Jenis Media: Kesehatan

  • Jangan Disepelekan! Proses Recovery Juga Dibutuhkan Tubuh Usai Olahraga

    Jangan Disepelekan! Proses Recovery Juga Dibutuhkan Tubuh Usai Olahraga

    Jakarta

    Banyak orang mengira hasil olahraga hanya ditentukan oleh latihan intens, jumlah repetisi, atau performa saat beraktivitas. Namun, ada hal yang paling sering terlupakan yaitu proses pemulihan (recovery) yang sama pentingnya dengan latihan itu sendiri.

    Dokter Spesialis Tulang dan Traumatologi Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K) mengatakan tanpa pemulihan yang cukup, tubuh sulit beradaptasi dan risiko cedera pun meningkat.

    “Sebagian besar cedera olahraga bukan hanya terjadi karena teknik latihan, tetapi juga karena tubuh tidak mendapat waktu cukup untuk pulih. Hal ini menunjukkan bahwa recovery merupakan bagian penting dari strategi latihan yang tidak bisa diabaikan,” kata dr. Alvin Danio Harta Da Costa dalam keterangan tertulis, Minggu (16/11/2025).

    Menurut dr. Alvin, ada beberapa alasan utama mengapa recovery penting dalam olahraga.

    “Recovery mempercepat pemulihan otot. Setelah berolahraga, tubuh mengalami mikrotrauma berupa kerusakan kecil pada otot, sendi, atau ligamen. Kerusakan ini akan pulih secara bertahap, lalu tubuh membentuk jaringan otot yang lebih kuat. Proses inilah yang membuat tubuh terasa pegal atau kaku keesokan harinya,” jelasnya.

    Tak hanya itu, recovery juga membantu menurunkan risiko cedera seperti ketegangan otot, keseleo, hingga retak tulang. Selain itu, recovery mampu menjaga keseimbangan hormon, termasuk hormon pertumbuhan, testosteron, dan kortisol yang berperan penting untuk mempertahankan motivasi, fokus, hingga energi. Sehingga tubuh dan pikiran tetap siaga bahkan di bawah tekanan.

    Lebih dari itu, recovery yang cukup juga berperan penting dalam menjaga performa jangka panjang.

    “Recovery membantu memulihkan kembali energi, terutama glikogen, yang sangat dibutuhkan untuk aktivitas olahraga berikutnya. Semua ini bergantung pada keseimbangan antara latihan dan recovery. Dengan pemulihan yang baik, performa dapat tetap stabil dan berkelanjutan,” ungkapnya.

    Sementara itu, Dokter Spresialis Gizi Klinik dari Mayapada Hospital Bandung dr. Shiela Stefani, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, FINEM mengatakan agar proses pemulihan bisa berjalan maksimal tubuh membutuhkan asupan nutrisi. Pasalnya, nutrisi mampu memiliki peran untuk menjadi cadangan protein dan karbohidrat tubuh.

    “Gizi seimbang setelah latihan sama pentingnya dengan olahraga itu sendiri. Nutrisi membantu pemulihan jangka pendek dengan mencukupi kalori serta menyeimbangkan makronutrien untuk mengisi kembali cadangan protein dan karbohidrat. Dengan nutrisi yang tepat, terutama pemenuhan protein dan vitamin C, otot bisa kembali bertenaga dan siap untuk latihan berikutnya. Pemenuhan nutrisi yang baik berarti diberikan sesuai kebutuhan, bukan berlebihan,” kata dr. Shiela.

    Hospital Director Mayapada Hospital Bandung, dr. Irwan Susanto Hermawan, MM juga menekankan pentingnya recovery, terutama bagi atlet maupun pecinta olahraga (sport enthusiast), untuk menjaga performa tetap optimal.

    “Karena itu, Mayapada Hospital Bandung menghadirkan layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) di Mayapada Hospital Bandung yang dapat mendampingi pasien untuk berolahraga secara aman dan sesuai kondisinya medisnya. Kami memberikan pendampingan menyeluruh dan personal, mulai dari pencegahan hingga pemulihan cedera, agar pasien dapat kembali mencapai performa olahraga yang optimal,” ujar dr. Irwan.

    “SITPEC Mayapada Hospital Bandung juga didukung fasilitas modern seperti gym, pemeriksaan VO₂ Max, dan analisis komposisi tubuh, bersama tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis kedokteran olahraga, ortopedi, rehabilitasi medik, gizi klinik, jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, serta fisioterapis olahraga,” sambungnya.

    Layanan SITPEC tak hanya tersedia di Mayapada Hospital Bandung, tetapi juga di unit Mayapada Hospital Jakarta (Lebak Bulus dan Kuningan) serta Tangerang.

    Informasi lebih lanjut mengenai layanan ini bisa diperoleh melalui aplikasi MyCare atau call center 150770. Berbagai artikel kesehatan juga tersedia di fitur Health Articles & Tips, dan fitur Personal Health dapat membantu memantau aktivitas kebugaran, seperti detak jantung, langkah harian, kalori terbakar, dan BMI.

    (akn/ega)

  • 7 Kebiasaan Tak Biasa yang Dimiliki Orang Jenius, Punya Salah Satunya?

    7 Kebiasaan Tak Biasa yang Dimiliki Orang Jenius, Punya Salah Satunya?

    Jakarta

    Orang-orang yang jenius biasanya melakukan beberapa kebiasaan aneh yang sering disalahpahami atau dipandang rendah. Meski tampak tak biasa, kebiasaan-kebiasaan ini merupakan hasil langsung dari caa kerja otak yang berkontribusi pada pengetahuan dan kreativitas mereka.

    Dikutip dari laman Your Tango Kebiasaan-kebiasaan ini menciptakan ruang bagi ide-ide untuk berkembang. Lantas, apa saja kebiasaan tersebut.

    1. Sering Begadang

    Orang yang jenius biasanya akan sering begadang. Mereka bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas di lingkungan yang tenang dan bebas gangguan.

    Sebuah studi dari Imperial College London menemukan bahwa mereka yang lebih aktif sepanjang malam cenderung mendapat skor tes kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lebih produktif di pagi hari. Idealnya, orang yang memliki 7-9 jam setiap malam memiliki fungsi otak terbaik, sementara otak mereka yang tidur lebih lama atau lebih sedikit mungkin kesulitan untuk berfungsi secara optimal.

    2. Membuat Ruang Kerja Berantakan

    Biasanya orang yang benar-benar cerdas bekerja di lingkungan yang berantakan dan tidak teratur. Mereka lebih mementingkan berpikir mendalam dan kreativitas dibandingkan dengan menjaga kerapian.

    Dikuip dari laman Calm, sebuah studi meminta orang-orang untuk menemukan kegunaan baru dari bola pingpong. Mereka yang bekerja di ruangan berantakan menghasilkan lebih banyak ide orisinal dan tidak konvensional dibandingkan mereka yang bekerja di ruangan rapi.

    3. Berbicara Sendiri

    Seseorang yang jenius kemungkinan besar akan sering berbicara kpada dirinya sendiri. Hal ini memungkinkan orang jenius untuk mengungkapkan pikiran mereka secara verbal dan menyuarakan isu atau masalah apapun yang ingin mereka selesaikan.

    Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine mengatakan, prcakapan diri yang dilakukan, mungkin terbuka atau tertutup dikaitkan dengan brbagai fungsi mental yang lebih tinggi, termasuk penalaran, pemecahan masalah, perencanaan dan pelaksanaan rencana, perhatian, dan motivasi.

    Saat seseorang secara aktif mempraktikkan self-talk, mereka mampu mengatur pikirannya, yang membantu otaknya berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi.

    4. Mengambil Jeda yang Sangat Lama Sebelum Berbicara

    Orang yang jenius biasanya akan mengambil jeda yang sangat lama sebelum berbicara saat mengobrol. Meski mungkin tampak seperti pikiran mereka bekerja lebih lambat, sebenarnya, hal ini merupakan tanda bahwa mereka beroikir pada tingkat kognitif yag lebih tinggi.

    Otak orang jenius bekerja keras menyusun respons yang paling tepat terhadap apa yang dikatakan kepada mereka. Mereka mengambil jeda ini untuk mempertimbangkan percakapan secara mendalam dan menyerap semua informasi yang mereka butuhkan untuk menyaring pikiran mereka secara mental dan menghasilkan respons.

    5. Tidak Suka Basa-Basi

    Orang yang benar-benar jenius kemungkinan besar tidak suka basa-basi. Biasanya orang-orang ini lebih suka percakapan yang mendalam dan bermakna, yang jauh melampaui basa-basi. Mereka membutuhkan stimulasi mental yang lebih besar.

    Mereka menyadari bahwa percakapan yang lebih mendalam justru terasa lebih nyaman dibandingkan basa-basi. Sebab itulah mereka cenderung melakukan percakapan yang tidak membua mereka merasa lelah secara mental, melaikan meningkatkan dopamin dan menstimulasi otak mereka.

    6. Sering Terlihat seperti Sedang Melamun

    Seringkali orang jenius tampak sedang melamun. Meski mungkin tampak seperti orang melamun, otak mereka sebenanya sangat efisien pada saat-saat tersebut.

    Seseorang dengan pikiran yang efisien mampu membiarkan pikirannya mengembara, sebab kapasitas otaknya yang masih tersisa. Sambil membiarkan pikirannya mengembara, mereka bisa menjadi lebih kreatif dan efektif dalam melakukan banyak tugas sekaligus dengan berfokus pada tugas yang sedang dikerjakan, sambil mengembangkan ide-ide lainnya.

    7. Banyak Bertanya

    Orang-orang yang benar-benar jenius memiliki hasrat yang mendalam akan stimulasi intelektual dan biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Hal ini membuat mereka mempertanyakan segala hal.

    Mereka juga tidak takut untuk bertanya, bahkan untuk pertanyaan yang paling sederhaa sekalipun. Orang-orang jenius paham bahwa satu-satunya cara untuk benar-benar mengembangkan pengetahuan mereka adalah dengan bertanya, tapa memedulikan bagaimana orang-orang melihat mereka saat itu. Bagi mereka, yang paling penting adalah dampak positif yang akan akan dirasakan oleh pikian mereka dalam jangka panjang.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Waspada Gula Darah Anjlok, Dapatkan Penanganan 24 Jam Mayapada Hospital

    Waspada Gula Darah Anjlok, Dapatkan Penanganan 24 Jam Mayapada Hospital

    Jakarta

    Banyak yang mengira diabetes hanya berbahaya saat gula darah tinggi. Padahal, kadar gula yang terlalu rendah (hipoglikemia) juga bisa menjadi kondisi gawat darurat yang tidak bisa ditangani di rumah.

    “Hipoglikemia terjadi saat kadar gula darah turun di bawah 70 mg/dL. Kondisi ini lebih berisiko dialami penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat penurun gula tertentu, terutama jika dosis tidak tepat, makan terlambat, atau aktivitas fisik terlalu berat. Faktor lain seperti konsumsi alkohol juga dapat memicu hipoglikemia,” papar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/11/2025).

    Hipoglikemia kondisi ini bisa terjadi kapan saja dengan gejala meliputi lemas, gemetar, keringat dingin, jantung berdebar, pusing, bicara pelo, penglihatan kabur. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, kerusakan otak, hingga kematian. Oleh karena itu, hipoglikemia dianggap sebagai kondisi medis darurat, terutama bila penderita tidak mampu mengenali atau merespons gejala awal.

    “Hipoglikemia tidak bisa ditangani hanya dengan menunggu, terutama jika penderita tidak sadar. Pertolongan pertama bisa dilakukan dengan memberikan glukosa oral (seperti permen manis atau jus) pada gejala ringan, tapi bila tidak membaik, segera cari bantuan medis,” papar Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Haryadi Wijaya, SpPD, FINASIM.

    Pentingnya Penanganan Cepat & Tepat

    Kondisi hipoglikemia memerlukan penanganan cepat dan tepat. Salah satunya melalui layanan Emergency 24 jam Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Layanan ini berstandar internasional didukung dokter spesialis penyakit dalam yang siaga, standby, dan berada di rumah sakit selama 24 jam.

    Layanan ini juga didukung oleh dokter spesialis anestesi yang standby untuk menangani kasus tindakan bedah atau perawatan intensif.

    “Kondisi gawat darurat dapat berkembang sangat cepat dan membutuhkan respons medis yang tepat waktu dan terkoordinasi. Oleh karena itu, tim dokter spesialis dan subspesialis kami siaga 24 jam, baik di layanan poliklinik pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, dan pada malam hari dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB, untuk memberikan penanganan tepat tanpa jeda waktu,” jelas Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM.

    “Seluruh layanan emergency Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga telah berstandar internasional mengacu pada akreditasi Joint Commission International (JCI). Selain itu, kami selalu memastikan keselamatan pasien (patient safety) dan kenyamanan pasien (patient experience), didukung fasilitas yang lengkap, serta mengedepankan pendekatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care),” tambahnya.

    dr. Fiktor mengungkapkan langkah pencegahan diabetes juga dapat dimulai dengan pemeriksaan gula darah GRATIS di Sugar Clinic Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Layanan ini menyediakan layanan skrining risiko prediabetes/diabetes dengan AI, pemeriksaan gula darah, konsultasi dengan Dokter, manajemen diabetes yang komprehensif untuk menjaga metabolisme sehat.

    Informasi layanan kesehatan Mayapada Hospital dapat dibaca dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Ada pula fitur Personal Health yang terhubung dengan Google Fit atau Health Access untuk menghitung jumlah langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, dan BMI.

    Unduh aplikasi MyCare sekarang, dan kumpulkan reward point untuk potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital. Hubungi call center 150990 atau gunakan fitur emergency call di aplikasi MyCare Mayapada Hospital untuk menggunakan layanan Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Risiko Flare Autoimun Tak Bisa Ditunda, Mayapada Hospital Siaga 24 Jam

    Risiko Flare Autoimun Tak Bisa Ditunda, Mayapada Hospital Siaga 24 Jam

    Jakarta

    Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus bukan sekadar penyakit autoimun biasa. Kondisi ini bisa menyerang kulit, sendi, ginjal, paru-paru, bahkan otak.

    Salah satu fase paling berbahaya dari lupus adalah munculnya flare, yaitu saat gejala yang sempat mereda mendadak muncul kembali, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Dalam beberapa kasus, flare mungkin terlihat ringan di awal, seperti kelelahan atau nyeri sendi. Namun tanpa penanganan yang cepat dan tepat, kondisi ini bisa berkembang cepat menjadi serangan sistemik yang membahayakan jiwa.

    Penanganan cepat oleh dokter spesialis, terutama di instalasi gawat darurat (IGD) dapat mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa. Di Mayapada Hospital Jakarta Selatan yang berlokasi di Lebak Bulus, terdapat dokter spesialis penyakit dalam yang mampu menangani masalah autoimun dan siaga 24 jam di rumah sakit, salah satunya adalah dr. Prasna Pramita, Sp.PD, K-AI, MARS, FINASIM.

    Ia menjelaskan pemicu dan tanda-tanda flare lupus yang perlu diwaspadai. Bagaimana flare bisa muncul? Fase ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan mulai menyerang jaringan tubuh sendiri.

    “Pemicu flare sangat beragam, mulai dari stres fisik atau emosional, paparan sinar matahari, infeksi, kehamilan, konsumsi obat tanpa pengawasan, hingga ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat yang diresepkan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/11/2025).

    Dokter Prasna juga menekankan beberapa tanda yang membutuhkan penanganan segera.

    “Waspadai jika muncul gejala seperti demam tinggi tanpa penyebab jelas, nyeri sendi hebat yang disertai bengkak, ruam kemerahan di wajah atau tubuh, sesak napas, nyeri dada, rasa lelah yang sangat berat hingga sulit beraktivitas, penurunan kesadaran, kejang, serta pembengkakan tubuh akibat gangguan fungsi ginjal. Segera cari pertolongan medis agar kondisi tidak berkembang menjadi kerusakan organ yang membahayakan jiwa,” tambahnya.

    Penanganan cepat saat flare lupus muncul dapat menyelamatkan fungsi organ vital seperti ginjal, paru, dan otak, mencegah cuci darah dan perawatan intensif, menstabilkan kondisi, serta menjaga kualitas hidup jangka panjang. Oleh karena itu, segera bawa pasien ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat.

    Layanan Emergency Mayapada Hospital Jakarta Selatan dilengkapi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang siaga 24 jam menangani setiap kebutuhan pasien. Penanganan lanjutan pada pasien lupus juga dapat dilakukan dengan berkoordinasi bersama dokter subspesialis ginjal (nefrologi), muskuloskeletal (reumatologi), dan paru (pulmonologi), didukung fasilitas laboratorium dan radiologi cepat, terapi imunosupresif dan steroid dosis tinggi, bila diperlukan.

    Dalam situasi kegawatdaruratan, Anda bisa menghubungi 150990 atau melalui fitur emergency call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital, termasuk booking konsultasi dengan dokter kapan pun dan di mana pun. MyCare juga dilengkapi fitur Health Articles & Tips seputar layanan kesehatan Mayapada Hospital, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    (prf/ega)

  • Dokter Ungkap Cara Aman Olahraga bagi Pasien Penyakit Metabolik

    Dokter Ungkap Cara Aman Olahraga bagi Pasien Penyakit Metabolik

    Jakarta

    Di era modern saat ini, penyakit metabolik seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi (dislipidemia) semakin sering ditemui. Hal ini biasanya disebabkan gaya hidup tidak aktif (sedentary lifestyle) seperti kurang aktivitas fisik, kebiasaan duduk terlalu lama, dan pola makan instan. Alhasil, kualitas hidup dan produktivitas menurun hingga berujung komplikasi serius pada jantung dan organ vital lain.

    Untuk mencegah hal ini, dokter Mayapada Hospital Bandung dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, M.M.R.S mengatakan olahraga bisa menjadi obat yang paling efektif, bila dilakukan dengan baik, benar, terukur, dan teratur pada kondisi medis. Olahraga juga mampu mengendalikan penyakit metabolik, membantu menurunkan berat badan, mengontrol kadar gula darah, menstabilkan tekanan darah, serta meningkatkan metabolisme tubuh secara keseluruhan.

    “Setiap pasien penyakit metabolik dapat melakukan olahraga yang aman dengan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan komprehensif, meliputi kapasitas jantung, kondisi otot, toleransi aktivitas, tes laboratorium, dan analisis komposisi tubuh. Hasil pemeriksaan ini membantu dokter menyusun program latihan yang sesuai, sehingga pasien dapat beraktivitas dengan lebih aman dan percaya diri,” kata dr. Alvin dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/11/2025).

    Sementara itu, dr. Shiela Stefani, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, FINEM menyampaikan program olahraga bagi pasien metabolik tidak terlepas dari aspek nutrisi.

    “Olahraga memang penting, tetapi harus diimbangi dengan pola makan yang tepat. Panduan gizi yang disesuaikan dengan kondisi medis dan aktivitas fisik membantu pasien memperoleh manfaat optimal dari latihan. Dengan kombinasi nutrisi dan olahraga yang seimbang, risiko komplikasi dapat ditekan dan kualitas hidup pasien pun meningkat,” jelasnya.

    Meski begitu, banyak pasien metabolik yang masih ragu untuk berolahraga karena khawatir kondisinya memburuk. Menanggapi hal ini, Hospital Director Mayapada Hospital Bandung dr. Irwan Susanto Hermawan, MM menjelaskan pentingnya pendampingan yang tepat bagi pasien dengan penyakit metabolik.

    “Mayapada Hospital Bandung terus menjawab tantangan gaya hidup modern dan tuntutan produktivitas tinggi yang berpengaruh pada kesehatan dan kebugaran. Kami menghadirkan layanan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) dengan Medical Fitness Program untuk memberikan pendampingan menyeluruh dan personal, bagi penderita penyakit metabolik agar tetap bisa berolahraga secara aman dan terarah. Kami percaya, hidup sehat adalah kunci kebahagiaan, kesejahteraan, dan kualitas hidup yang lebih baik,” jelasnya.

    Sebagai layanan komprehensif dan terintegrasi, SITPEC Mayapada Hospital Bandung melibatkan dokter spesialis kedokteran olahraga, ortopedi dan traumatologi, kedokteran fisik dan rehabilitasi, gizi klinik, jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, serta fisioterapis olahraga. Layanan ini juga dilengkapi fasilitas yang meliputi gym, pemeriksaan VO₂ Max, dan analisis komposisi tubuh untuk membantu menyusun program latihan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.

    Masyarakat di Bandung dan sekitarnya dapat mengakses layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital Bandung untuk kebutuhan kebugaran, penanganan cedera, maupun pemulihan pasca-cedera. Layanan ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital Jakarta (Lebak Bulus dan Kuningan) serta Tangerang. Informasi lebih lanjut mengenai layanan ini dapat diperoleh melalui aplikasi MyCare atau call center 150770.

    Berbagai informasi kesehatan lainnya pun dapat diperoleh melalui aplikasi MyCare dalam fitur Health Articles & Tips. Aplikasi ini juga memiliki fitur Personal Health yang membantu memantau aktivitas kebugaran, seperti detak jantung, langkah harian, kalori terbakar, dan BMI.

    (prf/ega)

  • Hati-hati, Kebiasaan Tidur Seperti Ini Bisa Bikin Otak Cepat Menua

    Hati-hati, Kebiasaan Tidur Seperti Ini Bisa Bikin Otak Cepat Menua

    Jakarta

    Banyak orang mungkin merasakan bahwa tidur malam yang buruk dapat memengaruhi suasana hati, membuat konsentrasi menurun, menimbulkan pusing, hingga mengganggu produktivitas. Ternyata, sejumlah kebiasaan buruk saat tidur memang dapat mempercepat penuaan otak hingga beberapa bulan.

    Dikutip dari laman New York Post, sebuah penelitian yang melibatkan pemindaian otak dan pemantauan pola tidur pada lebih dari 27.000 orang dewasa paruh baya dan lansia menemukan peserta dengan kualitas tidur terburuk memiliki usia otak sekitar satu tahun lebih tua dari usia sebenarnya. Sementara itu, mereka yang mengalami kurang tidur memiliki usia otak rata-rata tujuh bulan lebih tua.

    Untuk memahami faktor yang mempercepat penuaan otak, para peneliti menilai lima aspek penting dalam tidur. Kebiasaan begadang, insomnia, mendengkur, tidur kurang dari tujuh jam, serta rasa kantuk berlebihan di siang hari ditemukan sebagai indikator kualitas tidur yang buruk.

    Setiap kebiasaan buruk tersebut menurunkan satu poin dari skor kesehatan tidur peserta. Hanya 41 persen peserta yang memiliki kualitas tidur sehat, ditandai dengan empat atau lima poin dari skala lima poin. Lebih dari separuh peserta hanya memperoleh dua atau tiga poin.

    Setiap penurunan satu poin dikaitkan dengan peningkatan selisih antara usia biologis otak dan usia kronologis hingga setengah tahun. Di antara seluruh faktor yang dinilai, dua kebiasaan yang paling kuat terkait dengan penuaan otak adalah kebiasaan begadang dan mendengkur.

    Menurut temuan yang dipublikasikan di eBioMedicine tersebut, orang-orang yang kurang tidur atau cukup cenderung berusia lebih tua, memiliki tingkat ekonomi rendah, berjenis kelamin laki-laki, gemuk, serta memiliki kondisi yang meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

    Kesenjangan usia otak yang jauh dari usia sebenarnya bisa menjadi tanda peringatan dini kesehatan otak yang buruk dan secara signifikan bisa meningkatkan risiko kondisi seperti demensia.Mungkin peradangan yang menjadi penyebabnya.

    Kurang tidur bisa memicu respons peradangan yang dirancang untuk melindungi tubuh dari penyakit dan cedera. Peradangan ini mentap dan bisa memicu kerusakan dan penurunan fungsi kognitif, seperti timbulnya penyakit Alzheimer.

    Meski otak menua seiring bertambahnya usia, para peneliti menentukan bahwa kebiasaan tidurlah yang memperburuk kesehatan otak. Dalam penelitian selama sembilan tahun, tidak ada peserta yang menunjukkan tanda-tanda demensia, stroke, atau kondisi neurologis lainnya di awal penelitian.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • Alasan Trump Perketat Aturan Visa Bagi Pemohon yang Obesitas hingga Diabetes

    Alasan Trump Perketat Aturan Visa Bagi Pemohon yang Obesitas hingga Diabetes

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, memberi tahu perwakilan diplomatik AS di luar negeri bahwa Amerika Serikat akan mempertimbangkan obesitas, diabetes, kanker, dan berbagai kondisi kesehatan lainnya sebagai dasar untuk menolak pemberian visa. Kebijakan ini dilaporkan pada Kamis, di tengah upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mengurangi imigrasi.

    Mengutip sebuah memo Departemen Luar Negeri tertanggal 6 November, The Washington Post melaporkan Rubio menginstruksikan konsulat dan kedutaan AS mengenai arahan tersebut, sebuah langkah yang diperkirakan akan memperketat proses penyaringan pemohon visa, termasuk warga Korea Selatan yang ingin bermigrasi ke AS.

    Arahan ini diterbitkan berdasarkan aturan public charge, yaitu ketentuan imigrasi AS yang memungkinkan penolakan visa atau kartu hijau apabila seorang pemohon dipandang berpotensi menjadi pihak yang bergantung pada bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    “Petugas harus mempertimbangkan kondisi kesehatan pemohon,” demikian isi memo tersebut, menurut laporan surat kabar itu.

    “Sejumlah kondisi medis, termasuk namun tidak terbatas pada penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, kanker, diabetes, penyakit metabolik, penyakit neurologis, dan gangguan kesehatan mental, dapat memerlukan biaya perawatan hingga ratusan ribu dolar,” tulisnya.

    Arahan itu juga menyarankan petugas visa untuk mempertimbangkan obesitas dalam proses penilaian, dengan alasan bahwa kondisi tersebut dapat menyebabkan sleep apnea, tekanan darah tinggi, dan depresi klinis.

    Panduan tersebut turut meminta petugas menilai pemohon dari aspek lain, seperti apakah mereka sudah melewati usia pensiun, jumlah tanggungan yang dimiliki, termasuk anak-anak atau orang tua lanjut usia, serta faktor lainnya.

    Saat diminta mengonfirmasi keberadaan memo itu, juru bicara utama Departemen Luar Negeri, Tommy Pigott, mengatakan bukan rahasia lagi bahwa pemerintahan Trump mengutamakan kepentingan rakyat Amerika.

    “Ini termasuk menegakkan kebijakan yang memastikan sistem imigrasi kita tidak menjadi beban bagi pembayar pajak,” ujarnya dalam tanggapan kepada Yonhap News Agency.

    Dalam kerangka kebijakan “America First”, pemerintahan Trump memang telah memperketat aturan imigrasi, memperkuat keamanan perbatasan, dan berupaya mencegah pemborosan dana publik.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Benarkah Wanita Lebih Rentan Kena Diabetes?

    Benarkah Wanita Lebih Rentan Kena Diabetes?

    Jakarta

    Diabetes diidap oleh jutaan perempuan di dunia. Deteksi dini dan manajemen yang konsisten sangatlah penting untuk perempuan dalam mengelola diabetes.

    Menurut Spesialis Endokrin di rumah sakit Nanavati Max Super Speciality di Mumbai, dr Girish Parmar, perempuan menghadapi tantangan unik, seperti perubahan hormon, risiko terkait kehamilan, kaitan dengan PCOS, dan risiko masalah jantung yang tinggi jika gula darah tidak terkontrol. Bagaimana diabetes memengaruhi perempuan?

    Wanita Lebih Rentan Terkena Diabetes Tipe 2?

    Dikutip dari laman Times of India, diabetes memengaruhi perempuan dengan cara yang berbeda dibandingkan laki-laki. Meski perempuan tidak lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan laki-laki, dampaknya lebih parah.

    Diabetes akan meniadakan perlindungan alami terhadap penyakit jantung pada perempuan pramenopause, sehingga mereka bisa berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, stroke, penyakit mata, dan masalah ginjal.

    Pada kenyataannya, di banyak wilayah, perempuan mendapat perawatan yang kurang intensif, memiliki akses yang lebih sedikit ke perawatan tepat waktu atau memiliki tanggung jawab keluarga sehingga menunda pengobatan.

    Kehamilan juga merupakan faktor risiko utama. Diabetes gestasional tidak hanya berisiko besar bagi ibu dan bayi, tapi juga menimbulkan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 bagi ibu d kemudian hari.

    Diabetes yang Tidak Boleh Diabaikan Wanita

    Sebab perempuan menghadapi komplikasi yag lebih parah, maka skrining secara proaktif harus dilakukan, terutama selama dan setelah kehamilan. Gula darah tinggi selama kehamilan berkorelasi dengan tekanan darah tinggi, preeklamsia, bayi besar atau kecik, serta masakah yang berkaita dengan bayi baru lahir.

    Secara umum, banyak perempuan yang cenderung menunda mengenali gejala dan mendapatkan perawatan. Perempuan perlu menyadari bahwa kesulitan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin kaena kesibukan di rumah dan pekerjaan sudah merupakan tanda bahaya. Risiko komplikasi pada jantung dan mata juga lebih tinggi pada perempuan, sehingga pemeriksaan dini dan pemantauan berkala sangat penting dilakukan meski merasa baik-baik saja.

    Bagaimana Wanita Pengidap Diabetes Menjaga Kehamilan dengan Aman?

    Berikut cara pengidap diabetes menjaga kehamilan dengan aman baik sebelum, saat, dan setelah melahirkan,

    Sebelum Kehamilan

    Jika mengidap diabetes, rencanakan kehamilan terlebih dahulu. Masuki masa kehamilan dengan kontrol gula darah dan diet yang ketat dan rutinitas yang berorientasi pada aktivitas.

    Selama Kehamilan

    Pemeriksaan gula darah secara teratur dan pengobatan yang tepat waktu mengurangi risiko tekanan darah tinggi, persalinan yang sulit, atau masalah gula darah. Gula darah ibu berdampak langsung pada komplikasi anak. Oleh karena itu, kontrol yang lebih baik berarti hasil yang lebih aman.

    Setelah Melahirkan

    Jangan abaikan perawatan setelah kehamilan. Perempuan dengan diabetes gestasional berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Perubahan gaya hidup, seperti pola makan, aktivitas, dan menghindari kebiasaan sedentary bisa menunda atau mencegah diabetes.

    Bagaimana Wanita Pekerja Bisa Mengelola Diabetes di Tengah Jadwal yang Padat?

    Aktivitas fisik singkat dan teratur lebih mudah disisipkan ke dalam hari kerja dibandingkan dengan rencana olahraga besar yang sering gagal dijalankan. Konsistensi bisa membantu mencegah perkembangan diabetes pada perempuan yang berisiko terkena penyakit ini.

    Pilih makanan siap saji yang seimbang dan rencanakan menu makan sebelumnya. Strategi diet yang kecil dan berkelanjutan lebih baik dibandingkan rencana malam ketat yang gagal karena tekanan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • 10 Teka-teki Matematika Ini Banyak Jebakannya, Bisa Jawab Semua Tanpa Salah?

    10 Teka-teki Matematika Ini Banyak Jebakannya, Bisa Jawab Semua Tanpa Salah?

    Jakarta

    Suka menguji kemampuan berpikir dengan tantangan angka? Teka-teki matematika bisa menjadi cara seru untuk melatih logika, ketelitian, dan kreativitas.

    Beberapa soal membutuhkan pola tertentu untuk diselesaikan. Penasaran apakah kamu bisa menyelesaikannya? Coba jawab beberapa teka-teki matematika berikut ini.

    Teka Teki Matematika

    Kamu yang jago matematika tentu bisa menyelesaikan semua soal ini. Jangan intip jawabannya!

    1. Masing-masing dari kendaraan ini mempunyai nilai. Coba tebak berapakah nilai dari bajaj? Tapi ketahui dulu nilai kapal

    Refreshing Otak Pakai Teka-teki Penambah IQ, Bikin Pikiran Makin Tajam Foto: Firdaus/detikHealth

    2. Lihat gambar berikut dan tebak, huruf apakah yang hilang. Perhatikan polanya

    Bila kamu bisa menyelesaikan teka-teki ini kurang dari 5 menit dan benar, tandanya kemampuan berpikir kamu luar biasa. Ayo buktikan! Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    3. Ada berapa segitiga dalam gambar berikut? Hitung dengan teliti.

    Bisa Tebak Ada Berapa Segitiga? Bisa Jawab Semua, Tandanya Punya Bibit Jenius Foto: Fitriana Fatmawati/ detikHealth

    4. Cukup pindahkan satu korek agar hasil hitungannya benar

    Butuh Berapa Lama Jawab Teka-teki Ini? Kurang dari 5 Menit Artinya Genius Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    5. 1+1+1×0+2=

    6. Lengkapi angka-angka berikut dengan perkalian dan penjumlahan agar hasilnya benar.

    1..9…9…6=63

    7. Masih soal dengan cara yang sama. Coba tentukan lambang matematika yang tepat

    7…5…8…2…4=35

    8. Selesaikan perhitungan berikut 12:2(6-7+4)x2=

    9. Berapakah nilai ikan hiu. Ketahui berapa masing-masing nilai hewan.

    asah otak detikhealth Foto: detikHealth

    10. Isi kotak yang kosong. Tebak bagaimana polanya.

    asah otak detikhealth Foto: detikHealthJawaban Teka-teki Matematika

    Bisa jawab semuanya dengan mudah? Coba lihat seberapa jago kamu dengan melihat kunci jawabannya.

    1. Berikut nilai masing-masing kendaraan

    Refreshing Otak Pakai Teka-teki Penambah IQ, Bikin Pikiran Makin Tajam Foto: Firdaus/detikHealth

    2. Polanya yaitu setiap dua huruf dalam abjad, satu huruf dilewati.

    Bila kamu bisa menyelesaikan teka-teki ini kurang dari 5 menit dan benar, tandanya kemampuan berpikir kamu luar biasa. Ayo buktikan! Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    3. Ada 11 segitiga.

    4. Mudah tidak? Apa kamu punya jawaban lain?

    Butuh Berapa Lama Jawab Teka-teki Ini? Kurang dari 5 Menit Artinya Genius Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    5. Jawabannya adalah 4

    1+1+1×0+2
    2+0+2=4

    6. 1×9+9×6=63
    7. 7×5-8/2+4=35
    8. Jawabannya 36. Begini cara menghitungnya:

    12:2(6-7+4)x2=
    6x3x2
    36

    9. Ikan kuning bernilai 4 dan lumba-kuma bernilai 5. Jadi hiu bernilai 6.

    10. Angka yang ada di kotak kosong adalah 20. Kuncinya, setiap baris dari kiri ke kanan bertambah secara tetap. Barisan pertama bertambah satu, kedua bertambah dua, dan terakhir bertambah empat.

    (elk/suc)

  • Terungkap Lewat Studi, Jenis Makanan Ini Berisiko Picu Kanker Usus Besar di Usia Muda

    Terungkap Lewat Studi, Jenis Makanan Ini Berisiko Picu Kanker Usus Besar di Usia Muda

    Jakarta

    Jenis makanan tertentu dapat meningkatkan risiko terkena kanker mematikan di usia muda. Temuan ini diungkapkan dalam sebuah penelitian terbaru.

    Dikutip dari laman NY Post, studi yang dilakukan Mass General Brigham Cancer Institute menemukan konsumsi makanan ultraproses dalam jumlah tinggi, mumnya berupa makanan siap saji dengan kadar gula, garam, lemak jenuh, serta bahan tambahan yang tinggi, berkaitan dengan meningkatnya kejadian prekursor kanker kolorektal atau lesi awal kanker usus besar pada usia muda.

    Dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisis lebih dari dua dekade data pola makan dan hasil endoskopi dari hampir 30.000 wanita yang lahir antara tahun 1947 dan 1964. Seluruh peserta dalam studi Nurses’ Health II ini menjalani setidaknya dua endoskopi bagian bawah sebelum usia 50 tahun dan mengisi kuesioner diet setiap empat tahun, termasuk tentang konsumsi makanan ultraproses.

    Hasilnya, peserta yang mengonsumsi makanan ultraproses paling banyak, sekitar 10 porsi per hari, memiliki risiko 45 persen lebih tinggi mengalami adenoma, dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi sekitar tiga porsi per hari.

    Adenoma adalah pertumbuhan pada lapisan usus besar atau rektum. Meski jinak atau non-kanker, adenoma dianggap sebagau jenis polip prakanker dan dapat menjadi peringatan dini kanker kolorektal di masa pendatang.

    “Temuan kami mendukung pentingnya mengurangi asupan makanan ultaproses sebagai strategi untuk mengirangi beban kanker kolorektal dini yang semakin meningkat,” kata kepala Unit Epidemiologi Klinis dan Translasional serta ahli gastroenterologi di Mass General Brigham Cancer Institute, Andrew Chan.

    Peningkatan risiko tampaknya bersifat liner, maksudnya semakin banyak makanan ultrapross yang dikonsumsi, maka semakin besar potensinya dalam menyebabkan polip usus besar.

    Penelitian sebelumnya memang telah mengaitkan makanan ultraproses dengan kanker kolorektal secara keseluruahan. Namun, penelitian baru ini menjadi yang pertama dalam mengaitkan makanan ultraproses dengan bentuk awal penyakit tersebut.

    “Salah satu kekuatan penelitian kami adalah kami memiliki informasi terperinci tentang faktor risiko kanker kolorektal lainnya kepada peserta, seperti indeks massa tubuh, diabetes tipe 2, dan asupan serat yang rendah,” ungkap Chan.

    “Bahkan setelah memperhitungkan semua faktor risiko lainnya, hubungan dengan makanan ultraproses masih tetap ada,” katanya.

    Para peneliti mencatat bahwa faktor lain bisa berperan dalam meningkatnya kasus kanker kolorektal yang muncul pada usia muda. Makanan ultra proses juga memiliki risiko yang berbeda-beda.

    “Pola makan tidak sepenuhnya menjelaskan mengapa kita melihat tren ini. Kami melihat banyak individu di klinik kami dengan kanker usus besar stadium awal yang mengonsumsi pola makan yang sangat sehat,” tutur Chan.

    “Mengidentifkasi faktor risiko lain untuk kanker kolorektal dini adalah salah satu fokus penelitian yang kami pimpin di Mass General Brigham Cancer Institute,” tambahnya.

    Menurut Dr March Siegel, analisis medis senior Fox News yang tidak terlibat dalam penelitian mencatat studi ini bersifat observasional. Karenanya, hasil penelitian tidak bisa membuktikan sebab-akibat, namun tetap sangat menarik.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Hasil Riset Ungkap Krisis Iklim Bikin Lumba-lumba Idap Alzheimer”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/suc)