Jenis Media: Kesehatan

  • 5 Tips Ala Jepang yang Bikin Ingatan Otak Tajam, Cegah Pikun di Usia Tua

    5 Tips Ala Jepang yang Bikin Ingatan Otak Tajam, Cegah Pikun di Usia Tua

    Jakarta

    Jepang dikenal sebagai salah satu negara tersehat di dunia, menduduki peringkat kedua global health index versi World Population Review. Negeri ini juga menjadi rumah bagi Okinawa, salah satu dari lima blue zones dunia, banyak penduduknya berusia di atas 100 tahun.

    Tak heran, berbagai kebiasaan mental dan gaya hidup dari Jepang kini diadopsi untuk meningkatkan fokus, ketenangan, dan daya ingat. Berikut lima trik ala Jepang yang bisa membantu menjaga ketajaman otak, seperti dikutip dari Times of India.

    1. Shodo (Kaligrafi Jepang)

    Shodo bukan sekadar menulis di atas kertas. Seni kaligrafi ini menuntut presisi, ketenangan, dan kreativitas dalam setiap goresannya. Dalam praktik tradisionalnya, seseorang mencelupkan kuas ke tinta lalu menulis karakter kanji dan kana dengan ritme penuh kesadaran.

    Meski kini banyak yang beralih ke pena modern, masyarakat Jepang masih mempertahankan cara klasik ini, bukan hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk melatih fokus dan konsentrasi.

    2. Zazen Meditation

    Zazen adalah bentuk meditasi khas Jepang. Praktiknya sederhana, yakni duduk di lantai dengan postur tegak, fokus pada pernapasan, dan membiarkan pikiran mengalir tanpa penilaian.

    Sebuah studi tahun 2025 di SKHID Analytic and Informative Journal menemukan, Zazen dapat meningkatkan ketahanan emosional, mengurangi stres, serta membantu seseorang menerima ketidakpastian hidup dengan lebih tenang.

    3. Anki (Teknik Kartu Ingatan)

    Bagi yang pernah membuat kartu catatan saat belajar, teknik Anki mungkin sudah tidak asing. Metode ini menggunakan kartu pengingat (flashcard) yang dibaca berulang dalam interval tertentu untuk mengoptimalkan daya ingat dan kemampuan mengingat kembali.

    Penelitian tahun 2023 di Medical Science Educator menunjukkan mahasiswa kedokteran yang menggunakan metode Anki mencapai nilai ujian lebih tinggi secara signifikan dibanding yang tidak menggunakannya.

    4. Goroawase (Teknik Mnemonik Angka dan Kata)

    Goroawase adalah teknik mengingat khas Jepang dengan mengaitkan angka dan kata menjadi kombinasi mudah diingat.

    Metode ini sangat efektif bagi pelajar yang perlu menghafal tanggal, nama, atau urutan peristiwa. Dengan mengubah informasi menjadi permainan kata yang menarik, otak lebih cepat memproses dan menyimpannya.

    5. Sushi Puzzles (Teka-teki Sushi)

    Teka-teki sushi adalah permainan logika yang melatih kemampuan berpikir spasial dan pemecahan masalah. Pemain harus menyusun potongan-potongan puzzle hingga membentuk komposisi sushi yang sempurna.

    Selain mengasah logika, permainan ini juga menstimulasi koordinasi visual-motorik dan menghadirkan kesenangan visual yang menenangkan.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Soal PUBG Bakal Dibatasi Imbas Ledakan SMAN 72, Psikolog Singgung ‘Gaming Disorder’

    Soal PUBG Bakal Dibatasi Imbas Ledakan SMAN 72, Psikolog Singgung ‘Gaming Disorder’

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mempertimbangan pembatasan gim daring (online) buntut ledakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Prabowo menyoroti gim online tembak-tembakan yang digandrungi anak-anak, seperti Player Unknown’s Battlegrounds (PUBG) Mobile.

    Psikolog dan grafolog, Joice Manurung, mengatakan ada kondisi yang disebut ‘gaming disorder’ yang sebenarnya bisa berdampak buruk kepada kehidupan anak-anak.

    “Kalau game itu ada tanda kutip nuansa agresivitas, kekerasan, anak-anak itu sering mencontoh. Karena di usia remaja dia ingin mendapatkan pengakuan sebagai orang yang hebat,” kata Joice kepada detikcom, saat ditemui di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

    “Makannya tanpa ada sensor lebih lanjut, nggak dicerna, nggak ada pendampingan, nggak ada penjelasan dari orang-orang yang paham, dia anggap itu hal yang bisa dilakukan juga pada orang lain,” sambungnya.

    Menurut Joice, anak-anak yang mulai mengalami gangguan ‘gaming disorder’ ini sebenarnya menunjukkan tanda-tanda yang bisa dilihat, baik oleh guru atau orang tua.

    “Pertama mereka itu tidak bisa melepaskan diri dari gimnya. Setiap hari di kepalanya gim. Kedua dia tidak memiliki minat lain selain gim,” katanya.

    “Ketiga, biasanya dia tidak fokus pada pelajaran, kehidupan sosialnya, teman-temannya. Fokusnya hanya bagaimana dia bisa melakukan permainan itu dan bisa menaklukkan karena adrenalin,” sambungnya.

    Ciri lain yang bisa terlihat, lanjut Joice adalah anak ini lebih suka menyendiri. Sedikit atau bahkan tidak memulai interaksi dengan bapak dan ibunya atau saudara-saudaranya.

    “Bisa ngantukan di sekolah, nggak fokus belajar atau ada unsur emosi yang muncul. Misalnya karena dia kurang tidur (akibat gim) jadi makan tidak teratur, mudah tersinggung, dan mudah marah,” katanya.

    Joice menyarankan kepada orang tua agar lebih ‘masuk’ ke dalam dunia sang anak. Selain untuk mengawasi, mereka juga bisa membatasi sejauh mana gim ini dapat berdampak.

    “Orang tua harus lebih cerdas dari anaknya, kalau anak bisa main game A, orang tua juga harus lebih pinter dari itu,” katanya.

    “Kalau anaknya browsing dari internet tentang A, B, C, D, E, nah orang tuanya harus (mengerti) sampai F misalnya,” tutupnya.

    @detikhealth_official Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Apa yang Terjadi? Dari perspektif psikolog, perilaku kekerasan seperti ini seringkali merupakan puncak dari gunung es masalah yang lebih dalam. Mari kita buka diskusi tentang kesehatan mental remaja dan pentingnya dukungan. #SMAN72 #KesehatanMental #Psikologi #ledakan ♬ suara asli – detikHealth

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

    Dampak Psikis Game Online

    4 Konten

    Game online bertema kekerasan tengah jadi sorotan, dituding mempengaruhi perilaku agresif anak dan remaja. Muncul wacana pembatasan berdasarkan usia.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • 7 Latihan di Rumah yang Bisa Enyahkan Lemak di Perut

    7 Latihan di Rumah yang Bisa Enyahkan Lemak di Perut

    Jakarta

    Seseorang dengan berat badan ideal belum tentu bisa terbebas dari lemak di perut. Lemak perut yang membandel bisa sulit dihilangkan, meskipun sudah makan sehat dan berolahraga.

    Namun, ada beberapa latihan yang dapat menargetkan lemak perut dan juga meningkatkan kebugaran secara keseluruhan. Kuncinya adalah memadukan kardio, latihan kekuatan, dan gerakan yang berfokus pada otot inti yang membakar kalori serta mengencangkan perut.

    Berikut 7 latihan rumahan yang bisa membantu menghempaskan lemak di perut:

    1. Jumping Jack

    Jumping jack adalah latihan kardio yang dapat meningkatkan detak jantung dan memicu pembakaran kalori, sehingga mengikis lemak perut yang membandel.

    Latihan aerobik yang konsisten, termasuk jumping jack, terbukti dapat mengecilkan lingkar pinggang dan lemak, jika dilakukan dengan intensitas yang baik. Gerakannya tidak rumit:

    Loncatkan kaki ke luar sambil mengangkat lengan ke atas kepala.Lalu, hentakkan kembali ke posisi awal.Regimen latihan yang umum adalah tiga set, masing-masing berdurasi 30-60 detik, diselingi dengan interval istirahat.

    2. Squat

    Selain melatih kaki dan bokong, squad juga membangun massa otot yang mempercepat metabolisme serta membantu membakar lemak, termasuk di area perut. Otot ekstra itu membakar lebih banyak kalori, bahkan saat tubuh sedang istirahat.

    Sebuah meta-analisis studi menunjukkan bahwa menggabungkan latihan aerobik dengan latihan ketahanan merupakan strategi untuk menurunkan persentase lemak tubuh secara keseluruhan. Untuk melakukan squat:

    Berdirilah dengan kaki dibuka selebar bahu, dan tekuk lutut.Turunkan pinggul seolah-olah duduk di kursi.Lalu, dorong kembali ke atas, ke posisi awal.Lakukan tiga set, masing-masing terdiri dari 15 repetisi, dengan mempertahankan postur tubuh.

    3. Mountain Climber

    Mountain climber merupakan gerakan kardio yang berat, yang juga melatih otot inti yang dapat membantu mengurangi lemak perut. Latihan ini meningkatkan detak jantung sekaligus mengencangkan pinggul, perut, dan bahu, membakar kalori sekaligus mengencangkan perut bagian tengah.

    Sebuah studi perbandingan jenis latihan melaporkan bahwa kombinasi gerakan intensitas tinggi tersebut dapat mengurangi lemak secara signifikan, jika dilakukan secara teratur. Untuk melakukan latihan ini:

    Lakukan posisi plank.Lalu dorong lutut ke arah dada dengan gerakan cepat dan bergantian.Lakukan tiga set, masing-masing berdurasi sekitar 10-30 detik.

    4. Reverse Crunch

    Reverse crunch berfokus pada perut, titik di mana lemak perut cenderung menumpuk. Membangun kekuatan di area ini tidak hanya membantu membentuk pinggang, tetapi juga mengatasi perut buncit bagian bawah.

    Studi menunjukkan melatih otot-otot ini dapat memperbaiki postur tubuh dan menjaga keseimbangan gerakan sehari-hari. Untuk melakukannya:

    Berbaringlah terlentang dengan kaki dan telapak tangan menempel di lantai.Tarik lutut ke dalam, angkat pinggul ke arah dada.Lalu, turunkan kaki ke bawah dengan gerakan terkendali tanpa menyentuh lantai.Lakukan tiga hingga empat set dengan 12-15 repetisi.

    5. Bicycle Crunch

    Bicycle crunch berfungsi untuk mengencangkan kedua bagian bawah perut, sekaligus menarik otot perut bagian atas, yang dapat mengencangkan dan membentuk pinggang. Latihan inti yang bergerak ini tidak hanya membangun kekuatan, tetapi juga meningkatkan pembakaran kalori.
    Studi menunjukkan gerakan yang melibatkan otot sekaligus, meningkatkan stabilitas inti secara keseluruhan, dan dapat membantu mengurangi lemak dalam jangka panjang. Untuk melakukannya:

    Berbaring telentang.Angkat bahu dari lantai, lalu tarik siku ke arah lutut.Sementara kaki lainnya, diluruskan bertukar sisi seperti mengayuh. Targetkan 15-20 repetisi, per sisi.

    6. Plank

    Plank adalah latihan yang melatih otot inti, yang penting untuk mendapatkan perut yang lebih rata. Pada dasarnya, plank berfungsi mengencangkan otot-otot yang membungkus perut, yang pada gilirannya membantu meluruskan postur dan meningkatkan stabilitas.

    Penelitian menunjukkan melakukan plank secara teratur dapat membangun daya tahan dan membentuk otot perut, sehingga lebih mudah membakar lemak. Untuk melakukan plank:

    Letakkan lengan bawah Anda di lantai.Sejajarkan siku tepat di bawah bahu.Luruskan kaki, dan jaga agar tubuh tetap lurus, tanpa pinggul yang melorot.Tahan selama 30-60 detik. Untuk hasil yang lebih baik, tingkatkan waktu tahan Anda seiring berjalannya waktu.

    7. Burpee

    Burpee merupakan gerakan seluruh tubuh berintensitas tinggi yang melatih lengan, dada, kaki, dan inti tubuh, sekaligus meningkatkan detak jantung. Lonjakan tersebut menjadikannya pembakar kalori yang sangat baik, dan cara yang andal untuk mengurangi lemak perut.

    Penelitian dalam British Journal of Sports Medicine menunjukkan latihan intensitas tinggi seperti burpee dapat mencapai pembakaran lemak perut, lebih baik daripada aktivitas intensitas rendah. Cara melakukannya:

    Mulailah dengan berdiri dan jongkok.Lalu, letakkan tangan di lantai.Loncatkan kaki ke belakang hingga membentuk plank.Turunkan tubuh ke posisi push-up.Lompati kaki hingga menyentuh tangan.Lalu, lompat ke atas dengan lengan terentang di atas kepala.Selesaikan tiga set dengan 8-12 repetisi, dengan istirahat satu menit di antara setiap set.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria

    Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria

    Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria

  • Hampir 800 Juta Orang di Dunia Kena Penyakit Ginjal Kronis, Inikah Pemicunya?

    Hampir 800 Juta Orang di Dunia Kena Penyakit Ginjal Kronis, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) merupakan salah satu penyakit paling umum terjadi dan kini menempati peringkat teratas penyebab kematian dan kesakitan global, menurut laporan terbaru di jurnal The Lancet.

    Temuan ini berasal dari studi Global Burden of Disease (GBD) 2023, yang menelusuri tren CKD pada populasi usia 20 tahun ke atas di 204 negara dan wilayah selama periode 1990 hingga 2023. Penelitian dipimpin oleh tim dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of Washington, bekerja sama dengan New York University Grossman School of Medicine dan University of Glasgow.

    Studi tersebut menemukan jumlah kasus CKD telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 1990 dan kini memengaruhi hampir 800 juta orang di seluruh dunia. Bahkan kini peringkat 9 penyebab kematian terbesar di dunia pada 2023, dengan hampir 1,5 juta kematian, serta peringkat 12 penyebab kecacatan.

    Adapun China dan India mencatat jumlah pengidap tertinggi,masing-masing sekitar 152 juta dan 138 juta orang. Namun penyakit ini juga tersebar luas di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Brasil, Rusia, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Bangladesh, Iran, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Turki, yang masing-masing melaporkan lebih dari 10 juta orang dewasa hidup dengan CKD.

    “Penyakit ginjal kronis merupakan krisis kesehatan global yang terus berkembang, namun sebagian besar dampaknya dapat dicegah. Mengurangi angka kematian sangat penting untuk mencapai target WHO, yaitu mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular hingga sepertiganya sebelum tahun 2030,” ujar Lauryn Stafford, salah satu penulis dan peneliti di IHME, dikutip dari News Medical Net, Senin (10/11/2025).

    Apa pemicunya?

    Studi tersebut juga menegaskan CKD merupakan kontributor besar terhadap penyakit kardiovaskular. Pada 2023, gangguan fungsi ginjal berperan dalam hampir 12 persen kematian kardiovaskular global, menempati peringkat 7 faktor risiko kematian jantung, ebih tinggi dibandingkan diabetes maupun obesitas.

    Peneliti mengidentifikasi 14 faktor risiko utama CKD. Di antaranya, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas menjadi penyebab terbesar hilangnya tahun hidup sehat. Pola makan rendah buah-sayur serta tingginya konsumsi natrium (garam) juga memberikan kontribusi signifikan.

    “Penyakit ginjal kronis merupakan faktor risiko utama bagi penyebab utama penurunan kesehatan lainnya sekaligus beban penyakit yang signifikan. Namun, penyakit ini masih kurang mendapat perhatian kebijakan dibandingkan penyakit tidak menular lainnya, meskipun dampaknya tumbuh paling cepat di wilayah-wilayah yang sudah menghadapi kesenjangan kesehatan terbesar,” ucap Dr Theo Vos, penulis senior dan Profesor Emeritus IHME.

    Tak hanya itu, meningkatnya angka obesitas dan diabetes, ditambah dengan penuaan populasi global, menjadi pendorong utama lonjakan kasus CKD. Pada 2023, prevalensi terseragam usia CKD mencapai sekitar 14 persen pada orang dewasa usia 20 tahun ke atas.

    Prevalensi tertinggi ditemukan di Afrika Utara dan Timur Tengah (18 persen), Asia Selatan (15,8 persen), Afrika Sub-Sahara (15,6 persen), serta Amerika Latin dan Karibia (15,4 persen). Negara dengan prevalensi tertinggi mencakup Iran, Haiti, Panama, Nigeria, Mauritius, Seychelles, Grenada, Meksiko, Libya, dan Kosta Rika.

    Sebagian besar pengidap CKD masih berada pada tahap awal (stadium 1-3). Kondisi ini menegaskan pentingnya skrining rutin dan strategi pencegahan, termasuk pengendalian gula darah dan tekanan darah dengan terapi yang mudah diakses.

    Pendekatan tersebut dapat menurunkan risiko kematian akibat komplikasi jantung serta menunda kebutuhan terapi pengganti ginjal seperti dialisis atau transplantasi.

    Namun, akses terhadap terapi pengganti ginjal masih sangat terbatas dan tidak merata di berbagai wilayah dunia. Karena itu, para ahli menekankan perlunya fokus pada pencegahan progresivitas penyakit dan pemerataan akses layanan kesehatan.

    Perluasan deteksi dini, ketersediaan perawatan terjangkau, pengendalian faktor risiko utama, serta investasi pada strategi yang memperlambat kerusakan ginjal akan menjadi langkah penting untuk mengurangi beban CKD terhadap pasien, keluarga, dan sistem kesehatan global.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/naf)

  • Dokter Beberkan Ciri-ciri Demam pada Anak yang Bisa Picu Penyakit Jantung

    Dokter Beberkan Ciri-ciri Demam pada Anak yang Bisa Picu Penyakit Jantung

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti salah satu kondisi kesehatan anak yang masih belum banyak menjadi perhatian, yaitu demam rematik dan penyakit jantung koroner. Demam rematik merupakan reaksi kekebalan tubuh yang muncul 1-5 minggu setelah anak mengalami radang tenggorokan akibat infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus grup A (SGA).

    Ketika anak terlambat ditangani oleh tim medis, salah satu komplikasi yang dapat muncul adalah penyakit jantung rematik. Kondisi ini dapat memicu kecacatan pada katup jantung, sehingga anak rentan mengalami gagal jantung dan stroke.

    Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI dr Rizky Adriansyah, M Ked(Ped), SpA, Subsp Kardio(K) mengungkapkan demam rematik secara umum dapat menyerang organ lain. Selain pada jantung, kondisi ini dapat memicu gangguan pada otak, kulit, hingga sendi.

    “Paling sering itu diserangnya bengkak sendi awalnya. Tapi karena sendi sering dilatih, akhirnya dia berpindah-pindah, seringkali tidak bisa lari. Yang paling sulit diketahui itu kadang muncul eritema (sejenis ruam merah melingkar pada kulit) yang terdiagnosis kondisi lain,” kata dr Rizky ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

    “Lalu, serangannya juga bisa pada otak, sehingga anak sering gelisah muncul gerakan-gerakan itu seperti gerakan menari,” sambungnya.

    dr Rizky menjelaskan pada demam rematik, anak akan mengalami radang tenggorokan dan demam tinggi yang tidak turun selama lebih dari 48 jam atau dua hari. Apabila setelah diberi obat penurun demam kondisi anak tidak membaik, maka harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan pasti.

    “Memang kalau sudah demamnya tidak teratasi dengan obat biasa, yang dikonsumsi, parasetamol misalnya, jangan dibiarkan. Orang tua harus membawa anaknya ke dokter. Dokter yang menentukan, oh ini (infeksi) virus atau ini bakteri,” sambungnya.

    Gejala penyerta yang akan muncul adalah bengkak sendi atau artritis. Ketika ini muncul, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya pada jantung dan darah.

    Ketika anak sudah mengalami penyakit jantung rematik, biasanya akan ada suara yang tidak normal dari jantung anak melalui pemeriksaan. Suaranya menurut dr Rizky seperti jantung yang bocor.

    Menurut dr Rizky, kondisi ini harus menjadi perhatian lebih masyarakat dan pemerintah. Selain dapat berakibat fatal, Indonesia merupakan wilayah endemis dari demam rematik dan penyakit jantung rematik dengan angka kematian di atas 0,15 per 100 ribu penduduk.

    Pada saat ini angka kematian akibat penyakit jantung rematik Indonesia berada di angka 4,8 per 100 ribu penduduk. Jumlah tersebut lebih tinggi dari kematian akibat malaria di angka 3 per 100 ribu.

    “Bahkan kalau kita lihat angka, angkanya lebih tinggi daripada malaria. Malaria sudah masuk program pemerintah, program dunia, tapi ini yang namanya penyakit jantung rematik ini belum masuk,” tandasnya.

    Masalah demam rematik diawali dengan radang tenggorokan yang disebabkan bakteri SGA. Gejalanya meliputi:

    Demam tinggi lebih dari 48 jam.Nyeri menelan, tidak disertai batuk dan pilek yang berat.Nyeri di daerah kelenjar leher.Amandel merah bengkak, terkadang bernanah.Ruam-ruam kemerahan pada sebagian kasus (scarlet fever).

    Kemudian, masalah infeksi SGA ini berlanjut menjadi demam rematik. Gejalanya meliputi:

    Muncul 1-5 minggu setelah radang tenggorokan akibat bakteri SGA.Nyeri dan bengkak sendi yang berpindah (lutut, siku, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki).Gelisah menari atau Chorea Sydenham.Ruam merah melingkar.

    Ketika jantung sudah mulai terpengaruh, mulai muncul tanda-tanda tersendiri. Gejalanya meliputi:

    Sesak napas.Mudah lelah.Jantung berdebar.Nyeri dada sebelah kiri.Bengkak pada tungkai dan wajah.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • BPOM Perkuat Kolaborasi Akademik dan Regulasi di Bidang Kesehatan Global

    BPOM Perkuat Kolaborasi Akademik dan Regulasi di Bidang Kesehatan Global

    Jakarta

    Kepala BPOM, Taruna Ikrar mengunjungi Tsinghua University, China, guna memperkuat kerja sama di bidang akademik dan regulasi kesehatan. Kunjungannya menjadi momen penting dalam mempererat kolaborasi antara lembaga pengawas dan institusi pendidikan tinggi untuk menghadapi berbagai tantangan global di sektor obat dan pangan.

    Taruna menegaskan pentingnya sinergi antara regulator dan kalangan akademisi untuk menjamin keamanan, kualitas, dan efektivitas produk kesehatan, terutama yang berkaitan dengan produk terapi lanjut serta produk biologis.

    “Kami percaya bahwa universitas dan regulator memiliki peran yang sama pentingnya dalam memastikan ilmu pengetahuan melayani masyarakat melalui teknologi dan kepercayaan,” ujar Taruna dalam kuliah tamu yang disampaikan di hadapan para pimpinan dan akademisi Tsinghua University, dikutip dari laman BPOM, Senin (10/11/2025).

    Dalam kesempatan ini, Taruna memaparkan sistem pengawasan komprehesif yang mencakup regulasi pra-pasar dan pasca-pasar, pengakan hukum, srta pemberdayaan masyarakat. Kini, pengawasan pasca-pasar dipekuat dengan teknologi digital berbasis barcode dan e-labelling. Hal ini memungkinkan untuk mempermudah deteksi dini produk ilegal dan mempercepat proses pengambilan keputusan.

    Taruna juga menyampaikan data kontribusi sektor promosi dan makanan terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2023, sektor ini menyumbang 8,3 persen produk domestik bruto (PDB) nasional. Proyeksi pertumbuhan pasar farmasi mencapai Rp 174,4 triliun pada tahun 2025.

    BPOM juga menyoroti perkembangan pesat produk biologis dan ATMP secara global. Menurut data IQVIA dan Maximize Market Research, pasar ATMP diperkirakan bakal tumbuh hingga USD 22,45 di tahun 2027, degan potensi besar dalam pengobatan penyakit genetik, kanker, serta gangguan neudegeneratif.

    Demi mendukung akses terhadap terapi inovatif, BPOM merevisi sejumlah regulasi penting, seperti pedoman uji klinis serta penilaian ATMP. Selain itu, lembaga ini menerapkan mekanisme “reliance” yang memungkinkan untuk menggunakan hasil evaluasi dari regulator negara maju, seperti United States Food and Drud Administration (US-FDA), European Medicines Agency (EMA), dan Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA), untuk mempercepat proses perizinan tanpa mengorbankan kualitas.

    Taruna juga menyoroti pentingnya kolaborasi triple helix, antara akademisi, industri, dan pemerintah melalui konsep ABG (academic-business-government) dalam pengembangan produk biologis di Indonesia.

    Kunjungan BPOM juga membahas peluang kemitraan antara BPOM dan Tsinghua Unversity dalam riset regulasi, pengobatan presisi, dan inovasi produk kesehatan. Diharapkan, semakn banyak ilmuwan muda Indonesia yang menempuh pendidikan di Tsinghua dan berkontribusi pada penguatan ekosistem kesehatan nasional.

    “Hari ini menandai bukan hanya kemitraan kelembagaan, tetapi juga semangat persahabatan antara Indonesia dan Tiongkok, berakar pada rasa hormat terhadap ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kemanusiaan,” tutup Kepala BPOM.

    Tak ketinggalan, kunjungan ini turut mencatat data kerja sama Tsinghua Univesity dengan berbagai institusi di Indonesia, termasuk Universias Indonesia, UGM, Kementerian Kesehatan, serta program beasiswa pemerintah yang mencakup bidang matematika, inovasi, genomik, dan teknologi vokasi.

    Sementara itu, Chairman Indonesia-China Joint Research and Development Centre on Vaccine and Genomics. Zhang Linqi mendorong percepatan kerja sama antara Tsinghua University dengan BPOM. Dia juga mengapresiasi penerapan konsep ABG yang dikembangkan oleh BPOM di bawah kepemimpinan Taruna dan mendukung implementasi kolaborasi lanjutan berdasarkan konsep tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Ini 23 Produk Skincare Berbahaya! Picu Kanker-Ginjal Rusak”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/up)

  • Berkunjung ke China, BPOM Dorong Modernisasi Sistem Pengawasan Berbasis AI

    Berkunjung ke China, BPOM Dorong Modernisasi Sistem Pengawasan Berbasis AI

    Jakarta

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar melakukan kunjungan resmi ke Tsinghua Changgung Hospital di Beijing, China. Rumah sakit ini dikenal sebagai pelopor dalam penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam layanan kesehatan dan menjadi rumah sakit AI pertama di dunia yang berafiliasi dengan Tsinghua University.

    Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya strategis BPOM dalam menjajaki pemanfaatan teknologi mutakhir untuk memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia.

    Di tengah transformasi digital global, BPOM menapaki jejak inovasi kesehatan masa depan dengan menyaksikan langsung bagaimana AI mengubah wajah pelayanan medis, dari diagnosis hingga manajemen rumah sakit.

    Tsinghua Changgung Hospital mengembangkan sistem ‘agent hospital’, yang memungkinkan dokter virtual berbasis AI melakukan diagnosis, konsultasi, dan rekomendasi pengobatan secara mandiri. Teknologi ini telah diterapkan di berbagai departemen, termasuk oftalmologi, radiologi, dan pernapasan, dengan hasil yang menunjukkan peningkatan efisiensi, akurasi, dan kecepatan layanan.

    Pemeriksaan medis berbasis AI di rumah sakit ini mampu memproses data pasien secara real-time, mengintegrasikan rekam medis elektronik, dan memberikan analisis komprehensif yang mendukung pengambilan keputusan klinis.

    Pihak manajemen Tsinghua Changgung Hospital menerangkan bahwa fasilitas ini baru saja melakukan ekspansi ke tahap II.

    “Tahap selanjutnya, kami akan meningkatkan kapasitas menjadi 1.500 tempat tidur yang mampu melayani hingga 10.000 pasien rawat jalan per hari,” ujar salah satu dokter kepada Kepala BPOM RI.

    “Desain interior rumah sakit menggabungkan elemen seni dan teknologi, menciptakan suasana penyembuhan yang humanis dan modern,” lanjutnya.

    Bagi BPOM, kunjungan ini memiliki relevansi yang kuat dalam konteks penguatan sistem pengawasan berbasis digital. Pemanfaatan AI berpotensi besar dalam mendeteksi dini efek samping obat dan makanan melalui analisis big data, mengintegrasikan sistem rekam medis dengan database pengawasan, serta meningkatkan efisiensi inspeksi dan audit fasilitas produksi.

    Teknologi ini juga membuka peluang pengembangan platform edukasi publik berbasis AI yang interaktif dan personal, serta mendukung pengujian cepat berbasis machine learning untuk mendeteksi kontaminan atau bahan berbahaya.

    Ikrar menegaskan bahwa BPOM siap bertransformasi menuju sistem pengawasan yang lebih cerdas dan terintegrasi. Menurutnya, teknologi seperti AI saat ini bukan hanya alat, tetapi faktor penting dalam mengoptimalkan perlindungan kesehatan masyarakat.

    “Kami melihat langsung bagaimana kecerdasan buatan mampu menghadirkan layanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan terintegrasi. BPOM berkomitmen untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia, agar lebih responsif terhadap tantangan zaman,” ujar Ikrar.

    Menurutnya, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama bilateral antara BPOM dan institusi kesehatan Tiongkok, khususnya dalam pengembangan sistem e-health, pertukaran data, dan peningkatan kapasitas tim BPOM dalam menjalankan tugas.

    “Teknologi bukan sekadar alat, tetapi mitra strategis dalam melindungi kesehatan masyarakat. Kami percaya bahwa kolaborasi lintas negara seperti ini akan memperkuat kapasitas pengawasan, termasuk kualitas tim BPOM, dan membuka jalan bagi inovasi yang berdampak luas untuk kepentingan masyarakat kita,” tambahnya.

    Dengan menggabungkan teknologi, seni, dan pelayanan humanis, Tsinghua Changgung Hospital menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dapat memperkuat sistem kesehatan dan pengawasan publik. BPOM menapaki jejak tersebut sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga keamanan dan mutu produk obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: BPOM Minta Tambahan Anggaran Rp 2,6 T, Tak Mau Kasus Gagal Ginjal Akut Terulang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Menengok Layanan Imunoterapi dr Terawan di RSPPN Soedirman

    Menengok Layanan Imunoterapi dr Terawan di RSPPN Soedirman

    Foto Health

    Andhika Prasetia – detikHealth

    Senin, 10 Nov 2025 18:20 WIB

    Jakarta – Menhan Sjafrie resmikan layanan imunoterapi dr. Terawan di RSPPN Soedirman, fokus pada terapi sel dendritik untuk peningkatan daya tahan tubuh.

  • Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Dikenal Pendiam, Psikolog Soroti Hal Ini

    Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Dikenal Pendiam, Psikolog Soroti Hal Ini

    Jakarta

    Sosok terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta dikenal pendiam. Rekan sekolah yang bersangkutan juga menyebut ia sempat menjadi korban bullying atau perundungan sesama teman kelasnya.

    “Dia memang terkenal kalau dia itu pendiam,” kata Raka, siswa di SMAN 72, dalam wawancara dengan 20detik.

    “Sudah jadi sasaran bullying, teman-teman sekelasnya,” timpal yang lain.

    Hal yang sama juga dibenarkan Kinza, rekan terduga pelaku yang sempat bermain bersama. “Dia orangnya pendiam tapi kalau misalkan dulu masih ceria kalau main sama saya sama kakak kakak saya juga,” terangnya.

    Psikolog anak dan remaja Sani Budiantini Hermawan menekankan anak yang cenderung introvert lebih sulit terbuka terkait kondisi psikis.

    “Anak yang cenderung introvert biasanya lebih sulit terbuka dibandingkan anak ekstrovert. Ditambah lagi kalau sistem di rumah tidak kondusif misalnya orang tua sibuk dan kurang berdialog, maka tekanan itu semakin berat,” ujarnya, saat dihubungi detikcom Senin (10/11/2025).

    Terlebih, bila yang bersangkutan sempat menjadi korban perundungan. Walhasil, tekanan sosial yang ia dapatkan juga tidak tertangani.

    “Ketika anak menjadi korban bully, ia bisa menyimpan emosi yang sangat dalam. Kalau tidak ada tempat aman untuk berdialog dan menyalurkan perasaannya, emosi itu bisa meledak dalam bentuk perilaku agresif,” jelasnya.

    Hal ini menunjukkan perilaku anak yang kemudian muncul adalah bukti dari kegagalan sistem. Anak ditekankan Sani tidak bisa serta-merta dilihat sebagai tindakan pelaku tunggal.

    Menurutnya, hal ini justru menjadi gambaran anak merupakan korban dari sistem pendidikan yang belum mampu memberikan ruang aman bagi peserta didik.

    “Kalau kita berbicara mengenai anak, mari kita berhati-hati. Terduga pelaku yang masih berstatus siswa juga merupakan korban dari sistem. Kita tidak bisa langsung menyalahkan anak, karena mungkin saja sistem di sekitarnya belum terwujud dengan baik,” lanjut dia.

    Ia juga menyarankan, orang tua perlu lebih aktif menjangkau anak dengan pendekatan yang hangat dan tidak menghakimi.

    “Kalau anaknya pendiam, sulit bercerita, orang tua perlu memancing dengan cara yang lebih asertif. Misalnya lewat hobi, ngobrol santai sambil minum kopi, atau lewat cerita masa lalu orang tua sendiri,” ucapnya.

    Menurutnya, membangun trust adalah kunci utama agar anak merasa aman untuk terbuka.

    “Kalau orang tua suka bocor rahasia, suka menghakimi atau intimidatif, anak akan makin tertutup. Boro-boro mau cerita, dia malah menjauh,” ujarnya.

    “Jadi orang tua harus introspeksi dulu, bagaimana cara mendekati anak, dan pastikan bisa menjaga rahasianya.”

    Kasus di SMAN 72 Jakarta seharusnya menjadi refleksi bagi semua pihak. Bahwa di balik setiap tindakan ekstrem, sering kali ada kisah panjang tentang anak yang merasa sendiri, tidak punya tempat aman untuk bicara.

    “Kita tidak hanya bicara soal sanksi atau hukuman, tapi juga pencegahan. Anak-anak harus punya ruang aman untuk bicara, merasa didengar, dan didampingi,” tutupnya.

    Peristiwa ini menurutnya bukan sekadar soal ledakan di sekolah, tapi tentang bagaimana sistem pendidikan, keluarga, dan masyarakat sering kali gagal mendengar suara anak.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)