Jenis Media: Kesehatan

  • Cara Kemenkes Perkecil Risiko Kematian Jemaah Haji, Beli Obat di Arab hingga Periksa Kesehatan Dini – Halaman all

    Cara Kemenkes Perkecil Risiko Kematian Jemaah Haji, Beli Obat di Arab hingga Periksa Kesehatan Dini – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyiapkan langkah antisipasi potensi  risiko kesehatan yang dihadapi jemaah haji Indonesia pada musim haji 2025. 

    Pada musim Haji tahun ini, sebanyak 1.044 tenaga kesehatan haji, telah dipersiapkan oleh Kementerian Kesehatan. 

    Selain itu 330 petugas haji daerah, 192 personel Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan, dan 200 tenaga pendukung kesehatan akan mendampingi jamaah sepanjang perjalanan. 

    Jenis tenaga yang dikerahkan meliputi dokter, perawat, apoteker, analis laboratorium, elektromedis, surveilans, sanitarian, ahli gizi, hingga pengemudi logistik.

    Kemenkes juga memastikan seluruh jemaah menerima vaksinasi yang memadai. 

    Hingga saat ini, 211.751 dosis vaksin meningitis dan 203.410 dosis vaksin polio telah dialokasikan untuk 203.320 jemaah.

    Selain itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pihak Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Arab Saudi  untuk menurunkan angka kematian jemaah haji dan memastikan terselenggaranya layanan kesehatan yang cepat, tepat, dan manusiawi.

    Salah satunya, sebagian obat-obatan yang disediakan langsung dari Arah Saudi. 

    “Obat dan perbekalan kesehatan kini lebih banyak kita beli langsung di Arab Saudi agar tidak kedaluarsa dan menghindari temuan dari BPK,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dilansir dari website resmi, Kamis (1/5/2025). 

    Sebagai tindak lanjut, Kemenkes telah menerapkan sistem pemeriksaan kesehatan jemaah yang lebih dini sejak 2024. 

    Pemeriksaan dilakukan sebelum penetapan keberangkatan, sehingga risiko pembatalan mendadak dapat dihindari dan jemaah dengan kondisi kesehatan tertentu dapat segera ditangani.

    “Dengan model baru ini, kita bisa deteksi lebih awal. Kalau ada yang tidak layak secara kesehatan, bisa ditangani lebih dulu, dan hasilnya sudah mulai terlihat membaik di tahun 2024,” jelasnya.

    Inovasi digital juga dimanfaatkan untuk pemantauan kesehatan secara real-time, termasuk akses bagi otoritas Arab Saudi. 

    Pihak Arab Saudi juga meminta agar jemaah dengan kondisi sakit berat tidak diberangkatkan.

    PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (5/2/2025). Pemerintah Budi dengan Presiden itu membahas program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) yang akan dimulai pada 10 Februari 2025. (Tribunnews/Taufik Ismail)

    Serta mendorong adanya edukasi tentang kematian di Tanah Suci agar tidak disalahartikan secara budaya dan keagamaan.

    Budi juga meninjau langsung fasilitas kesehatan di sekitar Masjidil Haram. 

    Ia mengapresiasi kesiapan Arab Saudi dalam menyediakan rumah sakit berfasilitas lengkap, bahkan di dalam kompleks masjid. 

    “Saya sudah masuk langsung ke rumah sakit di dalam Masjidil Haram. Fasilitasnya sangat lengkap. Saya minta agar ada petugas medis yang bisa berbahasa Indonesia,” ungkapnya

    Kementerian Kesehatan optimistis bahwa penyelenggaraan layanan kesehatan haji tahun 2025 akan berjalan lebih baik. Memberi rasa aman dan perlindungan optimal bagi seluruh jamaah Indonesia.

  • 4 Manfaat Jalan Kaki 10 Menit Setelah Makan, Termasuk Mengontrol Berat Badan

    4 Manfaat Jalan Kaki 10 Menit Setelah Makan, Termasuk Mengontrol Berat Badan

    Jakarta

    Rasa kenyang setelah makan terkadang membuat seseorang ingin segera duduk atau rebahan. Padahal, jalan kaki 10 menit setelah makan menyimpan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.

    Dikutip dari Times of India, kebiasaan kecil ini dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, mencegah penyakit jantung dan diabetes.

    Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nutrients, membuktikan bahwa berjalan kaki setelah makan dapat mengendalikan lonjakan gula darah hingga 30 persen. Ini karena olahraga setelah makan membuat otot membantu menyerap gula darah.

    Lewat penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine, waktu terbaik untuk jalan kaki yakni 30 menit setelah makan. Setelah rentang waktu ini, kemampuan tubuh untuk menurunkan kadar glukosa dapat menurun.

    Durasi dari jalan kaki juga tidak perlu terlalu lama, penelitian yang dipublikasikan di Diabetologia menemukan bahwa berjalan kaki selama 10 menit setelah makan lebih efektif dalam menurunkan kadar gula darah harian dibandingkan jalan kaki 30 menit pada waktu lain sepanjang hari.

    Berikut adalah manfaat yang bisa didapatkan dari berjalan kaki setelah makan, meski hanya 10 menit.

    1. Mencegah Diabetes

    Kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh tentu bukanlah kabar baik, ini karena penyakit kronis seperti diabetes bisa saja menyerang. Jalan kaki setelah makan dapat membantu mengontrol kadar gula darah, selain itu mengurangi stres metabolik.

    2. Mengontrol Berat Badan

    Meskipun hanya 10-15 menit, jalan kaki setelah makan dapat mengurangi lonjakan glukosa. Ini berarti akan ada lebih sedikit sekresi insulin dan penyimpanan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan.

    3. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Kebiasaan sederhana ini juga dapat memberikan keuntungan pada jantung. Ketika kadar glukosa stabil, ini dapat mengurangi stres oksidatif dan melindungi pembuluh darah yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

    4. Menghindari Rasa Malas

    Memilih untuk beraktivitas setelah makan dapat meningkatkan sirkulasi dan metabolisme tubuh. Ini merupakan solusi yang efektif bagi mereka yang produktivitasnya cenderung menurun saat perut kenyang.

    (dpy/up)

  • 7 Cara Alami Mengatasi Susah BAB, Minum Kopi Salah Satunya!

    7 Cara Alami Mengatasi Susah BAB, Minum Kopi Salah Satunya!

    Jakarta

    Sembelit atau susah buang air besar (BAB) terjadi saat tinja menjadi lebih keras sehingga sulit dikeluarkan. Penyebab sembelit bervariasi, mulai dari kurang minum hingga jarang melakukan aktivitas fisik.

    Jangan sampai memaksa feses keluar saat sembelit dengan cara mengejan karena bisa memicu wasir dan fisura ani. Ada baiknya melakukan sejumlah cara alami untuk mengatasi susah BAB. Apa saja?

    Cara Mengatasi Susah BAB Secara Alami

    Mulai dari minum air putih, makan lebih banyak serat, hingga membatasi konsumsi produk susu bisa mengatasi sembelit. Dilansir Medical News Today, berikut penjelasannya:

    1. Minum Air Putih

    Tubuh yang kekurangan cairan atau dehidrasi dapat memicu sembelit. Penting memastikan tubuh terhidrasi dengan minum cukup air putih.

    Jumlah pasti kebutuhan cairan bergantung pada jenis kelamin, berat badan, dan kondisi hamil atau menyusui. Sebagai acuan, sebaiknya penuhi kebutuhan cairan tubuh 1,8 liter air yang setara 7-8 gelas setiap harinya bagi orang dewasa

    Jika mengalami sembelit, cobalah minum segelas air besar untuk memicu buang air besar. Kecukupan cairan dan nutrisi lain akan menjaga kesehatan pencernaan dan melancarkan buang air besar.

    2. Perbanyak Makan Serat

    Konsumsi serat harus ditingkatkan saat mengalami sembelit. Hal ini karena asupan serat dapat memengaruhi konsistensi feses menjadi lebih mudah dikeluarkan. Tinja juga dapat melewati sistem pencernaan lebih cepat.

    Total asupan serat yang direkomendasikan per hari adalah 38 gram untuk pria dan 25 gram untuk wanita. Serat bisa diperoleh dari konsumsi sayur, buah, dan berbagai asupan hewani.

    3. Konsumsi Makanan Probiotik

    Probiotik adalah bakteri alami di dalam usus, seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus. Menyantap lebih banyak makanan probiotik bantu menyeimbangkan bakteri usus dan mencegah sembelit pada orang yang mengalami susah BAB akibat ketidakseimbangan jumlah bakteri baik dalam usus mereka.

    Tinjauan penelitian 2019 menunjukkan, konsumsi probiotik selama 2 minggu dapat meredakan sembelit serta meningkatkan frekuensi dan konsistensi tinja.

    Probiotik juga bantu mengobati sembelit dengan memproduksi asam lemak rantai pendek. Asam lemak ini meningkatkan pergerakan usus sehingga mempermudah pengeluaran tinja. Makanan kaya probiotik yang dapat dikonsumsi antara lain tempe, acar, tapai singkong, yogurt, kimchi, dan kombucha.

    4. Makan Makanan Prebiotik

    Prebiotik merupakan serat karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Serat ini meningkatkan kesehatan pencernaan dengan ‘memberi makan’ probiotik sehingga jumlahnya meningkat dan seimbang.

    Asupan prebiotik juga bantu memperlancar buang air besar dengan membuat feses menjadi lebih lunak. Makanan yang tergolong prebiotik meliputi bawang putih, bawang bombay, bawang prei, pisang, dan kacang Arab.

    5. Minum Kopi

    Kafein dalam kopi dapat merangsang otot-otot dalam sistem pencernaan sehingga melancarkan BAB. Menurut studi 1998, kopi berkafein bisa memacu usus dengan cara yang sama yang sama seperti makanan.

    Efek ini 60% lebih kuat dari minum air putih dan 23% dibanding minum kopi tanpa kafein. Kopi juga mengandung sedikit serat larut yang bantu mencegah sembelit dengan meningkatkan keseimbangan bakteri usus.

    6. Lebih Sering Berolahraga

    Berbagai penelitian telah melaporkan, olahraga bantu mengatasi sembelit pada sebagian orang. Olahraga juga membantu feses melewati usus. Jenis olahraga ringan yang bisa mencegah sembelit antara lain jalan kaki, berenang, bersepeda, atau jogging.

    7. Hindari Produk Susu

    Minum susu dapat menyebabkan sembelit pada orang yang tidak toleran. Misal, pada anak-anak yang tidak cocok dengan protein susu sapi dan orang terhadap intoleransi laktosa. Jika kamu mengalami intoleransi terhadap susu, batasi konsumsi produk susu agar buang air dengan lancar.

    (azn/row)

  • Bedah Robotik Telah Menjadi Bagian Penting Layanan Medis di Indonesia – Halaman all

    Bedah Robotik Telah Menjadi Bagian Penting Layanan Medis di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dunia kedokteran Indonesia terus mengalami kemajuan. Salah satu tonggak terbaru datang dari pengembangan layanan bedah robotik, yang kini memasuki babak baru dengan hadirnya teknologi generasi kedua serta penguatan pelatihan bagi tenaga medis.

    Sejak pertama kali diterapkan lebih dari satu dekade lalu, bedah robotik telah menjadi bagian penting dari layanan medis di Indonesia.

    Teknologi ini dikenal karena kemampuannya memberikan presisi tinggi dalam prosedur bedah melalui metode minimal invasif. 

    Teknologi terbaru ini menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan metode bedah konvensional, di antaranya lengan robotik yang meniru gerakan tangan manusia dengan stabilitas lebih tinggi, memungkinkan sayatan yang lebih kecil, mengurangi risiko perdarahan, serta mempercepat waktu pemulihan pasien.

    Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan kamera 3D berdefinisi tinggi yang dapat memperbesar area operasi hingga sepuluh kali lipat, memberikan gambaran yang lebih jelas dan mendetail.

    Dokter yang menjadi pionir bedah robotik di Indonesia, Ivan Rizal Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG menjelaskan keberhasilan bedah robotik terletak pada kombinasi antara teknologi mutakhir dan kesiapan tenaga medis.

    “Masa depan bedah ditentukan oleh teknologi yang semakin canggih serta kompetensi tenaga medis yang terus berkembang,” ujarnya, Rabu (30/4/2025). 

    Ivan yang memimpin operasi robotik pertama dengan sistem generasi kedua di RSU Bunda Jakarta meyebutkan, sejak pertama kali mengadopsi teknologi bedah robotik pada 2012, BMHS melalui jaringan RS Bunda Group telah membantu lebih dari 750 pasien melalui prosedur minimal invasif.

    “Teknologi ini kini telah menjadi standar emas di banyak negara maju berkat presisi dan akurasi tinggi, serta kemampuan mengurangi tremor tangan yang memungkinkan operasi pada jaringan halus dilakukan dengan lebih aman,” kata Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk (BMHS) ini.

    Teknologi bedah robotik generasi kedua juga menawarkan sejumlah keuntungan tambahan, seperti minimnya sayatan (hanya 3-5 lubang kecil), yang mengurangi risiko perdarahan dan infeksi. 

    Hal ini turut mendukung pemulihan yang lebih cepat, memungkinkan pasien untuk pulih lebih cepat dan mengurangi lama rawat inap.

    Direktur Utama PT Bundamedik Tbk, Agus Heru Darjono, menambahkan bahwa adopsi Robotic Surgery System generasi kedua ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi BMHS sebagai pionir dalam transformasi layanan bedah robotik di Indonesia.

    “Inovasi ini adalah bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan standar layanan kesehatan di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi kedokteran modern dan penguatan kompetensi tenaga medis,” kata Agus.

    Saat ini, lebih dari 16 dokter spesialis dan konsultan multidisiplin terlibat dalam program bedah robotik. BMHS berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem bedah robotik di Indonesia, tidak hanya melalui investasi pada teknologi terbaru, tetapi juga melalui pelatihan berkelanjutan bagi tenaga medis.

    Sejalan dengan itu, pada 28 hingga 30 April 2025, sebuah workshop bertajuk The Latest Innovation in Surgical Field: Robotic Surgery diselenggarakan di Jakarta.

    Workshop ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dan disertai dengan pemberian SKP (Satuan Kredit Profesi) dari Kementerian Kesehatan.

    Pelatihan ini tidak hanya mencakup pemaparan ilmiah dan studi kasus klinis, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk langsung berlatih menggunakan sistem bedah robotik.

    Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis para dokter dalam menghadapi tantangan bedah modern.

  • Penjelasan Medis ‘Fart Walk’, Mengatasi Begah Usai Makan dengan Berjalan Kaki

    Penjelasan Medis ‘Fart Walk’, Mengatasi Begah Usai Makan dengan Berjalan Kaki

    Jakarta

    Habis makan, perut terasa kembung seperti masuk angin? Tren baru ‘fart walk’ disebut bisa mengatasinya, dan dokter punya penjelasan medis soal manfaatnya.

    “Jalan kaki sehabis makan memang mendorong motilitas usus atau pergerakan usus kita,” kata dr Tim Tiutan, seorang dokter penyakit dalam di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York City, dalam unggahannya di Instagram Reels baru-baru ini.

    “Untuk mengatasi gas dan mencegah konstipasi,” lanjutnya.

    Dalam unggahan tersebut, dr Tim juga menyebut bahwa olahraga ringan setelah makan seperti jalan kaki tidak hanya mencegah lonjakan kadar gula darah dan membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Aktivitas fisik ini disebutnya juga menurunkan risiko kanker.

    “Saya sepenuhnya mendukung ‘fart walk’,” tegasnya.

    Tapi, ngomong-ngomong apa itu ‘fart walk’?

    Mairlyn Smith, seorang penulis dan juga food blogger asal Kanada, pertama kali memperkenalkan istilah ini pada 2024 silam. Dalam sebuah unggahan di TikTok, Smith ketika itu mengajak follower-nya untuk membiasakan diri jalan-jalan sehabis makan.

    “Kita makan banyak serat, makanya kita memproduksi gas. Semua orang demikian,” sebut Smith dalam unggahan tersebut.

    “Anda buang gas (fart) saat jalan kaki, karena itu kita namakan demikian,” lanjutnya, sembari menyebut deretan manfaat olahraga ringan seperti yang sudah banyak diketahui.

    (up/up)

  • Uya Kuya Usul Kemenkes Bentuk Satgas Anti-Bullying di PPDS, KPK Diminta Turut Terlibat – Halaman all

    Uya Kuya Usul Kemenkes Bentuk Satgas Anti-Bullying di PPDS, KPK Diminta Turut Terlibat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Anggota Komisi IX DPR RI, Uya Kuya, mengusulkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk satuan tugas (Satgas) anti-bullying untuk mengatasi maraknya kekerasan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

    “Begitu banyaknya kasus bullying di PPDS yang terungkap saya pikir perlu adanya satgas anti bullying yang pastinya melibatkan Kemenkes. Terus saya pikir harus melibatkan KPK, kenapa KPK? Karena yang saya tahu peserta PPDS itu beasiswa di mana beasiwa adalah dibiayai sepenuhnya negara,” ujar Uya Kuya dalam rapat kerja bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

     

    Menurut Uya, keterlibatan KPK diperlukan karena adanya indikasi pemerasan terhadap peserta PPDS. Bahkan, pemerasan disinyalir mencapai ratusan juta.

    “Sementara di pendidikan PPDS masih ada pemerasan, dimintai uang jutaan, puluhan sampai ratusan juta. Dijadikan wahana bagi senior-senior di kedokteran PPDS. Ke mana uangnya? Jadi itu perlu KPK terlibat di sini, dan instansi seperti kejaksaan, polisi juga perlu, dan DPR di sini sebagai perwakilan rakyat kita perlu mengawal ini,” tegasnya.

     

    Lebih lanjut, Uya menilai efek jera penting untuk menghentikan budaya kekerasan di lingkungan pendidikan dokter spesialis. Pasalnya, banyak kasus pelanggaran hanya diberikan sanksi administratif 6 bulan.

     

    “Saya pikir ini memang perlu adanya efek jera karena kalau selama ini kecuali yang Undip ya, kasus-kasus di kedokteran PPDS ini hanya diberikan sanksi administratif seperti skor 6 bulan atau sanksi tidak bisa mengajar selama berapa lama, tapi buktinya sampai sekarang masih terus lanjut,” kata dia.

     

    Ia juga menyinggung kasus baru yang terjadi di Universitas Sriwijaya (Unsri).

     

    “Khusus untuk yang viral ini saya pikir sudah menghentikan kasus bully, tapi beberapa hari yang lalu di Unsri terjadi lagi sampai ada dokter senior yang menendang testis dari salah satu dokter PPDS anestesi, prodinya kalau gak salah, dan ini yang dilakukan inisial YS.

     Dan YS ini bukan hanya sekali melakukan tapi di 2019 pernah ada laporan, dia diberi sanksi selama 2 tahun tidak mengajar karena melakukan bullying, dan di 2023 juga sempat mendapat sanksi disiplin karena melakukan aksi-aksi lainnya,” ujar Uya.

     

    Oleh karena, ia kembali meminta Kemenkes untuk membentuk Satgas Anti-Bullying. Sebaliknya, kasus-kasus kekerasan yang sudah ditangani harus dibuka oleh Kemenkes.

     

    “Saya pikir memang perlu adanya Satgas anti bullying ini yang perlu kita sikapi bersama. Dan perkara-perkara PPDS yang berhubungan dengan kekerasan yang datanya mungkin sudah ada di Kemenkes menurut saya harus dibuka, diserahkan ke kepolisian biar ada efek jera,” ucapnya.

     

    “Dan adanya Satgas anti bullying tadi, kita bayangkan jika Satgas anti bullying berhasil menindak secara hukum, akhirnya menyebloskan 5 aja dokter selama setahun, saya pikir tidak akan ada dokter-dokter lain yang melakukan hal itu,” tandasnya.

     

  • Infeksi Virus CMV Berpotensi Memperburuk Gejala Autisme

    Infeksi Virus CMV Berpotensi Memperburuk Gejala Autisme

    Jakarta

    Ada hubungan kuat antara infeksi Cytomegalovirus (CMV), ketidakseimbangan sistem imun, dan gangguan perilaku pada anak-anak dengan Gangguan Spektrum Autisme (GSA). Temuan ini menyoroti pentingnya pendekatan biomedis dalam memahami dan menangani GSA.

    “Infeksi CMV yang memperburuk ketidakseimbangan sitokin dalam tubuh anak-anak GSA dapat menjadi faktor penting yang selama ini kurang diperhatikan dalam pendekatan klinis,” ungkap Isti Anindya dalam sidang disertasi doktoral bidang Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Rabu (30/4/2025).

    Gangguan Spektrum Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kesulitan dalam komunikasi sosial, perilaku berulang, dan permasalahan sensori. Prevalensinya diperkirakan sekitar 1-2% populasi dunia. Sementara itu, infeksi CMV merupakan virus dari keluarga herpes yang telah lama diketahui berdampak pada sistem saraf pusat, terutama jika terjadi selama kehamilan atau masa awal kehidupan.

    Penelitian ini, papar Isti yang putri sulungnya Fayyaza (Ayya) terdiagnosis ASD (Autism Spectrum Disorder) pada usia 2 tahun, bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara infeksi CMV, respons imun melalui sitokin IL-6 dan IL-1β, kadar hormon melatonin, serta gejala perilaku pada anak GSA. Selain itu, penelitian ini juga menilai faktor genetik, yakni variasi genetik (SNPs) IL-1B rs1143634 dan IL-6 rs1800796, dalam populasi anak Indonesia.

    Studi ini menggunakan pendekatan kombinasi cross-sectional dan case-control, melibatkan: 100 anak GSA dan 101 anak tanpa GSA, beserta ibunya, usia anak antara 2-5 tahun.

    Pemeriksaan laboratorium menggunakan teknik ELISA untuk biomarker sitokin dan melatonin, serta qPCR untuk analisis genetik. Asesmen perilaku menggunakan instrumen FISH (kebiasaan tidur), BAMBI (perilaku makan), SCQ (kemampuan sosial komunikasi), dan SSP (profil sensori).

    “Semua prosedur dilakukan setelah mendapatkan persetujuan etik dari FKUI-RSCM dan dengan dukungan platform komunitas Peduli ASD,” ujar Isti yang sebelumnya meraih Sarjana Biologi dari UGM dan Master of Science bidang Biomedik dari UI.

    Dalam penelitian doktoral ini Isti menemukan beberapa hal penting, yakni infeksi CMV sangat umum ditemukan di kedua kelompok, dengan angka seropositif di atas 95%. Namun, kadar sitokin IL-6 dan IL-1β serta hormon melatonin berbeda bermakna antara anak GSA dan anak non-GSA.

    Pada anak GSA, kadar IL-6 lebih tinggi, menunjukkan adanya proses inflamasi aktif. Korelasi positif ditemukan antara Antibody Index IgG CMV dengan kadar IL-6 dan IL-1β pada kelompok GSA, tetapi tidak pada kelompok non-GSA.

    “Masalah perilaku seperti perilaku makan selektif, gangguan sensori, dan kesulitan sosial-komunikasi lebih berat terjadi pada anak GSA dibandingkan anak biasa,” ujarnya.

    Isti Anindya usai sidang doktoral tentang hubungan infeksi CMV dengan gejala autisme. Foto: dok. pribadi

    Analisis statistik menunjukkan korelasi erat antara gangguan profil sensori dengan perilaku makan dan kemampuan sosial-komunikasi pada anak GSA.

    IL-6 berperan signifikan dalam mempengaruhi perilaku makan anak autistik, sedangkan IL-1β mempengaruhi perilaku makan baik pada anak GSA maupun non-GSA. Dalam aspek genetik, tidak ditemukan hubungan bermakna antara variasi SNPs IL-1B rs1143634 dan IL-6 rs1800796 dengan kejadian GSA maupun biomarker imunologi.

    Temuan ini menyoroti pentingnya pendekatan biomedis dalam memahami dan menangani GSA. “Infeksi CMV yang memperburuk ketidakseimbangan sitokin dalam tubuh anak-anak GSA dapat menjadi faktor penting yang selama ini kurang diperhatikan dalam pendekatan klinis,” ujar Isti.

    Kadar IL-6 yang tinggi berpotensi, ia melanjutkan, menyebabkan inflamasi di otak, mengganggu fungsi sinaptik, serta mempengaruhi nafsu makan dan perilaku. Peningkatan IL-1β juga diketahui dapat mengganggu regulasi hipotalamus yang mengatur nafsu makan dan energi tubuh.

    Bertindak selaku promotor Prof Amin Soebandrio, PhD, serta kopromotor ⁠Prof Dr Rini Sekartini, Sp.A dan ⁠Dr Ibnu Agus Ariyanto, S.Si, M.Biomed. Sementara Tim Penguji terdiri dari Prof Dr dr Tjhin Wiguna (Ketua), ⁠dr. Mulya R. Karyanti, PhD, ⁠Novika Purnama Sari, PhD, dan ⁠Prof. dr. Sofia Mubarika H, PhD.
    Terlihat hadir dalam acara tersebut Ketua Komnas Disabilitas Dante Rigmalia dan Dubes RI untuk Qatar, Ridwan Hassan yang mengikuti secara online.

    Penelitian ini diklaim menjadi salah satu penelitian pertama di Indonesia yang: Mengkaji hubungan antara CMV, sitokin, dan gejala perilaku anak autistik. Juga menjadi yang pertama dalam melibatkan analisis biomarker dan genetika secara bersamaan, serta menggunakan populasi anak Indonesia untuk memperkaya literatur ilmiah global.

    Terkait penelitiannya ini, Isti Anindya merekomendasikan empat hal, yakni melakukan skrining dini infeksi CMV sebagai bagian dari deteksi dini faktor risiko autism. Kedua, melakukan penelitian longitudinal untuk memantau perubahan biomarker sepanjang perkembangan anak. Ketiga, pemeriksaan genetik lebih lanjut terhadap variasi genetik lain yang mungkin lebih relevan di populasi Indonesia, dan melakukan program edukasi komunitas untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan imunologi pada anak-anak.

    Penelitian ini didukung oleh BRIN, LPDP-BPI, dan Peduli ASD, serta dipublikasikan secara internasional di jurnal yang terindeks PubMed (PMID: 40002751).

    (kna/up)

  • China Tuding Balik, Sebut Kemungkinan Asal Mula COVID-19 Justru dari AS!

    China Tuding Balik, Sebut Kemungkinan Asal Mula COVID-19 Justru dari AS!

    Jakarta

    Tudingan pemerintahan Donald Trump soal teori kebocoran laboratorium di Wuhan sebagai biang kerok COVID-19 bikin China kegerahan. Lewat pernyataan resmi, China menuding balik AS dengan teori lain.

    Dikutip dari laman State Council Information Office the People’s Republic of China, studi bersama antara organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) dan China mengerucut ke beberapa kesimpulan. Salah satunya menyebut teori kebocoran lab ‘extremely unlikely’.

    China menuding AS mempolitisasi asal-usul COVID-19 dengan pernyataan sebelumnya yang mengungkit kembali teori kebocoran lab. Kini, China balik menuding AS dengan kemungkinan lain tentang asal-usul penyakit yang menggemparkan dunia tersebut.

    “Bukti substansial menunjukkan COVID-19 mungkin telah muncul di AS lebih awal dari linimasa yang diklaim secara resmi, dan lebih awal dari wabah di China,” tulis pernyataan tersebut, seperti dikutip pada Kamis (1/5/2025).

    Investigasi mendalam dan menyeluruh tentang asal usul COVID-19 disebut dalam pernyataan tersebut, perlu dilakukan di AS.

    Pada Januari, Central Intelligence Agency (CIA) mengatakan pandemi lebih mungkin berasal dari laboratorium di China dibanding dari alam. Meski demikian, badan intelijen AS tersebut belum bisa menyimpulkan sehingga kemungkinan COVID-19 berasal dari alam tetap terbuka.

    (up/up)

  • Menkes Bakal Wajibkan Tes Kejiwaan Rutin Dokter PPDS, Hasil Pengaruhi Kelulusan

    Menkes Bakal Wajibkan Tes Kejiwaan Rutin Dokter PPDS, Hasil Pengaruhi Kelulusan

    Jakarta

    Maraknya kasus bullying dan kekerasan seks di kalangan dokter mendapat sorotan tajam. Butuh perbaikan secara komprehensif terhadap sistem pendidikan dokter untuk mencegah kasus-kasus serupa terus berulang.

    Dalam rapat di Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap rencana penerapan tes kejiwaan bagi dokter yang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Hasil tes ini nantinya akan turut menentukan lulus tidaknya peserta didik.

    “Kalau tes kejiwaan, saya akan segera keluarkan aturan, di semua RS pendidikan akan dilakukan rutin maksiimal 1 tahun sekali, minimal 6 bulan sekali,” kata Menkes Budi, Rabu (30/4/2025).

    Terkait rencana tes kejiwaan, Menkes Budi menyebut pihaknya telah berkonsultasi dengan kolegium terkait. Termasuk, menentukan jenis tes apa yang paling tepat untuk digunakan.

    “Itu menjadi kewajiban untuk kolegium dalam menentukan apakah dia bisa lulus atau tidak,” lanjutnya.

    Selain itu, peserta PPDS juga akan menjalani pemantauan kesehatan mental secara rutin melalui ‘well-being wizard’ yang mengacu pada Mayo Clinic. Sistem ini akan memberikan ‘red-flag’ atau notifikasi jika menemukan adanya ketidaknyamanan yang dialami calon dokter spesialis.

    “Kalau ada yang tidak nyaman, redflag-nya akan masuk by system ke kita, jadi kita bisa melakukan intervensi langsung,” jelas Menkes Budi.

    (up/up)

  • Menkes Buka-bukaan, Ini Prodi PPDS dengan Laporan Kasus Bullying Terbanyak

    Menkes Buka-bukaan, Ini Prodi PPDS dengan Laporan Kasus Bullying Terbanyak

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI menerima 2 ribu laporan perundungan sejak dibukanya kanal pengaduan bullying Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Juni 2023 lalu. Ada 600 di antaranya yang terkonfirmasi perundungan.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merinci 57 persen bentuk perundungan merupakan non fisik dan non verbal yakni 91 kasus pembiayaan di luar kebutuhan pendidikan, dengan kisaran puluhan hingga ratusan juta rupiah, diikuti 91 kasus pengaduan tugas jaga di luar batas wajar, 50 kasus penugasan untuk kepentingan pribadi konsulen atau senior, dan terakhir 98 kasus pengucilan atau pengabaian.

    Bentuk perundungan lain yang juga banyak dilaporkan adalah kekerasan verbal hingga 34 persen, Menkes Budi menyoroti banyak sebutan tidak pantas yang juga terlihat di jaringan komunikasi PPDS.

    Sementara perundungan fisik terjadi pada 8 persen kasus pengaduan. “Yang fisik biasanya disuruh mengunyah cabai, harus push up, makan telur mentah, disuruh berdiri selama 7 sampai 8 jam, ini hampir di semua pengaduan itu terjadi,” ungkap Menkes Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (30/4/2025).

    Terbanyak Terjadi di Prodi Apa?

    Dari hasil koordinasi dengan Kemenristekdikti, Menkes Budi mencatat sedikitnya 10 prodi terbanyak yang melaporkan kasus bullying atau perundungan.

    Berikut catatannya:

    Prodi penyakit dalam: 80 kasusProdi bedah: 46 kasusProdi anestesi: 27 kasusProdi obgyn: 22 kasusProdi anak: 21 kasusProdi mata: 16 kasusProdi bedah plastik: 16 kasusProdi bedah saraf: 16 kasusProdi orthopedi:15 kasusProdi neurologi: 14 kasus

    Sementara dari 600 kasus perundungan yang diterima Kemenkes RI, lebih dari 300 laporan terjadi di rumah sakit pemerintah. Terbanyak ada di rumah sakit berikut:

    “Kami bagi juga mana yang terjadi di RS Kemenkes,” lanjutnya.

    Rumah Sakit Kemenkes

    RSUP Kandou Manado 77 kasusRSUP Hasan Sadikin 55 kasusRSUP IGNG Ngoerah 42 kasusRSUP Dr Sardjito 36 kasusRSUPN Dr Cipto Mangunkusumo 32 kasusRSUP Moh. Hoesin Palembang 29 kasusRSUP Dr Kariadi 28 kasusRSUP H. Adam Malik 27 kasusRSUP Dr. M. Djamil 22 kasusRSUP Dr Wahidin Sudirohusodo 15 kasus

    (naf/kna)