Jenis Media: Kesehatan

  • Telanjur Beli Jajanan Viral La Tiao China? BPOM: Dibuang, Jangan Dimakan!

    Telanjur Beli Jajanan Viral La Tiao China? BPOM: Dibuang, Jangan Dimakan!

    Jakarta

    Kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan akibat jajanan viral la tiao China dilaporkan di sejumlah daerah termasuk Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Pamekasan, hingga Riau. Korban didominasi usia anak sekolah dasar.

    Meski begitu, jajanan viral tersebut sebetulnya marak dikonsumsi melalui hand carry atau bawaan langsung dari negara asalnya, China. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar meminta masyarakat sementara berhenti mengonsumsi camilan viral tersebut hingga hasil investigasi benar-benar selesai.

    Pasalnya, dalam empat jajanan viral la tiao ditemukan bakteri bacillus cereus yang bisa memicu sejumlah keluhan mulai dari mual, muntah, hingga fatalnya sesak napas.

    “Sebaiknya kalau dia bawa tentengan dari luar negeri, jajanan camilan la tiao, dibuang saja, jangan dimakan, bila dimakan masih ada risiko terjadi seperti di 7 lokasi KLB keracunan pangan,” ungkap Taruna dalam konferensi pers, Jumat (1/10/2024).

    “Jadi tujuan kami itu untuk mengingatkan bagi masyarakat tentu yang sudah menyimpan, segera dibuang, tidak perlu dimakan mengingat ada risikonya. Dari 73 produk yang terdaftar di BPOM, juga kami hold sementara peredarannya,” pungkas dia.

    Adapun empat jenis la tiao yang ditemukan mengandung bakteri tersebut adalah:

    C&j Candy Joy LatiaoLuvmi Hot Spicy LatiaoKK Boy LatiaoLianggui Latiao

    (naf/kna)

  • Curhat Wanita 41 Tahun Hampir Tewas gegara Kebanyakan Minum Air Putih

    Curhat Wanita 41 Tahun Hampir Tewas gegara Kebanyakan Minum Air Putih

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 41 tahun hampir meninggal setelah minum terlalu banyak air sehingga kadar natrium dalam darahnya turun drastis.

    Nina Munro, seorang warga Inggris, minum sekitar empat liter sehari untuk meredakan flu yang dia kira dialaminya. Ternyata tanpa sadar, minum terlalu banyak air membuat dia hampir merenggang nyawa.

    Jumlah air yang berlebihan dikombinasikan dengan obat-obatan yang diminumnya untuk mengatasi flu dan pilek ternyata ‘membanjiri’ organ tubuhnya sehingga dia mengalami kejang.

    Munro lantas dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ICU selama lima hari sementara dokter berjuang menstabilkan kadar natriumnya.

    “Dokter memberi tahu saya mereka tidak tahu bagaimana saya bisa selamat. Saya ibaratnya tenggelam secara perlahan tanpa menyadarinya,” kata Munro kepada DailyMail.

    Minum terlalu banyak air dapat menyebabkan kadar natrium dalam darah turun drastis. Natrium sangat penting untuk mengatur jumlah air dalam tubuh dan mengendalikan tekanan darah, saraf, dan otot.

    Kekurangan elektrolit, yang secara medis dikenal sebagai hiponatremia, menyebabkan penumpukan air di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh.

    Hal ini menyebabkan sel-sel membengkak, termasuk sel-sel di otak, dan dapat memicu gejala yang berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa, seperti sakit kepala, muntah, dan kejang.

    Jika minum banyak air dalam waktu singkat, seseorang dapat beralih dari overhidrasi ringan ke apa yang dikenal sebagai intoksikasi, atau keracunan air. Hal ini terjadi ketika ada terlalu banyak air di dalam sel (termasuk sel otak), yang menyebabkannya membengkak. Ketika sel-sel di otak membengkak, hal itu menyebabkan tekanan di dalam otak.

    Seseorang mungkin mulai mengalami hal-hal seperti kebingungan, kantuk, dan sakit kepala. Jika tekanan ini meningkat, hal itu dapat menyebabkan kondisi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) dan bradikardia (detak jantung rendah).

    Kadar natrium Munro saat masuk rumah sakit adalah 100 miliekuivalen per liter – jauh di bawah batas minimum yang direkomendasikan yaitu 135, dan kadar di bawah ini dianggap rendah.

    Munro mengatakan bahwa dokter mengatakan penyebab kadar natriumnya rendah adalah karena minum terlalu banyak air yang dikombinasikan dengan obat-obatan yang baru saja diminumnya untuk mengatasi flu ringan, ditambah infeksi mikoplasma.

    (kna/kna)

  • Telanjur Beli Jajanan Viral La Tiao China? BPOM: Dibuang, Jangan Dimakan!

    BPOM RI Ungkap Sumber Cemaran Bakteri di Jajanan Viral La Tiao China

    Jakarta

    Jajanan viral la tiao China marak beredar di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) melaporkan sedikitnya tujuh kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan akibat la tiao, camilan pedas yang digemari banyak anak.

    Dari hasil pengujian laboratorium pada empat jenis la tiao, ditemukan bakteri bacillus cereus yang bisa memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas. Namun, sebagai kehati-hatian, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menekankan akan menarik sementara 73 produk yang terdaftar di BPOM RI hingga benar-benar dipastikan aman beredar.

    Waktu penarikan disebut akan berlangsung selama sepekan. Dari mana cemarannya?

    “Harusnya kalau produk belum kedaluwarsa, tidak tumbuh bakteri, tetapi kenyataannya kan tumbuh bakteri dari hasil uji laboratorium. Berarti sebetulnya ini bisa jadi dari bahan pangan yang ada di dalam kemasan,” beber Taruna dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024).

    “Bisa juga karena aspek suhu, udara, atau aspek sterilitas waktu dikemas, akhirnya tumbuh, dari bahan itu,” lanjut dia.

    Taruna juga menyoroti cara pembuatan pangan olahan yang baik (CPPOB) yang bisa diawasi pemerintah. Mengingat, produk tersebut adalah impor, BPOM RI tentu tidak memiliki wewenang untuk memantau kondisi pengemasan sebelum diedarkan.

    “Pabriknya di China, berarti itu BPOM RI, tentu tidak mengeluarkan CPOB, yang ada adalah bahan pangan olahan impor, tetapi sebagai tanggung jawab BPOM terhadap kejadian ini, makanya kita bersihkan kejadian ini,”

    “Kita melakukan investigasi lebih dalam dan kita tarik sementara semua produk,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Menjawab Tudingan ‘Persaingan Bisnis’ di Balik Isu Bahaya BPA

    Menjawab Tudingan ‘Persaingan Bisnis’ di Balik Isu Bahaya BPA

    Jakarta

    Edukasi tentang bahaya Bisphenol A (BPA) kerap dibenturkan dengan isu persaingan bisnis. Seolah, kebijakan yang mengatur penggunaan BPA dalam kemasan plastik hanya menguntungkan produsen tertentu yang tidak menggunakan bahan tersebut.

    Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Ulul Albab, SpOG mengingatkan semua pihak untuk fokus pada upaya melindungi masyarakat dari dampak kesehatan. Bagaimanapun, riset-riset yang membuktikan risiko paparan BPA bagi kesehatan sudah banyak dipublikasikan di jurnal ilmiah.

    Soal isu persaingan bisnis, dr Ulul menilainya sebagai hal yang wajar. Pemahaman baru yang dianggap mengganggu kestabilan, biasanya memang akan berhadapan dengan upaya-upaya pembelokan seperti itu.

    “Dulu ketika COVID, ketika belum tahu banyak yang meninggal, maka isu COVID itu dibelokkan dengan isu yang macam-macam,” kata dr Ulul mencontohkan.

    Faktanya, pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi air minum berkemasan polikarbonat periode 2021-2022 menunjukkan, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm (standar BPOM) meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen. Begitu pula dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm, meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.

    Sementara itu di negara maju, European Food Safety Authority (EFSA) makin memperkecil batas aman paparan BPA pada manusia. Jika pada 2015 badan ini telah menetapkan Tolerable Daily Intake (TDI) sebesar 4 mikrogram/kg berat badan/hari, pada April 2023 batas tersebut diturunkan lagi menjadi 0,2 nanogram/kg berat badan/hari atau sekitar 20 ribu kali lebih rendah.

    Peserta detikcom Leaders Forum membahas kontroversi BPA. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    Di sisi lain, perilaku pengguna galon air guna ulang sulit untuk dikontrol sehingga dapat meningkatkan risiko lepasnya partikel BPA. Temuan Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) menyebut, banyak warga masih menggunakan galon berusia 10-15 tahun hingga warnanya kekuningan.

    Menurut dr Ulul, penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman dipermasalahkan bukan hanya di Indonesia. Banyak negara lain juga mempermasalahkan risikonya bagi kesehatan sehingga perlu diatur.

    “Posisi IDI sebagai lembaga profesi untuk para dokter adalah kita menyampaikan bahwa hal yang sebenar-benarnya. Apakah itu diterima atau tidak? Itu adalah nomor dua, tapi yang pasti kita harus berani menyampaikan bahwa ini adalah masalah lho, terkait yang dialami oleh masyarakat dan harus kita suarakan,” jelasnya.

    Sementara itu, pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng menjelaskan, BPA dalam industri plastik digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan plastik jenis polikarbonat (PC). Menurutnya, penggunaan yang tidak terkontrol berisiko menyebabkan leaching atau luruhnya partikel BPA.

    “Ibaratnya, polimer seperti untaian kalung. Satu mata rantai dari kalung tersebut di antaranya adalah BPA. Pada saat digunakan, akan sangat mungkin tali tersebut ada yang copot, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelas Prof Chalid dalam diskusi detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    Prof Chalid mengingatkan, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya leaching atau peluruhan BPA dalam kemasan polikarbonat ke dalam air minum di dalamnya. Misalnya seperti paparan cahaya matahari dalam proses distribusi, suhu tinggi, hingga proses pencucian.

    “Bisa jadi karena faktor penggunaannya, faktor transportasi dari sistem produksi sampai kepada masyarakat, kepada retail, kemudian konsumen, kemudian konsumen itu dipakai lagi, kemudian digunakan ulang, setelahnya dibersihkan lagi, dan seterusnya,” kata Prof Chalid.

    Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Ulul Albab, SpOG, mengatakan dampak klinis paparan BPA sudah dibuktikan dalam banyak jurnal ilmiah. Salah satunya terkait fertilitas atau kesuburan, karena sifat BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon.

    (avk/up)

  • Telanjur Beli Jajanan Viral La Tiao China? BPOM: Dibuang, Jangan Dimakan!

    BPOM Tarik La Tiao Jajanan Asal China gegara Ada Kontaminasi Bakteri, Picu Keracunan

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melaporkan adanya kontaminasi bakteri pada produk jajanan la tiao. Diketahui, jajanan tersebut menyebabkan kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) di sejumlah daerah, seperti Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.

    Berdasarkan hasil uji laboratorium, Kepala BPOM Taruna Ikrar mengungkapkan la tiao yang dijual di pasaran memiliki indikasi bakteri bacillus cereus, yang menghasilkan toksin dan memicu beberapa gejala pada korban.

    “Produk ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai dengan laporan dari korban,” kata Taruna Ikrar dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024).

    Menindaklanjuti temuan tersebut, pihak BPOM telah berkoordinasi dengan pihak terkait tentang peredaran la tiao di pasaran. Taruna menyebut telah memeriksa gudang importir dan distribusi terkait cara peredaran pangan olahan yang baik atau CPerPOB.

    Hasilnya menunjukkan adanya ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang semakin menegaskan pentingnya tindakan segera sebagai langkah koreksi.

    “Sebagai langkah koreksi kami, yang pertama dan pengawasan karena barang ini dijual secara online, kami meminta kepada pihak terkait dan kementerian terkait untuk takedown produk online,” terang Taruna.

    Selain itu, BPOM juga akan melakukan penarikan dan pemusnahan produk la tiao yang menyebabkan KLB berdasarkan data-data yang didapat di lapangan.

    “Kami minta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ini kepada BPOM, dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Geger KLB Keracunan Pangan gegara Jajanan La Tiao, Ini Wilayah RI yang Terdampak

    Geger KLB Keracunan Pangan gegara Jajanan La Tiao, Ini Wilayah RI yang Terdampak

    Jakarta

    Belakangan terjadi Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) di sejumlah wilayah Indonesia. Disebut keracunan pangan tersebut berasal dari makanan impor asal China, la tiao.

    “Produk pangan la tiao yang diduga menyebabkan KLB keracunan pangan ini adalah produk pangan olahan yang berbahan dasar tepung, dan memiliki karakteristik tekstur kenyal serta rasa pedas gurih. Produk pangan olahan la tiao dimaksudkan terdaftar di BPOM sebagai produk impor yang diproduksi di China,” Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar.

    Taruna mengatakan pihaknya menerima laporan keracunan pangan diduga imbas konsumsi makanan tersebut. Beberapa wilayah yang melaporkan KLB keracunan pangan di antaranya:

    LampungSukabumiWonosoboTangerang SelatanBandung baratPamekasanRiau

    Imbas menerima sejumlah laporan tersebut, BPOM langsung mengambil tindakan cepat bersama pihak-pihak terkait di masing-masing wilayah untuk mengambil pengambilan sampel pangan dan pengujian laboratorium.

    Langkah cepat dan tanggap KLB, tentu sebagai lembaga yang bertanggung jawab pada rakyat, kami ingin melindungi rakyat sehingga badan POM mengambil tindakan cepat bersama pihak terkait di masing-masing wilayah melalui pengambilan sampel pangan, dan pengujian laboratorium.

    “Hasil pengujian laboratorium berdasarkan pengujian pada produk yang menyebabkan KLB KP kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri bacillus cereus pada produk la tiao,” katanya.

    Taruna mengatakan bakteri tersebut menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai laporan dari korban. Pihaknya pun telah menginstruksikan agar produk la tiao yang diduga menyebabkan KLB keracunan pangan untuk ditarik dan dimusnahkan.

    “Kami meminta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ke BPOM dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka,” tandasnya.

    (suc/up)

  • Telanjur Beli Jajanan Viral La Tiao China? BPOM: Dibuang, Jangan Dimakan!

    BPOM Jelaskan KLB Keracunan Cemilan La Tiao di Sejumlah Daerah, Korban Mual-Muntah

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menemukan adanya indikasi kontaminasi bakteri pada produk jajanan la tiao yang menyebabkan kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) di sejumlah daerah. Kepala BPOM Taruna Ikrar menyebut KLBKP terjadi di Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.

    Taruna Ikrar mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium, la tiao yang dipasarkan memiliki indikasi adanya kontaminasi bakteri bacillus cereus. Bakteri itu disebut menghasilkan toksin dan memicu beberapa gejala pada korban.

    “Produk ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai dengan laporan dari korban,” kata Taruna Ikrar dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024).

    La tiao merupakan produk makanan impor asal China yang dibuat menggunakan bahan dasar tepung. Makanan ini memiliki karakteristik tekstur kenyal dan rasa pedas serta gurih.

    Setelah pemeriksaan lebih lanjut dilakukan di gudang importir, Taruna Ikrar menyebut bahwa pihak yang memasukkan produk la tiao ke wilayah Indonesia menunjukkan adanya ketidakpatuhan pada aturan BPOM sehingga kontaminasi bakteri dapat terjadi.

    Karena kejadian tersebut, Taruna menyebut pihaknya juga bersurat kepada Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia untuk melakukan takedown pada link penjualan la tiao secara online. Seperti yang diketahui, produk la tiao juga banyak dijual secara online.

    “BPOM telah menginstruksikan agar produk la tiao yang menyebabkan KLB dari data di lapangan untuk ditarik dan dimusnahkan. Kami meminta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ke BPOM dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka,” tandasnya.

    (avk/up)

  • 5 Cara Menjaga Kesehatan Otak Biar Nggak Cepat Pikun, Jangan Lupa Nongkrong

    5 Cara Menjaga Kesehatan Otak Biar Nggak Cepat Pikun, Jangan Lupa Nongkrong

    Jakarta

    Otak adalah organ penting yang mengatur berbagai fungsi tubuh seperti pikiran, gerakan, hingga emosi. Organ ini terdiri dari miliaran sel saraf yang mengirim informasi ke seluruh tubuh.

    Seiring bertambahnya usia, fungsi otak pun ikut menurun. Akibatnya, otak rentan mengalami gangguan, seperti gangguan kognitif dan demensia.

    Karenanya, penting untuk selalu menjaga kesehatan otak agar tetap berfungsi dengan baik meski memasuki usia senja. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut sederet tips yang bisa diterapkan untuk menjaga otak tetap sehat dan tajam.

    1.⁠ ⁠Konsumsi Makanan Sehat dan Seimbang

    Penelitian menunjukkan makanan sehat dan bergizi seimbang dapat mencegah atau menunda gejala demensia. Salah satu pola diet yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan otak adalah diet MIND.

    MIND merupakan singkatan dari Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay. Diet ini memberikan nutrisi yang dibutuhkan otak untuk menjaga fokus mental dan memperlambat penurunan kemampuan berpikir.

    Diet MIND berfokus pada makanan nabati, seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, buah beri, unggas dan ikan. Diet ini juga membatasi konsumsi makanan tertentu, seperti mentega, keju, daging merah, dan perman.

    2.⁠ ⁠Rutin Berolahraga

    Mungkin detikers bertanya-tanya, apa sih hubungan antara olahraga dan kesehatan otak? Penelitian menunjukkan orang yang aktif secara fisik memiliki kemampuan berpikir yang lebih tajam.

    Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, kekuatan, energi, dan suasana hati. Studi juga menunjukkan olahraga dapat menurunkan risiko alzheimer.

    Usahakan untuk melakukan olahraga intensitas sedang sedikitnya 150 menit seminggu.

    3.⁠ Permainan yang Mengasah Otak

    Seperti halnya otot, otak juga perlu dilatih agar tetap sehat dan tajam. Salah satu caranya adalah dengan melakukan permainan yang menantang otak, seperti bermain board game atau mengerjakan teka-teki silang.

    Selain itu, cobalah untuk menekuni hobi baru, seperti bermain musik atau belajar bahasa asing. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat merangsang terbentuknya koneksi baru yang turut menunjang fungsi otak.

    4.⁠ ⁠Jaga Hubungan Sosial

    Percaya atau tidak, bertemu dan bercengkrama dengan teman-teman atau keluarga dapat memberikan manfaat positif bagi otak. Bersosialisasi membantu menangkal stres dan depresi, dua faktor yang dapat memengaruhi kemampuan daya ingat seiring bertambahnya usia.

    Tak hanya itu, isolasi sosial dan kesepian juga dikaitkan dengan risiko alzheimer dan penurunan kognitif yang lebih tinggi.

    5.⁠ ⁠Tidur yang Cukup Setiap Malam

    Tidur malam yang cukup membantu meningkatkan fungsi otak dan daya ingat, membuat pikiran tetap waspada, dan memudahkan melakukan tugas sehari-hari. Istirahat yang baik juga meredakan stres dan depresi.

    Prioritaskan tidur yang cukup dan berkualitas sedikitnya tujuh hingga sembilan jam setiap malam.

    (ath/naf)

  • Gaduh SMP di Tangerang Lockdown, IDAI Wanti-wanti Kasus Cacar Air Lagi ‘Ngegas’

    Gaduh SMP di Tangerang Lockdown, IDAI Wanti-wanti Kasus Cacar Air Lagi ‘Ngegas’

    Jakarta

    Sebanyak 53 siswa di SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten beberapa waktu lalu terinfeksi cacar air. Wabah ini bahkan memaksa pihak sekolah untuk melakukan ‘lockdown’ sementara.

    Sekolah memutuskan untuk sementara melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi penularan cacar air kepada siswa-siswa lain.

    Merespons hal ini, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan kasus cacar air pada anak saat ini jumlahnya kian meningkat.

    “Ya ada peningkatan kasus (cacar air),” ujar dr Piprim saat dihubungi detikcom, Jumat (1/11/2024).

    dr Piprim menambahkan meningkatkan wabah cacar air ini sayangnya tidak dibarengi dengan jumlah vaksinasi pada anak.

    “Vaksinasi cacar air memang belum jadi vaksin program nasional, sehingga cakupan vaksinasi masih rendah. Hanya orang yg bisa membayar vaksinasi cacar air di layanan swasta yang bisa mendapatkan vaksinasi,” katanya.

    IDAI Mengimbau untuk Tidak Menyepelekan Cacar Air

    Senada, anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI Dr dr Anggraini Alam SpA(K) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menganggap enteng penyakit ini. Pasalnya, cacar air bisa menyebabkan komplikasi yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.

    “Jika disepelekan, penyakit ini tentu saja bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak dengan sistem imun yang lemah,” kata dr Anggraini saat dihubungi detikcom, Jumat (1/11/2024).

    “Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi bakteri pada kulit, infeksi paru-paru (pneumonia), penurunan kesadaran, dan penyakit lainnya yang dapat menyerang anak karena kondisi imunitasnya yang sedang turun,” lanjut dia.

    Meskipun cacar air bisa menyerang siapa saja, dr Anggraini mengatakan anak-anak di bawah usia 10 tahun lebih rentan terinfeksi. Bahkan, bayi di bawah usia satu tahun pun juga rentan terdampak karena belum bisa menerima vaksin varicella.

    (dpy/naf)

  • Inspiratif, Satu Keluarga di Singapura Diet Bareng untuk Atasi Obesitas

    Inspiratif, Satu Keluarga di Singapura Diet Bareng untuk Atasi Obesitas

    Jakarta

    Satu keluarga di Singapura sukses melakukan diet bersama untuk mengatasi masalah kegemukan. Sang ibu dari keluarga tersebut, Sharifah Osman, mengungkapkan niat untuk menurunkan berat badan itu berawal dari resolusi tahun baru 2022.

    Wanita berusia 49 tahun itu mengatakan keluarganya berhasil menurunkan berat badan dengan total lebih dari 100 kg selama dua tahun.

    Di awal-awal diet, Sharifah masih melakukannya dengan setengah hati dan belum mendapat hasil yang memuaskan. Setelah menjalani program penurunan berat badan dan berhasil, ia mulai memotivasi suami dan kedua anaknya untuk melakukan hal yang sama.

    Dikutip dari The Straits Times, saat itu Sharifah memiliki berat badannya mencapai 105 kg dengan tinggi badan 158 cm. Karena dinyatakan obesitas, dia harus minum obat untuk tiga penyakit kronis, yakni tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

    Di tahun yang sama, yakni 2023, suami Sharifah mengalami serangan jantung dan anak perempuannya memiliki kebutuhan khusus. Sadar mendapat banyak masalah kesehatan, ia mulai ingin memulai hidup sehat dan menurunkan berat badannya.

    Untuk diet, Sharifah melibatkan pelatih pribadinya, Deen Mujahid, yang memotivasinya berolahraga dan mengubah pola makannya.

    Proses Penurunan Berat Badan

    Selama diet, Mujahid menyarankan Sharifah untuk mengurangi makan nasi dan makanan tidak sehat lainnya yang biasa dikonsumsi. Selain itu, dia lebih sering olahraga dan melakukan kebiasaan sehat lainnya.

    Dikutip dari Hindustan Times, Sharifah juga selalu menggunakan tangga untuk sampai di tempat tinggalnya yang berada di apartemen lantai 13.

    Sharifah sering melakukan lompat tali, jalan kaki sejauh 5 km setiap hari, dan pergi ke tempat gym pada jam makan siang. Dalam waktu 17 bulan, ia berhasil menurunkan berat badan lebih dari 50 kg dan ikut serta dalam kompetisi lari khusus wanita.

    Tak hanya berat badan, diet yang dijalani Sharifah juga membantunya mengendalikan penyakit dan tidak lagi mengkonsumsi obat.

    “Saya perlu melakukan sesuatu untuk mengubah hidup saya. Saya merasa sangat sulit untuk menurunkan berat badan, kami menyukai makanan, dan makanan adalah kenyamanan saya,” terang Sharifah.

    “Setiap kali saya stres, saya makan,” sambungnya.

    NEXT: Mulai memotivasi keluarganya