Jenis Media: Kesehatan

  • Gudang Obat Ilegal Digerebek, Barang Bukti Senilai Rp2,74 Miliar Diamankan

    Gudang Obat Ilegal Digerebek, Barang Bukti Senilai Rp2,74 Miliar Diamankan

    Foto Health

    Grandyos Zafna – detikHealth

    Jumat, 14 Nov 2025 15:00 WIB

    Jakarta – BPOM dan Polda Metro Jaya mengungkap gudang obat ilegal berskala besar di Jakarta Barat. Nilai barang bukti yang diamankan mencapai Rp2,74 miliar.

  • Analisis DNA Adolf Hitler Diungkap Peneliti, Diduga Alami Mikropenis

    Analisis DNA Adolf Hitler Diungkap Peneliti, Diduga Alami Mikropenis

    Jakarta

    Isu soal kondisi biologis Adolf Hitler kembali mencuat. Hasil analisis DNA terbaru mengungkapkan dugaan bahwa pemimpin Nazi itu bukan hanya memiliki satu buah Zakar, tetapi kemungkinan mengalami mikropenis.

    Temuan ini diungkapkan dalam dokumenter terbaru Channeln4 berjudul ‘Hitler’s DNA: Blueprint office a Dictator’. Para peneliti menilai Hitler kemungkinan memiliki sindrom Kallmann, yaitu kelainan genetik langka yang dapat menghambat perkembangan organ seksual dan pubertas.

    Berdasarkan laporan The Times, kondisi ini membuat peluang Hitler mengalami mikropenis sekitar 1 bandung 10. Mikropenis merupakan kondisi penis yang panjangnya tidak mencapai 2 inci atau sekitar 5 cm.

    “Kalau saja dia (Hitler) melihat hasil genetiknya sendiri, dia mungkin langsung mengirim dirinya ke kamar gas,” tutur ahli genetika utama dalam studi tersebut, Profesor Turi King, dikutip dari NYPost.

    Penelitian ini menggunakan profil DNA yang diambil dari sepotong kain berlumuran darah, berasal dari sofa tempat Hitler bunuh diri di bunker Berlin pada 1945. Prof King menyebut bahwa genom Hitler tampak sangat biasa.

    Namun, temuan tersebut justru membuka kembali dugaan gangguan seksual yang sebelumnya pernah dikaitkan dengan sang diktator.

    Sebelumnya, isu soal Hitler hanya memiliki satu testis atau buah zakar sebenarnya pernah muncul dalam laporan medis tahun 1923, yang ditemukan lagi pada 2015.

    Prof King yang dikenal berkat perannya dalam mengidentifikasi jenazah Raja Richard III mengaku memahami bahwa penelitian seperti ini dapat memicu perdebatan. Ia bahkan sempat ragu untuk terlibat.

    “Tapi, kalau tidak dilakukan secara ilmiah dan terukur., riset seperti ini justru bisa menempatkan Hitler pada posisi istimewa,” jelasnya.

    Meski begitu, Prof King menegaskan apapun hasilnya, genetika tidak bisa dijadikan pembenaran atas tindakan keji yang dilakukan Hitler.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Menkes Usul BPJS Kesehatan Tak Perlu Cover Orang Kaya, Ini Alasannya

    Menkes Usul BPJS Kesehatan Tak Perlu Cover Orang Kaya, Ini Alasannya

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan (sustainability) sistem pembiayaan jaminan kesehatan nasional. Salah satu langkah yang didorong adalah agar BPJS Kesehatan lebih fokus melayani masyarakat menengah ke bawah. Sementara peserta mampu diarahkan untuk menggunakan asuransi swasta.

    “Kita ingin agar sistem iuran dan mekanisme reimburse-nya dibuat seefisien mungkin. BPJS itu fokusnya ke yang bawah saja,” ujar Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (13/11/2025).

    Pernyataan ini disampaikan Budi saat menjelaskan rencana implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), yang bertujuan menyeragamkan fasilitas layanan rawat inap di seluruh rumah sakit.

    Budi menilai, prinsip utama BPJS adalah menjamin akses layanan kesehatan universal bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi dengan penekanan pada kelompok masyarakat yang membutuhkan subsidi negara.

    “BPJS nggak usah cover yang kaya-kaya deh. Karena yang kaya kelas satu itu biar diambil swasta,” katanya.

    Menurutnya, jika kelompok masyarakat mampu tetap memanfaatkan fasilitas BPJS untuk layanan kelas satu atau VIP, beban keuangan BPJS semakin berat dan mengancam keberlanjutan sistem jaminan kesehatan nasional.

    “Kalau yang kaya semua diambil BPJS, nanti sustain-nya susah. Biarkan yang besar diambil swasta, supaya BPJS bisa fokus ke masyarakat bawah, dan tetap kuat secara keuangan,” jelas Budi.

    Untuk mendukung arah kebijakan ini, Kementerian Kesehatan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi XI DPR tengah menyiapkan mekanisme kombinasi manfaat (coordination of benefit) antara BPJS Kesehatan dan asuransi swasta.

    “Itu sebabnya nanti pagi kita tanda tangan sama OJK untuk combine benefit. Sudah di-improve juga oleh Komisi XI, POJK mengenai kombinasi swasta dan BPJS,” ungkap Budi.

    Sebelumnya, koordinasi manfaat antara BPJS Kesehatan dan perusahaan asuransi swasta dinilai sulit diterapkan karena aturan yang belum memungkinkan penggabungan manfaat antara dua skema tersebut. Melalui revisi regulasi dan kerja sama lintas lembaga, pemerintah berupaya membuka jalan bagi model integrasi tersebut.

    Dengan begitu, masyarakat kelas menengah ke atas bisa mendapatkan perlindungan tambahan dari asuransi swasta, sementara BPJS Kesehatan tetap menjadi jaring pengaman utama bagi masyarakat yang kurang mampu.

    Menkes menegaskan, tujuan dari penyesuaian kebijakan ini bukan untuk membatasi akses layanan bagi warga mampu, melainkan untuk menjaga keberlanjutan keuangan BPJS Kesehatan dan memastikan subsidi negara tersalurkan tepat sasaran.

    “Supaya BPJS bisa sustain, ambil yang level bawah, semuanya di-cover sama negara. 280 juta rakyat Indonesia, kaya atau miskin, harusnya tetap punya perlindungan kesehatan, tapi yang mampu sebaiknya lewat skema swasta,” tegasnya.

    Kebijakan ini juga diharapkan dapat menciptakan sistem pembiayaan kesehatan yang lebih berkeadilan dan efisien, tanpa mengurangi hak masyarakat untuk memperoleh pelayanan medis yang layak.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Respons Menkes soal Warga Baduy Korban Begal Sempat Ditolak Rumah Sakit”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Sistem Rujukan BPJS Bakal Diubah, Menkes: agar Tak Bertele-tele

    Sistem Rujukan BPJS Bakal Diubah, Menkes: agar Tak Bertele-tele

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ingin sistem rujukan pasien BPJS Kesehatan diperbaiki. Budi mengatakan sistem rujukan harus lebih cepat agar pasien langsung tertangani.

    Budi awalnya mencontohkan seorang pasien BPJS Kesehatan terkena serangan jantung. Dia mengatakan sistem rujukan membuat pasien harus dirujuk ke rumah sakit tipe C dulu.

    “Kita akan ubah rujukannya berbasis kompetensi. Supaya menghemat BPJS juga. Sekarang kalau orang misalnya sakit kena serangan jantung, harus di bedah jantung terbuka, dia dari puskesmas, masuk dulu ke rumah sakit tipe C,” kata Budi Sadikin dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR bersama Ketua Dewas BPJS Kesehatan, Ketua DJSN hingga Dirut BPJS Kesehatan, gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025).

    Budi mengatakan seharusnya ada penyakit yang langsung dirujuk ke rumah sakit tipe A agar tertangani. Dia mengatakan sistem rujukan bertingkat malah membahayakan nyawa.

    “Tipe C rujuk lagi tipe B, nanti tipe B, rujuk lagi tipe A. Padahal yang bisa lakukan udah jelas tipe A. Tipe C, tipe B nggak mungkin bisa tangani,” kata Budi.

    “Harusnya dengan demikian, BPJS nggak usah keluar uang tiga kali, dia keluarnya sekali aja, toh, langsung dinaikin ke yang paling atas,” tambahnya.

    Menkes: BPJS Fokus yang Bawah Aja

    Selain itu, Budi mengusulkan layanan BPJS Kesehatan hanya fokus kepada masyarakat kelas bawah. Sementara masyarakat kaya diarahkan untuk menggunakan asuransi swasta.

    “Kita juga ingin sistem mekanisme iuran dibikin seefisien mungkin, di mana standar kelas rawat inap standar. Maksudnya apa, supaya ya sudah BPJS fokus di bawah aja. Saya bilang nggak usah cover yang kaya kaya, yang kaya kelas 1 biarin diambil swasta,” kata Budi.

    Hal ini sebagai salah satu cara agar BPJS Kesehatan memberikan layanan kesehatan berkelanjutan. Pasalnya, selama tidak ada kenaikan iuran, BPJS Kesehatan selalu mengalami defisit.

    Berdasarkan data Kemenkes, keuangan BPJS Kesehatan positif hanya pada 2016, 2019, 2020, 2021, dan 2022. Sementara sisa tahun lainnya selalu mengalami defisit. Kenaikan iuran BPJS Kesehatan terakhir dilakukan pemerintah pada 2016 dan 2020.

    Pada 2023, pendapatan iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 151,7 triliun, sementara beban JKN yang harus dibayarkan Rp 158,9 triliun. Lalu pada 2024, pendapatan iuran BPJS Kesehatan Rp 165,3 triliun dan beban Rp 175,1 triliun. Melihat kondisi tersebut, Budi menyebut iuran BPJS Kesehatan harus terus dikaji agar layanan kesehatan bisa berkelanjutan.

    “Tetapi ini harus dikaji terus untuk menjaga sustainability dari kemampuan BPJS dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Maka kita bersama mengatakan bahwa iuran sangat-sangat murah dan menguntungkan bagi kesehatan masyarakat,” tuturnya.

    Saksikan informasi selengkapnya hanya di program detikPagi edisi Jumat (14/11/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

    “Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!”

    (vrs/vrs)

  • Viral Semangka Bikin Testpack Positif, Dokter Gizi Bilang Begini

    Viral Semangka Bikin Testpack Positif, Dokter Gizi Bilang Begini

    Jakarta

    Sebuah postingan di media sosial menunjukkan hasil testpack ‘positif’ saat ditancapkan ke buah semangka. Dalam video yang beredar, disampakan bahwa buah ini bisa membuat hasil positif, sehingga para pria perlu waspada.

    “Untuk teman-teman cowok di luar sana hati-hati, karena sekarang semangka sudah bisa bikin tespek garis dua seperti ini. Jangan sampai semangkanya yang positif, kamu yang menikahi orang yang salah,” ujar narasi dalam video tersebut.

    Menurut spesialis gizi klinis, dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, video tersebut merupakan hoax yang beredar di media sosial. Sebab, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menyentuhkan semangka ke testpack bisa menyebabkan hasil positif palsu (false positive).

    “Testpack kehamilan bekerja dengan mendeteksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dalam urine, yang hanya diproduksi tubuh saat hamil atau pada kondisi medis langka seperti tumor tertentu,” katanya kepada detikcom, Kamis (13/11/2025).

    Semangka adalah buah yang kaya air, vitamin A, C, dan likopen. Akan tetapi, buah ini tidak mengandung hCG atau zat kimia yang mirip. Jadi, kemungkinan yang tersebar di media sosial adalah rekayasa video.

    Senada dengan dr Ardian, spesialis gizi klinis dr Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, SpGK, AIFO-K FINEM membantah bahwa semangka bisa membuat testpack positif. dr Raissa juga memastikan video tersebut hoax.

    “Tidak, karena semangka tidak mengandung hormon hCG,” kata dr Raissa.

    Secara ilmiah, hasil positif palsu pada testpack lebih mungkin disebabkan karena faktor obat-obatan, misalnya obat kesuburan yang mengandung hCG dan kesalahan penggunaan testpack, misalnya expired atau terkontaminsai. Selain itu, bisa juga disebabkan karena kondisi kesehatan seperti kehamilan etopik, bukan dari makanan seperti semangka.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

  • Peduli Kesehatan Mental, Kediri Gelar Posyandu Jiwa untuk ODGJ

    Peduli Kesehatan Mental, Kediri Gelar Posyandu Jiwa untuk ODGJ

    Foto Health

    Grandyos Zafna – detikHealth

    Jumat, 14 Nov 2025 07:30 WIB

    Kediri – Sejumlah ODGJ mengikuti senam dalam Posyandu Jiwa, program yang diselenggarakan Dinsos Kediri ini untuk memantau kesehatan dan berikan pengobatan rutin.

  • Plus-Minus ‘Tantangan’ Lari Menkes ke ASN Buncit, Efektif Bikin Perut Rata Lagi?

    Plus-Minus ‘Tantangan’ Lari Menkes ke ASN Buncit, Efektif Bikin Perut Rata Lagi?

    Jakarta

    Menkes Budi Gunadi Sadikin ingin para aparatur sipil negara (ASN), khususnya di lingkungan Kemenkes memiliki badan proporsional. Untuk itu, Menkes ‘menantang’ para ASN buncit untuk olahraga lari.

    Tapi, apakah olahraga lari yang disarankan Menkes BGS terbilang efektif dalam meratakan perut?

    Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr Dicky L Tahapary SpPD-KEMD mengatakan olahraga lari bagi mereka yang obesitas malah lebih rentan mengalami masalah pada sendi.

    “Pasien obesitas yang berat badannya berlebih itu cukup sering yang ada masalah di lutut, jadi nggak semata-mata bisa kita minta lari,” kata dr Dicky saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).

    Lebih Efektif Menjaga Pola Makan

    Menurut dr Dicky, menjaga pola makan bagi mereka yang obesitas dinilai lebih efektif dalam meratakan perut.

    “Karena itu dampaknya paling besar. Misalkan kita mau mengurangi 200 kalori makanan, gampang, mengurangi satu gorengan itu kan sudah 200 kalori, dibandingkan harus lari 5 kilo, misalnya,” jelasnya

    Makanan-makanan yang perlu dihindari atau dikurangi menurut dr Dicky adalah karbohidrat tinggi, seperti yang digoreng apalagi dengan tepung.

    “Itu biasanya paling banyak menyumbang lemak. Kalau itu bisa dikurangi, bisa di-cut lumayan banyak,” kata dia.

    Tetap Diimbangi dengan Olahraga

    Meskipun menjaga pola makan merupakan cara paling efektif dalam mengurangi lemak perut, dr Dicky juga mendorong mereka yang obesitas untuk tetap hidup aktif, tidak harus dengan lari.

    “Prinsipnya olahraga aerobik, mau treadmill boleh, mau jalan cepat boleh, kan nggak semua orang bisa lari juga ya, maksudnya kalau dia lutut yang sakit kan nggak boleh lari,” tutur dr Dicky.

    Satu yang harus dicatat dari olahraga adalah konsistensi. Menurut dr Dicky, hasil optimal dalam penurunan berat badan adalah olahraga yang dilakukan terus menerus.

    “Jadi idealnya adalah yang bisa kita kerjakan dulu deh, nggak usah muluk-muluk langsung 1 jam, 30 menit, kadang-kadang susah juga gitu, orang Jakarta pada sibuk-sibuk. Kalau bisa 15 menit, 15 menit saja dulu,” jelasnya.

    Bila tujuannya adalah penurunan berat badan, durasi olahraga lebih lama memang lebih efektif untuk memangkas bobot tubuh. Ia berpesan agar olahraga kemudian bisa menjadi rutinitas yang biasa dilakukan setidaknya dua kali dalam seminggu.

    Olahraga Apa yang Disarankan?

    Dalam kesempatan terpisah, spesialis ortopedi dr Langga Sintong, SpOT(K) dari Siloam Hospitals Mampang menyarankan kepada mereka yang obesitas untuk memulai dengan olahraga low impact.

    “Obesitas sebaiknya olahraga untuk cardio-nya jangan berlari, karena tumpuan ke sendinya berat. Sebaiknya yang low impact exercise,” kata dr Langga saat dihubungi detikcom, Kamis (13/11/2025).

    “Low impact exercise untuk cardio seperti sepeda dan berenang, sama latihan (penguatan) otot dengan tujuan menaikkan massa otot, agar membantu membakar kalori,” sambungnya.

    Namun, bukan berarti olahraga lari dilarang untuk mereka yang buncit. Menurut dr Langga, lari tetap boleh saja, disesuaikan dengan kondisi tubuh dan apakah dia sudah terbiasa atau belum.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Respons Menkes soal Warga Baduy Korban Begal Sempat Ditolak Rumah Sakit”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

    ASN Buncit Ditantang Lari

    8 Konten

    ASN Kemenkes yang memiliki perut buncit disentil Menkes Budi G Sadikin. Selorohnya, yang perutnya buncit mau diajak lari sama Wamenkes. Hayo loh..

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Beban BPJS Kesehatan Makin Berat, Pengeluaran Lebih Besar dari Iuran

    Beban BPJS Kesehatan Makin Berat, Pengeluaran Lebih Besar dari Iuran

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa beban Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan selalu lebih besar dari pendapatannya sejak 2014. Hal itu ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR.

    “Emang BPJS (Kesehatan) itu nggak pernah sustainable, dia positif karena dinaikin iuran. Jadi kenaikan iuran itu selalu telat, dan minus, minus, minus, naikin,” kata Budi, Kamis (13/11/2025).

    Menurutnya, BPJS sempat mencatat surplus pendapatan pada 2019 dan tahun-tahun pandemi karena pemanfaatan layanan menurun. Namun tren defisit kembali terlihat sejak 2023 hingga 2025.

    Data iuran vs beban BPJS Kesehatan2014 – Iuran: Rp 40,7 T | Beban: Rp 42,7 T2015 – Iuran: Rp 52,8 T | Beban: Rp 57,1 T2016 – Iuran: Rp 67,4 T | Beban: Rp 67,3 T2017 – Iuran: Rp 74,3 T | Beban: Rp 84,4 T2018 – Iuran: Rp 85,4 T | Beban: Rp 94,3 T2019 – Iuran: Rp 111,8 T | Beban: Rp 108,5 T2020 – Iuran: Rp 139,9 T | Beban: Rp 95,5 T2021 – Iuran: Rp 143,3 T | Beban: Rp 90,3 T2022 – Iuran: Rp 144,0 T | Beban: Rp 113,5 T2023 – Iuran: Rp 151,7 T | Beban: Rp 158,9 T2024 – Iuran: Rp 165,3 T | Beban: Rp 175,1 T2025 (s.d. September) – Iuran: Rp 129,9 T | Beban: Rp 139,4 T

    Budi menegaskan bahwa keberlanjutan pembiayaan BPJS Kesehatan perlu dijaga, sambil mengingatkan bahwa iuran BPJS “sangat-sangat murah dan menguntungkan masyarakat.” Ke depan, pemerintah mendorong agar mekanisme iuran lebih efisien melalui penerapan kelas rawat inap standar.

    “Supaya BPJS itu fokusnya ke yang bawah aja. Nggak perlu urus yang kaya-kaya karena kelas 1 itu biayanya diambil swasta. Jadi kita tanda tangan dengan OJK untuk combine benefit,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Nunung Nuryartono menambahkan, jumlah peserta terdaftar JKN kini mencapai 281,88 juta jiwa atau 98,3 persen dari penduduk Indonesia. Namun, peserta aktif hanya 228,67 juta jiwa atau 79,8 persen.

    Menurut Nunung, rata-rata klaim bulanan pada 2025 telah mencapai Rp 16,75 triliun, naik lima kali lipat dibanding 2014. Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya utilisasi dan akses pelayanan kesehatan masyarakat.

    Ia memperingatkan bahwa tanpa perubahan kebijakan seperti manfaat, tarif layanan, atau iuran, defisit BPJS Kesehatan akan terus melebar. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2018, pemerintah dapat mengambil tindakan khusus ketika aset jaminan sosial kesehatan bernilai negatif.

    “Paling sedikit dilakukan melalui penyesuaian besaran iuran sesuai ketentuan; atau pemberian suntikan dana tambahan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/up)

  • Kenapa Semangka Bisa Bikin Testpack ‘Positif’? Ini Fakta di Balik Eksperimen Hoax

    Kenapa Semangka Bisa Bikin Testpack ‘Positif’? Ini Fakta di Balik Eksperimen Hoax

    Jakarta

    Media sosial lagi dihebohkan oleh sebuah video yang menampilkan testpack menunjukkan dua garis setelah dicelupkan ke buah semangka. Dalam narasinya, pembuat video bahkan memperingatkan para pria agar waspada, karena “semangka kini bisa bikin testpack positif”.

    Klaim itu pun langsung menuai berbagai reaksi dan rasa penasaran netizen: apa mungkin buah bisa bikin alat tes kehamilan menunjukkan hasil hamil?

    Spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG memastikan eksperimen tersebut sebagai hoax atau hoaks. Testpack kehamilan, menurutnya bekerja dengan mendeteksi hormon beta hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang hanya diproduksi tubuh saat hamil.

    Tapi kepikiran nggak sih, apa yang menyebabkan hasil positif dalam eksperimen yang dikatakan hoaks tersebut?

    Cara Kerja TestPack

    Seperti dijelaskan dr Fadli, testpack bekerja dengan prinsip imunokromatografi, yaitu mendeteksi keberadaan hormon hCG dalam urine. Hormon ini hanya diproduksi oleh tubuh perempuan yang sedang hamil, tepatnya oleh sel trofoblas di plasenta yang terbentuk setelah pembuahan.

    Pada alat testpack, terdapat antibodi khusus yang dirancang untuk mengenali struktur molekul beta hCG. Antibodi ini bekerja sangat spesifik dengan hanya bereaksi bila menemukan bentuk molekul yang identik. Karena itu, cairan yang tidak mengandung hormon tersebut, termasuk cairan buah, tidak akan bisa membuat testpack menunjukkan hasil positif.

    Adakah Struktur Mirip hCG di Buah Semangka?

    Secara kimia, TIDAK ADA zat gizi dari makanan atau buah-buahan yang memiliki struktur mirip dengan hormon hCG.

    Hormon hCG merupakan protein kompleks yang terdiri dari dua subunit, yaitu alfa dan beta, dan tersusun atas lebih dari 200 asam amino. Berat molekulnya pun cukup besar, sekitar 36 kilodalton.

    Sementara itu, zat gizi yang terdapat dalam semangka seperti likopen, vitamin C, asam amino sitrulin, air, dan karbohidrat alami adalah molekul kecil yang sama sekali tidak menyerupai hormon baik dalam bentuk maupun fungsi biologisnya. Tidak ada mekanisme yang memungkinkan zat-zat tersebut menimbulkan reaksi serupa dengan hormon hCG pada antibodi testpack.

    Lalu Kenapa Bisa Muncul Hasil Positif?

    Hasil dua garis yang muncul dalam video kemungkinan besar disebabkan oleh reaksi non-biologis, bukan karena adanya hormon kehamilan atau zat gizi yang mirip. Fenomena semacam ini dapat terjadi karena beberapa hal teknis pada alat, di antaranya:

    Kelembapan dan tingkat keasaman (pH) dari buah dapat memengaruhi proses kapiler pada testpack. Cairan semangka yang mengandung gula, asam organik, dan pigmen alami bisa mengubah pola penyerapan cairan ke membran nitroselulosa di dalam alat. Perubahan ini dapat menyebabkan distribusi warna reagen menjadi tidak merata, sehingga garis uji tampak buram atau muncul bayangan samar yang menyerupai dua garis.Kerusakan alat juga bisa menjadi penyebab. Testpack yang sudah kedaluwarsa atau disimpan di tempat lembap cenderung mengalami penurunan sensitivitas antibodi. Akibatnya, reagen pewarna bisa berpindah ke area uji tanpa ikatan spesifik terhadap hormon hCG, lalu meninggalkan warna samar yang keliru dibaca sebagai positif.Reaksi pigmen atau warna alami dari cairan juga mungkin menimbulkan kesan garis tambahan. Semangka mengandung likopen, pigmen merah alami yang dapat menempel pada serat membran alat. Pigmen ini bisa mengubah warna area reaksi dan menciptakan ilusi garis kedua meskipun tidak ada reaksi kimia dengan antibodi testpack.

    Kesimpulan

    Tidak ada senyawa dalam semangka yang bisa membuat testpack menunjukkan hasil positif hamil. Alat tes kehamilan yang normal hanya akan bereaksi terhadap hormon hCG yang dihasilkan tubuh manusia, bukan terhadap zat gizi atau cairan dari buah apa pun.

    Fenomena dua garis yang muncul dalam video kemungkinan besar berasal dari gangguan teknis pada alat atau efek visual dari cairan semangka, bukan bukti adanya hormon kehamilan atau zat gizi yang memberikan efek mirip dengan hormon hCG.

    Di tengah maraknya konten viral di media sosial, penting untuk tidak langsung menelan mentah-mentah setiap klaim yang beredar, apalagi yang berkaitan dengan kesehatan dan sains. Selalu pastikan informasi dicek ulang melalui sumber terpercaya atau penjelasan dari ahli, agar tidak terjebak pada hoaks yang menyesatkan.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Opsi Selain Air Kelapa untuk Dikonsumsi Setelah Lari Maraton”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Ahli Kanker Bicara Risiko Paparan Radioaktif Cs-137, Bisa Merusak DNA Tubuh

    Ahli Kanker Bicara Risiko Paparan Radioaktif Cs-137, Bisa Merusak DNA Tubuh

    Jakarta

    Kasus paparan radioaktif cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan pada delapan pabrik sepatu di Indonesia memicu kekhawatiran publik. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medis, dr Ronald Alexander Hukom, SpPD, KHOM, menjelaskan efek paparan bahan radioaktif seperti Cs-137 sangat bergantung pada dosis dan lama paparan terhadap tubuh manusia.

    “Tergantung dosis dan lama paparannya. Efek radioaktif bisa mulai dari mual, rambut rontok, sampai timbul berbagai penyakit berat seperti kanker,” beber dr Ronald saat dihubungi detikcom Kamis (13/11/2025).

    Menurutnya, mekanisme utama dampak radiasi terhadap tubuh adalah kerusakan materi genetik sel (DNA). Saat DNA rusak, proses pembelahan sel dapat menjadi tidak terkendali, memicu pembentukan tumor atau kanker.

    “Paparan radiasi bisa merusak DNA sel tubuh. Bila kerusakannya tidak dapat diperbaiki, sel tersebut bisa tumbuh abnormal dan akhirnya membentuk kanker,” jelasnya.

    dr Ronald menambahkan bahwa paparan radioaktif bisa terjadi melalui dua jalur, yakni eksternal dan internal.

    Paparan internal terjadi saat bahan radioaktif masuk ke dalam tubuh, misalnya terhirup, tertelan melalui makanan atau air yang terkontaminasi, atau masuk lewat luka terbuka.

    “Paparan internal dianggap lebih berbahaya dalam jangka panjang karena bahan radioaktif tersebut dapat bertahan di dalam tubuh dan terus-menerus memancarkan radiasi,” katanya.

    Hal ini dapat menyebabkan efek kerusakan kronis pada berbagai organ. Misalnya, radiasi dapat menimbulkan gangguan irama jantung (aritmia), dan jika terjadi akumulasi pada organ tertentu, bisa memicu leukemia, kanker jaringan lunak, kanker pankreas, payudara, prostat, atau kandung kemih.

    Efek radiasi tidak selalu muncul seketika. dr Ronald menegaskan gejala dan penyakit akibat paparan Cs-137 bisa timbul setelah bertahun-tahun, tergantung intensitas dan lama paparan yang dialami seseorang.

    “Efek bisa timbul dalam waktu tahunan atau belasan tahun. Jadi tidak selalu langsung terasa,” ujarnya.

    Meski begitu, ia juga mengingatkan bahwa tidak semua paparan Cs-137 otomatis berujung kanker. “Ada laporan bahwa paparan jangka panjang dosis rendah Cs-137 mungkin tidak meningkatkan risiko kanker secara signifikan pada orang dewasa,” tambahnya.

    Menurut dr Ronald, langkah terbaik adalah tetap waspada dan memastikan kontrol lingkungan serta kesehatan pekerja atau masyarakat yang berpotensi terpapar. Pemeriksaan medis rutin dan deteksi dini sangat penting bila ada kemungkinan kontak dengan bahan radioaktif.

    “Pemantauan kesehatan jangka panjang perlu dilakukan, terutama bagi mereka yang bekerja di area yang pernah terpapar radioaktif,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)