Jenis Media: Kesehatan

  • Berapa Lama Daging Kurban Aman Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli

    Berapa Lama Daging Kurban Aman Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli

    Jakarta

    Berlebihan mengonsumsi daging sapi atau kambing di momen Idul Adha tentu berisiko, kolesterol dan asam urat dalam darah bisa melonjak. Tidak ada salahnya menyisakan sebagian, lalu menyimpan sisa daging tersebut di kulkas atau freezer.

    Pertanyaannya, berapa lama daging beku bisa bertahan di dalam kulkas?

    Dikutip dari Healthline, US Department of Agriculture (USDA) menyebut ada dua jenis bakteri yang bisa tumbuh pada daging yang disimpan. Pertama adalah bakteri patogen yang bisa menyebabkan penyakit, dan mudah tumbuh di daging yang tidak dibekukan.

    Jenis berikutnya adalah bakteri pembusuk. Hingga tahap tertentu memang tidak selalu bikin sakit, tetapi bakteri ini bisa mengubah rasa, penampilan, dan bau.

    Untuk menghambat pertumbuhan bakteri, maka pembekuan bisa jadi alternatif penyimpanan. USDA menyarankan untuk membekukan daging di suhu -18 derajat celcius. Di suhu tersebut, bakteri dan kuman lain akan inaktif karena aktivitas enzimnya melambat.

    Dikutip dari Medicalnewstoday, temperatur yang lebih hangat dari ini memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Karenanya, daging yang disimpan di kulkas namun tidak masuk freezer biasanya hanya bisa bertahan beberapa hari.

    Berapa lama daging beku bisa disimpan?

    Secara umum, daging ternak segar seperti sapi bisa dibekukan selama beberapa bulan tanpa menurunkan kualitasnya. Potongan daging segar bisa disimpan lebih lama dibanding daging giling, yang tidak disarankan untuk disimpan lebih dari 3-4 bulan.

    Setelah dimasak, daging juga masih bisa dibekukan. Namun US FDA (Food and Drug Administration) menyarankan untuk tidak menyimpan daging matang lebih dari 2-3 bulan.

    Tips menyimpan di freezer

    Salah satu tips menyimpan daging di freezer adalah dengan membaginya dalam beberapa kemasan yang lebih kecil. Kelebihannya, kemasan yang lebih kecil akan lebih mudah disusun di dalam freezer. Selain itu, tidak perlu men-defrost semua daging ketika ingin memasaknya sebagian.

    Cukup mengambil seperlunya, sehingga sisanya tetap beku. Membekukan kembali daging beku yang sudah di-defrost memang tidak dilarang, tetapi umumnya menurunkan kualitas.

    Perlukah dicuci sebelum masuk freezer?

    Nah ini yang selalu menjadi perdebatan. Pada dasarnya, yang terpenting adalah daging yang akan disimpan dan dibekukan harus cukup segar, tidak busuk, dan tidak terkontaminasi. Pencucian dibutuhkan jika memang dirasa tidak meyakinkan.

    (up/tgm)

  • Berapa Lama Daging Kurban Aman Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli

    Tips Mengeluarkan Sisa Daging Kurban Beku dari Kulkas Agar Proteinnya Tak Rusak

    Jakarta

    Ketika menerima daging kurban, mungkin ada sebagian daging yang tersisa lalu disimpan di kulkas. Bagaimana cara mengolah daging yang beku dengan benar?

    Spesialis Gizi, dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK, menuturkan daging beku yang dikeluarkan dari kulkas bisa diletakkan di wadah dan dialiri air. Selain itu, bisa juga direndam dengan air dingin.

    “Sebetulnya kalau untuk direndam di air itu masih diperbolehkan dibanding diletakkan di yang betul-betul di suhu ruang. Jadi air pun yang air dingin ya. Jadi bukan yang air hangat ataupun air panas. Kalau bisa sih sebetulnya lebih ke yang kayak air mengalir gitu ya. Tapi itu masih dalam wadah ya. Jadi bukan dicuci,” kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    Cara lainnya adalah diletakkan di chiller atau kulkas bagian bawah dan diamkan sekitar 12-24 jam. Jika ingin cepat-cepat memasak daging, maka bisa menggunakan microwave.

    “Kalau misalnya memang udah buru-buru nih, gimana caranya bisa dengan defrost yang ada di microwave. Tapi dengan yang model yang dia memang untuk dicairkan itu ya. Tapi dengan syarat habis itu langsung dia masak,” tutur dr Dessy.

    Jika didiamkan terlalu lama di suhu ruang, maka hal tersebut bisa mempercepat perkembangan bakteri yang ada dalam daging. Sehingga proses pencairan daging ini perlu diperhatikan dengan baik.

    Perlu diketahui, daging beku yang langsung dimasak atau direndam di air panas bisa merusak struktur protein yang ada. Tanpa didiamkan dulu di suhu ruang, dikhawatirkan dagingnya juga tidak matang sempurna dalam proses pemasakan.

    (elk/up)

  • Wanita Ini Kena Kanker Usus Stadium 2 di Usia 39, Dikira Cuma Kelelahan Biasa

    Wanita Ini Kena Kanker Usus Stadium 2 di Usia 39, Dikira Cuma Kelelahan Biasa

    Jakarta

    Seorang wanita dari Melbourne, Australia, membagikan kisahnya yang terkena kanker usus di usia 39 tahun. Wanita bernama Danni Duncan itu awalnya tak percaya dirinya mengidap kanker lantaran merasa sehat dan bugar.

    Duncan mengungkapkan kanker yang diidapnya mulai menyebar ke organ-organ di sekitarnya, meskipun ia telah menjalani gaya hidup sehat.

    “Saya merasa menjadi orang yang paling sehat dan dapat melakukan banyak hal untuk menjaga kesehatan,” tuturnya yang dikutip dari Daily Mail.

    “Selama empat tahun terakhir saya mengonsumsi 80-90 persen makanan utuh, menggunakan produk-produk yang sehat, tidak banyak minum alkohol, berolahraga setiap hari, dan mengonsumsi makanan berserat,” sambung Duncan.

    Duncan berasal dari keluarga tanpa riwayat kanker, sehingga ia terkejut saat didiagnosis mengidap penyakit tersebut.

    Kondisi ini terungkap setelah ia menjalani kolonoskopi bulan lalu. Dokter kemudian menjelaskan penyebab diagnosis tersebut dan risiko mematikan yang ditimbulkan.

    “Ia (dokter) mengatakan bahan kimia dalam makanan, karsinogen melaui daging merah, daging yang dibakar, dipanggang, bacon, ham, merupakan faktor lingkungan yang kita hadapi pada tahun 90-an. Dan kita tidak mengetahui efek jangka panjangnya hingga sekarang,” jelas Duncan.

    Selain itu, paparan produk pembersih yang digunakan Duncan saat masih kecil juga diduga bisa menjadi salah satu penyebabnya.

    Setelah didiagnosis, ia mendesak para orang tua = untuk ‘berhenti memberi anak-anak makanan ultra-olahan’. Menurutnya, makanan yang terlalu banyak diproses akan berdampak buruk pada anak-anak di kemudian hari.

    “Anda mungkin berpikir mereka baik-baik saja. Ya, mereka baik-baik saja sekarang, tetapi apa yang sebenarnya apa yang dilakukan Anda saat ini dapat menjadi hal yang buruk untuk anak-anak,” katanya.

    Gejala Kanker Usus Besar yang Dikeluhkan

    Duncan mengaku hanya mengalami sedikit gejala kanker usus besar. Ia merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya dan terus-menerus kelelahan.

    Hasil tes menunjukkan kondisinya disebabkan oleh perdarahan internal akibat tumor di usus. Ia pun menjalani operasi pengangkatan kanker, yang sekaligus mengharuskan pengangkatan sebagian usus dan seluruh usus buntunya.

    Tes lanjutan menunjukkan, jaringan kanker yang diangkat telah memasuki stadium 2, artinya sel kanker mulai menyebar ke luar lapisan usus dan hampir mengenai organ-organ di sekitarnya.

    Meski belum menyebar ke kelenjar getah bening, ‘jalur umum’ penyebaran kanker ke seluruh tubuh, dokter menemukan tanda-tanda pertumbuhan sel kanker di area tersebut. Duncan pun diminta menjalani konsultasi lebih lanjut.

    (sao/suc)

  • COVID-19 Juga Ngegas di India, Tercatat 4 Kasus Kematian dalam 24 Jam

    COVID-19 Juga Ngegas di India, Tercatat 4 Kasus Kematian dalam 24 Jam

    Foto Health

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Sabtu, 07 Jun 2025 13:07 WIB

    Jakarta – India pada Jumat (6/6/2025), melaporkan jumlah total kasus COVID-19 yang aktif telah mencapai 5.364 kasus dan empat kematian baru dalam 24 jam.

  • Gagal Ginjal di Usia 25? 5 Kebiasaan Harian yang Harus Dihindari

    Gagal Ginjal di Usia 25? 5 Kebiasaan Harian yang Harus Dihindari

    Jakarta

    Seorang wanita di Bandung mengalami gagal ginjal stadium akhir di usia 20-an tahun. Wanita tersebut pertama kali didiagnosis di usia 22 tahun, lalu kisahnya viral saat ia menginjak usia 25 tahun sekitar akhir 2023.

    Awalnya, wanita ini mengalami beberapa keluhan yang umum dirasakan sehari-hari seperti mual hingga susah makan. Namun keluhan tersebut disertai juga dengan memar di beberapa bagian tubuh, dan juga mimisan.

    Sempat dikira cuma kecapekan karena memang mobilitasnya tinggi, namun seiring berjalannya waktu kondisinya memburuk. Wanita ini memeriksakan diri ke dokter, dan hasil pemeriksaan menunjukkan, kedua ginjalnya sudah tidak berfungsi alias rusak.

    Ia sendiri meyakini, gaya hidup yang buruk berkontribusi pada kondisinya saat ini. Begitu juga dengan riwayat minum pil diet herbal, yang ia sendiri tidak yakin apakah punya izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

    “Aku tuh salahnya nggak ngecek BPOM, nggak ngecek kandungannya, bukan dari dokter. Itu sih, itu fatalnya,” katanya kepada detikcom, Senin (25/9/2023).

    5 Kebiasaan Harian yang Harus Dihindari

    Menurut spesialis penyakit dalam dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH, gagal ginjal yang menyerang usia muda umumnya memang berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Namun demikian, ada banyak faktor lain yang bisa menjadi penyebab.

    “Umumnya tidak ada penyebab tunggal. Penyakit ini proses berjalannya lama tapi progresif,” kata dr Tunggul.

    1. Konsumsi garam berlebih

    Praktisi kesehatan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr Pringgodigdo Nugroho, menyebut konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi. Jika tidak tertangani, hipertensi bisa menjadi penyebab gagal ginjal.

    2. Kurang minum

    Kekurangan cairan tubuh bisa mengganggu fungsi ginjal secara bertahap. Awalnya bisa memicu infeksi, lalu berkembang menjadi peradangan dan terbentuk batu ginjal.

    “Kemudian ada batu ginjal karena kekurangan cairan jadi zat-zat pembentuk batu tinggi sehingga terjadi batu ginjal itu melalui hal tersebut,” jelas dr Pringgodigdo.

    3. Kurang olahraga

    Sebuah penelitian di University of Leicester menyebut, duduk dalam waktu lama meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Secara tidak langsung, kurang bergerak juga meningkatkan risiko obesitas serta diabetes mellitus, yang keduanya berkaitan erat dengan kerusakan ginjal.

    4. Keseringan minum obat pereda nyeri

    Obat-obat pereda nyeri bersifat toksik pada hati dan ginjal, karenanya hanya dianjurkan dalam kondisi memang benar-benar dibutuhkan. Kebiasaan sedikit-sedikit minum pereda nyeri akan membuat ginjal cepat rusak.

    “Jadi perlu diedukasi ke masyarakat penggunaan obat penghilang rasa nyeri ini harus berdasarkan pengawasan dokter,” kata konsultan ginjal dan hipertensi dr Elizabeth Yasmine Wardoyo, SpPD-KGH.

    5. Keseringan ngopi

    Menurut dr Elizabeth Subsp GH(K), sebenarnya kopi tidak memiliki risiko buruk bagi ginjal. Namun tren yang berkembang, generasi muda cenderung minum kopi dengan berbagai tambahan seperti gula dan susu kental manis. Gula berlebih ini yang akhirnya merusak ginjal.

    “Biasanya generasi muda yang WFH tuh konsumsi kopi nggak hanya sekali ya (dalam sehari),” jelasnya.

    (up/tgm)

  • Rebusan Daun Salam Bisa Turunkan Tekanan Darah? Ini Kata Penelitian

    Rebusan Daun Salam Bisa Turunkan Tekanan Darah? Ini Kata Penelitian

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi menjadi salah satu kondisi yang perlu diantisipasi sehabis perayaan kurban. Olahan daging yang tinggi garap bisa bikin tensi melonjak. Bisakah diatasi dengan rebusan daun salam?

    Daun salam atau bay leaf merupakan herba yang berasal dari pohon salam atau Laurus nobilis. Sesuai namanya, sering juga disebut sebagai bay-laurel. Di dunia kuliner, daun salam banyak digunakan untuk memberi citarasa khas dalam masakan.

    Di pasar, daun salam dijual dalam bentuk masih segar maupun kering. Penggunaannya cukup dimasukkan ke dalam masakan selama proses memasak, dan bisa diambil untuk disingkirkan saat makanan hendak disajikan. Memang, daun ini teksturnya keras sehingga susah dikunyah ataupun dicerna.

    Kandungan Nutrisi Daun Salam

    Dalam satu sendok makan remukan daun salam, terkandung nutrisi sebagai berikut:

    Energi: 5,5 kaloriProtein: 0,1 gramLemak: 0,1 gramKarbohidrat: 1,3 gram

    Dikutip dari WebMD, daun salam juga mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B6, kalsium, zat besi, dan mangaan.

    Manfaat Daun Salam untuk Tekanan Darah

    Rebusan daun salam hanya menambahkan sangat sedikit kalori ke dalam masakan. Sebaliknya, herba ini menambahkan banyak serat serta vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain memperbaiki sistem imun, antioksidan juga menjaga fungsi kardiovaskular.

    Sebuah riset di Research Journal of Pharmacy and Technology menyebut, daun salam mengandung minyak sitrat esensial dan euganol, tamin, dan flavonoid. Berbagai kandungan tersebut dikatakan punya kemampuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

    Riset ini menyimpulkan adanya efek pemberian rebusan daun salam dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Lasalimu Selatan, Buton, Sulawesi Tenggara. Meski demikian, ditegaskan bahwa penurunan tekanan darah tidak berarti menyembuhkan.

    Senyawa aktif dalam daun salam utamanya adalah flavonoid. Dalam penelitian lainnya, disebutkan daun salam bisa menurunkan dan menjaga tekanan darah pada kelompok pra-lansia dengan hipertensi.

    Kemungkinan Efek Samping

    Pada umumnya, daun salam aman digunakan dalam masakan. Hanya saja disebutkan, daun ini memang susah dicerna sehingga tidak dikonsumsi dalam bentuk sayuran, hanya untuk memasak atau diambil air rebusannya.

    Dikutip dari Healthline, informasi tentang keamanan tidak banyak tersedia. Karenanya, disarankan untuk tidak mengonsumsi daun ini saat kehamilan dan menyusui.

    Pada pengidap diabetes, daun salam mungkin mempengaruhi kadar gula darah. Beberapa bukti juga menunjukkan adanya dampak pada sistem saraf, sehingga bisa mempengaruhi efek anestesi saat operasi. Disarankan untuk tidak mengonsumsi daun salam kurang lebih 2 pekan sebelum menjalani operasi.

    (up/tgm)

  • Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru

    Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru

    Jakarta – Kasus Covid-19 di Thailand melonjak kembali. Dilansir dari data Departemen Pengendalian Penyakit Thailand (DDC) terdapat 23 ribu kasus baru serta 8 orang wafat akibat Covid-19.

    Diketahui virus Covid-19 yang beredar mayoritas berasal dari varian JN.1 serta XEC.

    (/)

  • Awas Kolesterol Naik Usai Idul Adha, Kenali Tanda-tandanya

    Awas Kolesterol Naik Usai Idul Adha, Kenali Tanda-tandanya

    Jakarta

    Perayaan Idul Adha identik dengan menyantap aneka hidangan daging, seperti opor, gulai, sate, atau rendang. Karena kelezatannya, banyak orang sering kalap mengonsumsi daging hingga tidak sadar akan bahaya kolesterol tinggi yang mengintai.

    Pasalnya, daging dan makanan bersantan merupakan salah satu pemicu peningkatan kadar kolesterol. Lalu, apa saja ciri-ciri kadar kolesterol naik setelah makan daging?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, menjelaskan, saat makan, tubuh biasanya akan langsung merespons dengan mengaktifkan proses pencernaan dan penyerapan di saluran cerna.

    Selama proses ini, aliran darah lebih banyak dialihkan ke saluran pencernaan, sehingga organ lain, termasuk otak, mendapatkan pasokan darah yang lebih sedikit. Itu sebabnya setelah makan banyak, seseorang bisa merasakan ngantuk dan lemas. Kondisi ini umumnya adalah respons alami tubuh.

    “Mengantuk, kemudian agak kurang konsentrasi setelah makan itu hal yang lumrah atau yang biasa,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Selain rasa mengantuk, konsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol seperti daging juga bisa memicu keluhan lain, seperti begah atau perut kembung (bloating). Begitu pula jika kadar kolesterol atau lemak jenuh dalam tubuh berlebihan, seseorang bisa mengalami nyeri atau rasa tegang di area pundak, leher, hingga bagian belakang kepala (kuduk).

    Menurutnya, gejala seperti ini muncul karena penyerapan asam lemak berlebihan yang dapat memengaruhi sistem kardiovaskular dan menyebabkan gangguan pada otot serta saraf di sekitar area tersebut.

    “Dan ini ada hubungannya dengan setelah dilakukan penyerapan dari asam lemak yang ada, maka akan kemungkinan terjadi suatu perubahan secara kardiovaskular, terutama di pembuluh-pembuluh darah yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan otot dan saraf tadi,” ucapnya lagi.

    “Nah, itu yang kita sedang merasakan, seperti kuduknya tegang, agak pusing juga, sakit kepala. Nah tentu itu tanda-tanda yang lebih advance ya, untuk apakah ini ada hubungan dengan makanan yang berlemak yang kita konsumsi,” katanya.

    NEXT: Penyebab lain sakit kepala dan tengkuk

    Meskipun demikian, dr Ray menegaskan rasa tegang di kuduk hingga sakit kepala yang terjadi setelah makan makanan berlemak memang bisa menjadi tanda adanya masalah, tetapi belum tentu langsung berkaitan dengan kolesterol tinggi. Menurutnya, ada banyak faktor lain yang juga bisa menyebabkan gejala serupa, sehingga membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Jadi ada begitu banyak, begitu banyak variabel atau komponen lain menjadi juga gejala-gejala seperti itu,” imbuhnya lagi.

  • Nggak Main-main! Wanita Ini Sukses Lakukan 7 Ribu Pull-Up dalam 24 Jam

    Nggak Main-main! Wanita Ini Sukses Lakukan 7 Ribu Pull-Up dalam 24 Jam

    Foto Health

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Sabtu, 07 Jun 2025 11:02 WIB

    Jakarta – Seorang wanita Australia berusia 34 tahun, Olivia Vinson, memecahkan rekor Guinness World Records dengan melakukan 7.079 pull-up dalam 24 jam.

  • Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

    Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

    Jakarta

    Daging kurban bukan satu-satunya yang dinantikan dalam perayaan Idul Adha. Bagian yang tak kalah dinanti adalah jeroan atau organ dalam.

    Pada dasarnya, organ memiliki banyak manfaat kesehatan, melebihi daging otot yang umum dikonsumsi.

    Apa Itu Jeroan?

    Jeroan atau organ dalam adalah bagian lain dari hewan selain daging otot, termasuk:

    Darah, tulang, dan kulitOtakJantungGinjal dan hatiUsus dan babat (lapisan lambung)Pankreas dan timusLidah

    Ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, mengatakan organ atau jeroan mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin A untuk membantu penglihatan dan sistem kekebalan tubuh, vitamin D yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan, vitamin K2 untuk kesehatan tulang, vitamin B6 dan B12 untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat, serta selenium, magnesium, dan zink, maupun riboflavin.

    Adapun kandungan vitamin dan mineralnya bervariasi tergantung pada jenis organ dan hewan sumbernya.

    “Bagi kebanyakan orang, daging organ merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang,” imbuhnya dikutip dari Dikutip dari Cleveland Clinic, Sabtu (7/6/2025).

    Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan

    Meski memiliki manfaat, jeroan atau organ dalam tak boleh dikonsumsi secara berlebihan lantaran bisa memicu dampak pada tubuh. Berikut penjelasannya.

    1. Peningkatan Asam Urat

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau uric acid di dalam tubuh.

    Menurut dr Ray, jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi. Ketika protein dengan kadar purin tinggi ini dicerna tubuh, akan dipecah menjadi energi dan sisa metabolisme berupa asam urat.

    “Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurutnya, kandungan purin dalam jeroan memang tidak setinggi kacang-kacangan, namun tetap signifikan.

    Konsumsi jeroan secara berlebihan bisa menyebabkan kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar normal maupun mereka yang sudah memiliki riwayat kadar asam urat tinggi.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegasnya.

    2. Mengandung Kolesterol Tinggi

    Jeroan umumnya aman dikonsumsi dalam jumlah sedang oleh kebanyakan orang. Namun, organ atau jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

    “Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak,” kata Zumpano.

    3. Kelebihan Vitamin A dan Zat Besi

    Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan cacat lahir. Karena jeroan mengandung vitamin A dalam kadar tinggi, ibu hamil disarankan untuk menghindarinya. Selain itu, jeroan juga kaya akan zat besi, yang bisa menjadi masalah bagi individu dengan gangguan kelebihan zat besi.

    Anak-anak pun memerlukan vitamin A dan zat besi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, sehingga konsumsinya perlu dibatasi dan diberikan dalam porsi yang lebih kecil.

    4. Fatty Liver atau Penyakit Hati Berlemak

    Sebuah penelitian besar terhadap orang dewasa menemukan, mengonsumsi jeroan dapat sedikit meningkatkan risiko terkena fatty liver atau penyakit hati berlemak nonalkohol. Namun, para peneliti merekomendasikan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

    Sebagai langkah pencegahan, individu dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, dua faktor risiko penyakit hati berlemak nonalkohol, sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari konsumsi jeroan atau organ.

    5. Kanker Kandung Kemih

    Sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian menemukan, mengonsumsi organ atau jeroan secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut (termasuk penelitian berskala besar). Jika memiliki riwayat infeksi kandung kemih, merokok, atau memiliki faktor risiko lainnya, batasi konsumsi jeroan.

    (suc/tgm)