Jenis Media: Kesehatan

  • Thailand ‘Dihantui’ Varian Baru COVID-19, Ada Kasus Kematian

    Thailand ‘Dihantui’ Varian Baru COVID-19, Ada Kasus Kematian

    Jakarta

    Pemerintah Thailand mewaspadai varian baru COVID-19 NB.1.8.1 yang menyebar belakangan ini. Warga diminta waspada dan mengikuti langkah-langkah pencegahan.

    Deputi juru bicara pemerintah Anukool Pruksanusak mengumumkan pada Sabtu (31/5/2025), situasi makin mengkhawatirkan. Mengutip WHO, COVID-19 disebutnya meningkat secara signifikan di Pasifik Barat, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur.

    Persebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 meningkat sejak pertengahan Februari, dengan positivity rate mencapai 11 persen. Angka ini tercatat paling tinggi sejak Juli 2024.

    Dikutip dari The Nation, varian baru NB.1.8.1 mengalami perkembangan pesat. Varian ini merupakan subvarian dari XDC.1.5.1 yang juga adalah turunan dari varian JN.1.

    Pada pertengahan Mei 2025, varian ini telah mencakup 10,7 persen dari sekuens genetik global, dari yang hanya 2,5 persen empat pekan sebelumnya. Meski terbilang masih minoritas, varian ini mengalami peningkatan pesat khususnya di Pasifik barat (dari 8,9 persen menjadi 11,7 persen), Amerika (dari 1,6 persen menjadi 4,9 persen), dan Eropa (dari 1,0 persen menjadi 6,0 persen).

    Di Asia Tenggara, baru ada 5 kasus yang dilaporkan dan hingga kini belum ada laporan di Afrika dan Mediterania Timur.

    Sementara itu, Thailand melaporkan 41.283 kasus baru pada 30 Mei 2025 dengan 2 kasus kematian. Area metropolitan Bangkok mencatat jumlah kasus paling tinggi, disusul Provinsi Chonburi. dengan laju infeksi paling tinggi di kalangan dewasa-bekerja, pelajar, anak, dan lansia.

    NEXT: Indonesia mengeluarkan Imbauan

    Surat edaran Kementerian Kesehatan RI tentang kewaspadaan COVID-19 menyebut peningkatan kasus di kawasan Asia terjadi sejak minggu ke-12 tahun 2025. Varian XEC dan JN.1 dalam edaran tersebut dilaporkan paling dominan di Thailand.

    Merespons kewaspadaan tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyampaikan imbauan bagi yang berencana bepergian ke luar negeri. Selain memantau perkembangan COVID-19 melalui kanal resmi, Kemlu juga mengimbau untuk menerapkan protokol kesehatan berikut:

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi yang sakit atau jika berada di kerumunan.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernafasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    Simak Video “Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Potret Aksi Lincah Petarung Tarung Derajat di Tengah Hiruk Pikuk CFD Depok

    Potret Aksi Lincah Petarung Tarung Derajat di Tengah Hiruk Pikuk CFD Depok

    Foto Health

    Averus Kautsar – detikHealth

    Senin, 02 Jun 2025 05:00 WIB

    Jakarta – Aksi atlet muda tarung derajat membuat pengunjung car free day (CFD) Depok berdecak kagum. Diharapkan olahraga bela diri ini lebih dikenal luas oleh masyarakat.

  • Terlalu Cepat Kurus Ada Bahayanya, Ini Saran Dokter Gizi soal Diet

    Terlalu Cepat Kurus Ada Bahayanya, Ini Saran Dokter Gizi soal Diet

    Jakarta – Gemuk memang tidak sehat, apalagi sampai overweight dan obesitas. Namun begitu, menurunkan berat badan terlalu cepat ternyata juga tidak dianjurkan karena ada risikonya.

    Dokter gizi klinis dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK mengatakan, progress penurunan berat badan idealnya ada di kisaran 2-4 kg. Ini artinya, dalam sepekan tidak dianjurkan untuk berat badan turun lebih dari 1 kg.

    Dikhawatirkan, berat badan yang terlalu cepat tidak hanya mengikis massa lemak. Menurut dr Dessy, sering kali diet yang terlalu ambisius seperti ini juga mengorbankan massa otot yang sebenarnya sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan metabolisme.

    “Makin banyak otot hilang, kita takutkan ketika makan dikit saja metabolismenya rendah. Makin berisiko lagi untuk berat badan meningkat,” jelasnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    Untuk bisa menurunkan berat badan dengan sehat, dr Dessy menyarankan pola makan yang seimbang. Selain itu, olahraga juga penting untuk menjaga defisit kalori serta membantu menjaga massa otot.

    (up/up)

  • Thailand ‘Dihantui’ Varian Baru COVID-19, Ada Kasus Kematian

    Sisa-sisa Peringatan COVID-19, Wajib Masker hingga Social Distancing

    Sisa-sisa Peringatan COVID-19, Wajib Masker hingga Social Distancing

  • Rayakan 17 Tahun Pelayanan, Damessa Beri Perawatan Gigi Gratis di Bogor

    Rayakan 17 Tahun Pelayanan, Damessa Beri Perawatan Gigi Gratis di Bogor

    Jakarta – Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-17, Klinik Gigi Damessa, salah satu penyedia layanan kesehatan gigi terpercaya di Indonesia, menggelar kegiatan sosial bertajuk ‘Pemeriksaan dan Perawatan Gigi Gratis’. Berlangsung di Gedung Kebon Jati Indraprasta, Bogor, acara ini menjangkau 100 peserta dari komunitas ojek daring serta masyarakat umum.

    Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WIB ini menjadi upaya Klinik Gigi Damessa untuk terus berkontribusi kepada masyarakat sekaligus bentuk kepedulian terhadap isu kesehatan gigi dan mulut yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

    “Kami tergerak ketika melihat data dari Kementerian Kesehatan yang menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu temuan paling dominan dalam pemeriksaan kesehatan gratis di Indonesia. Ini menjadi panggilan bagi Damessa, yang selama 17 tahun telah berfokus melayani masyarakat di bidang ini,” ujar Founder Damessa, drg.Hastin Dian A, Sp KGA dalam keterangan tertulis, Minggu (1/6/2025).

    Pelayanan Profesional Setara Klinik

    Foto: Klinik Gigi Damessa

    Dalam kegiatan ini, sebanyak 14 dokter gigi umum dan spesialis memberikan layanan berupa pemeriksaan gigi, pencabutan, penambalan sederhana, dan aplikasi fluoride topikal. Seluruh tindakan dilakukan dengan standar klinik yang ketat guna memastikan keamanan dan kualitas pelayanan.

    “Meskipun dilakukan di luar ruang praktik biasa, kami memastikan seluruh prosedur pelayanan tetap setara dengan yang diterapkan di klinik mulai dari sterilisasi hingga teknik penanganan medis, semua dijalankan secara cermat,” jelas drg.Hastin.

    Foto: Klinik Gigi Damessa

    Kegiatan ini dibagi ke dalam tiga kloter dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Melihat respons positif ini, Damessa berencana menjadikan program ini sebagai agenda sosial tahunan yang akan menjangkau lebih banyak wilayah di masa mendatang.

    “Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi terus meningkat, namun akses terhadap layanan masih belum merata. Di sinilah Damessa merasa terpanggil untuk turut hadir dan membantu,” tambahnya.

    Sejalan dengan visinya, Damessa akan terus memperluas dampak sosial dan menghadirkan pelayanan kesehatan gigi yang inklusif, profesional, dan berkelanjutan.

    Sebagai informasi, Damessa merupakan klinik gigi yang telah berdiri sejak tahun 2008 dan kini memiliki 19 cabang yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Dikenal melalui pendekatan humanis dan pelayanan medis berstandar tinggi, Klinik Gigi Damessa terus memperkuat posisinya sebagai mitra terpercaya masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

    (ads/ads)

  • Jangan Lupa Bahagia, Liburan Nggak Happy Risikonya Jantung Koroner

    Jangan Lupa Bahagia, Liburan Nggak Happy Risikonya Jantung Koroner

    Jakarta – Long weekend menjadi kesempatan untuk recharge energi fisik dan mental yang tergerus oleh rutinitas sehari-hari. Saran dokter jantung, manfaatkan benar-benar untuk merasa bahagia.

    Menurut dokter jantung dr Yuri Afifah, SpJP, liburan bisa dimanfaatkan untuk menekan hormon kortisol. Hormon ini dilepaskan oleh kelenjar adrenal ketika stres dan dapat mempengaruhi kerja jantung maupun organ lain di dalam tubuh.

    “Memang kalau misalnya kita liburan, harapannya hormon kortisolnya bisa turun ya sehingga kita stresnya akan berkurang,” katanya dalam perbincangan dengan detikcom di Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).

    Tentunya, liburan hanya akan bermanfaat bagi jantung jika dijalani dengan bahagia. Hormon kortisol turun, jantung jadi lebih stabil ketika masa-masa liburannya terasa menyenangkan.

    “Tapi kalau liburannya ternyata menekan dan tidak bahagia, ya sama aja malah hormon kortisolnya tambah naik,” jelas dr Yuri.

    Peningkatan hormon kortisol karena stres, menurut dr Yuri dapat mensupresi hormon lain di dalam tubuh. Selain mempengaruhi denyut jantung, juga meningkatkan risiko gula darah tinggi dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

    “Ending-nya akan menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner,” jelasnya.

    (up/up)

  • COVID-19 di Thailand Meroket 65 Ribu Kasus dalam Sepekan, Inikah Pemicunya?

    COVID-19 di Thailand Meroket 65 Ribu Kasus dalam Sepekan, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Thailand menjadi salah negara di Asia yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 secara signifikan. Dikutip dari The Nation, total ada 204.965 kasus COVID-19 di Thailand dalam periode 1 Januari-24 Mei 2025.

    Center for COVID-19 Situation Administration (CCSA) mengungkapkan ada 65.007 kasus dalam seminggu di pekan terakhir penghitungan.

    Dikutip dari Asia Nikkei, Bangkok menjadi wilayah dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi. Festival air Songkran yang dilaksanakan pada bulan April disebut-sebut menjadi salah satu penyebab kenaikan kasus drastis di Thailand.

    Akibat kejadian ini, sekolah-sekolah di Thailand, khususnya di Bangkok, telah melakukan penyemprotan desinfektan di ruang kelas sejak pertengahan semester baru pada bulan Mei. Beberapa sekolah bahkan beralih ke pembelajaran online untuk menghindari risiko infeksi.

    Pemerintah Thailand saat ini juga lebih memperhatikan pasokan peralatan kesehatan, termasuk medis, selama kenaikan kasus COVID-19 ini.

    “Pemerintah telah memantau distribusi masker, alat uji antigen, dan hand sanitizer untuk memastikan persediaan cukup tersedia dengan harga yang wajar sehingga orang-orang dapat melindungi diri dari virus yang muncul kembali,” kata wakil juru bicara pemerintah Thailand, Anukool Prusanusak.

    Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand juga memberikan akses digital kepada pasien COVID untuk berkonsultasi dengan dokter dan memungkinkan pengiriman obat secara cepat. Ini bisa dilakukan tanpa kontak langsung dengan manusia.

    Anukool menekankan konsultasi kesehatan bisa dilakukan melalui berbagai aplikasi secara gratis.

    Sebelumnya, Kepala Departemen Virologi Klinis di Chulalongkorn University sudah memprediksi kenaikan kasus COVID-19 di bulan April, yang bertepatan dengan perayaan Songkran. Pola ini berbeda dari penyakit pernapasan lainnya seperti influenza, yang biasanya melonjak selama musim hujan atau setelah dimulai tahun ajaran.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 8 ribu kasus COVID di tahun sebelumnya, Yong mencatat penyebaran virus lebih mungkin terjadi akibat perkumpulan banyak orang di ruang terbatas dan peningkatan mobilitas selama periode festival.

    NEXT: Angka kematian dan sebaran kasus

    CCSA mengungkapkan angka kematian COVID-19 periode 1 Januari sampai 24 Mei 2025 mencapai 51 orang. Pada pekan terakhir penghitungan, ada sekitar 8 kasus kematian tambahan.

    Berikut ini sederet wilayah di Thailand dengan peningkatan kasus tertinggi:

    Bangkok: 12.184 pasienChon Buri: 4.018 pasienNonthaburi: 2.891 pasienSamut Prakan: 2.837 pasienRayong: 2.355 pasien

    CCSA juga mengidentifikasi tiga kelompok usia dengan jumlah pasien COVID tertinggi, sebagai berikut:

    Usia 20-29 tahun: 11.298 pasienUsia 30-39 tahun: 12.860 pasienUsia 60 tahun ke atas: 9.887 pasien

  • Video Dear Pemerintah, Ini Saran CISDI agar Masyarakat Mau Makan Sehat

    Video Dear Pemerintah, Ini Saran CISDI agar Masyarakat Mau Makan Sehat

    Jakarta – Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dorong pemerintah untuk menaikkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan. Agar menurunkan angka obesitas yang terjadi di Indonesia

    CISDI menyarankan salah satunya bisa melalui edukasi baik dari food labelling maupun pengaturan iklan. Hal ini agar masyarakat bisa mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

    (/)

  • Hati-hati! Serangan Jantung Rentan Terjadi saat Liburan, Ini Wanti-wanti Dokter

    Hati-hati! Serangan Jantung Rentan Terjadi saat Liburan, Ini Wanti-wanti Dokter

    Jakarta – Liburan seharusnya menjadi waktu yang menyenangkan untuk melepas penat dan memulihkan energi. Namun, siapa sangka momen liburan justru dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), membenarkan serangan jantung rentan terjadi saat liburan. Namun, bukan karena liburannya, melainkan pola hidup yang kerap berubah selama liburan.

    “Stres perjalanan, begadang, dan kadang lupa minum obat. Semua itu bisa jadi pemicu,” imbuhnya saat dihubungi detikcom, Selasa (27/5/2025).

    dr Vito juga menyoroti kecenderungan masyarakat untuk mengabaikan gejala penyakit saat liburan. Menurutnya, banyak yang memilih menunda pemeriksaan karena enggan merusak suasana momen liburan.

    Akibatnya, kondisi kesehatan bisa memburuk dan rumah sakit justru dipenuhi pasien pasca-liburan.

    “Pernah juga pasien serangan jantung terjebak macet di jalan sehingga datang sudah dalam keadaan sangat kritis,” tuturnya lagi.

    Untuk itu, dr Vito mengimbau masyarakat tetap menjaga pola hidup sehat selama liburan. Ia menyarankan agar tetap makan dalam porsi wajar, rutin berolahraga meskipun ringan, dan tidak bermalas-malasan.

    “Silakan menikmati daging dan berlibur, tapi jangan abaikan sinyal dari tubuh,” katanya.

    (suc/suc)

  • COVID-19 Varian XEC Ngegas di Thailand, Ini Anjuran Kemlu RI

    COVID-19 Varian XEC Ngegas di Thailand, Ini Anjuran Kemlu RI

    Jakarta – Kementerian Kesehatan RI belum lama ini mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus COVID-19. Sejak minggu ke-12 tahun 2025 hingga saat ini, kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di Asia seperti Hong Kong, Malaysia, Singapura, hingga Thailand.

    Di Thailand misalnya, tercatat 65.007 kasus baru COVID-19 selama periode 18 hingga 24 Mei Berdasarkan data Center for COVID-19 Situation Administration Thailand (CCSA). Sementara itu, jumlah kumulatif periode 1 Januari hingga 24 Mei 2025 mencapai 204.965 ribu kasus, dengan 51 kematian.

    CCSA menyatakan, 3.544 pasien masih dirawat di rumah sakit, dan 61.463 pasien menjalani pemulihan di rumah.

    Adapun varian COVID-19 yang tersebar di beberapa negara Asia meliputi XEC dan JN.1 di Thailand, LF.7 dan NB.1.8 di Singapura, JN.1 di Hongkong, dan XEC di Malaysia.

    Terkait kondisi tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan imbauan.

    “Dengan adanya peningkatan kasus COVID-19 di Asia, kami mengimbau Anda yang berencana bepergian ke luar negeri, khususnya kawasan Asia, untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau perkembangan kasus COVID-19 melalui kanal resmi pemerintah setempat atau WHO,” demikian kata Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu), dikutip dari laman resminya, Minggu (1/6/2025).

    Tak hanya itu, Kemlu RI juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai berikut.

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi yang sakit atau jika berada di kerumunan.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    (suc/up)