Usulkan Kenaikan hingga 10,5 Persen, KSPI Minta Pemerintah Pakai Formula Upah yang Adil
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama Partai Buruh menyodorkan tiga opsi perhitungan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2026 kepada pemerintah.
Presiden
KSPI
sekaligus
Partai Buruh
,
Said Iqbal
, menjelaskan tiga opsi yang ditawarkan memiliki kisaran kenaikan mulai dari 6,5 persen hingga 10,5 persen dengan perhitungan yang berbeda-beda.
“Sebagai pengganti (aksi demonstrasi), buruh menawarkan tiga opsi kenaikan upah minimum,” kata Said dalam keterangan resminya, Senin (24/11/2025).
Tawaran ini disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) agar menetapkan upah minimum yang sesuai dengan permintaan buruh.
Opsi pertama yang diajukan adalah nilai kenaikan tertinggi, yaitu pada kisaran 8,5 persen hingga 10,5 persen.
Angka ini didapat dari perhitungan inflasi sebesar 3,26 persen ditambah pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, kemudian dikalikan dengan indeks tertentu senilai 1,0.
“Maka didapat kenaikan upah minimum sama dengan 3,26 persen ditambah (1,0 dikali 5,2 persen), hasilnya 8,46 persen yang dibulatkan menjadi 8,5 persen,” jelas Said.
Sedangkan untuk angka 10,5 persen, perhitungannya menggunakan indeks tertentu sebesar 1,4.
Angka ini dikhususkan untuk wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti Maluku Utara yang ekonominya tumbuh di atas 30 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara, opsi kedua adalah kenaikan sebesar 7,77 persen yang didasarkan pada data makroekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) periode Oktober 2024 hingga September 2025.
Data tersebut, kata Said, mencatat inflasi sebesar 2,65 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,12 persen. Dalam opsi ini, buruh mengusulkan penggunaan indeks tertentu sebesar 1,0.
“Maka didapat kenaikan upah minimum sama dengan 2,65 persen ditambah (1,0 dikali 5,12 persen), hasilnya adalah 7,77 persen,” tutur Said.
Opsi ketiga adalah kenaikan sebesar 6,5 persen, angka yang sama dengan persentase kenaikan upah minimum 2025 yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto tahun lalu.
Menurut Said, opsi ini diajukan karena kondisi makroekonomi 2025 dinilai mirip dengan 2024.
“Pertimbangannya adalah angka makroekonomi tahun lalu hampir sama dengan angka makroekonomi tahun ini,” kata dia.
Adapun, Said menyampaikan peringatan agar Menaker tidak menggunakan perhitungan nilai indeks yang rendah dan membuat persentase kenaikan upah menjadi kecil.
“Jadi, bilamana Menaker memutuskan Rancangan Peraturan Pengupahan yang memuat kenaikan upah minimum dengan menggunakan nilai indeks tertentu 0,2 sampai 0,7, maka bisa dipastikan buruh akan melakukan mogok besar-besaran,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh memutuskan untuk kembali menunda aksi demonstrasi yang sebelumnya direncanakan digelar hari ini, Senin (24/11/2025).
Keputusan ini diambil setelah pemerintah resmi menunda pengumuman kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 yang seharusnya dilakukan pada Jumat (21/11/2025) lalu.
Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyampaikan tujuan awal aksi 24 November adalah mendesak pemerintah agar tidak terburu-buru mengumumkan kenaikan upah minimum sebelum ada kesepakatan dengan buruh.
“Akhirnya pemerintah menunda pengumuman tersebut, sehingga KSPI dan Partai Buruh pun membatalkan atau menunda aksi 24 November 2025,” ujar Said dalam keterangan resminya, Senin (24/11/2025).
Kendati demikian, Said memastikan aksi buruh tetap akan digelar nanti, saat menjelang pengumuman resmi kenaikan upah.
“Aksi buruh dipastikan tetap akan digelar satu hari sebelum dan satu hari sesudah pengumuman pemerintah bilamana kenaikan upah minimum 2026 tidak sesuai dengan harapan buruh,” kata dia.
Tak hanya itu, Said juga mengeklaim telah menyiapkan aksi mogok nasional yang direncanakan akan digelar pada pekan kedua hingga pekan keempat Desember 2025.
“Mogok nasional ini akan diikuti oleh 5 juta buruh dari lebih 5.000 perusahaan yang akan setop produksi di lebih dari 300 kabupaten/kota,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Metropolitan
-
/data/photo/2025/11/17/691ab575d3d1f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Usulkan Kenaikan hingga 10,5 Persen, KSPI Minta Pemerintah Pakai Formula Upah yang Adil Megapolitan 24 November 2025
-
/data/photo/2025/11/22/69212239a2a1e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Koperasi Pemulung Berdaya di Tangsel Jadi Penopang Hidup 4.000 Pemulung Jabodetabek Megapolitan 24 November 2025
Koperasi Pemulung Berdaya di Tangsel Jadi Penopang Hidup 4.000 Pemulung Jabodetabek
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Koperasi Pemulung Berdaya di Cipeucang, Tangerang Selatan, menjadi tumpuan ekonomi bagi sekitar 4.000 pemulung yang tersebar di wilayah Jabodetabek hingga Pulau Seribu.
Koperasi ini menghimpun botol plastik PET dari ratusan lapak pemulung dan mengolahnya menjadi cacahan plastik yang kemudian dikirim ke pabrik daur ulang di kawasan Tangerang.
Sekretaris
Koperasi Pemulung Berdaya
, Julaeha (35), menjelaskan bahwa koperasi tersebut telah beroperasi sejak 2013 setelah sebelumnya berdiri sebagai unit daur ulang dari program CSR pada 2010.
“Awalnya ini cuma unit daur ulang, namanya RBU. Baru tahun 2013 resmi jadi koperasi,” ujar Julaeha saat ditemui
Kompas.com
di lokasi.
Julaeha menjelaskan, koperasi ini bekerja sama dengan 300 hingga 400 lapak pemulung meski anggota resminya hanya 53 orang. Setiap lapak rata-rata menaungi sekitar 10 pemulung.
“Kalau dijumlahkan, sekitar 4.000 pemulung yang hidupnya tersambung ke koperasi ini,” kata Julaeha.
Para pemulung menjual botol plastik PET hasil temuan harian mereka ke lapak, kemudian memasoknya ke koperasi.
Namun, botol-botol PET itu tidak selalu langsung dijual setiap hari. Kadang mereka mengumpulkannya terlebih dahulu hingga mencapai 10 kilogram sebelum disetorkan ke lapak. Harga jualnya saat ini berada di kisaran Rp 5.000 per kilogram.
“Pemulung yang jalan kaki biasanya dapat 1 sampai 3 kilo per hari. Yang pakai gerobak bisa sampai 10 kilo sekali setor,” ujar dia.
Setelah dibeli dari pemulung, lapak kemudian menjual botol-botol tersebut ke koperasi dengan harga yang sama.
Cara itu dilakukan dari tahun ke tahun hingga kapasitas produksi koperasi terus meningkat.
Dari yang hanya 5 ton per bulan saat awal berdiri, kapasitasnya kini mencapai 150 ton plastik PET per bulan.
“Sehari kita bisa giling 5 sampai 6 ton menjadi cacahan plastik. Kemudian hasil cacahannya pabrik biji plastik di Tangerang. Dikirim dua hari sekali,” jelas dia.
Menurut Julaeha, keberadaan Koperasi Pemulung Berdaya memberikan dampak ekonomi besar bagi pemulung. Sebab, banyak pemulung maupun pekerja harian yang terlibat langsung dalam produksi.
Bahkan, dari pekerjaan itu, banyak pemulung yang mampu menyekolahkan anak mereka hingga menjadi sarjana.
“Ada juga yang bisa bangun kontrakan atau beli sawah,” kata dia.
Namun belakangan, kata Julaeha, koperasi juga menghadapi tantangan, salah satunya menurunnya omzet yang sebelumnya sempat mencapai Rp 1,2 miliar dan kini turun hingga ratusan juta rupiah.
Penyebabnya antara lain tingginya biaya operasional, perawatan mesin, serta fluktuasi harga plastik di pasaran.
“Sebenernya untuk omzet sih kalau pas lagi banyak barang ya, kita bisa Rp 1,2 miliaran, tapi kalau lagi sepi ya paling berapa gitu, enggak sampai segitu,” kata dia.
Julaeha juga menjelaskan bahwa omzet Rp 1,2 miliar itu merupakan pendapatan kotor yang masih harus dibagi untuk berbagai kebutuhan operasional koperasi, yakni gaji karyawan, biaya listrik, perawatan mesin, hingga logistik.
“Jadi belum tentu juga untung. Usaha daur ulang itu kompleks,” imbuh dia.
Untuk membantu perekonomian para pemulung, pihaknya berencana memperluas jenis sampah yang dikelola koperasi.
“Tahun depan insyaallah kita mau ambil karton, HDPE, dan multilayer,” kata dia.
Ia pun berharap keberadaan koperasi dapat membantu lebih banyak pemulung keluar dari ketidakpastian ekonomi.
“Sampah itu bukan tidak berguna. Kalau dipilah benar, nilainya bisa besar,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/31/688af05aab5bd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kebingungan Warga TPU Kebon Nanas: Dapat Surat Pengosongan Rumah, tapi Ogah Direlokasi Megapolitan 24 November 2025
Kebingungan Warga TPU Kebon Nanas: Dapat Surat Pengosongan Rumah, tapi Ogah Direlokasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah warga RT 015/RW 002 Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, mengaku bingung setelah menerima surat pengosongan rumah pada 19 November 2025.
Rumah-rumah mereka itu diketahui berdiri di atas lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas.
Sehari setelah menerima surat tersebut, warga langsung mengikuti sosialisasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur.
“Kalau dari RT sendiri sih sudah diinfokan (soal pengosongan rumah). Tanggapan warga, mereka dengan adanya sosialisasi itu ya sudah pasti kaget ya, karena itu tiba-tiba mendadak tanggal 19 (November) dapat surat, tanggal 20-nya ada sosialisasi,” ungkap Ketua RT 015/RW 002, Sumiati, saat dikonfirmasi, Minggu (23/11/2025).
Sebagai solusi,
Pemkot Jakarta Timur
menyiapkan dua Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) untuk relokasi, yakni di Pulo Jahe dan Rawa Bebek.
Namun sebagian besar warga menolak dengan alasan lokasi kedua rusunawa itu terlalu jauh dan harus membayar sewa bulanan yang dianggap memberatkan.
“Warga minta sebenarnya tidak mau dipindah ke rusun yang pertama itu kan jauh dan yang kedua juga mereka nanti akan selamanya sewa, bayar tiap bulan,” jelas Sumiati.
Ia menambahkan, warga justru menginginkan hunian dengan skema DP 0 persen agar bisa mencicil dan memiliki tempat tinggal secara permanen.
“Menurut mereka kalau yang DP 0 persen walaupun tiap bulan bayar dengan jangka waktu misalnya 15 tahun atau 20 tahun, nanti akan menjadi milik mereka, kalau rusun awal kan mereka akan bayar terus selamanya gitu dan mereka tidak bisa memiliki,” jelasnya.
Selain masalah biaya dan kepemilikan, warga juga memikirkan nasib anak-anak mereka yang selama ini sekolah di sekitar
TPU Kebon Nanas
.
“Mereka juga pasti punya anak-anak yang sekolah SD, SMP, SMA gitu di sekitaran (TPU Kebon Nanas) tempat tinggal mereka gitu, kalau misalnya dipindah kan udah pasti anak sekolahnya ini gimana,” jelas Sumiati.
Ia menuturkan, beberapa orangtua merasa resah jika pindah ke rusun yang jauh karena anak-anak mereka harus berangkat pukul 05.00 WIB untuk mengejar jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB.
“Terus juga kalau misalnya jauh kan dipikir juga soal transportasi kalau anak-anak ini berangkat sementara kan mereka jauh, jadi kalau, masuk sekolahnya jam setengah tujuh paling tidak mereka jam lima harus sudah berangkat,” tuturnya.
Warga berharap Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mendengar keluhan mereka terkait rencana relokasi.
Sumiati menyebut sebagian besar warga di lingkungannya memilih Pramono pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
“Iya, memilih dan mereka itu 80 persen atau 90 persen itu memilih Pak Pramono Anung. Nah, kalau dengan adanya penggusuran ini saya harapkan juga sampai ke telinga gubernur ya,”
Di sisi lain, Ketua RW 002, Muhammad Yusuf, mengatakan warga bingung karena sebagian dari mereka mengaku memiliki bukti legalitas atas lahan yang ditempati meski berada di area makam.
Ia menyebut beberapa warga membeli lahan tersebut dari yayasan yang dahulu mengelola TPU.
“Di warga kami ada beberapa yang sudah terjadi transaksi jual beli yang sah pak, atas nama yayasan dan tanda tangan dari ahli waris (makam),” kata Yusuf saat dikonfirmasi, Minggu.
Menurut dia, pada 2018 warga juga mengikuti program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Beberapa bidang lahan bahkan disebut sudah memiliki Akta Jual Beli (AJB) dan sertifikat.
“Karena sudah terdaftar di BPN. Pengurusan PTSL teregister 2018, Kasi Pemerintah (Kelurahan) saat itu pun mengiyakan kalau itu bukan lahan Pemda,” ujar Yusuf.
Sekretaris Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan, menegaskan bahwa langkah yang diambil Pemkot Jakarta Timur bukanlah penggusuran, melainkan pengembalian fungsi lahan pemakaman yang selama bertahun-tahun berubah menjadi kawasan hunian padat penduduk.
“Kami tidak bilang menggusur tapi kita minta dikembalikan. Minta dikembalikan lahan (TPU) yang digunakan mereka,” kata Sekretaris Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan, dalam keterangannya pada Jumat (21/11/2025).
Berdasarkan pendataan, terdapat 280 kepala keluarga atau 517 jiwa yang tinggal di atas dua TPU, yakni Kebon Nanas dan Kober Rawa Bunga.
Proses pengosongan dilakukan secara berjenjang melalui SP1, SP2, dan SP3, dengan target dua minggu.
”
Deadline
-nya untuk pengosongan ini kira tahapannya dalam waktu dua minggu. Kita kasih SP 1, SP 2, dan SP 3 terlebih dahulu,” kata Eka.
Eka menjelaskan penertiban dilakukan karena kebutuhan lahan pemakaman di DKI Jakarta dalam kondisi kritis, terutama di Jakarta Timur.
“Karena selama ini kan mereka (warga) menempati lahan, dan belum memahami bahwa kebutuhan lahan (makam) yang ada di Provinsi DKI itu krisis. Terutama di Jakarta Timur,” ujar Eka.
(Penulis: Febryan Kevin Candra Kurniawan, Ruby Rachmadina)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/22/680749ee9bfd5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Bocah Alvaro Hilang 8 Bulan Ditemukan Tewas, Polisi Tangkap Satu Tersangka Megapolitan
Bocah Alvaro Hilang 8 Bulan Ditemukan Tewas, Polisi Tangkap Satu Tersangka
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polisi menangkap satu tersangka usai Alvaro Kiano Nugroho, bocah di Pesanggarahan, Jakarta Selatan yang hilang sejak Maret ditemukan tewas.
“Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata
Kapolsek Pesanggrahan
, AKP Seala Syah Alam kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
Saat ditanya identitas siapa tersangka yang ditangkap, Seala enggan memberikan jawaban.
“Saya belum bisa banyak statement,” kata dia.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilypaly, mengungkapkan, penyidik yang bertugas mencari Alvaro menemukan kerangka yang diduga milik Alvaro.
Saat ini polisi sedang menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polri.
“Tunggu penyelidik dan penyidik bekerja dulu,” kata dia.
Sementara itu, kakek Alvaro,
Tugimin
, mengatakan baru mendapatkan kabar cucunya ditemukan tewas, Minggu sore ini.
Padahal, sejak kemarin, Tugimin sudah ke Mapolres Jakarta Selatan untuk melengkapi dokumen yang diperlukan dalam pencarian.
“Saya nyampe langsung salaman Bu Kapolsek, terus diberikan kabar bahwa Alvaro sudah ditemukan namun sudah almarhum, diketemukan di Kali Cilalay daerah Tenjo,” ungkap Tugimin saat ditemui di Tanah Kusir, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sebelumnya,
Alvaro Kiano Nugroho
terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
“Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut.
Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang.
Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
“Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat.
Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya. Namun, upayanya tak membuahkan hasil.
Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
“Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
“Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
“Dan bahkan sampai, suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu,” lanjutnya.
Keluarga juga telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi. Adapun ciri-ciri Alvaro adalah berkulit sawo matang dengan potongan rambut cepak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Polisi tes DNA pada kerangka terduga jasad Alvaro
Jakarta (ANTARA) – Kepolisian melakukan tes DNA terhadap kerangka yang diduga jasad anak laki-laki, Alvaro Kiano Nugroho (6), di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
“Baru diketemukan kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Sebelumnya, anak itu dilaporkan hilang sejak Maret 2025.
Tes DNA adalah proses pemeriksaan laboratorium untuk menganalisis “deoxyribonucleic acid” (DNA), yaitu materi genetik yang menyimpan informasi biologis unik seseorang.
Oleh karena itu, kata, Nicolas, untuk memastikan kerangka itu benar atau tidak Alvaro maka perlu dilakukan pengecekan DNA dan pemeriksaan laboratorium forensik.
Hingga kini, penyidik masih mendalami penemuan jasad tersebut dan akan segera menyampaikan keterangan lebih lanjut.
“Tunggu penyelidik dan penyidik bekerja dulu untuk memastikannya,” ucapnya.
Sebelumnya, petugas menemukan anak laki-laki yang hilang sejak Maret 2025, Alvaro Kiano Nugroho (6), di Pesanggrahan, Jakarta Selatan dalam kondisi meninggal dunia.
Polsek Pesanggrahan menyatakan tersangka dalam kasus hilangnya Alvaro juga sudah ditangkap untuk dimintai keterangan.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memberikan banyak keterangan terkait penyebab meninggalnya korban lantaran masih mendalami kasus tersebut.
Kepolisian menyebutkan rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar rumah korban yang terhapus setiap hari dan tak tersimpan, menjadi salah satu kendala untuk pencarian anak itu.
Selain itu, keluarga saat melaporkan hilangnya Alvaro tidak tepat pada hari kejadian.
Dengan demikian, petugas mencari informasi yang masuk dari keterangan saksi, sekolah, keluarga dan melalui pesan langsung (direct message /DM) di Instagram, serta saluran aduan Kapolsek.
Anak itu terhitung hilang selama delapan bulan karena tak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.
Sementara itu, kakek korban Tugimin (71) menduga Alvaro diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya.
Ciri-ciri terakhir Alvaro saat itu yakni memakai kaos hitam, celana panjang hitam dan sandal hitam. Ciri-ciri fisik, yaitu bertubuh kurus, kulit gelap, rambut cepak dan terdapat lesung pipi.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

DKI perkuat citra Kota Tua jadi pusat wisata lewat Hari Angklung
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin memperkuat citra Kota Tua, Jakarta sebagai pusat wisata budaya bertaraf internasional melalui perayaan puncak Hari Angklung Sedunia ke-15 (World Angklung Day) di kawasan tersebut.
“Melalui perayaan Hari Angklung Sedunia, Pemprov DKI ingin memperkuat citra kawasan ini sebagai pusat wisata budaya bertaraf internasional,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary di Jakarta, Minggu.
Selain itu, sambung dia, Pemprov DKI juga ingin menjadikan Kota Tua sebagai media aktif untuk memperkenalkan dan mengedukasi publik dunia tentang angklung sebagai warisan dunia (world heritage).
Adapun konsep puncak perayaan Hari Angklung Sedunia ke-15 disusun untuk menceritakan tiga fase penting perjalanan Jakarta, yakni fase Kerajaan Pajajaran–Sunda Kelapa, fase Fatahillah–Jayakarta dan fase Batavia pada era kolonial Belanda.
Kota Tua pun dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merepresentasikan perjalanan panjang sejarah Jakarta.
“Pemilihan Kota Tua sebagai lokasi perayaan juga karena merupakan salah satu kawasan dengan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang sangat tinggi,” kata Miftahulloh.
Mengusung tema “Symphony of Jakarta Heritage”, puncak perayaan Hari Angklung Sedunia ke-15 diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni termasuk konser angklung dari Saung Udjo Angklung, penampilan dari orkestra angklung serta perpaduannya dengan kesenian Betawi seperti gambang kromong, tari topeng dan ondel-ondel.
Selain itu, ada stan permainan tradisional seperti egrang dan angklung.
Miftahulloh menyampaikan festival ini merupakan bentuk komitmen Jakarta dalam menghidupkan kembali energi warisan budaya di ruang publik.
Sebelumnya, pada peringatan Hari Angklung Sedunia 16 November 2025, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta bersama mitra strategis mengadakan aktivasi serentak di beberapa titik ikonik Jakarta, salah satunya Bundaran Hotel Indonesia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/10/20/68f5e8fd158aa.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/21/6920762371d65.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/04/22/68075217151b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)