Jenis Media: Kesehatan

  • Soal Temuan Cesium 137 di Pabrik Sepatu Cikande, Pakar Ingatkan Potensi Kanker

    Soal Temuan Cesium 137 di Pabrik Sepatu Cikande, Pakar Ingatkan Potensi Kanker

    Jakarta

    Kasus dugaan paparan bahan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, kembali menjadi sorotan setelah dua kontainer produk alas kaki asal Indonesia dikembalikan Amerika Serikat. Produk tersebut diduga terpapar radionuklida buatan yang dikenal berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

    Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menjelaskan produk berasal dari perusahaan industri alas kaki di luar kawasan industri utama, tetapi masih dalam radius sekitar 5 kilometer dari sumber kontaminasi, yakni fasilitas milik PT Peter Metal Technology (PT PMT).

    “Terdapat dua kontainer suspect Cs-137 yang dipulangkan kembali ke Indonesia. Produk berasal dari industri alas kaki di Cikande, radius 5 kilometer dari sumber kontaminasi,” kata Bara dalam konferensi pers di Kemenko Pangan, Selasa (12/11/2025).

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan proses produksi di perusahaan terkait kini telah dinyatakan aman setelah mendapat surat clearance dari Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).

    “Sudah selesai, sudah di-clearance. Tidak ada masalah,” ujar Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Taufik Bawazier, menanggapi kasus ini.

    Meski dinyatakan aman secara operasional, sejumlah pakar mengingatkan efek jangka panjang paparan Cesium-137. Mengingat, zat tersebut adalah radionuklida buatan yang memancarkan radiasi beta dan gamma, dengan radiasi gamma yang bisa menembus tubuh manusia dan menjadi sumber paparan eksternal berbahaya.

    Pakar global health security Dicky Budiman, menegaskan Cs-137 memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun, sehingga kontaminasi di lingkungan dapat berlangsung sangat lama jika tidak ditangani dengan benar.

    “Radiasi gamma-nya bisa menembus tubuh dan menjadi sumber paparan eksternal. Kalau lingkungan terkontaminasi, dampaknya jangka panjang,” ujarnya.

    Secara biologis, bila masuk ke tubuh, baik terhirup, tertelan, atau lewat kulit luka, Cs-137 akan cepat terdistribusi ke jaringan lunak seperti otot. Zat ini kemudian bisa menetap di dalam tubuh selama berbulan-bulan hingga ratusan hari, menyebabkan paparan internal yang terus-menerus.

    Dicky menjelaskan jalur paparan Cs-137 bisa berasal dari:

    Paparan eksternal: akibat kedekatan dengan sumber padat terkontaminasi seperti logam atau tungku peleburan.

    Paparan internal: melalui konsumsi makanan, air, atau debu radioaktif dari lingkungan yang sudah tercemar.

    “Bahaya ini bergantung pada dosis dan lama paparan. Dosis tinggi dalam hitungan jam atau hari bisa menimbulkan sindrom radiasi akut, gejalanya mual, muntah, diare, bahkan kerusakan sumsum tulang. Dosis rendah tapi terus-menerus justru yang berbahaya karena meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang,” jelasnya.

    BACA JUGA:

    Efek radiasi Cs-137 terhadap tubuh manusia juga disebut Dicky terbagi menjadi tiga fase:

    Efek akut, muncul dalam hitungan jam hingga hari: mual, muntah, kelelahan ekstrem, hingga kerusakan organ vital.

    Efek subkronis, muncul dalam beberapa minggu hingga bulan: penurunan sistem imun, infeksi berulang, dan perdarahan.

    Efek kronis atau laten, baru muncul 5 hingga 20 tahun setelah paparan: berupa peningkatan risiko kanker tiroid, leukemia, kanker paru, payudara, hingga gangguan reproduksi.

    “Efek laten ini yang paling berbahaya karena muncul setelah bertahun-tahun. Itu sebabnya pemantauan kesehatan jangka panjang sangat penting,” ujar Dicky.

    “Kasus ini bukan masalah sekilas. Jika tidak ditangani dengan benar, Cs-137 bisa mencemari tanah dan air selama puluhan tahun. Ini harus jadi prioritas nasional,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: 9 Orang Terpapar Radiasi Cs-137 Sudah Pulang dari RS”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Video Pesan Menkes ke Anak Muda agar Mental Sehat: Jangan Terlalu Ambisius

    Video Pesan Menkes ke Anak Muda agar Mental Sehat: Jangan Terlalu Ambisius

    JakartaMenteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti kesehatan jiwa yang kerap menjadi masalah di kalangan anak muda. Menurut Menkes anak muda harus menjaga hidup sehat. Menkes Budi pun memberi pesan agar kesehatan jiwa anak muda bisa terjaga.

    “Gimana caranya supaya kita mencegah, karena itu tadi kan, menjaga hidup sehat, sehat mental penting, itu pikirannya harus dijaga. Jangan terlalu stres, jangan terlalu memiliki apa, ambisi yang besar yang di luar kemampuan kita, jangan terlalu banyak dipikirin juga kalau susah, ya, dan yang penting harus rajin berdoa, harus rajin meditasi. Karena itu nanti akan membantu kita agar kondisi mentalnya baik kembali”, jelasnya.

    Klik di sini untuk menonton video lainnya!

    (/)

  • Ledakan SMAN 72 Dikaitkan dengan Akses Dark Web, Kemenkes Wanti-wanti Risiko Brainwash

    Ledakan SMAN 72 Dikaitkan dengan Akses Dark Web, Kemenkes Wanti-wanti Risiko Brainwash

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyoroti dampak psikologis serius di balik temuan Densus 88 Antiteror Polri mengenai terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta yang disebut kerap mengakses situs-situs gelap (dark web) berisi konten kekerasan ekstrem.

    Detasemen Khusus 88 sebelumnya mengungkap pelaku remaja aktif mengunjungi forum daring dan komunitas di dark web yang menampilkan video atau foto-foto perang, pembunuhan, hingga kejadian brutal lain.

    Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI, dr Imran Pambudi, MPHM menegaskan paparan terhadap konten kekerasan, apalagi sejak usia anak, bisa memicu perubahan persepsi dan perilaku yang tidak disadari.

    “Konten-konten seperti itu bisa membuat alam bawah sadar anak ter-brainwash. Kalau sering menonton kekerasan, lama-lama terbentuk persepsi bahwa kekerasan itu wajar. Misalnya, saat anak melihat orang yang tidak disukai, respons yang muncul bisa ekstrem, karena otaknya sudah terbiasa dengan konsep itu,” jelas Imran, Rabu (12/11).

    Menurut Kemenkes, dampak paparan konten kekerasan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi dapat memengaruhi pembentukan karakter dan empati anak dalam jangka panjang.

    Paparan terus-menerus terhadap kekerasan dapat mengubah cara otak merespons emosi, membuat anak menjadi lebih agresif, tumpul terhadap empati, dan sulit membedakan realitas dengan fantasi kekerasan yang dilihatnya di dunia maya.

    “Kalau kebiasaan ini dibiarkan sejak dini, risiko anak menganggap kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah menjadi tinggi. Itu yang paling berbahaya,” lanjutnya.

    Kemenkes menilai pengawasan aktivitas digital anak menjadi tantangan besar di rumah tangga modern, terutama karena sebagian besar anak memiliki akses bebas ke internet melalui ponsel pribadi.

    “Kalau di rumah memang sulit untuk mengawasi terus-menerus, tapi setidaknya orang tua bisa memanfaatkan fitur child protection atau pengawasan anak di perangkat. Fitur itu sebenarnya sudah tersedia, hanya sering tidak digunakan,” lanjutnya.

    Hal yang juga menjadi persoalan utama adalah minimnya literasi parenting para orang tua.

    “Banyak orang tua, tanpa memandang status ekonomi, belum memiliki literasi digital yang baik. Padahal, mereka yang paling berperan bisa memitigasi,” katanya.

    “Kesehatan mental anak adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah perlu memastikan regulasi ditegakkan, anak tidak ada lagi kemampuan untuk akses web berbahaya, sekolah perlu memperkuat pendidikan karakter dan literasi digital, sementara keluarga harus aktif membangun komunikasi dengan anak,” tegasnya.

    (naf/up)

  • Jadi Sering Kentut usai Makan Ubi-Singkong Rebus? Ini Saran Dokter Pencernaan

    Jadi Sering Kentut usai Makan Ubi-Singkong Rebus? Ini Saran Dokter Pencernaan

    Jakarta

    Tren sarapan makanan rebusan dan kukusan yang sehat, seperti ubi kini banyak digemari kalangan gen Z. Tapi, kenapa setelah memakannya malah jadi sering kentut dan perut terasa begah?

    Menurut spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, di dalam makanan kukusan atau rebusan seperti ubi terdapat karbohidrat kompleks dan oligosakarida yang larut. Hal tersebut membuat usus besar sulit mencernanya.

    “Akibat dia sulit dicerna, maka dia akan diolah oleh kuman-kuman usus besar dan menjadi gas, gas nitrogen, sulfur, dan sebagainya. Dan akibatnya adalah menjadi banyak gas di dalam perut yang mengakibatkan orang itu menjadi kembung dan kemudian menimbulkan flatus atau kentut,” kata dr Aru kepada detikcom, Rabu (12/11/2025).

    Karenanya, banyak orang mengeluhkan sering kentut setelah makan ubi dan singkong. Komposisi dari karbohidrat ubi lah yang menyebabkan seseorang begah dan pada akhirnya gampang kentut. Selain ubi, kacang-kacangan dan asparagus juga bisa memicu gas di perut.

    “Tetapi yang paling bermakna adalah ubi,” kata dr Aru.

    Untuk menghindari kembung karena konsumsi ubi rebus atau kukus, dr Aru menyarankan untuk membatasi konsumsinya. Jangan sampai berlebihan.

    Soal berapa banyak batasannya, setiap orang bisa bereaksi berbeda-beda saat mengonsumsi umbi-umbian ini. Jadi, sebaiknya, ketahui batasan tubuh masing-masing.

    “Ada yang satu saja sudah bikin sering kentut, tergantung jumlah kuman di usus. Jadi, biasanya kita sudah punya batasan diri sendiri berapa banyak ubi yang bisa kita konsumsi,” kata dr Aru.

    Satu hal yang tak kalah penting adalah menyeimbangkan karbohidrat, lemak, protein dan serat dalam pola makan sehari-hari. Menurut dr Aru, seringkali orang hanya mengonsumsi karbohidrat dalam sekali makan.

    “Jadi yang penting adalah keseimbangan. Baik dia mau dalam bentuk rebusan, mau dalam bentuk yang lain, gorengan, bakaran. Dalam bentuk keseimbangan, maka makanan itu akan menjadi makanan sehat,” kata dr Aru.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Pria Asal Prancis Ciptakan Pil yang Buat Bau Kentut Beraroma Cokelat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    13 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Masalah Asam Urat Dipicu Faktor Keturunan? Bisa Jadi, Tapi…

    Masalah Asam Urat Dipicu Faktor Keturunan? Bisa Jadi, Tapi…

    Jakarta

    Masalah nyeri asam urat atau yang dalam istilah medis disebut gout merupakan kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri atau bengkak di area sendi. Kondisi ini muncul akibat penumpukan asam urat berlebih dalam darah yang kemudian membentuk kristal di sendi.

    Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan kebiasaan makan seperti konsumsi tinggi daging merah atau alkohol. Namun, sebenarnya apakah ada faktor keturunan yang bisa memicu masalah asam urat?

    Kondisi ini pertama kali diketahui pada abad ke-5 dan diberi nama unwalkable disease atau penyakit yang membuat tidak bisa berjalan. Baru pada abad ke-17, ilmuwan menduga masalah asam urat juga memiliki komponen genetik.

    Gen yang berkaitan dengan ini utamanya merupakan bagian dari renal-urate transport system. Sistem tersebut bertugas membuang asam urat, hasil pemecahan urine, dari aliran darah. Biasanya hanya sebagian kecil asam urat yang dibuang lewat urine, 90 persen sisanya justru diserap kembali. Sistem transportasi inilah yang menentukan seberapa besar penyerapan kembali tersebut.

    Mutasi gen yang diwariskan pada sistem transportasi ini bisa memengaruhi kemampuan tubuh dalam membuang kelebihan asam urat. Artinya, jika seseorang mewarisi gen ‘lambat’, tubuhnya tidak mampu menyaring asam urat seefisien orang yang memiliki gen ‘cepat’ atau normal.

    Secara khusus, gen ABCG2 dan SLC2A9 diketahui berhubungan dengan peningkatan risiko terkena asam urat.

    “Jika Anda memiliki orang tua dengan asam urat dan merasa mungkin Anda juga mengalaminya, tidak ada yang perlu disalahkan. Kemungkinan besar Anda mewarisi kondisi tersebut, sama seperti Anda mewarisi warna mata atau rambut. Kini ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa asam urat bukanlah kesalahan pribadi,” ucap pakar reumatologi Dr Panico dikutip dari Summit Rheumatology, Selasa (11/11/2025).

    Meski begitu, hasil positif pada gen ini bukan berarti seseorang pasti akan mengalami masalah asam urat. Gaya hidup dan faktor lingkungan tetap berpengaruh besar pada asam urat.

    Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko terkena nyeri asam urat meliputi kelebihan berat badan, konsumsi alkohol tinggi, pola makan tinggi purin, dan penggunaan obat tertentu. Bagaimanapun kondisi riwayat keluarga, risiko tetap bisa dikurangi melalui perubahan gaya hidup sehat

    “Kita bisa membahas pola makan dan kebiasaan hidup, karena mengontrol hal-hal tersebut akan berdampak baik untuk kesehatan secara menyeluruh,” sambung Dr Panico.

    Orang yang kelebihan berat badan, terutama dengan lemak di area perut, memiliki risiko lebih tinggi terkena asam urat. Lemak di perut dapat memicu pelepasan zat kimia pemicu peradangan, yang dapat memperburuk kondisi nyeri asam urat.

    Rasa nyeri saat serangan asam urat terjadi karena respon peradangan tubuh, sehingga peningkatan peradangan akibat lemak perut dapat memperburuk gejala.

    “Kegemukan adalah salah satu penyebab utama asam urat, yang berhubungan dengan banyak faktor. Dengan memperbaiki kualitas makanan, Anda bisa menurunkan asupan purin, zat dalam makanan yang menghasilkan asam urat terbanyak. Selain itu, menjaga berat badan sehat juga membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes, yang keduanya sangat berkaitan dengan asam urat,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Lagi Tren Sarapan Rebus-rebusan dan Kukusan, Benarkah Lebih Sehat? Cek Faktanya di Sini

    Lagi Tren Sarapan Rebus-rebusan dan Kukusan, Benarkah Lebih Sehat? Cek Faktanya di Sini

    Jakarta

    Jika biasanya nasi uduk dan lontong sayur mendominasi menu sarapan para pekerja kantoran, belakangan muncul tren baru. Sarapan rebus-rebusan dan kukusan makin diminati, dan disebut lebih sehat.

    Tren ini bisa teramati di beberapa stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang menjadi persinggahan para pekerja yang hendak berangkat ke kantor di pusat kota Jakarta. Tak sulit menemukan booth atau lapak yang menjual ubi, jagung manis, hingga kacang-kacangan yang diolah dengan simpel yakni direbus ataupun dikukus.

    Beberapa menu yang mudah ditemukan, berikut kandungan gizinya, antara lain:

    1. Ubi kuning

    Ubi kuning memiliki serat yang cukup tinggi, membantu menjaga kenyang cukup lama tanpa menimbulkan lonjakan gula darah terlalu cepat. Ubi kuning punya rasa manis alami dan tekstur lembut yang bikin nyaman di perut.

    Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) tahun 2017, ubi jalar kuning kukus mengandung sekitar 100 kkal energi, 0,7 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 23,8 gram karbohidrat per 100 gram. Warna kuning-oranyenya menandakan kandungan beta-karoten yang berperan sebagai antioksidan pendukung kesehatan kulit dan daya tahan tubuh.

    2. Pisang Kepok

    Pisang kepok kukus punya rasa manis yang lembut dan tekstur yang padat. Per 100 gram pisang kepok mengandung 120 kkal energi, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 28 gram karbohidrat.

    Kandungan kalium di dalamnya juga mendukung keseimbangan cairan tubuh dan kerja otot, termasuk otot jantung.

    3. Singkong

    Singkong dikenal sebagai sumber karbohidrat kompleks dengan serat larut. Singkong kukus cocok untuk yang butuh sarapan murah dan mengenyangkan.

    Singkong kukus mengandung 153 kkal energi, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 36,4 gram karbohidrat per 100 gram.

    4. Labu kuning

    Labu kuning memberi rasa manis yang lembut serta warna cerah yang menggugah selera. Ini termasuk makanan rendah kalori yang kaya serat dan beta-karoten (antioksidan pendukung kesehatan mata dan kulit).

    Labu kuning mengandung kurang lebih 122 kkal energi, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 4,6 gram karbohidrat per 100 gram.

    5. Jagung manis

    Jagung manis memberi keseimbangan antara rasa dan energi. Kandungan karbohidratnya cukup untuk memompa tenaga, tanpa terlalu berat. Jagung mengandung sekitar 154 kkal energi, 3,8 gram protein, 3,5 gram lemak, dan 28,4 gram karbohidrat per 100 gram. Jagung juga mengandung vitamin B kompleks yang berperan dalam produksi energi dan fungsi saraf. Kandungan lutein dan zeaxanthin dalam jagung berkontribusi terhadap kesehatan mata.

    6. Kacang tanah

    Kacang tanah kukus menawarkan rasa gurih alami dan merupakan sumber lemak sehat dan protein. Ini membantu menahan lapar lebih lama karena pencernaannya cenderung lebih lambat.

    Kacang tanah kukus mengandung 220 kkal energi, 10,6 gram protein, 18 gram lemak, dan 8 gram karbohidrat per 100 gram.

    7. Edamame

    Edamame adalah kacang kedelai muda yang mengandung protein nabati yang tinggi. Selain itu, edamame kaya isoflavone, antioksidan yang mendukung regulasi hormon dan keseimbangan metabolisme.

    Edamame mengandung sekitar 189 kkal energi, 20,2 gram protein, 8,2 gram lemak, dan 12,7 gram karbohidrat per 100 gram. Edamame cocok untuk membantu daya fokus dan stabilitas gula darah di pagi hari.

    8. Telur

    Telur membuat menu kukusan jadi lebih seimbang. Mudah dicerna, tetapi tetap memberikan protein berkualitas tinggi yang membantu menjaga rasa kenyang.

    Berdasarkan TKPI, telur ayam mengandung sekitar 70 kkal energi, 7 gram protein, 5 gram lemak, dan 0,7 gram karbohidrat per 100 gram.

    Kenapa Tren Sarapan Rebus-rebusan dan Kukusan Diminati?

    Dalam bentuk potongan-potongan kecil, menu sarapan rebus-rebusan dan kukusan terasa ringan, tetapi tetap membuat bertenaga. Banyak yang merasa tubuh lebih fokus saat bekerja jika tidak memulai hari dengan makanan berminyak atau berbumbu berat.

    Menu kukusan ini menjadi opsi yang menarik karena dapat membantu menjaga energi tetap stabil hingga menjelang siang tanpa memicu rasa mengantuk atau begah karena adanya kandungan serat yang tinggi di dalamnya. Pola sarapan seperti ini sesuai dengan kebutuhan energi untuk memulai pekerjaan di pagi hari dan butuh makanan yang praktis untuk dikonsumsi sebelum perjalanan atau sesampainya di tempat kerja.

    Tren sarapan rebus-rebusan dan kukusan di kalangan Gen-Z. Foto: Sarah Octaviani Alam/detikHealth

    Praktis dan Mudah Ditemukan

    Karena lagi tren, menu rebus-rebusan dan kukusan mudah sekali ditemukan di berbagai tempat. Penjual kukusan yang banyak ditemui di sekitar stasiun umumnya anak muda dengan booth sederhana yang rapi dan mudah dikenali. Mereka menjual dalam waktu yang sangat tepat yaitu pagi hari, sebelum jam masuk kantor. Sistem jualnya cepat, tinggal pilih beberapa item, bayar, bawa, dan bisa langsung dimakan sambil berjalan atau saat menunggu kereta.

    Harga yang fleksibel membuat pembeli tidak merasa terbebani. Cukup ambil tiga sampai empat jenis kukusan, sudah bisa jadi sarapan yang memenuhi kebutuhan gizi di pagi hari. Sarapan yang praktis jadi nilai tambah dan solusi yang sangat baik bagi agar tetap sarapan. Tidak perlu duduk lama, tidak ribet, dan tidak berisiko menunda perjalanan ke kantor.

    Lebih Sehat Dibanding Goreng-gorengan

    Dibanding goreng-gorengan, baik rebus-rebusan maupun kukusan secara umum memang lebih sehat karena diolah tanpa minyak tambahan. Teksturnya lembut dan mudah dicerna, sehingga cocok untuk lambung yang baru aktif setelah bangun tidur. Banyak pembeli mengatakan bahwa sarapan kukusan membuat perut terasa nyaman dan kenyang lebih lama. Ini membantu menjaga energi tetap stabil sampai mendekati waktu makan siang, serta tidak ada lonjakan gula darah yang mendadak. Sarapan juga tidak membuat tubuh terasa lemas atau mengantuk.

    Untuk beberapa jenis makanan, kukusan dapat mempertahankan kandungan vitamin yang larut air seperti vitamin B dan C yang mudah hilang saat dimasak dengan air maupun minyak.

    Komposisi Juga Menentukan

    Namun demikian, beralih ke menu rebus-rebusan dan kukusan tidak serta merta membuat diet jadi lebih sehat. Kuncinya ada di variasi, karena jika komposisinya sejenis maka nutrisinya mungkin tidak seimbang. Misalnya jika memilih ubi dan kentang saja, maka kandungan karbohidratnya yang sama-sama tinggi akan memberikan asupan energi yang berlebih.

    Setidaknya harus ada sumber protein nabati dan hewani pada menu pilihan kukusan. Karena semakin beragam pilihan kukusan yang dipilih, semakin beragam pula vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang masuk ke tubuh.

    Perkiraan energi berdasarkan porsi yang umum dijual:

    Jagung = 1 potong ± 50 g = ± 77 kkalUbi kuning = 1 buah sedang ± 100 g = ± 100 kkalSingkong = 1 potong kecil ± 50 g = ± 153 kkalPisang kepok = 1 buah ± 100 g = ± 120 kkalLabu kuning = 1 potong ± 60 g = ± 73,2 kkalEdamame = ± 50 g = ± 94,5 kkalKacang tanah = ± 50 g = ± 26 kkalTelur = 1 butir = ± 75 kkalSalah satu lapak penjual menu rebus-rebusan dan kukusan. Foto: Andhika Prasetia

    Kebutuhan energi harian rata-rata orang dewasa sekitar 2.200 kkal, dan sarapan idealnya memenuhi 20% dari kebutuhan tersebut, yaitu sekitar 440 kkal. Dengan begitu, sarapan kukusan bisa tetap dikonsumsi tetapi tidak melebihi, sehingga menghindari asupan energi yang berlebih dan mendukung kesehatan tubuh.

    Contoh menu kukusan gizi seimbang/beragam tanpa melebihi asupan energi yang berlebih:

    Ubi kuning 1 buah sedang (100 kkal)Edamame 50 g (94,5 kkal)Telur 1 butir (75 kkal)Pisang kepok kukus 1 buah (120 kkal)

    Total energinya 389 kkal. Pilihan menu kukusan bisa disesuaikan sesuai dengan selera masing-masing dengan melihat kandungan energi di atas sebagai acuan.

    Halaman 2 dari 6

    Simak Video “Bolehkah Penderita Mag dan Diabetes Diet Intermittent Fasting?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    13 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Benarkah Rahim Bisa ‘Copot’? Dokter Ungkap Penjelasan Medisnya

    Benarkah Rahim Bisa ‘Copot’? Dokter Ungkap Penjelasan Medisnya

    Jakarta

    Kasus viral seorang ibu yang disebut mengalami ‘rahim copot’ setelah melahirkan ramai dibicarakan di media sosial. Banyak warganet dibuat penasaran, apakah rahim memang bisa benar-benar terlepas dari tubuh?

    Menurut Dr dr Andon Hestiantoro, SpOG-KFER, dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas endokrinologi reproduksi, secara medis rahim tidak bisa benar-benar terputus. Namun, ada dua kondisi yang bisa menimbulkan kesan seolah-olah rahim “keluar” dari tempatnya, yakni inversio uteri dan prolaps uteri.

    “Secara harfiah, rahim tidak bisa terlepas karena diikat oleh banyak ligamen dan struktur penyangga yang kuat. Tapi dalam kasus tertentu, rahim bisa berbalik arah atau turun dari posisi normalnya,” jelas dr Andon saat dihubungi detikcom, Rabu (12/11/2025).

    dr Andon menjelaskan ada dua kemungkinan rahim “keluar” dari tempatnya yakni inversio uteri dan prolaps uteri.

    Inversio uteri adalah kondisi darurat obstetrik yang sangat langka, sekitar 1 dari 2.000 hingga 2.500 persalinan. Kondisi ini terjadi ketika bagian atas rahim (fundus) terdorong ke bawah dan masuk ke dalam rongga rahim, bahkan bisa menonjol keluar melalui serviks hingga vagina.

    “Biasanya disebabkan penarikan tali pusat yang terlalu kuat saat plasenta belum lepas, terutama jika kontraksi rahim lemah. Dari luar, bisa tampak seperti massa bulat berdarah yang keluar dari vagina,” terang dr Andon.

    Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan hebat dan syok, sehingga membutuhkan penanganan segera.

    Kondisi darurat medis

    Selain inversio, ada juga prolaps uteri berat, yaitu kondisi ketika rahim turun dari posisi normalnya ke dalam saluran vagina akibat otot dan ligamen penyangga yang melemah atau robek saat persalinan.

    “Dalam tingkat paling parah, rahim bisa keluar dari vulva dan tampak menggantung di antara kedua kaki. Tapi ini biasanya berkembang bertahap, bukan tiba-tiba saat melahirkan,” kata dr Andon.

    Dalam kasus yang sangat ekstrem, robekan (laserasi) pada serviks, vagina, atau perineum saat persalinan juga bisa membuat anatomi di area tersebut terganggu. Namun, rahim tetap tidak benar-benar terputus.

    Termasuk komplikasi serius

    Baik inversio maupun prolaps uteri termasuk komplikasi serius yang memerlukan penanganan medis darurat. Jika tidak segera ditangani, bisa menimbulkan perdarahan hebat, infeksi, bahkan kematian.

    “Yang penting, jangan panik dengan istilah yang beredar di media sosial. Segera periksa ke tenaga medis bila muncul tanda-tanda perdarahan berlebih atau nyeri hebat setelah melahirkan,” imbau dr Andon.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Kemenkes Minta Edukasi Kesehatan Reproduksi Dimulai Sejak SMP”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/up)

  • Mengenal Dampak Kesehatan Cs-137, Radioaktif yang Cemari Pabrik Sepatu di Banten

    Mengenal Dampak Kesehatan Cs-137, Radioaktif yang Cemari Pabrik Sepatu di Banten

    Jakarta

    Sebanyak 2 kontainer produk alas kaki dari Indonesia dikembalikan oleh Amerika Serikat karena diduga terpapar bahan radioaktif. Produk tersebut berasal dari pabrik di kawasan Cikande, Serang, Banten.

    “Terdapat dua kontainer suspect Cs-137 yang dipulangkan kembali ke Indonesia,” kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan dalam konferensi pers di Kemenko Bidang Pangan, Rabu (12/11/2025).

    “Produk alas kaki tersebut berasal dari sebuah perusahaan industri alas kaki yang berlokasi juga di Cikande, namun di luar kawasan industri dengan radius 5 km dari sumber kontaminasi Cs-137 yaitu fasilitas PT PMT (PT Peter Metal Technology),” terangnya.

    Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufik Bawazier, mengatakan upaya penindakan sudah dilakukan terhadap paparan di perusahaan yang memproduksi sepatu untuk merk kenamaan seperti Nike hingga Adidas tersebut. Kegiatan produksi saat ini disebutnya sudah tidak mengalami gangguan.

    “Oh sudah selesai itu, sudah selesai. Nikomas Gemilang kan? Sudah ada surat dari Bapeten sudah di-clearance, nggak ada masalah,” ujar Taufik ditemui di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Apa Itu Cesium dan Cs-137?

    US Environmental Protection Agency (EPA) menyebut, Cesium merupakan logam putih keperakan dengan simbol kimia ‘Cs‘ yang bersifat lunak dan memiliki titik lebur yang rendah sehingga mencair di suhu ruang. Logam ini mudah berikatan dengan klorida, membentuk serbuk kristal.

    Bentuk atau isotop radioaktif yang umum ditemukan adalah Cs-137 atau Cesium-137, yang dihasilkan dari fisi nuklir untuk keperluan medis maupun alat ukur. Cs-137 juga dihasilkan sebagai byproduct atau produk sampingan dari proses fisi di reaktor nuklir maupun uji coba senjata nuklir.

    Ada di Mana Saja?

    Dalam jumlah kecil, Cs-137 digunakan untuk kalibrasi alat-alat pendeteksi radiaso seperti Geiger-Mueller. Dalam jumlah besar, Cs-137 bisa ditemukan dalam:

    Peralatan terapi radiasi medis untuk mengobati kankerAlat ukur industri untuk mendeteksi aliran benda cair yang melewati pipaPeralatan industri lainnya untuk mengukur ketebalan material seperti kertas ataupun logam.

    Apa Dampak Paparan Cs-137 bagi Kesehatan?

    Paparan eksternal Cs-137 dalam jumlah besar bisa menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian. Kondisi yang memungkinkan terjadinya paparan dalam jumlah besar antara lain detonasi atau ledakan nuklir atau kecelakaan nuklir yang besar.

    Dalam kondisi normal, paparan Cs-137 dalam jumlah besar tidak ditemukan di lingkungan.

    Dampak kesehatan dari paparan Cs-137 bisa meningkatkan risiko kanker karena keberadaan radiasi gamma energi tinggi. Paparan internal baik terhirup maupun tertelan menyebabkan material radioaktif terdistribusi ke jaringan lunak, terutama otot sehingga meningkatkan risiko kanker.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: 9 Orang Terpapar Radiasi Cs-137 Sudah Pulang dari RS”
    [Gambas:Video 20detik]
    (up/up)

  • Kukusan Lagi Ngetren, Jadi Pilihan Sarapan Sehat Biar Nggak Gorengan Melulu

    Kukusan Lagi Ngetren, Jadi Pilihan Sarapan Sehat Biar Nggak Gorengan Melulu

    Jakarta

    Tak salah bila generasi Z atau Gen Z dianggap lebih memprioritaskan kesehatannya. Hal ini bisa terlihat dari tren kukusan-rebusan yang lagi viral di media sosial dan diburu kaum muda sebagai alternatif sarapan sehat.

    Salah satu penjual kukusan, Alaibi (21), bercerita baru berjualan dua minggu di sekitar Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Meski begitu, dagangannya banyak diminati pembeli.

    “Cuma (jualan) tiap pagi, dari jam 6 sampai 9 pagi. Alhamdulillah selalu habis sih kak,” ujar Alaibi saat ditemui detikcom, Rabu (12/11/2025).

    Sebelumnya, semua makanan yang dijual sudah direbus terlebih dahulu di rumah hingga matang. Saat berada di lokasi berjualan, Alaibi dan rekannya hanya menyusun kembali bahan-bahan tersebut di dalam kukusan alumunium agar tetap hangat.

    Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari ubi, singkong, kentang, jagung, talas, pisang, kacang, labu kuning, hingga telur. Untuk satu paket dijual Rp 10.000 dengan tiga pilihan bebas.

    “Kombinasi yang paling sering dibeli itu ubi, jagung, dan singkong,” tuturnya.

    Tren ini ternyata disambut baik para pembeli, terutama pekerja kantoran yang mencari sarapan. Salah satunya Grace (27), yang mengaku hampir setiap hari membeli makanan kukusan di tempat Alaibi.

    “Tiap hari beli sih aku, Rp 10.000 kan sepaketnya. Yang biasa aku beli itu singkong, ubi, sama pisang,” kata Grace.

    Pembeli lain, Lia (24), juga menjadikan makanan kukusan sebagai menu sarapan. Ia menyebut makanan seperti itu cocok untuk menjaga pola makan sehat, seperti jagung, ubi, dan singkong.

    “Sekalian juga kan buat defisit kalori. Jadi sehat juga ngurangin makan gorengan dan sudah kenyang,” sambungnya.

    Meski belum terbiasa, beberapa pembeli lain tertarik mencoba makanan kukusan karena tren ini sedang ramai. Siska (23) misalnya, ia membeli ubi dan singkong kukusan ini untuk pertama kalinya karena memang kurang terbiasa dengan makanan yang direbus atau dikukus.

    “Karena lagi viral nyoba saja deh sekalian lewat, beli ubi-ubian sama singkong. Rasanya enak sih, cuma aku kurang terbiasa saja jadi cuma bisa rasain manis saja dari ubinya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Dear Pemerintah, Ini Saran CISDI agar Masyarakat Mau Makan Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

    Tren Rebusan-Kukusan

    15 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Video: Kemenkes Bantu Pemulihan Trauma Korban Ledakan di SMAN 72

    Video: Kemenkes Bantu Pemulihan Trauma Korban Ledakan di SMAN 72

    Video: Kemenkes Bantu Pemulihan Trauma Korban Ledakan di SMAN 72