Jenis Media: Kesehatan

  • Gen Z Makin Berisiko Kena Penyakit Gula gegara Kebanyakan Makan Ini

    Gen Z Makin Berisiko Kena Penyakit Gula gegara Kebanyakan Makan Ini

    Jakarta

    Diabetes melitus merupakan salah penyakit kronis yang kini mulai banyak dialami oleh anak muda. Bahkan, jika dulunya jenis diabetes yang banyak dialami adalah tipe 1 (yang dipengaruhi genetik dan autoimun), kini mulai banyak kasus diabetes tipe 2 (yang dipengaruhi gaya hidup) dialami anak muda. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran gaya hidup yang cukup besar di kalangan anak muda.

    Hal tersebut dibenarkan oleh spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM. Salah satu faktor yang besar adalah pola makan tinggi karbohidrat serta rendahnya aktivitas fisik.

    “Misalkan banyak konsumsi makanan-makanan, processed food, ultra processed food dan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, ditambah olahraganya kurang, banyak konsumsi minuman-minuman berpemanis dan lain sebagainya,” ujar dr Dicky ketika ditemui di acara #Hands4Diabetes, di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    dr Dicky mengungkapkan kebiasaan konsumsi karbohidrat tinggi di sisi lain juga meningkatkan risiko obesitas. Kondisi obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes.

    Ia menambahkan lingkungan saat ini kebanyakan kurang mendukung untuk hidup sehat. Misalnya, banyaknya jajanan tidak sehat yang dijual hingga lingkungan yang tidak baik untuk olahraga, bagi sebagian orang.

    Namun, menurutnya edukasi adalah faktor utama. Jika seseorang memiliki kesadaran yang tinggi terkait diabetes, maka gaya hidup sehat pasti akan diterapkan secara otomatis.

    “Dari sisi dokter sekarang diabetes tipe dua agak lebih tricky. Karena dulu kita mikirnya kalau muda, udah pasti lah tipe satu atau karena faktor genetik karena monogenik diabetes. Nah, sekarang kita juga perlu mikir jangan-jangan dia diabetes tipe dua. Jadi pendekatannya memang agak berubah jadinya,” tandasnya.

    (kna/kna)

  • Lari di Rute Hijau IPB Half Marathon 2025, Pulang-pulang Bawa Pohon

    Lari di Rute Hijau IPB Half Marathon 2025, Pulang-pulang Bawa Pohon

    Jakarta

    Ingin menjajal alternatif race lari dengan rute di bawah rindangnya pepohonan? IPB Half Marathon 2025 tak cuma menyajikan rute yang teduh, para pelari bahkan bisa bawa pulang pepohonan.

    Ini sekaligus menjadi keunikan yang dihadirkan di race yang menyusuri rute hijau mengelilingi kampus IPB Dramaga, Bogor, Minggu (16/12/2025) tersebut. Sehabis finish, para pelari dipersilakan mengambil bibit tanaman sesukanya.

    Pantauan detikcom, ada beberapa jenis bibit tanaman yang disediakan untuk dibawa pulang para pelari. Bibit tanaman buah terdiri dari pohon mangga gedong gincu, rambutan, serta durian. Selain itu tersedia juga bibit tanaman hias yakni pucuk merah dan albasia atau sengon.

    Di antara berbagai jenis bibit yang tersedia, bibit pohon mangga terpantau paling diminati. Walau begitu, para pelari yang tidak kebagian bibit mangga tetap antusias memilih dan membawa pulang bibit yang lain.

    Para pelari memilih bibit tanaman untuk dibawa pulang. Foto: Uyung/detikHealth

    Variasi Tanjakan-Turunan di Rute Hijau

    Memasuki tahun ke empat, IPB Half Marathon di 2025 ini mengusung tema Inspiring Run for The Earth. Tidak berlebihan jika rutenya disebut sebagai jalur hijau, karena memang didominasi pepohonan baik di kategori 5K, 10K, maupun 21K.

    “Jalurnya juga macem-macem, dari jalanan aspal lebar, jadi seperti masuk pedesaan dengan pohon bambu,” kata Femi, seorang peserta kategori 10K.

    Track-nya memang cukup variatif dengan banyak tanjakan dan turunan, hingga track gravel ketika rute 5K melintasi stadion mini IPB. Ai, seorang peserta kategori 21K mencatat elevation gain 336 meter, yang artinya tanjakannya lumayan banyak.

    Meski demikian, banyaknya loop atau pengulangan segmen serta persinggungan rute antar kategori menjadi tantangan tersendiri bagi yang ingin mencatatkan Personal Best (PB) atau rekor waktu terbaik. Jika tidak cermat menyimak petunjuk, siap-siap saja salah belok di persinggungan dengan kategori lain, seperti dialami Ai.

    “Penanda gelang buat yang loop pertama itu harusnya dikasih sebelum yang kategori 21K ketemu sama yg pelari kategori lain, soalnya ini jadinya salah jalan karena itu,” keluh Ai, peserta kategori 21K yang total jarak tempuhnya menjadi 26 km gara-gara salah belok.

    Perwakilan detikcom runners di IPB Half Marathon 2025. Minus Ai yang telat finish karena nyasar. Foto: Noviansyah/detikHealth

    (up/up)

  • Studi Temukan Makin Banyak Orang Kena Penyakit Gagal Ginjal, Ini Biang Keroknya

    Studi Temukan Makin Banyak Orang Kena Penyakit Gagal Ginjal, Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Sebuah studi global terbaru menunjukkan peningkatan signifikan pada kasus penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal, kondisi ketika ginjal secara bertahap kehilangan kemampuan untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah.

    Untuk pertama kalinya, PGK kini menjadi 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia, menduduki peringkat kesembilan.

    Data yang dipimpin oleh peneliti dari NYU Langone Health, University of Glasgow, dan IHME University of Washington ini mengungkapkan:

    Kasus PGK global melonjak dari 378 juta orang pada tahun 1990 menjadi 788 juta orang pada tahun 2023, seiring dengan pertumbuhan dan penuaan populasi dunia.

    “Pekerjaan kami menunjukkan bahwa Penyakit Ginjal Kronis adalah penyakit yang umum, mematikan, dan semakin memburuk sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama,” kata Dr Josef Coresh, salah satu penulis senior studi dari NYU Langone.

    Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis

    Laporan baru yang diterbitkan di jurnal The Lancet ini adalah perkiraan paling komprehensif mengenai PGK dalam hampir satu dekade. Selain membunuh secara langsung, penelitian ini menemukan PGK memiliki dampak ganda:

    Risiko Penyakit Jantung: Gangguan fungsi ginjal adalah faktor risiko utama penyakit jantung, berkontribusi pada sekitar 12 persen kematian kardiovaskular global.

    Kualitas Hidup: Pada tahun 2023, PGK adalah penyebab ke-12 terbesar dari penurunan kualitas hidup akibat disabilitas.

    Tiga faktor risiko terbesar untuk gagal ginjal adalah: gula darah tinggi (Diabetes), tekanan darah tinggi (Hipertensi), dan indeks massa tubuh tinggi (Obesitas).

    Sebagian besar pasien PGK dalam studi ini berada pada tahap awal penyakit. Ini adalah kabar penting, karena pengobatan cepat dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat mencegah kebutuhan akan intervensi dramatis dan mahal seperti dialisis dan transplantasi ginjal.

    Namun, Dr. Morgan Grams, salah satu penulis utama, menekankan bahwa penyakit gagal ginjal saat ini kurang terdiagnosis dan kurang terobati.

    “Laporan kami menggarisbawahi perlunya lebih banyak tes urine untuk mendeteksinya lebih awal dan perlunya memastikan pasien mampu membayar dan mengakses terapi setelah mereka didiagnosis,” ujar Dr. Grams.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Rayakan Hari Diabetes Sedunia, Tropicana Slim Gelar #Hands4Diabetes Serentak di 27 Kota

    Rayakan Hari Diabetes Sedunia, Tropicana Slim Gelar #Hands4Diabetes Serentak di 27 Kota

    Jakarta

    Tropicana Slim menghadirkan acara #Hands4Diabetes untuk meningkatkan kesadaran terkait penyakit diabetes. Acara dalam rangka World Diabetes Day 2025 ini mengambil tema ‘Diabetes & Well-Being At Work’.

    Brand Manager Tropicana Slim Noviana berharap melalui acara ini, masyarakat semakin terinspirasi untuk hidup sehat. Dengan begitu, jumlah kasus penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 di Indonesia bisa dicegah.

    Menurut data terakhir, Indonesia menjadi negara kelima dengan kasus tertinggi di dunia.

    “Jadi hari ini nggak cuma di Jakarta, kita ada serentak di 27 kota se-tanah air. Total pesertanya bisa mencapai 25 ribu lebih,” ucap Noviana ketika ditemui awak media dalam acara tersebut di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    “Jati temanya hari ini itu bekerja dan hidup sehat dengan diabetes. Jadi walaupun kita punya diabetes, kita bisa tetap aktif, produktif, kita tetap bisa berkarya,” sambungnya.

    Acara Tropicana Slim #Hands4Diabetes di Jakarta. (Foto: DetikHealth/Averus Al Kautsar)

    Noviana mengungkapkan acara ini didukung oleh banyak pihak dan menghadirkan berbagai rangkaian acara. Mulai dari senam sehat bersama, talkshow kesehatan dengan dokter spesialis dan Donna Agnesia, pembagian doorprize, hingga pemeriksaan kesehatan gratis.

    Antusiasme masyarakat yang datang begitu luar biasa. Noviana berharap pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan juga bisa menjadi cara untuk deteksi dini diabetes. Hal ini penting, mengingat masalah diabetes seringkali tidak menunjukkan gejala awal dan dianggap sebagai silent killer.

    “Jadi harapan kita sih dengan event ini, orang-orang bisa awarenessnya untuk hidup sehat lebih terinspirasi kali ya,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Dada Terasa Nyeri Saat Dikejar Deadline? Awas, Bisa Jadi Sinyal Bahaya!

    Dada Terasa Nyeri Saat Dikejar Deadline? Awas, Bisa Jadi Sinyal Bahaya!

    Jakarta

    Tekanan pekerjaan, tenggat waktu yang ketat, dan ekspektasi berlebihan sering kali memicu respons fisik dari tubuh, salah satunya berupa rasa nyeri di dada. Meski sering dianggap sebagai efek samping dari kelelahan atau stres, keluhan ini bisa jadi pertanda adanya gangguan kesehatan serius, bahkan serangan jantung.

    Saat mengalami stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang menyebabkan detak jantung meningkat, otot menegang, dan napas menjadi dangkal, sehingga menimbulkan sensasi nyeri di dada. Jika tidak dikelola, stres dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan atau bahkan memicu serangan panik dengan gejala yang menyerupai serangan jantung, seperti nyeri dada, sesak napas, keringat dingin, dan pusing.

    Selain itu, stres juga bisa menyebabkan ketegangan otot dada akibat postur tubuh yang buruk atau duduk terlalu lama, sehingga memicu rasa tidak nyaman. Pada sebagian orang, stres justru bisa menutupi gejala awal penyakit jantung seperti angin duduk (angina), yang bisa muncul tanpa aktivitas fisik apa pun.

    Agar terhindar dari risiko penyakit jantung, dr. Vireza Pratama, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menekankan pentingnya mengenali kapan nyeri di dada perlu diwaspadai sebagai tanda bahaya.

    “Nyeri dada akibat stres umumnya bersifat sementara, mereda saat tubuh mulai tenang, dan tidak menjalar ke lengan, rahang, atau punggung, serta tidak disertai gejala berat seperti pingsan, mual hebat, atau keringat dingin berlebihan. Namun, jika keluhan berlangsung lebih dari 15 menit, terasa seperti ditekan benda berat di tengah dada, menjalar ke lengan kiri atau rahang, disertai nyerinapas hebat, pingsan, atau muncul saat istirahat, hal ini perlu diwaspadai karena bisa jadi tanda serangan jantung,” jelas dr. Vireza.

    Di sisi lain, Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong memaparkan nyeri dada memiliki banyak kemungkinan penyebab, evaluasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan.

    “Mayapada Hospital memiliki layanan Chest Pain Unit untuk membantu mengevaluasi penyebab nyeri dada. Masyarakat dapat memanfaatkan layanan ini sebagai bagian dari program promotif-preventif tanpa dipungut biaya, apabila setelah evaluasi awal tidak ditemukan tanda gangguan jantung. Bagi pasien yang terindikasi memiliki masalah jantung akan mendapat rujukan cepat ke dokter spesialis atau subspesialis untuk penanganan lebih lanjut sesuai protokol medis,” jelas dr. Fiktorius.

    Jika gejala mengarah pada serangan jantung, tim Cardiac Emergency Mayapada Hospital 24 Jam siap memberikan tindakan Primary PCI dengan protokol door to wire di bawah 60 menit, sebagai standar emas dalam penyelamatan nyawa pada serangan jantung akut.

    Cardiac Emergency merupakan bagian dari layanan Cardiovascular Center Mayapada Hospital yang menangani masalah jantung ringan hingga kompleks secara komprehensif dan berstandar internasional, mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, intervensi jantung, bedah jantung, dan rehabilitasi jantung, didukung tim dokter multidisiplin berpengalaman dan teknologi mutakhir.

    Informasi lebih lanjut dapat menghubungi call center 150770 atau melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Untuk membantu Anda menjaga kesehatan jantung, MyCare juga memiliki fitur Health Articles & Tips serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori, detak jantung, hingga BMI.

    (akn/ega)

  • Capaian Bersejarah, Angka Stunting di Indonesia Turun di Bawah 20 Persen!

    Capaian Bersejarah, Angka Stunting di Indonesia Turun di Bawah 20 Persen!

    Jakarta

    Pemerintah mencatat capaian baru dalam upaya penurunan stunting. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan prevalensi stunting nasional pada 2024 turun menjadi 19,8 persen, pertama kalinya berada di bawah 20 persen.

    “Alhamdulillah prevalensinya sudah turun menjadi 19,8 persen. Angka ini turun signifikan dalam 10 tahun terakhir,” kata Budi dalam Rakornas Stunting di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Ia menegaskan penanganan stunting hanya bisa dicapai lewat kerja lintas sektor, dari pusat hingga desa.

    Budi menyebut dua faktor kunci di sektor kesehatan: memastikan ibu hamil cukup gizi dan bebas anemia, serta pemenuhan protein hewani untuk balita, terutama usia 12-24 bulan.

    Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menekankan pentingnya data akurat dan pelaksanaan program yang disiplin. Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya menambahkan, keberhasilan daerah sangat ditentukan komitmen kepala daerah.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyebut Jawa Barat mencatat penurunan stunting paling besar pada 2024, yaitu 5,8 persen

    “Atas arahan Bapak Presiden, kita berhasil menekan angka stunting menjadi 19,8 persen, atau turun 377 ribu anak dibandingkan 2023,” ujarnya.

    Budi menambahkan, perjalanan belum selesai. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun hingga 14 persen pada 2029.

    (kna/kna)

  • Sekolah Lansia Ceria Bersama Hadirkan Kegiatan Produktif di Aceh Besar

    Sekolah Lansia Ceria Bersama Hadirkan Kegiatan Produktif di Aceh Besar

    Foto Health

    Grandyos Zafna – detikHealth

    Minggu, 16 Nov 2025 10:30 WIB

    Aceh – Lansia di Aceh Besar mengikuti kegiatan anyaman di Sekolah Lansia Ceria Bersama, program ini mendorong lansia tetap sehat, mandiri, aktif, dan produktif.

  • Peneliti Jepang Teliti Kebiasaan Makan Ramen, Temuannya Nggak Terduga

    Peneliti Jepang Teliti Kebiasaan Makan Ramen, Temuannya Nggak Terduga

    Jakarta

    Sebuah penelitian terbaru di Prefektur Yamagata, Jepang utara, menemukan bahwa konsumsi ramen tiga kali atau lebih dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kematian sekitar 1,52 kali lipat.

    Penelitian ini dilakukan bersama oleh peneliti dari Universitas Yamagata dan Universitas Ilmu Gizi Prefektur Yamagata Yonezawa. Prefektur Yamagata dikenal sebagai kota yang menempati peringkat pertama di Jepang untuk pengeluaran rumah tangga tahunan untuk ramen selama tiga tahun berturut-turut.

    Studi ini menargetkan 6.725 orang di prefektur tersebut yang berusia 40 tahun ke atas dan menjalani pemeriksaan kesehatan. Hasilnya didasarkan pada data dari “Studi Kohort Yamagata” yang melacak individu dari tahun 2009 hingga 2023.

    Subjek dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan frekuensi makan ramen:

    “Kurang dari sekali sebulan””Satu hingga tiga kali sebulan””Satu atau dua kali seminggu””Tiga kali atau lebih seminggu”

    Kelompok yang mengonsumsi ramen “tiga kali atau lebih dalam seminggu” memiliki risiko kematian 1,52 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok “sekali atau dua kali seminggu”.

    Meskipun demikian, para peneliti mencatat bahwa hasil ini dilaporkan tidak cukup signifikan secara statistik untuk menyatakan ramen sebagai “bahaya yang pasti.”

    Faktor Gaya Hidup Penyebab Risiko Tinggi

    Peningkatan risiko kematian kemungkinan besar dipengaruhi oleh kebiasaan gaya hidup yang umum ditemukan pada pemakan ramen yang sering, seperti:

    Asupan garam berlebihan (terutama dari kuah).Konsumsi alkohol.Merokok.

    Analisis lebih lanjut menunjukkan risiko kematian yang lebih tinggi ditemukan di antara kelompok yang meliputi pria, mereka yang berusia di bawah 70 tahun, mereka yang meminum lebih dari setengah kuah ramen, dan peminum alkohol yang sering.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas maksimal asupan natrium harian adalah 2.000 mg (2 gram). Berbagai studi menunjukkan bahwa satu mangkuk ramen di restoran Jepang atau satu porsi ramen instan (lengkap dengan kuah/bumbu) dapat mengandung natrium antara 2.000 mg hingga 4.000 mg.

    Miho Suzuki, seorang dosen di Universitas Ilmu Gizi Yonezawa dan anggota tim peneliti, memberikan saran untuk penikmat ramen. Kata dia, penting untuk membatasi asupan ramen dalam sepekan.

    “Saya berharap orang-orang akan menikmati ramen dengan menahan diri untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak kuah untuk mengurangi konsumsi garam dan mempertimbangkan keseimbangan nutrisi dengan menambahkan sayuran dan topping lainnya,” ucap Miho.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi Saat Menopause”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Pria Berbobot 130 Kg Meninggal usai Operasi Bariatrik demi Pikat Calon Mertua

    Pria Berbobot 130 Kg Meninggal usai Operasi Bariatrik demi Pikat Calon Mertua

    Jakarta

    Seorang pria di China, yang memiliki berat lebih dari 130 kg, meninggal dunia setelah menjalani operasi gastric bypass (operasi bariatrik) karena ingin memberikan kesan yang baik kepada orang tua kekasihnya.

    Pria berusia 36 tahun, yang dikenal dengan nama samaran Li Jiang, dari provinsi Henan, China Utara, memiliki tinggi 174 cm dan berat lebih dari 134 kg.

    Diberitakan SCMP, menurut kakak laki-lakinya, Li baru saja menjalin hubungan yang serius dan ingin menurunkan berat badan sebelum bertemu dengan calon mertua.

    “Hubungan berjalan baik, jadi dia ingin menjadi lebih langsing sebelum bertemu orang tuanya. Dia melakukannya karena dia sedang mempersiapkan pernikahan,” kata sang kakak.

    Kondisi Memburuk Setelah Operasi

    Li Jiang dirawat di Rumah Sakit Rakyat Kesembilan di Zhengzhou pada 30 September untuk menjalani prosedur tersebut. Operasi berhasil dilakukan pada 2 Oktober, dan ia dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) sebelum dipindahkan ke bangsal umum keesokan harinya.

    Namun, pada 4 Oktober, kondisinya tiba-tiba memburuk. Sekitar pukul 6.40 pagi, ia ditemukan berhenti bernapas dan segera dilarikan kembali ke ICU untuk perawatan darurat. Li Jiang dinyatakan meninggal pada 5 Oktober karena gagal napas.

    Berdasarkan catatan medis, Li didiagnosis sindrom metabolik, hipertensi, dan memiliki riwayat hati berlemak (fatty liver).

    Hasil autopsi

    Keluarga Li Jiang mempertanyakan apakah pihak rumah sakit telah menilai kondisi fisik Li dengan benar sebelum operasi. Mereka juga menyuarakan kekhawatiran tentang penanganan komplikasi pasca-operasi dan ketepatan waktu pemberian perawatan darurat.

    Menanggapi hal ini, pihak rumah sakit menyatakan kepada Jimu News bahwa setelah peninjauan menyeluruh, mereka mengonfirmasi bahwa pasien telah memenuhi indikasi klinis yang jelas untuk dilakukan operasi. Mereka juga mengklaim tim medis merespons segera ketika kondisi pasien memburuk.

    Pada 10 Oktober, kedua belah pihak sepakat menyerahkan kasus ini kepada Komisi Kesehatan setempat untuk melakukan autopsi dan menentukan penyebab kematian.

    “Laporan autopsi akhir akan menjadi dasar paling otoritatif untuk menentukan penyebab kematian,” kata pihak rumah sakit, menambahkan bahwa mereka akan bertanggung jawab penuh sesuai dengan hasil dan peraturan yang berlaku.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • Mengenal Kondisi Syok Kardiogenik Jantung dan Cara Penanganannya

    Mengenal Kondisi Syok Kardiogenik Jantung dan Cara Penanganannya

    Jakarta

    Tidak semua serangan jantung langsung berakhir fatal. Tapi pada beberapa kasus, kondisinya bisa memburuk drastis hanya dalam hitungan menit karena komplikasi yang disebut syok kardiogenik.

    Dokter Spesialis Kardiologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Ade Imasanti Sapardan, Sp.JP-FIHA mengatakan hal ini terjadi saat jantung mendadak tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh akibat kerusakan parah pada otot jantung. Syok kardiogenik adalah kondisi darurat yang sangat berbahaya. Sayangnya, istilah ini masih jarang dikenal, padahal risikonya tinggi dan penanganan cepat sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.

    “Tanda-tanda syok kardiogenik bisa muncul tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Penderita bisa mengalami nafas yang terengah-engah, detak jantung melonjak atau tidak beraturan, tekanan darah turun drastis, tubuh lemas, nadi melemah, hingga keringat dingin,” kata dr. Ade Imasanti Sapardan, Sp.JP-FIHA dalam keterangan tertulis, Minggu (16/11/2025).

    Dia menjelaskan dalam banyak kasus, syok kardiogenik ditandai dengan kulit pucat, tangan dan kaki terasa dingin, jarang buang air kecil, bahkan hilang kesadaran karena akibat aliran darah gagal mengantarkan oksigen ke organ-organ vital.

    “Karena syok kardiogenik umumnya merupakan komplikasi serangan jantung, penting mengenali gejala serangan jantung sejak awal untuk mencegah kondisi yang lebih serius. Waspadai tanda-tanda seperti nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, rasa tertekan di dada, keringat dingin, mual, muntah, nyeri ulu hati, hingga sesak napas. Semua itu adalah sinyal bahaya yang tidak boleh diabaikan,” jelas dr. Ade Imasanti Sapardan.

    Mengenali gejala mencurigakan seperti nyeri dada itu penting hal itu juga perlu diimbangi dengan tindakan cepat.

    “Ketika gejala seperti nyeri dada muncul, segera periksa ke rumah sakit agar penyebabnya bisa diketahui dan ditangani sejak dini,” ungkapnya.

    Mayapada Hospital Jakarta Selatan memiliki layanan Chest Pain Unit, di mana layanan ini menjadi titik awal pemeriksaan saat pasien datang dengan keluhan nyeri dada, sehingga evaluasi dan penanganan bisa dilakukan secara cepat dan menyeluruh.

    Chest Pain Unit terintegrasi langsung dengan Cardiac Emergency. Sehingga apabila nyeri dada yang terjadi mengarah pada serangan jantung atau kondisi darurat kardiovaskuler lainnya, tim medis yang siaga 24 jam dapat segera melakukan penanganan cepat dan tetap.

    Cardiac Emergency Mayapada Hospital siap memberikan tindakan Primary PCI dengan protokol Door To Balloon di bawah 90 menit, sebagai standar emas dalam penyelamatan nyawa pada serangan jantung akut.

    Cardiovascular Center Mayapada Hospital mampu menangani masalah jantung, dari yang ringan hingga kompleks, secara komprehensif dan berstandar internasional, mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, intervensi jantung, bedah jantung, dan rehabilitasi jantung, didukung tim dokter multidisiplin berpengalaman dan teknologi mutakhir.
    Untuk booking skrining jantung, Anda dapat membuat janji konsultasi melalui call center 150770 atau aplikasi MyCare dari Mayapada Hospital.

    MyCare juga memiliki fitur Health Articles & Tips berisikan informasi dan tips seputar kesehatan jantung, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori, detak jantung, hingga BMI. Unduh MyCare sekarang dan dapatkan poin reward potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akn/ega)