Jenis Media: Kesehatan

  • Gejala Awal Kanker Endometrium, Sempat Diidap Dina Mariana sebelum Meninggal

    Gejala Awal Kanker Endometrium, Sempat Diidap Dina Mariana sebelum Meninggal

    Jakarta

    Penyanyi Dina Mariana meninggal dunia di usia 59 tahun setelah berjuang sembuh dari kanker di rahimnya. Penyakit itu telah dia idap sejak tahun 2021.

    “Aku mendapatkan kanker di dalam rahim. Awal ketemu (stadium) 1A, setelah diangkat 3A. Sudah bersih dengan radiasi 28 kali,” tutur Dina dilihat di channel Youtube Champoer Champoer yang tayang Oktober 2022.

    Kanker endometrium atau kanker dinding rahim seperti yang diidap Dina Mariana adalah jenis kanker yang bermula dari pertumbuhan sel-sel di rahim yang mengalami perubahan pada DNA-nya.

    Ada beberapa gejala yang dapat mengarah pada kanker endometrium. Beberapa gejala lebih umum terjadi saat kanker sudah mencapai stadium lanjut atau telah menyebar dan bermetastasis.

    Dikutip dari American Cancer Society, sekitar 90% wanita dengan kanker endometrium mengalami perdarahan vagina yang tidak normal. Tanda-tandanya mulai dari perubahan pada periode menstruasi, perdarahan di antara periode menstruasi atau perdarahan setelah menopause.

    Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika terjadi pendarahan yang tidak teratur. Jika telah mengalami menopause, sangat penting untuk melaporkan jika terjadi perdarahan vagina, bercak, atau keputihan yang tidak normal.

    Selain itu nyeri di panggul dan kehilangan berat badan secara drastis juga bisa menjadi gejala kanker endometrium. Gejala-gejala ini lebih umum terjadi pada stadium lanjut penyakit ini.

    Bagi sebagian besar perempuan dengan kanker rahim, pembedahan akan menjadi satu-satunya pengobatan yang diperlukan. Terutama jika kanker didiagnosis sejak dini dan belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.

    (kna/kna)

  • Bahaya BPA Disorot, Sejauh Mana Produsen Bisa Kontrol Galon Guna Ulang?

    Bahaya BPA Disorot, Sejauh Mana Produsen Bisa Kontrol Galon Guna Ulang?

    Jakarta

    Penggunaan plastik polikarbonat untuk galon guna ulang menjadi sorotan karena risiko leaching atau luruhan Bisphenol-A (BPA). Ketika bercampur dengan air minum, partikel BPA tersebut dapat memicu dampak negatif bagi kesehatan.

    BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat. Senyawa kimia ini bertindak sebagai komponen utama yang membuat plastik polikarbonat menjadi kuat, tahan panas, dan mudah dibentuk, sehingga dapat dipakai ulang berkali-kali.

    Pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng menjelaskan, BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk membuat polimer yang disebut plastik polikarbonat. Dalam penggunaan, polimer tersebut punya risiko mengalami kerusakan.

    “Polimer itu sendiri seperti untaian kalung. Dan satu mata rantai dari kalung tersebut adalah di antaranya adalah BPA,” jelas Prof Chalid dalam diskusi detikcom Leaders Forum, di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    “Pada saat dia digunakan, akan sangat mungkin talinya itu ada yang copot sehingga menimbulkan permasalahan. Dia akan bisa bercampur dengan produk atau air yang dikemas tadi, sehingga menimbulkan bahaya,” lanjutnya.

    Menurut Prof Chalid, risiko leaching dari galon polikarbonat meningkat selama proses distribusi, pencucian, dan penggunaan ulang. Ada banyak faktor yang mempercepat pelepasan BPA ke dalam air minum, termasuk paparan sinar matahari langsung akibat diangkut dengan truk terbuka hingga paparan sabun dan deterjen yang memiliki pH tinggi saat galon tersebut dicuci.

    “Dicuci itu kan pakai sabun dan sabun itu tingkat keasamannya tinggi, tingkat pH-nya tinggi, mempermudah terjadinya leaching,” jelasnya.

    Para pakar berdiskusi dalam detikcom Leaders Forum, membahas kontroversi BPA. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    Berdasarkan pantauan prof Chalid, pemakaian galon guna ulang oleh masyarakat bisa berulang bahkan hingga 40 kali, yang berarti risiko leaching BPA semakin tinggi. Risiko leaching juga lebih tinggi lagi ketika galon tersebut mulai berubah warna menjadi kekuningan.

    “Menguning itu artinya banyak terjadi oksidasi, kemungkinan besar terjadi leaching itu besar sekali,” terangnya.

    Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat

    Ketua Apdamindo – Budi Darmawan

    Dalam mengurangi risiko terjadinya leaching, pengendalian kualitas dalam siklus penggunaan galon guna ulang oleh produsen menjadi penting. Sayangnya, Prof Chalid menilai kontrol yang optimal sulit dilakukan selama distribusi maupun penyimpanan di retail atau juga pemakaian ulang oleh konsumen.

    “Memang masalahnya itu tadi ya masalahnya. Dikontrolnya, dari produser sejauh mana kita kontrolnya?” kata Prof Chalid.

    “Kemudian bagaimana memberikan prosedur kepada masyarakat tentang penggunaan ini, termasuk untuk retail dan juga para pengisi ulang. Nah pengisi ulang juga harus diperhatikan,” lanjutnya.

    Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan mengatakan 34 persen atau sekitar 50 hingga 60 juta rumah tangga Indonesia menggunakan air galon isi ulang untuk kebutuhan minum sehari-hari.

    Akan tetapi, dari total tersebut, tak sedikit juga masyarakat yang menggunakan galon guna ulang atau berbahan plastik polikarbonat (PC) dengan kondisi buruk. Usianya penggunaan galonnya diperkirakan ada yang sampai 10 hingga 15 tahun sehingga meningkatkan risiko leaching.

    “Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat. Itu kita kan bisa lihat umur galonnya dari keterangan produksi kemasan di bagian bawah, terlihat di situ,” jelas Budi di acara yang sama.

    “Banyak yang bahkan memakai galon untuk air isi ulang, dengan kondisi galonnya sudah tua, kisaran lebih dari 10 tahun. Saya miris bila melihat kondisinya, terutama di daerah-daerah,” lanjutnya.

    (suc/up)

  • Sederet Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Hindari Biar Tak Harus Cuci Darah

    Sederet Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Hindari Biar Tak Harus Cuci Darah

    Jakarta

    Ginjal merupakan salah satu organ yang sangat penting untuk tubuh. Itu berfungsi sebagai penyaring limbah dan kotoran dari dalam darah, serta penjaga keseimbangan dalam tubuh manusia.

    Jika ginjal rusak, organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Seiring berjalannya waktu, kerusakan ginjal pada akhirnya dapat berakibat fatal, termasuk menyebabkan penyakit ginjal kronis (CKD) dan gagal ginjal.

    Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak ginjal. Berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat merusak ginjal:

    Kebiasaan Merusak Ginjal

    1. Terlalu banyak makan protein

    Dikutip dari Health Shot, protein hewani menghasilkan kadar asam yang tinggi dalam darah yang dapat menyebabkan asidosis. Itu merupakan kondisi ginjal tidak dapat membuang cukup asam, yang menyebabkan efek buruk pada organ.

    Disarankan untuk menjalani pola makan yang seimbang, dengan mengkonsumsi protein, buah, dan sayuran.

    2. Kurang tidur

    Jika merasa lelah, segera tidur dan jangan terlalu banyak begadang. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengkoordinasikan beban kerja organ 24 jam.

    Peneliti dari Rumah Sakit Brigham and Women di Boston mempelajari kebiasaan tidur relawan wanita dan menemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat.

    3. Kurang minum

    Saat kurang minum, kesehatan ginjal bisa terganggu. Dikutip dari National Kidney Foundation, air membantu ginjal membuang limbah dan dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.

    4. Terlalu banyak konsumsi garam

    Pola makan yang tinggi garam mengandung banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan pada akhirnya mempengaruhi fungsi ginjal.

    Sebuah penelitian oleh Rumah Sakit San Giovanni Bosco, Italia, menemukan terlalu banyak garam memiliki efek langsung pada jaringan ginjal, yang menyebabkan hipertrofi dan fibrosis. Terlalu banyak garam juga dapat menyebabkan batu ginjal.

    5. Sering mengkonsumsi makanan olahan

    Makanan olahan merupakan gudang natrium dan fosfor yang dapat menyebabkan penyakit ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang sebagian besar bergantung pada junk food dan makanan olahan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada ginjal dan juga memicu diabetes.

    Bagi penderita diabetes, karena tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup, gula dari makanan olahan dapat terakumulasi dalam darah dan menyebabkan penyakit ginjal diabetes.

    6. Makan terlalu banyak gula

    Gula berkontribusi terhadap obesitas yang dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes, dua penyebab utama penyakit ginjal. Gula dapat ditemukan di banyak makanan, seperti makanan penutup, minuman, dan makanan yang mungkin tidak anggap manis.

    Perhatikan bahan-bahannya saat membeli barang kemasan untuk menghindari gula tambahan dalam makanan.

    7. Merokok

    Selain tidak baik untuk paru-paru, rokok juga dapat membahayakan ginjal. Orang yang merokok lebih mungkin memiliki protein dalam urine, yang menjadi salah satu tanda kerusakan ginjal.

    8. Terlalu banyak duduk

    Terlalu banyak berdiam duduk ternyata dapat merusak ginjal. Disarankan untuk rajin berolahraga, terutama bagi orang dengan penyakit ginjal.

    Satu penelitian menunjukkan bahwa orang dengan penyakit ginjal lanjut yang berolahraga secara teratur memiliki risiko kematian sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak.

    9. Minum alkohol

    Orang yang sering minum alkohol dapat membahayakan dan mengubah cara kerja ginjal. Selain menyaring darah, ginjal membantu menjaga jumlah air yang tepat dalam tubuh. Alkohol dapat mengganggu keseimbangan ini dengan membuat tubuh mengalami dehidrasi.

    Minum alkohol terlalu banyak juga dapat meningkatkan tekanan darah, penyebab utama penyakit ginjal, dan membahayakan hati, sehingga ginjal bekerja lebih keras.

    10. Overtraining

    Dikutip dari WebMD, berolahraga terlalu keras dalam waktu terlalu lama dapat menyebabkan rhabdomyolysis, suatu kondisi di mana jaringan otot yang rusak rusak sangat cepat. Kondisi ini membuang zat-zat ke dalam darah yang dapat merusak ginjal dan membuatnya gagal berfungsi.

    Jadi, jangan berlebihan. Tingkatkan intensitas latihan secara bertahap. Jika bisa, hindari berolahraga di tempat yang panas dan lembab. Temui dokter jika mengalami nyeri otot dan urine berwarna gelap.

    (sao/kna)

  • Menyoal Kanker Dinding Rahim, Diidap Dina Mariana Sebelum Meninggal

    Menyoal Kanker Dinding Rahim, Diidap Dina Mariana Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Penyanyi Dina Mariana meninggal dunia di usia 59 tahun. Sebelum meninggal, penyanyi cilik yang populer di tahun 1970-an itu sempat berjuang melawan kanker dinding rahim yang diidapnya.

    “Awalnya kanker dinding rahim (endometrium), sama seperti adik saya, Ria Irawan. Waktu awal diagnosis Ria stadium 3C, Dina stadium 3A,” kata sahabat Dina, Dewi Irawan dalam pesan singkat, Minggu (3/11/2024).

    Dikutip dari John Hopkins Medicine, kanker endometrium adalah jenis kanker yang dimulai dengan tumbuhnya sel-sel di dalam rahim. Rahim adalah organ panggul berongga berbentuk buah pir tempat terjadinya perkembangan janin.

    Kanker endometrium dimulai pada sel yang membentuk lapisan rahim. Lapisan endometrium berperan sebagai tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi. Dinding endometrium akan menebal sebelum menstruasi, kemudian meluruh dan terjadi menstruasi jika sel telur tidak dibuahi.

    Jenis kanker lain juga dapat terbentuk di dalam rahim, termasuk sarkoma uterus, namun kanker ini lebih jarang terjadi dibandingkan kanker endometrium.

    Kanker endometrium sering ditemukan pada stadium awal karena menimbulkan gejala. Seringkali gejala pertama adalah perdarahan vagina.

    Tanda-tanda awal kanker endometrium meliputi:

    Perdarahan vagina yang tidak normal, termasuk perubahan signifikan dalam siklus menstruasiNyeri di daerah panggulPendarahan atau bercak vagina apa pun setelah menopause

    (kna/naf)

  • Tingkat Polusi Udara di Pakistan Mengerikan, Sekolah Terpaksa Ditutup

    Tingkat Polusi Udara di Pakistan Mengerikan, Sekolah Terpaksa Ditutup

    Jakarta

    Seluruh sekolah dasar (SD) di Lahore, Pakistan, ditutup selama sepekan mulai Senin (4/11/2024). Keputusan diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Punjab untuk mencegah jutaan anak terpapar polusi udara yang mencapai level tertinggi dan menyelimuti kota selama beberapa hari terakhir.

    Menurut pernyataan resmi, semua sekolah untuk anak hingga usia 10 tahun, baik negeri, swasta, dan pendidikan khusus akan tutup hingga Sabtu. Penutupan sekolah ini nantinya akan dievaluasi lagi untuk memutuskan apakah perlu diperpanjang.

    Indeks kualitas udara Lahore mencatat angka di atas 1.000 pada Sabtu, jauh melampaui level 300 yang dianggap berbahaya, menurut data dari IQAir, perusahaan teknologi pemantauan udara. Kondisi ini juga terjadi pada hari Minggu, yang dianggap belum pernah terjadi sebelumnya. Situasi ini dipicu pembakaran sisa panen di India, serta emisi dari industri dan kendaraan.

    “Prakiraan cuaca untuk enam hari ke depan menunjukkan bahwa pola angin akan tetap sama. Oleh karena itu, kami menutup semua sekolah dasar negeri dan swasta di Lahore selama seminggu,” kata Jahangir Anwar, pejabat senior perlindungan lingkungan di Lahore kepada AFP, dikutip dari CNA.

    “Kabut asap ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Masker harus diwajibkan di sekolah. Kami mengawasi kesehatan anak-anak di kelas senior,” kata menteri senior Punjab Marriyum Aurangzeb dalam konferensi pers hari Minggu.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghirup udara beracun memiliki konsekuensi kesehatan yang mengerikan, seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan dapat dipicu oleh paparan yang berkepanjangan.

    (suc/kna)

  • Aktor James Van Der Beek Ungkap Idap Kanker Kolorektal di Usia 47 Tahun

    Aktor James Van Der Beek Ungkap Idap Kanker Kolorektal di Usia 47 Tahun

    Jakarta

    Bintang Dawson’s Creek James Van Der Beek mengungkap dirinya didiagnosis kanker kolorektal. Meski demikian, aktor berusia 47 tahun itu mengatakan masih optimis dan ‘merasa baik-baik saja’.

    “Saya menderita kanker kolorektal. Saya secara pribadi menangani diagnosis ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, dengan dukungan keluarga saya yang luar biasa,” katanya kepada PEOPLE.

    Van Der Beek menambahkan dia saat ini memprioritaskan waktu bersama istrinya, Kimberly Van Der Beek, dan anak-anak mereka Olivia, Joshua, Annabel, Emilia, Gwendolyn, dan Jeremiah.

    Hingga saat ini Van Der Beek belum mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang perawatannya.

    Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker kolorektal adalah jenis kanker yang menyerang usus besar (usus besar) atau rektum. Ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di seluruh dunia.

    Risiko kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus menyerang orang berusia di atas 50 tahun.

    Gejala umumnya meliputi diare, sembelit, tinja berdarah, sakit perut, penurunan berat badan tanpa sebab, kelelahan, dan kadar zat besi rendah.

    Kanker kolorektal biasanya dimulai sebagai pertumbuhan kecil, yang disebut polip, di usus besar atau rektum. Kanker usus besar dan kanker dubur cenderung dikelompokkan bersama karena gejalanya serupa.

    (kna/kna)

  • Bangun Tidur Langsung Ngopi? Tahan Dulu, Ini Waktu yang Tepat Mengonsumsinya

    Bangun Tidur Langsung Ngopi? Tahan Dulu, Ini Waktu yang Tepat Mengonsumsinya

    Jakarta

    Kopi menjadi minuman favorit banyak orang yang sering diminum saat pagi sebelum beraktivitas. Diketahui, kopi dapat mendorong energi agar lebih semangat untuk menjalani hari.

    Manfaat itu didapat dari efek kafein yang meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Namun, kapan sih tepatnya kopi sebaiknya dikonsumsi?

    Ternyata, minum kopi terlalu pagi dapat mengganggu waktu tidur. Pakar tidur di Happy Beds, Rex Isap, menjelaskan kenapa tidak dianjurkan minum kopi satu jam pertama setelah bangun tidur.

    “Pada siang hari, otak Anda memproduksi zat kimia yang disebut adenosin. Pada dasarnya, zat ini membantu untuk tidur dan bisa terbentuk untuk membantu Anda merasa mengantuk,” jelas Rex yang dikutip dari Express UK.

    “Namun, kafein yang masuk ke tubuh dapat menghalangi reseptor adenosin, yang membuat Anda tetap waspada dan membantu tetap terjaga. Jika Anda pernah kesulitan tidur setelah minum kopi, ini mungkin penyebabnya,” sambungnya.

    Dikutip dari Prevention, ada sejumlah risiko mengonsumsi kopi setelah bangun tidur di pagi hari. Kafein yang ada pada kopi dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang menyediakan energi bagi tubuh, serta mengatur respons terhadap stres.

    Kortisol berada pada puncaknya saat seseorang bangun tidur di pagi hari. Jika jumlah kortisol yang sudah tinggi ini didongkrak lagi dengan kopi, maka dapat memicu gejala berupa cemas (ansietas), gelisah, dan gemetar (tremor).

    Orang-orang yang minum kopi di pagi hari juga cenderung mengonsumsinya saat perut kosong. Pada beberapa orang, hal ini dapat memicu gangguan pencernaan atau refluks asam.

    Kendati demikian, setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap kopi. Jadi, gejala yang muncul pada satu orang belum tentu muncul pada yang lain.

    Para peneliti sepakat waktu ideal untuk mengonsumsi kopi adalah 3 sampai 5 jam setelah bangun tidur. Jadi jika seseorang bangun pada pukul 06.00, maka waktu terbaik untuk minum kopi adalah sekitar pukul 09.00-11.00.

    Pada waktu tersebut kadar kortisol dalam tubuh akan mulai menurun, dan hal ini dapat memengaruhi tingkat energi. Minum secangkir kopi dapat meningkatkan kortisol dan mengembalikan energi yang mulai menurun.

    (sao/kna)

  • Viral Rebus Mi Instan Pakai Plastik, Ini Sederet Bahaya yang Bisa Muncul

    Viral Rebus Mi Instan Pakai Plastik, Ini Sederet Bahaya yang Bisa Muncul

    Jakarta

    Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang pedagang memasak mi instan dengan bungkus plastik.

    Banyak yang belum menyadari bahwa merebus mie langsung dengan kemasan plastiknya dapat berdampak serius bagi kesehatan. Memasak dengan cara ini memungkinkan bahan kimia berbahaya dari plastik larut ke dalam makanan, terutama saat plastik terpapar panas.

    Menurut Joddy Arya Laksmono, peneliti dari Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), plastik kemasan makanan dibuat dari beragam senyawa kimia yang memiliki karakteristik dan tingkat keamanan berbeda-beda, bergantung pada jenis plastik dan tujuan penggunaannya.

    Jenis plastik seperti polietilena (PE), polipropilena (PP), polivinil klorida (PVC), dan polietilena tereftalat (PET) umum digunakan untuk kemasan makanan karena sifatnya yang fleksibel dan tahan lama.

    “Paparan panas dapat membuat plastik mengalami perubahan kimiawi yang mengakibatkan pelepasan zat berbahaya ke dalam makanan atau minuman. Hal ini berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia,” kata Joddy saat dihubungi detikcom, Minggu (3/11/2024).

    Sebagian plastik mengandung bahan kimia seperti Bisphenol A (BPA) dan ftalat, yang berfungsi menambah daya tahan dan fleksibilitas plastik. Pada suhu tinggi, kedua bahan ini bisa larut ke dalam makanan.

    BPA, yang umum ditemukan dalam plastik polikarbonat dan lapisan resin, dapat mengganggu sistem hormon karena memiliki struktur yang mirip dengan estrogen.

    Sementara itu, ftalat dikenal sebagai disruptor hormon yang bisa memengaruhi fungsi reproduksi dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.

    Selain itu, plastik yang mengandung klorin seperti PVC dapat menghasilkan dioksin, senyawa karsinogenik yang bisa terbentuk pada suhu tinggi.

    “Paparan terhadap dioksin, bahkan dalam jumlah kecil, bisa meningkatkan risiko kanker, melemahkan sistem imun, dan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh,” ungkap Joddy.

    Senyawa ini sangat beracun, dan paparan berkelanjutan dapat menyebabkan penyakit kronis.

    Next: Berisiko rusak organ

    Simak Video “Video: Jawaban Badan Karantina soal Pengawasan Impor Anggur Shine Muscat”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Kenali Gejala Asam Urat Tinggi, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Kenali Gejala Asam Urat Tinggi, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Jakarta

    Asam urat tinggi disebut hiperurisemia dalam dunia medis. Kondisi ini terjadi jika kadar asam urat lebih dari 1,5-6.0 mg/dL untuk wanita dan 2,5-7 mg/dL bagi pria.

    Kadar asam urat yang terlalu tinggi dalam tubuh, menyebabkan zat ini menumpuk hingga menjadi kristal tajam. Kristal inilah yang menimbulkan rasa sakit jika terkena kulit atau organ lainnya.

    Kristal tersebut bisa mengendap di persendian yang menyakitkan dan menyebabkan peradangan pada sendi (artritis gout), bahkan bisa menumpuk di ginjal dan membentuk batu ginjal. Lantas, apa saja gejalanya?

    Gejala Asam Urat Tinggi

    Asam urat tinggi tidak selalu diiringi gejala, sehingga kerap tak disadari pasien. Dikutip dari situs Kemenkes, hanya 1/3 pasien dengan kasus asam urat tinggi yang merasakan gejala.

    Beberapa ciri asam urat tinggi adalah:

    Sendi mendadak sakit, nyeri, dan susah digerakkan.Nyeri disertai pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit sendiSulit untuk berjalan akibat nyeri sendi, khususnya di malam hari.Saat nyeri dan bengkak reda, kulit di sekitar sendi tampak bersisik, terkelupas, dan gatal.

    Gejala asam urat tinggi wajib mendapat penanganan secepatnya sesuai diagnosis dokter. Sama halnya dengan asam urat tinggi yang tidak bergejala, sebelum gangguan lebih serius menjadi gout atau batu ginjal.

    1. Gejala Artritis Gout

    Artritis gout atau peradangan sendi karena asam urat bisa menyerang sendi mana pun di tubuh, namun seringkali kambuh pertama kali di jempol. Selain itu, telapak kaki, pergelangan kaki, lutut, dan siku juga menjadi tempat umum terjadinya asam urat. Mengutip laman Cleveland Clinic, berikut beberapa gejalanya:

    Rasa sakit yang hebatKekakuan sendiKemerahanPembengkakanSensitif terhadap sentuhan ringanRasa hangat atau seperti sendi terbakar.

    2. Gejala Batu Ginjal

    Mengutip laman Healthline, kristal asam urat juga bisa menyebabkan penumpukan batu di ginjal. Batu seringkali berukuran kecil dan keluar bersama urin. Namun, batu juga bisa berukuran besar dan menyumbat sebagian saluran kemih. Berikut gejalanya:

    Nyeri pada punggung bawah atau sampingMual atau muntah karena nyeriDemam atau menggigilKencing darahSakit saat buang air kecilLebih Sering ingin buang air kecilAir seni yang berbau tidak sedap atau terlihat keruh.Penyebab Asam Urat Tinggi

    Kadar asam urat yang tinggi menyebabkan hiperurisemia. Purin terbentuk secara alami dan tidak berbahaya dalam jumlah kecil dan tidak berbahaya.

    Namun, mengkonsumsi makanan tinggi purin secara teratur bisa meningkatkan kadar asam urat seiring waktu. Beberapa makanan yang mengandung purin tinggi yaitu:

    Daging merahJeroanMakanan laut, terutama salmon, udang, lobster, dan sardenMakanan dan minuman dengan sirup jagung fruktosa tinggiAlkohol.Faktor Risiko Terkena Asam Urat Tinggi

    Asam urat tinggi atau hiperurisemia lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita. Risikonya akan meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan asam urat tinggi di antaranya:

    Penggunaan alkoholTekanan darah tinggiPenyakit ginjalKadar glukosa darah tinggiHipotiroidismeObesitasTingkat aktivitas yang ekstrim.

    Itulah sejumlah gejala dan penyebab dari asam urat tinggi atau hiperurisemia. Untuk mencegah kondisi ini terapkan gaya hidup sehat dengan pola makan yang baik dan melakukan olahraga ya detikers.

    Jangan lupa untuk membatasi mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung purin tinggi. Kamu bisa konsultasikan ke dokter tentang makanan yang harus dihindari.

    (row/row)

  • Tak Perlu Setiap Hari, Segini Frekuensi Bercinta Ideal buat Pasutri

    Tak Perlu Setiap Hari, Segini Frekuensi Bercinta Ideal buat Pasutri

    Jakarta

    Dalam menjalani hubungan jangka panjang, setiap pasangan tentu menginginkan hubungan yang harmonis. Namun, di tengah rutinitas dan kesibukan sehari-hari, menjaga keintiman bisa menjadi tantangan tersendiri.

    Sering muncul pertanyaan, “Berapa kali idealnya pasangan berhubungan seks untuk tetap mempertahankan keharmonisan?” Meskipun setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda, para terapis seks memberikan pandangan beragam mengenai frekuensi ideal hubungan seksual.

    Dikutip dari Healthline, rata-rata, jumlah hubungan seksual bisa bervariasi dari satu kali seminggu hingga satu kali sebulan. Ian Kerner, PhD, berpendapat bahwa tidak ada jawaban pasti karena setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda.

    Jika pasangan berhenti berhubungan seks, hubungan mereka dapat menjadi rentan terhadap masalah seperti kemarahan, jarak emosional, perselingkuhan, bahkan perceraian. Banyak faktor yang memengaruhi frekuensi hubungan seks, termasuk usia, gaya hidup, kesehatan, libido, dan kualitas hubungan itu sendiri.

    Meskipun tidak ada patokan pasti, beberapa terapis menyarankan pasangan untuk mencoba berhubungan seks setidaknya sekali seminggu. David Schnarch, PhD, melalui penelitian terhadap lebih dari 20.000 pasangan, menemukan bahwa hanya 26 persen pasangan yang berhubungan seks seminggu sekali, sementara sebagian besar melakukannya satu hingga dua kali sebulan, atau bahkan lebih jarang.

    Penelitian lain yang dipublikasikan oleh The University of Chicago Press menunjukkan bahwa pasangan menikah rata-rata melakukan hubungan seks tujuh kali sebulan, atau kurang dari dua kali per minggu.

    Sementara itu, studi lain melaporkan bahwa orang dewasa yang lebih tua berhubungan seks sekitar dua hingga tiga kali sebulan, sedangkan orang yang lebih muda melakukannya sekitar sekali seminggu.

    Sebagian besar terapis sepakat bahwa jika frekuensi hubungan seks kurang dari 10 kali setahun, hal ini bisa menjadi tanda bahwa pernikahan tidak aktif secara seksual. Namun, hal tersebut tidak selalu menunjukkan adanya masalah besar dalam hubungan, seperti yang dijelaskan oleh David.

    Meskipun seks merupakan cara mengekspresikan cinta dan hasrat, tidak adanya hubungan seksual tidak selalu berarti hubungan akan berakhir, walaupun ini tetap harus diatasi.

    Perbedaan dorongan seksual antara pasangan juga bisa menjadi masalah. Al Cooper dari Pusat Perkawinan dan Seksualitas San Jose menyatakan bahwa masalah lebih sering berkaitan dengan komunikasi dan keinginan untuk berhubungan seks dibandingkan seks itu sendiri.

    Dr. Gail Saltz menekankan pentingnya mencari kompromi jika dorongan seksual tidak seimbang, di mana salah satu pihak mungkin perlu menyesuaikan frekuensi.

    Ian menambahkan bahwa ketika pasangan berhenti berhubungan seks, mereka bisa terjebak dalam rutinitas. Namun, begitu kembali fokus pada kehidupan seksual, keinginan untuk keintiman akan kembali dirasakan.

    Langkah awal untuk meningkatkan keintiman bisa dimulai dengan hal-hal sederhana seperti berpelukan setiap hari, berolahraga untuk meningkatkan kadar testosteron, dan mengurangi gangguan seperti TV atau gadget.

    (kna/kna)