Jenis Media: Kesehatan

  • Mengenal Vasektomi, KB untuk Pria yang Jadi Wacana Dedi Mulyadi sebagai Syarat Penerima Bansos – Halaman all

    Mengenal Vasektomi, KB untuk Pria yang Jadi Wacana Dedi Mulyadi sebagai Syarat Penerima Bansos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana memberlakukan kebijakan KB vasektomi sebagai salah satu syarat keluarga penerima bantuan sosial (bansos).

    Rencana Dedi ini sebab ia menyoroti sebagian besar keluarga tak mampu, justru memiliki banyak anak.

    Atas hal itu, Dedi berharap, apabila kebijakan vasektomi diberlakukan, maka bisa mengurangi angka kelahiran dan kemiskinan di Jabar.

    “Untuk itu, (vasektomi) ya agar kelahirannya diatur dan angka kemiskinan turun, karena hari ini kan yang cenderung anaknya banyak itu cenderung orang miskin,” jelas Dedi, Selasa (29/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Apa Itu Vasektomi?

    Menurut laman resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), vasektomi yang juga dikenal dengan istilah sterilisasi, adalah proses operasi pemotongan vas deferens.

    Vas deferens adalah saluran berbentuk tabung kecil yang membawa sperma dari testikel menuju penis.

    Prosedur vasektomi dilakukan untuk mencegah pembuahan dan kehamilan dengan tingkat keberhasilannya mencapai 99 persen.

    Vasektomi sendiri merupakan metode kontrasepsi alias KB yang bersifat permanen.

    Meski melalui prosedur operasi, vasektomi tidak akan memengaruhi kemampuan laki-laki dalam ejakulasi dan orgasme.

    Ada dua jenis vasektomi, yaitu vasektomi konvensional dan vasektomi tanpa pisau bedah.

    Pada vasektomi konvensional, dokter akan membuat sayatan pada kedua sisi skrotum, yakni pada bagian atas dan bagian bawah.

    Setelahnya, vas deferens di dalamnya bakal dihilangkan atau dikaterisasi. Bekas luka nantinya akan dijahit.

    Sementara, untuk vasektomi tanpa pisau bedah, dokter akan menggunakan penjepit kecil untuk menahan saluran yang akan dipotong.

    Kemudian, dokter akan membuat lubang kecil pada kulit skrotum dan memotong bagian saluran sebelum mengikatnya.

    Untuk prosedur ini, tidak diperlukan jahitan dan merupakan prosedur paling populer sebab minim risiko dan komplikasi.

    Bagi pria yang ingin melakukan prosedur vasektomi, harus memenuhi beberapa syarat, dikutip dari jatengprov.go.id:

    Minimal berusia 35 tahun;
    Telah memiliki setidaknya dua anak, dengan anak bungsu berusia minimal lima tahun;
    Mendapat persetujuan istri.

    Gratis, Dapat Insentif

    Kontrasepsi alias KB vasektomi termasuk salah satu program pemerintah melalui BKKBN untuk mengontrol angka kelahiran.

    Dikutip dari Kontan.co.id, vasektomi termasuk program KB yang ditanggung BPJS Kesehatan.

    Dalam beberapa kasus, peserta vasektomi juga mendapat insentif dalam nominal yang beragam.

    Pada 2024, Kepala BKKBN saat itu, Hasto Wardoyo, mengatakan peserta vasektomi mendapat insentif sebesar Rp300 ribu. Insentif itu diberikan sebagai pengganti uang kerja.

    “Adapun nominal yang disediakan sebagai uang pengganti kerja saat vasektomi sebesar Rp300 ribu,” jelas Hasto, Minggu (5/5/2024), dikutip dari Kompas.com.

    Sementara itu, BKKBN Provinsi Jateng baru-baru ini mengatakan, peserta vasektomi mendapat insentif Rp450 ribu.

    Hal serupa juga disampaikan Dedi Mulyadi. Dedi menyebut Pemprov Jabar nantinya akan memberi insentif sebesar Rp500 ribu bagi peserta vasektomi.

    Tak hanya untuk peserta vasektomi, desa-desa yang berhasil melaksanakan program KB juga akan mendapat penghargaan.

    Dedi menyebut insentif itu berupa hadiah stimulus pembangunan sebesar Rp10 miliar.

    “Desa Istimewa adalah desa yang berhasil dalam KB, pelayanan pendidikan rakyat, kesehatan warga, tidak ada angka kematian ibu, tidak ada kematian anak, tak ada stunting, pengelolaan sampah baik, dan beberapa indikator penilaian lain,” jelas Dedi, Selasa (29/4/2025).

    “Penilaian akan dimulai dari desa, dari kecamatan. Juara kecamatan akan mendapat hadiah Rp200 juta. Juara kabupaten/kota akan mendapat hadiah stimulus Rp1 miliar.”

    “Nanti akan diumumkan desa yang paling sukses dan desa yang paling gagal,” lanjut dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Bakal Wajibkan Penerima Bansos Vasektomi: Berhenti Bikin Anak kalau Tak Sanggup Nafkahi

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Seli Andina, Kontan.co.id/Bimo Kresnomurti, Kompas.com/Laksmi Pradipta)

  • Layanan Kesehatan Gratis Bantu Lansia Jaga Kesehatan

    Layanan Kesehatan Gratis Bantu Lansia Jaga Kesehatan

    Foto Health

    Dok. Holywings Peduli – detikHealth

    Rabu, 30 Apr 2025 17:01 WIB

    Jakarta – Kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis digelar untuk warga lansia di Jakarta Selatan. Program ini bertujuan mendukung lansia agar tetap sehat dan aktif.

  • Awas! Sakit Jantung Makin Banyak Dialami Kaum Muda, Ini Biang Keroknya

    Awas! Sakit Jantung Makin Banyak Dialami Kaum Muda, Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Penyakit jantung selama ini sering dikaitkan dengan lanjut usia (lansia), risikonya meningkat seiring bertambahnya umur. Namun, kini penyakit jantung juga mulai banyak menyerang usia muda.

    Menurut spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular, dr Budi Rahmat, SpBTKV, SubspJPK(K) dari Siloam Hospital Lippo Village, ada beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran usia terkait masalah jantung.

    “Generasi makin kemari itu berbeda dari sisi lingkungannya, dadi sisi udara, aktivitas, makanan. Contoh sederhana adalah makanan, banyak fast food, kedua aktivitas yang kurang karena banyak main gadget, sehingga mobilitas berkurang,” kata dr Budi saat media gathering di Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (28/4/2025).

    “Fungsi jantung berkurang, akibatnya tubuh rentan terhadap aktivitas fisik yang berat. Mereka tidak terbiasa dengan olahraga,” sambungnya.

    Kondisi ini, menurut dr Budi seharusnya menjadi perhatian para generasi muda. Pasalnya, jantung bisa saja tidak siap ketika diajak untuk melakukan kerja berat yang tidak seperti biasanya.

    “Kalau dia terbiasa banyak duduk, banyak main gadget, tiba-tiba diajak berlari, nah itu biasanya bisa kolaps,” katanya.

    Oleh karena itu, dr Budi mengimbau anak-anak muda untuk menghilangkan gaya hidup sedentary atau malas-malasan. Ia menyarankan generasi mudah untuk memperbanyak aktivitas fisik.

    “Jadi itulah kita pentingnya mengedukasi anak-anak muda sekarang untuk meminimalisir, bermain gadget. Lebih banyaklah bersosialisasi, beraktivitas di alam terbuka, aktivitas yang memanfaatkan otot-otot tubuh,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Herannya Menkes Harga Obat di Tiap RS Beda-beda, Ada yang Selisih Rp 10 Juta

    Herannya Menkes Harga Obat di Tiap RS Beda-beda, Ada yang Selisih Rp 10 Juta

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka data perbedaan signifikan harga jenis obat yang sama di beberapa rumah sakit. Umumnya perbedaan ditemukan antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta.

    Budi menyebut bakal melakukan perbaikan tata kelola, menyikapi temuan tersebut.

    “Jadi setelah kita bandingin, kita tuh beli obatnya nggak sama untuk merek yang sama di satu rumah sakit, maupun rumah sakit-rumah sakit yang lain,” terang Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (30/4/2025).

    “Ada yang mahal, ada yang murah, semuanya beda-beda, saya nanya ke swasta mungkin bisa dapat 30-40 persen diskon, kenapa kita dapetnya cuma 4 persen 6 persen diskon? Range satu rumah sakit bisa berbeda dengan rumah sakit yang lain,” lanjutnya.

    Menkes mencontohkan salah satunya perbedaan harga obat cardiac occluder, satu tahun pemerintah bisa membeli dengan total Rp 26 miliar. Bila dirinci, obat tersebut saat dijual dalam harga satuan di satu RS maupun RS lain mencapai selisih bahkan hingga Rp 10 juta.

    “Ternyata satu RS ke RS lain bedanya jauh sekali, ada sampai puluhan juta, ini ada yang dari sisi spek memang salah tapi ada jg yg nggak, ini sedang kita rapikan,” terang dia.

    Salah satunya cardiac occluder, amplatzer septal occluder yang didistribusi PT Nugra Karsera. Harga satuan di RSUP Kariadi Rp 41 juta sementara di RS Anak dan Bunda Rp 31 juta.

    Temuan yang kurang lebih sama ditemukan dalam catatan jual obat satuan amplatzer duct occluder distribusi PT Nugra Karsera di RSUP Wahidin 29 juta, sementara di RSUP Harapan Kita Rp 20 juta.

    “Ini sedang ita rapikan, supaya tata kelola farmasi kita bisa bagus, sehingga efisiensi manajemen operasional kita, pembiayaan, bisa jadi lebih rapi,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Menkes Buka Data, Ini Daftar RS dengan Kasus Bullying Terbanyak

    Menkes Buka Data, Ini Daftar RS dengan Kasus Bullying Terbanyak

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka-bukaan terkait jumlah kasus bullying atau perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Perundungan ini terjadi di Rumah Sakit Kemenkes, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), rumah sakit universitas, hingga rumah sakit swasta.

    “Begitu kita buka di Juni 2023, pengaduan yang masuk itu 2.668. Nah Irjen kita menyaring mana yang benar-benar perundungan, mana yang nggak. Dari hasilnya, 632 itu perundungan,” kata Menkes Budi saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (30/4/2025).

    “Kami bagi juga mana yang terjadi di RS Kemenkes, di rumah sakit lainnya, di fakultas kedokteran. Sampai sekarang ini (laporan) tetap masuk,” lanjutnya.

    Berikut adalah daftar rumah sakit dengan kasus perundungan terbanyak yang telah dikurasi oleh Kementerian Kesehatan.

    Rumah Sakit Kemenkes

    RSUP Kandou Manado 77 kasusRSUP Hasan Sadikin 55 kasusRSUP IGNG Ngoerah 42 kasusRSUP Dr Sardjito 36 kasusRSUPN Dr Cipto Mangunkusumo 32 kasusRSUP Moh. Hoesin Palembang 29 kasusRSUP Dr Kariadi 28 kasusRSUP H. Adam Malik 27 kasusRSUP Dr. M. Djamil 22 kasusRSUP Dr Wahidin Sudirohusodo 15 kasus

    Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

    RSUD Zainal Abidin Banda Aceh 31 kasusRSUD Moewardi Surakarta 21 kasusRSUD Saiful Anwar Malang 10 kasusRSUD Dr Soetomo Surabaya 9 kasusRSUD Arifin Ahmad 5 kasusRSUD Ulin Banjarmasin 4 kasusRSUD Provinsi NTB 3 kasusRSUD Semara Ratih Tabanan 3 kasusRSUD Sosodoro Bojonegoro 2 kasusRSUD Gorontalo 2 kasus

    RS Universitas

    RS Universitas Diponegoro Semarang 10 kasusRS Universitas Kristen Indonesia 3 kasusRSGM Universitas Airlangga 3 kasusRS Universitas Indonesia Depok 2 kasusRS Universitas Sriwijaya Palembang 1 kasusRS Universitas Hasanuddi Makassar 1 kasusRS Universitas Andalas Padang 1 kasusRS Lambung Mangkurat 1 kasus

    FK Universitas

    Universitas Hasanuddin 8 kasusUniversitas Syah Kuala 8 kasusUniversitas Andalas 8 kasusUniversitas Airlangga 7 kasusUniversitas Brawijaya 6 kasusUniversitas Indonesia 4 kasusUniversitas Sebelas Maret 4 kasusUniversitas Sumatera Utara 3 kasusUniversitas Padjajaran 3 kasusUniversitas Pembangunan Nasional 2 kasusRumah sakit swasta 19 kasusPuskesmas 3 kasusRumah sakit TNI/Polri 2 kasusKlinik kesehatan swasta 1 kasus

    (dpy/up)

  • Menkes Ungkap Ada Lebih dari 2.000 Pengaduan di Kanal Pelaporan Bullying PPDS

    Menkes Ungkap Ada Lebih dari 2.000 Pengaduan di Kanal Pelaporan Bullying PPDS

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan ada 2.668 pengaduan di kanal pelaporan perundungan PPDS (program pendidikan dokter spesialis) Kementerian Kesehatan sejak dibuka Juni 2023. Laporan yang masuk dikurasi oleh pihak Kemenkes untuk ditentukan mana yang masuk kategori perundungan.

    Terhadap laporan yang termasuk kategori perundungan, Kemenkes akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

    “Kita ada ratusan bukti yang sudah dikumpulkan oleh Irjen begitu memeriksa. Begitu kita buka (kanal laporan) Juni 2023, pengaduan yang masuk itu sampai 2.668. Irjen kita menyaring apakah mana yang perundungan, mana yang nggak, kemudian dari hasilnya kita simpulkan 632 laporan (24 pesen) itu perundungan,” kata Menkes dalam rapat dengar pendapat bersama DPR-RI Komisi IX, Rabu (30/4/2025).

    Dari 632 laporan yang ada, rumah sakit Kemenkes menjadi fasilitas kesehatan dengan aduan perundungan terbanyak sekitar 370 kasus. Jumlahnya diikuti oleh rumah sakit umum daerah dengan 110 kasus, rumah sakit universitas 22 kasus, rumah sakit lainnya 25 kasus, fakultas kedokteran 72 kasus, dan 33 kasus tidak mengisi lokus.

    Khusus rumah sakit Kemenkes, yang paling banyak meliputi RSUP Kandou Manado 77 kasus, RSUP Hasan Sadikin 55 kasus, RSUP IGNG Ngoerah 42 kasus, RSUP DR Sardjito 36 kasus, dan RSUPN DR Cipto Mangunkusumo 32 kasus.

    “Ini data-data yang masuk ke pengaduan kita dan sudah kita saring sifatnya benar-benar ada perundungan,” ungkap Menkes.

    “Karena nggak semuanya ini ada di bawah Kemenkes, kita juga melakukan koordinasi Pak Nadiem (mantan Mendikbudristek) dan pak Mendagri untuk melakukan koordinasi karena juga terjadinya di rumah sakit daerah dan rumah sakit perguruan tinggi,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Fakta-fakta Iuran ‘Fantastis’ di PPDS, Menkes Sebut Totalnya Miliaran Rupiah

    Fakta-fakta Iuran ‘Fantastis’ di PPDS, Menkes Sebut Totalnya Miliaran Rupiah

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka-bukaan soal biaya yang rutin dikeluarkan sebagian besar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Hal itu bahkan terungkap dalam kasus perundungan di balik kematian ‘dr ARL’, prodi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).

    Dalam catatan mendiang almarhumah sebagai bendahara prodi angkatan, terdapat bukti pengumpulan iuran dengan nilai fantastis hingga Rp 1,6 miliar. Data tersebut didapatkan dari audit Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

    “Ada iuran rutin setiap bulan yang ditransfer dari 10 peserta didik kepada yang bersangkutan ke bendahara, uangnya mengalir ke oknum-oknum tertentu, data itu ada di PPATK,” beber Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (30/4/2025).

    Data tersebut bahkan disebutnya berasal dari penelusuran iuran setiap PPDS. “Hampir di semua sentra pendidikan, begitu dibuka, auditnya masuk, kita dapat buktinya,” lanjutnya.

    Menkes menyebut hal inilah yang membuat beban biaya PPDS di Indonesia relatif semakin mahal. Selain iuran, didapatkan pula ‘pesanan’ khusus dari para senior dalam bentuk sopan maupun tidak sopan.

    “Data-data ini kita dapatkan pada saat audit, ada pembelian pemesanan tiket hotel, ada untuk sendiri, berdua, kita rutin temukan pada saat audit itu kita lakukan,” tandas Menkes.

    Sejak dibukanya pengaduan laporan bulllying atau perundungan Juni 2023, Menkes sudah mendapati 2.668 laporan yang 632 di antaranya berhasil terkonfirmasi perundungan. Terbanyak berada di RS vertikal atau pemerintah.

    (naf/up)

  • Wanita Ini Kena Kanker Darah di Usia 27, Awalnya Iseng Nanya ChatGPT

    Wanita Ini Kena Kanker Darah di Usia 27, Awalnya Iseng Nanya ChatGPT

    Jakarta

    Kisah Marley Garnreiter (27) yang ‘didiagnosis’ kanker darah pasca iseng bertanya ke Chat GPT, mendadak disorot. Pasalnya, setahun setelahnya dokter menyampaikan diagnosis yang sama.

    Mulanya, ia mengira gejala keringat di malam hari dan kulit gatal yang dialami hanya dampak dari kecemasan setelah ayahnya meninggal karena kanker usus besar.

    Dia memasukkan daftar gejala ke ChatGPT dan hasilnya disebut mengidap kanker darah. Ia lantas mengumumkan diagnosis tersebut kepada teman-temannya, tetapi tak banyak yang percaya dan menyarankan Garnreiter untuk benar-benar memeriksakan diri secara fisik ke fasilitas kesehatan.

    Terlebih, keluhan di hari-hari berikutnya terus bertambah, termasuk rasa nyeri di dada.

    “Ada yang tidak beres. Dada saya terasa nyeri dan saya merasa lelah sepanjang waktu,” katanya.

    Hasil pemindaian menunjukkan ‘massa besar’ di paru-paru kirinya, dan tes menunjukkan ia mengidap limfoma Hodgkin. Seperti yang dijelaskan oleh Cleveland Clinic, itu adalah jenis kanker darah yang bermula di sel darah putih.

    Chat GPT, yang telah mendiagnosisnya setahun sebelumnya, benar.

    Garnreiter mengaku sempat tidak terima.

    “Saya tidak ingin keluarga saya mengalami hal ini sekali lagi,” katanya, karena ia kini akan menjalani kemoterapi pada bulan Maret, sekitar setahun setelah ayahnya meninggal karena kanker.

    Kasus limfoma Hodgkin lebih jarang terjadi daripada Limfoma non-Hodgkin yang diyakini lebih mudah diobati. Menurut Klinik Cleveland, tingkat kelangsungan hidup terendah sebesar 81 persen setelah lima tahun.

    Gejalanya meliputi kulit gatal dan keringat malam, serta nyeri perut, demam, dan kelelahan. Garnreiter mengatakan ia ingin memperingatkan orang lain untuk memperjuangkan diri mereka sendiri.

    “Sangat penting untuk mendengarkan tubuh kita,” katanya. “Terkadang kita cenderung kehilangan hubungan dengan diri kita sendiri.”

    Kasus semacam ini tentu saja bisa terjadi karena adanya kebetulan, atau ketidaksengajaan yang jarang disadari. Prioritas utama saat mengeluhkan gejala, tetap perlu mendatangi profesional, demi mendapatkan penanganan atau pengobatan sedini mungkin.

    (naf/up)

  • Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Melalui Pohon Harapan dan Beri Ruang si Kecil Tuliskan Cita-cita – Halaman all

    Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Melalui Pohon Harapan dan Beri Ruang si Kecil Tuliskan Cita-cita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Pertumbuhan anak sangat penting untuk dipantau rutin.

    Pemantauan tumbuh kembang secara rutin melalui berat badannya bisa membuat orangtua bisa paham apa yang kurang dalam pertumbuhan si junior.

    Pengawasan gizi seimbang pada makanan yang dikonsumsi hingga berdampak pada berat badan ideal dan pola hidup bersih dan sehat juga pola hidup aktif dan olahraga sangat berkaitan untuk kelangungan masa depan anak.

    Menurut dr. Dian Rosita Devy pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak hingga mampu menumbuhkan harapannya ke depan.

    Dokter Dian ungkap hal ini di sela program pemeriksaan kesehatan bertajuk “Tumbuh Optimal, Sehat Maksimal” yang digelar atas prakarsa idsMED Aesthetics dengan Merck in di SOS Children’s Village Jakarta.

    Kegiatan ini mengulik pentingnya tumbuh kembang anak pada sesi edukasi khusus, berupa pemaparan dari  yang ditujukan bagi para perawat dan pendamping anak.

    Materi ini memberikan informasi praktis dan ilmiah untuk membantu mereka dalam mendukung pertumbuhan optimal anak-anak asuh.

    “SOS Children’s Villages Indonesia memastikan kesehatan anak-anak menjadi prioritas dalam tumbuh kembang mereka. Kami sangat menghargai dukungan dari idsMED Aesthetics dan Merck melalui kegiatan ini. Harapan kami, kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Bagi kami, siapa pun yang berkontribusi terhadap misi kami adalah bagian dari keluarga SOS Children’s Villages.” ujar Sumardi selaku Village Director SOS Children’s Village Jakarta.

    Salah satu momen penuh makna dalam acara ini adalah kegiatan “Pohon Harapan”, di mana anak-anak menuliskan cita-cita dan harapan mereka untuk masa depan di atas kartu warna-warni, lalu menggantungnya di pohon harapan yang telah disiapkan oleh tim idsMED Aesthetics.
     
    Melalui kegiatan pohon harapan, gelaran ini ingin memberikan ruang bagi anak-anak untuk berani bermimpi dan menuliskan cita-cita mereka.

    “Setiap harapan yang digantungkan menjadi simbol semangat dan masa depan cerah yang ingin kami dukung bersama. Kami di idsMED Aesthetics percaya bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa yang layak untuk dirayakan dan didukung.” ujar Marisa Theresia selaku Head of Aesthetics – idsMED Aesthetics.

    Agar harapan ini tumbuh kembang anak-anak maksimal, maka perlu pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, sekaligus edukasi pentingnya pemantauan pertumbuhan sejak dini.

    Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan kesehatan anak-anak, juga ada penyerahkan donasi berupa timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan.

    Nantinya, alat-alat ini akan disalurkan ke 8 SOS Children’s Villages yang tersebar di seluruh Indonesia, guna mendukung pemantauan tumbuh kembang anak-anak secara rutin dan berkelanjutan.

    “Melalui inisiatif ini, kami  percaya bahwa dengan pemantauan pertumbuhan anak yang konsisten, kita bisa memberikan fondasi yang kuat bagi generasi penerus bangsa. Ini adalah langkah kecil yang kami yakini dapat berdampak besar.” ujar Andy Rahardja selaku Vice President – idsMED Aesthetics Indonesia.
     
     

  • Jadwal Makan Pengaruhi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke, Ini Saran Dokter

    Jadwal Makan Pengaruhi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke, Ini Saran Dokter

    Jakarta

    Tanpa disadari, ternyata makan di jam-jam tertentu dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Makan pada jadwal yang selaras dengan jam biologis tubuh ternyata berperan besar dalam mencegah serangan jantung dan stroke.

    Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular, dr Budi Rahmat, SpBTKV, SubspJPK(K) dari Siloam Hospital Lippo Village mengatakan, tubuh manusia memiliki ritme alami yang dikenal dengan ritme sirkadian.

    Hal ini membuat pola makan sebaiknya disesuaikan dengan ‘jam kerja’ tubuh itu sendiri. Jam makan yang teratur, menurut dr Budi dapat menyehatkan sistem kardiovaskular, sehingga mencegah penyakit jantung hingga stroke.

    “Lebih tepatnya, kita makan sesuai dengan yang dibutuhkan. Makan pagi itu dibutuhkan, karena itu akan memulai aktivitas panjang di pagi dan siang harinya. Baik kalori dan nutrisinya sangat diharapkan,” kata dr Budi saat media gathering di Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (28/4/2025).

    “Berbeda dengan malam hari, di mana orang lebih banyak istirahat dan tidak membutuhkan kalori tinggi, tapi butuh protein yang tinggi untuk meregenerasi otot ataupun organ tubuh yang sudah rusak karena menjalani kegiatan di siang harinya,” lanjutnya.

    dr Budi menambahkan, untuk mereka yang memiliki aktivitas padat di siang hari, makanan tinggi kalori dan protein disarankan saat sarapan. Sementara saat malam hari, menghindari makanan tinggi kalori dan menggantinya dengan yang tinggi protein.

    “Umumnya orang Indonesia ya, sarapan di bawah jam 07.00 atau 08.00. Makan siang sekitar jam 12.00 atau 13.00, makan malam jam 20.00 atau di bawah, lebih dari itu jangan (makan malam),” katanya.

    (dpy/up)