Jenis Media: Kesehatan

  • IDAI: Anak Terdampak Bencana Sumut dan Aceh Krisis Baju Bersih-Popok Bayi

    IDAI: Anak Terdampak Bencana Sumut dan Aceh Krisis Baju Bersih-Popok Bayi

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan saat ini anak-anak korban bencana alam banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh membutuhkan bantuan-bantuan khusus.

    Wakil Ketua IDAI Cabang Sumatera Utara Dr dr Eka Airlangga, MKed(Ped), SpA mengatakan perlengkapan kebutuhan harian untuk bayi seperti popok, hingga pasokan air bersih kini menjadi prioritas bantuan.

    “Popok bayi, tidak sempat terbawa banyak oleh orang tuanya pada saat banjir terjadi dan juga air bersih,” kata dr Eka dalam konferensi pers daring, Senin (1/12/2025).

    “Air bersih ini kemarin kami sudah distribusikan 15 ribu (liter) besok, besok 5 ribu lagi masuk ke Langkat, kalau Sibolga kami belum tahu untuk Pantai Timur, karena akses ke sana baru bisa kami tembus nanti di hari Jumat,” sambungnya.

    Dukungan logistik, lanjut dr Eka untuk wilayah Sumut telah didapatkan dari Dinas Kesehatan provinsi berupa obat-obatan sederhana untuk dewasa. Sementara IDAI, memberikan bantuan obat-obatan untuk anak.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua IDAI Cabang Sumatera Barat dr Asrawati, M. Biomed, SpA, Subsp T.K.P.S(K), FISQua mengatakan kebutuhan yang mendesak di wilayahnya tak jauh berbeda dengan apa yang ada di Sumut.

    “Air bersih ya, karena nanti terkait dengan pengolahan makanan dan MPASI, kemudian pakaian bersih baju bayi, baju anak, dan selimut. Kemudian popok bayi, dan perlengkapan untuk mandi anak juga diperlukan,” katanya.

    Di Sumbar sendiri, tanggal 28 November dr Asrawati mengatakan bantuan sudah diberikan oleh Menteri Kesehatan di beberapa lokasi.

    Sementara itu, Ketua IDAI Cabang Aceh Dr dr Raihan, SpA, Subsp.Inf.P.T(K) mengatakan di wilayahnya juga membutuhkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar.

    “Paling penting habis banjir itu anak-anak tidak ada pakaian, bukan hanya anak-anak tapi juga orang dewasa. Jadi pakaian layak pakai, selimut, lalu makanan yang seminimal mungkin membutuhkan air, jadi yang siap mereka makan, obat-obatan, karena apoteknya terbatas,” kata dr Raihan.

    Di beberapa wilayah, seperti Pidie Jaya menurut dr Raihan bantuan-bantuan untuk korban bencana alam mulai bisa teratasi. Hal ini karena sebelumnya telah dikunjungi oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • Kemenkes Catat Lebih 2 Ribu Kasus HIV Baru pada Kelompok Bumil

    Kemenkes Catat Lebih 2 Ribu Kasus HIV Baru pada Kelompok Bumil

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI mencatat 2.264 kasus baru HIV pada ibu hamil di periode Januari hingga September 2025. Data tersebut didapat dari catatan tes pada 2.482.837 ibu hamil, artinya ada 0,09 persen dari keseluruhan yang terindikasi positif.

    Sayangnya, dari temuan tersebut, baru 68 persen yang dilaporkan memulai pengobatan antiretroviral (ARV). Bagaimana penularan HIV dari ibu ke anak?

    Dalam rentang tiga tahun terakhir, insiden kasus penularan HIV ibu ke anak dilaporkan menurun, meskipun tidak signifikan. Pada 2023 ada 137 anak yang terindikasi positif terpapar dari ibunya, sementara di 2024 sedikit menurun di angka 132 dan dalam satu tahun terakhir tercatat 88 kasus.

    “Peningkatan signifikan cakupan profilaksis bayi sehingga gap antara jumlah ibu hamil HIV positif dan bayi yang mendapat profilaksis semakin kecil. Sejak tahun 2023 positivity rate pada bayi lahir dari ibu ODHIV menurun,” tutur Ketua Tim Kerja HIV-AIDS Kementerian Kesehatan RI, dr Tiersa Vera Junita M Epid.

    Meski begitu, perlu dicatat, tiga kelompok penyumbang angka ODHIV terbanyak salah satunya masih disumbang anak ODHIV, dengan positivity rate 17 persen. Tertinggi ketiga setelah pasangan ODHIV 34 persen, pelanggan pekerja seks 20 persen.

    Berikut datanya:

    Pasangan ODHIV (termasuk ibu rumah tangga tertular dari suami): 3.339 kasus dari 9.709 tes yang dilakukan.Pelanggan pekerja seks: 4.471 kasus dari 22.454 tes yang dilakukanAnak ODHIV: 728 kasus dari 4.254 tes yang dilakukan.

    (naf/kna)

  • Video: Ratusan Anak Terjangkit ISPA-Penyakit Kulit Pascabanjir di Sumut

    Video: Ratusan Anak Terjangkit ISPA-Penyakit Kulit Pascabanjir di Sumut

    Video: Ratusan Anak Terjangkit ISPA-Penyakit Kulit Pascabanjir di Sumut

  • Epidemiolog Wanti-wanti Risiko Polio Muncul Lagi Pasca Bencana Aceh hingga Sumut

    Epidemiolog Wanti-wanti Risiko Polio Muncul Lagi Pasca Bencana Aceh hingga Sumut

    Jakarta

    Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengingatkan wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh serta Sumatera Utara perlu berada dalam kondisi siaga terhadap kemungkinan munculnya kembali kasus polio. Meski Indonesia telah menerima sertifikat bebas polio pada 2014, risiko kemunculan kembali penyakit lumpuh layu itu tidak pernah benar-benar hilang, seperti yang dilaporkan pada Juni 2024.

    Menurut Dicky, deklarasi bebas polio berarti tidak ada virus polio yang sedang beredar secara aktif di masyarakat, baik virus polio liar (WPV) maupun vaccine-derived poliovirus (VDPV). Namun, kondisi tersebut tidak menghapus potensi reemergensi, terutama di daerah dengan sanitasi buruk dan cakupan imunisasi rendah.

    “Risiko kembali munculnya kasus tetap ada. Wilayah dengan sanitasi rendah dan imunisasi buruk seperti Aceh, termasuk Pidie Jaya, secara epidemiologis berada dalam status kewaspadaan,” bebernya saat dihubungi detikcom Senin (1/12/2025).

    Bencana Perparah Risiko

    Dicky menegaskan bencana banjir dan longsor menciptakan lingkungan yang ideal bagi transmisi virus polio. Mekanisme penularan polio yang melalui feses (tinja) membuat penyakit ini sangat sensitif terhadap kerusakan infrastruktur sanitasi.

    “Pasca bencana, jamban rusak, akses air bersih terbatas, dan kontaminasi air meningkat. Kondisi seperti ini membuka jalur fecal oral transmission, bahkan dari kasus polio asimptomatik yang tanpa gejala,” kata Dicky.

    Ia mencontohkan beberapa negara yang pernah mengalami lonjakan polio setelah banjir besar, seperti Nigeria, Pakistan, dan Yaman, ketika virus yang semula tak terdeteksi kembali menyebar cepat akibat penurunan kualitas sanitasi.

    Selain faktor lingkungan, bencana juga menyebabkan terganggunya layanan kesehatan dasar. Di beberapa wilayah Aceh dan Sumut, pelayanan puskesmas terhenti sementara karena fasilitas terdampak atau akses jalan terputus. Kondisi ini membuat imunisasi rutin, termasuk imunisasi polio, menurun drastis.

    “Ketika layanan vaksinasi berhenti dan imunisasi anak tertunda, terbentuklah immunity gap di kelompok bayi dan anak kecil. Mereka menjadi kelompok paling rentan ketika virus polio kembali beredar,” jelasnya.

    Dicky menekankan pentingnya langkah cepat pemerintah daerah dan pusat, termasuk penilaian risiko epidemiologis, pendirian posko imunisasi kejar, serta pemulihan sanitasi dasar di lokasi pengungsian. Edukasi mengenai kebersihan tangan dan penggunaan fasilitas sanitasi aman juga harus diperkuat.

    “Bencana harus direspons bukan hanya dengan bantuan logistik, tetapi juga kesiapsiagaan penyakit menular, termasuk polio. Kita tidak boleh mengulang pengalaman negara lain yang kecolongan setelah bencana,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Tes HIV di Puskesmas Cilincing Ramai Saat Hari AIDS Sedunia

    Tes HIV di Puskesmas Cilincing Ramai Saat Hari AIDS Sedunia

    Foto Health

    Pradita Utama – detikHealth

    Senin, 01 Des 2025 17:30 WIB

    Jakarta – Suasana Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terlihat lebih ramai dari biasanya, saat peringatan Hari AIDS Sedunia.

  • Fix IQ Tinggi Kalau Kamu Bisa Selesaikan 8 Tebak Gambar Ini

    Fix IQ Tinggi Kalau Kamu Bisa Selesaikan 8 Tebak Gambar Ini

    Jakarta

    Mengasah otak tidak selalu harus dilakukan dengan cara yang serius. Tebak gambar bisa menjadi permainan sederhana yang mampu melatih konsentrasi dan logika.

    Melalui sebuah ilustrasi dan petunjuk visual di dalamnya, kamu akan ditantang untuk menemukan jawaban yang kadang tidak mudah dipecahkan. Yuk, coba selesaikan beragam tebak gambar berikut yang siap menguji kecerdasan dan kejelianmu!

    Tebak Gambar Asah Otak

    Perhatikan detail dari setiap gambar dan coba jawab dengan cepat. Jangan lihat jawabannya dulu.

    1. Kondisi yang bisa terjadi kalau seseorang kurang atau jarang berolahraga.

    tebak gambar firdaus anwar Foto: Firdaus/detikHealth

    2. Penyakit yang harus diwaspadai, bisa terjadi pada usia muda.

    tebak gambar firdaus anwar Foto: Firdaus/detikHealth

    3. Sebutan untuk salah satu jenis penyakit kulit, terutama di jari-jari kaki.

    tebak gambar firdaus anwar Foto: Firdaus/detikHealth

    4. Jenis penyakit pencernaan. Perhatikan gambar yang terbalik.

    tebak gambar firdaus anwar Foto: Firdaus/detikHealth

    5. Hal yang biasanya ditanya dokter ketika pasien memeriksakan diri.

    asah otak health Foto: detikHealth

    6. Salah satu penyakit yang sering dialami ketika musim hujan.

    asah otak health Foto: detikHealth

    7. Masalah pada organ tubuh. Salah satu gejalanya adalah sesak napas

    asah otak health Foto: detikHealth

    8. Kondisi kesehatan yang terjadi karena terlalu lama dalam pose yang sama.

    asah otak health Foto: detikHealthJawaban Tebak Gambar

    Ini kunci jawaban dari tebak gambar. Apakah sulit menjawab tantangan ini?

    1. Kurang kuat
    2. Sakit jantung
    3. Kutu air
    4. Usus buntu
    5. Gejala awal
    6. Demam menggigil
    7. Gagal jantung
    8. Tangan kesemutan

    (elk/suc)

  • Daftar Jenis Kanker yang Rentan Serang Kelompok Usia Muda

    Daftar Jenis Kanker yang Rentan Serang Kelompok Usia Muda

    Jakarta

    Jumlah kasus kanker pada kelompok anak muda terus meningkat di berbagai negara. Kini, sebuah studi pertama di bidangnya mengungkap jenis kanker apa yang paling rentan kambuh dalam bentuk yang lebih agresif pada remaja dan dewasa muda atau adolescents and young adults (AYAs).

    Data menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Di Inggris, angka kejadian kanker pada usia 25-49 tahun naik 22 persen sejak awal 1990-an hingga 2018.

    Lonjakan serupa juga terlihat secara global, termasuk peningkatan kanker kolorektal pada usia 25-49 tahun sedikitnya di 24 negara, seperti Amerika Serikat, Prancis, Australia, dan Kanada.

    Menanggapi tren tersebut, Pusat Kanker Komprehensif UC Davis menganalisis data 48 ribu pasien AYA di California. Mereka berusia 15-39 tahun, didiagnosis kanker antara 2006-2018, dan diikuti hingga akhir 2020.

    Dikutip dari Unilad, studi ini menilai risiko kanker kambuh dan menyebar (metastasis) setelah masa remisi.

    Risiko Kekambuhan Metastasis

    Hasilnya, 1 dari 10 pasien yang awalnya terdiagnosis kanker stadium non-metastasis kemudian mengalami kekambuhan metastasis. Kondisi ini terjadi saat kanker yang sempat hilang, kembali muncul dan menyebar ke bagian tubuh lain, yang umumnya berkaitan dengan angka harapan hidup lebih rendah.

    Dari seluruh partisipan, 9,2 persen sudah mengalami kanker metastasis saat didiagnosis pertama. Sementara 9,5 persen mengalami kekambuhan metastasis kemudian hari.

    Ada empat jenis kanker yang tercatat memiliki risiko kekambuhan metastasis tertinggi pada pasien yang awalnya tidak memiliki penyebaran:

    Sarkoma (kanker langka yang berasal dari jaringan ikat, seperti tulang, otot, lemak, tulang rawan, atau pembuluh darah.Kanker kolorektal.Kanker serviks.Kanker payudara.

    UC Davis Health melaporkan insidensi kumulatif lima tahun kekambuhan metastasis tertinggi sebagai berikut:

    Sarkoma: 24,5 persenKanker kolorektal: 21,8 persenKanker serviks: 16,3 persenKanker payudara: 14,7 persen

    “Kanker serviks menjadi perhatian khusus karena memiliki tingkat kekambuhan yang sangat tinggi di semua stadium, dengan pasien stadium 3 mencapai insidensi kumulatif 41,7 persen,” demikian hasil laporan tersebut.

    Tingkat Ketahanan Hidup

    Studi ini mencatat bahwa tingkat ketahanan hidup pasien yang mengalami kekambuhan metastasis lebih buruk, dibandingkan pasien yang sudah terdiagnosis metastasis sejak awal. Kecuali pada kanker testis dan tiroid.

    “Temuan ini menyoroti beban kekambuhan metastasis yang signifikan di kalangan remaja dan dewasa muda, serta perlunya perawatan yang disesuaikan untuk kesintasan,” terang penulis senior studi, Theresa Keegan.

    “Memahami pola ini membantu kita mengidentifikasi kesenjangan dan mengevaluasi seberapa baik upaya kita dalam mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit di tahap awal maupun metastasis,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Video: Kemenkes Siapkan 2.701 Pos Kesehatan di Momen Libur Nataru 2025

    Video: Kemenkes Siapkan 2.701 Pos Kesehatan di Momen Libur Nataru 2025

    Video: Kemenkes Siapkan 2.701 Pos Kesehatan di Momen Libur Nataru 2025

  • IDAI Laporkan 4 Anak Meninggal Akibat Banjir di Sumatera Barat

    IDAI Laporkan 4 Anak Meninggal Akibat Banjir di Sumatera Barat

    Jakarta

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat dr Asrawati, SpA, Subsp TKPS (K) mengatakan pihaknya mencatat ada 4 anak-anak yang meninggal dunia dalam bencana alam banjir bandang dan longsor.

    Melalui data yang dikumpulkan hingga 28 November 2025, keempat anak itu teridentifikasi dari Padang (2 anak), Pasaman Barat (1), dan belum teridentifikasi satu anak.

    “Kami tentu berharap tidak ada lagi korban anak dalam bencana ini. Namun, fakta di lapangan mengungkapkan, banyak anak dan ibu terisolasi, membuat mereka sulit mendapatkan bantuan,” ungkap dr Asrawati dalam konferensi pers daring IDAI, Senin (1/12/2025).

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mendorong pemerintah untuk mengambil langkah tegas dalam bencana alam ini, seperti menetapkan sebagai bencana nasional.

    “Ini saya kira sudah cukup besar dampaknya. Mudah-mudahan pemerintah bisa memasukkan ini sebagai bencana nasional ya,” ujar dr Piprim.

    Menurut dr Piprim, rangkaian banjir yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berlangsung bersamaan dengan bencana lain seperti erupsi abu vulkanik Semeru, sehingga memunculkan dampak yang lebih luas pada layanan kesehatan, terutama untuk anak-anak.

    “Kami dari IDAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah banjir yang melanda Aceh, Sumut, Sumbar, sebelumnya juga ada erupsi abu vulkanik Semeru,” kata dr Piprim.

    Ia menegaskan anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap situasi darurat ini karena mudah mengalami trauma, ketakutan, serta meningkatnya risiko penyakit menular di pengungsian.

    “Pastikan anak-anak dapat air bersih, sanitasi, makanan bergizi,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Berdampak Besar, Ketua IDAI Harap Banjir Sumatera Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

    Berdampak Besar, Ketua IDAI Harap Banjir Sumatera Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan perhatian lebih besar terhadap dampak banjir besar yang melanda berbagai wilayah di Sumatera. Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), berharap pemerintah menetapkan kejadian ini sebagai bencana nasional.

    “Ini saya kira sudah cukup besar dampaknya. Mudah-mudahan pemerintah bisa memasukkan ini sebagai bencana nasional ya,” ujarnya.

    Menurut dr Piprim, rangkaian banjir yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berlangsung bersamaan dengan bencana lain seperti erupsi abu vulkanik Semeru, sehingga memunculkan dampak yang lebih luas pada layanan kesehatan, terutama untuk anak-anak.

    “Kami dari IDAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah banjir yang melanda Aceh, Sumut, Sumbar, sebelumnya juga ada erupsi abu vulkanik Semeru,” kata dr Piprim.

    Ia menegaskan anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap situasi darurat ini karena mudah mengalami trauma, ketakutan, serta meningkatnya risiko penyakit menular di pengungsian.

    Prioritas Utama Air Bersih, Imunisasi, dan ASI

    IDAI menekankan bahwa anak-anak yang berada di pengungsian sangat rentan terserang penyakit seperti ISPA, penyakit kulit, diare, leptospirosis, dan bahkan potensi penyebaran campak.

    “Pastikan anak-anak dapat air bersih, sanitasi, makanan bergizi,” tegas dr Piprim.

    Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan imunisasi di wilayah terdampak, serta dukungan penuh untuk ibu menyusui agar bayi tetap mendapat ASI eksklusif meskipun dalam kondisi darurat.

    Anak-anak jadi korban

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat dr Asrawati, Sp.A, Subsp TKPS (K) mengungkapkan, sebanyak empat anak meninggal dunia dalam musibah banjir bandang Sumbar. Data ini dikumpulkan hingga 28 November 2025.

    Menurut data IDAI Sumbar, keempat anak itu teridentifikasi dari Padang (2 anak), Pasaman Barat (1), dan belum teridentifikasi satu anak.

    Selain itu, di lokasi berbeda, Wakil Ketua IDAI Sumatera Utara, Dr dr Eka Airlangga, menjelaskan bahwa di posko-posko pengungsian, penyakit yang berkaitan dengan air bersih masih menjadi keluhan terbanyak pada anak-anak. Kasus diare serta berbagai infeksi atau luka pada kulit mendominasi, terutama akibat sanitasi yang kurang memadai dan kondisi lingkungan yang serba terbatas.

    Untuk wilayah Aceh, Ketua IDAI Cabang Aceh Dr dr Raihan, Sp A, Subsp Inf P T(K) menjelaskan bahwa pendataan masih terus berlangsung karena akses ke sejumlah daerah terdampak belum sepenuhnya terbuka.

    Hingga saat ini, tim medis baru dapat menjangkau wilayah Pidie Jaya, sementara sejumlah kawasan lain masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)