Jenis Media: Metropolitan

  • Ketika Surya Insomnia Turun Tangan Tambal Jalan Berlubang di Tangsel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Ketika Surya Insomnia Turun Tangan Tambal Jalan Berlubang di Tangsel Megapolitan 25 November 2025

    Ketika Surya Insomnia Turun Tangan Tambal Jalan Berlubang di Tangsel
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Komedian dan presenter
    Surya Insomnia
    turun langsung menambal jalan berlubang di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (22/11/2025) pagi.
    Aksi ini viral setelah videonya diunggah di akun TikTok @gilangseiya.
    Warga setempat menyebut jalan yang diperbaiki Surya memiliki kedalaman hampir 10 sentimeter dan kerap memakan korban.
    Kerusakan di lokasi sudah terjadi sekitar sebulan terakhir.
    Dalam unggahan video, Gilang menjelaskan, ia dan Surya baru saja mengaspal lubang yang kerap dikeluhkan pengguna jalan.
    Saat diminta menyebutkan biaya untuk menambal tiga titik tersebut, Surya menolak dan menegaskan perbaikan itu murni swadaya.
    Peristiwa itu disaksikan langsung oleh Andi (34), warga setempat. Ia menyebut Surya dan Gilang mengerjakan perbaikan jalan sekitar satu jam.
    “Hari Sabtu pagi, sekitar jam 08.00 WIB. Itu Bang Surya sama temennya, kalau enggak salah namanya Gilang, benerin jalan berlubang,” ujar Andi, Senin (24/11/2025).
    Menurut Andi, tiga lubang berada di lokasi berbeda. Dua titik di tengah Jalan Boulevard, sementara satu lubang berada tepat di tikungan.
    “Lubang yang parah itu yang pas di tikungan ini nih, dalam banget. Kalau yang dua di tengah itu enggak terlalu parah,” kata Andi.
    Intan Afrida Rafni Kondisi jalan berlubang yang Diperbaiki oleh Surya Insomnia di kawasan BSD, Tangsel.
    Ujang (52), warga dekat lokasi, mengatakan lubang tersebut sudah sering ia tutup sendiri selama sebulan terakhir untuk mencegah kendaraan terjatuh.
    Ia menggunakan batu
    conblock
    yang dihancurkan dan ditaburkan di jalan berlubang, namun hasilnya tidak bertahan lama karena terbawa air hujan.
    “Sering, ada sekitar empat kali saya tutupi batu. Tapi kalau hujan, hilang lagi,” ujar Ujang.
    Beberapa pengendara sempat terjatuh akibat lubang, terutama saat hujan.
    “Kalau jatuh parah mah enggak, tapi banyak oleng. Pernah ibu-ibu jatuh,
    shockbreaker
    motornya sampai patah,” kata dia.
    Kepala Seksi Humas Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Tangsel, Kemal, menjelaskan titik yang ditambal Surya masih merupakan aset pengembang dan belum diserahterimakan kepada pemerintah.
    “Nah posisi yang ditambal Om Surya itu ada di Jalan Boulevard Utara itu. Nah itu jalannya atau asetnya dimiliki oleh pengembang,” kata Kemal, Senin.
    Karena statusnya belum menjadi aset daerah, penanganan jalan menjadi kewenangan pengembang. Kemal juga menyebut pihaknya belum menerima laporan resmi dari warga terkait kerusakan jalan.
    “Sudah kami sampaikan melalui bidang bina marga, jadi lembaga antar lembaga. Tapi kalau dalam satu bulan tidak ada tindakan, berarti kita menyurati dengan surat teguran,” ujarnya.
    Warga berharap pengembang maupun pemerintah segera melakukan perbaikan permanen setelah aksi Surya menjadi perhatian publik.
    “Harapannya sih jalannya dibenerin benar karena banyak yang lewat. Walau Bang Surya sudah bersihin, ya kita jaga bareng-bareng,” kata Andi.
     Hingga berita ini tayang,
    Kompas.com
    masih berupaya menghubungi pihak pengembang terkait tindak lanjut perbaikan jalan di wilayah Serpong itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perjalanan Baru Siswa SD di Klender, Kini Tak Perlu Naik KRL Sendiri dari Tangerang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Perjalanan Baru Siswa SD di Klender, Kini Tak Perlu Naik KRL Sendiri dari Tangerang Megapolitan 25 November 2025

    Perjalanan Baru Siswa SD di Klender, Kini Tak Perlu Naik KRL Sendiri dari Tangerang
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com

    Hafithar
    (8) kini tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh setiap pagi dari Tangerang menggunakan kereta rel listrik (KRL). Siswa kelas 1 SDN Klender 04, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu sementara menumpang di rumah temannya, Gibran, yang tinggal dekat dengan sekolah.
    “Akhirnya mamanya menerima tawaran dari salah satu orangtua murid kebetulan teman akrabnya Hafithar bernama Gibran untuk menampung Hafithar selama mungkin kurang lebih dua mingguan,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN Klender 04, Dwiyanti Lestari, saat ditemui, Senin (24/11/2025).
    Dwiyanti menuturkan, Hafithar mulai tinggal di rumah Gibran sejak Minggu (23/11/2025). Pihak sekolah bersama Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur menjemput Hafithar dan orangtuanya langsung ke Tangerang.
    “Maka kami pihak sekolah berinisiatif untuk membersamai, menjemput Hafithar dan orangtuanya ke sana, ke daerah Tangerang. Kami sudah jemput kemarin,” ungkapnya.
    Senin pagi menjadi hari pertama Hafithar berangkat sekolah bersama Gibran, dari rumah yang hanya beberapa menit jaraknya dari SDN Klender 04.
    Kondisi Hafithar ini mencuri perhatian sejak video seorang
    siswa SD di Klender
    harus berangkat sekolah sendiri menggunakan KRL sejak subuh diunggah ke media sosial.
    Dalam video yang diunggah aku Instagram @Jabodetabek24info, siswa SD itu menaiki KRL dari waktu subuh. Ia berangkat sekolah dengan jarak yang cukup jauh.
    Hafithar tidak langsung dilepas berangkat sendiri dari Tangerang. Sejak awal September 2025, sang ibu masih rutin mengantar-jemputnya.
    “Naiknya itu setelah awal-awal September tapi awal-awalnya memang diantar, diantar jemput sama orang tuanya. Ke sininya mungkin karena memang anaknya mandiri Hafithar ya berani anaknya,” jelas Dwiyanti.
    Baru sekitar satu minggu terakhir, Hafithar diizinkan berangkat sendiri. Sebelumnya, orangtuanya memastikan Hafithar hafal rute KRL dan tetap mendapat pendampingan.
    “Jadi mungkin mamanya sudah merasa, ‘oke kamu bisa nak’ dengan diajarkan oleh orang tuanya dan sebagainya, dititipkan juga di setiap petugas-petugas stasiun kemudian ditulis nomor HP dan nomor WA orang tuanya ditaruh juga di tasnya gitu, seperti itu,” ujarnya.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh Jabodetabek24info (@jabodetabek24info)
    Meski kini menumpang di rumah temannya, Hafithar dipastikan akan pindah sekolah ke kawasan Parung, Kabupaten Bogor.
    Keputusan itu diambil karena ibunya yang sebelumnya bekerja di Tangerang kini mendapat pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di Parung.
    “Akhirnya mama Hafithar dan Hafithar itu bersedia untuk pindah di semester dua di dekat rumahnya (Parung), karena pada saat sekarang mamanya sudah mendapatkan pekerjaan di daerah Parung sebagai asisten rumah tangga,” ungkap Dwiyanti.
    Di Parung, Hafithar akan bersekolah bersama anak majikan ibunya.
    “Kebetulan bosnya itu baik ya dan mencarikan sekolah untuk Hafithar nanti bersama-sama dengan anak-anaknya bosnya nanti untuk di semester 2,” ujar Dwiyanti.
    Hafithar dikenal sebagai anak cerdas dan mandiri oleh teman-teman serta guru di sekolahnya.
    “Dia dibanding dengan teman-teman yang lain, dia lebih aktif dalam komunikasi,” ujar Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah.
    Tak hanya itu, Hafithar juga kerap menunjukkan kepeduliannya kepada teman-teman, misalnya mengingatkan mereka untuk menghabiskan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan pemerintah.
    “Contoh, dia dapat MBG, kan. Teman-teman, ayo nih kita dapat MBG, dimakan dong, pemerintah sudah mengusahakan lo, gitu kan, masa kita nggak mau makan, gitu,” kata Farida.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Sebut Eks Mentan SYL Diduga Terima Uang Pengadaan X-Ray hingga Sapi

    KPK Sebut Eks Mentan SYL Diduga Terima Uang Pengadaan X-Ray hingga Sapi

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerima aliran dana pengadaan X-Ray, pengolahan karet, dan sapi di lingkungan Kementerian Pertanian.

    Pasalnya, aliran uang dari ketiga perkara tersebut diduga berkaitan dengan perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang juga tengah diusut KPK. 

    Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan dugaan aliran dana merupakan pengembangan dari kasus pemerasan, gratifikasi, dan jual beli jabatan, di mana kasus tersebut telah berhukum tetap.

    Perkara tersebut terjadi ketika SYL masih menjabat sebagai Menteri Pertanian sehingga diduga menerima sejumlah uang.

    “Tetapi kemudian ada beberapa perkara di Kementerian Pertanian yang muncul belakangan. Tapi perkara itu di masa Pak Menterinya Pak SYL juga sehingga kami tentunya menunggu ya supaya perkara ini juga sekalian naik, sehingga TPPU-nya nanti biar sekaligus gitu,” kata Asep saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).

    Asep menyampaikan, penanganan TPPU menunggu tiga perkara tersebut dinyatakan menjadi sumber penerimaan SYL atau predikat crime 

    “Karena tentunya juga ada aliran uang dari perkara-perkara tersebut, ya dugaan kami ya, kepada saudara SYL,” ujarnya.

    Oleh karena itu, lembaga antirasuah membutuhkan waktu tambahan untuk mendakwa SYL di perkara TPPU.

    Adapun SYL saat ini sudah mendekam di penjara usai divonis bersalah dalam kasus pemerasan di lingkungan Kementan dan gratifikasi. Dia dijatuhi hukuman penjara 12 tahun berdasarkan putusan kasasi oleh Mahkamah Agung (MA) Februari 2025 lalu. 

  • Delapan Bulan Misteri Alvaro Kiano Terungkap: Diculik dan Dihabisi Ayah Tiri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Delapan Bulan Misteri Alvaro Kiano Terungkap: Diculik dan Dihabisi Ayah Tiri Megapolitan 25 November 2025

    Delapan Bulan Misteri Alvaro Kiano Terungkap: Diculik dan Dihabisi Ayah Tiri
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Delapan bulan setelah
    Alvaro Kiano
    Nugroho hilang di dekat rumahnya di Tanah Kusir, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, misteri keberadaannya akhirnya terungkap.
    Bocah enam tahun itu ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di pinggir Kali Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor, pada Minggu (23/11/2025). Penemuan ini dilakukan setelah pencarian yang telah berlangsung sejak Sabtu (22/11/2025).
    Kerangka Alvaro ditemukan di antara tumpukan sampah bersama kemeja putih lengan panjang dan celana pendek yang diduga miliknya. Proses pencarian juga melibatkan anjing pelacak.
    Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam menyampaikan informasi tersebut kepada keluarga. Ia menegaskan, polisi telah menangkap orang yang diduga bertanggung jawab atas hilangnya Alvaro, yaitu ayah tirinya sendiri, Alex Iskandar (49).
    “Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata Seala, Minggu (23/11/2025).
    Pengungkapan kasus ini tidak lepas dari pemeriksaan intensif terhadap Alex. Awalnya, ia berkali-kali membantah terlibat. Namun kesaksian anak-anak di sekitar lokasi kejadian justru membuka jalan bagi polisi.
    Sejumlah anak dimintai keterangan dan ditunjukkan foto beberapa orang, termasuk Alex. Mereka diminta mengidentifikasi siapa sosok yang terakhir terlihat berada di masjid tempat Alvaro sempat berada.
    “Anak-anak kan sudah dibawa ke kantor polisi. Terus dikasih fotonya. Ini siapa? Tahunya kan Omnya Alvaro, ya. Terus, ini siapa? Omnya Omnya Alvaro. Terus, ‘Ini kemarin yang di masjid, bukan?’ terus dijawab, ‘Iya dia,’” ujar nenek Alvaro, Sayem (53), saat ditemui di rumah duka, Senin (24/11/2025).
    Polisi kemudian menggelar pra-rekonstruksi melibatkan marbut masjid. Meski marbut mengaku tidak memperhatikan wajah pelaku karena sedang menyiapkan takjil, ia masih ingat suara pria yang menjemput Alvaro.
    “Coba Pak, kalau enggak tahu orangnya, suaranya saja,” kata penyidik, menurut Sayem.
    Dalam sesi pengenalan suara itu, marbut memastikan suara Alex cocok dengan orang yang datang mencari Alvaro pada 6 Maret 2025.
    Alex pun ditangkap pada Jumat (21/11/2025) di rumahnya di Tangerang, Banten. Setelah diperiksa intensif, ia akhirnya mengakui perbuatannya.
    Motif Alex berakar dari rasa dendam dan cemburu terhadap istrinya yang bekerja di luar negeri. Ia curiga istrinya berselingkuh.
    “Muncul adanya dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya. Nah, di situ ada motif tersendiri terhadap si tersangka ini untuk melakukan pembunuhan itu terhadap anak,” jelas Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
    Sebelum penculikan, Alex kerap mengirim pesan ancaman kepada istrinya, termasuk rencana balas dendam.
    Pada sore hari kejadian, Alex datang ke rumah Alvaro di Bintaro, Pesanggrahan, dan mengajak bocah itu membeli mainan. Namun Alvaro kemudian menangis mencari kakeknya, Tugimin. Alex yang kesal kemudian membekap mulut Alvaro dengan handuk.
    “Pada saat korban tiba dalam kondisi menangis enggak berhenti sehingga diikat hingga meninggal dunia,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.
    Jasad Alvaro lalu dimasukkan Alex ke dalam plastik dan disimpan di garasi rumah, tertutup mobil silver, selama tiga hari.
    Selama periode itu, Alex bolak-balik ke Tenjo, Kabupaten Bogor, untuk mencari tempat pembuangan. Ia memilih daerah tersebut karena memiliki kerabat yang tinggal di sana dan diduga terlibat membantu.
    “Tersangka ini sudah bolak-balik untuk ke Tenjo. Dan dia tahu lokasi mana yang sepi untuk membuang di sana. Dan akhirnya memilih salah satu tempat yang mana di jembatan (Cilalay) itu dibuang,” jelas Ardian.
    Pada 9 Maret 2025, Alex membawa jasad Alvaro dan membuangnya di lokasi tersebut. Kerabat yang diperiksa, berinisial G, mengaku tidak mengetahui isi plastik yang dibawa Alex.
    “Untuk isinya dia menyatakan bahwa dia tidak tahu dan disampaikan oleh tersangka bahwa isinya bangkai anjing. Tapi dia enggak ngecek lagi,” tutur Ardian.
    Pagi sebelum penemuan kerangka Alvaro, Alex mengakhiri hidupnya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan saat sedang dipersiapkan untuk ditetapkan sebagai tersangka.
    Ia sebelumnya meminta celana ganti karena mengaku buang air di celana. Penyidik memberikan celana pendek. Namun G, yang menjadi saksi kunci, melihat Alex sudha tak bernyawa.
    “Berkisar dari pukul 6.30 sampai dengan 8.00 atau jam 9.00 pagi, ditemukan oleh rekannya tadi, yaitu inisial G, dilihat dari pintu, itu ada bilah kaca di tengah, melihat tersangka sudah dalam posisi menghilangkan nyawanya,” ungkap Ardian.
    Keluarga Alvaro mengaku marah dan kecewa karena pelaku meninggal sebelum mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan. Sayem berharap Alex seharusnya dihukum mati oleh negara, bukan mengakhiri hidupnya sendiri.
    Meski pelaku utama tewas, ia meminta polisi tetap menyelidiki kemungkinan keterlibatan kerabat Alex lainnya.
    “Ya, saya mau berbuat apa juga udah nggak bisa ya. Karena pelaku udah enggak ada ya. Kalau pelaku masih ada sih ya penginnya kalau itu dihukum mati juga,” tutur dia.
    Meski Alex sebagai pelaku utama sudah tiada, Sayem berharap polisi tetap melanjutkan penyelidikan untuk melihat keterlibatan kerabat Alex lainnya.
     Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto memastikan hal tersebut.
    “Penyelidikan terhadap pihak-pihak lain terus kami akan lakukan, termasuk informasi apapun, apakah ada pihak-pihak lain yang turut serta di dalam melakukan aksi penculikan sampai dengan mengakibatkan hilangnya nyawa Ananda AKN. Ini terus kami lakukan,” jelas Budi.
    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website
    Into the Light Indonesia
    di bawah ini:
    https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/.

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Demo di Jakarta Pagi Ini, Warga Diminta Hindari Wilayah Gambir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Ada Demo di Jakarta Pagi Ini, Warga Diminta Hindari Wilayah Gambir Megapolitan 25 November 2025

    Ada Demo di Jakarta Pagi Ini, Warga Diminta Hindari Wilayah Gambir
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Demonstrasi dijadwalkan berlangsung di wilayah
    Jakarta Pusat
    pada Selasa (25/11/2025) pagi.
    Polisi menyiapkan ratusan personel untuk memastikan situasi tetap aman dan arus lalu lintas terkendali selama aksi berlangsung.
    Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Ruslan Basuki, mengatakan aksi tersebut akan dipusatkan di wilayah Gambir dan melibatkan kelompok perempuan.
    “Ada aksi unjuk uasa dari
    Komite Nasional Perempuan Mahardika
    dan beberapa element massa di Gambir,” ujar Ruslan dalam keterangan resmi, Selasa.
    Untuk pengamanan, sebanyak 712 personel kepolisian dikerahkan di sejumlah titik.
    Ruslan mengimbau masyarakat untuk menghindari kawasan sekitar lokasi demonstrasi demi mengurangi potensi kemacetan.
    “Warga bisa cari jalan alternatif lainnya selama
    unjuk rasa
    berjalan,” tuturnya.
    Rekayasa lalu lintas akan diterapkan secara situasional, bergantung pada eskalasi massa di lapangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tetap Dalami Kematian Alvaro meski Pelaku Tewas Bunuh Diri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Polisi Tetap Dalami Kematian Alvaro meski Pelaku Tewas Bunuh Diri Megapolitan 25 November 2025

    Polisi Tetap Dalami Kematian Alvaro meski Pelaku Tewas Bunuh Diri
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Meski Alex Iskandar (49), ayah tiri sekaligus penculik dan pembunuh
    Alvaro Kiano Nugroho
    , telah tewas setelah mengakhiri hidupnya, polisi memastikan penyelidikan kasus tersebut tidak otomatis berhenti. Polisi masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, polisi tetap mengawasi penyelidikan yang ditangani Satreskrim Polres Jakarta Selatan.
    “Penyelidikan terhadap pihak-pihak lain terus kami akan lakukan, termasuk informasi apa pun, apakah ada pihak-pihak lain yang turut serta di dalam melakukan aksi penculikan sampai dengan mengakibatkan hilangnya nyawa Ananda AKN. Ini terus kami lakukan,” ujar Budi dalam konferensi pers, Senin (24/11/2025).
    Selain itu, polisi juga akan menyelidiki penyebab tewasnya Alex di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan.
    “Pastinya akan didalami oleh Propam, mari kita beri ruang untuk mendalami hal tersebut,” kata Budi.
    Alex menculik Alvaro dilatarbelakangi dendam terhadap ibu korban, Arum, yang dicurigai berselingkuh saat bekerja di luar negeri. Arum berulang kali meminta cerai, namun Alex menolak dan kerap mengirim pesan bernada ancaman.
    “Dari
    handphone
    yang diamankan, terlapor setelah terang-terangan menuliskan kalimat, ‘
    gimana caranya gue balas dendam
    ,’” ungkap penyidik.
    Keluarga korban berharap penyelidikan tidak berhenti setelah Alex tewas. Sayem (53), nenek Alvaro, meminta polisi menelusuri dugaan keterlibatan kerabat pelaku yang tinggal di Tenjo, Kabupaten Bogor.
    “Iya, harapannya enggak berhenti sampai Alex saja,” ujar Sayem saat ditemui di rumah duka, Senin.
    Kerabat tersebut dicurigai ikut berperan setelah Alvaro tewas dan jasadnya dibawa ke wilayah tersebut.
    Sebelumnya,
    Alvaro Kiano
    Nugroho, bocah enam tahun yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.
    Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam mengatakan penculik sekaligus penyebab kematian Alvaro telah ditangkap.
    Alvaro terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, pada Kamis (6/3/2025). Pada hari itu, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro datang ke masjid mencari anak tersebut — informasi yang baru diketahui keluarga tiga hari kemudian dari marbut masjid.
    Menurut keterangan kakek Alvaro, Tugimin, pria tersebut sempat diarahkan marbut ke area lantai atas masjid.
    “‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya…’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
    Setelah itu, marbut tak lagi memperhatikan gerak-gerik pria tersebut karena bersiap untuk shalat Magrib dan berbuka puasa.
    Hingga malam tiba, Alvaro tak kunjung pulang. Tugimin baru merasa curiga sekitar pukul 21.30 WIB dan mulai melakukan pencarian ke sejumlah lokasi, termasuk menemui teman-teman yang biasa bermain dengan Alvaro. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil.
    Ayah kandung Alvaro diketahui sedang menjalani hukuman kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, sang ibu bekerja di Malaysia.
    “Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” kata Tugimin.
    Keluarga sempat mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro, namun mereka telah pindah.
    “Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar Tugimin.
    “Suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu.”
    Keluarga telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi sejak awal kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Respons Fenomena Masyarakat Lapor Damkar: Kami Lakukan Perbaikan

    Kapolri Respons Fenomena Masyarakat Lapor Damkar: Kami Lakukan Perbaikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bakal memaksimalkan layanan hotline 110 untuk merespons aduan masyarakat.

    Pernyataan Sigit ini sekaligus merespons soal fenomena masyarakat yang lebih memilih melapor pemadam kebakaran (damkar) dibandingkan dengan Poliisi.

    Oleh karena itu, Sigit mengatakan Polri harus bisa memiliki pelayanan optimal untuk merespons aduan masyarakat melalui hotline itu.

    “Kami lakukan perbaikan sehingga kemudian masyarakat yang melaporkan tidak kecewa harapan kita dengan memencet 110 maka respon segera bisa diperoleh kehadiran polisi,” ujar Sigit, di Bogor, Senin (24/11/2025).

    Dia menambahkan, pihaknya juga akan menyebarkan barcode di sejumlah fasilitas publik untuk mempermudah masyarakat melaporkan anggota yang melakukan pelanggaran.

    Barcode itu akan terhubung langsung dengan bidang atau divisi profesi dan pengamanan (Propam). Setelah itu, Propam Polri bakal menindak anggota yang melanggar.

    “Tadi sudah kita tekankan bahwa propam harus segera menindaklanjuti, mungkin kalau dilihat mungkin di halte, di ruang hotel, di lift itu semuanya sudah kita pasang. Kalau ada masalah tinggal pasang barcode, laporkan di situ, maka propam akan langsung tangani,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengakui minimnya respons Polri terhadap laporan masyarakat masih lambat dibandingkan dengan Pemadam Kebakaran (Damkar).

    Berdasarkan data yang ada, respons cepat aduan masyarakat di Polri rata-rata masih di atas 10 menit. Sebaliknya, Damkar justru lebih cepat merespons aduan masyarakat dibandingkan dengan Polri.

    “Saat ini masyarakat lebih mudah melaporkan segala sesuatu ke Damkar karena Damkar quick response-nya cepat,” ujar Dedi saat rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Selasa (18/11/2025).

  • Polisi Tetap Dalami Kematian Alvaro meski Pelaku Tewas Bunuh Diri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Propam Bakal Periksa Penyidik Setelah Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri di Polres Jaksel Megapolitan 24 November 2025

    Propam Bakal Periksa Penyidik Setelah Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri di Polres Jaksel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Propam Polres Jakarta Selatan akan memeriksa personel kepolisian yang bertugas menjaga Alexander Iskandar, pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho, menyusul aksi bunuh diri yang dilakukannya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2025).
    “Pastinya akan didalami oleh Propam, mari kita beri ruang untuk mendalami hal tersebut,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budhi Hermanto saat konfreresi pers di Polres Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
    Sementara itu, Kasi
    Propam Polres Jakarta Selatan
    , Kompol Bayu Agung Ariyanto, menyebut pihaknya sudah memeriksa dua personel yang saat itu piket.
    “Terkait bunuh diri ini, kami sudah memeriksa dua personel yang saat itu piket,” kata Bayu.
    Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio, menjelaskan kronologi kejadian.
    Awalnya, tersangka mengaku buang air di celana dan meminta celana ganti kepada penyidik.
    “Dia menggunakan celana pendek yang diberi oleh penyidik. Karena tidak boleh menggunakan celana panjang,” ucap Ardian.
    Tak lama kemudian, seorang saksi kunci berinisial G yang ikut diperiksa mengintip ke dalam ruang konseling dan mendapati Alex sudah gantung diri dengan celana panjang melilit di lehernya.
    “Berkisar dari pukul 6.30 sampai dengan 8.00 atau jam 9.00 pagi, ditemukan oleh rekannya tadi, yaitu inisial G, dilihat dari pintu, itu ada bilah kaca di tengah, melihat tersangka sudah dalam posisi menghilangkan nyawanya dengan cara gantung diri,” tutur Ardian.
    Kasus ini berawal dari hilangnya Alvaro di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Maret 2025.
    Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, memastikan tersangka penculik dan pembunuh Alvaro telah diamankan.
    “Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata Seala, Minggu (23/11/2025).
    Kasus ini bermula pada 6 Maret 2025, saat Alvaro tidak kembali ke rumah hingga keesokan harinya.
    Kontak bantuan
    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
    Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
    https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayah Tiri Bolak-Balik ke Tenjo Bogor, Cari Lokasi untuk Buang Jasad Alvaro
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Ayah Tiri Bolak-Balik ke Tenjo Bogor, Cari Lokasi untuk Buang Jasad Alvaro Megapolitan 24 November 2025

    Ayah Tiri Bolak-Balik ke Tenjo Bogor, Cari Lokasi untuk Buang Jasad Alvaro
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ayah tiri, Alex Iskandar sempat bolak-balik ke Tenjo, Kabupaten Bogor, untuk membuang jasad bocah Alvaro Kiano (6), Kamis (6/3/2025).
    Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio mengatakan pelaku saat itu mencari tempat yang tepat untuk membuang jasad Alvaro.
    “Tersangka ini sudah bolak-balik untuk ke Tenjo. Dan dia tahu lokasi mana yang sepi untuk membuang di sana. Dan akhirnya memilih salah satu tempat yang mana di jembatan itu dibuang,” jelas Ardian dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
    Alex memilih Tenjo sebagai tempat membuang Alvaro karena memiliki kerabat yang tinggal di sana.
    “Kenapa dibuang ke Tenjo? Saya jawab bahwa ada salah satu kerabat dari tersangka ini yang tinggal di sana,” kata Ardian.
    Sementara itu, jasad Alvaro disimpan di garasi rumah dalam keadaan terbungkus plastik.
    Setelah tiga hari, tepat di hari kakek Alvaro melaporkan telah kehilangan cucunya, Alex membawa jasad korban ke Jembatan Kali Cilalay, Tenjo.
    Motif pelaku Alex Iskandar menculik dan membunuh Alvaro karena dendam terhadap istrinya yang dicurigai berselingkuh selama bekerja di luar negeri. 
    “Jadi motifnya sudah ada dorongan dan terakumulasi. Diduga istrinya memiliki pria idaman lain,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto.
    Pelaku kerap mengirimkan pesan yang menjurus kepada ancaman kepada sang istri.
    “Penyelidik menemukan adanya indikasi kuat dorongan emosional pelaku. Dari handphone yang diamankan, terlapor setelah terang-terangan menuliskan kalimat, gimana caranya gue balas dendam,” jelas dia.
    Kemudian, rasa dendam dan marah itu membuat pelaku menculik Alvaro yang sedang bermain di Masjid Al Muflihun. 
    Alvaro terus menangis mencari kakeknya saat dibawa ayah tirinya, sehingga mulutnya dibekap sampai meninggal dunia. 
    “Pada saat korban dibawa, dalam kondisi menangis yang tidak berhenti, sehingga dibekap hingga meninggal dunia,” jelas dia.
    Sebagai informasi,
    Alvaro Kiano
    Nugroho terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
    Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
    Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin, dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
    “Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
    Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut.
    Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa. Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang.
    Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
    “Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
    Tugimin yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat.
    Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya. Namun, upayanya tak membuahkan hasil.
    Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
    Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
    “Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
    Akhirnya keluarga melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayah Tiri Bolak-Balik ke Tenjo Bogor, Cari Lokasi untuk Buang Jasad Alvaro
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Kerabat Tersangka Mengira Jasad Alvaro Adalah Bangkai Anjing Megapolitan 24 November 2025

    Kerabat Tersangka Mengira Jasad Alvaro Adalah Bangkai Anjing
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Jasad bocah enam tahun, Alvaro Kiano Nugroho, yang dibuang di Kali Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor, sempat dikira bangkai anjing oleh G.
    G merupakan kerabat tersangka
    Alexander Iskandar
    ,
    ayah tiri korban
    , yang disebut terlibat dalam aksi pembuangan Alvaro.
    “Dia menyatakan bahwa dia tidak tahu dan disampaikan oleh tersangka bahwa isinya bangkai anjing,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio, dalam konferensi pers, Senin (24/11/2025).
    G disebut tak memeriksa isi plastik hitam yang dibawa tersangka dari rumah di kawasan Bogor, Jawa Barat.
    Sementara itu, keluarga korban sebelumnya menjelaskan, warga setempat sempat mencium bau dari plastik berisi
    jasad Alvaro
    .
    “Katanya, ada yang ngomong tetangga, ini kok udah bau apaan, katanya. Ini mah bangkai anjing, katanya. Padahal itu Alvaro,” tutur nenek korban, Sayem (53), saat ditemui di rumah duka kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
    Sebelumnya. Alvaro terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
    Setelah dinyatakan hilang, pihak kepolisian melakukan pencarian dan akhirnya menemukan jasadnya di
    Kali Cilalay
    , Kabupaten Bogor.
    Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam memastikan tersangka yang menyebabkan hilangnya dan meninggalnya Alvaro telah diamankan.
    “Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata Seala, Minggu (23/11/2025).
    Kakek korban, Tugimin, menceritakan kronologi pencarian cucunya.
    Pada hari hilangnya Alvaro, seorang pria yang mengaku sebagai ayah korban sempat datang ke masjid untuk mencari Alvaro.
    Marbut masjid kemudian menanyakan kedatangannya, namun tidak mencurigai gerak-gerik pria itu karena sibuk menyiapkan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
    “Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
    Usai waktu Maghrib, Alvaro tidak kunjung pulang.
    Tugimin, pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyusuri lokasi terakhir cucunya terlihat dan mendatangi teman-temannya, namun upaya itu tidak membuahkan hasil.
    Ayah kandung Alvaro saat ini menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang, sementara ibunya bekerja di Malaysia.
    “Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
    Pihak keluarga sempat mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro, tetapi mereka sudah pindah.
    “Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar Tugimin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.