Jenis Media: Kesehatan

  • Minum Rebusan Jahe dan Sereh Setelah Kurban, Bisa Netralisir Lemak?

    Minum Rebusan Jahe dan Sereh Setelah Kurban, Bisa Netralisir Lemak?

    Jakarta

    Kandungan lemak dalam daging kurban bisa memicu berbagai memicu peningkatan kolesterol dan asam urat jika berlebihan. Beberapa ramuan herbal dipercaya bisa membantu mengatasinya, termasuk rebusan jahe dan sereh.

    Bicara soal lemak di dalam tubuh, umumnya yang dimaksud adalah lipid yakni senyawa yang secara alamiah memiliki fungsi tertentu. Termasuk di antaranya untuk menyimpan cadangan energi, menyerap vitamin, dan memproduksi hormon.

    Ada banyak jenis lemak di dalam tubuh, masing-masing punya fungsi yang berbeda dan harus dijaga keseimbangannya. Terganggunya keseimbangan lipid di dalam tubuh dapat membahayakan.

    Dikutip dari Clevelandclinic, jenis lipid atau lemak di dalam tubuh yang banyak dikenal adalah kolesterol dan trigliserida. Lebih spesifik lagi, ada dua jenis kolesterol yakni HDL (high-density lipoproteins) atau ‘kolesterol baik’ dalam istilah awam, dan LDL (low-density lipoproteins) atau ‘kolesterol jahat’.

    Beberapa jenis herba diyakini bisa membantu mengembalikan keseimbangan lemak di dalam tubuh. Rebusan jahe dan sereh atau serai termasuk di antaranya.

    Manfaat Jahe untuk Menetralisir Lemak

    Sebuah review di jurnal Food and Function menyebut, jahe (Zingiber officinale) mungkin bisa menurunkan kolesterol dengan mekanisme yang sudah dipahami para ilmuwan. Herba ini mengaktifkan enzim yang meningkatkan pemakaian lemak dalam tubuh sehingga kadarnya bisa dikurangi.

    Penelitian lain di Journal of Nutrition College menyebut, jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) yakni salah satu varietas jahe yang cukup populer untuk pengobatan, memiliki kandungan fenol yang dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol darah. Eksperimen terhadap sejumlah partisipan menunjukkan, minuman jahe merah sebanyak 3,2 ml/kgBB per hari selama 21 hari dapat menurunkan kolesterol total secara signifikan.

    Dalam sebuah riset di Journal of Science and Technology Research for Pharmacy, rasa pedas pada jahe berasal dari kandungan keton yang disebut zingeron. Kandungan aktif lainnya adalah gingerol dan shogaol, yang berfungsi sebagai antioksidan dengan menghambat enzim pemicu inflamasi.

    Sejumlah aktivitas farmakologis jahe yang lain juga pernah diamati, termasuk efek hipolipidemik dan hipoglikemik.

    Manfaat Sereh untuk Menetralisir Lemak

    Sereh atau serai merupakan sekelompok tanaman dari genus Cymbopogon. Beberapa spesies yang cukup populer adalah serai dapur (Cymbopogon citratus) yang banyak digunakan sebagai bumbu masak, dan serai wangi atau citronella (Cymbopogon nardus).

    Dikutip dari Healthline, serai secara umum memiliki banyak kandungan aktif yang berfungsi sebagai antioksidan. Fungsinya untuk menangkal radikal bebas di dalam tubuh yang bisa menyebabkan penyakit.

    Antioksidan juga membantu mencegah disfungsi sel-sel di dalam tubuh.

    Sebuah penelitian di jurnal Current Research in Nutritional and Food Science menyebut, kandungan peptida yang diperoleh melalui hidrolisis ekstrak serai punya efek menurunkan kolesterol dalam uji pada hewan. Protein ini disebut menjanjikan sebagai makanan fungsional untuk mencegah risiko kardiovaskular.

    (up/tgm)

  • Pakar UI Wanti-wanti Kebiasaan Makan Daging Seperti Ini Perburuk Gejala GERD

    Pakar UI Wanti-wanti Kebiasaan Makan Daging Seperti Ini Perburuk Gejala GERD

    Jakarta

    Berbagi daging kurban di momen Hari Raya Idul Adha menjadi momen istimewa, terutama bagi masyarakat yang jarang mengonsumsi daging. Namun, tetap perlu diingat, konsumsi berlebihan di balik kenikmatan tersebut, jelas berisiko. Salah satunya gangguan pencernaan yang patut diwaspadai, seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

    Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia (FK UI) yang juga spesialis penyakit dalam dari Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengingatkan konsumsi daging secara berlebihan, terutama dalam waktu singkat, bisa memicu timbulnya GERD. Gangguan ini muncul akibat aliran balik isi lambung ke kerongkongan yang menimbulkan sensasi panas di dada (heartburn), regurgitasi, hingga rasa pahit di mulut.

    “Lemak yang berlebihan dapat memperlambat pengosongan lambung dan melemahkan katup lambung-kerongkongan, sehingga isi lambung naik kembali,” jelas Prof Ari, dalam keterangannya, Minggu (8/6/2025).

    GERD kini semakin sering ditemukan di masyarakat, seiring perubahan gaya hidup. Berdasarkan pengamatan di rumah sakit, sekitar 20 persen pasien yang datang dengan keluhan maag ternyata mengalami GERD, terlihat dari hasil endoskopi saluran cerna atas.

    Selain heartburn dan regurgitasi, mereka dengan kondisi GERD bisa mengalami gejala lain seperti nyeri ulu hati, kembung, sering sendawa, hingga keluhan yang menyerupai penyakit jantung. Bahkan, asam lambung yang naik juga dapat menyebabkan batuk kronis, sesak napas, radang tenggorokan, dan keluhan pada gigi.

    Lebih lanjut, Prof Ari menyoroti kebiasaan yang memperburuk risiko GERD saat Idul Adha. Misalnya, menyantap daging berlemak yang dimasak dengan santan atau bumbu pedas, serta langsung tidur setelah makan.

    “Kebiasaan langsung rebahan setelah makan daging akan memperparah gejala GERD. Ini bisa memicu heartburn pada 4 dari 5 pasien GERD,” ujarnya.

    Agar tetap bisa menikmati daging kurban tanpa risiko GERD, Prof Ari membagikan beberapa tips penting:

    Konsumsi daging secukupnya, tidak berlebihan dalam satu waktuSertakan sayur dan buah dalam menu makanHindari konsumsi bersamaan antara daging dan jeroan (usus, otak, hati, paru, limpa).Jangan tidur minimal dua jam setelah makanHindari makanan dan minuman pemicu GERD lainnya termasuk makanan asam, pedas, kopi, soda, alkohol, cokelat, dan keju.

    “Lemak dan protein tetap penting untuk tubuh, tetapi perlu dikonsumsi dengan bijak. Jangan sampai kenikmatan sesaat justru berujung keluhan kesehatan,” pungkas Prof Ari.

    (naf/up)

  • Pakar UGM Ungkap Karakteristik Varian COVID-19 MB.1.1 yang Dominan di RI

    Pakar UGM Ungkap Karakteristik Varian COVID-19 MB.1.1 yang Dominan di RI

    Jakarta

    Kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah negara Asia, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, juga menjadi kewaspadaan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat penambahan tujuh kasus baru COVID-19 dalam periode 25-31 Mei 2025. Dengan penambahan ini, total kasus COVID-19 di Indonesia pada 2025 menjadi 72 kasus.

    Ahli mikrobiologi klinik dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada, Prof Tri Wibawa, mengingatkan meskipun peningkatan kasus terjadi di negara tetangga, belum tentu lonjakan kasus yang sama terjadi di Indonesia.

    “Namun, belajar dari penularan yang sangat cepat dan meluas selama pandemi, alangkah baiknya jika kita bersiap,” ujar Prof Wibawa, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/6/2025).

    Menurutnya, tingkat penyebaran saat ini relatif rendah, karena varian yang dominan di negara tetangga berbeda dengan di Indonesia. Di Thailand, varian utama adalah XEC dan JN.1. Di Singapura, varian yang beredar adalah LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari JN.1. Sementara di Malaysia, XEC juga menjadi varian yang mendominasi.

    Adapun varian dominan di Indonesia saat ini adalah MB.1.1, yang belum termasuk dalam daftar Variant of Interest (VOI) maupun Variant Under Monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prof Wibawa menyebut, informasi mengenai varian ini masih terbatas, tetapi secara umum gejalanya mirip dengan varian Omicron lain.

    “Gejala yang ditimbulkan selama ini mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, antara lain demam, pusing, batuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi,” jelasnya.

    Meskipun jumlah kasus tergolong rendah dan gejala tidak tergolong berat, Prof. Wibawa tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan cukup istirahat sebagai bentuk antisipasi.

    Ia juga menyarankan masyarakat untuk kembali mengenakan masker bila mengalami gejala flu, serta menghindari keramaian jika kondisi tubuh tidak fit.

    “Jika berada di tengah keramaian, batasi diri untuk tidak berada di tempat ramai apabila kondisi kesehatan tidak prima,” ujarnya.

    Prof Wibawa turut mengingatkan pentingnya mendapatkan informasi dari sumber tepercaya, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan kredibel.

    “Kita harus yakin bahwa bersama-sama kita telah memperoleh pengalaman dan pengetahuan untuk bertahan hidup di masa pandemi yang sulit,” pungkasnya.

    (naf/naf)

  • Mitos Fakta: Makan Nanas dan Timun Bantu Turunkan Kolesterol saat Idul Adha

    Mitos Fakta: Makan Nanas dan Timun Bantu Turunkan Kolesterol saat Idul Adha

    JakartaHari Raya Idul Adha identik dengan hidangan berbahan dasar daging yang menggugah selera. Momen tersebut dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menyantap daging sepuasnya. Tapi, konsumsi daging berlebihan kerap dikaitkan dengan lonjakan kadar kolesterol.

    Nah, katanya nih, makan nanas dan timun diyakini bisa bantu nurunin kolesterol. Emang bener? Yuk simak penjelasan dokter berikut!

    (/)

  • Kondisi Terkini Joe Biden usai Didiagnosis Kanker Prostat

    Kondisi Terkini Joe Biden usai Didiagnosis Kanker Prostat

    Jakarta

    Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menceritakan perjuangannya melawan kanker prostat agresif yang diidapnya. Ia pun membahas tentang pengobatan yang dijalaninya.

    Meski kondisinya mengkhawatirkan, Biden optimis sejak mulai pengobatan kanker prostatnya.

    “Prognosisnya bagus. Anda tahu, kami sedang menjalankan semuanya (pengobatan), dan semuanya berjalan lancar,” tutur Biden yang dikutip dari People.

    “Saya merasa baik. Semua orang optimis,” lanjutnya.

    Biden menyampaikan pengobatan yang dijalaninya terdiri dari mengonsumsi pil setiap hari selama enam minggu, sebelum memulai pil atau obat berikutnya.

    Pria berusia 82 tahun itu juga mengatakan ia sedang dirawat oleh ahli bedah terkemuka yang didiagnosis dengan jenis kanker yang sama tiga dekade lalu.

    “Harapannya adalah kita dapat mengalahkan ini (penyakitnya),” terang Biden.

    “Itu tidak akan ada di organ mana pun, tulang saya kuat, itu (kanker) tidak menembus,” tegasnya.

    Sebelumnya, pada 18 Mei 2025 Biden mengumumkan bahwa dirinya didiagnosis kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulang-tulangnya. Itu terjadi setelah mengalami peningkatan gejala saluran kemih.

    Kanker tersebut ditandai dengan skor Gleason 9 (kelompok tingkat 5) yang mewakili bentuk penyakit yang lebih agresif. Saat itu, Biden menyebut bahwa kanker tersebut tampaknya sensitif terhadap hormon, yang memungkinkan penanganan yang efektif.

    (sao/suc)

  • Momen Dokter Temukan Benda Asing di Mr P, Ada Sikat Gigi hingga Kabel Listrik

    Momen Dokter Temukan Benda Asing di Mr P, Ada Sikat Gigi hingga Kabel Listrik

    Foto Health

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Sabtu, 07 Jun 2025 20:04 WIB

    Jakarta – Banya kasus pria yang nekat memasukkan benda-benda asing ke Mr P untuk mendapatkan kepuasan seksual. Begini foto-fotonya.

  • Begini Cara Mengatasi Sembelit Akibat Kebanyakan Makan Daging

    Begini Cara Mengatasi Sembelit Akibat Kebanyakan Makan Daging

    Jakarta

    Tak sedikit orang yang kalap mengonsumsi daging saat momen Idul Adha. Padahal, kebanyakan makan daging tak hanya berisiko meningkatkan kadar kolesterol atau asam urat di dalam tubuh, tetapi juga bisa memicu sembelit.

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, menjelaskan daging bukanlah makanan yang dianjurkan bagi orang yang mengalami gangguan pencernaan, khususnya sembelit.

    Sembelit sendiri merupakan gangguan pada saluran cerna bagian bawah. Karena itu, makanan seperti daging yang memerlukan waktu cerna lebih lama dan lebih kompleks, sebaiknya dibatasi.

    “Jadi memang daging itu tidak disarankan untuk pasien-pasien yang mengalami gangguan passage dari saluran cerna,” imbuhnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Lantas, bagaimana cara mencegah sembelit?

    Untuk mengatasi sembelit, dr Ray menyarankan agar memperbanyak konsumsi serat dari sayur dan buah-buahan, serta mencukupi kebutuhan cairan harian. Kombinasi ini dapat membantu melancarkan pergerakan makanan di saluran cerna.

    “Ya, harus diikuti dengan makan serat dan minum air yang cukup untuk melancarkan passage atau perjalanan makanan yang dicerna di saluran cerna,” sambungnya lagi.

    NEXT: Air putih dan buah pepaya

    Senada, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Ira Purnamasari, menjelaskan mencegah sembelit bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi air putih, buah dan sayur, hingga probiotik.

    Menurutnya, memenuhi asupan cairan minimal 2 liter per hari dapat mencegah seseorang dari susah buang air besar, sekaligus menjaga kesehatan sistem pencernaan. Buah dan sayur juga mengandung serat yang dapat melunakkan feses sehingga feses dapat lebih mudah dikeluarkan.

    “Salah satunya buah pepaya yang sudah tidak diragukan fungsinya dalam melancarkan BAB. Sayuran hijau juga mengandung tinggi serat yang baik dikonsumsi untuk melancarkan BAB,” katanya, dikutip dari laman UM Surabaya, Selasa (3/6).

    Sementara probiotik, seperti tempe yang mengandung probiotik dan bakteri baik untuk sistem pencernaan, dapat membantu memperbaiki frekuensi BAB menjadi lebih teratur.

    “Sama seperti tempe, yogurt juga mengandung probiotik yang dapat membantu melancarkan proses pencernaan,”pencernaan.

  • Benarkah Torpedo Kambing Bisa Dongkrak Libido? Ini Faktanya

    Benarkah Torpedo Kambing Bisa Dongkrak Libido? Ini Faktanya

    Jakarta

    Torpedo atau testis kambing kerap menjadi incaran kaum pria saat momen Idul Adha. Konon torpedo kambing bisa meningkatkan vitalitas pria. Bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan torpedo memang mengandung protein, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan bagian daging lainnya.

    Beberapa studi yang mendukung juga menyebut torpedo kambing mengandung zat bioaktif testosteron yang sering dikaitkan dengan peningkatan hormon pria.

    Meski begitu, lanjut dr Ray, sampai saat ini anggapan tersebut masih menjadi perdebatan di dunia medis. Beberapa studi mendukung, tetapi tidak sedikit pula yang meragukannya.

    “Ada yang bilang ya, ada yang bilang tidak, Jadi sekali lagi ini pro kontra,” katanya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Terlebih, vitalitas pria dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari usia hingga kondisi medis lain seperti komorbid. Karenanya, lanjut dr Ray, tak serta-merta satu jenis makanan bisa langsung memperbaiki kondisi tersebut.

    “Beberapa penelitian yang menyetujui atau yang mendukung teori tersebut memang menunjukkan bahwa zat bioaktif testosteron inilah yang kemudian yang akan membantu untuk mensupport kadar hormon testosteron pria dari luar,” jelas dr Ray.

    “Jadi seolah-olah seperti kita memakan makanan yang hormonal substitusi gitu. Memang dari teori itu kemudian memunculkan ide atau pendapat bahwa menaikan vitalitas dari pria. Tapi kita tahu kan vitalitas itu banyak faktor-faktor variabel yang mempengaruhi,” sambungnya lagi.

    (suc/up)

  • Kerap Dianggap Sepele, Ini Ciri-ciri Kanker Serviks yang Perlu Diwaspadai

    Kerap Dianggap Sepele, Ini Ciri-ciri Kanker Serviks yang Perlu Diwaspadai

    Jakarta

    Kanker serviks terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal pada lapisan serviks, bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina.

    Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV). Kanker serviks berpotensi dicegah dan disembuhkan jika terdeteksi sejak dini. Hampir semua kanker serviks dapat dicegah dengan vaksinasi HPV dan dapat ditangani dengan baik saat terdeteksi lebih awal.

    Kepala onkologi ginekologi di Northwell Health, Dr Fidel Valea, membagikan tiga tanda peringatan yang dapat mengindikasikan gejala kanker serviks.

    “(Gejala-gejala) ini tidak boleh diabaikan dan harus dievaluasi,” tutur Dr Valea dikutip dari NY Post.

    1. Perdarahan Tidak Teratur

    “Perdarahan tidak teratur adalah hal yang umum dan tidak selalu berarti bahwa wanita tersebut menderita kanker. Tetapi, itu adalah gejala umum kanker,” jelas Dr Valea.

    Kanker serviks paling sering didiagnosis pada wanita berusia antara 35 hingga 44 tahun, namun wanita dari segala usia tetap berisiko mengalaminya. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami perdarahan yang tidak normal dan berlangsung selama beberapa bulan

    2. Nyeri Panggul

    “Mirip dengan perdarahan, nyeri tidak berarti kanker. Tetapi, ini merupakan gejala umum wanita dengan kanker (ginekologi) secara umum,” tutur Dr Valea.

    Menurut Dr Valea, nyeri panggul ini mungkin akan muncul secara konstan atau berkala. Jika berlangsung selama beberapa bulan, segera memeriksakan diri ke dokter.

    3. Keputihan yang Tidak Normal

    Dr Valea mengungkapkan gejala kanker serviks lainnya adalah keputihan yan berbau busuk, bisa ringan atau berat. Bahkan, pada beberapa kasus bisa berdarah.

    “Bau dan/atau perlunya memakai pembalut merupakan gejala penting untuk dievaluasi,” sambungnya.

    (sao/suc)

  • Sakit Perut usai Makan Daging? Ini Artinya Menurut Dokter

    Sakit Perut usai Makan Daging? Ini Artinya Menurut Dokter

    Jakarta

    Momen Idul Adha identik dengan berbagai olahan daging kurban, seperti sate hingga gulai. Namun, di balik kenikmatan itu, banyak orang mengeluhkan perut terasa penuh, melilit, atau bahkan nyeri setelah makan daging.

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan, kondisi seperti begah, kembung, hingga nyeri perut pada bagian bawah setelah mengonsumsi daging bisa menjadi tanda tubuh tak mencerna daging dengan baik.

    Gejala-gejala ini kerap muncul karena porsi daging yang dikonsumsi terlalu banyak dalam waktu singkat, sementara gerakan peristaltik atau gerakan alami usus menjadi lambat atau kurang baik.

    “Nah ini akan sedikit membuat seperti kolik atau kurang berjalan dengan baik si pencernaan dari si pasien,” katanya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    “Nah, nyeri perut itu juga salah satu yang kemudian bisa menjadi tanda ya, nyari perut secara keseluruhan atau di area tertentu,” sambungnya lagi.

    Karenanya, dr Ray menyarankan untuk memperhatikan porsi makan, hingga mengimbangi dengan asupan serat dari sayur. Ia juga mengingatkan untuk mencukupi kebutuhan minum air putih untuk melancarkan gerakan atau perjalanan makanan yang dicerna di saluran cerna.

    (suc/up)