Jenis Media: Kesehatan

  • Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Sosok Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw menjadi sorotan setelah meninggal dunia di usia 25 tahun. Pihak keluarga mengatakan Gustiwiw sebelumnya memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi tersebut akhirnya memicu masalah pada jantungnya.

    “Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis, tensinya tinggi terus jadi jantung,” cerita Sri Yulianti, ibu Gusti, dikutip dari detikpop, Senin (16/6/2025).

    Mengapa Tekanan Darah Tinggi Bisa Memicu Masalah Jantung?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA, mengatakan tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk jantung. Menurutnya, tekanan darah tinggi dapat mengganggu jantung dengan beberapa mekanisme, salah satunya pembesaran jantung.

    Kondisi tersebut, lanjutnya, dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang berakibat fatal.

    “Ini bisa membuat orang mengalami kardiomegali (pembesaran jantung). Awalnya bisa tidak terasa signifikan, cepat lelah mungkin salah satu yang paling awal dialami,” ujar dr Vito ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    Tak hanya itu, tekanan darah tinggi juga bisa merusak permukaan pembuluh darah koroner. Kondisi ini dapat membuat lapisan pembuluh darah yang rusak membentuk plak dan memicu kurangnya oksigen jantung (iskemia). Kondisi ini bisa juga disebut penyakit jantung koroner.

    Dalam jangka panjang, iskemia dapat melemahkan otot jantung sehingga kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang. Selain itu, gumpalan darah yang terbentuk di dalam ruang jantung bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” katanya.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen, atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

    Gejala Tekanan Darah Tinggi

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP mengatakan, salah satu gejala hipertensi yang bisa dikenali adalah sakit kepala. Biasanya sakit kepala akibat hipertensi akan terasa sangat menyakitkan.

    Pasien juga bisa mengalami gejala lainnya, seperti mual, muntah, kejang, disorientasi, hingga penurunan kesadaran. Bahkan, bisa disertai gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, kebutaan, hingga dapat terjadi kelumpuhan satu sisi atau bicara pelo.

    Sayangnya, sebagian besar kasus hipertensi tidak menunjukkan gejala apa pun. Menurut dr Berlian, keluhan biasanya baru dirasakan ketika tekanan darah sudah sangat tinggi.

    Karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin penting dilakukan untuk memastikan tetap dalam batas normal dan mencegah berbagai gangguan kesehatan kardiovaskular.

    “Bila tensi sangat tinggi, lebih dari 180/120 mmHg, pada keadaan hipertensi emergensi dapat terjadi ensefalopati, atau kerusakan otak, dengan keluhan sakit kepala hebat,” kata dr Berlian, saat dihubungi detikcom (16/5).

    “Mendiagnosis hipertensi sangatlah mudah, hanya perlu pemeriksaan tensi darah. Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” tandasnya.

    NEXT: Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Menurut dr Berlian, hipertensi yang terjadi di usia muda biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup serta tingkat stres yang tinggi.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” katanya.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    Karenanya, ia mengingatkan pemeriksaan tensi secara rutin perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi berbahaya lainnya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” ujarnya.

  • Vaksin Ini Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung, Terlindungi selama 8 Tahun

    Vaksin Ini Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung, Terlindungi selama 8 Tahun

    Jakarta

    Ketika berbicara mengenai pencegahan serangan jantung dan stroke, pola makan yang baik dan rutin beraktivitas fisik juga menjaga tubuh tetap sehat adalalah kunci utamanya. Tapi siapa yang akan mengira kedua penyakit mematikan itu bisa dicegah dengan vaksinasi.

    Sebuah penelitian baru menunjukkan vaksinasi rutin yang bisa diberikan kepada orang dewasa untuk melindungi dari virus ternyata mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular.

    Diberitakan Medical Daily, peneliti menemukan vaksin herpes zoster selain bermanfaat mencegah penyakit tersebut, juga mampu melindungi diri dari serangan jantung dan stroke hingga delapan tahun.

    Menurut temuan baru yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, vaksinasi herpes zoster dikaitkan dengan pengurangan risiko berikut:

    Risiko stroke 26 persen lebih rendah
    Risiko serangan jantung 35 persen lebih rendah
    Risiko gagal jantung 26 persen lebih rendah
    Risiko gangguan irama jantung yang dikenal sebagai fibrilasi atrium 29 persen lebih rendah

    Efek perlindungan paling kuat terjadi dalam dua hingga tiga tahun setelah divaksinasi herpes zoster, tetapi para peneliti menemukan bahwa perlindungan tersebut bertahan hingga delapan tahun.

    baca juga

    ===BREAK====

    “Studi kami menunjukkan bahwa vaksin herpes zoster dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, bahkan pada orang-orang tanpa faktor risiko yang diketahui. Ini berarti bahwa vaksinasi dapat memberikan manfaat kesehatan selain mencegah herpes zoster,” kata Profesor Dong Keon Yon yang memimpin studi tersebut.

    Beberapa faktor dapat menjelaskan mengapa vaksin herpes zoster dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Infeksi herpes zoster dikaitkan dengan kerusakan pembuluh darah, peradangan, dan pembentukan gumpalan, yang semuanya dapat menyebabkan penyakit jantung. Dengan mencegah herpes zoster, vaksin dapat membantu mengurangi risiko ini.

    Manfaat yang lebih kuat yang diamati pada individu yang lebih muda kemungkinan besar disebabkan oleh respons imun yang lebih kuat, sementara perlindungan yang lebih besar pada pria mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam cara vaksin memengaruhi mereka.

    baca juga

    (kna/kna)

  • Video: 8,6 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis, Paling Banyak Perempuan

    Video: 8,6 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis, Paling Banyak Perempuan

    Jakarta – Sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025 lalu, program cek kesehatan gratis (CKG) sudah diikuti oleh 8,6 juta orang di 38 provinsi di Indonesia. Perempuan jadi peserta terbanyak yang mengikuti program ini yakni sebesar 5,3 juta jiwa (62,24%).

    Dari hasil pemeriksaan itu ditemukan, 1 dari 2 perempuan mengalami obesitas sentral, dan 1 dari 4 pada laki-laki. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), orang dengan obesitas sentral kemungkinan menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit gula (diabetes) sebesar 1.5-2 kali lipat.

    detikers, jangan lupa klik di sini untuk melihat video-video 20Detik lainnya ya!

    (/)

    kemenkes cek kesehatan gratis skrining kesehatan gratis diabetes hipertensi

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi, dapat merusak tubuh secara diam-diam selama bertahun-tahun sebelum gejalanya muncul. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kecatatan, kualitas hidup yang buruk, atau bahkan serangan jantung dan stroke.

    Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mm Hg). Secara umum, hipertensi adalah tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.

    Perawatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi untuk menurunkan risiko kondisi kesehatan yang mengancam jiwa. Dikutip dari MayoClinic, berikut dampak hipertensi yang perlu diwaspadai.

    1. Merusak Arteri

    Arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dalamnya halus, sehingga darah mengalir dengan lancar, memasok nutrisi dan oksigen ke organ, serta jaringan vital. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini dapat menyebabkan:

    Arteri yang rusak dan menyempit. Tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel lapisan dalam arteri. Ketika lemak dari makanan memasuki aliran darah, lemak tersebut dapat terkumpul di arteri yang rusak. Seiring berjalannya waktu, dinding arteri menjadi kurang elastis. Hal ini membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.

    Aneurisma. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah yang terus-menerus mengalir melalui arteri yang melemah dapat menyebabkan sebagian dinding arteri menonjol. Ini disebut aneurisma. Aneurisma dapat pecah dan menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa di dalam tubuh. Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun. Namun, aneurisma paling umum terjadi di arteri terbesar di tubuh, yang disebut aorta.

    2. Kerusakan Pada Jantung

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan banyak kondisi jantung, termasuk:

    Penyakit arteri koroner. Tekanan darah tinggi dapat menyempit dan merusak arteri yang memasok darah ke jantung. Kerusakan ini dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Aliran darah yang terlalu sedikit ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada, yang disebut angina. Hal ini dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur, yang disebut aritmia. Atau dapat menyebabkan serangan jantung.

    Gagal jantung. Tekanan darah tinggi membebani jantung. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot jantung melemah atau menjadi kaku dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jantung yang kewalahan perlahan mulai gagal.

    Pembesaran jantung kiri. Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ruang jantung kiri bawah, yang disebut ventrikel kiri, menebal dan membesar. Ventrikel kiri yang menebal dan membesar meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko kematian ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang disebut kematian jantung mendadak.

    Sindrom metabolik. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan sekumpulan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Kondisi kesehatan yang membentuk sindrom metabolik adalah tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kadar lemak darah tinggi yang disebut trigliserida, kadar kolesterol HDL rendah, yang merupakan kolesterol “baik”, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang.

    NEXT: Kerusakan pada otak hingga ginjal

    3. Kerusakan Pada Otak

    Otak bergantung pada suplai darah yang baik agar dapat berfungsi dengan baik. Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi otak dengan cara berikut:

    Transient ischemic attack (TIA) atau kadang-kadang disebut stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terhambat untuk sementara waktu. Arteri yang mengeras atau gumpalan darah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menyebabkan TIA. TIA sering kali merupakan tanda peringatan stroke berat.

    Stroke. Kondisi ini terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, atau dapat terjadi ketika terjadi pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Masalah ini menyebabkan sel-sel otak mati. Pembuluh darah yang rusak akibat tekanan darah tinggi dapat menyempit, pecah, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di arteri yang menuju ke otak. Gumpalan tersebut dapat menyumbat aliran darah, sehingga meningkatkan risiko stroke.

    Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan jenis demensia tertentu, yang disebut demensia vaskular. Satu atau beberapa stroke kecil yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

    Gangguan kognitif ringan. Kondisi ini melibatkan masalah yang sedikit lebih banyak dengan ingatan, bahasa, atau pemikiran. Namun, perubahannya tidak cukup besar untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti pada demensia. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan.

    4. Kerusakan pada Ginjal

    Ginjal menyaring cairan dan limbah ekstra dari darah, suatu proses yang memerlukan pembuluh darah yang sehat. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan menuju ginjal. Mengidap diabetes bersamaan dengan tekanan darah tinggi dapat memperburuk kerusakan.

    Pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif. Hal ini menyebabkan terkumpulnya cairan dan limbah dalam jumlah yang berbahaya. Bila ginjal tidak bekerja dengan baik, kondisi ini disebut gagal ginjal. Penanganannya dapat meliputi dialisis atau transplantasi ginjal. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab paling umum gagal ginjal.

    5. Kerusakan Pada Mata

    Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata. Hal ini dapat memicu dampak seperti:

    Kerusakan pada pembuluh darah di retina, juga disebut retinopati. Retina adalah lapisan sel penginderaan cahaya di bagian belakang mata. Kerusakan pada pembuluh darah di retina dapat menyebabkan pendarahan pada mata, penglihatan kabur, dan kehilangan penglihatan total. Mengidap diabetes disertai tekanan darah tinggi meningkatkan risiko retinopati.

    Penumpukan cairan di bawah retina, juga disebut koroidopati. Kondisi ini dapat mengakibatkan penglihatan terganggu atau terkadang jaringan parut yang memperburuk penglihatan.

    Kerusakan saraf, juga disebut neuropati optik. Aliran darah yang tersumbat dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal cahaya ke otak, yang disebut saraf optik. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan pendarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.

    6. Memengaruhi Kondisi Seksual

    Kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi disebut disfungsi ereksi. Kondisi ini semakin umum terjadi setelah usia 50 tahun. Namun, orang dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Hal ini karena aliran darah terbatas yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis.

    Tekanan darah tinggi juga dapat mengurangi aliran darah ke vagina. Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan berkurangnya hasrat atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.

  • Hipertensi di Usia Muda dan Kematian Mendadak pada Orang yang Terlihat Sehat

    Hipertensi di Usia Muda dan Kematian Mendadak pada Orang yang Terlihat Sehat

    Jakarta

    Sosok Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw menjadi sorotan setelah meninggal dunia di usia yang masih sangat muda, yaitu 25 tahun. Kabar ini begitu mengejutkan, khususnya bagi orang-orang yang menyukai aksinya di dunia hiburan.

    Pihak keluarga menceritakan Gusti sebelumnya memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi tersebut akhirnya memicu masalah pada jantungnya.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menjelaskan secara umum hipertensi dan masalah kardiovaskular memang semakin banyak mengintai anak muda. Menurutnya, ini berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup serta tingkat stres yang begitu tinggi di kalangan anak muda.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” kata dr Berlian ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    dr Berlian mengingatkan bahwa pemeriksaan tensi secara rutin perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi berbahaya lainnya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” ujarnya.

    NEXT: Bagaimana Hipertensi Mempengaruhi Jantung?

    Terpisah, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP menjelaskan tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah jantung. Salah satu mekanismenya, tekanan darah tinggi dapat memicu pembesaran jantung atau kardiomegali.

    dr Vito menuturkan kondisi tersebut biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala yang signifikan. Salah satu tanda paling awal adalah mudah lelah.

    “Jantung membesar dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang fatal,” kata dr Vito.

    Tekanan darah tinggi juga dapat merusak permukaan pembuluh darah koroner. Hal ini membuat pembuluh darah yang rusak bisa membentuk plak dan menyebabkan kurangnya oksigen ke jantung, atau iskemia.

    Dalam jangka waktu lama, iskemia dapat membuat otot jantung melemah dan akhirnya kemampuan pompa jantung berkurang. Gumpalan darah yang mengendap di ruang jantung juga dapat memicu penyakit stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” jelas dr Vito.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

  • Gen Z Dikit-dikit Botox-Filler Biar Awet Muda, Dermatolog Bilang Gini

    Gen Z Dikit-dikit Botox-Filler Biar Awet Muda, Dermatolog Bilang Gini

    Gen Z Dikit-dikit Botox-Filler Biar Awet Muda, Dermatolog Bilang Gini

  • Seperti Ini Gejala Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya

    Seperti Ini Gejala Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya

    Jakarta

    Serangan jantung tidak selalu menyerang secara tiba-tiba dan tiba-tiba. Faktanya, tanda-tanda awal serangan jantung dapat muncul beberapa minggu sebelum serangan jantung itu sendiri, sehingga masih ada waktu untuk mencari pertolongan medis jika menyadarinya.

    “Bahkan satu dari gejala ini saja sudah cukup untuk membuat Anda mengunjungi unit gawat darurat jika gejalanya baru atau berbeda dari yang pernah Anda alami sebelumnya,” kata Nisha Parikh, MD, MPH, dokter jantung di Northwell Health di Hyde Park, New York kepada Everyday Health.

    Gejala serangan jantung yang bisa muncul sebulan sebelumnya.

    Kelelahan

    Perubahan signifikan pada energi dan kemampuan beraktivitas fisik dapat menjadi indikasi serangan jantung yang akan datang.

    “Ini berbeda dari kelelahan biasa karena ini adalah jenis kelelahan atau keletihan yang terasa tidak proporsional dengan jumlah pekerjaan yang Anda lakukan,” kata dr Parikh. “Jika Anda berolahraga dan merasa jauh lebih lelah dari biasanya, jangan abaikan gejala yang mencolok ini.”

    Sesak Napas

    Sesak napas adalah tanda awal umum serangan jantung, yang terjadi akibat jantung tidak memompa darah dengan benar. Akhirnya, disfungsi ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru.

    “Ini juga bisa disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke paru-paru. Banyak pasien saya mengalami gejala ini di tengah malam, dan itu membuat mereka terbangun,” sebut dr Parikh.

    Rasa tidak nyaman di dada

    Gejala klasik serangan jantung ini dapat sangat berbeda berdasarkan jenis kelamin. Rasa sakitnya bisa ringan hingga parah, dan banyak orang menggambarkannya sebagai perasaan cemas atau gugup di dada mereka.

    Meskipun rasa tidak nyaman di dada tidak terus-menerus, gejala ini tak boleh diabaikan.

    Gangguan Tidur

    Hubungan antara tidur dan serangan jantung itu rumit. Pertama, insomnia dan kualitas tidur yang buruk secara keseluruhan merupakan faktor risiko signifikan untuk serangan jantung karena tekanan yang ditimbulkannya pada kesehatan jantung.

    Para ahli juga mengatakan gejala awal dan serangan jantung yang sebenarnya paling sering terjadi pada malam hari.

    “Banyak serangan jantung sebenarnya terjadi pada pukul 3 pagi karena saat itulah kadar adrenalin dan kortisol melonjak,” ucap dr Parikh. “Sering kali, kita melihat serangan jantung terjadi pada waktu ini.”

    Gangguan Pencernaan

    Gangguan pencernaan bisa menjadi tanda awal serangan jantung dan lebih umum terjadi pada wanita. Gejalanya bisa berupa refluks asam, ketidaknyamanan perut secara umum, dan bahkan bersendawa atau muntah.

    “Sering kali, ketidaknyamanan pencernaan itu terjadi karena bagian bawah jantung tidak mendapatkan aliran darah sebanyak yang seharusnya. Bagian jantung itu berada di diafragma dan perut. Kurangnya aliran darah itu dapat menyebabkan mual,” jelas dr Parikh.

    Pusing

    Pusing dapat dikaitkan dengan berkurangnya aliran darah ke otak. Pusing atau rasa pusing dapat dikaitkan dengan beberapa gejala lain, termasuk perubahan detak jantung, perubahan suhu tubuh, dan sesak napas.

    (kna/kna)

  • Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?

    Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?

    Jakarta

    Banyak orang yang merasa harus mengawali hari dengan secangkir kopi. Aromanya yang nikmat dan sensasi hangatnya seolah menjadi semangat untuk memulai aktivitas.

    Tak hanya membangkitkan semangat, minum kopi di pagi hari juga bisa menurunkan risiko kematian akibat sakit jantung. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah penelitian.

    Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian karena Sakit Jantung?

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan di European Heart Journal menemukan bahwa orang yang minum kopi di pagi hari memiliki risiko lebih rendah meninggal akibat penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan konsumsi kopi sepanjang hari.

    Para peneliti dari Universitas Tulane di New Orleans melibatkan 40.725 orang dewasa yang telah mengambil bagian dalam Survei Pemeriksan Kesehatan dan Gizi Nasional di AS antara tahun 1999 dan 2018. Mereka ditanya tentang makanan dan minuman apa yang dikonsumsi sehari-hari serta apakah mereka minum kopi, berapa banyak, dan kapan meminumya.

    “Mengingat efek yang dimiliki kafein pada tubuh kita, kami ingin melihat apakah waktu Anda minum kopi memiliki dampak pada kesehatan jantung,” kata peneliti utama, Dr Qi, dikutip dari laman BBC.

    Menurut penelitian tersebut, sebanyak 36 persen dari mereka meminum kopi di pagi hari, 14 persen lainnya meminum kopi sepanjang hari, dan 48 persen bukan peminum kopi. Tim peneliti melacak para peserta selama hampir 10 tahun. Mereka melihat informasi dan penyebab kematian para peserta selama waktu tersebut.

    Hasilnya, terdapat 4.295 orang meninggal dunia dan sebanyak 1.268 kematian berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Menurut para peneliti, minum kopi di pagi hari memiliki kemungkinan 16 persen lebih rendah untuk meninggal dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi, serta 31 persen lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantung.

    Tidak terlihat adanya pengurangan risiko pada orang yang minum kopi sepanjang hari, dibandingkan dengan yang bukan peminum kopi. Dikutip dari laman Medical News Today, manfaat ini terlihat pada peminum kopi di pagi hari, baik peminum sedang atau peminum berat. Sementara, peminum kopi ringan (sekitar satu cangkir atau kurang) kurang memperoleh manfaat.

    “Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan kami pada populasi lain, dan kami memerlukan uji klinis untuk menguji dampak potensial dari perubahan waktu minum kopi,” tutupnya.

    Minum Kopi di Sore atau Malam Hari Justru Mengganggu Ritme Sirkadian

    Penelitian tidak menunjukkan alasan jelas mengapa minum kopi di pagi hari bisa mengurangi risiko meninggal akibat sakit jantung. Namun, Dr Lu Qi mengatakan bahwa konsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu jam internal tubuh seseorang.

    “Penjelasan yang mungkin adalah bahwa mengonsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu ritme sirkadian (siklus 24 jam perubahan fisik, mental, dan perilaku tubuh kita), dan kadar hormon seperti melatonin,” kata Dr Qi.

    “Hal ini pada gilirannya menyebabkan perubahan pada faktor risiko kardiovaskular, seperti peradangan dan tekanan darah,” kata Dr Lu Qi.

    Dr Lu Qi juga menambahkan, bukti sebelumnya menunjukkan manfaat minum kopi pada metabolisme, seperti menurunkan kadar glukosa dan lipid yang merugikan.

    “Studi kami menunjukkan bahwa minum kopi di pagi hari bisa memperkuat manfaat tersebut,” tambahnya.

    (elk/tgm)

  • Kemenkes Catat 179 Kasus COVID-19 Sepanjang 2025, Positivity Rate Naik!

    Kemenkes Catat 179 Kasus COVID-19 Sepanjang 2025, Positivity Rate Naik!

    Jakarta

    Positivity rate COVID-19 di Indonesia meningkat, dari semula 2,05 persen pada periode 25 hingga 31 Mei, kini mencapai 3,13 persen di rentang waktu 8 hingga 9 Juni 2025.

    Ada penambahan satu kasus positif pada periode tersebut berdasarkan 32 pemeriksaan yang dilakukan. Tren pemeriksaan atau tes COVID-19 di Indonesia fluktuatif, tertinggi mencapai 775 tes COVID-19 pada minggu kedua 2025.

    “Per 8 hingga 9 Juni 2025, terdapat 1 kasus positif COVID-19 dari 32 pemeriksaan dengan positivity rate sebesar 3,13 persen,” tutur Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

    Total kasus COVID-19 sepanjang 2025 mencapai 179 kasus dari 10.057 spesimen yang diperiksa. Tren catatan tertinggi berada di periode minggu kedua Januari 2025 saat jumlah pemeriksaan juga menjadi yang terbanyak sepanjang tahun.

    Berdasarkan grafik data COVID-19 Kemenkes RI, kenaikan kasus selalu dibarengi dengan tingginya testing yang dilakukan.

    Sementara positivity rate tertinggi berada di dua periode yakni minggu ke-18 dan minggu ke-23 di 2025, masing-masing mencatat 3,62 persen dan 3,67 persen.

    (naf/kna)

  • Ini Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang hingga 100 Tahun

    Ini Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang hingga 100 Tahun

    Jakarta

    Semua orang mendambakan hidup yang sehat dan panjang umur. Meski demikian, tidak semua menyadari bahwa upaya untuk mendapatkannya bisa dimulai dengan melakukan sebuah rutinitas di pagi hari.

    Rutinitas pagi bukan sekedar waktu bangun tidur dan bersiap-siap untuk melakukan aktivitas, tapi juga menjadi momen yang penting untuk kesehatan fisik dan mental. Kebiasaan baik di pagi hari, seperti minum air putih dan melakukan peregangan berperan dalam menjaga kesehatan jangka panjang.

    Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang

    Menurut seorang dokter sekaligus direktur medis di Next Health, Dr Jeffrey Egler, MD, rutinitas pagi begitu penting untuk mengatur ritme sirkadian. Hal tersebut berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti produksi hormon, metabolisme, dan siklus bangun-tidur.

    “Praktik pagi yang konsisten dan sehat bisa meningkatkan fungsi-fungsi ini, yang mengarah pada peningkatan kesehatan fisik dan mental dari waktu ke waktu,” kata Dr Jeffrey.

    Lantas, rutinitas apa saja yang bisa bantu bikin umur panjang? Dikutip dari laman Real Simple, berikut di antaranya:

    1. Minum Air Putih

    Rutinitas pertama yang bisa membantu umur lebih panjang adalah minum segelas air putih setelah bangun tidur. Asupan air putih bisa membantu melancarkan pencernaan, mendukung metabolisme, dan membantu membuang racun. Selain itu, air putih juga dapat meningkatkan keseimbangan emosional hingga 26 persen.

    “Hidrasi yang tepat mendukung fungsi sistem saraf dan proses metabolisme yang penting untuk umur panjang,” kata peneliti kesehatan emosional dan mental, Andrew Hogue.

    2. Pilih Sarapan yang Kaya Nutrisi

    Sarapan merupakan waktu makan yang paling penting dalam sehari. Pilih sarapan yang pada nutrisi, kaya serat, dan berfokus pada protein nabati.

    Menurut ahli gizi dan ilmuwan medis Dr Federica Amati, sarapan seperti ini bisa membantu menyediakan nutrisi penting, mendukung energi, dan menyumbang sekitar 20% dari asupan kalori. Dia merekomendasikan makanan berprotein tinggi seperti, yoghurt alami atau oatmeal dengan beri atau kacang-kacangan, dan biji-bijian.

    3. Lakukan Peregangan

    Tak harus datang ke pusat kebugaran untuk melakukan gerakan fisik. Mulailah hari dengan melakukan beberapa gerakan ringan, seperti peregangan, yoga, atau jalan cepat.

    Aktivitas tersebut sangat penting untuk meningkatkan sirkulasi darah, fleksibilitas, dan mengatur ritme sirkadian, terutama jika tubuh mendapat cahaya matahari alami. Lakukan gerakan fisik cukup dalam 5-10 menit.

    4. Latihan Spiritual dan Mindfulness

    Dr Amati menyarankan untuk melakukan praktik mindfulness dan rasa syukur seperti menulis jurnal, bernapas lebih dalam, dan meditasi di pagi hari. Menurutnya, latihan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan emosional, tapi juga melindungi tubuh dari efek stres kronis yang berkaitan dengan berbagai penyakit.

    5. Tetapkan Tujuan

    Tetapkan tujuan, apa yang harus dilakukan di hari tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan hanya cara dipikirkan atau dituangkan dalam tulisan.

    “Meluangkan waktu sejenak untuk menguraikan tujuan dan prioritas Anda untuk hari itu bisa meningkatkan fokus dan produktivitas yang berkontribusi pada rasa memiliki tujuan,” kata Dr Jeffrey.

    6. Aktifkan Sistem Saraf

    Lakukan latihan somatik dalam tiga menit, misalnya dengan cara mengetuk tubuh dengan kepalan tangan. Menurut Hogue, latihan semacam ini membangunkan sistem saraf untuk memulai hari serta meningkatkan ketahanan terhadap stres.

    7. Nikmati Kopi

    Kopi dapat bermanfaat untuk kesehatan usus. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang minum kopi dikatakan memiliki mikrobioma unik dalam usus yang disebut dengan Lawsonibacter. Menariknya, mikroba ini juga hadir pada orang yang minum kopi tanpa kafein.

    (elk/tgm)