Jenis Media: Kesehatan

  • Pentingnya Hidrasi Sehat: Air Distilasi Bantu Ringankan Kerja Ginjal – Halaman all

    Pentingnya Hidrasi Sehat: Air Distilasi Bantu Ringankan Kerja Ginjal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ginjal memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh manusia. Menurut dr. Luh Putu Swastiyani, dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktik di Yogyakarta, ginjal bertugas menyaring limbah dan racun dari darah, menjaga keseimbangan elektrolit, mengatur tekanan darah, serta memproduksi hormon penting bagi kesehatan.

    Dalam menjaga fungsi vital ginjal, pola hidup sehat menjadi fondasi utama. Banyak yang baru menyadari pentingnya peran ginjal setelah mengalami gangguan yang berdampak pada organ lain. Padahal, langkah preventif jauh lebih efektif dan ekonomis dibandingkan penanganan medis saat kerusakan sudah terjadi.

    “Kerusakan ginjal bisa memberi dampak kesehatan serius bagi organ tubuh lainnya seperti jantung, hati, dan bahkan otak,” tuturnya.

    Untuk itu, dr. Luh membagikan sejumlah tips praktis yang bisa diterapkan sehari-hari guna menjaga kesehatan ginjal secara optimal. Berikut ini adalah panduan menjaga kesehatan ginjal dari dr. Luh:

    1. Konsumsi makanan bergizi tinggi serat

    Memilih konsumsi sayur dan buah segar yang membantu kerja ginjal lebih ringan serta menjaga metabolisme tubuh tetap optimal. Selain itu, hindari kebiasaan mengonsumsi makanan dengan garam berlebih dan makanan olahan yang rentan mengandung zat kimia karena dapat membebani ginjal dalam jangka panjang.

    2. Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan air berkualitas

    Dr. Luh merekomendasikan konsumsi air murni hasil distilasi yang telah terbukti lebih bersih dari kontaminan dan logam berat. Air hasil distilasi pada suhu 110°C telah terbukti bebas dari timbal, merkuri, arsenik, dan zat berbahaya lainnya. Ini membantu meringankan kerja ginjal dalam menyaring cairan.

    “Selalu cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan memilih air yang berkualitas seperti air murni hasil distilasi (Amidis) untuk mendukung kesehatan ginjal. Jangan lupa untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi masalah ginjal lebih awal,” ujar dr. Luh.

    Ia menambahkan bahwa proses distilasi membuat air menjadi lebih murni dan aman untuk dikonsumsi, terutama bagi ginjal yang membutuhkan cairan bersih tanpa beban tambahan.

    “Air yang dihasilkan dari distilasi seperti ini (Amidis) memiliki kadar mineral anorganik, dan kontaminan yang sangat rendah bahkan mencapai 0ppm. Artinya air ini bebas dari unsur-unsur berbahaya,” ujarnya.

    3. Hindari dehidrasi kronis

    Jurnal Hydration and Kidney Health dalam Nutrients (2020) menyebut bahwa hidrasi yang cukup dapat menjaga kesehatan ginjal. Di satu sisi, dehidrasi kronis bisa menyebabkan hiperfiltrasi ginjal dan mempercepat penurunan fungsi ginjal.

    Oleh karena itu, dianjurkan mengonsumsi air murni tanpa tambahan gula atau zat aditif. Jurnal tersebut menyampaikan bahwa konsumsi air murni lebih baik dibandingkan minuman manis atau berkafein yang bisa mengganggu kesehatan ginjal.

    4. Rutin periksa kesehatan secara berkala

    Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi masalah ginjal sejak dini dan menjaga organ-organ tubuh lainnya tetap optimal.

    “Selalu cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan memilih air yang berkualitas seperti air murni hasil distilasi (Amidis) untuk mendukung kesehatan ginjal. Jangan lupa untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi masalah ginjal lebih awal,” ujar Dokter Luh. 

    Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan sederhana tersebut, menjaga ginjal tetap sehat bukanlah hal yang sulit. Kunci utamanya terletak pada konsistensi dalam memilih pola hidup sehat dan sumber hidrasi yang benar.

    Amidis kemasan 220 ml dan kemasan 15 liter.

    Amidis: Air Murni Berkualitas untuk Dikonsumsi Sehari-hari

    Amidis hadir sebagai solusi air murni berkualitas yang mendukung gaya hidup sehat. Kini, Amidis tersedia dalam galon sekali pakai 15 liter yang anti tumpah yang ideal untuk konsumsi rutin maupun untuk diminum bersama orang terdekat.

    Selain itu, tersedia juga kemasan botol 220ml yang ringan dan praktis, cocok disimpan di dalam tas untuk diminum kapan saja, di mana saja.

    Amidis dapat ditemukan di gerai Alfamidi dan berbagai toko di kota-kota seluruh Indonesia. Informasi lebih lengkap tersedia melalui akun Instagram dan TikTok resmi @amidisIndonesia.

  • Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates Sudah Mulai, 2 Ribu Orang RI Jadi Partisipan

    Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates Sudah Mulai, 2 Ribu Orang RI Jadi Partisipan

    Jakarta

    Uji klinis fase 3 vaksin TBC besutan Bill Gates vaksin TBC M72/AS01E sudah dimulai di Indonesia. Uji klinis tersebut telah berjalan sejak September 2024.

    Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan yang terlibat dalam penelitian dan uji klinis vaksin tersebut mengatakan ada sekitar 2 ribu partisipan di Indonesia yang ikut serta dari target 20 ribu orang di ranah global.

    “Riset ini mengikutsertakan 20 ribu orang untuk seluruh dunia. Di Indonesia, kita sekitar 2 ribu orang lah,” kata Prof Erlina saat dihubungi detikcom, Kamis (8/5/2025).

    Prof Erlina menjelaskan saat ini uji klinis tersebut masih dalam tahap pemantauan setelah disuntikkan ke partisipan. Penelitian vaksin tersebut melibatkan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

    Dia juga menanggapi terkait banyaknya yang khawatir mengenai keamanan vaksin TBC baru ini. Kata dia, uji klinis fase 3 tidak akan dilakukan jika efektivitas dan keamanan vaksin tidak terjamin.

    “Ini kan proses ilmiah ya, betul-betul dengan rambu-rambu yang sangat-sangat saintifik, ya nggak mau lah kita sembarangan,” tutur Prof Erlina.

    Selain vaksin TBC M72, ada dua kandidat vaksin TBC lainnya yang menjalani penelitian di Indonesia. Berikut daftarnya:

    Vaksin TBC BNT164a1 (BioNTech dan Biofarma): Setelah menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech.Vaksin TBC AdHu5Ag85A (CanSinoBio dan Etana): Indonesia terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC vektor virus CanSinoBio.

    (kna/kna)

  • Banyak Usia Muda Hipertensi, Kolesterol Tinggi hingga Diabetes, Jangan Abaikan Cek Kesehatan – Halaman all

    Banyak Usia Muda Hipertensi, Kolesterol Tinggi hingga Diabetes, Jangan Abaikan Cek Kesehatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Potensi penyakit kronis tak hanya jadi alarm bagi usia tua. Karena itulah sangat penting cek kesehatan. 

    Kini yang masih berusia 20 tahun pun banyak mengalami gejala penyakit kronis, mulai dari hipertensi hingga gula darah dan kolesterol tinggi. 

    Terkadang keluhan muncul tanpa gejala karena tak pernah ada pemeriksaan kesehatan sebelumnya. 

    Dokter Patricia dari RS Mulia Pajajaran mengatakan  kesadaran warga terhadap pentingnya cek kesehatan masih perlu terus ditingkatkan.

    “Banyak banget orang yang tensinya tinggi, gula darah tinggi, tapi mereka gak sadar karena tidak ada gejalanya,” jelas dr. Patricia saat ditemui dalam Program skrining kesehatan gratis Cek Segitiga kembali digelar oleh Dexa Medica di Bogor. 

    Ia mengatakan tensi, gula darah dan kolesterol tinggi bisa jadi alarm penyakit kronis ini 

    “Apalagi sekarang banyak banget usia 20-an yang tensinya, gula darah, dan kolesterolnya mulai tinggi. Mungkin karena makanan kita banyak banget yang tidak sehat sekarang. Makanya penting banget untuk kita lakukan tes skrining kesehatan, jadi ketahuan jangan sampai kita terkena penyakit kronis.”

    Kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini ini terlihat kurang. 

    Saat 490 warga mengikuti skrining gratis untuk tiga penyakit silent killer utama: hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

    Dalam kegiatan yang merupakan bagian dari Corporate Social Initiative Dharma Dexa ini hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 80 persen peserta memiliki potensi risiko terhadap salah satu dari tiga penyakit tersebut. 

    Tercatat, 59,2 persen memiliki kadar kolesterol dalam darah di atas normal (>199 mg/dL).

    Sebanyak 45,1 persen terdeteksi tekanan darah tinggi.

    Lalu 12,9 persen memiliki kadar gula darah sewaktu di atas 130 mg/dL.

    Selain itu, sebanyak 354 peserta (72persen) mengaku belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan sebelumnya, dan hanya 136 orang yang pernah memeriksakan diri dalam 6 bulan terakhir.

    Menurut Gunawan, Senior Sales Manager OGB Dexa, temuan ini menjadi pengingat akan pentingnya pemeriksaan berkala, terutama bagi masyarakat usia produktif.

    “Sebanyak 490 orang telah menjalani skrining kesehatan, dan 72 persen di antaranya belum pernah memeriksakan diri terkait tiga penyakit kronis tersebut. Ini menjadi masukan penting bagi kita semua bahwa edukasi harus terus dijalankan agar masyarakat dapat melakukan pencegahan sejak dini,” ujarnya.

    Program Cek Segitiga yang mendapat dukungan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor, yang menilai kegiatan ini sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan akses kesehatan yang terjangkau dan edukatif.

    “Acara semacam ini harapannya dapat digelar minimal satu bulan dua kali. Untuk memfasilitasi masyarakat yang membutuhkan hidup sehat tapi terkendala biaya dalam menjalankan pemeriksaan kesehatan,” ungkap Bapak Gunawan dari Dispora Kota Bogor.

    Sementara itu, Mateus Ramidi, Manager Dharma Dexa, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk menjangkau masyarakat akar rumput dengan pendekatan yang praktis dan berdampak langsung.

    “Kami percaya bahwa langkah sederhana seperti cek kesehatan dapat memberikan perubahan besar dalam kualitas hidup seseorang—dan inilah bentuk nyata Expertise for the Promotion of Health yang menjadi nilai inti kami,” ujar Mateus.

  • Kerongkongan Pria Ini Terbakar Diduga gegara Minum Sparkling Water

    Kerongkongan Pria Ini Terbakar Diduga gegara Minum Sparkling Water

    Jakarta

    Seorang pria Spanyol berusia 42 tahun tidak dapat menelan makanan atau cairan apa pun selama tiga minggu setelah menyesap sparkling water atau air soda saat makan di restoran.

    Pablo González, seorang pengusaha berusia 42 tahun di Salvaterra de Miño, Spanyol, dirawat di rumah sakit karena mengalami nyeri perut hebat setelah meneguk sparkling water atau air soda. Dia menyadari air soda yang dikonsumsinya telah berubah warna kekuningan. Ambulans segera membawa Pablo ke Rumah Sakit Povisa, ketika dokter mengatakan organ tubuhnya terbakar sehingga ia harus diresepkan penghilang rasa sakit.

    Kepada surat kabar lokal El Faro de Vigo, Pablo mengatakan bahwa kerongkongan dan perutnya sangat terbakar sampai berubah warna menjadi hitam, dan bahwa satu-satunya alasan mulutnya kurang terpengaruh adalah karena dia dengan cepat membilasnya dengan air setelah seteguk air soda pertama itu.

    Selama hampir 15 hari setelah kejadian itu, dia tidak dapat menelan makanan atau cairan apa pun. Perutnya telah sembuh, tetapi dokter mengatakan bahwa kerongkongannya masih rusak parah. Dia meminum seteguk air pertamanya pada tanggal 28 April, tetapi dokter masih belum bisa mengatakan apakah dia akan pulih sepenuhnya atau berapa lama waktu yang dibutuhkan.

    Air bersoda, juga dikenal sebagai “air seltzer” atau “air berkarbonasi,” adalah air yang memiliki gelembung karbon dioksida di dalamnya. Gas ini mungkin alami atau mungkin diinfuskan ke dalam air putih biasa.

    Meski belum diketahui efek samping seriusnya, laman WebMD menyebut karbonasi dalam air soda menyebabkan beberapa orang mengalami gas dan kembung. Orang-orang yang mengidap penyakit refluks gastroesofagus, juga dikenal sebagai GERD, harus menghindari air soda karena dapat memicu gejala termasuk peningkatan gas dan refluks asam.

    (kna/kna)

  • Bill Gates Disebut Idap Sindrom Asperger, Kondisi Apa Itu?

    Bill Gates Disebut Idap Sindrom Asperger, Kondisi Apa Itu?

    Jakarta

    Nama pendiri Microsoft, Bill Gates, belakangan menjadi sorotan dan trending di Google setelah melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan tersebut bukan tanpa alasan. Gates datang dalam rangka mendukung pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC) baru yang akan digunakan untuk skala global.

    Indonesia menjadi salah satu lokasi uji coba vaksin tersebut, menandai peran strategis negara ini dalam penanggulangan penyakit menular.

    Di tengah perhatian publik terhadap kunjungan tersebut, muncul pengakuan pribadi dari keluarga Bill Gates. Putrinya, Phoebe Gates, baru-baru ini mengungkap sang ayah mengidap sindrom Asperger.

    Hal tersebut disampaikannya saat menjadi bintang tamu dalam podcast Call Her Daddy. Menurut Phoebe, kondisi tersebut membuat Bill Gates memiliki cara berpikir dan bersosialisasi yang berbeda dari kebanyakan orang.

    Meski begitu, hal itu juga menjadi salah satu faktor yang membentuk karakter visioner dan fokus dalam diri pendiri Microsoft tersebut.

    “Bagi saya, ini lucu karena ayah saya cukup canggung dalam bersosialisasi,” ucap sang putri yang berusia 22 tahun itu, dikutip dari Times of India.

    Sindrom Asperger merupakan kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan komunikasi sosial, serta ditandai dengan minat yang terbatas dan perilaku repetitif.

    Klasifikasi sindrom Asperger sebagai bagian dari gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD) terbilang baru. Sebelum 2013, Asperger dan autisme dipandang sebagai dua kondisi yang berbeda.

    Berbeda dengan bentuk autisme lainnya, individu dengan Asperger umumnya memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata, dan tidak mengalami keterlambatan signifikan dalam perkembangan bahasa.

    Gejala sindrom Asperger umumnya meliputi kesulitan melakukan kontak mata, kesulitan menafsirkan isyarat sosial, berbicara dengan nada monoton, menjalani rutinitas yang kaku, serta terlalu fokus pada minat tertentu.

    Meski Bill Gates tidak pernah secara terbuka membahas diagnosis medisnya, dalam memoar terbarunya yang berjudul Source Code, ia mengungkap jika tumbuh dewasa di masa kini, ia kemungkinan akan didiagnosis mengidap autisme.

    Pendiri Microsoft itu menjelaskan pada era 1990-an, istilah ‘neurodivergent’ belum dikenal. Ia juga mengatakan tidak ada cara bagi orang tuanya untuk memahami mengapa dirinya sangat terobsesi dengan proyek tertentu, kerap melewatkan isyarat sosial, dan bisa bersikap kasar atau tidak pantas tanpa menyadari pengaruhnya terhadap orang lain.

    (suc/naf)

  • Jantung Kolaps karena Energy Drink, Mungkinkah?

    Jantung Kolaps karena Energy Drink, Mungkinkah?

    Jakarta

    Jazmin Garza, seorang perempuan 20 tahun di Texas, Amerika Serikat, mengalami serangan jantung hingga kolaps saat berolahraga di gym, November 2024. Kisahnya jadi sorotan lantaran ada riwayat mengonsumsi minuman berenergi atau energy drink sebelumnya.

    Dikutip dari Dailymail, Jazmin mengonsumsi minuman berenergi yang mengandung 200 mg kafein. Tidak terlalu banyak yang ia tenggak, baru sepertiga kaleng minuman tersebut.

    Sang pacar, Isaac Ayala, mengisahkan Jazmin tengah mengangkat beban saat mendadak mengalami pusing dan berkunang-kunang. Garza lalu mengalami kejang, jatuh dan hidungnya berdarah.

    Isaac mengubungi layanan gawat darurat dan memberikan CPR (Cardiopulmonary Resucitation). Begitu bantuan datang, Jazmin dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

    Dari hasil pemeriksaan, dokter menyebut Jazmin mengalami 4 kali serangan jantung. Pada satu titik, jantungnya bahkan berhenti berdetak hingga 5 menit. Selama itu pula, pasokan oksigen ke organ vital di tubuhnya terhentu. Ginjal, paru, dan jantungya mengalami kerusakan berat hingga harus menggunakan beberapa life support atau peralatan bantuan hidup sekaligus.

    Dokter tidak menyimpulkan konsumsi minuman berenergi sebagai penyebab serangan jantung yang dialami Jazmin. Namun diyakini, minuman tersebut turut berkontribusi di samping kemungkinan adanya kondisi jantung yang tidak diketahui sebelumnya.

    Terkait kandungan kafein dalam energy drink, dokter jantung Dr dr Muhammad Yamin SpJP(K) menjelaskan efeknya bagi jantung. Salah satunya, menyebabkan peningkatan denyut jantung yang ditandai dengan degup yang lebih kencang.

    Selain itu, kafein juga meningkatkan tekanan darah. Efek ini, menurut dr Yamin, juga bisa berdampak pada jantung.

    “Kalau orang dengan tekanan darah naik, kalau berlebihan bisa gagal jantung, bisa serangan jantung,” jelasnya kepada detikcom, Rabu (7/5/2025).

    Menurut dr Yamin, kafein pada minuman, termasuk minuman berenergi hanya memberikan kekuatan semu.

    “Kafein kan hanya membuat orang alert kemudian nadinya naik. Kekuatan semu, seperti setengah ditipu,” katanya.

    “Kita merasa segar nih, enak. Padahal segarnya palsu, mendingan segar alamiah saja,” tutupnya.

    (up/up)

  • Video BGN Butuh Tambahan Anggaran Rp 50 T untuk Program Makan Gratis

    Video BGN Butuh Tambahan Anggaran Rp 50 T untuk Program Makan Gratis

    Video BGN Butuh Tambahan Anggaran Rp 50 T untuk Program Makan Gratis

  • Pasien Kanker Prostat Stadium Lanjut Dianjurkan Jalani Terapi Radioaktif – Halaman all

    Pasien Kanker Prostat Stadium Lanjut Dianjurkan Jalani Terapi Radioaktif – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Pada pasien kanker prostat stadium lanjut, pengobatan yang disarankan  adalah terapi radioaktif yakni Lutetium PSMA (Prostate-Specific Membrane Antigen).

    Kanker prostat dalam perkembangannya dapat menyebar ke organ lain dan menjadi sulit diatasi dengan metode konvensional.

    Dokter spesialis kedokteran nuklir konsultan nuklir onkologi RS Siloam MRCCC Semanggi
    dr. Febby Hutomo, Sp. KN (K), FANMB, mengatakan, terapi ini menargetkan molekul spesifik di sel kanker prostat.

    “Lutetium PSMA hanya menargetkan sel kanker yang memiliki PSMA pada permukaannya. Hal ini membuat efek samping terhadap jaringan normal menjadi sangat minimal,” tutur dia ditulis di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

    Terapi ini dapat memperlambat perkembangan kanker, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.

     
    Efek samping yang mungkin muncul cenderung lebih ringan dibandingkan kemoterapi serta umumnya dapat diatasi dengan terapi suportif.
     
    Sebelum menjalani terapi pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan medis untuk memastikan kelayakan prosedur.

    Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik oleh tim multidisiplin, tes laboratorium lengkap, dan pemindaian PET PSMA atau teknik pencitraan medis.

    Terapi ini dilakukan dengan cara menyuntikkan Lutetium-177 melalui infus ke dalam tubuh pasien.

    Setelah masuk ke dalam aliran darah, Lutetium-177 akan mencari dan mengikat sel kanker prostat yang memiliki PSMA.

    Radiasi yang dilepaskan oleh Lutetium-177 akan merusak sel kanker dari dalam, menghentikan pertumbuhan dan perkembangannya.
     
    “Prosedur ini dilakukan di ruang khusus yang telah dirancang sesuai standar keamanan kedokteran nuklir,” tutur dr. Febby.

    Setelah prosedur selesai, pasien dapat langsung pulang tanpa perlu menjalani isolasi khusus, karena kadar radiasi yang ditinggalkan di dalam tubuh sangat kecil dan tidak berbahaya bagi orang lain.
     
    Setelah menjalani terapi ini pasien dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum agar hasil terapi lebih optimal.

    Pada umumnya, terapi ini terdiri dari tiga siklus yang diberikan dengan jarak waktu 4-6 minggu di antara setiap sesi.

    Pasien mulai merasakan perbaikan kondisi setelah siklus terakhir, dan hasilnya akan dievaluasi oleh tim medis.

    Jika terjadi kekambuhan, terapi Lutetium PSMA dapat diulang dengan jarak waktu 6-8 minggu, tergantung pada kondisi pasien.

    “Di RS kami telah, telah dilengkapi dengan fasilitas kedokteran nuklir yang canggih untuk mendukung prosedur Lutetium PSMA. Dengan adanya peralatan modern dan tim medis yang berpengalaman,” tutur dr Febby.

  • Kondisi Terkini Pasien ‘Chip Otak’ Elon Musk, Bisa Ngedit Video

    Kondisi Terkini Pasien ‘Chip Otak’ Elon Musk, Bisa Ngedit Video

    Jakarta

    Brad Smith, orang ketiga di dunia yang mendapatkan chip otak atau brain-computer interface (BCI) berhasil mengedit dan menarasikan sebuah video Youtube menggunakan sinyal otaknya. Hal itu berhasil ia lakukan setelah terus mempelajari penggunaan BCI Neuralink milik Elon Musk.

    Smith adalah pengidap amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau penyakit lou gehrig, sebuah kelainan neurodegeneratif progresif yang mempengaruhi neuron motorik. Hal itu membuat Smith kehilangan kemampuan bergerak termasuk berbicara, makan, bergerak, dan bernapas secara mandiri.

    Melalui video yang diunggahnya di Youtube, Smit menceritakan bagaimana kehidupan sehari-harinya pasca menggunakan BCI. Ia menceritakan dirinya bisa mengendalikan kursor komputer untuk mengedit video pertamanya.

    Dikutip dari Science Alert, implan seukuran lima tumpuk koin dan berisi lebih dari 1.000 elektroda dipasang di korteks motoriknya.

    Smith menuturkan BCI tidak membaca pikirannya terus menerus. Cara kerjanya dengan menafsirkan sinyal otak yang menunjukkan bagaimana dan kemana ia ingin menggerakan kursor. Untuk mengendalikan kursor, ia akan menggunakan lidah untuk menggerakkan kursor dan mengatupkan rahang jika ingin meng-klik sesuatu di komputer.

    Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) juga digunakan untuk menciptakan suara sintetis dari rekaman suara Smith sebelum ia kehilangan kemampuan berbicara. Ini memungkinkan suara narasi yang muncul dari video sangat mirip dengan suara asli Smith.

    Sebelumnya, Elon Musk sempat menghubungi keluarga Smith melalui telepon video untuk mengetahui kondisi mereka. Elon Musk mengaku senang melihat perkembangan Smith dan berharap BCI Neuralink bisa dimanfaatkan lebih jauh lagi.

    “Saya harap ini bisa menjadi perubahan besar untuk Anda dan keluarga,” kata Elon Musk dalam sebuah video terpisah oleh penulis biografinya, Ashlee Vance ketika berkunjung ke rumah Smith.

    “Saya senang bisa menggunakan alat ini di kepala saya dan berhenti menggunakan teknologi pelacakan mata,” balas Smith.

    Sebelumnya Smith juga sempat mencoba teknologi pelacakan mata untuk berkomunikasi. Tapi teknologi itu terbatas pada ruangan yang gelap.

    Menurut Smith, BCI Neuralink memungkinkannya untuk berkomunikasi di luar ruangan dan dalam berbagai kondisi pencahayaan. BCI yang digunakan juga memungkinnya untuk bermain video game dengan anak-anaknya.

    “Butuh waktu bertahun-tahun untuk sampai di titik ini, dan saya masih sering menangis. Sangat menyenangkan memiliki tujuan besar yang lebih besar dari diri saya. Saya sangat bersemangat untuk melayani orang lain di masa depan melalui kerja ini,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Menyoal Vaksin TBC M72 Besutan Bill Gates yang Diuji Klinis di Indonesia

    Menyoal Vaksin TBC M72 Besutan Bill Gates yang Diuji Klinis di Indonesia

    Jakarta

    Indonesia menjadi tempat uji klinis fase tiga vaksin tuberkulosis (TBC) besutan pendiri Microsoft sekaligus filantropis dunia Bill Gates. Hal ini sebagai upaya untuk mengentaskan penyakit pernapasan tersebut khususnya di Indonesia.

    Vaksin besutan Bill Gates ini didanai oleh The Bill & Melinda Gates Medical Research Institute dan telah bekerja sama dengan sejumlah peneliti di Indonesia untuk uji klinis fase tiga. Adapun vaksin tersebut bernama vaksin M72/AS01E.

    “Yang dimaksud adalah vaksin M72 yang kebetulan saya sebagai National Principle Investigator,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan yang terlibat dalam penelitian vaksin TBC tersebut saat dihubungi detikcom, Kamis (8/5/2025).

    Prof Erlina menambahkan ada enam negara yang terlibat dalam riset vaksin TBC M72. Pihak yang mengembangkan vaksin tersebut adalah para peneliti bersama pihak industri farmasi, mulai dari fase preklinik sampai fase uji klinis 1, 2 dan 3.

    “Indonesia baru terlibat di fase 3,” ucap Prof Erlina.

    Dalam diskusi bersama Kemenkes RI Maret 2025, Prof Erlina mengatakan penelitian vaksin tersebut melibatkan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

    Selain Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi juga terlibat dalam penelitian ini. Sampai uji klinis fase 2b, efikasi vaksin M72 menunjukkan perlindungan hingga 50-54 persen.

    Dikutip dari laman Bill and Melinda Gates Medical Research Institute (Gates MRI), kandidat vaksin TBC M72/AS01E telah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an. Awalnya dirancang dan dievaluasi secara klinis oleh perusahaan biofarmasi GSK hingga tahap pembuktian konsep (Fase 2b), bermitra dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI) dan didanai oleh GSK dan sebagian oleh Gates Foundation.

    Pada tahun 2020, GSK mengumumkan kemitraan dengan Gates MRI untuk pengembangan lebih lanjut M72/AS01E. GSK terus memberikan bantuan teknis kepada Gates MRI, memasok komponen adjuvan vaksin untuk uji coba Fase 3 dan akan menyediakan adjuvan pasca lisensi jika uji coba berhasil. Adjuvan adalah bahan yang digunakan dalam beberapa vaksin yang dapat membantu menciptakan respons imun yang lebih kuat.

    Uji coba vaksin TBC ini akan melibatkan hingga 20 ribu peserta, termasuk orang dengan HIV, di hingga 60 lokasi uji coba di tujuh negara yakni Afrika Selatan, Zambia, Malawi, Mozambik, Kenya, Indonesia, dan Vietnam.

    (kna/kna)