Jenis Media: Kesehatan

  • Kematian Song Jae Rim dan Tingginya Angka Bunuh Diri di Korea Selatan

    Kematian Song Jae Rim dan Tingginya Angka Bunuh Diri di Korea Selatan

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangai klinik kesehatan jiwa. Layanan konsultasi kesehatan jiwa juga disediakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) di laman resminya yaitu www.pdskji.org. Melalui laman organisasi profesi tersebut disediakan pemeriksaan secara mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang.

    Aktor Korea Selatan Song Jae Rim meninggal dunia. Menurut keterangan kepolisian, pemeran variety show We Got Married itu meninggal dunia diduga bunuh diri.

    Diberitakan Koreaboo, meski penyebab kematiannya belum dapat dipastikan, surat wasiat dua halaman ditemukan di tempat kejadian.

    Kematian selebriti Korsel selalu menghidupkan kembali perbincangan mengenai kesejahteraan mental para selebriti dan tokoh masyarakat di negeri itu, menyoroti tekanan yang mereka hadapi dalam industri hiburan Korea yang kompetitif dan penuh tekanan.

    Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan kultur yang sangat kompetitif. Angka bunuh diri di Negeri Ginseng itu bahkan termasuk tinggi di antara negara maju.

    Krisis kesehatan mental di Korea Selatan meluas ke seluruh lapisan kelas dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

    Pada tahun 2021, angka bunuh diri di Korea Selatan adalah 26 dari setiap 100.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan negara tersebut. Korea Selatan juga memiliki tingkat bunuh diri remaja tertinggi di antara negara-negara Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

    “Bunuh diri berkaitan erat dengan kualitas hidup individu. Angka bunuh diri cenderung meningkat seiring dengan perubahan atau ketidakstabilan sosial yang drastis sehingga mewakili ciri struktural masyarakat dan kesatuan sosial,” kata Statistics Korea dalam laporannya.

    Rata-rata, pria memiliki angka bunuh diri dua kali lebih tinggi dibandingkan wanita. Namun, tingkat percobaan bunuh diri lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki.

    Paik Jong-woo, seorang psikiater dan direktur Pusat Pencegahan Bunuh Diri Korea, mengaitkan tingginya angka bunuh diri dengan stigma sosial. Penelitian menunjukkan bahwa lebih sedikit warga Korea Selatan yang menderita depresi yang mencari bantuan dibandingkan negara maju lainnya.

    Mereka yang bekerja di industri hiburan mungkin paling berisiko, menurut Paik.

    “Seniman cenderung merasakan emosi dengan lebih jelas dan karena karyanya dicintai publik, mereka mau tidak mau harus lebih peka terhadap pandangan publik,” ujarnya.

    (kna/kna)

  • Makan Mi Instan Setiap Hari selama 30 Tahun, Gimana Efeknya ke Tubuh?

    Makan Mi Instan Setiap Hari selama 30 Tahun, Gimana Efeknya ke Tubuh?

    Jakarta

    Seorang pria Jepang sangat jatuh cinta dengan mi instan sampai rela mengonsumsi makanan itu setiap hari. Selama 30 tahun, tak pernah lewat sehari pun baginya menikmati semangkuk mi instan.

    Sukosekisai Oyama (65) mengatakan setiap hari makan mi instan. Dia menyebut sudah makan lebih dari 10 ribu cup makanan instan itu.

    Terlepas dari kebiasaan Oyama, makan mi instan setiap hari dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan. Mengonsumsi mi instan dalam jumlah sedang mungkin tidak menimbulkan efek kesehatan yang negatif. Akan tetapi, nilai gizinya rendah, dan konsumsi yang sering dapat dikaitkan dengan kualitas diet yang buruk.

    Dikutip dari Healthline, mi instan adalah jenis mi yang sudah dimasak sebelumnya, biasanya dijual dalam kemasan atau cangkir dan mangkuk tersendiri. Bahan-bahan yang umum dalam mi termasuk tepung, garam, dan minyak kelapa sawit. Kemasan penyedap umumnya mengandung garam, bumbu penyedap, dan monosodium glutamat (MSG).

    Meskipun ada banyak variasi antara berbagai merek dan rasa mi instan, sebagian besar mi instan rendah kalori, serat, dan protein, tetapi tinggi lemak, karbohidrat, natrium, dan beberapa zat gizi mikro.

    Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi mi instan secara rutin dikaitkan dengan kualitas diet yang buruk secara keseluruhan. Sebuah studi tahun 2014 mengamati pola makan 10.711 orang dewasa. Ditemukan bahwa mengonsumsi mi instan setidaknya dua kali seminggu meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita.

    Berikut dampak makan mi instan setiap hari

    1. Risiko tekanan darah tinggi

    Tekanan darah tinggi, salah satu unsur utama sindrom metabolik, dapat terjadi ketika makan mi instan tiap hari. Kerusakan tubuh akibat tekanan darah tinggi dapat berkembang perlahan seiring waktu, yang pada akhirnya memengaruhi arteri, jantung, otak, ginjal, dan mata.

    2. Kenaikan berat badan

    Ada beberapa alasan mengapa mengonsumsi mi instan setiap hari dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Meskipun kalori yang tercantum pada kemasan mungkin tidak tampak mengkhawatirkan, orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengonsumsi lebih dari satu porsi. Kemasan standar biasanya sama dengan dua porsi, dengan total sekitar 380 kalori, tergantung pada merek dan rasa.

    Masalah lain dengan mi instan dan manajemen berat badan adalah meskipun telah makan semangkuk besar, seseorang mungkin merasa lapar lagi segera setelahnya. Hal ini dapat membuat seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori secara keseluruhan sepanjang hari.

    2. Kerusakan hati

    Selain meningkatkan risiko sindrom metabolik, penambahan berat badan, dan gagal jantung, mi instan. Seiring waktu, perilaku dan kondisi kesehatan yang merusak hati dapat menyebabkan sirosis (jaringan parut), yang dapat menyebabkan gagal hati.

    Bahan-bahan yang digunakan untuk menjaga daya simpan tersebut, termasuk pengawet, perasa buatan, pemanis buatan, dan bahan tambahan lainnya yang dapat membantu menjaga tekstur, stabilitas, dan rasa mi instan. Bahan-bahan ini membuat mi sulit dicerna. Pada akhirnya, organ tubuh akan bekerja keras untuk memecah dan mengolah mi instan.

    3. Risiko gagal jantung

    Mi instan tinggi kadar natrium dan lemak jenuhnya sehingga meningkatkan peluang terkena tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, yang pada gilirannya dapat membuat lebih rentan terhadap gagal jantung.

    (kna/kna)

  • Sering Terbangun Pukul 3 Pagi? Ini 4 Kemungkinan Pemicunya

    Sering Terbangun Pukul 3 Pagi? Ini 4 Kemungkinan Pemicunya

    Jakarta

    Bagi sebagian orang, pasti pernah memiliki pengalaman terbangun di pukul 3 pagi. Banyak orang menganggap bahwa fenomena ini hanya dipicu oleh stres.

    Ada alasan ilmiah di balik seseorang terbangun di pukul 3 pagi. Tak hanya stres, nyatanya ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kejadian ini.

    Lantas, faktor apa saja yang dapat memicu seseorang terbangun di pukul 3 pagi? Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut adalah di antaranya:

    1. Stres

    Menjalani hari yang menegangkan dapat menyebabkan pikiran menjadi terganggu di tengah malam. Pikiran itu dapat datang dalam bentuk mimpi buruk yang membuat seseorang terbangun di pukul 3 pagi.

    Tak hanya itu saja, kecemasan juga dapat membuat tubuh sulit tidur sepanjang malam. Ketika seseorang terus-menerus memikirkan hari yang sebelumnya atau selalu memikirkan aktivitas di pagi hari, ini dapat membuat seseorang terbangun.

    Seseorang yang mengalami depresi juga cenderung mengalami pola tidur yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan tidur secara berlebihan dan merasa mengantuk di siang hari.

    2. Ingin ke Kamar Mandi

    Pada saat tubuh tertidur sekalipun, tubuh masih bekerja keras untuk mencerna makanan dan minuman yang sudah dikonsumsi pada hari itu.

    Oleh sebab itu, wajar apabila sesekali tubuh terbangun dan ingin ke kamar mandi. Meksipun begitu, apabila hal tersebut sering terjadi, maka dapat mengindikasikan gejala nokturia atau kondisi ketika seseorang sering buang air kecil di malam hari.

    3. Lingkungan Sekitarnya Tidak Kondusif

    Tubuh bisa saja terbangun di pukul 3 pagi apabila mendengar sirine ambulans, radio tetangga yang menyala di sebelah rumah, atau bahkan sorotan lampu jalan yang menyilaukan dan menyinari sisi ruang tidur.

    Gangguan tidur eksternal ini dapat menyebabkan tubuh terbangun di tengah malam. Meskipun begitu, hal ini lebih mungkin terjadi ketika pada dini hari, saat tubuh baru saja keluar dari fase tidur REM (rapid eye movement).

    4. Mengidap Sleep Apnea

    Sering terbangun di malam hari dapat menjadi tanda sleep apnea. Ketika tubuh mengidap gangguan tidur ini, maka tubuh dapat berhenti bernapas saat tidur. Selain dapat membangunkan tubuh, sleep apnea juga dapat mengganggu irama jantung dan mengurangi aliran oksigen ke tubuh.

    Gejala sleep apnea lainnya dapat meliputi sebagai berikut:

    Mendengkur saat tidurTersentak dan terbangun sembari tersedak atau megap-megap mencari udaraMengantuk atau lelah di siang hari

    (suc/suc)

  • Hadiah Ultah Skrining Gratis dari Pemerintah Lewat SATUSEHAT

    Hadiah Ultah Skrining Gratis dari Pemerintah Lewat SATUSEHAT

    Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan memberikan hadiah skrining kesehatan gratis saat hari ulang tahun. Program skrining ini bisa untuk bayi hingga usia lansia. Salah satu skriningnya seperti pemeriksaan kolesterol. Program ini dapat diakses melalui aplikasi SATUSEHAT yang terkoneksi dengan berbagai bidang kesehatan.

  • Pria Jepang Makan Mi Instan Tiap Hari selama 30 Tahun, Lambung Aman?

    Pria Jepang Makan Mi Instan Tiap Hari selama 30 Tahun, Lambung Aman?

    Jakarta

    Bagi seorang Sukosekisai Oyama, mi atau ramen instan merupakan makanan yang wajib ada di meja makannya. Selama 30 tahun terakhir, Oyama tidak pernah terlewat sehari pun untuk memakan semangkuk mi instan.

    Dikutip dari Japan Insider dan Oddity Central, Oyama dikenal sebagai ‘raja mi instan’ Jepang. Dirinya dikenal karena memenangkan banyak acara permainan TV terkait mi instan dan mengklaim telah menghabiskan 10.000 porsi dalam tiga dekade terakhir.

    Pria yang lahir pada tahun 1959 di Nerima, Tokyo ini mengaku dirinya telah jatuh cinta pada mi instan sejak menjadi mahasiswa. Bahkan, dirinya saat ini telah mengoleksi lebih dari 6.000 jenis kemasan mi instan jepang.

    Kecintaannya dengan mi instan membuatnya Oyama memenangkan “Kejuaraan Mi Instan TV Tokyo” pada tahun 1995. Ini adalah acara permainan tempat para kontestan bertarung untuk menentukan siapa yang paling berpengetahuan tentang mi instan.

    Setelah menjadi juara, Oyama menjadi semacam selebriti, dan terus tampil di TV sejak saat itu. Ia menyatakan bahwa setelah kemenangannya, jumlah tawaran “pekerjaan terkait mi instan” meningkat, dan membawanya ke posisinya sekarang.

    Mi Instan Jepang Beda dengan Negara Lain

    Meskipun banyak yang menganggap bahwa mi instan bukan salah satu makanan yang baik bagi tubuh, tetapi mi atau ramen Jepang berbeda dengan yang ada di negara lain.

    Ramen instan di Jepang, yang dikenal sebagai cup ramen, meskipun sangat murah, belum tentu merupakan makanan cepat saji. Bahkan, ramen instan di Jepang sebenarnya bisa menjadi makanan lezat.

    Banyak mi instan di Jepang yang memiliki topping asli di dalamnya, bukan hanya bubuk perasa untuk sekadar membuat kaldu. Bahkan, terdapat daging dan sayuran kering asli untuk menciptakan rasa yang seotentik mungkin.

    Dengan kebiasaan ini, Oyama tampak baik-baik saja. Bahkan dirinya menikmati gaya hidup dan kariernya sebagai ‘raja mi instan’.

    Meskipun ia belum berkomentar tentang apa pun yang berhubungan dengan kesehatan atau rencana masa depannya, Kemungkinan besar Oyama akan terus menikmati semangkuk mi instan panas setiap hari, bahkan mungkin selamanya.

    Kebiasaan Oyama ini tentunya bukan untuk ditiru banyak orang. Mengonsumsi mi instan dalam jangka panjang juga bisa buruk bagi kesehatan pencernaan. Konsumsi mi instan secara rutin telah banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yaitu sekelompok gejala yang meliputi kelebihan lemak perut, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kadar lipid darah yang tidak normal.

    (dpy/up)

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Tak Sengaja Makan Roti yang Sudah Berjamur

    Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Tak Sengaja Makan Roti yang Sudah Berjamur

    Jakarta

    Bagi seseorang yang memiliki jadwal sibuk, roti mungkin menjadi makanan penyelamat karena bisa dimakan saat bepergian. Akan tetapi, roti tidak dapat bertahan lama dan ketika dibiarkan begitu saja bisa ditumbuhi oleh jamur.

    Beberapa orang mungkin tak sengaja mengonsumsi roti yang sudah kadaluwarsa dan berjamur. Mungkin karena makan dengan buru-buru sehingga telat menyadari.

    Spesialis penyakit dalam, dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH menjelaskan seseorang yang tak sengaja mengonsumsi roti yang sudah berjamur biasanya dapat mengalami sensasi mual akibat dari rasa yang tidak enak.

    Roti yang sudah berjamur biasanya terjadi karena sudah lama atau kadaluwarsa. dr Aru mengatakan, bukan hanya jamur saja yang tumbuh di roti kadaluwarsa, tetapi juga mikroorganisme lain, seperti bakteri.

    “Kadang bakteri ini yang menyebabkan gejala keracunan pada makanan,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (11/11/2024).

    Menurutnya, potensi jamur bersama bakteri tersembunyi ini menjadi alasan mengapa makanan berjamur menjadi berbahaya. Terutama pada orang yang memiliki gangguan pencernaan.

    Karenanya, ia mengimbau untuk menghindari mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi jamur.

    “[Gejalanya] bisa sama seperti mual muntah atau diare. Tetapi bisa memberat bila ada bakteri yang menyebabkan keracunan yang berakibat pusing, kehilangan kesadaran hingga syok,” kata dr Aru.

    “Jika gejalanya makin memberat disarankan segera datang ke RS atau ke dokter,” imbuhnya lagi.

    (suc/kna)

  • Daftar Wilayah RI yang Warganya Pilih Childfree, Ramai-ramai Ogah Punya Anak

    Daftar Wilayah RI yang Warganya Pilih Childfree, Ramai-ramai Ogah Punya Anak

    Jakarta

    Tercatat sebanyak 71 ribu perempuan di Indonesia memilih tidak memiliki anak alias ‘childfree’. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, pulau Jawa menjadi wilayah dengan perempuan terbanyak hidup childfree.

    Sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten. Masing-masing melaporkan kasus melampaui 10 persen pada 2022.

    Tingginya childfree di tiga wilayah terkait, berkaitan dengan paparan pola pikir yang sangat terbuka pada modernisasi. Pada awal penyebaran COVID-19, pemerintah mulai menerapkan kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah.
    Secara umum, prevalensi perempuan childfree pada periode ini menurun dibandingkan sebelum pandemi.

    Namun, data BPS justru menunjukkan fenomena sebaliknya untuk DKI Jakarta dan Jawa Timur pada 2020, yaitu persentase perempuan childfree di kedua provinsi ini meningkat pada awal pandemi.

    Fakta tersebut memunculkan dugaan bahwa COVID-19 menurunkan kemampuan finansial dan daya beli masyarakat DKI Jakarta dan Jawa Timur, pada level yang sangat rendah. Akibatnya, semakin banyak perempuan yang memilih childfree agar tidak memperburuk perekonomian keluarga.

    Tren kenaikan kasus childfree di tiga wilayah tertinggi terpantau seperti berikut:

    DKI Jakarta dari 8,8 persen meningkat menjadi 14,3 persen dalam empat tahun terakhirJawa Barat dari 7,8 persen menjadi 11,3 persen dalam empat tahun terakhirBanten 8 persen menjadi 15,3 persen dalam empat tahun terakhir

    Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 juga menemukan 57 persen perempuan childfree tidak terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi. Perempuan childfree yang bekerja umumnya bergerak di sektor perdagangan. Namun, 80 persen perempuan childfree sudah menempati rumah milik sendiri di tengah menanjaknya harga properti.

    Laporan BPS Menelusuri Jejak Childfree (2023) tersebut sekaligus menyimpulkan jumlah perempuan yang ‘ogah’ memiliki anak diprediksi lebih besar dari 71 ribu, bila melibatkan survei pada perempuan yang belum menikah. Terlebih, dalam survei tersebut juga ditemukan 44,67 persen penduduk memiliki pandangan netral terkait pemahaman childfree dan 8,17 persen di antaranya mendukung.

    (naf/kna)

  • Singapura Jadi Negara ‘Blue Zone’, Ini Rahasia Umur Panjang Warganya

    Singapura Jadi Negara ‘Blue Zone’, Ini Rahasia Umur Panjang Warganya

  • Sering Menghela Napas Bikin Jantung-Pencernaan Lebih Sehat, Kok Bisa? Ini Temuan Riset

    Sering Menghela Napas Bikin Jantung-Pencernaan Lebih Sehat, Kok Bisa? Ini Temuan Riset

    Jakarta

    Sebuah riset menunjukkan manfaat ‘sigh’ atau menghela napas pada organ tubuh. Kebiasaan ini diyakini berdampak pada kesehatan jantung lebih baik, tekanan darah stabil, dan pencernaan lancar.

    Rupanya, hal itu berkaitan dengan medula oblongata di otak, yakni pusat pernapasan yang membuat seseorang bernapas secara otomatis.

    “Menara kontrol yang terletak di bagian terendah otak dan batang otak, mengatur laju pernapasan seseorang dan merespons masukan dari sensor di berbagai area tubuh,” kata dr Steve Yang, dokter spesialis pernapasan dan perawatan intensif di Rumah Sakit Mount Elizabeth.

    “Sensor-sensor ini memberitahu pusat pernapasan tentang perubahan kadar karbon dioksida dalam darah, kadar oksigen, dan kadar pH,” jelasnya.

    Pusat pernapasan kemudian menyesuaikan laju pernapasan seseorang dengan mengirimkan impuls ke otot-otot sistem pernapasan untuk menyesuaikan kedalaman dan laju pernapasan.

    Jaclyn Chow Kepala Fisioterapis di Heart & Lung Physio membeberkan alasan mengapa menghela napas baik bagi tubuh.

    “Menghirup napas dalam-dalam dan mengembuskan napas lebih lama dari biasanya meningkatkan luas permukaan paru-paru, dan meningkatkan pertukaran gas untuk membuang kelebihan karbon dioksida secara lebih efisien dari tubuh,” kata Chow.

    “Oleh karena itu, menghela napas berperan penting dalam mencegah kolapsnya alveoli (kantung udara kecil berbentuk balon di paru-paru), dan memulihkan kelenturan paru-paru (kemampuan paru-paru untuk mengembang). Ia juga membantu memulihkan kadar oksigen dan karbon dioksida saat kadarnya menjadi terlalu rendah atau tinggi,” katanya, dikutip dari CNA.

    Tanpa disadari, seseorang menghela napas lebih sering atau lebih banyak dari yang diperkirakan.

    “Rata-rata orang tanpa sadar menghela napas sekali setiap lima menit, yang berarti 12 kali per jam saat kita terjaga,” kata Chow.

    Lebih jauh, kebiasaan ini mengaktifkan sistem saraf parasimpatis dan dapat memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan darah, serta memperbaiki pencernaan, demikian tegas dr Yang.

    Sistem saraf parasimpatis bekerja seperti mode autopilot tubuh. Ia mengendalikan semua fungsi tubuh yang tidak perlu diperintahkan secara sadar untuk dilakukan agar tetap hidup.

    Seperti berkedip, mencerna, mengeluarkan urine, berkeringat, membuat jantung berdetak pada kecepatan tertentu, dan tentu saja, bernapas. Tubuh tampaknya lebih suka beroperasi dalam mode pernapasan dalam yang lambat ini.

    “Rem bekerja lebih sehat daripada akselerator di sini,” kata Profesor David Spiegel, direktur Pusat Stres dan Kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford.

    “Seseorang bisa langsung berada di fase tenang dengan cara yang agak cepat.”

    (naf/suc)

  • Ketika ASI Tak Memungkinkan, Susu Formula Bisa Jadi Pilihan Nutrisi Bayi

    Ketika ASI Tak Memungkinkan, Susu Formula Bisa Jadi Pilihan Nutrisi Bayi

    Jakarta

    Semua pihak termasuk orang tua tentu menginginkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada bayi, khususnya usia 0-6 tahun. Namun, dalam kondisi tertentu, pemberian ASI eksklusif terkadang menemui sejumlah kendala sehingga membuat susu formula (sufor) dapat menjadi solusi.

    Dokter spesialis anak dr. Melani Rakhmi Mantu, Sp. A menjelaskan ada sejumlah kondisi yang membuat pemberian ASI menjadi tidak memungkinkan. Mulai dari meninggalnya ibu, tidak keluarnya ASI hingga penyakit yang memaksa ibu tidak dapat memberikan ASI.

    “Untuk 0-6 bulan rekomendasinya adalah ASI eksklusif. Namun tentunya ada kondisi-kondisi terkait. [seperti] Ibunya enggak ada, ibunya enggak bisa menyediakan ASI, ibunya jauh, ibunya sakit. Ada beberapa penyakit kronik infeksi tertentu yang tidak menganjurkan ibu untuk menyusui,” kata Melani dalam keterangan tertulis, Selasa (12/11/2024)

    Ia menilai kondisi tersebut membuat sufor menjadi solusi bagi bayi. Harapannya agar bayi tetap mendapat asupan nutrisi yang dapat membantunya terus tumbuh dan berkembang.

    “Pada saat itu, tentunya pilihan lain adalah pemberian susu formula,” ucap Melani.

    Menurutnya, para produsen telah memproduksi sufor sesuai dengan tahapan yang semestinya. Maka dari itu, sufor aman dikonsumsi oleh para bayi.

    “Namun tentunya saya percaya bahwa pabrik-pabrik, produsen susu formula sudah melalui seleksi, tentunya produksi susu formula sudah melalui beberapa tahap yang aman untuk 0-6 bulan,” tutur Melani.

    Senada, Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Niti Emiliana juga menyampaikan pemberian ASI eksklusif adalah harapan semua orang tua. Selain itu, dipertegas melalui PP No. 28 Tahun 2024 tentang kesehatan.

    “Tujuannya adalah untuk melindungi hak ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif,” ucap Niti.

    Namun, ia juga menjelaskan pemberian sufor tetap diperbolehkan selama ada kondisi tertentu atau indikasi medis tertentu. Hal itu sesuai Pasal 29 dalam PP No. 28 Tahun 2024 yang menyebutkan bayi dapat diberikan susu formula bayi jika pemberian ASI ataupun ASI dari donor tidak dimungkinkan, baik karena indikasi medis atau kondisi ibu terpisah dari bayi.

    “Tapi kalau seandainya ada indikasi medis yang seperti dikatakan. Ibunya meninggal, ibunya sakit atau mungkin alergi protein. yang diberikan ASI itu tidak nambah berat badannya dan harus diberi tambahan susu formula,” ungkap Niti.

    (akn/ega)