rian (28), warga Jakarta Selatan yang bekerja di Mal Central Park, menilai solusi paling realistis untuk mengurai antrean adalah dengan meniru sistem di Halte Mampang, di mana
    tap in
    dilakukan di area atas JPO.
    “Kalau di Mampang kan
    tap in
    -nya di atas tuh, mendingan dibikin kayak itu aja, jadi bisa menampung lebih banyak orang,” ujar Rian kepada
    Kompas.com
    , Jumat.
    Ia menambahkan, kondisi halte yang berada di tengah jalan tol memang menyulitkan upaya perluasan area. Namun, pelebaran jembatan bisa menjadi alternatif agar antrean tidak terlalu padat.
    “Karena enggak bisa dilebarin, mending bagian jembatan aja yang dilebarin. Jadi nanti bisa ada beberapa gate, enggak perlu desak-desakan setiap hari,” ucapnya.
    Rian yang sudah empat tahun menjadi pengguna setia Transjakarta mengaku Halte Tanjung Duren termasuk salah satu halte dengan kondisi paling mengkhawatirkan, mengingat volume pengguna yang tinggi setiap harinya.
    “Apalagi di sini kan banyak mal dan kantor, terus rutenya yang rame semua ya. 3F lah, 9 lah, wah jalur neraka itu ibaratnya mah kalau
    rush hour,
    ” tuturnya.
    Hal senada disampaikan oleh Veri (26), penumpang lain yang juga mengeluhkan sesaknya halte saat jam sibuk. Ia menilai kondisi ini membuat perjalanan pulang kerja semakin melelahkan.
    “Kita kan udah capek, jadinya makin capek lagi ya. Mau pulang cepat biar enggak gini, tapi enggak bisa kan, diomelin kita yang ada,” ujar Veri.
    Veri berharap pemerintah dan pengelola Transjakarta lebih memperhatikan kenyamanan pengguna transportasi umum, bukan hanya soal tarif, tetapi juga fasilitas yang menunjang.
    “Tolong lah biar pemerintah tuh beneran merhatiin kenyamanan transportasi umum. Kapan mau selesai macetnya kalau pengguna umum aja enggak pernah nyaman,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta, Pengguna Khawatir Tarif Integrasi Ikut Naik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta, Pengguna Khawatir Tarif Integrasi Ikut Naik Megapolitan 17 Oktober 2025

    Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta, Pengguna Khawatir Tarif Integrasi Ikut Naik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengkaji ulang tarif Transjakarta menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna transportasi umum.
    Sejumlah warga khawatir, kenaikan tarif tersebut juga akan berdampak pada biaya integrasi antar moda seperti MRT, LRT, dan KRL.
    Bayu (23), salah seorang pengguna Transjakarta, mengaku waswas jika tarif integrasi yang selama ini memudahkan mobilitas warga ikut naik.
    “Kalau misalkan tarifnya dinaikin, apakah tarif integrasi yang digunakan pengguna ketika memakai TJ dan lanjut ke MRT, itu bakalan dipotong juga apa enggak?” ujar Bayu saat diwawancarai
    Kompas.com,
    Jumat (17/10/2025).
    Ia juga mempertanyakan apakah perubahan tarif hanya berlaku untuk Transjakarta atau turut memengaruhi skema integrasi transportasi umum.
    “Skemanya bagaimana begitu? Apakah cuma tarif TJ-nya doang yang naik?” jelasnya.
    Meski begitu, Bayu menilai kenaikan tarif masih bisa diterima selama tidak terlalu tinggi dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
    “Saat ini Rp 3.500, kalau di bawah pukul 07.00 WIB pagi itu Rp 2.000. Mungkin Rp 5.000 masih harga yang cocok sih,” ujarnya.
    Sementara itu, pengguna Transjakarta lainnya, Cahyo (27), menilai pemerintah seharusnya tidak perlu menaikkan tarif jika anggaran daerah dapat dioptimalkan, misalnya dengan memangkas tunjangan pejabat.
    Menurutnya, masyarakat sudah membayar pajak, sehingga subsidi transportasi umum perlu dijaga agar biaya perjalanan tetap terjangkau.
    “Daripada buat tunjangan rumah pejabat yang sampai puluhan juta, mending buat subsidi transportasi rakyat,” ucap Cahyo.
    Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa Pemprov DKI masih mengkaji kemungkinan kenaikan tarif Transjakarta dan moda transportasi umum lainnya.
    Kajian ini dilakukan setelah Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat untuk DKI Jakarta dipangkas sebesar Rp 15 triliun.
    “Mengenai kenaikan (tarif Transjakarta dan transum), itu kan saya sampaikan sebelum DBH-nya dipotong. Nah, sekarang ini kami belum memutuskan apa pun, akan melakukan kajian,” ujar Pramono di Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).
    Pramono menegaskan, belum ada keputusan resmi terkait kenaikan tarif. Pemerintah masih melakukan perhitungan kondisi keuangan daerah dan mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat pengguna transportasi umum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG prakirakan sebagian besar wilayah Jakarta berawan pada Sabtu

    BMKG prakirakan sebagian besar wilayah Jakarta berawan pada Sabtu

    Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca sebagian besar wilayah Jakarta berawan pada hari Sabtu (18/10).

    BMKG melalui laman resmi https://www.bmkg.go.id/ mencatat kondisi berawan terjadi di Wilayah Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat.

    Adapun wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur diperkirakan mengalami hujan ringan.

    Berikut prakiraan cuaca masing-masing wilayah antara lain, Administrasi Kepulauan Seribu diprakirakan berawan dengan suhu berkisar 27 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembapan berkisar antara 70 hingga 82 persen.

    Kota Jakarta Pusat diprakirakan berawan dengan suhu berkisar 25 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembapan berkisar antara 65 hingga 94 persen.

    Kota Jakarta Utara diprakirakan berawan dengan suhu berkisar 26 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembapan berkisar antara 69 hingga 91 persen.

    Kota Jakarta Barat diprakirakan berawan dengan suhu berkisar 24 hingga 32 derajat Celcius, dengan kelembapan berkisar antara 63 hingga 96 persen.

    Kota Jakarta Selatan diprakirakan hujan ringan dengan suhu berkisar antara 24 hingga 32 derajat Celcius, dengan kelembapan berkisar antara 60 hingga 97 persen.

    Selanjutnya, Kota Jakarta Timur diprakirakan hujan ringan dengan suhu berkisar antara 24 hingga 32 derajat Celcius, dengan kelembapan berkisar 63 hingga 97 persen.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan memperbarui informasi cuaca terkini melalui aplikasi Info BMKG, situs web resmi www.bmkg.go.id, serta media sosial @info.bmkg.

    Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.