Jenis Media: Kesehatan

  • Video: Melihat Aksi Perundungan? Yuk Jangan Jadi ‘Si Penonton’!

    Video: Melihat Aksi Perundungan? Yuk Jangan Jadi ‘Si Penonton’!

    Video: Melihat Aksi Perundungan? Yuk Jangan Jadi ‘Si Penonton’!

  • Kematian Jantung Mendadak Makin Banyak Terjadi di Usia 30-an, Inikah Pemicunya?

    Kematian Jantung Mendadak Makin Banyak Terjadi di Usia 30-an, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Sudden cardiac death (SCD) atau kematian henti jantung mendadak kini mulai ‘menghantui’ orang-orang di usia dewasa muda. Mereka di bawah umur 40 tahun atau 30-an kini lebih berisiko mengalami henti jantung.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin SpJP(K) SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS kematian akibat henti jantung atau sudden cardiac death (SCD) dibagi menjadi dua kelompok umur.

    SCD di Bawah Usia 35 Tahun

    Menurut dr Yamin, pembagian kelompok umur ini penting untuk bisa mengetahui apa penyebab dari SCD itu sendiri.

    “Kalau dia di bawah 35 tahun (SCD), umumnya itu penyebabnya kelainan genetik. Bisa kelainan ion jantungnya, bisa kelainan genetik pada ototnya,” kata dr Yamin saat ditemui di acara BraveTalk ‘Basif Life Support & Sudden Cardiac Death’ di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

    “Pada orang-orang muda yang mati mendadak itu paling sering itu ada namanya channelopathy. Jadi kanal ion yang ngatur listrik jantung kita itu mengalami kelainan, terjadilah konslet,” sambungnya.

    dr Yamin melanjutkan penyebab lainnya adalah kelainan otot jantung, dari kecil ototnya sudah tebal atau kardiomiopati hipertrofik (HCM)

    “Yang ketiga bisa karena anatomi urat koroner jantungnya, letaknya tidak normal, sehingga waktu datang kontraksi itu kejepit,” katanya.

    SCD di Atas 35 Tahun

    Pada usia ini, dr Yamin mengatakan SCD akan berkaitan dengan penyakit jantung koroner (PJK), kondisi di mana pembuluh darah arteri koroner tersumbat atau menyempit, sehingga mengurangi pasokan darah dan oksigen ke otot jantung

    “Faktor risikonya ada yang tradisional: gemuk, merokok, darah tinggi, kencing manis, kemudian kolesterol. Lalu mager, obesitas, dan stres. Tapi itu kan bisa dikendalikan,” katanya.

    “Makannya tren penyakit jantung koroner ini menurun di bahwa usia 40 tahun, dulu rata-rata di atas 40 tahun. Lifestyle sangat berpengaruh,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Gelar ASEAN Car Free Day, Kenalkan Gaya Hidup Sehat di CFD”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • BraveHeart Edukasi Pertolongan Pertama Risiko Jantung Lewat Simulasi BHD

    BraveHeart Edukasi Pertolongan Pertama Risiko Jantung Lewat Simulasi BHD

    Jakarta

    Layanan Unggulan Jantung Brawijaya Hospital yang bernama BraveHeart menggelar edukasi pertolongan pertama risiko jantung dengan mendemonstrasikan simulasi BHD (Bantuan Hidup Dasar). BraveHeart juga mengajak masyarakat mempraktikan Resusitasi Jantung Paru (Cardiopulmonary Resuscitation/CPR).

    Chairman Braveheart Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP (K) mengungkapkan bahwa edukasi pelatihan BHD merupakan tanggung jawab yang semestinya diemban oleh pemerintah.

    “BHD itu termasuk aspek moral. Jadi, jika seseorang menjadi bystander yang baik, mereka harus mengetahui jika ada orang yang kolaps dan mampu melakukan setiap langkah pertolongan. Hal ini penting untuk digaungkan dan disebarluaskan,” ungkapnya di Jakarta Selatan, Minggu, (9/11/2025).

    “Kita harus berpikir sebaliknya, bagaimana jika hal itu terjadi pada diri kita atau saudara kita, sementara orang-orang di sekitar hanya diam dan bengong? Padahal, lima menit pertama sangat menentukan nasib seseorang,” sambungnya.

    Dia menegaskan, dalam situasi darurat tidak ada alasan untuk berdiam diri. Sebab itu, pengetahuan tentang pertolongan pertama perlu terus dilatih termasuk memahami kode etik serta aspek etis dan legalnya.

    “Makanya, pengetahuan-pengetahuan ini harus dilatih, code of conduct-nya, aspek etisnya, dan aspek legalnya juga harus dilatih. Nggak ada yang bisa menuntut kita,” tuturnya.

    Sementara itu, Konsultan Bedah Kardiotoraks dan Vaskular Dewasa dr. Sugisman, Sp.BTKV (K) menekankan kegiatan BHD perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka mampu menolong diri sendiri, keluarga, maupun orang di sekitarnya ketika menghadapi situasi darurat.

    “Karena itu, kegiatan BHD perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, keluarga, dan orang di sekitarnya. Sebab, tidak jarang kita melihat di tempat umum seperti mal atau jalan, ada pasien henti jantung namun kita tidak bisa melakukan apa-apa,” kata dr. Sugisman.

    Dia menegaskan, pelatihan BHD merupakan hal yang krusial dan seharusnya menjadi pengetahuan dasar bagi semua orang, bukan hanya tenaga medis. Oleh sebab itu, dia menilai pelatihan BHD harus tersentuh semua masyarakat.

    “Pelatihan BHD merupakan hal yang cukup krusial dan seharusnya menjadi kewajiban untuk diketahui, bukan hanya oleh dokter. Dokter memang dapat melakukan tindakan jika berada di tempat kejadian, tetapi jika tidak ada, masyarakat sekitar lah yang harus menolong. Namun, mereka hanya bisa menolong jika memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai,” ucapnya.

    (anl/ega)

  • YouTuber Nekat Santap 100 Makanan Tak Sehat dalam 50 Jam, Begini Efeknya

    YouTuber Nekat Santap 100 Makanan Tak Sehat dalam 50 Jam, Begini Efeknya

    Jakarta

    Seorang YouTuber Will Tennyson melakukan tantangan yang lumayan ekstrem pada 2023. Dalam videonya, ia mencoba mengonsumsi 100 makanan tidak sehat selama 50 jam.

    Sebagai bagian dari tantangan ini, Tennyson mengonsumsi 100 makanan yang bisa disebut kurang sehat jika dikonsumsi berlebihan selama lebih dari dua hari. Selama itu, ia mulai mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti makanan beku olahan tinggi, camilan seperti kue kering, keripik, makanan cepat saji (fast food), yang memang memiliki kandungan lemak, gula, dan kalori yang tersembunyi.

    Untuk memulai eksperimennya, Tennyson pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan olahan untuk dua hari ke depan. Itu merupakan pengalaman baru baginya.

    “Harus saya akui, rasanya aneh sekali membongkar semua bahan makanan ini dan tidak perlu membuka kulkas,” tuturnya yang dikutip dari Unilad.

    “Biasanya, semua barang yang saya beli segar. Saya tidak pernah membeli makanan ini. Mungkin sesekali tidak masalah, ini aturan 80/20, 80 persen makanan sehat, 20 persen mengandung makanan olahan,” sambungnya.

    Menurut Tennyson, diet adalah investasi untuk kesehatan yang terbaik.

    Selama dua hari, Tennyson juga melahap banyak menu fast food seperti pizza, sushi salmon mentah, dan iga bakar. Hanya beberapa jam setelah eksperimen dan setelah sarapan 800 kalori yang terdiri dari cokelat panas dan muffin, ia sudah merasa lapar dan menyesali menu yang dikonsumsinya itu.

    Meski lezat, makanan itu tidak mampu mempertahankan tingkat energinya hingga waktu makan siang.

    “Saya merasa sangat buruk. Untuk sarapan, saya makan 800 kalori lebih dan sudah merasa lapar lagi. Itulah sisi buruk dari makanan-makanan ini. Rasanya memang luar biasa saat itu, tetapi setelah selesai, seperti ‘apa aku sudah makan sesuatu yang salah?’ itu yang saya rasakan,” terangnya.

    Seiring berjalannya hari, keadaan semakin mem Uruk dengan konsekuensi dari pilihan pola makannya itu. Tennyson merasa sangat kelelahan dan motivasi untuk olahraga mulai hilang.

    Meski begitu, Tennyson berusaha bertahan dan menyelesaikan latihannya. Tetapi, ia merasa energinya tidak sebanding dengan performa biasanya dan mudah lelah.

    Bahkan, di akhir video Tennyson mengaku merasa mual setelah makan sepuasnya itu. Berat badannya dari 89 kg naik menjadi 91 kg.

    “Berat badan saya naik dalam dua hari terakhir, mungkin hanya kembung, semoga saja,” katanya.

    Tennyson berharap video ini menjadi sebuah pelajaran bagi penontonnya untuk selalu menakar porsi makan. Ia juga menegaskan makanan yang sehat dapat membuat tubuh merasa baik, sementara makanan olahan memicu efek buruk pada tubuh.

    “Ini bukan selalu tentang penampilan Anda, ini tentang bagaimana perasaan Anda,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Menemukan Kedamaian di Tengah Hiruk Pikuk Warga Jakarta

    Menemukan Kedamaian di Tengah Hiruk Pikuk Warga Jakarta

    Foto Health

    Ari Saputra – detikHealth

    Minggu, 09 Nov 2025 18:25 WIB

    Jakarta – Sekelompok peserta Falun Dafa bermeditasi dengan tenang di tengah riuh warga menikmati CFD. Mereka memancarkan kedamaian di jantung keramaian ibu kota.

  • 6 Tanda Kamu Mungkin Alami Penyumbatan Arteri, Waspadai Penyakit Jantung

    6 Tanda Kamu Mungkin Alami Penyumbatan Arteri, Waspadai Penyakit Jantung

    Jakarta

    Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia. Setiap tahun, jutaan orang di seluruh dunia didiagnosa dengan kondisi ini.

    Kendati demikian, penyakit jantung bisa diobati jika dideteksi sejak dini. Sayangnya, terkadang gejala awal penyakit jantung begitu ringan, sehingga kebanyakan orang menganggapnya sebagai kelelahan.

    Ahli bedah vaskular dan spesialis varises, D Sumit Kapadia, merinci 6 tanda peringatan dari penyumbatan arteri. Dikutip dari laman Times of India, berikut di antaranya:

    1. Nyeri Dada atau Sesak, Terutama saat Jalan atau Naik Tangga

    Tanda pertama dari penyumbatan arteri yaitu nyeri dada atau angina. Kondisi ini terjadi karena jantung yang lemah membutuhkan tambahan darah kaya oksigen selama aktivitas fisik, yang memicu gejala nyeri dada.

    Berkurangnya aliran darah melalui arteri yang menyempit menciptakan sensasi tekanan di dada, yang terasa seperti diremas atau dibebani berat. Sensasi nyeri bisa menyebar ke lengan kiri, bahu, rahang, dan punggung, meski bisa juga terjadi di kedua sisi.

    Rasa nyeri akan hilang ketika beristirahat, namun nyeri yang terus menerus bahkan saat beristirahat bisa mengindikasikan serangan jantung yang membutuhkan pertolongan medis darurat.

    2. Sesak Napas atau Kelelahan Tanpa Sebab

    Selanjutnya adalah sesak napas dan kelelahan tanpa sebab jelas. Hal tersebut terjadi karena jantung membutuhkan lebih banyak darah kaya oksigen supaya berfungsi dengan baik.

    Gejala ini mulai terasa saat melakukan aktivitas ringan dan ketika diam. Jantung mengalami peningkatan tekanan saat pasokan darah dan oksigen menjadi tidak mencukupi. Penyempitan arteri yang menyebabkan munculnya gejala-gejala tersebut.

    3. Kram Kaki yang Hilang dengan Istirahat

    Penyakit Arteri Perifier (PAD) merupakan kondisi medis yang berkembang saat arteri di kaki tersumbat atau menyempit, sehingga menyebabkan kram kaki saat berolahraga dan hilang setelah beristirahat. Berkurangnya aliran darah ke otot kaki menyebabkan kelelahan otot, sensasi terbakar, dan kram saat beraktivitas fisik.

    Rasa sakitnya memengaruhi bagian bawah tubuh, seperti betis, paha, dan bokong sebelum akhirnya memburuk dan membatasi jalan berjalan. Apabila kram kaki berulang dan hilang setelah istirahat, segera periksakan kesehatan arteri kaki ke dokter.

    4. Mati Rasa atau Kelemahan pada Lengan atau Kaki

    Berkurangnya aliran darah melalui arteri yang tersumbat menyebabkan kerusakan saraf dan otot, sehingga menyebabkan mati rasa serta kelemahan pada lengan dan kaki. Kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke saraf menghasilkan sinyal abnormal yang menyebabkan sensasi kesemutan, kelemahan otot, dan rasa berat. Gejala ini bisa menghambat aktivitas sehari-hari, sekaligus meningkatkan risiko jatuh.

    5. Luka di Kaki yang Tak Kunjung Sembuh

    Kulit di kaki tidak bisa pulih dengan baik karena berkurangnya sirkulasi darah akibat penyumbatan arteri. Luka yang sembuh lama di area aliran darah terbatas bisa menyebabkan risiko infeksi dan gangren yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.

    Kaki akan mengalami luka terbuka yang terus menerus dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Tenaga medis profesional perlu memeriksa luka segera, jika tidak maka bisa mengakibatkan kerusakan jaringan parah.

    6. Perubahan Warna pada Salah Satu Anggota Tubuh

    Perbedaan suhu atau warna kulit di antara lengan dan kaki menandakan penyumbatan arteri. Rasa dingin serta pucat atau kebiruan pada salah satu lengan atau kaki dibanding yang lain mengindikasikan adanya gangguan sirkulasi darah akibat penyempitan atau penyumbatan arteri. Segera konsultasikan ke dokter.

    “Arteri yang tersumbat tidak selalu menunjukkan gejala yang signifikan. Seringkali, tubuh memberikan peringatan halus, tapi kita menganggapnya sebagai kelelahan biasa atau penuaan. Oleh sebab itu, semakin penting untuk memperhatikan tanda-tanda ini,” kata Dr Kapadia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Penyakit Jantung Koroner Meningkat di Usia Muda, Apa Pemicunya?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/naf)

  • Potret Nenek 65 Tahun Punya Tubuh Bugar dan Berotot, Bikin Gen Z Iri

    Potret Nenek 65 Tahun Punya Tubuh Bugar dan Berotot, Bikin Gen Z Iri

    Jakarta

    Penampilan nenek berusia 65 tahun di Australia ini mungkin bakal bikin banyak Gen Z minder. Ketika usianya sudah tidak muda lagi, Lesley Maxwell justru memiliki bentuk tubuh indah, ramping, dengan banyak otot di tubuhnya.

    Lesley bercerita dirinya tidak ingin ‘menyerah’ dengan proses penuaan. Karena menjaga kesehatannya dengan baik, Lesley mengaku sangat bahagia dengan kondisinya. Ia bahkan merasa lebih muda dibanding ketika usianya masih berusia 40-an.

    “Saya merasa lebih muda sekarang dibandingkan saat berusia empat puluhan. Kita bisa mengembangkan tubuh yang lebih muda melalui cara kita berlatih dan apa yang kita makan. Saya adalah bukti dari itu,” ujar Lesley dikutip dari Daily Mail, Jumat (7/11/2025).

    Melalui akun media sosial, Lesley kerap membagikan rutinitasnya di pusat kebugaran. Bahkan, akun Instagram-nya sudah memiliki hampir 150 ribu pengikut.

    Dalam video-video yang diunggah, ia mampu melakukan berbagai gerakan olahraga seperti chin up hingga angkat beban, sebuah rutinitas yang mungkin tidak umum untuk orang seusianya.

    Selain rajin olahraga, Lesley juga rutin menjalani pola makan atau diet karnivora dengan modifikasi khusus. Diet karnivora konvensional hanya berfokus pada konsumsi makanan hewani tinggi lemak dan protein tanpa menghitung kalori, biasanya dimakan dalam satu atau dua kali porsi besar per hari.

    Sementara, diet karnivora yang dilakukan Lesley menyesuaikan porsi yang lebih kecil, lebih sering seperti 4-5 kali, dan fokus pada keseimbangan protein untuk membentuk serta mempertahankan otot. Sumber protein yang dikonsumsi Lesley juga lebih beragam mulai dari daging merah, unggas, ikan, dan telur.

    Kombinasi antara diet yang dijalani dan aktivitas fisik yang terus ditingkatkan memberikan hasil yang maksimal untuk tubuh Lesley.

    “Saya lebih fokus pada latihan beban karena saya sangat menyukainya untuk alasan fisik dan mental. Itu adalah cara terbaik untuk membuat tubuh lebih muda,” ujar Lesley.

    Ia mengingatkan tidak ada cara instan untuk mendapat pencapaian seperti dirinya. Komitmen untuk berlatih menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    “Latihan dapat memiliki dampak ajaib pada suasana hati kita, dan ada banyak orang sejiwa di gym. Anda tidak pernah tahu siapa yang akan Anda temui,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/sao)

  • Video: Pratikno Minta Wamenkes Benjamin Turunkan Angka TBC di Indonesia

    Video: Pratikno Minta Wamenkes Benjamin Turunkan Angka TBC di Indonesia

    JakartaMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyebut Indonesia sebagai negara kedua dengan penyumbang kedua pasien TBC terbanyak di dunia setelah India. Oleh karena itu, Pratikno meminta Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) yang baru, Benjamin Paulus Octavianus, untuk menurunkan angka TBC tersebut.

    “Jadi tugas pertama Wamenkes adalah turunkan berantas TB. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama temukan kasus TBC dampingi, jaga kepentingannya, lindungi para penderita TB, kita kawal minum obat disiplin sampai sembuh,” kata Pratikno.

    Tonton video lainnya di sini!

    (/)

    tbc menko pmk pratikno tuberkulosis menko pmk penyumbang tbc

  • Video: POV Ikut Kelas Mind Reset di Langkah Membumi Ecoground 2025

    Video: POV Ikut Kelas Mind Reset di Langkah Membumi Ecoground 2025

    Video: POV Ikut Kelas Mind Reset di Langkah Membumi Ecoground 2025

  • Dokter RI Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien Jantung Pilih Berobat ke LN

    Dokter RI Ungkap Alasan Masih Banyak Pasien Jantung Pilih Berobat ke LN

    Jakarta

    Tidak bisa dipungkiri masih banyak pasien jantung di Tanah Air memilih berobat ke negara lain, meski fasilitas medis di dalam negeri juga terus berkembang. Ternyata ada satu ‘pekerjaan rumah’ yang masih harus dibenahi oleh tenaga medis, tenaga kesehatan, ataupun rumah sakit itu sendiri.

    Spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular Sugisman, SpBTKV(K) dari BraveHeart Brawijaya Hospital mengatakan ‘biang kerok’ masih banyaknya pasien jantung berobat ke luar negeri adalah pelayanan.

    “Sebenarnya banyak faktor sih, kalau saya pelajari lebih banyak menyangkut masalah servis. Bukan menyangkut masalah kualitas dokternya,” kata dr Sugisman ditemui di acara BraveTalk ‘Basif Life Support & Sudden Cardiac Death’ di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

    Dokter yang juga berpraktik di RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita tersebut mengakui bahwa kualitas dokter di dalam negeri saat ini bisa dikatakan tidak kalah dengan dokter asing.

    “Mungkin yang perlu diperbaiki adalah bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik pada pasien. Supaya pasien itu tidak merasa, untuk mendapatkan akses ke dokter jadi lebih panjang prosedurnya, birokrasinya jadi lebih panjang,” katanya.

    “Itu kadang-kadang pasien mengeluhnya terkait itu. Kalau masalah kualitas pelayanan medis itu sendiri, saya pikir kita tidak kalah bersaing (dengan LN),” sambungnya.

    Namun, dr Sugisman menekankan semakin ke sini pelayanan yang diberikan dokter-dokter sudah semakin membaik. Tentu, hal ini membutuhkan waktu untuk benar-benar bisa menjadi optimal.

    Saat ini, penyakit jantung koroner masih menjadi musuh nomor satu. Perubahan gaya hidup disebut menjadi salah satu faktor penentu makin banyaknya kasus ini.

    “Paling banyak (yang kita hadapi) penyakit jantung koroner. Itu prevalensinya setiap tahun makin bertambah,” katanya.

    “Mungkin karena pola hidup, pola makan, dan gaya hidup kita yang berubah. Kita kan banyak sekarang mengkonsumsi makanan-makanan junk food.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/sao)