Jenis Media: Kesehatan

  • Riset: Kebiasaan Ngopi Seperti Ini Bikin Usia Biologis Lebih Muda 5 Tahun

    Riset: Kebiasaan Ngopi Seperti Ini Bikin Usia Biologis Lebih Muda 5 Tahun

    Jakarta

    Kopi menjadi minuman wajib bagi sebagian orang sebelum memulai hari. Hal ini untuk memberikan semangat dan menghindari rasa kantuk selama beraktivitas.

    Ternyata, selain mencegah ngantuk, kopi juga memiliki manfaat tidak kalah dahsyat. Sejumlah peneliti menemukan kopi dalam takaran tertentu dapat membantu memperlambat proses penuaan sel.

    Dalam studi yang mengamati panjang telomer, bagian ujung DNA yang kerap dijadikan penanda biologis penuaan, ilmuwan menemukan bahwa orang yang rutin minum kopi bisa memiliki usia biologis hingga lima tahun lebih muda dibandingkan orang yang tidak mengonsumsinya.

    “Telomer sangat sensitif terhadap stres oksidatif dan peradangan,” jelas penulis studi, Dr Monica Aas dari King’s College London.

    “Ini menyoroti bagaimana asupan kopi dapat membantu mencegah penuaan sel pada populasi yang rentan mengalami percepatan penuaan,” sambungnya, dikutip dari Unilad.

    Namun, efek ini hanya muncul jika kopi dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Peneliti menemukan bahwa 3 hingga 4 cangkir kopi per hari memberikan manfaat paling optimal untuk perlindungan telomer.

    Di sisi lain, konsumsi kopi berlebihan justru bisa berdampak sebaliknya. Kafein yang terlalu banyak dapat memicu kecemasan insomnia, hipertensi, jantung berdebar, hingga gejala putus kafein.

    “Minum lebih dari jumlah harian yang disarankan dapat menyebabkan kerusakan sel melalui pembentukan spesies oksigen reaktif,” terang Dr Aas.

    Temuan ini juga menarik perhatian Bryan Johnson, sosok biohacker yang dikenal dengan gaya hidup ekstrem yang memperlambat penuaan. Meski sempat menghindari kopi, studi yang menunjukkan potensi penurunan risiko kematian ini membuatnya memasukkan kopi dalam rutinitas hariannya.

    (sao/naf)

  • BPOM Temukan Obat Ilegal Berbahaya yang Banyak Dijual Online, Viagra-Tramadol

    BPOM Temukan Obat Ilegal Berbahaya yang Banyak Dijual Online, Viagra-Tramadol

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Indonesian E-Commerce Association (idEA), menemukan ribuan produk ilegal yang dijual secara bebas di marketplace.

    Temuan ini merupakan hasil patroli siber yang dilakukan BPOM sejak Januari hingga Juni 2025.

    “Tidak punya izin edar, tak sesuai label, dan membahayakan, keputusan ini sudah melewati proses oleh tim siber. Intinya, produk ilegal adalah sesuatu yang tidak sesuai aturan,” ujar Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, di Kantor BPOM RI, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2025).

    Berikut lima produk obat ilegal yang paling banyak beredar di marketplace sesuai temuan BPOM.

    1. Cream BL

    2.184 tautan penjualan113.851 pcs telah terjualLokasi toko terbanyak: Tangerang

    2. Pi Kang Wang

    1.395 tautan penjualan185.400 pcs telah terjualLokasi toko terbanyak: Jakarta Barat

    3. Tramadol

    629 tautan penjualan17 pcs telah terjualLokasi toko terbanyak: Purwakarta

    4. Pabron Kids

    582 tautan penjualan713 pcs telah terjualLokasi toko terbanyak: Jakarta Barat

    5. USA Viagra MMC

    286 tautan penjualan42.438 pcs telah terjualLokasi toko terbanyak: Jakarta Barat

    (naf/naf)

  • Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Jakarta

    Siapa yang pernah mengalami mata kedutan? Kondisi ini terkadang justru dikaitkan dengan mitos pertanda baik atau pertanda buruk. Sebenarnya, ada penjelasan medis yang jelas di baliknya.

    Kondisi mata kedutan memiliki istilah medis myokymia. Kondisi ini sebenarnya merupakan kondisi medis yang umum dan jarang menjadi tanda masalah serius.

    Mata kedutan biasanya muncul berkali-kali dalam sehari, tidak menimbulkan rasa sakit, dan muncul di kelopak mata atas, bawah, atau keduanya, sehingga mata kadang menutup sendiri tanpa dikendalikan. Rupanya kondisi ini berkaitan erat dengan kelelahan, sehingga solusinya adalah istirahat yang cukup.

    “Ocular myokymia bisa disebabkan oleh kelelahan, terlalu banyak kafein, atau stres. Jadi tidak heran lebih banyak beristirahat dan mengurangi asupan kafein dapat membantu meredakan gejalanya,” jelas pihak University of California Los Angeles (UCLA) Health dikutip dari IFL Science, Kamis (27/11/2025).

    Myokymia bukan satu-satunya jenis kedutan mata. Ada juga kondisi lain yang dikenal dengan benign essential blepharospasm (BEB).

    Hingga saat ini, peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi BEB. Namun, peneliti menduga ada masalah pada bagian otak tertentu yang memicu BEB.

    “Peneliti belum yakin apa yang menyebabkan BEB, tapi kondisi ini dapat memengaruhi kelompok otot di sekitar mata. Mereka juga menduga adanya masalah pada basal ganglia (bagian otak) mungkin berperan,” sambung mereka.

    Pemicu lainnya termasuk terlalu banyak konsumsi alkohol, nutrisi buruk, ketegangan mata atau sensitivitas cahaya, serta penggunaan obat tertentu.

    Dalam kasus yang lebih jarang, kedutan bisa menjadi tanda sesuatu lebih serius, misalnya parkinson (gangguan pada sistem saraf), kerusakan otak akibat peradangan atau stroke, lesi dan tumor otak, hingga sindrom Meige dan distonia lainnya (kejang otot tak terkendali).

    Meski begitu, jangan buru-buru panik. Biasanya kedutan yang menandakan ada masalah serius juga ditandai dengan adanya gejala penyerta.

    “Biasanya kondisi kesehatan tersebut disertai gejala lain. Kecuali kedutan berlangsung lebih dari seminggu, atau disertai gejala lain seperti kejang atau keluarnya cairan, kemungkinan besar tidak ada hal serius. Cukup istirahat, rileks, dan biarkan tubuh menenangkan diri,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Jakarta

    Siapa yang pernah mengalami mata kedutan? Kondisi ini terkadang justru dikaitkan dengan mitos pertanda baik atau pertanda buruk. Sebenarnya, ada penjelasan medis yang jelas di baliknya.

    Kondisi mata kedutan memiliki istilah medis myokymia. Kondisi ini sebenarnya merupakan kondisi medis yang umum dan jarang menjadi tanda masalah serius.

    Mata kedutan biasanya muncul berkali-kali dalam sehari, tidak menimbulkan rasa sakit, dan muncul di kelopak mata atas, bawah, atau keduanya, sehingga mata kadang menutup sendiri tanpa dikendalikan. Rupanya kondisi ini berkaitan erat dengan kelelahan, sehingga solusinya adalah istirahat yang cukup.

    “Ocular myokymia bisa disebabkan oleh kelelahan, terlalu banyak kafein, atau stres. Jadi tidak heran lebih banyak beristirahat dan mengurangi asupan kafein dapat membantu meredakan gejalanya,” jelas pihak University of California Los Angeles (UCLA) Health dikutip dari IFL Science, Kamis (27/11/2025).

    Myokymia bukan satu-satunya jenis kedutan mata. Ada juga kondisi lain yang dikenal dengan benign essential blepharospasm (BEB).

    Hingga saat ini, peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi BEB. Namun, peneliti menduga ada masalah pada bagian otak tertentu yang memicu BEB.

    “Peneliti belum yakin apa yang menyebabkan BEB, tapi kondisi ini dapat memengaruhi kelompok otot di sekitar mata. Mereka juga menduga adanya masalah pada basal ganglia (bagian otak) mungkin berperan,” sambung mereka.

    Pemicu lainnya termasuk terlalu banyak konsumsi alkohol, nutrisi buruk, ketegangan mata atau sensitivitas cahaya, serta penggunaan obat tertentu.

    Dalam kasus yang lebih jarang, kedutan bisa menjadi tanda sesuatu lebih serius, misalnya parkinson (gangguan pada sistem saraf), kerusakan otak akibat peradangan atau stroke, lesi dan tumor otak, hingga sindrom Meige dan distonia lainnya (kejang otot tak terkendali).

    Meski begitu, jangan buru-buru panik. Biasanya kedutan yang menandakan ada masalah serius juga ditandai dengan adanya gejala penyerta.

    “Biasanya kondisi kesehatan tersebut disertai gejala lain. Kecuali kedutan berlangsung lebih dari seminggu, atau disertai gejala lain seperti kejang atau keluarnya cairan, kemungkinan besar tidak ada hal serius. Cukup istirahat, rileks, dan biarkan tubuh menenangkan diri,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Kemenkes Buka Hasil Investigasi-Kronologi Bumil Meninggal Ditolak 4 RS di Papua

    Kemenkes Buka Hasil Investigasi-Kronologi Bumil Meninggal Ditolak 4 RS di Papua

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) membeberkan kronologi, hasil investigasi, hingga ancaman sanksi terkait kasus kematian ibu hamil dan calon bayinya di Papua. Ini setelah bumil dan bayinya tersebut ditolak empat rumah sakit.

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya langsung mengirim tim ke Papua usai laporan ini mencuat. Tim tersebut mengemban dua misi utama, yakni investigasi penyebab kasu dan menyiapkan langkah perbaikan agar kejadian serupa tak terulang.

    Tim lintas direktorat meliputi Pelayanan Kesehatan Primer, Pelayanan Kesehatan Rujukan, dan Tata Kelola Rujukan, sudah tiba di Papua sejak 24 November 2025.

    Tim memetakan kondisi mulai dari ketersediaan tenaga spesialis, sarana-prasarana, hingga alur rujukan.

    Dari hasil penelusuran tim Kemenkes, berikut kronologi lengkap perjalanan medis Irene.

    1. Pasien Sudah ANC dan Pernah Periksa di RS Wari

    Irene tercatat menjalani antenatal care (ANC) di puskesmas. Ia juga pernah berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri, ginekologi (obgyn) di RS Wari di persalinan pertama.

    Riwayat persalinan sebelumnya normal, tertapi dokter menyatakan kali ini ukuran janin lebih besar dan perlu pemantauan ketat serta kemungkinan tindakan khusus.

    2. 16 November: Datang ke RS Wari dalam Kondisi Nyeri

    Pada 16 November 2025, Irene datang ke RS Wari dengan keluhan nyeri hebat. Namun, dokter obgyn sedang tidak berada di tempat karena menghadiri seminar di Sulawesi.

    Penanganan awal dilakukan oleh bidan. Setelah lima jam tanpa kemajuan persalinan dan muncul tanda komplikasi, pasien diputuskan untuk dirujuk operasi caesar.

    3. Rujukan ke RS Dian Harapan: Tak Ada Anestesi & NICU Penuh

    RS Dian Harapan menjadi tujuan rujukan pertama. Namun, situasi di sana tak memungkinkan tindakan. Tidak ada dokter anestesi yang bertugas, kapasitas NICU penuh.

    Irene bahkan belum turun dari mobil ketika diputuskan harus dirujuk kembali.

    4. RS Adipura: Ruang Operasi Sedang Renovasi

    Rumah sakit berikutnya adalah RS Adipura. Namun, seluruh ruang operasi sedang direnovasi dan tidak bisa digunakan. Pasien kembali dipindahkan.

    5. RS Bhayangkara: Ada Spesialis, Tapi Rawat Inap Kelas 3 Tidak Tersedia

    Di RS Bhayangkara, dokter obgyn dan anestesi tersedia. Namun kendala berikutnya muncul, ruang rawat inap kelas 3 dinyatakan penuh sehingga pasien diarahkan untuk menggunakan layanan VIP dengan biaya sekitar Rp 3 hingga 4 juta.

    Sontak keluarga keberatan secara ekonomi, sehingga memutuskan mencari fasilitas lain.

    6. Dalam Perjalanan ke RS Douwa, Kondisi Memburuk

    Irene dimobilisasi menuju RS Douwa. Namun dalam perjalanan kondisinya semakin menurun. Bidan memutuskan kembali ke RS Bhayangkara karena merupakan fasilitas terdekat yang masih memungkinkan penanganan.

    Namun setibanya di RS Bhayangkara, Irene sudah dalam kondisi kritis. Upaya resusitasi jantung paru (RJP) dilakukan, tetapi nyawanya tak tertolong. Irene dan calon bayinya dinyatakan meninggal.

    Hasil Investigasi Kemenkes

    Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI Azhar Jaya mengatakan ada empat penyebab kematian pada kasus ini, di antaranya:

    Ibu tersebut tidak bisa ditangani karena satu dokter spesialis obgyn tengah menjalani seminar. Sementara dokter lainnya tengah menjalani pendidikan.Kondisinya saat itu hanya tersedia bidan, sementara ibu Irene membutuhkan persalinan caesar karena indikasi kekhawatiran komplikasi jika persalinan normal, lantaran ukuran bayi relatif besar.Minimnya sarana dan prasarana. Empat ruangan operasi di RS Adipura semuanya sedang direnovasi, sehingga mustahil dilakukan operasi.RS Bhayangkara menolak ibu Irene lantaran kelas 3 BPJS Kesehatan penuh, sehingga diarahkan ke VIP dengan mengurus administrasi terlebih dahulu sebelum ditangani, yakni harus membayar Rp 4 juta.

    “Di mana seharusnya pasien dalam keadaan emergency tidak boleh lagi dilakukan administrasi dahulu, tetap harus ditolong dulu,” kata Azhar.

    Ancaman Sanksi

    Kemenkes menegaskan akan ada sanksi yang menunggu saat rumah sakit melanggar aturan, yakni menolak pasien dalam kondisi kegawatdaruratan.

    Aturan mengenai kewajiban rumah sakit menerima pasien gawat darurat sudah sangat jelas dan tegas di dalam UU No. 17 Tahun 2023. Karenanya, setiap dugaan pelanggaran akan ditindak sesuai mekanisme yang berlaku, termasuk sanksi berat.

    Azhar menegaskan dalam kasus apapun, baik terkait ketersediaan dokter spesialis, kapasitas kamar, maupun alasan administratif, rumah sakit tetap wajib memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat.

    Terkait ini, menurutnya ada tingkatan sanksi yang dapat dijatuhkan kepada rumah sakit jika terbukti melanggar aturan penanganan pasien gawat darurat:

    Pembinaan kepada direktur rumah sakitPembinaan kepada penanggung jawab medisPembekuan izin sementaraSanksi terberat: pencabutan izin operasional rumah sakit

    “Dinas kesehatan sebagai pemberi izin akan melakukan pendalaman lagi. Sanksi terberat bisa pencabutan izin rumah sakit sampai dengan pembinaan yang dilakukan, termasuk kepada direktur dan penanggung jawab rumah sakit tersebut,” tegas Azhar.

    Azhar menekankan tidak ada alasan apa pun yang membolehkan rumah sakit menolak pasien gawat darurat, termasuk:

    Fasilitas penuhKetiadaan ruang kelas 3Dokter tidak lengkapMasalah administrasiKetidaksiapan ruang operasi

    “Dalam situasi gawat darurat, rumah sakit wajib memberikan stabilisasi kondisi pasien sebelum dirujuk. Tidak bisa langsung menolak,” ujar Azhar.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video Kasus Viral Ibu Hamil Papua, Wamenkes: Kita Investigasi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Video: Izin Rumah Sakit yang Tolak Irene Sokoy Terancam Dicabut

    Video: Izin Rumah Sakit yang Tolak Irene Sokoy Terancam Dicabut

    Video: Izin Rumah Sakit yang Tolak Irene Sokoy Terancam Dicabut

  • Peneliti Unair Temukan Mikroplastik dalam Air Ketuban-Urine, Bisa Begini Dampaknya

    Peneliti Unair Temukan Mikroplastik dalam Air Ketuban-Urine, Bisa Begini Dampaknya

    Jakarta

    Penelitian mengenai keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia kembali menunjukkan kenyataan yang mengkhawatirkan. Hal itu diungkapkan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Dr Lestari Sudaryanti dr MKes dalam penelitian yang dilakukan di daerah Gresik, Jawa Timur.

    Ia mengungkap temuan mikroplastik tidak hanya pada pekerja pemilah sampah, tetapi juga pada air ketuban ibu hamil, darah, dan urine.

    Fakta tersebut ia temukan berdasarkan sampel yang diambil dari pekerja pemilah sampah di tiga daerah, yakni (Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngitik, Bawean, dan Wringin Anom. Juga, pada air ketuban ibu hamil di Puskesmas dan rumah sakit di Gresik, berkolaborasi dengan NGO Wonjin dari Korea untuk analisis darah dan urine.

    “Untuk air ketuban itu, total sampel sekitar 48 dan semuanya positif mengandung mikroplastik,” ungkapnya, dikutip dari laman Unair, Kamis (27/11/2025).

    Dr Lestari menambahkan mikroplastik juga ditemukan dalam urine dengan jumlah partikel yang berbeda-beda. Semua perhitungan dilakukan menggunakan mikroskop untuk mengetahui jumlah partikel per mililiter.

    Adapun hasil identifikasi lengkap dari Korea masih dalam proses, namun secara garis besar diketahui bahwa jenis mikroplastik yang ditemukan terutama dari golongan phthalates. Selain itu, analisis awal menunjukkan keberadaan berbagai senyawa seperti naphthalene, fluorine, pyrene, styrene, serta logam berat seperti kadmium (Cd), timbal, krom (Cr), dan nikel.

    “Plastik yang lentur-lentur itu banyak mengandung phthalates, terutama plastik sekali pakai,” jelasnya.

    Menurutnya, logam berat dapat melekat pada plastik sebagai stabilisator sehingga ikut masuk ke dalam. Untuk memahami bagaimana mikroplastik masuk ke air ketuban, tim peneliti juga menganalisis darah ibu.

    Pengiriman sampel ke luar negeri dilakukan dalam bentuk plasma dan whole blood karena lebih memungkinkan daripada membawa sampel air ketuban.

    Dampak Mikroplastik

    Secara teori, paparan mikroplastik dapat memicu stres oksidatif dan inflamasi, yang kemudian mempengaruhi metabolisme tubuh, termasuk hormon.

    “Plastik itu bersifat estrogenik, jadi berisiko pada penyakit-penyakit yang terkait estrogen, misalnya PCOS,” jelasnya.

    Dr Lestari memaparkan bahwa mikroplastik dapat masuk melalui inhalasi, oral, maupun kulit. Pada sistem pernapasan, mikroplastik dapat terdeposit di alveoli dan berdampak pada gangguan pernapasan seperti PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.

    Lebih jauh lagi, akumulasi plastik dapat mempengaruhi insulin dan metabolisme, sehingga berpotensi meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan obesitas.

    “Berdasarkan pengukuran objektif pada petugas pemilah sampah perempuan itu, kita melihat angka temuan obesitasnya tinggi, sekitar 48 persen kemudian gizi lebihnya itu 17 persen.” ungkapnya.

    Mikroplastik Bisa Masuk ke Organ Penting Termasuk Otak

    Tak hanya itu, Dr Lestari juga memaparkan mikroplastik bisa menyebar secara sistemik melalui darah dan mencapai organ-organ penting, termasuk otak. Sejumlah riset juga menunjukkan kemampuan mikroplastik menembus sawar otak.

    Dalam pengujian mikroskopis, mikroplastik memiliki beragam bentuk seperti fiber, filament, dan microbeads.

    “Dan microbeads ini yang banyak pada produk skincare yang untuk kaya pembersih muka, untuk mengurangi jerawat.”

    Masuknya mikroplastik ke tubuh manusia juga berkaitan dengan berbagai proses lingkungan, mulai dari kondensasi di awan, turunnya hujan, absorbsi oleh tanaman, hingga masuk ke rantai makanan melalui plankton dan ikan.

    Dampak Mikroplastik pada Bayi

    Di sisi lain, temuan seluruh air ketuban pada 48 sampel mengandung mikroplastik memunculkan kekhawatiran tersendiri.

    Dr Lestari menjelaskan pemeriksaan Malon DLDH menunjukkan peningkatan kadar pada sebagian sampel, meski analisis korelasi dengan jumlah partikel mikroplastik masih berlangsung.

    “Bayi itu makan air ketuban. Jadi pasti ada impact-nya,” ujarnya.

    Meski begitu, ia menegaskan untuk mengetahui dampak lebih spesifik, perlu adanya penelitian lebih lanjut termasuk studi pada hewan coba. Pada penelitian ini, sebagian besar berat badan bayi berada dalam kategori normal, meski ditemukan sejumlah kasus berat badan lahir rendah.

    Ia memberikan beberapa langkah pencegahan terutama bagi masyarakat yang berisiko tinggi terpapar mikroplastik, seperti pekerja di lingkungan TPA. “

    Harus pakai alat pelindung diri, masker, dan cuci tangan dengan bersih. Otomatis juga harus rutin kontrol kesehatan. Karena kecenderungan obesitas dan gizi yang lebih banyak, perempuan yang lebih rentan terhadap plastik membawa risiko itu saat hamil. Bayi dalam lingkungan penuh stres oksidatif pun akan mengalami dampaknya pada metabolisme,” pungkas Dr Lestari.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Video: Kemenkes soal Penyebab Meninggalnya Ibu Hamil Usai Ditolak 4 RS di Papua

    Video: Kemenkes soal Penyebab Meninggalnya Ibu Hamil Usai Ditolak 4 RS di Papua

    Video: Kemenkes soal Penyebab Meninggalnya Ibu Hamil Usai Ditolak 4 RS di Papua

  • Cara Memutus Siklus ‘Marah ke Anak, Menyesal, Besoknya Terulang Lagi’

    Cara Memutus Siklus ‘Marah ke Anak, Menyesal, Besoknya Terulang Lagi’

    Banyak orang tua yang kerap terjebak dalam siklus ‘Marah-marah ke anak –> Menyesal –> Minta maaf ke anak –> Besoknya terulang lagi’. Bagaimana ya caranya agar orang tua bisa keluar dari siklus tersebut?

    Psikolog Klinis Anak & Dewasa Aurellia Phillbertha bilang…

    “Kadang orang tua sebenarnya meledak bukan karena anak itu melakukan kesalahan, tapi bisa jadi karena sebenarnya orang tua itu juga ngerasain stres,” ujar Aurellia. “Jadi yang butuh bantuan bukan cuma anak, ternyata orang tua yang sebenarnya butuh bantuan.”

  • Kemenkes Ungkap 4 Hasil Investigasi Bumil-Calon Bayinya Meninggal usai Ditolak 4 RS

    Kemenkes Ungkap 4 Hasil Investigasi Bumil-Calon Bayinya Meninggal usai Ditolak 4 RS

    Jakarta

    Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI Azhar Jaya mengungkap hasil investigasi kematian ibu hamil dan calon bayinya pasca ditolak empat RS di Papua. Sedikitnya ada empat penyebab di balik kejadian tersebut termasuk kelangkaan dokter spesialis.

    Ibu tersebut tidak bisa ditangani karena satu dokter spesialis obgyn tengah menjalani seminar. Sementara dokter lainnya tengah menjalani pendidikan.

    Kondisinya saat itu hanya tersedia bidan, sementara ibu Irene membutuhkan persalinan caesar karena indikasi kekhawatiran komplikasi jika persalinan normal, lantaran ukuran bayi relatif besar.

    Persoalan lain yang ditemukan di rumah sakit lain, adalah minimnya sarana dan prasarana.

    “Ada empat ruangan operasi, di RS Adipura, semuanya sedang direnovasi, jadi ini jelas tidak bisa dilakukan operasi,” bebernya.

    Aco kemudian melaporkan dugaan salah satu pelanggaran yang dilakukan RS saat menolak menangani ibu Irene, padahal termasuk pasien gawat darurat.

    RS Bhayangkara menolak ibu Irene lantaran kelas 3 BPJS Kesehatan penuh, sehingga diarahkan ke VIP dengan mengurus administrasi terlebih dahulu sebelum ditangani, yakni membayar Rp 4 juta.

    “Di mana seharusnya pasien dalam keadaan emergency tidak boleh lagi dilakukan administrasi dahulu, tetap harus ditolong dulu,” sorotnya.

    Pihak terkait dipastikan bisa diberikan sanksi sesuai dengan amanah Undang Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

    (naf/naf)