Jenis Media: Metropolitan

  • Otopsi Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Belum Selesai, Polisi Dalami Dugaan Kekerasan Seksual
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Otopsi Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Belum Selesai, Polisi Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Megapolitan 31 Oktober 2024

    Otopsi Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Belum Selesai, Polisi Dalami Dugaan Kekerasan Seksual
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Proses otopsi dan visum terhadap mayat tanpa kepala berinisial SH (40), yang ditemukan di dermaga belakang Jalan Tuna, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, masih berlangsung di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, hingga Kamis (31/10/2024).
    “Proses otopsi dan visum masih terus berjalan hingga kini,” ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana, saat diwawancarai di kantornya, Rabu (30/10/2024) malam.
    I Gusti menambahkan, pihak kepolisian juga sedang mendalami penyebab kematian SH dan menelusuri kemungkinan adanya
    kekerasan seksual
    , mengingat korban ditemukan dalam kondisi setengah telanjang, hanya mengenakan kaus hitam dan
    bra
    .
    “Tentunya ini menjadi petunjuk apakah ini bisa menjadi motif atas hilangnya nyawa korban tersebut,” ungkapnya.
    Hingga saat ini, polisi masih menunggu hasil visum dan otopsi dari dokter forensik RS Polri Kramatjati untuk memastikan penyebab kematian.
    I Gusti berjanji akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut setelah hasil pemeriksaan keluar.
    “Tentunya nanti akan kami sampaikan lagi apabila dokter forensik bersama dokter lain sudah mengeluarkan hasil visum dan otopsinya,” ucapnya.
    Diberitakan sebelumnya, jasad wanita tanpa kepala tersebut ditemukan di dalam karung di dermaga kapal belakang sebuah pom bensin di Jalan Tuna, Muara Baru, Jakarta Utara, pada Selasa (29/10/2024) pukul 10.29 WIB.
    Keberadaan mayat ini pertama kali diketahui oleh seorang buruh kapal pencari ikan.
    “(Si buruh) mau bongkaran ikan, mau
    ngopi
    , terus
    ngadem
    di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya,” kata Denni Zaelani (34), petugas SPBU yang menerima laporan, saat ditemui di lokasi.
    Denni, yang penasaran, mengangkat buntalan karung yang mengambang di air ke daratan tetapi tidak berani membukanya dan segera menghubungi polisi.
     
    “Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh,” ujarnya.
    Mayat tersebut ditemukan terbungkus dalam lima lapisan, mulai dari kardus, karung, hingga kasur.
    Denni menyebut bahwa saat bungkusan dibuka, jasad mengeluarkan bau tak sedap meski tidak terlalu menyengat, dan darah pada tubuh korban terlihat masih segar.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • LSI Denny JA: Pramono-Rano Dapat Limpahan Suara dari PKS, Golkar, Nasdem, dan Demokrat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    LSI Denny JA: Pramono-Rano Dapat Limpahan Suara dari PKS, Golkar, Nasdem, dan Demokrat Megapolitan 31 Oktober 2024

    LSI Denny JA: Pramono-Rano Dapat Limpahan Suara dari PKS, Golkar, Nasdem, dan Demokrat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemilih lima partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus tidak kompak mendukung paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada DKI Jakarta.
    Hal itu tecermin dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis, Rabu (30/10/2024).
    “Pasangan Pramono–Rano Karno, selain mendapatkan dukungan dari pemilih PDI-P, juga mendapatkan limpahan dari pemilih
    PKS
    ,
    Golkar
    , PKB,
    NasDem
    , Demokrat, dan PPP,” ujar Direktur LSKP-
    LSI Denny JA
    Sunarto Ciptoharjono.
    PKS misalnya. Sebanyak 33,3 persen akar rumputnya memilih paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno. 
    Sebanyak 27,5 persen di antaranya taat pada arahan partai mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
    Sebanyak 7,8 persen lainnya memilih paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Adapun 31,4 persen memilih tidak menjawab.
    Demikian pula yang terjadi pada akar rumput
    KIM Plus
    lainnya, yakni Golkar, PKB,
    Nasdem
    , dan Demokrat.
    Untuk Golkar, partai tempat Ridwan Kamil bernaung, sebanyak 44 persen akar rumputnya memilih Pramono-Rano.
    Hanya 36 persen yang menyatakan memilih Ridwan-Suswono. Sebanyak 16 persen tidak menjawab. 
    Untuk Nasdem, angkanya juga tidak terlalu berbeda. Sebanyak 45,5 persen akar rumputnya memilih Pramono-Rano.
    Hanya 22,7 persen yang memilih Ridwan-Suswono. Sebanyak 31,8 persen tidak menjawab.
    Untuk PKB, persentase akar rumput yang memilih Pramono-Rano juga lebih tinggi, yakni 50 persen.
    Hanya 41,7 persen yang memilih Ridwan-Suswono. Sebanyak 8,3 persen tidak menjawab.
    Lantas, partai politik mana yang akar rumputnya mendominasi memilih Ridwan-Suswono? 
    “Pemilih pasangan Ridwan Kamil-Suswono didominasi oleh masyarakat yang memilih Gerindra, PAN, PSI, Perindo, Gelora, dan Garuda,” ujar Sunarto.
    Temuan ini pun membuat elektabilitas paslon 1 dan 3 bersaing ketat. LSI Denny JA mendapati, elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono sebesar 37,4 persen.
    Sementara,
    elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
    sebesar 37,1 persen.
    Adapun elektabilitas Dharma Pongrekun-Kun Wardana masih terpaut jauh di bawah keduanya, yakni 4 persen.
    “Sebanyak 21,5 persen responden belum menentukan pilihan,” ujar Sunarto. 
    Untuk diketahui, survei ini dilakukan 16-22 Oktober 2024 dengan melibatkan 800 responden yang merupakan seluruh warga negara Indonesia di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
    Penarikan datanya sendiri menggunakan cara multistage random sampling. Dari 800 responden,
    margin of error
    -nya adalah 3,5 persen di mana setiap individu dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
    Pengambilan datanya dilakukan secara tatap muka dengan responden, menggunakan instrumen kuesioner.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Langkah Lenok Terseok, tetapi Tidak dengan Hidupnya Esok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Langkah Lenok Terseok, tetapi Tidak dengan Hidupnya Esok Megapolitan 31 Oktober 2024

    Langkah Lenok Terseok, tetapi Tidak dengan Hidupnya Esok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Lahir dengan wujud fisik tak sempurna membuat hidup Fahrul Rosi (34) penuh tantangan.
    Kaki kanan pria yang akrab disapa Lenok itu lebih pendek dari kaki kirinya. Jari jemari pada kaki kanannya berjumlah empat pula.
    Kondisi ini membuat langkah Lenok tidak mulus. Terseok-seok.
    “Sejak SD hingga SMA, saya menggunakan tongkat dan krek (alat bantu) untuk berjalan,” ujar Lenok saat ditemui di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Rabu (30/10/2024). 
    Atas kondisinya, pria asal Madura itu harus tabah mendapat perlakuan dipandang sebelah mata, bahkan ejekan, dari orang-orang di lingkungannya, terutama ketika masih anak-anak.
    Kendati demikian, Lenok mempunyai cara tersendiri untuk menghadapinya. Dia justru menjadikan segala ketidaknyamanan yang ia terima sebagai “teman” sehari-hari.
    Alih-alih merasa putus asa, ia malah menguatkan diri melalui kata-kata menyakitkan yang masuk melalui telinganya.
    “Mental saya sudah terbentuk dari kecil. Kalau untuk orang lain yang baru mengalaminya, mungkin lebih sulit,” kata dia dengan penuh keyakinan. 
    Ketabahan Lenok bertahun-tahun berbuah hasil. Saat ini, ia menekuni bidang
    digital marketing
    sekaligus menjalankan bisnis kuliner
    nasi Padang
    .
    Ia menggabungkan keahliannya di dunia digital dengan semangat berbisnis dari orangtua yang juga berjualan nasi Padang untuk menapaki kehidupan ke depan.
    “Sekarang saya fokus di bidang kuliner, memasarkan nasi Padang secara online,” tutur dia.
    Tak disangka, usaha ini berkembang pesat hingga membuka empat cabang di Tangerang.
    Di setiap cabangnya, Lenok menyuplai sendiri bahan-bahan dasar, termasuk santan. Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas masakan.
    Bagi Lenok, keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan.
    Dengan tekad dan doa, ia berhasil membuktikan bahwa mimpi tetap bisa diwujudkan. 
    “Semua dari Tuhan. Kita hanya menjalankan dan tetap bersyukur. Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik untuk setiap orang,” ucap dia.
    Berkat ketekunannya, Lenok kini memiliki kehidupan yang mandiri bersama keluarga kecilnya di daerah Serpong, Tangerang Selatan. Ia tinggal di rumah sendiri.
    Dengan senyum, Lenok menutup kisahnya dengan penuh rasa syukur.
    Bagi dirinya, setiap langkah, meski tidak sempurna, adalah perjalanan penuh makna yang membawanya ke arah yang lebih baik esok.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lokasi Samsat Keliling di Jadetabek Hari Ini 31 Oktober 2024
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Lokasi Samsat Keliling di Jadetabek Hari Ini 31 Oktober 2024 Megapolitan 31 Oktober 2024

    Lokasi Samsat Keliling di Jadetabek Hari Ini 31 Oktober 2024
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyediakan layanan Samsat Keliling di sejumlah lokasi di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi setiap harinya pada hari kerja.
    Mengurus surat tanda nomor kendaraan (STNK), Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), pajak kendaraan hingga santunan wajib dana kecelakaan lalu-lintas (SWDKLL) bisa dilakukan di Samsat Keliling tersebut.
    Mengutip dari akun sosial media @TMCPoldaMetro, berikut jadwal dan lokasi samsat keliling di Jadetabek 31 Oktober 2024.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Teridentifikasi sebagai Ibu Rumah Tangga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Teridentifikasi sebagai Ibu Rumah Tangga Megapolitan 31 Oktober 2024

    Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Teridentifikasi sebagai Ibu Rumah Tangga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mayat tanpa kepala yang ditemukan di dermaga belakang, Jalan Tuna, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, teridentifikasi sebagai ibu rumah tangga berinisial SH (40).
    “Pekerjaannya sendiri adalah ibu rumah tangga,” ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana, saat ditemui di kantornya, Rabu malam (30/10/2024).
    I Gusti menyebutkan, SH adalah seorang janda yang suaminya telah meninggal. Ia diketahui berjuang menghidupi empat anaknya seorang diri.
    “Statusnya memiliki empat orang anak di kartu keluarganya,” ungkapnya.
    Saat ini, pihak kepolisian terus menyelidiki kematian SH. Polisi juga telah meminta keterangan dari keluarga korban. Anak SH mengatakan bahwa ibunya tidak pulang sejak pergi pada Minggu (27/10/2024) bersama rekan dekatnya.
    Pihak kepolisian juga sudah memeriksa rekan SH, yang menyatakan bahwa SH sempat menemuinya sebelum pergi dengan seseorang dan kemudian ditemukan tewas.
    Sebelumnya, jasad wanita tanpa kepala itu ditemukan dalam karung di dermaga kapal dekat sebuah pom bensin di Jalan Tuna, Muara Baru, pada Selasa (29/10/2024) pukul 10.29 WIB.
    Jasad tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang buruh kapal pencari ikan yang melihat bungkusan mencurigakan di pinggir air.
    Petugas SPBU, Denni Zaelani (34), menyampaikan bahwa buruh kapal tersebut awalnya ingin beristirahat dan melihat bungkusan mencurigakan.
    “Dia mau bongkar ikan, ngopi, terus ngadem di sini, melihat ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya,” ujar Denni.
    Karena penasaran, Denni mengangkat karung tersebut ke daratan, tetapi memilih untuk tidak membukanya dan segera menghubungi polisi.
    “Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh,” katanya.
    Denni menambahkan bahwa mayat tersebut dibungkus lima lapisan, mulai dari kardus, karung, hingga kasur.
    Saat bungkusan dibuka, mayat tersebut mengeluarkan bau tak sedap meski tidak terlalu menyengat.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Teridentifikasi sebagai Ibu Rumah Tangga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Polisi Duga Sidik Jari Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Sengaja Dirusak Megapolitan 31 Oktober 2024

    Polisi Duga Sidik Jari Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Sengaja Dirusak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi menduga sidik jari mayat tanpa kepala berinisial SH (40), telah dirusak sebelum dibuang jenazah korban dibuang ke dermaga belakang Jalan Tuna, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024).
    “Kemungkinan saat ini karena proses pengambilan dengan alat itu cukup menyulitkan, sehingga kita harus menempuh jalan manual, mencocokkan sidik jari. Itu menjadikan ada dugaan seperti itu (dirusak sidik jarinya),” ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana, Rabu malam (30/10/2024).
    I Gusti mengungkapkan, sidik jari SH sudah dalam kondisi memudar saat ditemukan. Bahkan, ditemukan indikasi adanya sayatan-sayatan di area sidik jari korban.
    Namun, polisi belum dapat memastikan apakah sayatan tersebut dilakukan oleh pelaku atau terjadi akibat gesekan saat tubuh korban mengambang di air.
    Kondisi sidik jari yang memudar menyulitkan polisi dalam proses identifikasi. Mereka terpaksa mencocokkan sidik jari secara manual dengan 20 kandidat.
    “Inafis Polda itu mengeluarkan sekitar 20 kandidat. (Sebanyak) 20 kandidat ini dilakukan proses pencermatan, pengkajian, dengan merumus sidik jari yang dimiliki teman-teman yang ahli di bidangnya sampai akhirnya kita menemukan identitas korban tersebut,” ungkap I Gusti.
    Sebelumnya, jasad SH ditemukan dalam karung di dermaga dekat sebuah pom bensin di Jalan Tuna oleh seorang buruh kapal pencari ikan yang melihat bungkusan mencurigakan di pinggir air.
    Denni Zaelani (34), petugas SPBU, mengatakan buruh kapal tersebut awalnya ingin beristirahat dan melihat bungkusan mengambang di air.
    “Mau bongkaran ikan, mau
    ngopi
    , terus
    ngadem
    di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya,” ujar Denni, Selasa.
    Denni mengaku mengangkat bungkusan itu ke daratan, namun tidak membukanya dan segera menghubungi polisi. Saat bungkusan dibuka oleh polisi, terungkap bahwa tubuh korban tidak memiliki kepala.
    “Pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh,” ujarnya.
    Denni menambahkan bahwa mayat tersebut dibungkus dalam lima lapisan, mulai dari kardus, karung, hingga kasur, dan menimbulkan bau tak sedap meski tidak terlalu menyengat.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wanita Tewas Tanpa Kepala di Muara Baru, Korban Sempat Hubungi Rekan Sebelum Menghilang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Wanita Tewas Tanpa Kepala di Muara Baru, Korban Sempat Hubungi Rekan Sebelum Menghilang Megapolitan 31 Oktober 2024

    Wanita Tewas Tanpa Kepala di Muara Baru, Korban Sempat Hubungi Rekan Sebelum Menghilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – SH (40), perempuan yang ditemukan tewas tanpa kepala di dermaga belakang Jalan Tuna,
    Muara Baru
    , Penjaringan, Jakarta Utara, dilaporkan sempat menghubungi rekannya, Minggu (27/10/2024).
    Informasi ini diperoleh polisi dari keterangan anak korban, yang menyatakan bahwa ibunya tidak pulang sejak hari itu.
    “Rekannya ini kita lakukan penelusuran juga bahwa memang benar pada saat hari Minggu itu sempat menyampari atau mengabarkan kepada rekannya bahwa yang bersangkutan sedang melaksanakan serangkaian kegiatan yang dia (rekan korban) juga tidak ketahui,” ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana, Rabu malam (30/10/2024).
    Menurut I Gusti, SH terakhir diketahui pergi bersama seorang rekan, namun tujuan kegiatan tersebut tidak diketahui.
    Pihak kepolisian kini menelusuri informasi ini lebih lanjut dengan memeriksa rekan-rekan korban.
    Penemuan mayat SH pertama kali dilaporkan oleh Denni Zaelani (34), petugas di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) setempat, setelah menerima informasi dari seorang buruh kapal pencari ikan yang melihat bungkusan mencurigakan di pinggir dermaga.
    “Si buruh mau bongkaran ikan, mau ngopi, terus ngadem di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya,” kata Denni pada Selasa.
    Denni mengaku membawa bungkusan karung tersebut ke daratan, namun memilih untuk tidak membukanya sebelum polisi tiba.
    “Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh,” ujarnya.
    Denni juga menyebut mayat tersebut dibungkus dalam lima lapisan.
    “Itu bungkusannya lima lapis, mulai dari kardus, karung, selimut, kardus lagi, terus kasur, terus di dalam baru mayat,” jelas Denni.
    Bau tak sedap tercium dari bungkusan, meski tidak terlalu menyengat, dan darah pada tubuh korban masih terlihat segar.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolda Metro Jaya Imbau Warga Cengkareng Waspadai Anak Nongkrong Tengah Malam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Kapolda Metro Jaya Imbau Warga Cengkareng Waspadai Anak Nongkrong Tengah Malam Megapolitan 31 Oktober 2024

    Kapolda Metro Jaya Imbau Warga Cengkareng Waspadai Anak Nongkrong Tengah Malam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Kapolda Metro Jaya
    Irjen Karyoto mengimbau warga Cengkareng Barat, Jakarta Barat, untuk mewaspadai aktivitas anak-anak yang sering nongkrong pada malam hari.
    Menurut dia, keberadaan mereka di tempat gelap pada dini hari rentan menimbulkan masalah.
    “Untuk apa adik-adik kita, pukul 02.00 sampai dengan 03.00 WIB, berada di tempat yang gelap. Ronda juga bukan, dan berkumpul dengan beberapa orang,” kata Karyoto saat menghadiri acara ngopi di Ruko 1.000 Cengkareng, Rabu (30/10/2024).
    Karyoto menyoroti kejadian tujuh remaja yang tewas setelah menceburkan diri ke
    Kali Bekasi
    beberapa waktu lalu. Menurut dia, anak-anak yang nongkrong malam hari kerap terlibat dalam
    tawuran
    yang bisa berujung fatal.
    “Nah ini (pemuda nongkrong malam-malam) yang sebenarnya saya selalu ingatkan pada masyarakat,” ujarnya.
    Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak mudah terpengaruh provokasi di media sosial, sehingga tawuran bisa terjadi tanpa alasan jelas atau dendam.
    “Bayangkan, anak muda yang ketika dini hari pergi bersama kelompoknya, membawa sajam dan ketemu lawan. Padahal tidak ada faktor apa-apa,” jelas Karyoto.
    “Hanya karena ada tantangan lewat medsos,” tambahnya.
    Karyoto pun mengimbau para orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anak mereka, terutama yang masih bersekolah.
    “Mari jadilah keluarga yang ideal, yang tahu betul kegiatan seluruh isi dari keluarga itu, terutama anak-anak SMP maupun SMA yang butuh perhatian khusus,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ridwan Kamil Diserang "Black Campaign"
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Ridwan Kamil Diserang "Black Campaign" Megapolitan 31 Oktober 2024

    Ridwan Kamil Diserang “Black Campaign”
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Baliho yang menampilkan foto calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, mengenakan jersey klub
    Persib
    dengan tulisan “Ayo
    Persija
    Juara!” mencuri perhatian publik dan memicu kontroversi.
    Foto baliho ini pertama kali diunggah oleh akun Instagram @bobotoh_rudet pada Senin (28/10/2024) hingga menjadi sorotan karena isi dan konteksnya yang dianggap provokatif.
    Baliho tersebut menunjukkan Ridwan Kamil mengenakan jersey biru khas Persib, lengkap dengan ikat kepala khas Jawa Barat berwarna senada.
    Namun, tulisan yang menyemangati klub rival,
    Persija Jakarta
    , jelas bertujuan untuk menyudutkan Ridwan Kamil dalam konteks persaingan politik di Ibu Kota.
    Bagaimana tidak, Persija dan Persib adalah rival dalam sepak bola. Rivalitas antara kedua klub ini dikenal sebagai El Clasico versi Indonesia.
    Tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, melalui juru bicaranya, Dave Laksono, mengklaim bahwa baliho ini merupakan bagian dari
    black campaign
    atau kampanye hitam yang bertujuan menciptakan keruh dalam pilkada.
    “Ini sepertinya ada upaya black campaign dari pihak-pihak yang hanya ingin menciptakan kekeruhan dalam pilkada ini,” ujar Dave saat dihubungi
    Kompas.com
    pada Selasa (29/10/2024).
    Meski terdapat logo dan slogan khas Ridwan Kamil-Suswono, baliho itu dianggap tidak resmi dan bukan dipasang oleh tim sukses RIDO.
    “Pasti bukan (dari tim internal),” kata Dave.
    Dave menduga ada pihak tertentu yang ingin merusak situasi damai Pilkada Jakarta demi kepentingan mereka sendiri.
    Namun, Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini tidak menyebutkan secara spesifik pihak mana yang dimaksud.
    “Mereka berupaya menghancurkan situasi damai hanya demi mencapai keinginan pribadi saja,” katanya.
    Sementara itu, calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, juga menanggapi baliho tersebut. Ia menegaskan bahwa keberadaan baliho itu bukan dipasang oleh pendukungnya.
    “Oh, kalau itu pasti bukan pendukung saya. Pasti bukan pendukung saya, wong saya politiknya riang gembira, malah mau diserang,” kata Pramono di Jakarta Timur, Rabu.
    Politikus senior dari PDI Perjuangan ini tidak tahu menahu mengenai baliho itu. Ia baru mengetahui adanya baliho tersebut setelah diinformasikan oleh timnya.
    “Saya tidak tahu, benar-benar jujur saya tidak tahu. Dan ketika ada teman yang memberi tahu,” kata Pramono.
    Pramono pun memilih untuk tidak terlibat dalam isu ini. Ia lebih memilih untuk fokus pada kampanyenya yang riang gembira.
    “Saya juga enggak mau tahu, karena memang saya fokus dengan apa yang saya lakukan sendiri,” kata Pramono.
    Di tengah polemik ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak, menilai baliho tersebut sebagai bentuk satire politik yang wajar dalam demokrasi.
    “Saya melihatnya sebagai satire politik yang lumrah, yang tidak perlu disikapi berlebihan sebagai kampanye hitam. Beda jauh dengan kampanye hitam yang berisi fitnah. Beda juga dengan politik kotor yang memprovokasi dengan isu SARA,” kata Zaki.
    Satire itu lebih sebagai ekspresi kritik atau sindiran yang justru menunjukkan bahwa demokrasi berjalan baik.
    Selain itu, satire semacam ini bisa dianggap sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dalam konteks politik.
    Bahkan, tak jarang satire juga menggunakan humor atau sindiran untuk menyoroti rivalitas dalam pemilu.
    “Sindiran yang disampaikan kira-kira, ‘sepuluh tahun satu hati bersama bobotoh, demi pilkada pindah ke lain hati (Jakmania)’,” kata Zaki.
    Meski demikian, polemik baliho ini mencerminkan ketegangan dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
    Meskipun ditanggapi beragam, fenomena ini menunjukkan politik di Jakarta sangat dinamis dan penuh strategi meski terkadang menyentuh ranah provokatif.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Otopsi Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru Belum Selesai, Polisi Dalami Dugaan Kekerasan Seksual
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

    Wanita Tewas Tanpa Kepala di Muara Baru, Polisi: Anaknya Bilang Korban Tidak Pulang Dua Hari Megapolitan 31 Oktober 2024

    Wanita Tewas Tanpa Kepala di Muara Baru, Polisi: Anaknya Bilang Korban Tidak Pulang Dua Hari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi mengungkap bahwa SH (40), perempuan yang ditemukan tewas tanpa kepala di dermaga belakang Jalan Tuna,
    Muara Baru
    , Penjaringan, Jakarta Utara, dilaporkan tidak pulang selama dua hari.
    Informasi ini didapat dari anak korban saat diinterogasi oleh pihak kepolisian.
    “Memang dari anak korban ada penyampaian ke kami bahwa ibunya belum kembali ke rumah sejak Minggu, berarti tanggal 27 Oktober,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana, Rabu malam (30/10/2024).
    Menurut I Gusti, pihak keluarga menyatakan SH terakhir kali pergi bersama seorang rekannya. Polisi kini melacak keberadaan rekan tersebut, yang disebut sempat menghubungi SH sebelum korban ditemukan tewas.
    Rekan itu mengatakan bahwa korban pergi bersama seseorang, namun tidak diketahui aktivitasnya lebih lanjut.
    Keterangan dari keluarga korban menjadi petunjuk awal bagi polisi untuk menyelidiki kasus ini. Selain itu, sejumlah saksi telah dimintai keterangan guna mencari petunjuk tambahan.
    Diberitakan sebelumnya, jasad wanita tanpa kepala ditemukan dalam karung di dermaga kapal belakang sebuah pom bensin di Jalan Tuna, Muara Baru, Selasa (29/10/2024) sekitar pukul 10.29 WIB.
    Penemuan mayat pertama kali dilaporkan oleh seorang buruh kapal pencari ikan yang melihat bungkusan mencurigakan di pinggir air.
    “(Si buruh) mau bongkaran ikan, mau
    ngopi
    , terus
    ngadem
    di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya,” kata Denni Zaelani (34), petugas SPBU setempat, Selasa.
    Denni mengatakan, ia sempat mengangkat karung tersebut ke daratan tetapi tidak berani membukanya.
    “Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh,” ujar Denni.
    Denni juga menuturkan bahwa mayat tersebut dibungkus lima lapisan berbeda.
    “Itu bungkusannya lima lapis, mulai dari kardus, karung, selimut, kardus lagi, terus kasur, terus di dalam baru mayat,” jelasnya.
    Saat bungkusan dibuka, mayat mengeluarkan bau tak sedap meski tidak terlalu menyengat, dan darah di tubuh korban terlihat masih segar.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.