Jenis Media: Kesehatan

  • Video: Kenapa Perlu Ada Duta Muda BPJS Kesehatan?

    Video: Kenapa Perlu Ada Duta Muda BPJS Kesehatan?

    Jakarta

    Penganugerahan Duta Muda BPJS Kesehatan 2025 digelar pada Rabu (19/11). Direktur Utama BPJS, Ali Ghufron Mukti, menjelaskan tentang peran dari para Duta Muda BPJS Kesehatan.

    “Banyak hoaks (hoax) yang beredar tentang hal-hal kadang-kadang negatif BPJS, padahal tidak seperti itu,” ungkap Ali Ghufron Mukti. “Ada yang sedikit saja (BPJS) salah, waduh ke mana-mana.”

    “Ada masalah sedikit bukan tanggung jawabnya BPJS, BPJS yang disalahkan. Nah, ini kenapa seperti ini? Karena ketidaktahuan,” tambahnya.

    Tonton video lainnya di sini ya!

    (/)

    bpjs kesehatan duta muda bpjs kesehatan duta bpjs kesehatan dirut bpjs kesehatan direktur utama bpjs kesehatan ali ghufron mukti ali ghufron mukti

  • Gunung Semeru Erupsi, Dokter Beberkan Cara Lindungi Paru-paru dari Efeknya

    Gunung Semeru Erupsi, Dokter Beberkan Cara Lindungi Paru-paru dari Efeknya

    Jakarta

    Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) meletus dahsyat dan meluncurkan awan panas hingga 5,5 km. Imbas kondisi tersebut, abu vulkanik imbas erupsi harus menjadi perhatian warga sekitar.

    Spesialis paru dr Agus Dwi Susanto SpP mengatakan debu atau abu vulkanik ini dapat menyebabkan masalah pada pernapasan dan paru-paru. Hal ini karena abu vulkani mengandung beberapa jenis gas dan material yang membahayakan jika dihirup dalam jumlah banyak.

    “Debu/abu letusan gunung merupakan material letusan gunung yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan,” kata dr Agus kepada detikcom saat dihubungi, Kamis (20/11/2025).

    “Dalam debu vulkanik ini mengandung silika yang sangat halus. Selain itu juga ada gas seperti hidrogen sulfida, karbonmonoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida. Untuk Debu/abu ini sangat halus dapat terbawa angin sampai ratusan km,” lanjutnya.

    Bahaya Abu Vulkanik

    Dikutip dari detikJatim, saat ini ada sekitar 956 jiwa mengungsi setelah Gunung Semeru erupsi. Para pengungsi ini tersebar di sejumlah titik di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

    Menurut dr Agus, berikut beberapa penyakit yang bisa muncul akibat erupsi dari gunung dengan tinggi 3.676 mdpl tersebut.

    Iritasi pada mukosa seperti kulit, gatal-gatal kulit.Iritasi mata, yakni mata merah dan berair.Iritasi mukosa hidung, yakni hidung berair.Iritasi tenggorokan, sehingga sakit tenggorokan, batuk kering atau berdahak.Iritasi pada saluran napas dan paru menimbulkan batuk, dahak berlebih, sesak napas.Meningkatkan risiko serangan penyakit paru yang sudah ada seperti serangan asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).Peningkatan risiko ISPA dan bronkitis.

    Bagaimana Mencegahnya?

    dr Agus mengatakan pencegahan utama yang bisa dilakukan adalah menggunakan masker tertentu, sehingga abu tersebut dapat dicegah untuk masuk ke tubuh.

    “Kalau ada masker yang dapat memfiltrasi partikel dibawah 2,5 mikron, untuk mencegah partikel halus masuk ke paru. Kalau tidak ada masker seperti itu di daerah tersebut boleh masker apa saja. Masker dipakai saat aktivitas luar ruangan,” katanya.

    “Contoh masker yang dapat memfiltrasi partikel PM 2,5 adalah N95. Ada juga masker lain. Tapi, bila tidak tersedia, pakai masker biasa sebagai alternatif,” tutupnya.

    Selain masker, dr Agus juga menyarankan beberapa langkah yang bisa dilakukan.

    Menutup jendela, pintu, tungku kayu. Meminimalkan penggunaan pemanas udara dan AC untuk mencegah abu dan gas di dalam rumah.Memakai kacamata saat di luar ruanganMenjaga kulit dari iritasi dengan pakaian tertutupHindari minum air yang ada debu vulkanikHindari dulu mengemudiBasahi beri percikan air sebelum bersih-bersih untuk menghindari partikulat berterbanganIkuti perintah otoritas lokal terkait waktu aman pergi ke luar, aturan mengemudi, penggunaan air minum.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Hasil Studi Dampak Lingkungan dan Kesehatan di Sekitar Kawasan Tambang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Efek Keseringan Main HP Ternyata Kompleks, Nggak Cuma Bikin Brain Rot

    Efek Keseringan Main HP Ternyata Kompleks, Nggak Cuma Bikin Brain Rot

    Jakarta

    Waktu yang lama di depan layar seperti laptop dan handphone ternyata bisa memengaruhi kesehatan fisik. Hal ini dibuktikan dalam penelitian.

    Sebuah penelitian mengindentifikasi, waktu screen time yang berlebihan dan kecanduan media sosial menjadi faktor risiko dari brain rot. Dikutip dari laman Today, Brain rot mengacu pada penurunan kemampuan kognitif atau intelektual akibat terlalu sering menerus menyerap konten yang bersifat dangkal, tidak menantang, atau berlebihan.

    Dikutip dari laman New York Post, penelitian lainnya menunjukkan bahwa cahaya biru dari layar bisa membantu fokus dan rentang perhatian di siang hari, namun mengganggu tidur. Cahaya tersebut bisa berpengaruh pada ritme sirkandian, siklus alami tubuh selama 24 jam yang mengontrol kapan seseorang merasa terjaga dan mengantuk, produksi hormon seperti melatonin dan kortisol, serta beberapa fungsi tubuh lainnya.

    Namun, ternyata gangguan ini juga bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang lebih dari sekedar ketegangan mata. Kurang tidur karena cahaya layar di malam hari bisa dikaitkan dengan meningkatnya risiko diabetes tipe 2, sebab ritme sirkandian mengatur bagaimana tubuh merespons insulin dan memproduksi glukosa.

    Sebuah penelitian menemukan, mereka yang lebih banyak terpapar cahaya tersebut berisiko 50 persen lebih besar terkena diabetes. Tak hanya itu, paparan cahaya biru di malam hari juga terbukti meningkatkan kemungkinan penambahan berat badan dan obesitas, faktor risiko lain dari diabetes.

    Ritme alami tubuh juga mengatur perubahan tekanan darah dan detak jantung sepanjang hari. Saat ‘jam biologis’ terganggu, hal tersebut bisa memicu berbagai masalah kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, detak jantung meningkat, gagal jantung, hingga risiko penyakit jantung yang lebih besar. Sebaliknya, mengurangi waktu menatap layar, terutama menjelang tidur bisa membantu menurunkan risiko kanker.

    Sebuah studi yang mengamati efek panjang gelombang cahaya biru menemukan, orang-orang yang tidur dengan layar menyala memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi terkena kanker payudara dan risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena kanker prostat. Meningkatnya risiko kanker payudara, khususunya disbabkan oleh kurangnya melatonin.

    Cahaya biru dari layar bisa menghambat produksi melatonin, yang diyakini memiliki sifar antikanker. Saat kadar melatonin menurun, risiko terjadinya kanker payudara dan pertumbuhan tumor bisa meningkat.

    Dibandingkan dengan jenis cahaya lainnya, cahaya biru bisa menjadi yang paling berpotensi merusak kesehatan. Para peneliti dari Universitas Harvard menemukan, paparan cahaya selama 6,5 jam bisa menggeser ritme sirkadian hingga dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan paparan cahaya hijau.

    (elk/kna)

  • Video WHO Ungkap Hampir 15 Juta Remaja di Dunia Ngevape

    Video WHO Ungkap Hampir 15 Juta Remaja di Dunia Ngevape

    Video WHO Ungkap Hampir 15 Juta Remaja di Dunia Ngevape

  • Pil KB Buat Pria Sebentar Lagi Tersedia, Begini Cara Kerjanya

    Pil KB Buat Pria Sebentar Lagi Tersedia, Begini Cara Kerjanya

    Jakarta

    Hasil penelitian ‘pil KB’ untuk pria semakin dekat. Sebuah studi pada hewan menunjukkan pil yang diberi nama YCT-529 dapat secara efektif mematikan produksi sperma. Uji coba terbaru pada 16 pria sehat menemukan obat ini tidak menimbulkan efek samping serius.

    Rencananya pil ini akan diuji klinis pada ratusan pria lain untuk melihat keefektifannya dalam mencegah kehamilan. Jika hasilnya positif, pil kontrasepsi pertama di dunia ini akan tersedia dalam 3 tahun.

    Penelitian terkait pil kontrasepsi untuk pria telah berlangsung lama. Sebagian penelitian sebelumnya fokus pada metode menekan aktivitas hormon gonadotropin, perangsang produksi sperma. Namun, penurunan hormon tersebut rupanya memiliki efek samping seperti kelemahan otot dan rasa panas pada tubuh yang tiba-tiba.

    Pil YCT-529 ini berbeda karena bekerja tanpa mengganggu kinerja hormon. Obat ini bekerja dengan memblokir efek protein bernama retinoic acid receptor alpha atau RAR-alpha, yang berperan dalam pembentukan sperma.

    Retinoic acid sendiri adalah nutrisi penting yang dibuat tubuh dari vitamin A. Nutrisi ini menempel pada protein RAR-alpha, yang berada pada sel-sel seluruh tubuh, yang membantu pertumbuhan sel baru.

    Pada pria, retinoic acid berperan dalam produksi sperma baru. Tanpa retinoic acid yang cukup, produksi sperma sepenuhnya berhenti.

    Dalam uji klinis pada manusia, perusahaan pengembang YourChoice Therapeutics memberikan tablet tersebut pada 16 pria dengan dosis 10 mg hingga 180 mg setiap hari, selama sebulan. Hasilnya, obat ini secara umum aman dan dapat ditoleransi tanpa tanda-tanda memengaruhi libido, keseimbangan hormon, atau suasana hati.

    “Ini kabar baik. Sepertinya perkembangan semakin maju. Langkah berikutnya adalah memeriksa keamanan dan efektivitas pada kelompok pria yang lebih besar,” ujar ahli urologi King’s College London Professor Tet Yap, dikutip dari Daily Mail, Rabu (19/11/2025).

    Meski hasilnya positif, peneliti mengatakan pil ini bukan solusi alat kontrasepsi instan. Dibutuhkan 2 bulan atau lebih hingga produksi sperma benar-benar menurun. Lalu, setelah obat dihentikan, butuh 2-3 bulan untuk memulihkan produksi sperma sepenuhnya jika pria ingin memiliki anak.

    Tet Yap menuturkan sejumlah penelitian lanjutan perlu diperlukan. Ini untuk mengetahui apakan tablet tersebut hanya memblokir retinoic acid di testis, atau bagian tubuh lain.

    Ini penting diketahui lantaran retinoic acid memiliki banyak fungsi penting, salah satunya menjaga sistem kekebalan tubuh dengan baik.

    “Beberapa relawan mengalami infeksi saluran pernapasan selama uji coba, yang memunculkan pertanyaan: apakah obat ini menekan sistem imun?” ungkap Tet Yap.

    “Selain itu, satu relawan mengeluhkan aritmia jantung (detak jantung tidak teratur) selama minum obat. Mungkin itu kebetulan saja, tapi uji coba terlalu kecil untuk memastikan apakah itu karena obat atau bukan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Hidung Besar Pengaruhi Ukuran Mr P? Begini Temuan Studi di Jepang

    Hidung Besar Pengaruhi Ukuran Mr P? Begini Temuan Studi di Jepang

    Jakarta

    Sebuah anggapan lama yang mungkin sering didengar adalah pria berhidung besar kemungkinan memiliki ukuran penis yang lebih besar. Ternyata anggapan tersebut mendapat dukungan dari sisi ilmiah.

    Penelitian di Jepang menemukan adanya korelasi kuat antara panjang hidung dan ukuran penis. Bahkan, itu lebih akurat dibandingkan ukuran tangan atau kaki.

    Studi yang dilakukan tim dari Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto ini menganalisis data autopsi dari 124 pria. Mereka mengukur berbagai bagian dari tubuh, lalu membandingkannya dengan ‘stretched penile length’ atau panjang penis saat diregangkan dalam kondisi tidak ereksi.

    Hasilnya menunjukkan hidung bisa menjadi indikator fisik yang relatif konsisten. Pria dengan hidung besar tercatat memiliki panjang penis rata-rata 13,5 cm. Sementara mereka yang berhidung lebih kecil, rata-rata sekitar 10,4 cm.

    Peneliti menegaskan perbedaan tersebut tidak dipengaruhi tinggi badan, berat badan, maupun usia. Sehingga kemungkinan besar berkaitan dengan faktor perkembangan sejak dalam kandungan.

    “Hubungan ini mengarah pada kemungkinan adanya pengaruh hormon pria selama perkembangan janin, terhadap ukuran hidung dan penis,” kata penulis utama, Dr Hiroshi Ikegaya, yang dipublikasikan di Basic and Clinical Andrology.

    Dikutip dari Korea Times, Dr Ikegaya menambahkan bahwa lingkungan prenatal mungkin memiliki peran lebih besar dibandingkan perkembangan setelah pubertas.

    Ahli urologi Beverly Hills, Dr Rena Malik, yang mengulas temuan tersebut, mengatakan hasil dari penelitian penting karena ukuran hidung menjadi korelasi statistik jelas. Menurutnya, kepercayaan yang menghubungkan ukuran penis dengan tangan atau kaki memang minim bukti kuat.

    Beberapa studi lain juga menemukan hubungan antara rasio panjang jari dan perkembangan genital. Salah satunya dilakukan di Gachon University, Korea Selatan.

    Penelitian tersebut menunjukkan pria dengan jari manis lebih panjang dari jari telunjuk cenderung memiliki penis lebih panjang, yang dikaitkan dengan paparan testosteron di rahim.

    Para ahli menilai ukuran penis tidak selalu soal tampilan fisik, tetapi bisa menjadi petunjuk kondisi hormonal dan perkembangan sejak fase awal janin.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Henti Jantung Jadi ‘Silent Killer’, Kunci Selamat Ada di Hal Ini

    Henti Jantung Jadi ‘Silent Killer’, Kunci Selamat Ada di Hal Ini

    Jakarta

    Henti jantung masih menjadi ‘silent killer’ yang kerap tidak disadari, dan setiap detik penanganan yang cepat adalah peluang krusial untuk menyelamatkan pasien.

    Spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi kardiovaskular Brawijaya Hospital, dr Simon Salim, SpPD-KKV, mengungkapkan fakta yang paling mengkhawatirkan: henti jantung mendadak yang mematikan kebanyakan tidak menunjukkan tanda awal, berbeda dengan serangan jantung

    “Sayangnya kebanyakan henti jantung nggak ada tanda awal, beda dengan serangan jantung. Jadi, yang penting adalah kesiapannya,” terangnya pada detikcom, saat ditemui di sela simposium BraveHeart Cardiac Forum Jakarta 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

    Dr Simon menjelaskan bahwa pada serangan jantung, gejala seperti nyeri dada dapat muncul ketika kondisi tersebut terjadi. Terutama pada kondisi serangan jantung yang kronis, nyeri dada dapat muncul dan membuat aktivitas atau olahraga pasien menjadi terbatas.

    Namun, henti jantung mendadak sering kali terjadi tanpa sinyal peringatan, membuat kesiapan masyarakat menjadi kunci satu-satunya untuk bertahan hidup.

    Kuasai RJP dan Perkuat Akses AED

    Lantas, kesiapan seperti apa yang menjadi penentu nyawa?

    Simon menekankan bahwa kunci selamat dari henti jantung adalah kemampuan masyarakat untuk segera bertindak melalui bantuan hidup dasar, khususnya Resusitasi Jantung Paru (RJP), sejak dini. Selain RJP, tersedianya alat Automatic External Defibrillator (AED) di tempat-tempat publik sangat penting.

    AED adalah perangkat portabel yang dapat mengirimkan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung korban ke kondisi normal. Kemampuan melakukan RJP dan akses cepat ke AED adalah satu hal yang menjadi penentu peluang selamat.

    Terlepas dari kesiapan penanganan, dr Simon juga menegaskan bahwa usia muda tidak menjamin kebal dari penyakit jantung. Pola hidup yang buruk bisa menjadi pemicu utama penyakit jantung.

    “Sedentary lifestyle, karena kurang gerak seperti kebanyakan duduk. Waktu duduknya lebih dari delapan jam sehari dan jumlah langkah kurang dari 10 ribu,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Kelihatan Nggak? Tes Angka Tersembunyi Ini Bikin Banyak Orang Keder Saat Mencarinya

    Kelihatan Nggak? Tes Angka Tersembunyi Ini Bikin Banyak Orang Keder Saat Mencarinya

    Kelihatan Nggak? Tes Angka Tersembunyi Ini Bikin Banyak Orang Keder Saat Mencarinya

  • Video: Pelatihan 3 Bulan Sudah Bisa Jadi Ahli Gizi? Nggak Semudah Itu Lho…

    Video: Pelatihan 3 Bulan Sudah Bisa Jadi Ahli Gizi? Nggak Semudah Itu Lho…

    Video: Pelatihan 3 Bulan Sudah Bisa Jadi Ahli Gizi? Nggak Semudah Itu Lho…

  • Video Penegasan Menko Zulhas: MBG Perlu Profesi Ahli Gizi

    Video Penegasan Menko Zulhas: MBG Perlu Profesi Ahli Gizi

    Video Penegasan Menko Zulhas: MBG Perlu Profesi Ahli Gizi