Jenis Media: Kesehatan

  • Ikan Kaleng Diusulkan di Program Makan Bergizi Gratis, Dokter Gizi Soroti Hal Ini

    Ikan Kaleng Diusulkan di Program Makan Bergizi Gratis, Dokter Gizi Soroti Hal Ini

    Jakarta

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan ikan kaleng dalam menu program makan bergizi gratis (MBG) di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini guna meningkatkan asupan protein dan gizi bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

    Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo mengatakan bahwa pihaknya sedang mendata pelaku usaha ikan kaleng yang nantinya akan diusulkan ke Badan Gizi Nasional.

    “Sekarang semua produk (ikan kaleng) kami list, kami akan ada rapat koordinasi, kami sampaikan, semua sedang berjalan. Dalam waktu dekat kami akan usulkan ke Badan Gizi,” kata Budi kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).

    “Ini menjadi solusi bagaimana tingkat aksesibilitas terhadap bahan baku yang akan diolah. Kalau di pantai, pesisir itu kan dekat dengan ikan segar. Namun ketika mulai ke arah daratan, bahan baku tingkat rantai dinginnya belum terbangun, maka ikan kaleng itu salah satu solusi,” jelas Budi.

    Ahli gizi dr Tan Shot Yen mengatakan ikan kaleng umumnya melalui proses pengawetan. Biasanya beberapa ikan kaleng ditambahkan minyak hingga bumbu, misalnya garam.

    “Imbuhan-imbuhan itu yang menjadi masalah,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (12/11).

    “Bisa mempengaruhi gizi jika ada kelebihan garam,” lanjutnya.

    Menurut dr Tan, dari segi rasa yang diterima dari ikan kaleng umumnya berbeda dengan ikan segar. Ia juga mewanti-wanti risiko kesehatan yang bisa muncul jika pengemasan ikan kaleng yang tak benar atau kadaluwarsa.

    “Perlu dipikirkan juga risiko botulinum toksin,” katanya lagi.

    Senada, dokter spesialis gizi dr Johanes Chandrawinata, SpGK, mengatakan ikan kaleng umumnya dikemas dalam kaleng kedap udara dan diproses dengan pemanasan. Pengalengan adalah metode pengawetan makanan yang mampu menjaga kualitas makanan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

    “Derajat keasaman ikan rendah sehingga mikroba dapat berkembangbiak. Hal ini mengharuskan ikan disterilisasi pada suhu 116-130 °C. Suhu tinggi ini dicapai dengan memasak di bawah tekanan tinggi (pressurized cooking),” imbuhnya.

    “Kemasan kaleng mencegah masuknya mikroorganisme masuk kedalam ikan yang telah disterilisasi. Jadi, selama kalengnya utuh maka ikan di dalamnya masih steril,” lanjutnya lagi.

    Terkait gizi, dr Johanes mengatakan tergantung pada cara masak ikan kaleng tersebut. Apabila ikan kaleng yang dimasak dengan air (spring water), kandungan gizi sama dengan ikan segar matang.

    “Kecuali bila ada tambahan garam. Bila dimasak dengan minyak, kalori ikan kaleng akan meningkat,” sambungnya.

    “Resiko makan ikan kaleng: Bila kaleng terluka (penyok misal nya) ada kemungkinan berkembang biaknya bakteri Clostridium botulinum sehingga bila dikonsumsi akan muncul botulisme yang dapat mengancam nyawa,” imbuhnya lagi.

    dr Johanes mengatakan apabila ingin mengonsumsi ikan kaleng sebaiknya pilih kaleng yang tak penyok, belum kadaluwarsa, hingga rendah garam dan lemak untuk mencegah risiko kesehatan.

    (suc/suc)

  • Ramai Isu Childfree, Perempuan Berhak Tentukan Keputusan Hamil dan Punya Anak

    Ramai Isu Childfree, Perempuan Berhak Tentukan Keputusan Hamil dan Punya Anak

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan terkait childfree atau keputusan tak memiliki anak di Indonesia. Hasilnya sekitar 71 ribu perempuan usia subur memilih tak punya anak karena beragam faktor.

    Childfree mengacu pada keputusan seseorang tidak memiliki anak setelah menikah. Meski dikhawatirkan berdampak serius pada struktur penduduk dan ketahanan bangsa di masa depan imbas merosotnya angka kelahiran atau total fertility rate (TFR), pilihan semacam ini jelas wajib dihargai.

    “Kita tidak boleh menghakimi seseorang karena childfree,” tegas Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Nur Ainy Fardana, N, MSi, Psikolog dalam keterangannya.

    Keputusan tidak memiliki anak juga banyak memicu perdebatan bahwa mereka yang childfree berarti bersikap egois. Menurut psikolog Veronica Adesla, pandangan childfree diangggap egois bisa terjadi karena hanya melihat dari perspektif hal positif yang didapatkan dari childfree, bahwa pemilih jalan hidup tersebut dianggap tidak mau mengorbankan dirinya untuk mengurus anak.

    Ada beberapa alasan perempuan memilih childfree dan keputusan tersebut bisa jadi telah mereka pertimbangkan, termasuk dari sisi psikologis. Mereka yang tidak ingin punya anak bisa secara mental merasa tidak siap karena dengan masalah yang saat ini sedang atau pernah dialaminya, termasuk trauma pengasuhan.

    Vero mengatakan pilihan childfree juga bisa terjadi ketika ada kekhawatiran anaknya juga akan mengalami masalah mental seperti dirinya ataupun tidak yakin sanggup mengasuh anak dengan baik dengan kondisi mental yang dialaminya.

    “Bila terjadi demikian dapat berujung anaknya mengalami masalah mental,” tutur Vero.

    Pola asuh orang tua tentu akan menentukan pembentukan karakter anak. Kesalahan dalam pola asuh akan memberikan dampak negatif, terutama pada psikologis anak.

    (kna/kna)

  • Viral Cokelat Dubai, Kalorinya Disebut-sebut Setara Makan Nasi Padang

    Viral Cokelat Dubai, Kalorinya Disebut-sebut Setara Makan Nasi Padang

    Jakarta

    Media sosial belakangan ini dihebohkan dengan hadirnya cokelat Dubai. Bahkan masyarakat yang fear of missing out (FOMO) sampai rela mengantre berjam-jam hanya untuk bisa mencicipi manisnya cokelat tersebut.

    Di balik kelezatannya, kabarnya cokelat Dubai ini menyimpan jumlah kalori yang cukup tinggi. Terlebih campuran lain seperti krim pistachio membuat jajanan ini menjadi cukup manis.

    “Kapok makan coklat dubai/arab yang manis poll, bkin pusing,” tulis salah satu akun di TikTok, dikutip detikcom Rabu (13/11/2024).

    “Walaupun 1.200 kalori mending nasi padang aja yg lebih nikmat,” tulis akun lain.

    “Pernah coba katanya manisnya pas banget. Ternyata itu tuh manis banget ky ketumpahan gula 1 kilo,” tulis akun lainnya.

    Merespons hal ini, Spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF mengatakan mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang tinggi dalam sehari bisa meningkatkan risiko mengalami beberapa masalah kesehatan.

    “Risiko mengalami obesitas, diabetes, penyakit jantung, atau risiko penyakit jangka panjang lebih rentan terjadi,” ujar dr Putri ketika dihubungi detikcom, Rabu (13/11/2024).

    dr Putri menambahkan, seseorang bisa saja mengalami masalah kesehatan yang instan seperti pusing hingga mulai karena rasa manis yang ada pada cokelat Dubai tersebut.

    “Otomatis kan akan meningkatkan lonjakan gula darah pada tubuh, yang biasa disebut hiperglikemia. Nah, kondisi ini akan memicu peningkatan hormon insulin yang kerjanya untuk mengatur kadar gula darah,” kata dr Putri.

    “Otomatis gula darah yang cepat naik tadi, juga akan cepat turun karena efek dari insulinnya, sehingga ketika dia mudah turun (gula) otomatis pasokan gula ke otak berkurang dan dia menjadi lebih sensitif seperti mudah pusing tadi,” lanjut dia.

    dr Putri menambahkan, jika kondisi ini terjadi setelah mengonsumsi makanan manis seperti cokelat Dubai maka segera untuk mengonsumsi makanan karbohidrat kompleks.

    “Seperti buah atau salad biar seratnya bisa membantu mengontrol gula darahnya yang baik atau dengan olahraga kardio yang ringan,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • BPOM Cabut Izin Edar 16 Produk Kosmetik yang Menyalahi Aturan, Ini Daftarnya

    BPOM Cabut Izin Edar 16 Produk Kosmetik yang Menyalahi Aturan, Ini Daftarnya

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menindak tegas temuan 16 produk yang tidak sesuai dengan pendaftaran. Pasalnya, pemilik produk melakukan pendaftaran atau registrasi ke BPOM RI dengan izin edar sebagai kosmetik, tetapi belakangan terungkap kosmetik tersebut digunakan atau diaplikasikan selayaknya obat, lantaran ditemukan menggunakan jarum maupun microneedle.

    “Tren penggunaan produk yang didaftarkan sebagai kosmetik namun diaplikasikan dengan menggunakan jarum yang marak beredar berhasil diungkap BPOM dan perlu ditertibkan,” beber Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (12/11/2024).

    Mengacu Peraturan BPOM Nomor 21 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik, produk kosmetik diartikan sebagai bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh, seperti rambut, kuku, bibir, organ genital bagian luar. Beberapa kegunaan kosmetik juga meliputi bagian perawatan berikut:

    Gigi dan membran mukosa mulutMembersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badanMelindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

    Karenanya, penggunaan produk jarum atau microneedle yang digunakan maupun disuntikkan ke dalam tubuh tidak termasuk kategori kosmetik. Pasalnya, proses injeksi wajib dilakukan secara steril dan diaplikasikan tenaga medis, memastikan keamanannya.

    Berbeda dengan kosmetik yang bukan menjadi produk steril dan umumnya bisa dipakai siapapun tanpa bantuan tenaga medis serta tidak dipergunakan untuk memberikan efek di bawah lapisan kulit epidermis.

    Risiko yang Bisa Terjadi

    Efek dari penggunaan produk injeksi tanpa pengawasan dan bantuan tenaga medis berisiko bagi kesehatan tubuh. Mulai dari reaksi alergi, infeksi, rusaknya jaringan kulit, sampai efek samping sistemik.

    Ciri-ciri kosmetik berbahaya tanpa pengawasan medis tersebut biasanya dikemas dalam bentuk cairan ampul, vial, atau botol yang disertai atau tanpa jarum suntik. Dalam produk terkait, tertera penandaan atau promosi pemakaian dengan cara diinjeksikan.

    BPOM RI telah mencabut 16 izin edar kosmetik terkait, ia mengimbau agar pemilik produk memenuhi ketentuan peraturan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

    Lihat juga Video ‘BPOM Temukan 51.791 Kosmetik Ilegal dari 731 Klinik Kecantikan’:

    NEXT: Daftar 16 Kosmetik Disemprit BPOM dan Dicabut Izin Edarnya

  • KKP Usulkan Ikan Kaleng Jadi Menu Program Makan Bergizi Gratis

    KKP Usulkan Ikan Kaleng Jadi Menu Program Makan Bergizi Gratis

    Jakarta

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan ikan kaleng masuk dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Usulan tersebut rencananya akan diajukan kepada Badan Gizi Nasional

    Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengatakan penggunaan ikan kaleng diharapkan menjadi solusi alternatif bagi masyarakat di wilayah daratan, saat akses ke ikan segar terkendala oleh keterbatasan rantai pendingin.

    Hal itu, lanjutnya, untuk menyediakan sumber protein dan gizi dari ikan kaleng bagi masyarakat yang sulit mengakses ikan segar, terutama di wilayah daratan yang jauh dari pesisir.

    “Ini menjadi solusi bagaimana tingkat aksesibilitas terhadap bahan baku yang akan diolah. Kalau di pantai, pesisir itu kan dekat dengan ikan segar. Namun ketika mulai ke arah daratan, bahan baku tingkat rantai dinginnya belum terbangun, maka ikan kaleng itu salah satu solusi,” jelas Budi kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).

    Budi mengatakan bahwa KKP berkomitmen untuk meningkatkan edukasi publik mengenai ikan kaleng, terlebih makanan tersebut memenuhi standar SNI aman dikonsumsi.

    Pihaknya menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk menghilangkan stigma bahwa ikan kaleng tidak sebaik ikan segar, terutama di dapur-dapur dan pengolah makanan.

    “Kami akan sosialisasi tentang olahan yang sudah memenuhi standar-standar SNI, itu layak konsumsi, Ini adalah satu hal yang sebetulnya menjadi langkah kami ketika kita harus melakukan edukasi kepada (masyarakat),” ucapnya.

    Selain ikan kaleng, KKP juga mengembangkan produk olahan ikan lain yang memenuhi syarat minimal 30 persen bahan ikan untuk mendukung program gizi masyarakat.

    KKP juga menilai ikan kaleng dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk usaha kuliner atau catering sehingga UMKM dapat berpartisipasi dalam program ini.

    “Kami selalu komunikasikan dengan mereka (Badan Gizi Nasional) bahwa produk olahan ini (ikan kaleng) sudah memenuhi syarat. Nanti mereka (Badan Gizi Nasional) akan memilih kira-kira yang akan dibeli yang mana,” kata Budi.

    (suc/kna)

  • Mengenal Buah Ciplukan dan Manfaatnya untuk Kesehatan

    Mengenal Buah Ciplukan dan Manfaatnya untuk Kesehatan

    Jakarta

    Buah ciplukan atau disebut golden berry adalah buah yang terbungkus kelopak berwarna kuning. Tanaman ini memiliki daging buah berbentuk bulat dan berwarna oranye terang.

    Buah ini memiliki rasa asam dan manis, cukup digemari oleh banyak orang. Selain disantap sebagai camilan, buah yang dikenal dengan nama ‘golden berry’ ini juga memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.

    Manfaat buah ciplukan sendiri berasal dari nutrisi yang terkandung di dalamnya. DIkutip dari Healthline, berikut kandungan nutrisi yang ada pada buah ciplukan:

    Kalori: 74Karbohidrat: 15,7 gramSerat: 6 gramProtein: 2,7 gramLemak: 1 gramVitamin CVitamin B1 (thiamin)Vitamin B2 (riboflavin)Vitamin B3 (niacin)Vitamin AZat besiFosfor

    Selain itu, buah ciplukan juga mengandung antioksidan, beta-karoten, vitamin K, dan sejumlah kalsium.

    Manfaat Buah Ciplukan untuk Kesehatan

    Buah ciplukan memiliki khasiat yang beragam untuk kesehatan, di antaranya:

    1. Memiliki Antioksidan yang Tinggi

    Kandungan antioksidan dalam buah ciplukan dapat membantu menangkal efek radikal bebas, molekul berbahaya yang bisa memicu kerusakan sel dan risiko kanker.

    Studi juga menunjukkan senyawa fenolik yang ada dalam buah ciplukan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pada kanker payudara dan kolorektal.

    2. Mengatasi Peradangan

    Buah ciplukan memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan, sehingga berpotensi melindungi dari kanker usus besar.

    Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap hewan, ekstrak buah ciplukan dapat mengurangi peradangan pada tikus yang mengalami sindrom iritasi usus. Lebih lanjut, tikus yang diobati dengan ekstrak ini memiliki penanda peradangan yang lebih rendah pada jaringan tubuhnya.

    3. Meningkatkan Imun Tubuh

    Studi menunjukkan buah ciplukan dapat membantu mengatur sistem imun. Khasiat ini berasal dari berbagai polifenol yang membantu menghambat pelepasan penanda peradangan tertentu.

    Buah ciplukan juga kaya akan vitamin C yang turut berperan dalam membangun sistem kekebalan.

    Buah ciplukan mengandung vitamin K, nutrisi yang dibutuhkan dalam metabolisme tulang. Vitamin K merupakan komponen penting bagi tulang dan tulang rawan, serta terlibat dalam rekonstruksi tulang.

    5. Meningkatkan Fungsi Penglihatan

    Lutein dan beta-karoten yang ada pada buah ciplukan memiliki khasiat dalam mengurangi risiko degenerasi makula terkait pertambahan usia.

    Lutein juga terkenal dapat mencegah penyakit mata.

    (ath/suc)

  • Menkes Ungkap Beda Layanan Skrining Kesehatan Gratis dan Medical Check Up RS

    Menkes Ungkap Beda Layanan Skrining Kesehatan Gratis dan Medical Check Up RS

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa layanan program layanan kesehatan gratis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI nantinya akan berbeda dengan medical check-up (MCU) di rumah sakit. Ia menjelaskan pemeriksaan kesehatan gratis yang diberikan tidak hanya sekedar menimbang berat badan atau tekanan darah saja, namun memang tidak selengkap dengan pemeriksaan berbayar di rumah sakit swasta misalnya.

    “Ini bukan skrining rumah sakit ya, skrining di puskesmas. Jadi jangan bayangkan kalau kayak teman-teman medical check up,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Kantor Kementerian Kesehatan, Selasa (12/11/2024).

    “Ini kita check gula darah, kolesterol, tekanan darah, untuk yang dewasa. Untuk dekat lansia itu juga ada tes kanker. Untuk bayi ada yang namanya kongenital hipotiroid dan pemeriksaan G6PD. Jadi masing-masing kelompok umur itu berbeda-beda,” sambungnya.

    Penerapan skrining kesehatan gratis nantinya akan berbeda-beda setiap kategori umur. Misalnya, pada kategori balita skrining akan lebih memfokuskan pemeriksaan hipotiroid kongenital, pada remaja pada pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi, sedangkan pada orang dewasa fokus pada deteksi dini kanker.

    Usia kelompok lansia juga akan mendapatkan skrining kesehatan gratis yang memfokuskan pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, dan kesehatan umum lain terkait penuaan.

    Rencananya program ini akan mulai diselenggarakan secara bertahap pada Januari 2025. Menkes Budi mengatakan saat ini proses persiapan masih sedang terus dilakukan.

    “Sekarang kita sedang siapkan, termasuk dengan yang dari bank dunia kita melengkapi 10 ribu puskesmas dengan alat-alat lab darah,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Perempuan di RI Mulai Ogah Punya Bayi, Susul Jepang dan Korsel?

    Perempuan di RI Mulai Ogah Punya Bayi, Susul Jepang dan Korsel?

    Jakarta

    Fenomena childfree atau memilih tidak punya anak, bukan hanya dihadapi banyak negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan, tetapi trennya belakangan ikut meningkat di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik Indonesia (2023) mencatat sebanyak 8,2 persen perempuan usia subur 15-49 tahun memilih hidup childfree. Sebagai catatan, survei ini hanya dilakukan pada kelompok perempuan sudah pernah menikah dan tidak memiliki anak, juga pasangan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.

    Artinya, data kasus childfree bisa lebih besar bila sebaran perempuan yang belum menikah dan menggunakan alat kontrasepsi turut diperhitungkan dalam survei. Peningkatan kasus childfree tercatat dalam empat tahun terakhir dengan didominasi sebagian warga DKI Jakarta (14,3 persen), Jawa Barat (11,3), hingga Banten (15,3 persen).

    Meski dikhawatirkan berdampak serius pada struktur penduduk dan ketahanan bangsa di masa depan imbas merosotnya angka kelahiran atau total fertility rate (TFR), pilihan semacam ini jelas wajib dihargai. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Nur Ainy Fardana, N, MSi, Psikolog, mengingatkan childfree bukan hanya sebatas pilihan.

    Beberapa dari mereka hidup tanpa anak karena masalah kesehatan yang dialami. Wanita bisa mengalami gangguan kesuburan atau dalam beberapa kondisi tidak memiliki organ reproduksi sempurna, seperti tidak memiliki rahim dan berisiko fatal saat mengandung atau melahirkan, baik bagi kesehatan ibu, juga janinnya.

    Catatan prevalensi gangguan kesuburan atau infertilitas di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan RI 2022 berada di 10-15 persen. Ada empat hingga enam pasangan usia subur dari 39,8 juta membutuhkan pengobatan untuk memiliki anak.

    “Kita tidak boleh menghakimi seseorang karena childfree,” tegas wanita yang akrab disapa Neny, dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom Selasa (12/11/2024)

    Beberapa kasus wanita dengan pilihan childfree juga dilatarbelakangi trauma masa lampau. Dalam kasus ini, pilihan childfree jelas berdampak positif, yakni menghindari risiko sakit baik secara fisik maupun mental.

    Di sisi lain, adanya perasaan takut terkait tanggung jawab dan komitmen yang besar saat memiliki anak juga ikut berperan. BPS melaporkan lebih banyak kasus perempuan dengan lulusan SMA yang memilih hidup childfree, alih-alih kelompok wanita dengan karier dan pendidikan tinggi, seperti S2 dan S3. Alasannya jelas karena kesulitan ekonomi di tengah melambungnya biaya hidup, seseorang merasa tidak mampu menjadi orangtua atau memiliki anak.

    Meski begitu, Neny juga berpesan agar masyarakat tidak memutuskan ‘childfree’ dengan alasan tak matang. Hal ini dikarenakan seseorang bisa merasa kesepian dan terisolasi lantaran tidak memiliki tempat untuk menyalurkan kasih sayang, tidak mendapat pemenuhan dukungan emosional. Selain itu, seseorang harus siap dengan tekanan keluarga dan masyarakat yang memandang childfree sebagai pilihan tidak lazim.

    “Harus benar-benar melihat bahwa childfree harus dipertimbangkan dampak positif dan negatifnya,” pungkas dia.

    NEXT: Daftar Wilayah dengan Catatan Kasus Childfree Tertinggi di RI

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, pulau Jawa menjadi wilayah dengan perempuan terbanyak hidup childfree.

    Sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten. Masing-masing melaporkan kasus melampaui 10 persen pada 2022.

    Tingginya childfree di tiga wilayah terkait, berkaitan dengan paparan pola pikir yang sangat terbuka pada modernisasi. Pada awal penyebaran COVID-19, pemerintah mulai menerapkan kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah.
    Secara umum, prevalensi perempuan childfree pada periode ini menurun dibandingkan sebelum pandemi.

    Namun, data BPS justru menunjukkan fenomena sebaliknya untuk DKI Jakarta dan Jawa Timur pada 2020, yaitu persentase perempuan childfree di kedua provinsi ini meningkat pada awal pandemi.

    Fakta tersebut memunculkan dugaan bahwa COVID-19 menurunkan kemampuan finansial dan daya beli masyarakat DKI Jakarta dan Jawa Timur, pada level yang sangat rendah. Akibatnya, semakin banyak perempuan yang memilih childfree agar tidak memperburuk perekonomian keluarga.

    Tren kenaikan kasus childfree di tiga wilayah tertinggi terpantau seperti berikut:

    DKI Jakarta dari 8,8 persen meningkat menjadi 14,3 persen dalam empat tahun terakhirJawa Barat dari 7,8 persen menjadi 11,3 persen dalam empat tahun terakhirBanten 8 persen menjadi 15,3 persen dalam empat tahun terakhir

    (naf/kna)

  • Cara Minum Teh Seperti Ini Ampuh untuk Turunkan Berat Badan, Nggak Ribet Kok

    Cara Minum Teh Seperti Ini Ampuh untuk Turunkan Berat Badan, Nggak Ribet Kok

    Jakarta

    Teh merupakan salah satu minuman populer yang dikonsumsi oleh banyak orang. Tak hanya rasanya yang enak, mengonsumsi teh juga dikaitkan dengan sederet manfaat kesehatan bagi tubuh, termasuk membantu menurunkan berat badan.

    Beberapa perubahan cara mengonsumsi teh rupanya dapat mempercepat proses menurunkan berat badan. Lantas, bagaimana cara mengonsumsi teh yang tepat untuk membantu menurunkan berat badan lebih cepat? Dikutip dari Healthshots, berikut penjelasannya.

    1. Batasi 2 Cangkir Teh Sehari

    Dalam hal proses menurunkan berat badan, moderasi merupakan kuncinya. Mengonsumsi teh yang berlebihan dapat menyebabkan asupan kafein dan senyawa lainnya berlebihan sehingga dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh.

    “Membatasi asupan teh hingga 2 cangkir per hari akan menciptakan keseimbangan sehingga Anda dapat menikmati manfaatnya tanpa berlebihan,” kata ahli gizi Leema Mahajan.

    2. Perhatikan Waktu Minum Teh dan Waktu Makan

    Mengonsumsi teh sebelum atau sesudah makan dapat menganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi yang baik. Untuk mengoptimalkan proses menurunkan berat badan, maka sebaiknya memberikan jeda setidaknya 30 menit antara waktu mengonsumsi teh dan waktu makan.

    Kebiasaan tersebut dapat membuat tubuh menyerap nutrisi dari makanan secara lebih baik dan efektif.

    3. Hindari Minum Teh Menjelang Tidur

    Teh dapat mengganggu pola tidur dan sistem pencernaan apabila dikonsumsi berdekatan dengan waktu tidur. Tidur merupakan salah satu elemen penting dalam mengelola berat badan sebab dapat membantu mengatur hormon dan meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh.

    Menghindari mengonsumsi teh beberapa jam sebelum waktu tidur dapat membantu memastikan tidur malam yang lebih berkualitas.

    4. Padukan dengan Minum Air Putih

    Menghidrasi tubuh sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan dan dalam hal manajemen berat badan.

    “Untuk mengurangi efek samping teh, minumlah segelas air sekitar 30 menit sebelum dan sesudah mengonsumsinya,” saran Leema Mahajan.

    5. Jauhi Konsumsi Teh dengan Gula

    Mengonsumsi gula secara berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan secara signifikan dan berdampak negatif pada kesehatan tubuh.

    Untuk mempercepat proses menurunkan berat badan, maka dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah gula yang ditambahkan pada teh secara bertahap sampai dapat menikmatinya tanpa pemanis apapun.

    (suc/suc)

  • Video: Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik di 2025, Kenapa Ya?

    Video: Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik di 2025, Kenapa Ya?

    Video: Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik di 2025, Kenapa Ya?