Jenis Media: Kesehatan

  • Dokter Gizi Bicara Minyak Babi, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan

    Dokter Gizi Bicara Minyak Babi, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan

    Jakarta – Ayam Goreng Widuran Solo belakangan viral karena menggunakan lard atau minyak babi. Selain karena non halal, ternyata minyak babi juga jadi sorotan karena risikonya bagi kesehatan.

    Minyak babi biasanya diambil dari lemak subkutan atau dari bawah kulit, bagian tubuh yang memiliki banyak kandungan lemak. Meski ada kandungan omega 9 serta omega 3 dan omega 6 yang memberikan manfaat untuk tubuh, penting dicatat bahwa minyak babi juga mengandung lemak jenuh.

    Spesialis gizi klinik di Alia Hospital Depok, dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK, menjelaskan lemak jenuh menjadi salah satu risiko yang perlu diwaspadai dari minyak babi. Jenis lemak ini berisiko meningkatkan kolesterol.

    “Kalau kita lihat lagi dia itu sekitar 40 persennya itu ada lemak jenuhnya. Artinya kurang bagus juga,” jelasnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    Menurut dr Dessy, lemak jenuh dalam minyak babi dapat meningkatkan risiko penumpukan di pembuluh darah. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai penyakit yang dipicu oleh penyumbatan, penyakit jantung iskhemik.

    “Apalagi dia dipanaskan di suhu tinggi ya. Artinya si ikatan-ikatan yang ada di lemaknya itu, dia juga akan rusak, yang nantinya juga bisa beralih lagi jadi trans fat yang lebih sering kita dengar ya. Lemak trans itu yang kurang bagus buat kesehatan,” jelasnya.

    (elk/up)

  • Video: Minum Susu 2 Liter Per Hari Bikin Anak Tinggi, Benar Nggak Sih?

    Video: Minum Susu 2 Liter Per Hari Bikin Anak Tinggi, Benar Nggak Sih?

    Video: Minum Susu 2 Liter Per Hari Bikin Anak Tinggi, Benar Nggak Sih?

  • Health Belief Model Jadi Kunci Ubah Mindset Sehat ala Ray Basrowi

    Health Belief Model Jadi Kunci Ubah Mindset Sehat ala Ray Basrowi

    Jakarta – Gaya hidup sehat di Indonesia dinilai masih dilakukan setengah hati dan hanya berorientasi jangka pendek. Kurangnya kesadaran, dukungan lingkungan, dan pemahaman yang keliru membuat penyakit katastropik terus meningkat.

    Dalam peluncuran buku ‘Sehat Setengah Hati’ karya dr. Ray Wagiu Basrowi, Menteri Kesehatan RI Periode 2014-2019 Nila Moeloek dan jurnalis Rory Asyari turut hadir membahas perilaku kesehatan masyarakat Indonesia lewat pendekatan Health Belief Model. Menurut Ray, pendekatan masyarakat terhadap kesehatan penting dibahas karena masih sangat berorientasi jangka pendek.

    “Health belief model atau pemaknaan kesehatannya (orang Indonesia) itu homogen. Masih lihat jangka pendek, manfaatnya, barriernya, cue selection-nya, atau berperilaku sehatnya masih berpikir jangka pendek,” ujar Ray dalam acara peluncuran bukunya di Gramedia Grand Indonesia, Rabu (28/5/2025).

    Ia menekankan bahwa cara berpikir jangka pendek ini bertentangan dengan konsep global health, yang seharusnya menitikberatkan pada efek jangka panjang. Salah satu dampak nyata dari pola pikir jangka pendek ini adalah tingginya prevalensi penyakit katastropik seperti stunting.

    “96% orang Indonesia bilang ‘saya tau stunting, saya tau itu ga bagus’. Tapi, pas ditanyain stunting penyebabnya apa, sedikit sekali yang bilang bahwa ini karena aspek parenting, malah bilang keturunan. Padahal stunting itu masih bisa dicegah,” katanya.

    Ray menambahkan bahwa buku ini ia tulis sebagai bentuk keprihatinan sekaligus ajakan kolektif untuk memaknai kesehatan dengan lebih serius.

    Senada dengan Ray, Nila Moeloek juga menyoroti bahwa upaya preventif belum menjadi kesadaran kolektif masyarakat, meskipun berbagai program kesehatan sudah dijalankan pemerintah.

    “Kesadaran kita soal kesehatan rendah sekali. Pemerintah sudah bikin program GERMAS, vaksinasi, imunisasi, cek kesehatan gratis, tapi tetap saja penyakit katastropik seperti jantung dan gagal ginjal tinggi sekali,” ujar Nila.

    Nila menambahkan, meski BPJS menanggung biaya pengobatan, tetapi beban finansialnya sangat besar.

    “Operasi nggak kerasa karena dibius, tapi pulangnya fee-nya mahal. BPJS triliunan habis buat penyakit katastropik. Padahal kalau dijaga sejak awal, bisa dihindari,” tegasnya.

    Jurnalis Rory Asyari pun bercerita soal perjalanannya meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol.

    “Dulu saya nggak peduli. Rokok ya rokok aja, walau udah nge-gym dan makan sehat. Tapi lama-lama mikir, kenapa saya cuma entertain lidah, tapi nggak mikirin jantung dan paru-paru?” katanya.

    Menurut Rory, perubahan gaya hidup itu sulit dilakukan sendirian. Oleh sebab itu, konsep Health Belief Model harus diterapkan di komunitas.

    “Makanya di WHO, konsep Health Belief Model itu diterapkan di komunitas. Circle itu penting. Kalau lingkungan kita toxic, ya susah berubah,” ujarnya.

    Ia menekankan bahwa perubahan gaya hidup bukan semata soal kemauan pribadi, tapi perlu dukungan komunitas seperti keluarga, teman, hingga RT/RW. Pasalnya, orang-orang seringkali gagal olahraga rutin bukan karena tidak mau, tetapi karena circle.

    Salah satu tantangan besar yang disorot dalam buku ini adalah miskonsepsi bahwa makanan sehat itu mahal. Rory turut membantah anggapan tersebut. Baginya, pilihan gaya hidup sehat sebenarnya tersedia dan terjangkau, tapi kalah oleh kebiasaan konsumtif masyarakat yang tidak sehat.

    “Telur ceplok pakai sedikit minyak, bayam, jagung rebus, itu sehat dan murah. Tapi banyak yang lebih pilih beli kopi susu 22 ribu, rokok, healing. Padahal, katanya makan sehat itu mahal,” kata Rory.

    Ia menambahkan, kebiasaan jajan gorengan secara berlebihan juga jadi salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia.

    “Kompas bilang 1 dari 6 orang makan lebih dari dua porsi gorengan sehari. Itu belum termasuk pengawet dan perisa buatan. Padahal semua penyakit serius berawal dari lidah,” tambahnya.

    Buku Sehat Setengah Hati menjadi cermin bahwa gaya hidup sehat bukan sekadar wacana atau teori, melainkan butuh kesadaran kolektif, kemauan pribadi, dan lingkungan yang suportif agar benar-benar terlaksana.

    (akn/ega)

  • Cuaca Tak Menentu, Ini Saran Dokter Biar Tak Gampang Tumbang

    Cuaca Tak Menentu, Ini Saran Dokter Biar Tak Gampang Tumbang

    Jakarta – Belakangan, cuaca di beberapa daerah sedang tidak menentu. Pagi bisa saja panas, tetapi siang hingga malam berubah menjadi hujan yang deras. Tak ayal banyak yang ‘tumbang’ akibat cuaca yang tak menentu ini.

    Meskipun begitu, mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca yang belakangan tidak menentu harus tetap dilakukan. Pasalnya, saat kondisi badan tidak fit, akan banyak aktivitas yang terganggu.

    Konsultan alergi dan imunologi klinik, dr Muthmainnah, SpPD-KAI mengatakan pola makan dan istirahat harus benar-benar dijaga.

    “Makan bergizi, istirahat yang cukup, konsumsi air yang cukup. Kadang kan panas, terus hujan gitu ya, bila perlu (konsumsi) suplemen multivitamin,” kata dr Muthmainnah saat berbincang dengan detikcom, di Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).

    dr Muthmainnah mengatakan untuk menjaga imunitas tubuh di tengah cuaca yang tidak menentu, bisa dengan mengonsumsi buah-buahan terutama yang tinggi akan vitamin C.

    “Jadi vitamin C itu kan sudah terbukti baik untuk meningkatkan imun sistem gitu ya. Boleh juga ditambah suplemen-suplemen (vitamin C),” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Suntik Stamina untuk Sapi Kurban Biar Tak Kelelahan

    Suntik Stamina untuk Sapi Kurban Biar Tak Kelelahan

    Foto Health

    Rafida Fauzia – detikHealth

    Jumat, 30 Mei 2025 15:01 WIB

    Surabaya – Petugas Dinas Peternakan Jatim menyuntikkan obat pada sapi kurban yang lelah di Surabaya. Tujuannya agar stamina dan otot sapi tetap kuat saat perjalanan.

  • Daftar Obat Herbal Temuan BPOM yang Picu Kerusakan Ginjal dan Hati

    Daftar Obat Herbal Temuan BPOM yang Picu Kerusakan Ginjal dan Hati

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) baru-baru ini menindak lebih dari 100 ribu obat berbahan herbal tidak sesuai ketentuan. Obat-obat tersebut ‘dioplos’ dengan bahan kimia obat termasuk paracetamol hingga tadalafil.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menyebut penindakan dilakukan pada 5 lokasi di Jawa Tengah. Seluruh produk yang ditemukan dijual tanpa izin edar dan produksinya dinyatakan tak layak.

    “Kalau orang menggunakan obat tradisional kan dipercaya secara natural ini minuman sehat, tetapi kalau dia gunakan itu lantas di dalamnya mengandung misalnya obat bahan kimia obat dexamethasone, sildenafil citrat untuk obat kuat, dan yang lain-lain, antibiotik dampaknya ada dua,” katanya dalam konferensi pers Rabu (28/5/2025).

    Pertama, bisa menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal, kedua kerusakan hati. Sayangnya, obat bahan herbal yang dikemas dalam bentuk jamu ini marak dijual di berbagai wilayah, belakangan juga teridentifikasi di Bandung, Medan, Lampung, Riau hingga Makassar.

    Produsen nakal tersebut disebut Taruna melakukan berbagai modus dan distribusi penjualan produk dengan menipu konsumen.

    “Itu kita mau jaga rakyat kita jangan kena tipu oleh pelaku-pelaku yang nakal ini dan inilah yang sebetulnya sangat berbahaya karena dia bisa merusak seharusnya bahan jamu ini natural yang tidak punya dampak negatif, menjadi berbahaya.”

    Tindakan tersebut bisa terancam pidana dengan hukuman penjara 12 tahun dan denda setiap itemnya Rp 5 miliar.

    Jenis jamu oplosan yang ditemukan di Klaten:

    Pegal Linu Cap Dua ManggisPegal Linu Cap Madu Manggis HijauPegal Linu Cap Kereta Api plastikSuper Stamina Pria Cap Madu ManggisPegal Linu Cap Madu ManggisPegal Linu Nusantara

    NEXT: Jamu ilegal yang ditemukan di Kudus

    Urat MaduMontalinGodong IjoTongkat ArabJakarta Bandung PlusKopi JossSuper Greng.

    Hasil uji laboratorium menunjukkan produk tidak memenuhi standar dan mengandung BKO seperti sildenafil sitrat dan natrium diklofenak.

  • Liburan di Long Weekend Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Alasannya

    Liburan di Long Weekend Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Alasannya

    Jakarta – Long weekend atau libur akhir pekan yang lebih panjang, biasanya akan digunakan sebagian orang untuk berlibur. Baik ke destinasi dalam negeri ataupun luar negeri.

    Tanpa disadari, liburan yang membahagiakan memiliki efek yang bagus untuk kesehatan jantung, mengapa begitu?

    Spesialis jantung dr Yuri Afifah, SpJP mengatakan bahwa liburan yang membahagiakan akan menekan munculnya hormon kortisol atau hormon stres dalam tubuh.

    “Kalau misalnya kita stres hormon kortisol akan naik. Itu akan memengaruhi denyut jantung. Kalau kita liburan, harapannya hormon kortisolnya bisa turun dan stresnya berkurang,” kata dr Yuri saat berbincang dengan detikcom di Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).

    “Jadi emang bener sih liburan itu dapat menekan hormon kortisol. Asal kita bahagia ya, kalau liburannya menekan dan tidak bahagia ya sama aja, hormon kortisolnya bisa naik,” sambungnya.

    Hormon kortisol yang tinggi, lanjut dr Yuri dapat mengganggu hormon-hormon lain di tubuh.

    “Jadi efeknya bisa ke jantung. Jadi denyut jantungnya semakin tinggi, terus rasa berdebar. Lalu efek ke yang lain diabetes, kadar gula darah tinggi,” katanya.

    “Ending-nya pasti akan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Tak Lagi Wajib di AS, Rekomendasi Vaksin COVID-19 untuk Anak-Ibu Hamil Dicabut!

    Tak Lagi Wajib di AS, Rekomendasi Vaksin COVID-19 untuk Anak-Ibu Hamil Dicabut!

    Foto Health

    Rafida Fauzia – detikHealth

    Jumat, 30 Mei 2025 11:01 WIB

    Amerika Serikat – CDC menghentikan rekomendasi vaksin COVID-19 rutin untuk anak sehat dan ibu hamil. Keputusan ini memicu perdebatan di kalangan ahli kesehatan AS.

  • Pakar Ternama AS Ungkap Rahasia Panjang Umur, Kuncinya Ada di Sini

    Pakar Ternama AS Ungkap Rahasia Panjang Umur, Kuncinya Ada di Sini

    Jakarta

    Siapa yang tak ingin hidup sehat hingga usia 90-an tahun, bebas dari penyakit kronis, tetap bugar, dan penuh semangat menjalani hari tua? Menurut pakar kesehatan terkemuka asal Amerika Serikat, Dr. Eric Topol, impian itu bukan hanya milik mereka yang beruntung secara genetik. Justru, kunci panjang umur dan sehat hingga usia lanjut bisa diperoleh lewat perubahan gaya hidup yang tepat.

    Dalam buku terbarunya ‘Super Agers: An Evidence-Based Approach to Longevity’, Topol membeberkan temuan selama hampir dua dekade meneliti kelompok berisi 1.400 orang berusia 80 tahun ke atas yang hidup tanpa kanker, penyakit jantung, ataupun gangguan neurodegeneratif seperti alzheimer.

    Hal yang mengejutkan, dari hasil pemeriksaan genom lengkap terhadap seluruh partisipan, tidak ditemukan faktor genetik dominan yang menjadi rahasia umur panjang mereka.

    “Ini bukan soal gen,” ujar Topol yang juga menjabat sebagai direktur pendiri Scripps Research Translational Institute, dikutip dari CNN, Jumat (30/5/2025).

    “Saya sendiri melakukan banyak perubahan dalam hidup setelah menyadari hal itu.”

    Olahraga Jadi Kunci Utama

    Perubahan paling besar yang dilakukan Topol adalah soal olahraga. Dulu, ia hanya fokus pada latihan aerobik karena latar belakangnya sebagai ahli jantung. Namun kini, ia menambahkan latihan kekuatan dan keseimbangan ke dalam rutinitasnya.

    “Perbedaannya luar biasa. Saya lebih kuat dan bugar daripada sebelumnya,” katanya.

    Topol menyarankan siapa pun yang ingin memperpanjang umur sehat untuk memulai dari aktivitas paling dasar yakni berjalan kaki.

    “Jika kamu tidak aktif, mulailah dengan jalan cepat. Tambahkan tantangan seperti tanjakan dan tingkatkan kecepatan. Kalau sudah berkeringat, itu pertanda bagus,” jelasnya.

    Untuk membentuk tubuh bagian atas, ia menyarankan penggunaan resistance band, sementara latihan berdiri dengan satu kaki bisa melatih keseimbangan, semua menurutnya bisa dilakukan di rumah, tanpa biaya besar.

    Tidur Berkualitas, Bukan Sekadar Lama

    Topol juga menyoroti pentingnya tidur berkualitas. Salah satu temuan terbaru dalam bukunya adalah peran sistem glimfatik, mekanisme yang membantu membersihkan ‘limbah’ dari otak saat kita tidur.

    “Dulu saya sulit tidur. Tapi sekarang, saya lebih disiplin soal waktu makan, asupan cairan, dan rutinitas tidur. Tidur terlalu larut atau makan besar di malam hari bisa mengganggu,” jelasnya. Ia kini tidur pada waktu yang sama setiap malam, kecuali sesekali saat akhir pekan.

    Pola Makan Bersih dan Rendah Olahan

    Dalam hal makanan, Topol menghindari daging merah sejak 40 tahun lalu dan lebih banyak mengonsumsi ikan serta makanan nabati. Ia menekankan bahaya makanan ultra-olahan (ultra-processed foods/UPF) yang ia sebut sebagai ‘makanan alien’.

    “Sulit menghindarinya sepenuhnya, tapi saya membatasi semaksimal mungkin,” tegasnya.

    Ia juga menambahkan sedikit asupan protein seiring usia dan peningkatan latihan kekuatan, tetapi tetap menghindari pola konsumsi ekstrem yang disebutnya tidak berdasarkan bukti ilmiah.

    Suplemen, Alkohol, dan Stres

    Soal suplemen, Topol cenderung skeptis. Menurutnya, suplemen hanya bermanfaat jika ada kekurangan spesifik seperti vitamin D atau B12. “Untuk orang sehat yang menjaga pola hidup, tidak ada bukti bahwa suplemen punya manfaat nyata,” lanjut dia.

    Ia juga membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari tujuh gelas per minggu, dan menjaga kestabilan mental dengan olahraga serta aktivitas di alam terbuka. “Berada di alam, seperti berjalan atau hiking, punya efek positif untuk stres dan kesehatan mental,” katanya.

    NEXT: Tak Ada Kata Terlambat untuk Memulai

    Meski genetik bukan segalanya, Topol tak menampik peran teknologi medis dalam mencegah penyakit. Lewat pemeriksaan risiko genetik (polygenic risk scores), ia mengetahui bahwa dirinya berisiko tinggi terkena penyakit jantung meski tidak memiliki riwayat keluarga.

    Hal ini membuatnya lebih agresif menurunkan kadar kolesterol dan memeriksa biomarker lainnya, termasuk Lp(a) dan sistem kekebalan tubuhnya.

    Ia juga berencana melakukan pengukuran usia biologis organ, seperti jantung dan otak, lewat teknologi organ clocks.

    Tidak Pernah Terlambat Memulai

    Topol menegaskan, tidak ada kata terlambat untuk memulai hidup sehat.

    “Penyakit seperti kanker, jantung, dan Alzheimer bisa berkembang selama puluhan tahun. Jadi, kalau kita mulai menjaga diri di usia 40, 50, bahkan 70 sekalipun, kita tetap bisa mendapatkan manfaatnya,” bebernya.

    Ia optimistis, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, masa depan dunia medis adalah pencegahan, bukan sekadar pengobatan.

    “Kita hidup di era luar biasa. Kini kita punya jalur nyata untuk mencegah penyakit kronis lewat data, teknologi, dan perubahan gaya hidup,” pungkasnya.

  • Video: Dokter Imbau Tak Berlebihan Konsumsi Daging saat Idul Adha

    Video: Dokter Imbau Tak Berlebihan Konsumsi Daging saat Idul Adha

    Jakarta – Dokter spesialis penyakit dalam Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, Sp.Pd mengimbau masyarakat untuk tidak berlebihan mengonsumsi daging saat Hari Raya Idul Adha.

    Makan daging berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dan asam urat pada tubuh. Dampak buruk ini lebih berisiko jika seseorang punya sindrometabolik yang mengakibatkan jumlah kolesterol dan asam urat jauh lebih tinggi.

    (/)