Jenis Media: Kesehatan

  • Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Dikenal Pendiam, Psikolog Soroti Hal Ini

    Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Dikenal Pendiam, Psikolog Soroti Hal Ini

    Jakarta

    Sosok terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta dikenal pendiam. Rekan sekolah yang bersangkutan juga menyebut ia sempat menjadi korban bullying atau perundungan sesama teman kelasnya.

    “Dia memang terkenal kalau dia itu pendiam,” kata Raka, siswa di SMAN 72, dalam wawancara dengan 20detik.

    “Sudah jadi sasaran bullying, teman-teman sekelasnya,” timpal yang lain.

    Hal yang sama juga dibenarkan Kinza, rekan terduga pelaku yang sempat bermain bersama. “Dia orangnya pendiam tapi kalau misalkan dulu masih ceria kalau main sama saya sama kakak kakak saya juga,” terangnya.

    Psikolog anak dan remaja Sani Budiantini Hermawan menekankan anak yang cenderung introvert lebih sulit terbuka terkait kondisi psikis.

    “Anak yang cenderung introvert biasanya lebih sulit terbuka dibandingkan anak ekstrovert. Ditambah lagi kalau sistem di rumah tidak kondusif misalnya orang tua sibuk dan kurang berdialog, maka tekanan itu semakin berat,” ujarnya, saat dihubungi detikcom Senin (10/11/2025).

    Terlebih, bila yang bersangkutan sempat menjadi korban perundungan. Walhasil, tekanan sosial yang ia dapatkan juga tidak tertangani.

    “Ketika anak menjadi korban bully, ia bisa menyimpan emosi yang sangat dalam. Kalau tidak ada tempat aman untuk berdialog dan menyalurkan perasaannya, emosi itu bisa meledak dalam bentuk perilaku agresif,” jelasnya.

    Hal ini menunjukkan perilaku anak yang kemudian muncul adalah bukti dari kegagalan sistem. Anak ditekankan Sani tidak bisa serta-merta dilihat sebagai tindakan pelaku tunggal.

    Menurutnya, hal ini justru menjadi gambaran anak merupakan korban dari sistem pendidikan yang belum mampu memberikan ruang aman bagi peserta didik.

    “Kalau kita berbicara mengenai anak, mari kita berhati-hati. Terduga pelaku yang masih berstatus siswa juga merupakan korban dari sistem. Kita tidak bisa langsung menyalahkan anak, karena mungkin saja sistem di sekitarnya belum terwujud dengan baik,” lanjut dia.

    Ia juga menyarankan, orang tua perlu lebih aktif menjangkau anak dengan pendekatan yang hangat dan tidak menghakimi.

    “Kalau anaknya pendiam, sulit bercerita, orang tua perlu memancing dengan cara yang lebih asertif. Misalnya lewat hobi, ngobrol santai sambil minum kopi, atau lewat cerita masa lalu orang tua sendiri,” ucapnya.

    Menurutnya, membangun trust adalah kunci utama agar anak merasa aman untuk terbuka.

    “Kalau orang tua suka bocor rahasia, suka menghakimi atau intimidatif, anak akan makin tertutup. Boro-boro mau cerita, dia malah menjauh,” ujarnya.

    “Jadi orang tua harus introspeksi dulu, bagaimana cara mendekati anak, dan pastikan bisa menjaga rahasianya.”

    Kasus di SMAN 72 Jakarta seharusnya menjadi refleksi bagi semua pihak. Bahwa di balik setiap tindakan ekstrem, sering kali ada kisah panjang tentang anak yang merasa sendiri, tidak punya tempat aman untuk bicara.

    “Kita tidak hanya bicara soal sanksi atau hukuman, tapi juga pencegahan. Anak-anak harus punya ruang aman untuk bicara, merasa didengar, dan didampingi,” tutupnya.

    Peristiwa ini menurutnya bukan sekadar soal ledakan di sekolah, tapi tentang bagaimana sistem pendidikan, keluarga, dan masyarakat sering kali gagal mendengar suara anak.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Hampir 800 Juta Orang di Dunia Idap Penyakit Ginjal, Negara Ini Penyumbang Terbanyak

    Hampir 800 Juta Orang di Dunia Idap Penyakit Ginjal, Negara Ini Penyumbang Terbanyak

    Jakarta

    Jumlah orang dewasa yang hidup dengan penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1990, dan kini mencapai hampir 800 juta jiwa di seluruh dunia, menurut riset terbaru yang diterbitkan di The Lancet.

    Temuan ini berasal dari studi Global Burden of Disease (GBD) 2023, yang menelusuri tren CKD pada populasi usia 20 tahun ke atas di 204 negara dan wilayah selama periode 1990 hingga 2023. Penelitian dipimpin oleh tim dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of Washington, bekerja sama dengan New York University Grossman School of Medicine dan University of Glasgow.

    Dengan menganalisis 2.230 sumber data, studi ini menjadi penilaian paling komprehensif sejauh ini mengenai beban penyakit ginjal kronis, baik yang berujung kematian maupun yang tidak fatal, di seluruh dunia.

    Negara Penyumbang Kasus Penyakit Ginjal Terbanyak

    Pada 2023, CKD menjadi penyebab kematian ke-9 terbesar secara global, dengan hampir 1,5 juta kematian, serta penyebab ke-12 terbesar kecacatan. Berbeda dengan sebagian besar penyebab kematian utama lain, angka kematian global terseragam usia akibat CKD justru meningkat, dari 24,9 per 100.000 jiwa pada 1990 menjadi 26,5 per 100.000 jiwa pada 2023.

    China dan India, dengan beberapa negara dengan populasi terbesar di dunia, mencatat jumlah pengidap CKD tertinggi, masing-masing 152 juta dan 138 juta jiwa. Namun, penyakit ini juga meluas di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Brasil, Rusia, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Bangladesh, Iran, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Turki, yang masing-masing melaporkan lebih dari 10 juta orang dewasa hidup dengan CKD.

    “Penyakit ginjal kronis merupakan krisis kesehatan global yang terus berkembang, namun sebagian besar dampaknya dapat dicegah. Mengurangi angka kematian sangat penting untuk mencapai target WHO, yaitu mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular hingga sepertiganya sebelum tahun 2030,” ujar Lauryn Stafford, salah satu penulis dan peneliti di IHME, dikutip dari News Medical Net, Senin (10/11/2025).

    Penelitian ini juga menyoroti CKD sebagai kontributor besar terhadap penyakit kardiovaskular, sekaligus mengungkap berbagai faktor risikonya. Pada 2023, gangguan fungsi ginjal menyumbang hampir 12 persen kematian kardiovaskular global, menempati peringkat ketujuh di antara faktor risiko kematian jantung, bahkan di atas diabetes dan obesitas.

    Studi ini mengidentifikasi 14 faktor risiko terperinci untuk CKD, dengan diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas sebagai faktor penyebab hilangnya tahun-tahun hidup sehat terbesar. Faktor-faktor pola makan, seperti rendahnya asupan buah dan sayur serta tingginya konsumsi natrium, juga memberikan kontribusi yang substansial.

    “Penyakit ginjal kronis merupakan faktor risiko utama bagi penyebab utama penurunan kesehatan lainnya sekaligus beban penyakit yang signifikan. Namun, penyakit ini masih kurang mendapat perhatian kebijakan dibandingkan penyakit tidak menular lainnya, meskipun dampaknya tumbuh paling cepat di wilayah-wilayah yang sudah menghadapi kesenjangan kesehatan terbesar,” ucap Dr Theo Vos, penulis senior dan Profesor Emeritus IHME.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/naf)

  • Punya Mata Setajam Elang Wajib Coba! Bisa Tebak Berapa Banyak Bangun Ruang di Sini?

    Punya Mata Setajam Elang Wajib Coba! Bisa Tebak Berapa Banyak Bangun Ruang di Sini?

    Punya Mata Setajam Elang Wajib Coba! Bisa Tebak Berapa Banyak Bangun Ruang di Sini?

  • Alat Masak Seperti Ini Berisiko Mikroplastik-Picu Kanker, Pakar IPB Beri Saran

    Alat Masak Seperti Ini Berisiko Mikroplastik-Picu Kanker, Pakar IPB Beri Saran

    Jakarta

    Pemilihan sodet atau spatula di dapur ternyata tidak sesederhana yang terlihat. Menurut ahli biomedik IPB University, Benedikta Diah Saraswati, SSi, MBiomed, bahan alat masak yang salah justru bisa menjadi sumber bahaya tersembunyi, terutama ketika terpapar panas tinggi.

    Diah menjelaskan, sodet berbahan plastik paling berisiko karena dapat mengalami degradasi termal saat digunakan di suhu tinggi.

    “Ikatan kimia dalam polimer bisa terurai dan melepaskan senyawa berbahaya ke makanan,” jelasnya dalam keterangan resmi IPB, dikutip Senin (10/11/2025).

    Senyawa yang mungkin muncul antara lain Bisphenol A (BPA), ftalat, formaldehida, dan amina aromatik. BPA dan ftalat, kata Diah, termasuk kelompok endocrine disruptor, zat yang dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, terutama hormon estrogen.

    “Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, resistensi insulin, masalah perkembangan janin, bahkan meningkatkan risiko kanker,” tegasnya.

    Bahaya makin besar jika sodet plastik mulai meleleh. Saat itu, ikatan polimernya bisa terurai dan melepaskan monomer sisa seperti styrene, ethylene, dan propylene yang bersifat neurotoksik dan hepatotoksik, bahkan berpotensi karsinogenik.

    Selain itu, gesekan antara sodet plastik dan permukaan wajan bisa menghasilkan mikroplastik yang ikut tertelan bersama makanan.

    “Partikel ini bisa menembus dinding usus, masuk ke aliran darah, dan mengendap di jaringan tubuh. Akibatnya, dapat memicu stres oksidatif, peradangan kronik, serta gangguan imun dan metabolik,” tambahnya.

    Pilihan yang Lebih Aman, Termasuk Spatula ‘Kayu’

    Sebagai alternatif, Diah menyarankan penggunaan sodet berbahan silikon food-grade, yang jauh lebih stabil dan aman. Silikon tersusun dari rantai silika yang tahan panas hingga sekitar 250 derajat celcius dan tidak mengandung BPA, ftalat, maupun PVC.

    “Karena sifatnya inert, silikon tidak mudah bereaksi dengan minyak, asam, atau bahan makanan lain,” paparnya.

    Jenis platinum-cured silicone disebut sebagai yang paling direkomendasikan, karena diproses menggunakan katalis platinum sehingga hasilnya lebih murni, tidak berbau, dan tahan panas lebih lama.

    “Silikon murni tidak memicu stres oksidatif atau gangguan hormonal, sehingga aman digunakan jangka panjang,” jelas Diah.

    Namun, ia mengingatkan agar konsumen waspada terhadap produk silikon murah yang ternyata dicampur plastik. “Jika mudah berubah warna, berbau kimia tajam, atau terlalu murah, besar kemungkinan ada campuran plastik,” ujarnya.

    Selain silikon, bahan alami seperti kayu dan bambu juga relatif aman karena memiliki sifat antimikroba alami. Sementara itu, stainless steel cocok untuk memasak pada suhu tinggi, tetapi tidak disarankan untuk wajan antilengket karena bisa merusak lapisannya.

    “Untuk dapur rumah tangga, kombinasi terbaik adalah sodet silikon food-grade untuk wajan antilengket, dan sodet kayu untuk masakan bersuhu sedang,” sarannya.

    Tips Memilih Sodet yang Aman

    Agar lebih aman, Diah menyarankan memilih produk bertanda ‘BPA-free’, ‘Phthalate-free’, serta mencantumkan ‘Platinum-cured silicone’ pada kemasan. Ia juga membagikan cara sederhana untuk menguji kemurnian silikon.

    “Tekuk bagian sodet. Jika muncul warna putih atau retak, berarti ada campuran plastik. Silikon murni tidak berubah warna,” ujarnya.

    Menurutnya, memilih alat masak bukan hanya soal kenyamanan atau estetika dapur, tapi juga investasi kesehatan jangka panjang bagi keluarga.

    “Setiap kali kita memasak, ada interaksi langsung antara bahan makanan dan alat masak. Jadi, semakin aman bahannya, semakin kecil pula risiko paparan bahan kimia berbahaya yang bisa menumpuk di tubuh,” tutup Diah.

  • 90 Persen Kasus TBC di DKI Sudah Jalani Pengobatan

    90 Persen Kasus TBC di DKI Sudah Jalani Pengobatan

    Jakarta

    DKI Jakarta mencatat dari total 49.029 kasus tuberkulosis (TBC) hingga 8 November 2025, sebanyak 44.331 kasus atau sekitar 90 persen di antaranya sudah memulai pengobatan. Meningkat signifikan, utamanya dalam kepatuhan pasien menjalani terapi hingga tuntas.

    Hal ini bisa berdampak baik pada penurunan kasus TBC lantaran penularan otomatis bisa ditekan.

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyebut sebagian pasien masih menghadapi kendala dalam menjaga konsistensi pengobatan. Beberapa di antaranya menghentikan terapi di tengah jalan karena efek samping obat, merasa sudah sehat, atau takut menghadapi stigma sosial di lingkungan sekitar.

    “Masih ada pasien yang malu atau enggan terbuka karena khawatir dikucilkan. Padahal, pengobatan TBC bisa menekan penularan dan menyembuhkan secara penuh jika dijalani dengan disiplin,” ujarnya.

    Pemprov DKI memperkuat peran tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat dalam memberikan pendampingan aktif kepada pasien. Program Kampung Siaga TBC, yang kini sudah terbentuk di 563 RW, menjadi salah satu ujung tombak. Melalui program ini, warga dilibatkan dalam kegiatan edukasi, pemantauan pengobatan, hingga dukungan psikososial bagi penderita.

    “Kami ingin setiap RW menjadi komunitas yang peduli dan berdaya. Tidak hanya menolong pasien, tapi juga mencegah stigma yang bisa membuat orang enggan berobat,” tambah Ani.

    Deteksi Dini Jadi Kunci

    Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, mengatakan upaya deteksi dini tetap menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan TBC. Sebagian besar kasus baru, kata dia, ditemukan melalui skrining aktif di puskesmas, rumah tangga, sekolah, dan tempat kerja.

    Pemprov juga memperkenalkan inovasi digital JakScan, aplikasi yang memungkinkan warga melakukan pemeriksaan mandiri untuk mengetahui risiko TBC dan mendapatkan rujukan ke fasilitas kesehatan bila diperlukan.

    “Teknologi membantu mempercepat penemuan kasus dan memudahkan pelaporan. Tapi yang paling penting tetap keberanian masyarakat untuk memeriksakan diri,” ujar Ali.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, yang turut hadir dalam peluncuran kampanye TOSS TBC di Bundaran HI, mengingatkan bahwa penyakit ini masih menjadi beban kesehatan besar di Indonesia.

    “TBC bisa disembuhkan, asal ditemukan cepat dan diobati sampai tuntas. Kuncinya kedisiplinan pasien dan pendampingan dari tenaga kesehatan maupun keluarga,” katanya.

    Ia menilai langkah Jakarta cukup progresif karena tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga pendekatan sosial dan edukatif di tingkat komunitas.

    Pemprov DKI menargetkan eliminasi TBC pada 2030, sejalan dengan target nasional. Strateginya meliputi perluasan cakupan deteksi dini, digitalisasi layanan, serta penguatan jejaring Kampung Siaga TBC di seluruh RW.

    Upaya ini juga diiringi dengan penyediaan layanan pendukung, seperti pemeriksaan dahak gratis, pelacakan kontak erat, serta pemantauan minum obat berbasis aplikasi.

    “Kita ingin setiap warga tahu bahwa TBC bukan aib, tapi penyakit yang bisa disembuhkan. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan masyarakat, Jakarta bisa jadi kota yang bebas TBC,” tegas Ani.

    Dengan 9 dari 10 pasien kini sudah menjalani pengobatan, Pemprov DKI optimistis bisa mempercepat penurunan kasus aktif dan memperkuat sistem penanganan di tingkat akar rumput. Namun, kesadaran masyarakat tetap menjadi faktor penentu.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Pratikno Minta Wamenkes Benjamin Turunkan Angka TBC di Indonesia “
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Jenis Kanker yang Mulai Banyak Intai Usia 20-an, Waspadai Gejala di Perut Seperti Ini

    Jenis Kanker yang Mulai Banyak Intai Usia 20-an, Waspadai Gejala di Perut Seperti Ini

    Jakarta

    Mungkin banyak yang berpikir penyakit kanker lebih banyak dialami orang lanjut usia. Namun, tren tersebut belakangan mulai berubah.

    Jenis kanker tertentu ternyata mulai meningkat pada usia muda 20-an, 30-an, hingga 40-an. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah kanker kolorektal onset dini atau Early‑Onset Colorectal Cancer (EO-CRC).

    Early‑Onset Colorectal Cancer (EO-CRC) merupakan istilah yang digunakan saat kanker kolorektal atau usus besar menyerang sebelum usia 50-an. Penelitian baru menunjukkan insiden EO-CRC meningkat secara signifikan dan seringkali dengan bentuk agresif dan diagnosis yang tertunda.

    Pergeseran ini diyakini terkait dengan gaya hidup, pola makan, obesitas, dan mungkin paparan lingkungan. Bahkan, banyak yang tidak menyadari adanya sinyal peringatan atau gejala halus yang muncul.

    Berikut tanda-tanda awal dari kanker kolorektal atau kanker usus besar yang perlu diperhatikan:

    1. Ingin Buang Air Besar Terus-menerus

    Kanker usus besar dapat menyebabkan sensasi buang air besar (BAB) yang tidak tuntas, yang secara medis dikenal sebagai tenesmus. Hal ini dapat membuat seseorang merasa ingin BAB terus-menerus, bahkan setelah melakukannya.

    2. Anemia dan Kulit Pucat

    Kanker usus besar menyebabkan kehilangan darah internal seiring waktu, yang dapat memicu anemia defisiensi besi. Dikutip dari Times of India, itu kerap ditandai dengan kulit pucat, pusing, sakit kepala, atau kelemahan umum.

    3. Penurunan Berat Badan yang Tidak Diinginkan

    Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa perubahan pola makan atau olahraga dapat menjadi gejala kanker kolorektal stadium lanjut. Kanker mempengaruhi tubuh untuk menyerap nutrisi dan dapat meningkatkan kebutuhan metabolisme.

    4. Sakit dan Ketidaknyamanan di Perut

    Kram perut yang terus-menerus, kembung, atau ketidaknyamanan umum juga bisa menjadi tanda peringatan. Seiring pertumbuhan tumor, tumor dapat menyumbat sebagian usus besar hingga menimbulkan rasa sakit dan penumpukan gas.

    Banyak orang yang menganggap gejala-gejala ini sebagai gangguan pencernaan atau stres. Tetapi, nyeri perut yang berulang atau meningkat, terutama di kuadran kiri bawah, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis gastroenterologi.

    5. Kelelahan dan Kelemahan yang Tidak dapat Dijelaskan

    Kanker usus besar dapat secara perlahan memicu pendarahan internal kronis, yang menyebabkan anemia defisiensi besi. Kondisi itu membuat pasien merasa lemah, lelah, dan sesak napas.

    Jenis kelelahan ini bukan akibat kurang tidur atau terlalu banyak bekerja, tetapi masalah fisiologis yang lebih dalam yang disebabkan oleh kekurangan sel darah merah yang sehat.

    6. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar

    Perubahan yang tidak dapat dijelaskan pada kebiasaan buang air besar merupakan tanda bahaya utama. Ini bisa berupa diare, sembelit, atau perubahan yang nyata pada konsistensi atau frekuensi buang air besar.

    Kanker usus besar stadium awal seringkali menyebabkan feses yang lebih sempit atau seperti pita, karena tumor yang tumbuh membatasi saluran melalui usus besar.

    7. Darah Dalam Feses atau Perdarahan Rektal

    Salah satu tanda awal yang paling mengkhawatirkan dari kanker usus besar adalah darah yang terlihat dalam feses. Perdarahan bisa berwarna merah terang atau tampak gelap, tergantung di mana perdarahan berasal di usus besar.

    Sayangnya, banyak orang menganggap itu sebagai wasir atau masalah pola makan. Tetapi, perdarahan terus-menerus atau berulang tidak boleh diabaikan dan memerlukan perhatian medis segera, karena bisa menjadi tanda perdarahan internal yang disebabkan oleh tumor.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Konsumsi Yogurt Dapat Turunkan Risiko Kanker Usus”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Masalah Kesehatan yang Dialami Pekerja Kantoran Akibat Kekurangan Mineral

    Masalah Kesehatan yang Dialami Pekerja Kantoran Akibat Kekurangan Mineral

    Jakarta

    Bekerja di ruangan ber-AC sambil duduk berjam-jam sudah menjadi kebiasaan banyak pekerja kantoran. Namun, tanpa disadari, kondisi ini bisa membuat tubuh kehilangan cairan dan mineral tubuh lebih cepat.

    Meski tidak banyak berkeringat, udara dingin dari AC justru membuat tubuh tetap menguapkan cairan melalui kulit dan pernapasan. Bagi mereka yang jarang minum air mineral saat bekerja, risiko kekurangan cairan dan mineral tubuh bisa meningkat.

    Akibatnya, tubuh kekurangan mineral yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan dan mineral tubuh, sehingga muncul keluhan seperti tubuh kaku, lesu, atau cepat lelah. Selain itu, duduk terlalu lama juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan lain bagi para pekerja kantoran. Berikut beberapa di antaranya:

    1. Kaki Bengkak

    Dikatakan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi dr Fani Syafani, MKK, SpOk, AIFO-K kaki bengkak bukan hanya dialami bagi mereka yang terlalu lama berdiri, tetapi juga pekerja kantoran yang diharuskan duduk selama berjam-jam.

    Menurut dr Fani, kaki bengkak bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sirkulasi atau fungsi tubuh yang tidak berjalan dengan baik.

    Misalnya peredaran darah yang kurang lancar, retensi cairan, atau bahkan gangguan pada sistem limfatik. Selain itu, kurangnya asupan cairan dan mineral juga bisa menyebabkan tubuh menahan cairan (edema) sehingga di area kaki dan pergelangan kaki mengalami pembengkakan.

    “Kaki bengkak juga bisa terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti gangguan ginjal, penyakit jantung, gangguan hati, atau efek samping obat-obatan tertentu,” kata dr Fani, dikutip dari Instagram detikcom, Rabu (29/10/2025).

    Oleh karenanya, penting untuk membiasakan diri mengonsumsi air yang cukup setiap hari. dr Fani menyarankan air minum yang dikonsumsi juga harus tepat dan mengandung mineral alami seperti kalsium, magnesium, dan kalium.

    “Karena mineral-mineral ini bantu menjaga keseimbangan cairan dan mencegah pembengkakan,” jelas dr Fani.

    2. Mudah Lelah

    Siapa detikers di sini yang mudah lelah saat bekerja? Mungkin penyebabnya adalah kekurangan mineral seperti magnesium hingga zat besi dalam tubuh. Oleh karenanya, dr Fani menekankan pentingnya untuk memenuhi kebutuhan mineral tubuh.

    “Tapi yang banyak orang nggak tau. Di mana tubuh kekurangan mineral tertentu seperti magnesium, kalium, zat besi yang bisa menyebabkan tubuh cepat lelah,” jelas dr Fani.

    Di samping itu, ada sejumlah faktor pemicu lelah saat bekerja seperti kurang tidur, kualitas tidur yang buruk, pola makan yang kurang baik, hingga kurang aktivitas olahraga. Namun kalau rasa lelah terasa terus menerus, dia menyarankan agar seseorang segera mengecek kondisi tubuhnya ke dokter.

    “Khawatirnya detikers bisa jadi anemia atau kekurangan elektrolit,” ungkapnya.

    dr Fani mengatakan air mineral dengan kandungan mineral alami dapat membantu menjaga stamina tubuh tetap stabil selama beraktivitas.

    “Jadi memilih air mineral yang mengandung mineral alami bisa membantu fungsi tubuh tetap optimal selama kita bekerja,” kata dr Fani.

    detikers dapat memilih air mineral yang berkualitas seperti Le Minerale, yang memiliki kandungan mineral alami yang tercantum pada label kemasannya. Kandungan mineral alaminya dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan dan mineral tubuh sehingga badan tetap bugar, kaki tidak mudah bengkak meskipun seharian duduk di kantor.

    (anl/ega)

  • Prabowo Bicara Pembatasan Game Daring PUBG Buntut Ledakan di SMAN 72

    Prabowo Bicara Pembatasan Game Daring PUBG Buntut Ledakan di SMAN 72

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mempertimbangkan pembatasan permainan daring (game online) menyusul insiden ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta.

    Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi usai mendampingi Presiden di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (9/11) malam.

    “Beliau tadi menyampaikan bahwa kita perlu memikirkan bagaimana cara membatasi dan mencari solusi terhadap pengaruh-pengaruh dari game online,” kata Prasetyo, dikutip dari Antara.

    Menurut Prasetyo, Presiden Prabowo menyoroti dampak negatif sejumlah permainan daring yang dinilai berpotensi memengaruhi perilaku generasi muda, terutama game dengan unsur kekerasan.

    “Tidak menutup kemungkinan ada game online yang di dalamnya terdapat hal-hal yang kurang baik dan bisa memengaruhi generasi kita ke depan,” ujarnya.

    Prasetyo mencontohkan permainan bertema pertempuran seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) yang menampilkan berbagai jenis senjata dan adegan kekerasan. Menurutnya, hal tersebut berpotensi memengaruhi psikologis pemain.

    “Misalnya, contoh PUBG, di situ banyak jenis senjata yang mudah sekali dipelajari. Ini berbahaya karena bisa menumbuhkan kebiasaan melihat kekerasan sebagai hal yang wajar,” tutur Prasetyo.

    Ia menyebut, pemerintah tengah memikirkan pembatasan tertentu terhadap jenis permainan daring yang mengandung unsur kekerasan dan berdampak pada perilaku sosial remaja.

    Selain soal game daring, pemerintah juga menyoroti faktor lain yang berpotensi memicu kekerasan di lingkungan sekolah, yakni tindakan perundungan (bullying).

    Prasetyo mengimbau agar seluruh pihak, baik siswa maupun tenaga pendidik, menghindari perilaku negatif yang dapat berdampak buruk, termasuk aksi perundungan di sekolah.

    “Kita sebagai sesama anak bangsa harus menghindari hal-hal yang tidak baik, seperti aksi bullying,” katanya.

    Ia juga mengingatkan para guru dan tenaga pendidik untuk lebih peka terhadap tanda-tanda mencurigakan di lingkungan sekolah agar potensi kekerasan dapat dicegah sejak dini.

    Sebelumnya diberitakan, ledakan di SMAN 72 Jakarta pertama kali terdengar saat salat Jumat berlangsung di masjid sekolah, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.

    Insiden tersebut menyebabkan puluhan siswa dan guru mengalami luka-luka, mulai dari luka bakar hingga cedera akibat serpihan, serta memicu kepanikan di lingkungan sekolah.

    Dari hasil penyelidikan awal, pelaku diduga salah satu siswa sekolah tersebut. Ia disebut-sebut mengalami perundungan (bullying) yang menjadi motif di balik aksi tersebut. Motif lain juga tengah ditelusuri.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Kopi Sachet Sudah Semanis Itu, Masih Ditambah Gula? Awas Jantung Koroner

    Kopi Sachet Sudah Semanis Itu, Masih Ditambah Gula? Awas Jantung Koroner

    Jakarta

    Kopi sachet alias kopi instan banyak jadi andalan untuk menemani aktivitas harian. Rasa manis, creamy, serta praktis diseduh kapan saja menjadi alasan kopi sachet kerap jadi pilihan dibanding kopi yang diseduh langsung dari bijinya.

    “aku buat kopi sachet ku tambahin susu kental maniss 1 bar 2 sendok krimerr,” tulis salah satu akun di TikTok, dikutip Minggu (9/11/2025).

    “gw klo nyeduh kopi susu sachet mlh ditambahin gula lagi 2 sendok gula pasir biar manis,” tulis akun lain.

    Hati-hati lho, terlalu sering mengonsumsi kopi sachet dengan kandungan tinggi gula dapat membahayakan tubuh, apalagi menambahkan berbagai pemanis seperti kelakuan beberapa netizen di atas. Dokter mengingatkan, efeknya bisa berdampak kepada jantung.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin SpJP(K) SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS mengatakan kandungan lain di kopi sachet, seperti gulanya yang tinggi mungkin bisa menjadi penyebab masalah pada jantung.

    “Tergantung dari kandungannya. Kalau gulanya terlalu banyak orangnya gampang diabetes atau metabolik syndrom, gulanya naik,” kata dr Yamin saat ditemui di acara BraveTalk ‘Basif Life Support & Sudden Cardiac Death’ di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

    “Diabetes jadi salah satu faktor terjadinya sumbatan pada arteri koroner atau penyakit jantung koroner,” sambungnya.

    dr Yamin menambahkan kandungan kafein juga dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.

    “Kafein itu memang sedikit banyak akan merangsang peningkatan saraf simpatis, sedikit menaikkan tekanan darah. Sedikit membuat denyut nadi meningkat,” katanya.

    dr Yamin menyarankan bagi para penikmat kopi, untuk mulai beralih pada konsumsi kopi tanpa gula.

    “Tapi di dalam penelitian jangka panjang ahli-ahli jantung, 1-2 cangkir kopi per hari masih aman,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Boleh Dicoba, 5 Cara Sederhana yang Bikin Warga Jepang Nggak Gampang Pikun

    Boleh Dicoba, 5 Cara Sederhana yang Bikin Warga Jepang Nggak Gampang Pikun

    Jakarta

    Setiap orang mungkin pernah lupa mengerjakan satu atau lebih tugas yang penting. Padahal, yang mengalaminya adalah orang yang masih tergolong muda.

    Tenang, ada berbagai cara yang bisa dicoba untuk mengatasinya. Salah satunya dengan lima trik ala warga Jepang.

    Jepang dikenal sebagai salah satu negara tersehat di dunia. Tepatnya, peringkat kedua dalam daftar lima negara dengan indeks kesehatan global tertinggi menurut World Population Review.

    Selain itu, Jepang juga merupakan salah satu dari lima zona biru dunia, yaitu Okinawa, yang penduduknya memiliki harapan hidup di atas 100 tahun. Lantas, bagaimana agar warga di sana tidak gampang pikun?

    1. Main Teka-teki

    Permainan teka-teki merangsang logika dan pemahaman mental, tidak seperti permainan lainnya. Teka-teki memiliki bagian-bagian yang harus disusun untuk membentuk komposisi yang tepat.

    Dengan bermain teka-teki ini, dapat merangsang mental sekaligus menyenangkan secara visual.

    2. Meditasi Zazen

    Dikutip dari Times of India, meditasi adalah salah satu praktik mindfulness yang telah mengalami peningkatan jumlah praktisi di seluruh dunia. Di Jepang, ada praktik meditasi yang disebut Zazen, di mana seseorang duduk di lantai dan berfokus pada napas.

    Praktik ini diyakini memiliki dampak yang mendalam pada pikiran seseorang. Sebuah studi tahun 2025 yang dipublikasikan di SKHID Analytic and Informative Journal menemukan bahwa meditasi zazen dapat meningkatkan ketahanan emosional, mengurangi stres, dan mendorong penerimaan terhadap ketidakpastian dan fluktuasi alami dalam hidup.

    3. Anki

    Jika pernah membuat kartu flash untuk menghafal sesuatu di sekolah atau di tempat kerja, pasti familiar dengan anki. ini adalah teknik yang memanfaatkan kartu flash untuk mempertajam ingatan dengan membacanya berulang kali dalam interval tertentu, untuk mengoptimalkan kemampuan memori dan mengingat.

    Sebuah studi tahun 2023 yang dipublikasikan di Medical Science Educator menganalisis dampak Anki terhadap kinerja akademik di sekolah kedokteran. Mereka menemukan bahwa siswa yang menggunakan teknik ini mendapatkan skor yang jauh lebih tinggi di semua ujian dibandingkan dengan mereka yang tidak.

    4. Goroawase

    Jika pernah menghubungkan kata dan angka, mungkin bisa mencoba memainkan goroawase. Ini adalah teknik mnemonik yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat dan sangat berguna bagi siswa yang perlu menghafal tanggal, acara, dan nama.

    5. Shodo atau Kaligrafi Jepang

    Bukan hanya menulis di atas kertas, kaligrafi melibatkan presisi kreatif dan mental dalam goresan serta bentuknya. Meski seni ini populer di seluruh dunia, Shodo menurut cara Jepang meningkatkan ketajaman otak.

    Shodo dilakukan dengan mencelupkan kuas ke dalam tinta dan mengukir karakter kanji dan kana.

    (sao/naf)