6 Makanan yang Nggak Bikin GERD Kambuh, Cocok Buat Sobat Aslam
Jenis Media: Kesehatan
-

Apakah Air Kelapa Aman Dikonsumsi Setiap Hari? Begini Penjelasannya
Jakarta –
Air kelapa dikenal sebagai minuman pelepas dahaga yang menyegarkan. Tak hanya itu, minuman ini terbukti memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Lantas, apakah air kelapa aman dikonsumsi setiap hari?
Air kelapa kerap disebut sebagai salah satu minuman terbaik untuk menghidrasi tubuh. Minuman ini juga dapat membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Sejumlah penelitian pun menunjukkan air kelapa punya beragam manfaat untuk kesehatan. Manfaat air kelapa di antaranya meningkatkan imun tubuh, mengatasi gangguan pencernaan, menurunkan tekanan darah, hingga mencegah risiko penyakit jantung.
Kandungan Nutrisi Air Kelapa
Manfaat air kelapa tak lepas dari nutrisi yang terkandung di dalamnya. Dikutip dari Healthline, satu gelas air kelapa (sekitar 240 mililiter) dapat mengandung:
Karbohidrat: 15 gramGula: 8 gramKalsium: 4 persen dari rekomendasi kebutuhan harianMagnesium: 4 persen dari rekomendasi kebutuhan harianFosfor: 2 persen dari rekomendasi kebutuhan harianKalium: 15 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Tak hanya itu, air kelapa mengandung sejumlah antioksidan yang dapat membantu mencegah efek radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Minuman ini pun rendah kalori, sehingga cocok dikonsumsi oleh mereka yang sedang menurunkan berat badan.
Apakah Air Kelapa Aman Dikonsumsi Setiap Hari?
Dengan beragam nutrisi dan khasiat yang dimiliki air kelapa, apakah minuman ini aman dikonsumsi setiap hari?
Pada kondisi normal, air kelapa dapat dikonsumsi secara rutin asalkan tidak berlebihan. Dikutip dari WebMD, konsumsi air kelapa tidak dianjurkan lebih dari 8 ons (0,2 liter) air kelapa per hari. Konsumsi air kelapa secara berlebihan dikaitkan dengan sejumlah gangguan pencernaan, seperti kembung dan sembelit.
Selain itu, air kelapa juga tidak direkomendasikan untuk orang yang mengidap kondisi medis tertentu, seperti:
Pengidap penyakit ginjalPengidap alergiPengidap diabetes atau gula darah tinggiPengidap tekanan darah rendah, atau mereka yang mengonsumsi obat hipertensi
(ath/kna)
-

Warning Ahli Kimia soal Viral Mi Instan Direbus Pakai Plastik
Jakarta –
Media sosial diramaikan dengan unggahan sebuah video yang memperlihatkan pedagang merebus mi instan dengan plastik. Dalam tayangan yang sudah dilihat 4,5 juta kali itu, mi instan dimasak dengan sayur dan telur kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang direndam di air mendidih.
“Cocok buat yang pengin mati muda,” tulis seorang warganet.
“Assalamualaikum kanker,” kata pengguna akun X menanggapi unggahan viral tersebut.
Peneliti Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Joddy Arya Laksmono Joddy Arya Laksmono mengatakan plastik kemasan terdiri dari berbagai senyawa yang bervariasi, tergantung pada jenis plastik dan tujuan penggunaannya.
Ketika plastik kemasan terkena suhu tinggi, sejumlah konsekuensi kesehatan bisa terjadi termasuk pelepasan senyawa kimia berhabaya ke dalam makanan atau minuman yang dikemas. Pada suhu tinggi, plastik bisa melepaskan senyawa kimia seperti BPA yang jika larut ke dalam makanan, bisa mengganggu sistem endokrin.
“Dalam memasak makanan menggunakan kemasan, terdapat aspek yang harus diperhatikan untuk memastikan keamanan dan mencegah risiko kontaminasi bahan kimia,” jelas Joddy.
Pada kemasan plastik yang terbuat dari PVC atau polivinil klorida, suhu tinggi bisa memicu pelepasan flatat yang diketahui bisa mengganggu keseimbangan hormon dan berdampak negatif pada kesehatan reproduksi.
Memanaskan plastik juga berisiko memicu terbentuknya dioksin. Dioksin merupakan zat karsinogen (penyebab kanker) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan dioksin yang berkelanjutan dapat meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker hati, kulit, dan sistem imun tubuh.
Kata Joddy, ada beberapa jenis kemasan plastik yang dirancang khusus untuk digunakan dalam kondisi suhu tinggi. Kemasan ini dibuat dari plastik atau material lain yang aman saat dipanaskan dan tidak melepaskan senyawa berbahaya.
Dia mengingatkan agar masyarakat sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai, seperti kotak styrofoam, wadah polistirena, atau kantong plastik biasa, karena bahan-bahan tersebut tidak dirancang untuk pemanasan dan dapat melepaskan zat kimia berbahaya. Kemasan ini hanya sesuai untuk penyajian makanan dalam keadaan dingin atau pada suhu ruangan.
“Sangat disarankan untuk memasak mie instan tanpa plastik dan menggunakan peralatan yang aman bagi kesehatan,” tandasnya.
(kna/up)
-

Banyak Temuan Galon Usia 10-15 Tahun, Pengelola Depot Air Minum Dukung Pelabelan Bahaya BPA
Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mewajibkan air minum dalam galon kemasan plastik polikarbonat untuk mencantumkan peringatan tentang adanya risiko kontaminasi BPA (Bisphenol A).
Ketua Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan menyebut 34 persen atau sekitar 50 hingga 60 juta rumah tangga Indonesia menggunakan air galon isi ulang untuk kebutuhan minum sehari-hari. Dari pantauan selama ini, galon guna ulang yang digunakan kerap kali dalam kondisi buruk.
“Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat. Itu kita kan bisa lihat umur galonnya dari keterangan produksi kemasan di bagian bawah, terlihat di situ,” jelas Budi saat ditemui di sela diskusi detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2024).
Lazimnya, kode produksi setiap galon bermerek tertera jelas di badan galon, seringkali tercetak di bagian dasar. Kode produksi tersebut biasanya berupa barisan angka yang melingkari dua digit angka lainnya ditambah marka sebuah anak panah.
Metode pembacaannya sebagai berikut: angka 1 hingga 12 yang tersusun melingkar menunjukkan bulan dalam kalender dari Januari sampai Desember. Sementara dua digit angka di tengah lingkaran merujuk pada tahun pembuatan galon. Bila misalnya pada dasar galon tertera angka 18 di tengah lingkaran dan anak panah menunjuk angka 5, ini berarti galon tersebut diproduksi pada bulan 5 (Mei) tahun 2018. Yang berarti galon tersebut usianya telah mencapai enam tahun per 2024.
Budi memperkirakan, banyak di antara galon guna ulang yang digunakan masyarakat sudah berusia 10-15 tahun. Ia menyadari adanya risiko leaching atau luruhnya partikel BPA ke dalam air minum, sehingga dapat memahami urgensi adanya aturan tentang pelabelan.
“Intinya Apdamindo mendukung itu,” katanya.
Ketua Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth
BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat. Bersama bahan lainnya, BPA digunakan untuk mendapatkan karakteristik tertentu sehingga plastik yang dihasilkan dapat dipakai ulang berkali-kali.
Dalam praktiknya, proses distribusi dan pemakaian oleh masyarakat sulit dikontrol. Akibatnya, potensi kerusakan polimer menyebabkan partikel BPA luruh dan mengkontaminasi air minum yang dikemasnya lalu berdampak pada tubuh manusia.
“Ibaratnya, polimer seperti untaian kalung. Satu mata rantai dari kalung tersebut di antaranya adalah BPA. Pada saat digunakan, akan sangat mungkin tali tersebut ada yang copot, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelas pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng.
Hal ini sejalan dengan hasil pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi air minum berkemasan polikarbonat periode 2021-2022 yang menunjukkan, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm (standar BPOM) meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen. Begitu pula dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm, meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.
Di dalam tubuh, BPA dikategorikan sebagai endocrine disrupting chemicals. Paparan senyawa ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan keseimbangan hormonal, termasuk dalam kaitannya dengan fertilitas atau kesuburan.
“Salah satunya yang paling terasa yang bisa dianggap adalah gangguan kesehatan reproduksi. Apa puncaknya? Gangguan kesuburan,” kata praktisi kesehatan reproduksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr I Made Oka Negara, M Biomed, FIAS.
(suc/up)
-

Penyebab ‘Wajah Boros’, Penampilan Terlihat Tua padahal Usia Masih Muda
Jakarta –
Kesehatan kulit sering kali mencerminkan gaya hidup sehari-hari. Kebiasaan-kebiasaan tertentu dapat mempercepat proses penuaan, membuat kulit terlihat lebih tua daripada seharusnya.
Sering kali, kebiasaan ini terabaikan karena dianggap sepele, padahal dampaknya bisa sangat signifikan. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa mempercepat penuaan kulit dikutip dari GQ Magazine.
1. Nggak Pakai Sunscreen
Sinar matahari bisa menjadi hal yang langka di beberapa wilayah, namun terlalu sering berada di bawahnya justru berpotensi merusak kulit.
Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada kulit yang identik dengan penuaan, seperti munculnya keriput.
Sebaiknya selalu gunakan SPF untuk melindungi kulit dari sinar UV, dan ulangi pengaplikasiannya saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pada puncak intensitas matahari antara pukul 11 pagi hingga 3 sore.
2. Kurang Tidur
Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh dan kulit tetap prima. Kurang tidur dapat memicu stres yang berdampak pada penurunan produksi melatonin, zat yang berfungsi melindungi kulit dari stres eksternal dan oksidatif.
Sebisa mungkin, tidur selama minimal tujuh jam per malam untuk menjaga kulit tetap terlihat segar dan muda.
3. Kekurangan Vitamin D
Vitamin D bukan hanya berfungsi meningkatkan suasana hati, tetapi juga berperan penting dalam kesehatan kulit.
Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko gangguan kulit, termasuk kanker kulit. Suplemen vitamin D merupakan solusi yang lebih aman dibandingkan terlalu sering berjemur, karena paparan sinar UV juga meningkatkan risiko kerusakan kulit.
4. Tidak Menggunakan Pelembap
Pelembap merupakan salah satu komponen utama dalam perawatan kulit.
Menggunakan pelembap dua kali sehari membantu menjaga kelembapan alami kulit, mencegah kulit menjadi terlalu kering atau berminyak yang dapat mempercepat penuaan. Pelembap juga berfungsi mengunci kelembapan, sehingga kulit tetap kencang dan kenyal.
5. Kurang Aktivitas Fisik
Selain tidur yang cukup, tubuh juga membutuhkan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan kulit. Berolahraga secara rutin membantu sirkulasi darah yang membawa nutrisi ke sel-sel kulit, sekaligus mengeluarkan racun melalui keringat.
Hal ini berperan dalam menjaga keseimbangan sebum dan pH kulit, membuat kulit tampak lebih sehat dan segar.
6. Kurang Minum Air
Tubuh membutuhkan asupan air yang cukup untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dan sehat.
Minum enam hingga delapan gelas air sehari membantu mengalirkan nutrisi ke sel-sel dan membuang limbah, serta menjaga kelembapan kulit. Kulit yang terhidrasi cenderung terlihat lebih bersih, kencang, dan cerah.
7. Sering Stres
Stres dapat memberikan dampak besar pada kulit, menyebabkan keriput, kulit kusam, dan tekstur yang kasar. Untuk mengurangi efek ini, coba untuk mengelola stres dengan berbagai cara seperti olahraga, meditasi, terapi, atau yoga.
Kegiatan ini dapat membantu menjaga kadar kortisol tetap stabil dan mengurangi risiko penuaan dini pada kulit.
Dengan menyadari dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut, kesehatan kulit dapat tetap terjaga, membantu mempertahankan penampilan yang awet muda.
BACA JUGA
(kna/kna)
-

Viral Pedagang Masak Mi Instan Pakai Plastik, Warganet Soroti Risiko Kanker
Jakarta –
Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang pedagang memasak mi instan bersama dengan plastik bening. Banyak netizen yang khawatir dan mempertanyakan cara masak tersebut yang dianggap bisa memicu kanker.
“Unik ya cara masaknya,” tulis pengunggah video tersebut di media sosial X.
“Unik dengan cita rasa kanker,” komentar seorang pengguna X.
Menurut ahli kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Joddy Arya Laksmono mi instan yang dimasak dengan plastik bisa memicu beragam konsekuensi kesehatan. Ketika plastik kemasan terkena suhu tingi, pelepasan senyawa kimia bisa terjadi.
“Paparan panas dapat menyebabkan plastik mengalami degradasi, menjadikannya rapuh dan pecah menjadi partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai mikroplastik. Mikropastik ini bisa tertelan oleh manusia, menumpuk dalam tubuh dan berpotensi merusak organ dalam jangka panjang,” jelas Joddy saat dihubungi detikcom, Minggu (3/11/2024).
Plastik yang mengandung klorin seperti PVC juga dapat menghasilkan dioksin saat terkena panas ekstrem. Dioksin adalah senyawa karsinogenik yang bahkan dalam paparan rendah meningkatkan risiko kanker, gangguan hormonal sampai melemahkan sistem imun.
Panas tinggi juga bisa menyebabkan plastik melepaskan komponen-komponennya dan kadang menghasilkan senyawa kimia baru yang belum diuji toksisitasnya terhadap manusia.
“Hal ini menambah risiko adanya zat-zat beracun baru yang terbentuk dalam proses pemanasan plastik,” ujar dia.
(kna/kna)
-

Pria Ini Pakai Alat Bantu Seks Biar Ereksi Lama, Penisnya Berakhir Diamputasi
Jakarta –
Seorang pria di Amerika terpaksa menjalani operasi amputasi penis setelah alat kelaminnya hitam dan membusuk gegara nekat pakai alat bantu seks selama berjam-jam. Kondisinya makin parah karena dia baru datang ke rumah sakit seminggu setelah alat bantu seksnya itu tak dapat dilepaskan.
Dilaporkan jurnal Urology Case Reports, petugas medis mengatakan pada saat masuk rumah sakit, penis pria tersebut berwarna ungu tidak normal dengan kulit melepuh dan bercak kuning.
Dokter terpaksa memotong kepala penisnya karena cincin penambah ereksi yang dia gunakan membuat jaringan di sekitar alat kelaminnya mati. Alat bantu seks yang dia gunakan membuat seluruh penisnya menjadi hitam dan membusuk.
Petugas medis memberi pria tersebut antibiotik spektrum luas dalam upaya mencegah gangren lebih lanjut dan mulai memotong jaringan penis yang mati. Dengan menggunakan pisau bedah dan gunting bedah, petugas medis dengan susah payah memotong jaringan mati selapis demi selapis, sampai mereka menemukan jaringan hidup yang sehat jauh di dalam alat kelaminnya.
Karena kondisi penisnya parah, dokter terpaksa mengamputasi hampir seluruh alat vitalnya. Setelah pemulihan selama seminggu, pria tersebut menjalani pemeriksaan lagi dan pengangkatan jaringan mati sebelum menjalani rekonstruksi penis.
Mereka mengambil sepotong kulit dari paha kanannya yang kemudian dicangkokkan ke bagian inti penis pasien yang sudah dikupas.
“Pria tersebut tetap stabil setelah operasi dan kateter baru, yang dimasukkan melalui perutnya untuk membantunya buang air kecil, dibandingkan dengan biasanya melalui penisnya, berfungsi dengan benar,” tulis jurnal tersebut.
(kna/kna)
-

10 Obat Alami Tradisional untuk Menetralkan Asam Lambung Naik
Jakarta –
Asam lambung adalah zat yang dibutuhkan selama proses pengolahan makanan. Tanpa asam lambung, organ pencernaan tidak bisa berfungsi mengambil nutrisi dari makanan atau minuman yang diperlukan tubuh.
Namun jika asam lambung terlalu banyak, organ pencernaan dan lainnya berisiko rusak. Karena itu, asam lambung yang naik harus segera dinetralkan sehingga kondisi pencernaan tidak terlau asam. Pasien juga tak lagi merasa mual dan tidak nyaman.
Obat Tradisional Asam Lambung
Berikut ini obat tradisional asam lambung yang mudah diperoleh dan diyakini berkhasiat:
1. Jahe
Dilansir dari NDTV, jahe termasuk salah satu obat tradisional asam lambung karena memiliki sifat antiinflamasi dan baik untuk pencernaan. Agar menetralkan asam lambung, detikers bisa meminum seduhan air jahe hangat.
2. Gula Merah
Gula merah mengandung magnesium yang tinggi dan dapat meningkatkan kekuatan usus, sehingga dapat membantu sistem pencernaan. Gula merah juga bersifat basa, sehingga bisa mengurangi asam lambung berlebih.
3. Air Kelapa
Air kelapa dapat menetralkan kondisi pencernaan yang terlalu asam, sehingga tak lagi berbahaya bagi organ dalam tubuh. Manfaat lain air kelapa adalah menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah asam lambung berulang.
4. Pisang
Pisang memiliki kandungan antasida alami, sehingga baik untuk mengatasi refluks asam lambung atau GERD. Selain enak, pisang juga mudah ditemukan untuk dikonsumsi saat perut kosong untuk mencegah maag.
5. Daun Kemangi
Di balik daun kecil yang wangi ini terdapat sifat menenangkan dan bisa menangani asam lambung. Sediakanlah daun kemangi di rumah jika detikers sering mengalami asam lambung naik.
Ketika terasa asam lambung naik, makanlah beberapa daun kemangi atau rebus 3-4 daun kemangi dalam secangkir air hingga mendidih selama beberapa menit. Hirup uapnya dan minum airnya untuk menangani asam lambung.
6. Adas
Adas adalah bumbu dapur tradisional yang bisa digunakan untuk mencegah asam lambung. Kandungan minyak dari bijinya dapat menetralkan asam lambung. Kalian bisa mencampurkan adas dengan teh atau menyeduh produk teh adas untuk mencegah asam lambung.
7. Kayu Manis
Tanaman herbal kayu manis juga berfungsi sebagai antasida alami untuk asam lambung, sehingga memberikan efek menenangkan pada perut. Kandungannya dapat meningkatkan pencernaan dan penyerapan. Kayu manis dapat dicampur dengan teh atau jahe agar lebih nikmat.
8. Kunyit
Dikutip dari situs Dinkes DIY, kunyit mengandung kurkumin yang dapat mengontrol produksi asam lambung berlebihan, sehingga membantu gejala maag. Kalian bisa mencampur kunyit dengan bahan lain, seperti jahe dan jeruk.
9. Biji Jintan
Biji jintan diyakini bisa menjadi obat tradisional asam lambung. Biji jintan dapat berfungsi sebagai penetral asam lambung, membantu pencernaan dan meredakan sakit perut.
Cara mengonsumsinya adalah dengan menghancurkan sedikit biji jintan yang sudah dipanggang, kemudian campur ke dalam segelas air dan aduk-aduk. Atau kalian bisa merendam satu sendok teh biji jintan ke dalam secangkir air matang, minumlah setelah makan.
10. Cengkeh
Cengkeh sudah sejak lama digunakan sebagai pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda. Sifat karminatif pada cengkeh dapat mengobati gangguan pencernaan dan mencegah pembentukan gas di saluran pencernaan.
Detikers bisa menambahkan cengkeh saat memasak makanan yang bisa menyebabkan perut kembung, seperti kacang merah atau lentil hitam. Konsumsi cengkeh membantu perut tetap terasa nyaman, tidak kembung, dan tidak terlalu asam.
Jika asam lambung tak juga membaik usai konsumsi obat alami tradisional, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan secepatnya sesuai hasil diagnosa dokter akan menekan risiko perburukan kondisi tubuh.
(row/row)
-

Heboh Bikin Sekolah ‘Lockdown’, Gimana Biar Anak Tak Kena Cacar Air?
Jakarta –
Penyakit cacar air membuat sejumlah sekolah terpaksa ‘lockdown’ dan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Setidaknya ada 53 siswa di SMPN 8 Tangsel yang terjangkit cacar air.
Selain itu SD di Situbondo juga melakukan PJJ setelah beberapa siswa dan guru terjangkit cacar air.
Kasus cacar air anak memang disebut meningkat karena kurangnya vaksinasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut salah satu cara mencegah anak dari penyakit tersebut adalah dengan memutus rantai penularan dengan lockdown.
“Tetap awasi anak-anak dalam berkegiatan dan berinteraksi dengan teman-temannya. Berikan edukasi kepada mereka tentang pentingnya kebersihan pribadi dan menjaga jarak jika ada teman yang sedang sakit,” kata Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI dr Anggraini Alam, SpA (K) kepada ANTARA.
Cacar air bisa menular melalui droplets sehingga akan mudah menulari anak ketika sedang beraktivitas. Untuk itu orang tua diimbau mengajarkan anak menggunakan masker saat berada di sekitar pasien cacar air untuk mencegah penularan.
Langkah pencegahan yang cukup efektif dalam menghindari terjadinya cacar air adalah dengan menjalani vaksinasi. Vaksinasi ini dianjurkan untuk anak kecil dan orang dewasa yang belum melakukan vaksinasi.
Pada anak kecil, penyuntikan vaksin Varicella atau cacar air pertama dilakukan pada umur 12 hingga 15 bulan, dan penyuntikan lanjutan dilakukan ketika anak berusia 2 hingga 4 tahun. Sedangkan anak yang lebih besar dan dan orang dewasa perlu mendapat 2 (dua) kali vaksinasi, dengan perbedaan waktu setidaknya 28 hari.
“Serta yang sudah kita ketahui bersama sebagai bentuk pencegahan penyakit menular adalah dengan vaksinasi sebagai langkah pencegahan utama yang jelas sudah sangat direkomendasikan. Tetap pantau jadwal vaksinasi anak-anak dan lengkapi imunisasi, terutama imunisasi dasar, untuk memberikan perlindungan optimal terhadap penyakit menular,” kata dia.
(kna/kna)
-

Catat Moms, Ini Alasan Bayi di Bawah Usia 1 Tahun Tak Boleh Diberi Madu
Jakarta –
Bagi banyak orang, mengonsumsi madu setiap hari sudah menjadi bagian dari rutinitas untuk menjaga daya tahan tubuh. Madu dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan imun dan memberikan energi.
Dikutip dari Healthline, madu merupakan cairan manis yang dibuat oleh lebah dari nektar bunga dan sering digunakan dalam berbagai makanan serta pengobatan tradisional. Dengan berbagai manfaatnya, madu tampak seperti pilihan yang aman.
Tapi, untuk bayi, situasinya berbeda. Madu justru bisa membawa bahaya yang tak terduga. Mengapa demikian?
Salah satu alasan utama adalah madu dapat mengandung spora Clostridium botulinum, bakteri yang bisa menyebabkan botulisme pada bayi.
Menurut data dari CDC pada tahun 2018, ada 242 kasus botulisme yang dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat, dengan 67% di antaranya terjadi pada bayi. Hal ini menunjukkan bahwa bayi lebih rentan terkena botulisme dibandingkan kelompok usia lainnya.
Botulisme pada bayi terjadi ketika mereka menelan spora C. botulinum, yang kemudian berkembang di usus mereka dan menghasilkan neurotoksin, yaitu racun yang menyerang sistem saraf. Menariknya, spora ini secara alami tersebar di lingkungan sekitar, seperti di tanah, debu, air, bahkan udara, dan bisa mencemari madu melalui kontaminasi debu atau air. Meskipun madu bukan penyebab langsung penyakit ini, risiko kontaminasi spora tetap ada.
Karena itu, CDC dan American Academy of Pediatrics dengan tegas merekomendasikan agar madu tidak diberikan kepada bayi di bawah usia satu tahun. Pada usia ini, sistem kekebalan bayi masih belum cukup kuat untuk melawan pertumbuhan spora dan mencegah produksi racun di dalam usus. Maka dari itu, memberi madu kepada bayi berusia kurang dari 12 bulan dapat menimbulkan risiko penyakit serius.
Jika bayi terpapar botulisme, gejalanya dapat mencakup:
Sembelit
Kelopak mata turunTampak lemasRefleks muntah dan menghisap yang melemahKehilangan kontrol kepalaKehilangan ekspresi wajahKelumpuhan yang menyebar ke bawahKegagalan pernapasan
Tanda-tanda tersebut harus segera mendapat perhatian medis karena botulisme adalah kondisi darurat. Orang tua perlu berhati-hati dalam memberikan makanan yang aman untuk bayi, terutama dalam menghindari madu hingga bayi berusia setidaknya satu tahun.
(kna/kna)