Jenis Media: Kesehatan

  • Sistem Baru Rujukan BPJS Kesehatan Awal 2026, Ngaruh ke Iuran Naik Nggak?

    Sistem Baru Rujukan BPJS Kesehatan Awal 2026, Ngaruh ke Iuran Naik Nggak?

    Jakarta

    Pemerintah tengah menyiapkan perubahan mekanisme rujukan BPJS Kesehatan yang wacananya diterapkan awal 2026. Hal yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah sistem baru tersebut berpengaruh kepada iuran BPJS Kesehatan.

    Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Kemenkes, Ahmad Irsan Moeis, menegaskan reformasi sistem rujukan hanya akan mempengaruhi pola pembayaran BPJS kepada fasilitas kesehatan, bukan iuran peserta.

    “Jadi, tarif itu adalah bayaran BPJS ke rumah sakit, bukan iuran yang dibayar masyarakat,” beber Irsan di Kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/11/2025).

    Menurut Irsan, perubahan sistem rujukan, yang sedang diuji coba sejak Oktober, diproyeksikan akan meningkatkan biaya klaim BPJS Kesehatan kepada rumah sakit. Berdasarkan data 2023 hingga Juni 2024, Kemenkes menghitung kenaikan pengeluaran BPJS berada di kisaran 0,64 persen hingga 1,69 persen.

    “Spending diperkirakan naik. Karena itu, untuk memastikan hitung-hitungannya tepat, kami lakukan pilot project terlebih dahulu,” kata Irsan.

    Meski begitu, ia memastikan kondisi Dana Jaminan Sosial (DJS) tetap berada dalam batas aman, sehingga tidak ada konsekuensi bagi besaran iuran peserta

    “Angka di situ perhitungan kita Dana Jaminan Sosial (DJS)-nya belum terganggu, masih aman dalam batas kesehatan keuangannya.”

    Selama ini, sistem rujukan BPJS berjalan secara berjenjang, dari rumah sakit kelas D, naik ke C, kemudian B, hingga A. Mekanisme tersebut sering dikeluhkan pasien karena waktu mendapatkan layanan spesifik menjadi lebih panjang akibat harus berpindah-pindah fasilitas.

    Melalui sistem baru, rujukan tidak lagi ditentukan oleh kelas rumah sakit, melainkan kompetensi layanan yang dibutuhkan pasien. Dengan begitu, pasien bisa langsung dirujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan menangani kondisi medisnya, tanpa harus melewati tahapan berjenjang.

    Kemenkes menilai pendekatan ini juga mengurangi antrean rujukan tidak perlu dan mempercepat penanganan pasien.

    “Rasionalisasi tarif yang kami lakukan juga bertujuan meningkatkan kualitas layanan rumah sakit,” tambah Irsan.

    (naf/naf)

  • Pria di AS Meninggal Kena Jenis Flu Burung yang Belum Pernah Serang Manusia

    Pria di AS Meninggal Kena Jenis Flu Burung yang Belum Pernah Serang Manusia

    Jakarta

    Seorang pria lanjut usia di negara bagian Washington, Amerika Serikat, meninggal dunia pasca komplikasi infeksi virus flu burung jenis H5N5. Strain yang belum pernah dilaporkan menginfeksi manusia. Informasi ini disampaikan Departemen Kesehatan Negara Bagian Washington AS, Jumat (21/11/2025).

    Pasien tersebut memiliki penyakit penyerta dan sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal. Kasus ini menjadi laporan infeksi flu burung pertama pada manusia di AS dalam sembilan bulan terakhir, sekaligus kematian kedua akibat flu burung yang tercatat di negara tersebut.

    Meski begitu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menegaskan risiko penularan flu burung pada masyarakat umum masih sangat rendah.

    Otoritas kesehatan Washington menyebut pasien memiliki kandang unggas campuran di halaman rumahnya. Pemeriksaan lingkungan kandang menemukan adanya virus flu burung, sehingga kontak dengan unggas peliharaan, lingkungan kandang, atau burung liar dinilai sebagai sumber paparan paling mungkin terjadi.

    “Tidak ada bukti penularan antarmanusia,” tulis Departemen Kesehatan Washington. Hingga kini, tidak ada kontak dekat pasien yang dinyatakan positif flu burung.

    Wabah Flu Burung di AS Masih Berlangsung

    Dikutip dari CNN, flu burung telah menginfeksi burung-burung liar di seluruh dunia selama beberapa dekade. Namun wabah terbaru di Amerika Serikat yang dimulai pada Januari 2022 menunjukkan pola berbeda, penularan yang lebih sering terjadi pada mamalia, termasuk sapi dan anjing laut.

    Menurut CDC, hingga kini terdapat 70 kasus flu burung pada manusia di AS yang terkait wabah tersebut. Sebagian besar dialami pekerja yang memiliki kontak erat dengan hewan, terutama:

    41 kasus pada pekerja peternakan sapi,

    24 kasus pada pekerja unggas,

    Beberapa kasus lainnya berkaitan dengan paparan hewan lain atau sumber yang tidak diketahui.

    Seorang lansia lain dengan komorbid juga dilaporkan meninggal pada Januari tahun ini setelah terinfeksi flu burung.

    Gejala Umum

    Menurut CDC, sebagian besar infeksi flu burung pada manusia menimbulkan gejala ringan, seperti mata merah, demam, atau keluhan flu. Namun pada kelompok rentan, seperti lansia atau pasien dengan komorbid, infeksi dapat berkembang menjadi berat.

    CDC mengimbau pekerja yang berhubungan langsung dengan hewan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri, serta berhati-hati saat menangani kotoran hewan atau membersihkan area yang terkontaminasi feses burung.

    Masyarakat juga diminta menghindari kontak dengan hewan liar yang sakit atau mati.

    Departemen Kesehatan Washington turut merekomendasikan vaksinasi flu musiman bagi orang yang sering berinteraksi dengan unggas domestik atau burung liar. Meski vaksin influenza tidak melindungi dari flu burung, vaksin tersebut dapat mengurangi risiko seseorang terinfeksi dua virus sekaligus, kondisi yang dikhawatirkan dapat memicu mutasi virus flu burung menjadi lebih mudah menular antarmanusia.

    (naf/kna)

  • ‘Dikukus’ di Kelas Inferno Hot Pilates, Benarkah Efektif Pangkas BB?

    ‘Dikukus’ di Kelas Inferno Hot Pilates, Benarkah Efektif Pangkas BB?

    Jakarta

    Inferno hot pilates belakangan mulai memiliki banyak peminat. Variasi dari olahraga pilates dan high intensity interval training (HIIT) ini dianggap mampu memberikan banyak manfaat, salah satunya menurunkan berat badan.

    Sesuai namanya, inferno hot pilates dilakukan di ruangan yang panas, sekitar 33 hingga 35 derajat celsius. Latihan ini berfokus pada penguatan otot inti dan seluruh tubuh dengan gerakan low-impact (aman untuk sendi), namun intens.

    Salah satu instruktur di Minna Pilates, Mindy mengatakan inferno hot pilates ini diklaim lebih banyak membakar kalori.

    “Terus after workout-nya, kalori yang terbakar dalam tubuh itu katanya bisa sampai 24. Tergantung sama tubuh masing-masing,” kata Mindy saat ditemui detikcom di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Sabtu (22/11/2025).

    Namun, Mindy yang telah memiliki sertifikasi STOTT ini menambahkan bahwa untuk mereka yang ingin menurunkan berat badan secara optimal, menjaga pola makan tetaplah kunci utama.

    “Tetap itu pasti dari mulut, jadi from our kitchen. Jadi ada yang bilang 60 persen itu dari makanan, 40-nya dari kita workout. Jadi nggak ada yang namanya kurus kalau nggak jaga makan,” katanya.

    Memang, inferno hot pilates ini sedang booming di Tanah Air, setidaknya mulai tahun 2024. Mindy menambahkan bahwa muridnya yang mengikuti kelasnya beragam, mulai dari Gen Z hingga lansia.

    “Hasilnya tuh lebih maksimal daripada kita cuman pilates di ruangan yang biasa,” kata Mindy.

    “(Pilates) biasa kan ber-AC nih, nah ini di ruangan panas. Jadi lebih cepat untuk cewek-cewek itu jadi lebih toned, lebih jadi badannya, lebih lean,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Terapis AI: Ide Bagus atau Malah Berbahaya?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/suc)

  • Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Jakarta

    Seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, mengalami stroke di usia yang masih sangat muda, yakni di usia 20 tahun. Sebelum kejadian, wanita bernama Delia itu mengaku kerap dilanda banyak pikiran yang membuatnya stres berat.

    Kejadian stroke yang dialaminya terjadi pada 29 Agustus 2025. Saat sedang beraktivitas seperti biasa, ia tiba-tiba merasakan pusing hebat dan tak bisa berbicara. Meski masih mampu sedikit bergerak, badannya terasa lemas.

    Awalnya ia mengira kondisi itu akan membaik dengan sendirinya. Namun setelah dua jam, kemampuan bicaranya belum juga kembali. Situasi tersebut membuat keluarga segera membawanya ke dokter saraf terdekat di Wonogiri.

    “Aku kan masuk hari Jumat sore, Sabtu paginya kan biasanya gak ada dokter spesialis. Cuma ada dokter jaga, nah itu dokter spesialisnya tuh sampai datang ke kamar aku. Ngecek kondisi aku langsung, soalnya masih umur 20 tahun,” demikian katanya melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    “Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo,” lanjutnya.

    Delia akhirnya dirujuk ke salah satu rumah sakit yang berada di Solo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Di sana, ia menjalani MRI (Magnetic resonance imaging), CT scan (Computed Tomography Scan), hingga pemeriksaan lainnya.

    Ia juga ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) untuk pemantauan intensif karena gejalanya mengarah pada stroke, meski usianya masih sangat muda.

    “Di HCU itu ya allah itu tempat khusus buat tempat stroke biasanya itu untuk usia lanjut dan tekanan darah mereka tuh tinggi-tinggi 200 san lah. Aku masuk di situ aku juga tegang kan di situ nggak boleh duduk, cuma rebahan aja, makan sambil tidur. Apa-apa sambil tidur, nggak boleh duduk, nggak boleh ke kamar mandi, nggak boleh ditungguin cuma di situ sendiri,” lanjutnya.

    “Pas udah di rumah sakit rujukan itu, aku udah sedikit-sedikit udah bisa ngomong. Soalnya pas mau duduk itu emang udah bisa. Ngangkat lidah, udah bisa mengeluarkan lidah. Soalnya awalnya emang pelo, kaku lidahnya. Nah abis itu, tekanan daerahku tuh emang naik turun sih pas waktu itu. Kalo bener-bener kaget ya naik. 150, 148,” lanjutnya lagi.

    Pemeriksaan lebih lanjut melalui Transcranial Doppler (TCD) di rumah sakit Solo menunjukkan adanya penyumbatan dan kekakuan pada pembuluh darah otak Delia. Setelah lima hari di HCU dan menjalani terapi, kondisinya berangsur membaik. Kemampuan bicaranya perlahan kembali, meski masih terdengar pelo. Delia kemudian diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan dan obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Meski kondisi berangsur membaik, ia mengaku sempat kembali ‘kolaps’. Menurutnya, hal itu terjadi karena ia kembali mengalami stres.

    “Kambuh itu. Hampir nggak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya udah (madep) keatas. Nggak bisa ngomong lagi. Tangan udah dingin, kaki udah dingin. Ah udah gitu lah pokoknya. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu kayak terlalu over gitu loh,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Video Mitos atau Fakta: Ibu Dilarang Menyusui saat Hamil

    Video Mitos atau Fakta: Ibu Dilarang Menyusui saat Hamil

    Video Mitos atau Fakta: Ibu Dilarang Menyusui saat Hamil

  • Usia 101 Tahun Masih Jadi Barista, Ini Rahasia Umur Panjang Nenek di Italia

    Usia 101 Tahun Masih Jadi Barista, Ini Rahasia Umur Panjang Nenek di Italia

    Jakarta

    Barista bernama Anna Possi telah meracik espresso di sebuah bar di Nebbiuno, Italia Utara, sejak tahun 1958. Di usianya yang kini mencapai 101 tahun, racikan kopi Possi telah menjadi ikon tersendiri di kawasan perbukitan Piedmont.

    Possi merupakan barista tertua di Italia. Dirinya belum lama ini dianugerahi gelar kehormatan ‘Commander of the Republic’. Kedai kopinya buka pada pukul 7 pagi, dan biasanya selesai sekitar jam 7 malam.

    “Saya selalu bekerja. (Bahkan di) Minggu, Paskah, Natal. Saya tidak pernah libur,” ujar Possi, dikutip dari The Guardian, Sabtu (22//11/2025).

    Bisnis rutinnya sebagian besar melibatkan para pensiunan kota, yang terkadang mampir hanya untuk mengobrol dengan Possi tanpa benar-benar membeli apa pun.

    “Orang-orang datang menemui saya karena mereka sulit percaya bahwa saya masih bekerja,” ujarnya.

    “Ketika mereka pulang, mereka merasa bahagia dan bersemangat – entah apa yang telah saya sampaikan,” sambungnya.

    Rahasia Umur Panjang Possi

    Di usianya yang telah menyentuh satu abad ini, Possi meyakini ada beberapa faktor yang menjadi rahasia umur panjangnya.

    1. Aktif Bersosial

    Possi meyakini bahwa hidup berada di antara orang-orang lain merupakan salah satu faktor dari panjang umurnya. Dari sinilah ia bisa terhindar dari kepribadian yang melankolis.

    “Saya ingin hidup, berada di antara orang-orang. Saya ingin bekerja selama kesehatan saya masih memungkinkan,” kata Possi.

    2. Hidup Tetap Aktif

    Dikutip dari Reuters, budaya kerja keras di Piedmont tampaknya melekat di kehidupan Possi. Pekerjaan dapat mengalihkan perhatian dan memberikan sesuatu yang sedikit banyak dapat membantu kesehatan.

    Di Piedmont, para perempuan semuanya bekerja, bahkan di masa mudaku dulu. Ada yang di ladang, ada yang mengerjakan pekerjaan rumah, dan ada pula yang mengambil pekerjaan dari perusahaan lain dan bekerja dari rumah.

    3. Terus Bahagia

    Bar Centrale tidak seperti tempat seseorang hanya minum kopi dan pergi. Lebih dari itu, di sana setiap orang berbagi cerita dan ini yang membuat Possi selalu bahagia mendengar setiap ucapan dari pelanggannya.

    “Bar ini seperti keluarga, lho? Rasanya bukan seperti bar; ini tempat pertemuan. Orang-orang datang bukan hanya untuk minum, tapi untuk terhubung,” katanya.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/suc)

  • Studi Ungkap Para ‘Night Owl’ Punya Otak Lebih Encer Dibanding ‘Early Bird’

    Studi Ungkap Para ‘Night Owl’ Punya Otak Lebih Encer Dibanding ‘Early Bird’

    Jakarta

    Banyak yang menganggap para ‘night owl’ atau seseorang yang lebih aktif dan produktif di malam hari memiliki kemampuan kognitif hingga kedisiplinan yang kurang bagus, jika dibandingkan mereka yang aktif di pagi hari atau ‘early bird’.

    Para early bird cenderung dikaitkan dengan disiplin dan produktivitas, sehingga fungsi kognitif akan lebih tinggi. Namun, satu penelitian tidak berkata demikian.

    Dikutip dari The Guardian, ternyata begadang bisa bermanfaat bagi kekuatan otak, karena penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengidentifikasi diri sebagai orang yang suka begadang memiliki otak yang lebih tajam daripada mereka yang tidur lebih awal.

    Para peneliti yang dipimpin oleh akademisi di Imperial College London mempelajari data dari studi Biobank Inggris terhadap lebih dari 26.000 orang yang telah menyelesaikan tes kecerdasan, penalaran, waktu reaksi, dan memori.

    Peneliti juga meneliti bagaimana durasi, kualitas, dan kronotipe tidur peserta (yang menentukan waktu kapan merasa paling waspada dan produktif) memengaruhi kinerja otak.

    Hasilnya, mereka yang begadang dan mereka yang berada di tengah-tengah memiliki fungsi kognitif yang superior, sedangkan mereka yang bangun pagi memiliki skor terendah.

    “Meskipun memahami dan menyesuaikan diri dengan kecenderungan tidur alami Anda penting, sama pentingnya untuk diingat bahwa tidurlah secukupnya, tidak terlalu lama atau terlalu pendek,” ujar Raha West, penulis utama.

    “Hal ini krusial untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak Anda sebaik mungkin,” sambungnya.

    Pentingnya Menjaga Durasi Tidur

    Penelitian lain juga menemukan durasi tidur penting untuk fungsi otak, mereka yang tidur antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam memiliki kinerja terbaik dalam tes kognitif.

    “Kami menemukan bahwa durasi tidur memiliki efek langsung pada fungsi otak, dan kami percaya bahwa mengelola pola tidur secara proaktif sangat penting untuk meningkatkan, dan menjaga, cara kerja otak kita,” kata Prof Daqing Ma, salah satu peneliti lainnya.

    Para ahli lain juga mendesak agar berhati-hati dalam menafsirkan temuan ini. Kepala pendanaan penelitian di Alzheimer’s Research UK, Jacqui Hanley mengatakan perlunya gambaran detail tentang apa saja yang terjadi pada otak.

    “Kita tidak tahu apakah menjadi orang yang aktif di pagi hari atau di malam hari memengaruhi daya ingat dan berpikir, atau apakah penurunan kognisi menyebabkan perubahan pola tidur,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Rekomendasi Makanan yang Bisa Bikin Kualitas Tidur Lebih Baik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/suc)

  • Kasus Kanker Anak di RI Diperkirakan Capai 5 Ribu per Tahun, Ini Jenis Terbanyak

    Kasus Kanker Anak di RI Diperkirakan Capai 5 Ribu per Tahun, Ini Jenis Terbanyak

    Jakarta

    Kasus kanker pada anak di Indonesia diperkirakan mencapai 4.000 hingga 5.000 kasus baru setiap tahun. Meski masih berupa estimasi, jenis kanker yang paling banyak ditemukan adalah leukemia.

    Menurut dokter spesialis anak, dr Wisvici Yosua Samin, MSc, SpA, data yang beredar saat ini belum mencerminkan angka nasional secara resmi. Namun, berdasarkan insidensi yang tersedia, diperkirakan terdapat sekitar 4 hingga 5 kasus leukemia per 100 ribu anak sehat setiap tahun.

    “Jadi data itu bukan data nasional, karena kita memang belum punya data nasional yang lengkap. Perkiraannya segitu,” ujar dr Wisvici saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (22/11/2025).

    Leukemia atau kanker darah menjadi jenis kanker yang paling banyak menyerang anak di Indonesia. Selain faktor lingkungan, beberapa anak juga memiliki pre-disposition syndrome, yaitu kondisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terkena kanker sejak lahir.

    “Ada anak-anak tertentu yang punya kerentanan genetik. Mereka sudah membawa gen tertentu, sehingga sel kanker sebenarnya sudah ada sejak dalam kandungan,” jelasnya.

    dr Wisvici menambahkan, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Orang tua diimbau mewaspadai gejala seperti pucat berkepanjangan, mudah memar, nyeri tulang, demam berulang, serta penurunan aktivitas dan nafsu makan.

    (suc/suc)

  • Coklat Hitam Bisa Bikin Ingatan Lebih Tajam? Begini Temuan Riset Jepang

    Coklat Hitam Bisa Bikin Ingatan Lebih Tajam? Begini Temuan Riset Jepang

    Jakarta

    Tak hanya lezat, coklat hitam diketahui memiliki manfaat untuk kesehatan otak. Sebuah studi dari Jepang menemukan senyawa flavanol yang terkandung di dalamnya dapat mempertajam daya ingat dan meningkatkan kewaspadaan untuk sementara waktu.

    Dikutip dari New York Post, para peneliti di Institut Teknologi Shibaura, Jepang, menemukan bahwa ketika tikus diberikan flavanol, senyawa tumbuhan dengan sifat antioksidan, otak mereka melepaskan lonjakan noradrenalin, zat kimia yang berperan dalam kewaspadaan dan fokus.

    Dalam waktu sekitar satu jam, tikus yang menerima flavanol tersebut menunjukkan performa sekitar 30 persen lebih baik pada tes memori dibandingkan tikus yang tidak mendapatkan perlakuan. Peneliti juga mencatat adanya peningkatan aktivitas motorik serta perilaku eksplorasi pada kelompok yang diberi flavanol.

    “Flavanol memiliki rasa sepat,” kata peneliti utama, Yasuyuki Fujii dalam sebuah pernyataan.

    “Kami berhipotesis bahwa rasa ini berfungsi sebagai stimulus, mengirimkan sinyal langsung ke sistem saraf pusat,” katanya.

    Peneliti meyakini reaksi ini memicu respons fisiologis di seluruh tubuh melalui sistem saraf simpatik. Itu merupakan jaringan yang sama yang mengatur kewaspadaan dan respons stres.

    Tikus diberi tes pengenalan objek baru. Mereka menjelajahi dua objek identik selama sekitar 10 menit. Kemudian, satu objek diganti dengan objek baru. Jika tikus menghabiskan lebih banyak waktu menjelajahi objek baru, berarti mereka mengingat objek lama.

    Menurut para peneliti, mekanisme flavanol yang bekerja tampaknya berbasis rasa, bukan bergatung pada penyerapan kimia. Sensasi sepat dari flavanol yang membuat coklat hitam terasa sedikit lebih pahit bisa memicu saraf sensorik yang berkomunikasi langsung dengan batang otak.

    Hal ini memicu wilayah kecil di otak, yang disebut dengan locus coeruleus yang melepaskan noradrenalin dan membantu otak menyimpan informasi baru.

    Penelitan ini membantu menjelaskan, mengapa penelitian sebelumnya pada orang dewasa yang lebih tua mengaitkan pola makan yang kaya flavanol dengan peningkatan daya ingat. Alih-alih bertindak seperti nutrisi yang melindungi sel-sel otak, senyawa tersebut bisa merangsang sistem kewaspadaan tubuh yang meningkatkan pembelajaran dan fokus.

    “Asupan flavanol dalam jumlah sedang, meskipun bioavailiabilitasnya rendah, bisa meningkakan kesehatan dan kualitas hidup,” kata Fuji.

    Para peneliti percaya bahwa makanan kaya flavanol bisa membantu otak mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Kendati demikian, mereka memperingatkan bahwa hal ini masih jauh dari bukti secara ilmiah, sehingga mereka menekankan bahwa pengujian pada manusia masih diperlukan. Dikutip dari laman Hindustan Times, tikus dalam penelitian juga diberikan dosis flavanol yang lebih tinggi daripada yang bisa didapatkan dari coklat hitam pada umumnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “3 Manfaat Lebih Puasa bagi Kesehatan Otak Penderita Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/suc)

  • Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Cerita Wanita di Wonogiri Kena Stroke Usia 20, Ini Gejala Awal yang Dikeluhkan

    Jakarta

    Seorang wanita di Wonogiri, Jawa Tengah, membagikan kisahnya yang terkena stroke di usia 20 tahun. Kejadian itu berawal ketika ia tengah menghadapi banyak pikiran dan stres, sebelum muncul gejala neurologis yang muncul secara tiba-tiba.

    Pada 29 Agustus lalu, wanita bernama Delia itu mendadak merasakan pusing hebat dan tubuh lemas. Meski masih dapat bergerak, ia tiba-tiba tidak mampu berbicara.

    Kondisi tersebut membuat keluarganya membawa Delia ke rumah sakit di Wonogiri sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Solo.

    “Jam 1 siang tiba-tiba pusing banget nyekot gitu lemes banget, dan damn gabisa ngomong. Tapi masih bisa gerak. Yang buat bersyukur tu itu karena masih gerak walaupun ga terlalu kuatt. Nah itu nunggu 2 jam an dulu siapa tau bisa ngomong lagi, ternyata tetep belum bisa,” ucapnya melalui akun TikTok-nya dikutip atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    Pemeriksaan awal menunjukkan tekanan darahnya meningkat hingga sekitar 135 mmHg, lebih tinggi dari biasanya. CT scan di rumah sakit Wonogiri mengindikasikan pembengkakan otak, namun dokter menilai hasil tersebut tidak cukup menjelaskan gangguan bicaranya. Delia kemudian dirujuk ke rumah sakit rujukan di Solo untuk evaluasi lebih lanjut.

    “Terus aku tuh nggak ada tekanan diri, genetik hipertensi, kolesterol aman, asam urat, pokoknya semua sudah dicek ges, nggak ada keturunan darah tinggi ges, nggak tinggi juga darahnya, tinggi memang tapi pas kejadian itu saja,” lanjutnya.

    Sesampainya di rumah sakit rujukan, Delia langsung menjalani evaluasi di instalasi gawat darurat. Setelah pemeriksaan lengkap, ia dipindahkan ke ruang High Care Unit (HCU), unit perawatan khusus untuk pasien dengan kondisi neurologis serius, termasuk stroke.

    Selama perawatan, tekanan darah Delia naik-turun hingga mencapai 150 mmHg. Kondisi ini membuat tim medis bingung karena usianya masih sangat muda.

    “Nah kurang lebih aku 5 hari di dalam HCU. Karena memang perkembangan pesat. Soalnya aku mau makan, doyan makan. Kayak setiap makan jatah aku habisin. Gak yang susah makan gitu loh. Soalnya kan itu bisa, kalo susah makan kan memperlambat. Apa namanya, perkembangan ya, perkembangan kesehatan. Karena aku mau makan, mau minum obat. Nah itulah, aku cepat semburnya,” ucapnya lagi.

    Setelah kondisi stabil, ia diperbolehkan pulang, namun masih mengalami mudah lelah, sering pusing, dan cepat kehabisan energi saat beraktivitas kecil seperti berjalan, mengayuh sepeda, atau bahkan berbicara.