Jenis Media: Kesehatan

  • Bakteri Mematikan, Thailand Catat Kematian Pertama Akibat Antraks di Manusia

    Bakteri Mematikan, Thailand Catat Kematian Pertama Akibat Antraks di Manusia

    Jakarta

    Thailand melaporkan kematian pertama akibat antraks dalam beberapa dekade. Otoritas setempat juga mengonfirmasi dua orang yang terinfeksi antraks pada Kamis (1/5/2025).

    Ada ratusan orang yang juga berpotensi terpapar bakteri mematikan tersebut.

    Dikutip dari CNA, seorang pria berusia 53 tahun di provinsi Mukdahan, timur laut Thailand dekat perbatasan dengan Laos, meninggal pada hari Rabu setelah tertular antraks, kata pemerintah, dengan kasus kedua dikonfirmasi di provinsi yang sama dan tiga kasus dugaan tambahan sedang diselidiki.

    Pihak berwenang telah mengidentifikasi sedikitnya 638 orang yang berpotensi terpapar setelah memakan daging mentah. Di antara mereka, 36 orang ikut dalam penyembelihan ternak, sementara sisanya telah mengonsumsi daging sapi mentah atau setengah matang, kata pejabat kesehatan.

    Semua menerima antibiotik sebagai bagian dari tindakan pencegahan.

    “Semua orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan daging yang terinfeksi sedang dipantau,” kata kementerian kesehatan Thailand.

    Departemen Peternakan mengawasi upaya pencegahan meluasnya penyebaran di daerah yang terkena dampak, termasuk zona karantina sejauh 5 km di sekitar lokasi infeksi, kata kementerian pertanian.

    Ada rencana untuk memvaksinasi 1.222 sapi, meskipun tidak ada hewan yang menunjukkan tanda-tanda penyakit atau kematian yang tidak dapat dijelaskan, tambahnya.

    Antraks adalah penyakit langka tetapi serius yang disebabkan oleh bakteri, sering ditularkan melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau konsumsi daging yang terkontaminasi. Penyakit ini tidak menyebar antarmanusia.

    Thailand terakhir kali melaporkan kasus antraks pada manusia pada 2017, ketika dua orang terinfeksi tetapi berhasil sembuh. Pada 2000, tercatat 15 kasus dan nol kematian.

    Kematian yang dilaporkan saat ini adalah kematian antraks pertama di Thailand sejak 1994 ketika tiga orang meninggal dan ini menyusul peningkatan infeksi regional. Laos melaporkan 129 infeksi antraks tahun lalu, termasuk satu kematian, sementara Vietnam mengonfirmasi 13 kasus pada bulan Mei 2023.

    Pihak berwenang Thailand terus melakukan penyelidikan terhadap sumber infeksi dan mengatakan mereka akan mempertahankan pengawasan yang lebih ketat di daerah perbatasan.

    (naf/kna)

  • Tekanan Darah Tinggi Terus? Bisa Jadi Hipertensi Resisten, Waspadai Ciri-cirinya

    Tekanan Darah Tinggi Terus? Bisa Jadi Hipertensi Resisten, Waspadai Ciri-cirinya

    Jakarta

    Masyarakat mungkin sudah familiar dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Namun, pernahkah mendengar istilah hipertensi resisten?

    Hipertensi resisten bukanlah kondisi tekanan darah tinggi biasa. Lantas, apa itu hipertensi resisten?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, hipertensi resisten adalah tekanan darah tinggi yang bisa mencapai 140/90 mmHg atau lebih dari itu, meski sudah mengonsumsi obat.

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan utama yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah. Seseorang dapat didiagnosis dengan hipertensi resisten setelah enam bulan pengobatan tidak kunjung membuahkan hasil.

    Studi klinis saat ini tengah meneliti prosedur yang dapat membantu orang dengan kondisi hipertensi resisten di masa mendatang.

    Penyebab Hipertensi Resisten

    Penyebab hipertensi resisten bisa berupa gaya hidup tidak sehat, faktor obat-obatan, dan kondisi lain. Berikut beberapa hal yang berperan sebagai penyebab hipertensi resisten:

    Indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25.Kurangnya aktivitas fisik.Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi garam.Konsumsi alkohol berlebihan.Obat-obatan dan pengobatan.

    Berbagai macam obat, termasuk obat resep dan obat bebas, dapat mempersulit pengelolaan tekanan darah. Misalnya seperti:

    Obat pereda nyeri, terutama NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid) seperti ibuprofen dan naproxen.Dekongestan hidung.Kontrasepsi oral (pil KB).Ginseng, akar manis, atau produk herbal lainnya.

    Penyebab Sekunder Hipertensi Resisten

    Terkadang, penyebab sekunder yang dapat diobati dapat menjadi sumber hipertensi resisten. Contoh penyebab sekunder yang meningkatkan tekanan darah meliputi:

    Hiperaldosteronisme primer, saat kelenjar adrenal memproduksi terlalu banyak hormon tertentu.Stenosis arteri renalis, penyempitan arteri ke ginjal.Penyakit ginjal kronis (CKD).Sleep apnea.Feokromositoma, tumor di kelenjar adrenal (meski kurang umum terjadi).Penyempitan aorta (meski kurang umum terjadi).Sindrom Cushing, produksi berlebihan beberapa hormon steroid (meski kurang umum terjadi).

    Faktor Risiko Hipertensi Resisten

    Seseorang lebih berisiko mengalami hipertensi resisten jika mengalami:

    Mengidap penyakit ginjal kronis.Mengidap diabetes.Lebih banyak dialami wanita.

    Gejala Hipertensi Resisten

    Beberapa orang dapat bertahun-tahun tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi. Tetapi, tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat berbahaya untuk kesehatan.

    Kebanyakan orang mungkin tidak pernah merasakan gejala saat mengalami tekanan darah tinggi. Tetapi, beberapa orang mungkin mengeluhkan sakit kepala, tekanan di dada, atau sesak napas.

    Umumnya, orang dengan kondisi hipertensi harus selalu dipantau tekanan darahnya oleh dokter, terutama pada kelompok lansia. Bisa juga dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan alat tensi darah yang bisa dibeli di toko.

    Senada dengan itu, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Faris Basalamah, SpJK(K), mengatakan bahwa kondisi hipertensi resisten dapat terjadi pada siapa saja. Terutama pada orang dengan tekanan darah yang sulit dikendalikan, meski sudah minum obat.

    “Itu adalah kondisi kegagalan untuk mengontrol tekanan darah, meskipun telah mengkonsumsi dosis maksimum dari obat yang diberikan dokter,” lanjut dia beberapa waktu lalu.

    Menurut dr Faris, pada orang dengan kondisi hipertensi resisten bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali, dalam waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tetapi, kondisi tersebut nantinya dapat memicu serangan jantung, stroke, hingga gangguan ginjal.

    (sao/naf)

  • Menyoal Gagal Jantung, Dialami WNI yang Meninggal saat Ikut Kompetisi Lari di Singapura

    Menyoal Gagal Jantung, Dialami WNI yang Meninggal saat Ikut Kompetisi Lari di Singapura

    Jakarta

    Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura meninggal dunia saat mengikuti 2XU Compression Run pada 27 April 2025. Pria tersebut diketahui bernama Leonard Darmawan, yang bekerja sebagai teknisi proses di Singapore Refining Company di Pulau Jurong.

    Pada 30 April, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo mengatakan sangat berduka atas kematian Leonard. Ia juga mengonfirmasi bahwa jenazah pria berusia 23 tahun itu telah dipulangkan ke Jakarta pada 29 April.

    Acara lari yang diikuti Leonard itu dimulai sekitar pukul 04.15 di F1 Pit Building pada 27 April. Sekitar 20.000 peserta mengikuti acara tersebut untuk kategori 5 km, 10 km, dan 21,1 km.

    “Sekitar pukul 06.19, setelah menempuh jarak 19 km, Leonard tiba-tiba tergeletak di tanah. Saat itu, ia masih sadar dan masih berbicara dengan pelari lain,” jelas Suryo yang dikutip dari The Straits Times.

    “Namun, kondisinya memburuk dan ia diberikan CPR atau resusitasi jantung paru oleh seorang pejalan kaki,” lanjutnya.

    Upaya tersebut terus berlanjut saat paramedis dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura tiba. Leonard langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Singapura.

    Namun, Leonard dinyatakan meninggal dunia pada pukul 08.01 waktu setempat. Pada pukul 09.20, polisi menyimpulkan tidak ada luka yang terlihat dan menyatakan tidak ada tindak pidana.

    “Berdasarkan surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Otoritas Ilmu Kesehatan, Leonard meninggal karena gagal jantung, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut,” terang Suryo.

    Beberapa jam setelah acara, tim penyelenggara mengunggah postingan di media sosial sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya salah satu peserta 2XU Compression Run saat itu.

    “Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan sahabat di masa sulit ini. Karena masalah ini masih dalam penyelidikan polisi, kami belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut saat ini,” tulisnya.

    Dikutip dari Mayo Clinic, gagal jantung terjadi saat otot jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Saat itu terjadi, darah sering kali menumpuk dan cairan dapat menumpuk di paru-paru, yang menyebabkan sesak napas.

    Beberapa kondisi jantung perlahan-lahan membuat jantung terlalu lemah atau kaku untuk mengisi dan memompa darah dengan benar. Kondisi ini termasuk penyempitan arteri di jantung dan tekanan darah tinggi.

    Ketika seseorang mengalami gagal jantung, organ tersebut tidak dapat memasok cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Gejala dapat berkembang perlahan.

    Terkadang, gejala gagal jantung terjadi secara tiba-tiba. Gejala gagal jantung dapat meliputi:

    Sesak napas saat beraktivitas atau saat berbaring.Kelelahan dan kelemahan.Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, dan telapak kaki.Detak jantung cepat atau tidak teratur.Penurunan kemampuan untuk berolahraga.Mengi.Batuk yang tidak kunjung sembuh atau batuk yang mengeluarkan lendir putih atau merah muda dengan bercak darah.Pembengkakan pada area perut.Peningkatan berat badan yang sangat cepat akibat penumpukan cairan.Mual dan kurang nafsu makan.Kesulitan berkonsentrasi atau penurunan kewaspadaan.Nyeri dada jika gagal jantung disebabkan oleh serangan jantung.

    (sao/kna)

  • Lambung YouTuber Mukbang Tzuyang 40% Lebih Besar dari Rata-rata Orang

    Lambung YouTuber Mukbang Tzuyang 40% Lebih Besar dari Rata-rata Orang

    Video: Lambung YouTuber Mukbang Tzuyang 40% Lebih Besar dari Rata-rata Orang

    4,395 Views | Jumat, 02 Mei 2025 22:45 WIB

    Tzuyang mengunggah vlog dirinya saat sedang melakukan pemeriksaan medis di Korea Selatan. Tim dokter yang menangani pun terkejut dengan hasilnya. Terlebih ukuran lambungnya yang tak biasa.

    Cinthia Yolanda Vista – 20DETIK

  • Diduga Jadi Alasan Kuat Mukbang, Lambung Tzuyang Kok Lebih Besar? Ini Kata Dokter

    Diduga Jadi Alasan Kuat Mukbang, Lambung Tzuyang Kok Lebih Besar? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Tzuyang atau Park Jung-won diketahui memiliki ukuran lambung 40 persen lebih besar daripada rata-rata manusia. Inilah yang menjadi ‘rahasia’ mengapa dirinya bisa menelan banyak makanan dalam konten mukbangnya.

    Sebagai informasi, Tzuyang belum lama ini melakukan pemeriksaan medis menyeluruh, meliputi endoskopi, gastroskopi, hingga kolonoskopi. Beberapa tes ini membuat dokter terkejut akan hasilnya.

    Dikutip dari Korea Times, diketahui bahwa Tzuyang memiliki volume lambung lebih besar, indeks massa tubuh (BMI) 17,5. Padahal dengan berat badan dan tinggi badannya, BMI Tzuyang normalnya di angka 20-22. Selain itu, Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) Tzuyang ada di level 5,2 persen.

    Lalu, bagaimana bisa Tzuyang memiliki ukuran lambung 40 persen lebih besar?

    Menjawab hal ini, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengatakan ukuran lambung seseorang umumnya dipengaruhi oleh genetik atau berat badan.

    “Di luar itu, lambung itu bersifat elastis. Bisa mengembang tergantung kebiasaan makan orangnya. Pada orang-orang obesitas biasanya memiliki ukuran lambung yang lebih besar dari orang biasa,” kata dr Aru saat dihubungi detikcom, Jumat (2/5/2025).

    “Orang yang biasa makan banyak dan sering juga biasanya memiliki lambung yang besar. Jadi tergantung kesehariannya dan faktor genetik,” sambungnya.

    Kebiasaan mukbang atau makan dalam porsi jumbo ini, menurut dr Aru yang mungkin menjadi penyebab mengapa Tzuyang memiliki ukuran lambung lebih besar daripada orang lain.

    Di sisi lain, ukuran lambung yang besar, selain dapat menyimpan lebih banyak makanan juga berarti kerja organ tersebut menjadi lebih berat. Mereka dalam kondisi ini, menurut dr Aru lebih berisiko mengalami beberapa penyakit kronis jika tidak menjaga kesehatannya.

    “Justru kerja lambung lebih berat dalam mencerna makanan. Akibatnya mudah timbul gangguan pencernaan sampai gangguan metabolik seperti diabetes melitus, hipertensi, sampai gangguan kolesterol,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • WHO Kecam Keras Serangan Israel, Kondisi Anak-anak di Gaza Bikin Merinding

    WHO Kecam Keras Serangan Israel, Kondisi Anak-anak di Gaza Bikin Merinding

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam serangan Israel yang memicu situasi mengerikan di Gaza pada Kamis (1/5/2025). Para pejabat di organisasi tersebut menyuarakan kemarahan bahwa dunia seperti membiarkan kekejaman itu terus berlanjut.

    “Kita harus bertanya pada diri sendiri, berapa banyak darah yang cukup untuk memenuhi tujuan politik apapun,” ungkap Direktur Darurat WHO Mike Ryan, dikutip dari Channel News Asia.

    “Kita menghancurkan tubuh dan pikiran anak-anak Gaza. Kita membuat anak-anak Gaza kelaparan, karena jika kita tidak melakukan sesuatu tentang hal itu, kita terlibat dalam apa yang sedang terjadi,” sambungnya.

    Israel secara ketat mengendalikan semua aliran bantuan internasional yang penting bagi 2,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza.

    Israel menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza pada 2 Maret. Itu dilakukan beberapa hari setelah runtuhnya gencatan senjata yang secara signifikan mengurangi permusuhan usai 15 bulan perang.

    Sejak dimulainya blokade, PBB telah berulang kali memperingatkan tentang bencana kemanusiaan di lapangan, dengan kelaparan yang kembali mengancam.

    Berdasarkan laporan Program Pangan Dunia (WFP) PBB, mereka telah mengirimkan stok makanan terakhir yang tersisa ke dapur-dapur di sana.

    Kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Kamis bahwa sedikitnya 2.326 orang telah tewas sejak Israel melanjutkan serangan, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak perang naik menjadi 52.418.

    Ryan menunjuk pada lebih dari 1.000 anak di Gaza yang kehilangan anggota tubuh. Ribuan anak mengalami cedera tulang belakang, cedera kepala parah yang tidak akan pernah bisa disembuhkan, serta kondisi psikologis yang mengkhawatirkan.

    “Kita menyaksikan ini terjadi di depan mata kita sendiri, dan kita tidak melakukan apapun untuk mengatasinya,” tegas Ryan.

    Berbicara di hadapan para ahli dan jurnalis WHO lainnya yang berkumpul di kantor pusat badan tersebut di Jenewa, Ryan mengungkapkan kemarahannya.

    “Sebagai seorang dokter, saya marah pada diri sendiri karena tidak berbuat cukup banyak. Saya marah pada semua orang di sini,” terang dia.

    “Ini tidak bisa terus berlanjut… Ini adalah kekejian,” pungkasnya.

    (sao/naf)

  • Rahasia Wanita 115 Tahun Ini Jadi Orang Tertua yang Masih Hidup di Dunia

    Rahasia Wanita 115 Tahun Ini Jadi Orang Tertua yang Masih Hidup di Dunia

    Jakarta

    Wanita berusia 115 tahun di Inggris bernama Ethel Caterham ditetapkan menjadi orang tertua yang masih hidup di dunia. Usianya ketika dinobatkan menjadi orang paling tua adalah 115 tahun dan 252 hari.

    Caterham tinggal di sebuah panti jompo di Lightwater, Surrey, Inggris. Pencapaian itu didapatkannya setelah orang tertua yang masih hidup sebelumnya, Canabarro Luca asal Brazil, meninggal dunia pada usia 116 tahun.

    Caterham lahir pada 21 Agustus 1909 dan akan merayakan ulang tahunnya yang ke-116 pada bulan Agustus 2025. Ia mengungkapkan salah satu rahasianya bisa panjang umur adalah menghindari masalah dan perdebatan.

    “Tidak pernah berdebat dengan siapapun, saya mendengarkan dan melakukan apa yang saya suka,” kata Caterham dikutip dari BBC, Jumat (2/5/2025).

    Caterham yang lahir di Shipton Bellinger, Inggris merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Pada usia 18 tahun, ia bekerja sebagai pengasuh anak di sebuah keluarga militer di India.

    Ia kembali ke Inggris pada 1931 dan bertemu suaminya, Norman Caterham. Mereka akhirnya melangsungkan pernikahan di Katedral Salisbury di tahun 1933.

    Sepanjang hidup, Caterham sudah mengalami banyak peristiwa bersejarah seperti tenggelamnya Titanic, Perang Dunia Pertama, Revolusi Rusia, Depresi Besar, dan Perang Dunia Kedua.

    “Dia (Caterham) melakukan yoga ketika masih muda, dia suka minuman sherry, dan bermain bridge hingga usia 90-an,” ungkap Alex, salah satu dari cucu Caterham.

    Juru bicara panti jompo Hallmark Lakeview Care Home, tempat tinggal Caterham, mengatakan apa yang terjadi Caterham menjadi tonggak sejarah tersendiri. Ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menjalani hidup lebih baik lagi.

    “Kekuatan, semangat, dan kebijaksanaan menjadi inspirasi bagi kita semua. Mari rayakan perjalanan luar biasa,” katanya.

    (avk/naf)

  • Kasus Dugaan Keracunan MBG, Siswa Alami Gejala Ini hingga Dirawat di RS – Halaman all

    Kasus Dugaan Keracunan MBG, Siswa Alami Gejala Ini hingga Dirawat di RS – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai pada Januari 2025 ini masih saja diwarnai laporan dugaan keracunan.

    Tercatat ada sekitar 5 kasus keracunan terjadi sejak program unggulan Presiden Prabowo ini diluncurkan.

    Sebagai pelaksana program, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan, akan melakukan evaluasi menyeluruh guna memastikan efektivitas program dalam memberikan manfaat yang optimal.

    Berikut rangkuman kasus dugaan keracunan program MBG yang dihimpun Tribunnews.com:

    1. Kasus di Sukoharjo

    Puluhan siswa Sekolah Dasar 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah mengkonsumsi menu MBG pada Kamis (16/1/2025).

    Siswa mengalami gejala mual, muntah dan pusing namun tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.

    Dugaan keracunan disebabkan oleh hindangan yang belum matang.

    2. Kasus di Cianjur

    Keracunan menu MBG juga dialami puluhan siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Selasa (22/4/2025).

    Jumlah korban dilaporkan mencapai 78 orang.

     

    Para korban mendapatkan perawatan di RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara.

    Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan penyebab sementara keracunan di Cianjur disebabkan oleh bakteri di wadah tempat makan.

    Hasil uji laboratorium terhadap wadah makan menunjukkan adanya bakteri Staphylococcus sp, Escherichia coli, dan Salmonella sp. 

    3. Kasus di Bombana

    Puluhan siswa SDN 33 Kasipute, Rumbia Tengah, Bombana, Sulawesi Tenggara juga mengalami gejala keracunan, karena menyantap menu MBG pada Rabu (23/4/2025).

    Belasan siswa muntah-muntah dan sakit perut karena menyantap ayam bumbu tepung yang diduga basi.

    Meski mengalami gejala namun tidak ada murid yang dirawat atau dirujuk ke RS.

    4. Kasus di Bandung

    Ratusan siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (29/4/2025).

    Selain siswa, dua orang guru juga dilaporkan mengalami gejala serupa.

    Peristiwa ini terjadi di sekolah yang berlokasi di Jalan Dago Pojok, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. 

    Para korban mengalami mual, pusing, muntah, dan diare, diduga akibat mengonsumsi menu MBG berupa makaroni dan sayuran yang tidak layak konsumsi

    5. Kasus di Tasikmalaya

    MAKAN GRATIS BOMBANA – Kolase foto tangkapan video murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami muntah-muntah diduga menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya, pada Rabu (23/04/2025). (Kolase foto tangkapan video diterima TribunnewsSultra.com/Istimewa)

    Terbaru, puluhan pelajar di wilayah Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG pada Rabu (30/4/2025).

    Jumlah pelajar TK, SD, dan SMP yang mengalami keracunan setelah menyantap paket MBG mencapai 24 orang.

    Mereka mendapatkan penanganan di Puskesmas Rajapolah pada Kamis (1/5/2025) malam.

    Dari sejumlah pelajar yang memperoleh perawatan, sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing.

    Mayoritas korbandatang dengan gejala umum seperti mual, muntah, hingga diare berulang.

    Dari total 8 orang yang dirawat dengan rincian dua laki-laki dan enam perempuan.

  • Video: Pelajar yang Diduga Keracunan MBG Bertambah, Tercatat 400 Korban

    Video: Pelajar yang Diduga Keracunan MBG Bertambah, Tercatat 400 Korban

    Video: Pelajar yang Diduga Keracunan MBG Bertambah, Tercatat 400 Korban

  • Konsumsi Minuman Berenergi Tiap Hari, Aman Nggak Sih?

    Konsumsi Minuman Berenergi Tiap Hari, Aman Nggak Sih?

    Jakarta

    Minuman berenergi kini marak ditemukan dengan berbagai merek. Minuman ini populer karena dianggap mampu memberikan stamina tambahan saat seseorang melakukan aktivitas yang berat. Tapi apakah aman jika diminum setiap hari?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, umumnya minuman berenergi mengandung bahan-bahan yang bersifat sebagai stimulan seperti kafein, taurin, gula, vitamin, serta ekstrak herbal seperti ginseng dan guarana. Demi memberikan rasa-rasa, beberapa produk terkadang juga ditambahkan soda.

    Minuman berenergi ini menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, minuman ini memiliki kandungan yang baik untuk tubuh, tetapi di sisi lain, kandungan tambahannya juga bisa mengundang masalah kesehatan.

    “Bahan-bahan ini sendiri mungkin memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti mendukung kesehatan otak dan jantung, meningkatkan energi dan fokus, serta manfaat antioksidan dan anti-inflamasi. Namun, bila Anda menggabungkannya dengan kafein tambahan dan gula tambahan dalam minuman berenergi, hal itu bisa menjadi resep bencana,” kata ahli diet Amber Sommer, RD, LD.

    [Gambas:Instagram]

    Sommer menambahkan bahwa mengonsumsi minuman energi sesekali bagi orang yang sehat kemungkinan besar tidak berbahaya. Namun, mengonsumsinya setiap hari, bisa menimbulkan masalah kesehatan.

    “Kombinasi kafein dan gula tambahan dalam minuman berenergi dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan gula darah, sehingga mungkin bukan pilihan yang cerdas bagi mereka yang menderita diabetes,” kata Sommer.

    Selain itu, ada beberapa masalah lain yang mungkin muncul, seperti kecemasan, depresi, diare, halusinasi, sakit kepala, mual, takikardia, kerusakan gigi, hingga stroke.

    “Jika Anda mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dan menggabungkannya dengan efek stimulan dari bahan tambahan, seperti guarana, efek psikologis dan neurologisnya dapat meningkat,” kata Sommer.

    “Efek ini juga dapat menimbulkan efek kardiovaskular, seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, dan bahkan dapat menyebabkan stroke,” tutupnya.

    (dpy/up)