Jenis Media: Kesehatan

  • Yakin Mau Ngemil Sebelum Tidur? Hati-hati, Efeknya Bisa ‘Kena’ Lambung

    Yakin Mau Ngemil Sebelum Tidur? Hati-hati, Efeknya Bisa ‘Kena’ Lambung

    Jakarta

    Banyak orang yang menghindari makanan manis sebelum tidur. Namun ternyata makanan sehat pun bisa memberikan risiko kesehatan.

    Menurut ahli gizi Kyle Crowley, buah yang asam seperti jeruk dan tomat bisa merangsang lambung memproduksi asam. Mengonsumsinya bisa menyebabkan gejala refluks asam yang tidak nyaman.

    Dikutip dari laman Dailymail, rasa terbakar di dada yang menjadi gejala refluks asam disebabkan karena asam lambung yang naik dari tenggorokan. Kondisi tersebut umum terjadi di malam hari.

    Namun, hal yang lebih mengkhawatirkan adalah masalah itu bisa meningkatkan risiko kanker lambung dan esofagus jika tidak diobati dalam jangka panjang. Apalagi, gejala refluks asam sering menyerupai tanda-tanda kanker lambung dan esofagus seperti masalah menelan dan mual. Meski demikian, menurut para ahli, ini bisa dicegah dengan memastikan makan terakhir dilakukan beberapa jam sebelum tidur.

    “Cobalah untuk menghindari makan besar menjelang tidur, baik di meja makan atau di bawah selimut. Hal itu bisa mengakibatkan pencernaan yang buruk dan tidur yang terganggu,” kata Crowley.

    Gejala umum lain dari refluks asam adalah batuk kronis, suara serak, dan sakit tenggorokan. Seringkali orang yang mengalaminya tidak sadar bahwa mereka mengalami refluks karena jaringan esofagus sudah terpapar asam dalam waktu lama, sehingga mati rasa terhadap efeknya. Tapi, bukan berarti kondisi ini bisa diabaikan, karena bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

    Penelitian lama juga telah menunjukkan bahwa makan yang terlalu dengan dengan waktu tidur dikaitkan dengan refluks asam yang tidak nyaman. Kondisi tersebut menyebabkan iritasi, ketidaknyamanan, dan pola tidur yang terganggu. Menurut Crowley, hal yang lebih parah adalah makan makanan asam menjelang tidur.

    Dia mengingatkan, jika memang ingin makan di tempat tidur, maka duduklah dengan tegak. Cara ini bisa membuat tidur lebih nyenyak.

    “Jika Anda ingin makan di tempat tidur, sebaiknya lakukan sambil duduk tegak dan jangan langsung berbaring. Ini akan membuat Anda tidur lebih nyenyak dan mengurangi risiko terbangun di tengah malam.”

    Tak hanya buah-bahan asam, konsumsi makanan berlemak juga sebaiknya dihindari menjelang tidur. Sebab, makanan berlemak memicu pelepasan hormon yang merelaksasi katup bagian bawah tenggorokan, sehingga lebih banyak asam yang naik ke tenggorokan.

    Jika sangat ingin makan camilan saat malam, daripada mengonsumsi buah atau makanan berlemak, Crowley menyarankan untuk memilih kacang-kacangan dan susu.

    (elk/kna)

  • Kemenkes Izinkan PPDS Penyakit Dalam di RS Kandou Dibuka Kembali

    Kemenkes Izinkan PPDS Penyakit Dalam di RS Kandou Dibuka Kembali

    Jakarta – Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi resmi membuka kembali program residensi Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Prof Dr RD Kandou Manado. PPDS ini berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).

    Kemenkes mengatakan pembukaan kembali program residensi ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperbaiki sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, khususnya dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat, profesional, dan bebas dari perundungan atau bullying.

    “Pembukaan program PPDS di RS Kandou ini adalah bukti nyata komitmen kita bersama untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, terutama Universitas Sam Ratulangi dan Rumah Sakit Kandou,” ujar dr Azhar Jaya, Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan dalam keterangannya, Rabu (28/5/2025).

    Sebagai wujud nyata perubahan, RS Kandou dan FK Unsrat telah mengimplementasikan 35 langkah perbaikan sistem residensi, di antaranya, pengaturan jam kerja yang wajar untuk menjaga kesehatan fisik dan mental residen, pemanfaatan CCTV untuk memastikan pengawasan yang transparan, penggunaan logbook sebagai alat evaluasi yang adil dan objektif, serta perjanjian kerja yang melindungi hak-hak residen sebagai peserta didik.

    Kemenkes juga menegaskan komitmen pengawasan secara berlapis, melibatkan Dekan FK Unsrat, Direktur RS Kandou, dan Kemenkes melalui mekanisme pelaporan khusus. Bila ditemukan pelanggaran, akan dilakukan investigasi hingga audit ulang.

    “Rumah Sakit Kandou telah menjalankan sistem, bukan berarti menjamin tidak akan ada bullying, tapi ini adalah langkah awal menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik. Kalau laporan bullying masih tinggi, kami dari pusat akan melakukan audit lagi,” jelas dr. Azhar.

    Dengan dibukanya kembali program PPDS ini, para residen yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan tempat pendidikan kini dapat melanjutkan kembali pendidikannya. Harapannya, mereka dapat menjadi dokter spesialis yang kompeten dalam sistem pendidikan yang lebih sehat, adil, dan transparan.

    “Everything sudah memenuhi standar dan bisa dimulai kembali,” tutup dr Azhar.

    (kna/kna)

  • Siasat Wamenkes Turunkan Angka TBC di Indonesia yang Jadi Peringkat 2 Dunia

    Siasat Wamenkes Turunkan Angka TBC di Indonesia yang Jadi Peringkat 2 Dunia

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyebut angka prevalensi tuberkulosis atau TBC di Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di seluruh dunia. Posisi ini satu tingkat di bawah India.

    Dalam pemaparannya, Dante menyebut angka estimasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kira-kira sekitar ada satu juta orang lebih yang mengidap TBC.

    “Angka estimasi WHO itu kira-kira sekitar ada 1 juta orang lebih, 1.090.000 yang diestimasi menderita TBC. Dan kita berhasil untuk melakukan identifikasi tahun ini menjadi sekitar 900 ribu,” terang Dante dalam kegiatan public hearing yang diselenggarakan di Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).

    Setelah berhasil diidentifikasi, pasien dengan TBC mulai menjalani pengobatan dibantu oleh kader-kader di setiap daerah di Indonesia. Dante menyebut bahwa pengobatan TBC bukanlah pengobatan yang sederhana.

    Sebab, pengobatan untuk pasien TBC harus dilakukan selama beberapa waktu, antara enam hingga sembilan bulan. Tetapi, saat ini Indonesia telah memiliki pengobatan baru yang bisa mempersingkatnya.

    “Kalau kemarin rata-rata sembilan bulan, sekarang kita buat obat yang lebih ringkas lagi. Dengan teknologi yang baru lagi. Kira-kira enam bulan pengobatan tuberkulosis,” jelas Dante.

    “Dan pengobatan tuberkulosis ini tidak hanya sampai di situ kalau ingi diturunkan angkanya. Tetapi, diidentifikasi orang-orang yang ada di sekitarnya,” lanjutnya.

    Dante menjelaskan orang-orang yang tinggal bersama dengan pasien TBC disebut sebagai kontak erat. Mereka juga perlu diperiksa, agar dapat segera diobati jika memang mengidap TBC.

    “Kalau ternyata dia negatif, dia harus tetap minum obat TBC. Namanya pencegahan tuberkulosis, TPT atau terapi pencegahan tuberkulosis,” tutur Dante.

    Dante mengungkapkan untuk mengidentifikasi dan merawat pasien TBC dilakukan secara bersama-sama dan melibatkan masyarakat, seperti kader. Sebab, menurutnya hal ini tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan.

    “Ini secara bersama-sama dan mengikutsertakan masyarakat supaya awareness-nya, kesadarannya menjadi baik. Kalau yang mengerjakan tenaga kesehatan saja secara eksklusif, nggak mungkin. Kita dibantu ibu-ibu kader yang hebat,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Video: Alasan Swedia Punya Angka Harapan Hidup yang Tinggi

    Video: Alasan Swedia Punya Angka Harapan Hidup yang Tinggi

    Jakarta – Swedia menjadi salah satu negara dengan angka harapan hidup yang tinggi, yakni mencapai 82 tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

    Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg, menjelaskan Swedia punya akses pendidikan dan pelayanan kesehatan yang gratis bagi setiap warganya. Hal ini tentu mendorong warga Swedia punya harapan hidup yang tinggi ditambah dengan standar kualitas kesehatan yang sangat baik.

    (/)

  • PT Higienis Indonesia Kenalkan Blueair Classic Pro untuk Udara Lebih Sehat

    PT Higienis Indonesia Kenalkan Blueair Classic Pro untuk Udara Lebih Sehat

    Jakarta – Di tengah meningkatnya polusi udara dan tantangan kualitas udara dalam ruang, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga udara bersih makin tinggi. Salah satu solusi yang kini banyak dilirik adalah penggunaan pembersih udara (air purifier).

    Pembersih udara adalah perangkat yang dirancang untuk menyaring dan membersihkan udara dari berbagai partikel berbahaya seperti debu halus, asap rokok, serbuk sari, bulu hewan, bahkan mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Beberapa model juga dilengkapi dengan teknologi tambahan seperti filter HEPA, karbon aktif, UV-C, hingga ionizer untuk memberikan perlindungan menyeluruh terhadap kualitas udara.

    Tak hanya untuk mereka yang memiliki alergi atau gangguan pernapasan, pembersih udara kini menjadi kebutuhan banyak keluarga yang mengutamakan kesehatan, terutama di kota besar yang rentan polusi. Udara bersih di dalam rumah atau ruang kerja terbukti meningkatkan kenyamanan, konsentrasi, bahkan kualitas tidur.

    Dalam upaya meningkatkan kualitas udara di ruang kerja profesional serta area komersial berukuran besar, PT Higienis Indonesia memperkenalkan Blueair Classic Pro, pembersih udara premium yang dirancang untuk menghadirkan udara sehat melalui teknologi terkini. Produk ini dilengkapi dengan berbagai fitur inovatif, termasuk teknologi HINS Pure™, yang menghadirkan performa pemurnian udara ke level yang lebih tinggi.

    Kehadiran Blueair Classic Pro menjadi wujud komitmen PT Higienis Indonesia dalam menyediakan solusi udara bersih. Tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga berkontribusi langsung dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan profesional.

    “Dengan Blueair Classic Pro, kami ingin memberikan solusi yang dapat diandalkan untuk menjaga kualitas udara di ruang professional yang membutuhkan performa tinggi. Teknologi canggih yang kami hadirkan, seperti HINS Pure™, semakin memperkuat komitmen kami dalam menyediakan udara bersih yang optimal,” ujar Agus Muljadi Rahardja, Direktur PT. Higienis Indonesia dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5/2025).

    Untuk menjawab kebutuhan udara bersih di ruang kerja modern, Blueair Classic Pro hadir dengan serangkaian fitur unggulan yang menggabungkan teknologi canggih dan desain fungsional. Setiap komponen dirancang untuk memberikan performa optimal dalam memurnikan udara, sekaligus memastikan kenyamanan dan efisiensi dalam penggunaan jangka panjang.

    1. Teknologi HINS Pure™

    Salah satu inovasi unggulan dari Blueair Classic Pro adalah kehadiran teknologi HINS Pure™. Teknologi ini memanfaatkan cahaya dengan spektrum khusus untuk secara efektif menonaktifkan kuman dan mikroorganisme yang terperangkap di dalam filter, sehingga mencegah penyebaran kembali ke udara. Bekerja selaras dengan HEPA Silent™, HINS Pure™ meningkatkan efektivitas penyaringan udara secara signifikan, menjadikannya solusi ideal untuk ruang profesional yang membutuhkan udara bersih dan sehat secara berkelanjutan tanpa mengorbankan performa filter.

    2. Sistem Penyaringan HEPA Silent™ dan Active Carbon

    Dilengkapi sistem HEPA Silent™, Blueair Classic Pro mampu menangkap partikel mikro hingga ukuran 0.1 mikron seperti debu, polutan, dan alergen. Diperkuat oleh active carbon filter, alat ini juga efektif menghilangkan bau tak sedap serta polutan gas, menghasilkan udara yang lebih bersih, segar, dan bebas kontaminan.

    3. Desain Minimalis dan Estetik

    Mengusung desain minimalis khas Skandinavia, Blueair Classic Pro tampil elegan dan modern. Cocok untuk berbagai gaya interior ruang profesional maupun komersial, kehadirannya mampu memperkuat estetika ruangan sekaligus menjaga fungsionalitas sebagai pemurni udara premium.

    4. Efisiensi Energi dan Operasi Hening

    Dirancang untuk efisiensi energi yang optimal, Blueair Classic Pro memungkinkan penggunaan jangka panjang tanpa kekhawatiran konsumsi listrik yang tinggi. Dengan teknologi motor dan kipas canggih, alat ini beroperasi dengan suara yang sangat hening, menciptakan suasana kerja yang nyaman bahkan saat digunakan pada mode tertinggi.

    5. Sertifikasi AHAM Verifide®

    Produk ini telah memperoleh sertifikasi AHAM Verifide®, yang menjadi bukti bahwa Blueair Classic Pro telah melalui pengujian independen dan memenuhi standar internasional dalam hal Clean Air Delivery Rate (CADR). Ini memberikan jaminan kualitas bagi konsumen, khususnya untuk penggunaan di ruang besar.

    Blueair Classic Pro akan mulai tersedia pada Mei 2025 melalui berbagai kanal distribusi resmi PT. Higienis Indonesia. Konsumen dapat menemukan produk ini di toko fisik seperti Plaza Indonesia dan IDD PIK 2, serta di mitra ritel terkemuka seperti Electronic City dan Hartono. Selain itu, Blueair Classic Pro juga dapat diperoleh secara online melalui platform e-commerce resmi milik PT. Higienis Indonesia.

    PT. Higienis Indonesia juga akan menggelar berbagai program promosi, sesi pengenalan produk, serta demo langsung. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif bagi konsumen.

    Peluncuran Blueair Classic Pro menjadi wujud nyata komitmen PT. Higienis Indonesia dalam mendukung kebutuhan ruang profesional yang kini semakin memperhatikan pentingnya kualitas udara sehat. Seiring dengan tren co-working space dan sistem kerja hybrid seperti work from home, udara bersih dan berkualitas kini menjadi salah satu prioritas utama bagi pengusaha dan perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif.

    “Kami ingin terus memberikan solusi yang dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, meningkatkan kualitas hidup, dan produktivitas di ruang-ruang profesional,” jelas Agus.

    Sebagai informasi PT. Higienis Indonesia adalah distributor resmi berbagai merek terkemuka yang berfokus pada produk-produk kesehatan udara dan air, seperti Blueair, Stadler Form, Boneco, Waterdrop, dan Steamkleen. Dengan komitmen untuk selalu menghadirkan solusi inovatif bagi konsumen Indonesia, PT. Higienis Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas hidup melalui udara dan air bersih yang sehat.

    (prf/ega)

  • Jumlah Anak-anak di Jepang Mengkhawatirkan, Terendah dalam 44 Tahun!

    Jumlah Anak-anak di Jepang Mengkhawatirkan, Terendah dalam 44 Tahun!

    Jakarta – Jepang merilis angka populasi anak terbaru, yang menunjukkan rekor terendah dalam 44 tahun. Data ini dipublikasikan tepat di perayaan Hari Anak 5 Mei.

    Dikutip dari NHK, jumlah populasi anak di Jepang kurang dari 14 juta orang. Kementerian Dalam Negeri memperkirakan ada 13,66 juta anak berusia 14 tahun atau lebih muda per 1 April, turun 350.000 dari tahun sebelumnya.

    Anak laki-laki mencapai 6,99 juta dari total tersebut dibandingkan dengan 6,66 juta anak perempuan.

    “Sementara itu tercatat 3,14 juta anak berusia antara 12 dan 14 tahun, tetapi hanya 2,22 juta yang berada dalam kelompok usia 0-2 tahun, karena semakin sedikit anak yang memasuki setiap kelompok usia tersebut,” tulis laporan tersebut.

    Anak-anak kini mencapai 11,1 persen dari total populasi Jepang, turun 0,2 poin persentase dari tahun sebelumnya dalam 51 tahun berturut-turut penurunan.

    Berdasarkan prefektur, Okinawa di Jepang barat daya memiliki proporsi anak-anak tertinggi secara keseluruhan yaitu 15,8 persen per 1 Oktober tahun lalu, diikuti oleh Shiga dan Saga sebesar 12,7 persen.

    Prefektur utara Akita memiliki rasio terendah sebesar 8,8 persen, diikuti oleh negara tetangga Aomori sebesar 9,8 persen dan Hokkaido sebesar 9,9 persen.

    (kna/kna)

  • Varian JN.1 Picu Lonjakan COVID-19 di Malaysia, Warga Diminta Waspada

    Varian JN.1 Picu Lonjakan COVID-19 di Malaysia, Warga Diminta Waspada

    Jakarta

    Warga di Malaysia diminta tetap waspada terhadap kasus COVID-19, mengingat liburan sekolah akan tiba. Ahli virologi Kumitaa Theva Das mengatakan biasanya akan terjadi peningkatan kasus COVID-19 saat banyak orang berkumpul.

    Di situlah penyebaran virus dapat terjadi. Ia memberi contoh peningkatan kasus yang terjadi di Thailand.

    “Misalnya, lonjakan di Thailand dikaitkan dengan Festival Songkran pada bulan April,” terang Dr Kumitaa yang dikutip dari The Straits Times.

    “Namun, karena varian JN.1 ini telah beredar cukup lama, kita tidak akan melihat 20 ribu kasus per hari lagi meskipun sekolah sedang libur,” sambungnya.

    Diketahui, seluruh sekolah di Malaysia akan diliburkan selama satu minggu, yang dimulai pada 29 Mei hingga 9 Juni 2025.

    Meski begitu, Dr Kumitaa memastikan bahwa tidak akan ada peningkatan pasien di rumah sakit negara tersebut karena lonjakan kasus COVID-19.

    Para ahli menduga bahwa JN.1 yang merupakan garis turunan varian Omicron sudah muncul di beberapa negara, termasuk Malaysia, sejak dua tahun lalu.

    Berdasarkan pengamatan Dr Kumitaa, lonjakan kasus di negara-negara tetangga seperti Singapura disebabkan oleh varian LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari JN.1.

    Di Malaysia, varian LF.7 juga sudah terdeteksi sejak pertengahan 2024.

    “Ini berarti banyak orang mungkin telah terinfeksi sebelumnya dan memiliki kekebalan terhadapnya,” tuturnya.

    Meskipun kekebalan telah terbentuk, Dr Kumitaa tetap mengimbau masyarakat Malaysia untuk tetap waspada dan menggunaan masker jika perlu.

    “Jika Anda memiliki anak kecil atau lansia di keluarga, memakai masker akan membantu menjaga Anda tetap aman, terutama bagi kelompok berisiko tinggi,” tegas Dr Kumitaa.

    Pada kesempatan berbeda, Kepala unit penyakit menular Rumah Sakit Penang Dr Chow Ting Soo juga meminta agar masyarakat Malaysia untuk tidak lengah pada COVID-19.

    “Kita harus mempraktikkan etika batuk yang baik dan menghindari tempat umum saat terserang penyakit pernapasan,” beber Dr Chow.

    Dr Chow mengatakan bahwa orang lanjut usia dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah wajib menggunakan masker serta menghindari tempat ramai. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan segera mendapatkan vaksinasi.

    “Saat ini, vaksin COVID-19 tersedia di klinik kesehatan pemerintah. Lansia dan mereka yang memiliki penyakit komorbid bisa mendapatkannya melalui aplikasi MySejahtera,” jelasnya.

    NEXT: Tidak ada peningkatan kasus

    Direktur kesehatan Penang Fazilah Shaik Allaudin mengatakan dari laporan kementerian kesehatan pada 16 Mei, kasus COVID-19 di Malaysia berada di bawah ambang batas bahaya. Hal ini berdasarkan laporan dari periode yang mencakup Minggu Epidemiologi (EW) 16 hingga EW19/2025, yang mencakup Penang.

    Ia mengatakan kementerian akan terus memantau situasi COVID-19 dan akan menerapkan tindakan pencegahan yang sesuai berdasarkan penilaian risiko saat ini.

    Di Kedah, ketua komite kesehatan Mansor Zakaria mengatakan situasinya terkendali.

    “Kasus yang tercatat tidak serius dan tidak ada indikasi akan terjadi peningkatan,” pungkasnya.

  • Kasus DBD RI Tinggi, Wamenkes: Nyamuk Lebih Mematikan daripada Hewan Buas

    Kasus DBD RI Tinggi, Wamenkes: Nyamuk Lebih Mematikan daripada Hewan Buas

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap nyamuk sebagai vektor penyakit mematikan. Dia juga menyinggung terkait kasus DBD di Indonesia yang menyentuh 1.400 kematian di 2024.

    “Bukan hewan buas yang menjadi penyebab kematian terbanyak, melainkan nyamuk. Gigitan nyamuk, meski tampak sepele, bertanggung jawab atas jutaan kematian setiap tahunnya,” sebut Dante dikutip dari Sehat Negeriku, Rabu (28/5/2025).

    DBD masih menjadi ancaman global dengan lebih dari 3,9 miliar orang di dunia berisiko terinfeksi. Hingga Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 56 ribu kasus DBD dengan 250 kematian.

    Angka ini menunjukkan perlunya penguatan strategi penanggulangan di berbagai lini, termasuk edukasi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan dasar.

    “Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi, bersama Brasil, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Vietnam,” tambahnya.

    Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mengendalikan penyebaran penyakit dengue dengan berbagai program di antaranya program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik), fogging, inovasi nyamuk Wolbachia, hingga pengembangan vaksin dengue.

    “Namun semua ini tidak akan berhasil tanpa dukungan lintas sektor, termasuk peran aktif DPR RI dan masyarakat,” jelas Dante.

    (kna/kna)

  • Berkaca dari Viral Pernikahan Anak di Lombok, Psikolog Soroti Peran Ortu

    Berkaca dari Viral Pernikahan Anak di Lombok, Psikolog Soroti Peran Ortu

    Jakarta

    Viral di media sosial, sebuah video yang menunjukkan pernikahan anak terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Diketahui belakangan, mereka adalah remaja berinisial SR (17) seorang siswa SMK asal Kecamatan Praya Tengah dan SMY (14) siswa SMP asal Kecamatan Praya Timur.

    Pengacara ayah SMY, Munahan mengklaim pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya mencegah pernikahan tersebut. Namun, keluarga SMY akhirnya terpaksa merestui putrinya untuk menikah lantaran sudah beberapa kali dibawa kabur SR, termasuk ke Sumbawa selama dua hari.

    Orang tua khawatir terhadap kondisi psikologis anaknya sehingga memutuskan untuk mengalah.

    “Begitu sudah dilakukan kedua kali, orang tua si anak ini mau tidak mau pasrah sehingga merestui pernikahan itu,” tegas Muhanan beberapa waktu lalu, dikutip dari detikbali, Rabu (28/5//2025).

    Terlepas dari kejadian tersebut, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mencegah pernikahan dini. Menurutnya, orang tua harus lebih peduli dengan cara berpikir anak sedari awal.

    Misalnya, memberikan penjelasan tentang konsep pernikahan, konsep pertemanan, konsep rasa nyaman, hingga melakukan filter terhadap apapun yang dilihat anak-anak, termasuk tontonan.

    “Sehingga bahasanya lebih preventif lah dibandingkan mencegah mereka menikah, tapi betul-betul preventif lebih jauh lagi,” kata Sari ketika dihubungi detikcom, Selasa (27/5/2025).

    “Perlu mengedukasi tentang tontonan-tontonan yang layak mereka tonton terkait pernikahan, rumah tangga, apalagi seksual begitu ya dan memantau bagaimana tumbuh kembang biologis anak-anaknya,” sambungnya.

    Menurut Sari, remaja di bawah umur memiliki kecenderungan dorongan yang bersifat seksual dan ketertarikan pada lawan jenis. Pada usia belasan, anak biasanya juga lebih berani, impulsif dalam melakukan sesuatu, sehingga sosok orang tua perlu hadir untuk mengatur secara tegas.

    Adapun bila dirasa jodoh dan sesuai kriteria keluarga, orang tua harus bisa menahan agar pernikahan tidak terjadi sampai usia yang matang. Karena pada dasarnya, anak belum memiliki kemampuan berpikir logis dan kurang memahami soal tanggung jawab berat dalam rumah tangga.

    “Karena tetap andaikan berjodoh pun, andaikan secara bibit bebet bobotnya pun keluarga srek, lebih baik tetap mereka dipantau dan dijaga agar tetap berhubungan baik dulu, berkawan baik, saling mengenal baik dulu satu sama lain, hingga nanti usia yang lebih matang atau dewasa,” jelasnya.

    “Sehingga cara mereka berpikir pun, keberanian dan tanggung jawabnya sudah mulai terbentuk. Sudah mulai bisa berpikir tentang segala risiko-risiko yang bisa terjadi, apakah siap atau tidak, dan lain sebagainya,” tandas Sari.

    (avk/kna)

  • Jangan Anggap Sepele, Ini Perubahan yang Terjadi pada Otak saat Alami Depresi

    Jangan Anggap Sepele, Ini Perubahan yang Terjadi pada Otak saat Alami Depresi

    Jakarta – Penuaan otak berkaitan dengan menurunnya fungsi kognitif yang akhirnya mengurangi kemampuan mengingat hingga berpikir kritis. Selain itu, penuaan otak juga dikaitkan dengan kondisi neurodegeneratif, seperti demensia dan alzheimer.

    Sebuah studi dalam jurnal Psychological Medicine mengidentifikasi kontribusi gangguan depresi mayor dalam membuat otak lebih tua dari usia sebenarnya. Gangguan depresi mayor merupakan penyakit mental yang tidak sama dengan suasana hati yang buruk. Dikutip dari Mayo Clinic, depresi ini memengaruhi perasaan, pikiran, perilaku, serta bisa menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.

    Penelitian tersebut menganalisis pemindahan otak dari 670 orang, 239 orang dengan depresi dan sisanya tidak. Pada orang yang mengalami depresi, otak mereka tampak jauh lebih tua dari pada mereka yang tidak didiagnosis gangguan mental tersebut.

    Perubahannya ditemukan pada struktur otak itu sendiri, terutama bagian daerah ventral kiri dan bidang mata premotorik yang menunjukkan penipisan yang signifikan.

    Sebab otak sangat penting untuk fungsi kognitif, seperti perhatian, ingatan, penalaran, serta pengendalian diri, temuan ini menunjukkan wawasan baru tentang bagaimana kemampuan tersebut bisa melemah karena depresi.

    Para peneliti menemukan hubungan antara penipisan otak dan kadar neurotransmitter, seperti dopamin, serotonin, dan glutamat yang penting untuk mengelola suasana hati dan kemampuan kognitif. Saat mengalami depresi, kadar neurotransmitter seseorang menjadi tidak seimbang dan menyebabkan perubahan pada struktur otak.

    Hal lain yang penting untuk diketahui adalah depresi juga memiliki aspek genetik. Artinya, gen tertentu bisa meningkatkan kemungkinan depresi.

    Penting untuk menghargai kondisi kesehatan mental sama seperti kesehatan fisik. Banyak orang yang biasa meremehkan kesehatan mental. Padahal, dapat dipahami dari penelitian ini bahwa depresi juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Depresi lebih dari sekedar gangguan suasana hati.

    (elk/kna)