Jenis Media: Kesehatan

  • Jessie J Buka-bukaan Didiagnosis Kanker Payudara Stadium Awal

    Jessie J Buka-bukaan Didiagnosis Kanker Payudara Stadium Awal

    Jakarta

    Penyanyi Jessie J didiagnosis kanker payudara. Kabar ini dia sampaikan melalui akun Instagram pribadi miliknya pada Selasa (3/6).

    “Saya didiagnosis menderita kanker payudara stadium awal. Kanker itu menyebalkan dalam bentuk apa pun, tetapi saya berpegang teguh pada kata ‘stadium awal’,” kata dia.

    Wanita berusia 37 tahun itu juga mengatakan dia akan menjalani operasi setelah tampil di konser Summertime Ball 2025 di London pada tanggal 15 Juni. Dalam unggahannya, dia juga menunjukkan rasa solidaritasnya dengan orang lain yang berjuang melawan kanker.

    “Hati saya hancur melihat begitu banyak orang mengalami hal yang sama dan lebih buruk-itulah yang membunuh saya,” ucap dia.

    Kanker payudara paling sering dikaitkan dengan benjolan di payudara. Namun, gejala yang dialami dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis kanker payudara yang diidap.

    Dikutip dari Cancer UK, kanker payudara stadium awal atau stadium 1 seperti yang diidap Jessie J berarti kanker masih kecil dan hanya terdapat di jaringan payudara atau mungkin ditemukan di kelenjar getah bening yang dekat dengan payudara.

    Stadium 1 kanker payudara dibagi menjadi 1A dan 1B. Stadium 1A berarti kanker berukuran 2 sentimeter atau lebih kecil dan belum menyebar ke luar payudara.

    Stadium 1B berarti beberapa sel kanker payudara ditemukan di kelenjar getah bening yang dekat dengan payudara dan tidak ditemukan kanker di payudara atau kanker payudara berukuran 2 cm atau lebih kecil.

    (kna/kna)

  • Fakta-fakta Lonjakan COVID-19 di Thailand, Kematian Tinggi-Sekolah Online Lagi

    Fakta-fakta Lonjakan COVID-19 di Thailand, Kematian Tinggi-Sekolah Online Lagi

    Jakarta

    Thailand menjadi salah satu negara di Asia dengan kasus COVID-19 yang terus meningkat. Bahkan, jumlah kematian akibat infeksi SARS-CoV2 di Negeri Gajah Putih terbilang cukup tinggi dibandingkan akibat penyakit lain.

    Dikutip dari The Nation, dalam sebuah unggahan Facebook, seorang dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn, Assoc Prof Dr Thira Woratanarat menyebut dalam sebulan terakhir, ada sekitar 170 ribu orang yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.

    Pada situasi ini, Dr Thira mengatakan ada sekitar 37 kematian akibat infeksi COVID-19. Sebagai perbandingan, hanya satu kematian yang dilaporkan akibat influenza selama periode yang sama.

    Pada periode 18 hingga 24 Mei, COVID-19 terus menyebabkan jumlah penyakit dan kematian tertinggi di antara warga Thailand. Jumlah kasus COVID-19 lima kali lebih banyak daripada kasus diare, sepuluh kali lebih banyak daripada kasus influenza, dan 30 kali lebih banyak daripada kasus keracunan makanan.

    COVID-19 Tidak Boleh Dianggap Remeh

    Dr Thira menekankan, meskipun COVID-19 saat ini telah berstatus endemik, virus ini tidak tetap tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini karena infeksi virus ini tidak sama dengan flu biasa, dan biasanya bisa menimbulkan gejala yang lebih berat daripada influenza.

    Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau virus SARS-CoV2 varian LP.8.1 dan NB.1.8.1.

    Varian LP.8.1 kini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB.1.8.1 terus meningkat, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.

    WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena lebih cepat menyebar atau menular dibandingkan LP.8.1, serta mampu menghindari kekebalan tubuh 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar terhadap perlindungan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

    Total atau kumulatif kasus sepanjang 2025 di Thailand menjadi 240.606 kasus. Sementara jumlah kematian mencapai 53 orang.

    NEXT: Sekolah di Thailand Mendadak Online Lagi

    Kasus COVID-19 di Thailand yang melonjak tinggi, hingga 18.000 pasien per hari membuat pihak sekolah membuat aturan khusus terkait kegiatan belajar mengajar.

    Salah satunya adalah sekolah Bangkaew di bawah Pemerintah Kota Bangkaew, Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan yang menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar mulai tanggal 4 hingga 6 Juni 2025.

    Selama masa penutupan ini, siswa diimbau untuk menyelesaikan tugas dari rumah. Kegiatan belajar mengajar akan kembali normal pada 9 Juni 2025. Pihak sekolah juga meminta para staf, guru, dan siswa untuk menjaga kesehatan dan menghindari kerumunan.

    Klaster-Klaster Penyebaran COVID-19 di Thailand

    Ada sekitar 14 klaster penyebaran COVID-19 di Thailand, di antaranya:

    Enam klaster di penjara dengan 198 kasusLima klaster di sekolah dengan 258 kasusDua klaster di pangkalan militer dengan 178 kasusSatu klaster di rumah sakit dengan 35 kasus

    Pemerintah mendesak para orang tua untuk tidak membawa bayi di bawah usia satu tahun ke tempat umum atau ramai. Hal ini karena sistem kekebalan bayi yang masih berkembang, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan risiko gejala berat.

    Simak Video “Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Kisah Pilu Petinju Umur 25 Meninggal karena Kanker, Gejalanya Diabaikan Dokter

    Kisah Pilu Petinju Umur 25 Meninggal karena Kanker, Gejalanya Diabaikan Dokter

    Jakarta

    Seorang petinju wanita profesional meninggal di usia 25 tahun karena kanker. Sebelum kematiannya, gejala kanker yang dirasakannya kerap diabaikan dokter.

    Kabar kematian Georgia O’Connor, petinju di Inggris ini disampaikan oleh agensi yang menaunginya pada 25 Mei lalu. Kematian O’Connor terjadi beberapa bulan setelah dia mengungkapkan bahwa dirinya mengidap kanker.

    “Selama 17 minggu sejak awal Oktober, saya terus-menerus merasakan sakit, bolak-balik antara Durham dan Newcastle RVI A&E, sambil tahu jauh di lubuk hati saya ada sesuatu yang salah,” tulis O’Connor.

    “Sejak awal saya katakan bahwa saya merasa itu kanker. Saya TAHU risikonya. Saya menderita kolitis dan PSC, dua penyakit yang secara drastis meningkatkan kemungkinan terkena penyakit itu. Saya TAHU seberapa tinggi risiko saya dan keduanya memang demikian,” sambung dia.

    O’Connor, yang berasal dari Durham, Inggris, tidak menyebutkan jenis kanker yang diidapnya. Saat pemeriksaan pertamanya di Oktober tahun lalu, dia memohon kepada dokter untuk memeriksanya tetapi diabaikan oleh tim

    Pada bulan Januari 2025, O’Connor mengatakan ia didiagnosis kanker terminal atau kanker stadium akhir. Dua tahun sebelumnya, dokter mengatakan dia mengidap kolitis ulseratif, yang menyebabkan peradangan dan ulserasi di usus besar.

    Dikutip dari laman Healthline, kanker terminal mengacu pada kanker yang tidak dapat disembuhkan atau diobati. Kadang-kadang disebut juga kanker stadium akhir. Semua jenis kanker dapat menjadi kanker terminal.

    Kanker terminal tidak dapat diobati. Oleh karena itu, pengobatan kanker terminal berfokus pada upaya membuat seseorang merasa senyaman mungkin.

    (kna/kna)

  • Kenalan Sama Dokter Saraf Tertua di Dunia, Masih Aktif di Umur 102 Tahun

    Kenalan Sama Dokter Saraf Tertua di Dunia, Masih Aktif di Umur 102 Tahun

    Jakarta

    Dokter saraf di Ohio, Amerika Serikat, dr Howard Tucker, menjalani usia senjanya dengan tetap aktif dan produktif. Meski sudah memasuki umur ke-102 tahun, dia masih senang mengajar walau sudah berhenti praktik saat usia 101 tahun.

    Tucker, dikenal sebagai dokter tertua di dunia yang masih praktik, telah merawat pasien selama hampir delapan dekade. Gelar tersebut dianugerahkan oleh Guinness World Records sesaat sebelum ulang tahunnya yang ke-99.

    Meski tak lagi menangani pasien, dr Tucker belum sepenuhnya pensiun. Dia masih mengajar mahasiswa kedokteran di Case Western Reserve University dan memberikan konsultasi dalam kasus-kasus medis-hukum berkat gelar sarjana hukum yang diraihnya pada usia 67 tahun.

    “Pensiun, menurut saya, adalah musuh umur panjang,” kata Tucker baru-baru ini kepada Al Roker dari TODAY.

    dr Tucker terus berpraktik sebagai dokter hingga usia 100 tahun, dan baru berhenti setelah rumah sakit tempatnya bekerja tutup pada tahun 2022. Jika tidak ada penutupan, dr Tucker mengatakan mungkin masih bekerja.

    Ia bahkan “mencari pekerjaan lain” meskipun ia mengakui, “tidak ada yang menginginkan saya di usia saya.”

    Penelitian menunjukkan bahwa memiliki tujuan hidup, terus belajar hal-hal baru, dan terlibat dalam aktivitas yang membutuhkan pemecahan masalah, kreativitas, dan perhatian adalah kunci untuk tetap tajam secara mental hingga usia lanjut.

    Rata-rata harapan hidup orang Amerika adalah 77,5 tahun pada tahun 2022, dan Tucker telah melampauinya sejak lama. Orang tuanya hidup hingga usia 84 dan 96 tahun, tetapi ia mengatakan gen yang baik hanyalah sebagian kecil dari rahasia umur panjangnya.

    Pola makannya sederhana. Dalam podcast mindbodygreen, dr Tucker mengatakan bahwa ia memulai harinya dengan buah musiman dan terkadang sereal, lalu meminum susu 2% dan secangkir teh sebagai pengganti kopi.

    Ia biasanya melewatkan makan siang agar tetap bugar, dan makan malamnya biasanya berupa ikan dan sayuran terutama brokoli dengan sesekali daging.

    Menjelang ulang tahunnya yang ke-103 pada bulan Juli, dr Tucker tidak membuang-buang waktu untuk mengkhawatirkan akhir hidupnya.

    “Saya tidak pernah memikirkan kematian,” katanya kepada TODAY. “Hidup berarti tahu bahwa Anda akan mati karena hidup adalah penyakit yang mematikan. Jadi, saya menjalaninya.”

    (kna/kna)

  • Foto Manusia yang Alami Kondisi Medis Aneh, 100 Persen Nyata Bukan Hasil AI

    Foto Manusia yang Alami Kondisi Medis Aneh, 100 Persen Nyata Bukan Hasil AI

    Foto Health

    Averus Al Kautsar – detikHealth

    Senin, 02 Jun 2025 20:01 WIB

    Jakarta – Berikut ini sederet kejadian medis aneh yang pernah ditemukan oleh dokter. Salah satunya ada dokter menemukan cacing ginjal raksasa.

  • Video: Iklan dan Promosi soal Vape Bakal Diregulasi

    Video: Iklan dan Promosi soal Vape Bakal Diregulasi

    Video: Iklan dan Promosi soal Vape Bakal Diregulasi

  • Dear Pasutri, Agendakan Sesi Bercinta Malam Ini Biar Tidur Lebih Nyenyak

    Dear Pasutri, Agendakan Sesi Bercinta Malam Ini Biar Tidur Lebih Nyenyak

    Jakarta

    Sebuah studi mengungkapkan bahwa melakukan aktivitas seksual sebelum tidur dapat membantu seseorang tidur lebih nyenyak. Hasil temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Sleep Health.

    Para peneliti di Central Queensland University dan Flinders University di Australia memantau kualitas tidur tujuh pasangan suami istri selama 11 malam berturut-turut. Setiap malam sebelum tidur, mereka bergantian antara tiga kondisi, yakni masturbasi sendiri, berhubungan seks, atau tidak melakukan aktivitas seksual.

    Para peserta menyelesaikan survei harian tentang seks dan tidur mereka. Kualitas tidur mereka juga diukur secara objektif dengan headset polisomnografi, yang merekam aktivitas otak, gerakan, dan pernapasan.

    Hasilnya, pada malam-malam peserta melakukan aktivitas seksual, mereka akan memundurkan waktu tidur hingga setengah jam. Tetapi, ini diimbangi dengan efisiensi tidur yang lebih baik.

    Mereka juga cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk terjaga di malam hari. Hasil ini juga tidak bias dengan pelaporan dari headset perekam tidur.

    Peserta melaporkan sendiri adanya peningkatan dalam kesiapan dan motivasi mereka untuk hari setelah aktivitas seksual. Dengan menggunakan skala 100 poin, mereka melaporkan termotivasi hingga 5 poin lebih banyak pada hari setelah sesi ‘solo’, dan 11 poin lebih banyak setelah berhubungan seks dengan pasangan.

    Dikutip dari Science Alert, tampaknya tidak ada peningkatan pada seberapa cepat peserta tertidur atau berapa lama mereka tidur. Tetapi, tim dipimpin oleh ilmuwan olahraga tidur Michele Lastella dari Central Queensland University menduga hal ini mungkin sebagian disebabkan oleh ukuran sampel yang sangat kecil.

    “Peserta yang harus segera mengenakan headset dan memulai aplikasi telepon untuk merekam tidur. Mereka juga dapat meredupkan cahaya setelahnya,” tulis Lastella dan rekan-rekannya.

    Untuk benar-benar mengungkap manfaat klinis, para peneliti menyarankan agar penelitian di masa mendatang harus melibatkan ukuran sampel yang lebih besar, rentang seksualitas yang lebih luas, dan meliputi individu dengan gangguan tidur, kondisi kesehatan, dan rentang usia yang lebih luas.

    (sao/kna)

  • Cerita Wanita Brasil ‘Mengasuh’ Boneka Replika Bayi, Gemas atau Seram?

    Cerita Wanita Brasil ‘Mengasuh’ Boneka Replika Bayi, Gemas atau Seram?

    Jakarta

    Gabi Matos (21) seorang Youtuber mengungkapkan alasan mengapa ia begitu mencintai koleksi boneka bayi hiper-realistis milikinya. Dalam keseharian, ia bahkan memperlakukan bonekanya seperti anak asli.

    Boneka bayi yang dimiliki Matos sangat mirip dengan bayi asil. Beberapa koleksi yang disebut ‘reborn’ itu bahkan bisa menangis, mengisap dot, pipis, memiliki kuku, bulu mata, bahkan guratan wajah.

    Jika dilihat sekilas, tidak ada bedanya boneka milik Matos dengan bayi sungguhan.

    Permintaan bayi replika ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal 1990-an, terutama ditujukan untuk orang dewasa. Tren ini meroket di Amerika Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Boneka yang terbuat dari silikon atau vinil ini bisa dipatok hingga ribuan dollar AS.

    “Saya selalu menyukai bayi dan boneka, sejak usia sangat muda. Ketika saya menemukan model seni ini, saya langsung jatuh cinta,” kata Matos dikutip dari SCMP, Senin (2/6/2025).

    Sejauh ini, koleksi boneka bayi Matos sudah mencapai 22 buah. Melalui kanal Youtube, ia menjadikan aktivitas perawatan bayi-bayinya sebagai pekerjaan full time. Total ia sudah memiliki 1,3 juta subscriber di kanal Youtube-nya.

    Meski banyak yang menyambut baik kontennya, tak sedikit pula yang mencibir perilaku Matos. Beberapa dari netizen bahkan menyebut dirinya harus dirawat di rumah sakit jiwa.

    “Orang-orang bilang aku seharusnya dirawat di rumah sakit jiwa karena mereka percaya kami memperlakukan boneka-boneka itu seperti anak sungguhan,” katanya.

    “Padahal tidak demikian, itu sangat menyedihkan,” sambung Matos.

    Salah satu bentuk boneka replika bayi yang sangat realistis, dan banyak dibeli oleh wanita Brazil. Foto: AFP/NELSON ALMEIDA

    Tren mengasuh boneka ini menjadi sorotan di Brazil setelah sekelompok kolektor melakukan pertemuan di sebuah taman di Sao Paulo. Netizen terbagi menjadi dua kelompok, ada yang mencibir perilaku tersebut, ada yang menganggapnya hanya hobi biasa.

    Kolektor sekaligus pemilik toko boneka bayi Alana Generoso menegaskan pelanggan yang datang ke tempatnya adalah orang-orang yang waras. Ia mengklaim apa yang ditawarkan di tokonya adalah ‘mimpi’, bukan sekedar boneka biasa.

    Toko yang dibuat Alana didesain khusus seperti rumah sakit bersalin yang otentik lengkap dengan inkubator. Meski mengakui ada beberapa orang yang merawat boneka seakan bayi sungguhan, Alana menyebut jumlahnya tidak banyak.

    “Banyak anak-anak datang ke toko, begitu pula orang dewasa yang menjalani kehidupan normal,” kata Alana.

    NEXT: Termasuk gangguan jiwa?

    Psikolog Viviane Cunha menjelaskan mengoleksi boneka bayi belum tentu bisa dikatakan sebagai gangguan jiwa. Menurutnya, ini hanya bisa dikategorikan gangguan jiwa jika hobi tersebut menyebabkan kerugian sosial, emosional, atau ekonomi.

    “Jika misalnya mereka membolos kerja karena ‘bayinya demam’, dan ia meyakini hal itu benar, maka ia membutuhkan bantuan profesional,” jelas Viviane.

    Viviane menyebut tren ini mungkin berhubungan dengan epidemi kesepian global yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikaitkan dengan pembatasan sosial selama pandemi COVID-19.

    “Saya pikir boneka itu muncul dari pencarian ikatan atau koneksi emosional,” tandasnya.

  • Uhuk-uhuk, Bakar Sampah Sembarangan Bisa Picu ISPA

    Uhuk-uhuk, Bakar Sampah Sembarangan Bisa Picu ISPA

    Snapshots

    Andhika Prasetia – detikHealth

    Senin, 02 Jun 2025 17:30 WIB

    Depok – Perilaku warga yang membakar sampah sembarangan masih sering ditemukan di sekitar kita. Dampaknya, bisa membuat orang lain menderita ISPA.

  • Bayi Jenius Punya IQ Tinggi, Umur 2 Tahun Sudah Kenal Kode Morse-Tabel Periodik

    Bayi Jenius Punya IQ Tinggi, Umur 2 Tahun Sudah Kenal Kode Morse-Tabel Periodik

    Jakarta

    Seorang bayi berusia 2 tahun menjadi anggota termuda Mensa, klub eksklusif yang hanya menerima orang-orang dengan IQ 132 atau lebih, menurut catatan Guinness World Records. Joseph Harris-Birtill, lahir pada 23 November 2021, diterima di organisasi tersebut pada usia 2 tahun 182 hari.

    “Segera menjadi jelas bahwa dia adalah makhluk kecil yang luar biasa,” kata ibu Harris-Birtill, Dr Rose Harris-Birtill.

    Di umurnya yang masih sangat belia, Harris-Birtill sudah mempelajari kode morse, menghapal alfabet Yunani dan tertarik belajar tabel periodik. Di saat anak-anak sebayanya baru belajar mengenal huruf, dia sudah mampu mengucapkan kata pertamanya di usia 7 bulan.

    Harris-Birtill 13 hari lebih muda dari anggota perempuan termuda Mensa, Isla McNabb dari Amerika, saat ia diterima di klub tersebut pada tahun 2022. Ia juga secara otomatis menyandang gelar anggota Mensa termuda di Inggris, mengalahkan Teddy Hobbs yang meraih peringkat tersebut pada usia 4 tahun pada tahun 2023.

    Rose mengatakan ia berharap berbagi kisah putranya akan membantu meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan unik anak-anak seperti putranya.

    “Adalah kesalahpahaman umum bahwa segala sesuatu sangat mudah bagi anak-anak berbakat. Namun, setiap orang membutuhkan stimulasi dan pemahaman yang tepat sepanjang hidup mereka, dan sayangnya bakat unik pembelajar yang sangat cakap dapat meredup karena tekanan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak dirancang dengan baik untuk mereka,” katanya kepada Guinness World Records.

    Ibunya yang juga seorang dosen di University of St Andrews di Scotland, Inggris mengatakan anaknya cukup beruntung untuk bersekolah di taman kanak-kanak yang cemerlang dan memiliki guru yang sangat baik. Dia berharap bergabung di Mensa bisa memberi anaknya komunitas teman sebaya yang bisa mendukungnya dengan kecerdasan luar biasa yang dimiliki buah hatinya.

    Tonton juga “Serba-serbi Sains: Semua Tentang Plasenta” di sini:

    Next: Tanda-tanda anak jenius

    Istilah jenius merujuk pada seseorang dengan kekuatan intelektual atau kreatif yang luar biasa. Skor IQ jenius pertama adalah sekitar 140. Itu sekitar satu dari setiap 250 orang. Namun, seorang peneliti terkemuka pada tahun 1940-an menyarankan bahwa seorang jenius harus memiliki IQ lebih dari 180. Itu sekitar satu dari setiap 2 juta orang.

    Ada banyak tanda-tanda jenius yang berbeda. Tidak ada dua otak dan tidak ada dua orang yang sama, bahkan saudara kembar. Jenius yang berbeda dapat menunjukkan sifat yang berbeda.

    Tanda-tanda anak jenius

    Tidak ada daftar resmi untuk tanda-tanda jenius. Beberapa tanda yang sering muncul pada anak-anak antara lain:

    Kebutuhan yang kuat akan stimulasi dan keterlibatan mentalKemampuan untuk mempelajari topik baru dengan cepatKemampuan untuk memproses informasi baru dan kompleks dengan cepatKeinginan untuk mengeksplorasi topik tertentu secara mendalamKeingintahuan yang tak terpuaskan, sering kali ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaanMempelajari materi pendidikan pada tingkat kelas yang lebih tinggiKedalaman dan kepekaan emosionalPembelajar yang cepatLebih sadar daripada anak-anak lain akan diri sendiri, situasi sosial, dan isu-isu globalKegembiraan tentang topik atau minat yang unik

    Tonton juga “Serba-serbi Sains: Semua Tentang Plasenta” di sini: