Jenis Media: Kesehatan

  • Awas ‘Brain Rot’! Begini Perubahan pada Otak Kalau Sering Nonton TikTok-Reels

    Awas ‘Brain Rot’! Begini Perubahan pada Otak Kalau Sering Nonton TikTok-Reels

    Jakarta

    Fenomena konten singkat yang cepat dan adiktif telah membuat banyak orang tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk scrolling tanpa akhir. Kondisi ini bahkan mempopulerkan istilah “brain rot” yang ditetapkan Oxford University Press sebagai Word of the Year 2024, menggambarkan kabut mental dan penurunan kognitif akibat kebiasaan ini.

    Para ahli memperingatkan bahwa kecanduan video pendek-yang sering dianggap sepele, sebenarnya mengubah cara kerja otak, menumpulkan fokus, melemahkan memori, dan mengganggu pengambilan keputusan.

    Hal ini didukung oleh penelitian yang diterbitkan di jurnal NeuroImage, yang mengamati efek psikologis dan neurologis dari kecanduan konten singkat melalui analisis perilaku dan pemindaian otak.

    Berdasarkan studi tersebut, berikut adalah dua cara utama kecanduan video pendek mengubah fungsi otak dikutip dari Forbes.

    1. Mengurangi Kepekaan Otak

    Kecanduan video pendek dapat merusak “loss aversion” atau kecenderungan untuk merasakan sakit kehilangan sesuatu lebih kuat daripada kesenangan mendapatkan sesuatu.

    Studi NeuroImage menemukan bahwa individu dengan gejala kecanduan video pendek yang lebih tinggi cenderung memiliki loss aversion yang lebih rendah.

    Semakin kecanduan seseorang, semakin kurang sensitif mereka terhadap potensi kerugian. Hal ini membuat keputusan mereka menjadi lebih didorong oleh imbalan (reward-driven), bahkan ketika risiko kerugiannya tinggi.

    Pemindaian otak menunjukkan bahwa orang dengan kecanduan video pendek yang tinggi memiliki aktivitas lebih rendah di area otak yang disebut “precuneus” saat memikirkan potensi keuntungan.

    Precuneus membantu merefleksikan dan mempertimbangkan hasil. Ketika area ini kurang aktif, otak cenderung mengabaikan risiko demi mengejar kesenangan atau imbalan instan.

    2. Memperlambat Proses Pengolahan Informasi Otak

    Konsekuensi umum lain dari doomscrolling adalah munculnya kabut mental (mental fog) dan kesulitan fokus. Studi ini menemukan bahwa kecanduan video pendek secara harfiah dapat memperlambat cara otak memproses informasi.

    Menggunakan model kognitif, peneliti mengukur “drift rate” partisipan atau kecepatan otak mengumpulkan dan memproses bukti sebelum membuat keputusan. Individu dengan gejala kecanduan video pendek yang tinggi memiliki drift rate yang jauh lebih rendah.

    Artinya, otak mereka mengakumulasi bukti lebih lambat, membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih sulit dan kurang efisien.

    Perlambatan ini juga tercermin dari aktivitas precuneus yang lebih rendah, yang juga terlibat dalam fokus mental dan evaluasi opsi. Akibatnya, bahkan pilihan sederhana pun terasa lebih menguras energi mental.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

    Otak lemot gegara Video Pendek

    4 Konten

    Konten singkat di media sosial membuat sejumlah pengguna betah crolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Kanker Serviks di RI Meningkat: Ada 38 Ribu Pasien, 22 Ribu Meninggal Dunia

    Kanker Serviks di RI Meningkat: Ada 38 Ribu Pasien, 22 Ribu Meninggal Dunia

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI memprediksi kasus baru kanker leher rahim atau kanker serviks mencapai 38,8 ribu dengan 22,3 ribu di antaranya meninggal dunia. Hal ini berdampak ke beban pembiayaan kesehatan tertinggi kedua terkait kanker yakni Rp 98 miliar.

    “Kanker leher rahim merupakan kanker kedua yang paling sering diderita oleh perempuan di Indonesia, dengan 56 kematian setiap hari,” demikian laporan Kemenkes dalam data yang dihimpun Desember 2025.

    Tren tersebut meningkat dibandingkan laporan rata-rata 36 ribu kasus baru dalam tiga tahun terakhir.

    Salah satu pemicu kematian di kanker serviks relatif tinggi adalah minimnya deteksi dini. Kemenkes RI melaporkan rendahnya deteksi dini berkaitan dengan rasa malu datang ke faskes.

    “Rasa malu dikaitkan dengan kegiatan pergi ke faskes untuk skrining pemeriksaan panggul itu sendiri, dan diperiksa oleh petugas kesehatan laki-laki atau muda,” tandas dia.

    Kanker serviks menjadi kanker kedua terbanyak yang paling sering terjadi pada wanita. Berikut laporannya:

    Kanker payudara: 66.271 kasusKanker serviks: 36.964 kasusKanker ovarium 15.130 kasusKanker kolorektal 13.773 kasusKanker paru: 9.797 kasus

    (naf/kna)

  • Mau Tetap Aktif di Usia yang Tak Lagi Muda? Yuk Datang ke hemaviton Health Corner!

    Mau Tetap Aktif di Usia yang Tak Lagi Muda? Yuk Datang ke hemaviton Health Corner!

    Jakarta

    Menjaga kesehatan saraf tepi (neuropati) dan sendi menjadi hal yang penting untuk dilakukan sejak usia muda. Pasalnya. Kesehatan saraf tepi dan sendi mampu membuat seseorang bebas bergerak tanpa khawatir mengalami rasa kram, kebas, kesemutan ataupun nyeri sendi yang mengganggu.

    Tidak hanya itu, bebas bergerak juga bisa membuat produktivitas seseorang terjaga karena dapat terus Jalani Hari Aktif tanpa adanya kekhawatiran tertentu.

    Untuk mendukung hal tersebut, detikcom bersama hemaviton menggelar acara Health Corner. Acara yang mengusung tema ‘Jalani Hari Aktif: Saraf Tepi Sehat, Sendi Kuat’ ini bakal menghadirkan beragam kegiatan seru.

    Salah satu keseruannya yaitu dari kehadiran talkshow bersama Dokter Spesialis Neurologi RS Premier Jatinegara dr. Ade Wijaya, Sp.N. Dalam talkshow tersebut, dr. Ade bakal berbagai tips menjaga kesehatan menjaga kesehatan saraf tepi dan sendi.

    Dalam sesi talkshow tersebut, para peserta dapat melakukan interaksi dan bertanya-tanya secara langsung kepada dokter terkait kesehatan saraf tepi dan sendi. Apalagi menjaga kesehatan saraf tepi dan sendi menjadi hal penting yang perlu dilakukan.

    Hal itu bertujuan agar setiap orang bisa terus bergerak dengan bebas di masa tua. Sebab jika dua hal tersebut tidak terjaga maka berisiko menghadirkan gangguan kesehatan dan sulit menjalankan aktivitas di masa tua.

    Keseruan dari acara tersebut tidak hanya sebatas itu saja. Health Corner juga bakal mengupas secara tuntas bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan yang kerap dirasakan banyak orang seperti kram, kebas, kesemutan, hingga nyeri sendi.

    Dalam acara tersebut, para peserta bakal didorong untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan cara menjaga pola makan, asupan nutrisi, dan suplemen. Langkah ini semata-mata bertujuan agar kesehatan tubuh tetap terjaga.

    Selain itu, Health Corner juga bakal diisi dengan kegiatan Line Dance Session bersama instruktur Atit Sri.Tidak lupa juga acara tersebut juga bakal diisi dengan layanan cek kesehatan GRATIS!

    Layanan cek kesehatan tersebut pastinya bakal membantu para peserta untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka. Apalagi fasilitas tersebut menghadirkan sejumlah layanan seperti cek gula darah, kolesterol, dan lain sebagainya didampingi oleh tenaga medis profesional yang disediakan oleh hemaviton.

    Biar nggak makin penasaran, Health Corner bakal diselenggarakan pukul 08.00 WIB – selesai di Ruang Srikandi 2 Hotel Bidakara, Jakarta, pada hari Sabtu 6 Desember 2025 mendatang. Nikmati beragam keseruan di acara tersebut.

    (adv/adv)

  • Cuma yang Cerdas Bisa Menjawab 8 Teka-teki Ini! Berani Buktikan?

    Cuma yang Cerdas Bisa Menjawab 8 Teka-teki Ini! Berani Buktikan?

    Jakarta

    Teka-teki asah otak menawarkan cara yang seru, menantang dan memicu rasa penasaran untuk diselesaikan. DI balik pertanyaan yang terlihat sederhana, tersimpan tantangan untuk menguji ketelitian, kreativitas, dan kecerdasan.

    Ada soal temukan gambar tersembunyi, mencari hal janggal, hingga menjawab tebak-tebakan. Siapkan konsentrasi, karena beberapa soal mungkin membuatmu berpikir dua kali.

    Teka-teki Asah Otak

    Buktikan kamu pintar. Jawab teka-teki ini dengan jawaban yang tepat.

    1. Temukan dua hal yang berbeda pada gambar. Perhatikan dengan teliti.

    Asah otak detikHealth Foto: Muhammad Rofiq/detikHealth

    2. Sekilas tak ada yang aneh, tapi coba perhatikan, apa yang salah dari gambar ini?

    Asah otak detikHealth Foto: Muhammad Rofiq/detikHealth

    3. Dari dua orang ini, siapakah yang mencoret tembok dengan pilox?

    Ukur Kemampuan Otak, Seberapa Sat Set Kamu Jawab Soal di Bawah Ini? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    4. Di sebuah pameran lukisan ini, siapakah pemilik lukisan yang sebenarnya? Elle, Jack, atau Olivia?

    Ukur Kemampuan Otak, Seberapa Sat Set Kamu Jawab Soal di Bawah Ini? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    5. Ada 10 orang dalam satu ruangan yang membentuk lingkaran. Kamu harus menaruh sebuah apel yang bisa dilihat semua orang, tapi tidak boleh diletakkan di lantai. Di mana kia-kira apel harus diletakkan?

    6. Akan ada 2 mobil yang lewat di sebuah jalan. Pertama mobil berwarna biru yang melaju 60 km/jam dan mobil kedua berwarna merah yang melaju 40 km/jam. Kedua mobil melaju pada waktu yang bersamaan, tapi mereka saling bersilangan di beberapa titik. Bagaimana ini bisa terjadi.

    7. Dalam gambar berikut, ada satu perempuan yang sedang dalam bahaya. Yang mana kira-kira?

    Yuk Uji Otakmu Lewat Tebak-Tebakan Ini! Eits, Cuma Si Super Jeli yang Bisa Jawab Foto: asah otak detikhealth

    8. Peter menelepon istrinya dan mengatakan bahwa dia akan tiba di rumah jam 8 malam. Kemudian, dia datang jam 8.05. Mereka tidak punya rencana khusus, namun sang istri sangat marah. Mengapa?

    Jawaban Teka-teki Asah Otak

    Bisa menjawab semua teka-teki ini dengan mudah? Lihat jawabannya berikut ini.

    1. Perbedaannya terletak pada spion mobil dan roda sepeda.

    Asah otak detikHealth Foto: Muhammad Rofiq/detikHealth

    2. Bagian bawah ring basketnya tertutup. Bagaimana bola bisa keluar?

    Asah otak detikHealth Foto: Muhammad Rofiq/detikHealth

    3. Pria d sebelah kiri jawabannya. Ada noda pilox di jaket yang dikenakan.

    Ukur Kemampuan Otak, Seberapa Sat Set Kamu Jawab Soal di Bawah Ini? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    4. Pemilik lukisan adalah Olivia. Coba lihat lukisannya, ada tanda-tangan bertuliskan nama Olivia.

    Ukur Kemampuan Otak, Seberapa Sat Set Kamu Jawab Soal di Bawah Ini? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    5. Letakkan apel di atas kepala siapapun. Semua orang bisa meliihatnya.

    6. Mereka berkendara ke arah berlawanan.

    7. Wanita yang sedang berlari di treadmill dalam bahaya.

    Yuk Uji Otakmu Lewat Tebak-Tebakan Ini! Eits, Cuma Si Super Jeli yang Bisa Jawab Foto: asah otak detikhealth

    8. Peter seharusnya datang jam 8 malam, tapi dia malah baru datang jam 8.05 pagi yang berarti keesokan harinya.

    (elk/suc)

  • Chip Otak Elon Musk Bikin Pasien Lumpuh Bisa Gerakkan Tangan Robot Pakai Pikiran

    Chip Otak Elon Musk Bikin Pasien Lumpuh Bisa Gerakkan Tangan Robot Pakai Pikiran

    Jakarta

    Chip otak Neuralink yang dimiliki oleh Elon Musk yang kini tengah memasuki tahap uji klinis diklaim bisa menggerakan lengan robot hanya dengan pikiran. Sebelumnya, chip otak ini sudah bisa digunakan untuk mengontrol ponsel dan komputer.

    Salah seorang yang menjadi pasien percobaan chip otak Elon Musk ini bernama Rocky Stoutenburg, seorang dengan masalah kelumpuhan sejak tahun 2006. Pasca mengikuti program uji coba Neuralink, ia bisa menggerakkan lengan robot menggunakan pikirannya.

    Ia bahkan bisa mengarahkan lengan robot tersebut ke arah wajahnya dan menciumnya.

    “Para peserta dalam uji klinis telah memperluas kendali komputer digital ke perangkat fisik seperti lengan robot bantu. Seiring waktu, kami berencana memperluas jenis perangkat yang bisa dikendalikan melalui Neuralink,” ucap pihak Neuralink melalui media sosial X.

    Neuralink diluncurkan untuk membantu orang yang mengalami kelumpuhan menggunakan perangkat pribadi mereka dan mendapatkan sebagian mobilitas mereka, hanya dengan pikiran. Sistem ini menghubungkan sistem saraf pasien ke perangkat ‘chip otak’ yang dikenal sebagai brain-computer interface (BCI) yang dapat menafsirkan apa isi otak mereka.

    Perangkat tersebut masih dalam tahap uji klinis, yang menguji keamanan dan fungsionalitas awal implan pada orang-orang dengan kondisi medis tertentu yang membatasi mobilitas mereka. Neuralink telah menanamkan perangkat chip otak pada 12 orang sejak Januari 2024 sampai September 2025.

    Peserta pertama adalah seorang pria yang mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang, dan implan tersebut memungkinkannya bermain video game dan catur. Peserta lain memiliki cedera tulang belakang atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS), kondisi yang seiring waktu memengaruhi kemampuan seseorang menggerakkan lengan, kaki, dan tubuh.

    Musk mengatakan lebih dari 10.000 orang telah mendaftar ke registri pasien Neuralink, berharap bisa berpartisipasi dalam uji coba perangkat tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Sarah Azhari Buka-bukaan Idap PTSD, Ini yang Jadi Pemicunya

    Sarah Azhari Buka-bukaan Idap PTSD, Ini yang Jadi Pemicunya

    Jakarta

    Artis Sarah Azhari buka-bukaan soal pengalaman trauma yang ia alami hingga memicu kondisi Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca trauma. Ini bermula pada tahun 2003 saat ia menjadi salah satu korban yang direkam diam-diam ketika sedang ganti baju di toilet.

    Pada saat itu, ia tengah menjalani casting salah satu studio foto. Ia tak menyangka menjadi target orang tak bertanggung jawab dan merekam semua aktivitasnya secara diam-diam.

    Hasil rekaman itu bahkan disebarkan dalam bentuk VCD gelap dan menjadi salah satu momen terberat baginya.

    “Traumalah. Saking traumanya kita lupa, ini di mana ya? Kita ingat-ingat pas udah hampir beberapa minggu baru aku ingat. Kena PTSD,” cerita Sarah Azhari dalam program Rumpi No Secret Trans TV, dilihat Jumat (5/12/2025).

    Kejadian itu berimbas pada mental Sarah Azhari. Perempuan yang kini berusia 48 tahun itu terus dihantui perasaan cemas meskipun berusaha untuk selalu terlihat kuat. Ia bahkan mengaku sulit untuk keluar rumah karena takut dengan apa yang dipikirkan orang.

    “Itu bukan hanya menghancurkan saya sebenarnya, tapi menghancurkan adik saya juga. Terutama yang laki-laki,” tandasnya.

    Apa Itu PTSD?

    PTSD merupakan kondisi mental yang memunculkan pikiran dan perasaan tidak menyenangkan yang sangat kuat dan mengganggu terkait pengalaman traumatis. Kondisi ini biasanya melibatkan respons stres seperti kecemasan, suasana hati tertekan, malu, mengalami flashback atau mimpi buruk, hingga berusaha menghindari situasi atau aktivitas yang berkaitan dengan peristiwa traumatis.

    Beberapa contoh pengalaman traumatis yang dapat memicu PTSD misalnya kecelakaan serius, cedera atau penyakit parah, bencana alam, kekerasan fisik atau verbal, kekerasan seksual, perundungan, hingga kematian orang terdekat.

    Menurut penelitian, orang dengan PTSD memiliki kadar neurotransmitter tertentu yang tidak normal. Orang dengan kondisi ini mungkin juga dapat mengalami perubahan otak.

    Berikut ini sederet gejala PTSD yang dapat muncul:

    Intrusi

    Pikiran mengganggu yang berulang dan tidak disengaja.Mimpi buruk.Kilas balik peristiwa traumatis, yang bisa sangat jelas dan terasa nyata.

    Penghindaran

    Menghindari pengingat peristiwa traumatis, seperti orang, tempat, aktivitas, benda, atau situasi tertentu.Menghindari mengingat atau memikirkan kembali peristiwa traumatis.Menghindari berbicara tentang apa yang terjadi atau perasaan terkait peristiwa itu.

    Perubahan Cara Berpikir dan Suasana Hati

    Perasaan takut, ngeri, marah, bersalah, atau malu yang terus-menerus.Kehilangan ingatan tentang bagian penting dari peristiwa traumatis.Pikiran dan perasaan negatif yang berkelanjutan tentang diri sendiri atau orang lain.Pikiran yang menyimpang tentang penyebab atau dampak peristiwa, sehingga membuat Anda menyalahkan diri sendiri atau orang lain secara tidak tepat.Merasa terpisah dari orang lain.Tidak lagi menikmati aktivitas yang dulu disukai.Tidak mampu merasakan emosi positif.

    Perubahan Kewaspadaan dan Reaktivitas

    Mudah marah dan sering meledak dalam kemarahan.Perilaku sembrono atau merusak diri.Terlalu waspada terhadap lingkungan sekitar (hipervigilans).Mudah terkejut.Masalah konsentrasi atau tidur.

    Perlu diingat, penegakan diagnosis PTSD memerlukan bantuan profesional kesehatan kejiwaan. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter jiwa atau psikolog jika mengalami gejala serupa, untuk memastikan masalah tersebut berkaitan dengan PTSD atau tidak.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • Stres Terus Sepanjang Hari? Bisa Jadi karena Bangun Tidur Langsung Main HP

    Stres Terus Sepanjang Hari? Bisa Jadi karena Bangun Tidur Langsung Main HP

    Jakarta

    Bagi banyak orang, pagi bukan dimulai dengan tarik napas panjang atau paparan cahaya matahari, melainkan layar ponsel. Baru membuka mata, tangan langsung meraih gawai atau gadget untuk mengecek notifikasi, media sosial, atau pesan yang tertinggal semalaman.

    Memang terlihat sepele, tetapi kebiasaan ini disebut para ahli dapat diam-diam meningkatkan stres dan kecemasan.

    Menurut pakar, beberapa menit pertama setelah bangun tidur adalah waktu paling sensitif bagi otak. Dikutip dari Times of India, paparan informasi digital terlalu cepat dapat membuat sistem saraf ‘kewalahan’, mengacaukan kestabilan emosi dan meningkatkan stres sepanjang hari.

    Ahli saraf dari AIIMS, Dr Priyanka Sehrawat, memperingatkan agar orang berhenti scroll ponsel setelah bangun tidur. Ia menjelaskan bahwa penggunaan gadget pada momen pertama di pagi hari memutus transisi alami otak dari mode istirahat ke waspada, yang memicu respons stres sebelum tubuh siap.

    Kebiasaan ini dapat memperburuk kecemasan, menurunkan fokus, dan membuat emosi lebih labil.

    Bagaimana Scroll Ponsel di Pagi Hari Memicu Cemas dan Stres?

    Penelitian menunjukkan jam pertama setelah bangun tidur berperan penting dalam mengatur kadar kortisol atau hormon stres. Saat seseorang langsung disuguhi notifikasi dan informasi baru, otak dipaksa berpindah cepat dari kondisi tenang ke siaga.

    Lonjakan kortisol pun tidak terhindarkan, memicu rasa gelisah bahkan sebelum memulai aktivitas. Tak hanya itu, paparan pesan, e-mail, dan media sosial sejak menit pertama membuat sistem saraf bekerja ganda.

    Otak yang seharusnya beradaptasi perlahan dengan kondisi terjaga, justru dipaksa menghadapi tuntutan emosional dan sosial secara tiba-tiba.

    Kebiasaan scroll ponsel juga memicu siklus perbandingan sosial, tekanan, dan emosi negatif yang bisa mempengaruhi produktivitas. Alih-alih membantu mempersiapkan mental, otak masuk ke mode reaktif, membuat seseorang lebih mudah terdistraksi, mudah marah, dan sulit fokus.

    Mengapa Kebiasaan ini Mengganggu Keseimbangan dan Kejernihan Emosi?

    1. Banjir Informasi dan Emosi

    Berita, pesan pribadi, hingga konten media sosial memberikan rangsangan emosional yang berlebihan. Otak yang baru ‘bangun’ langsung diserang potensi pemicu stres, rasa takut, atau rasa tidak aman. Akibatnya, hari langsung dimulai dengan ketegangan.

    2. Fokus Terkuras Sejak Awal Hari

    Kemampuan berpikir tinggi bekerja optimal saat pagi dimulai perlahan. Memeriksa ponsel membuat perhatian terseret ke berbagai arah dan menurunkan fokus pada aktivitas penting. Ini juga memicu kebiasaan checking berulang, yang mengganggu produktivitas.

    3. Mengacaukan Ritme Tidur

    Paparan cahaya layar di pagi hari dapat memengaruhi keseimbangan melatonin dan ritme sirkadian. Hal ini membuat kualitas tidur menurun, sementara kurang tidur dan kecemasan saling memperburuk satu sama lain.

    Apa yang Sebaiknya Dilakukan di Pagi Hari?

    Beberapa perubahan kecil dapat membantu otak bangun dengan lebih sehat, seperti:

    Hindari menyentuh ponsel selama 20-30 menit pertama setelah bangun tidur.Minum air putih, lakukan peregangan ringan, atau berjalan keluar rumah.Jauhkan ponsel dari area tempat tidur.Mulai hari dengan aktivitas tenang, seperti journaling, merencanakan agenda, atau latihan napas.Biarkan cahaya matahari masuk ke kamar sesegera mungkin.

    Kebiasaan sederhana ini membantu otak memasuki hari dengan lebih stabil dan tenang. Dr Sehrawat mengingatkan bahwa cara kita memulai hari menentukan suasana hati, fokus, dan tingkat stres.

    Meski terlihat sepele, kebiasaan scroll ponsel setelah bangun tidur dapat menempatkan otak dalam mode fight-to flight, saat ia paling membutuhkan ketenangan. Memberi ruang 20-30 menit tanpa layar di pagi hari dapat menjaga kejernihan mental dan menciptakan rutinitas yang lebih sehat.

    Lihat juga Video Notifikasi Instagram Buat Remaja Australia Jelang Pembatasan Medsos

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Kepala BPOM Terbang ke China, Perkuat Kerjasama Farmasi-Alkes

    Kepala BPOM Terbang ke China, Perkuat Kerjasama Farmasi-Alkes

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memperkuat diplomasi kesehatan dengan China, bukan hanya untuk mempercepat harmonisasi regulasi, tetapi juga untuk membuka keran transfer teknologi vital bagi kemandirian kesehatan nasional.

    Rangkaian kunjungan kerja yang dipimpin oleh Kepala BPOM, Prof Taruna Ikrar, ke institusi riset dan industri farmasi China, memproyeksikan potensi kerja sama ekonomi hingga Rp10 triliun dalam lima tahun ke depan.

    Kunjungan strategis ini berfokus pada langkah konkret agar masyarakat Indonesia segera mendapatkan akses terhadap teknologi kesehatan generasi baru.

    Kecepatan Regulasi untuk Obat Masa Depan

    Dalam pertemuan dengan National Medical Products Administration (NMPA) China, BPOM berupaya memangkas hambatan birokrasi tanpa mengorbankan keamanan. Kedua pihak sepakat menjajaki pembentukan joint technical working group untuk mempercepat evaluasi produk kesehatan.

    “Kami berharap kerja sama ini dapat semakin mempercepat proses evaluasi produk kesehatan tanpa mengurangi standar keamanan, efikasi, dan mutunya,” ujar Prof. Taruna Ikrar.

    Langkah ini sejalan dengan komitmen BPOM untuk mengadopsi pendekatan regulatory reliance (mengacu pada hasil evaluasi otoritas regulasi lain yang kuat) untuk memperluas akses masyarakat terhadap produk inovatif, termasuk vaksin. BPOM mengklaim telah menerapkan pendekatan ini untuk mengevaluasi lebih dari 70 produk biologi sejak tahun 2017.

    Akses Terapi Stroke dan Vaksin Inhalasi

    Inti dari kunjungan tersebut adalah menjamin transfer teknologi untuk penanganan penyakit kronis dan infeksi. Salah satu hasil konkret adalah penjajakan kerja sama untuk pengembangan terapi n-butylphthalide (NBP), obat yang diindikasikan untuk penderita stroke iskemik.

    Teknologi NBP ini akan masuk ke Indonesia melalui kolaborasi dengan industri farmasi nasional, sebuah langkah yang dinilai BPOM dapat memperluas akses terhadap terapi stroke inovatif.

    Selain itu, BPOM juga menjajaki kolaborasi riset dan pengembangan dengan perusahaan bioteknologi terkemuka seperti Xiamen Innovax Biotech dan CanSino Biologics. Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada inovasi vaksin seperti Hepatitis dan Human Papillomavirus (HPV), tetapi juga pada teknologi vaksin inhalasi dan terapi berbasis sel dan gen (ATMP).

    “BPOM juga mendorong peningkatan kontribusi sektor kesehatan dan farmasi hingga 8% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada periode 2028-2029,” tutupnya.

    (kna/naf)

  • Peringatan dari Ilmuwan Buat yang Doyan Nonton Video Pendek TikTok-Reels

    Peringatan dari Ilmuwan Buat yang Doyan Nonton Video Pendek TikTok-Reels

    Jakarta

    Seiring dominasi video berdurasi pendek (seperti di TikTok, Reels, dan YouTube Shorts) di media sosial, para peneliti kini berlomba memahami bagaimana format yang sangat menarik dan didorong algoritma ini memengaruhi otak.

    Kekhawatiran yang meluas mengenai “brain rot,” istilah slang yang berarti kemunduran kondisi mental atau intelektual seseorang, kini mulai didukung oleh bukti ilmiah awal.

    Oxford University Press bahkan menjadikan “brain rot” sebagai Kata Tahun 2024 mereka, menunjukkan betapa mainstream-nya kekhawatiran ini.

    Meskipun penelitian masih dalam tahap awal, beberapa tinjauan studi menemukan kaitan antara konsumsi video pendek yang intensif dengan masalah kognitif.

    Diberitakan NBC News, tinjauan 71 studi melibatkan hampir 100.000 peserta yang diterbitkan di Psychological Bulletin (APA) menemukan bahwa konsumsi video pendek yang tinggi berhubungan dengan kognisi yang lebih buruk, terutama dalam hal rentang perhatian (attention spans) dan kontrol impuls.

    Tinjauan tersebut juga mengaitkan konsumsi video yang berat dengan peningkatan gejala depresi, kecemasan, stres, dan kesepian.

    Peringatan dari Para Ahli

    James Jackson, seorang neuropsikolog dari Vanderbilt University Medical Center, mengakui bahwa ada sejarah panjang kekhawatiran terhadap teknologi baru (seperti video game), namun ia meyakini banyak kekhawatiran tentang video pendek ini dibenarkan.

    Menurutnya, penelitian saat ini secara luas menunjukkan efek berbahaya pada otak ketika video pendek dikonsumsi dalam dosis besar. Studi dari berbagai negara, termasuk Yordania, Arab Saudi, dan Mesir, juga menemukan kaitan antara konsumsi video dan masalah memori, serta kelelahan kognitif.

    Dr Nidhi Gupta, seorang endokrinologis pediatrik, menyatakan kekhawatiran bahwa media ini telah menciptakan jenis kecanduan baru, yang ia gambarkan sebagai “video games and TV on steroids.”

    Meskipun perlu bertahun-tahun penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah perubahan kognitif ini dapat dibalik (reversible).

    “Saya akan terkejut jika, dalam lima hingga 10 tahun ke depan, kita tidak memiliki tanda-tanda serupa yang memvalidasi kepanikan moral yang kita miliki seputar video pendek,” ucap dia.

    Lihat juga Video Notifikasi Instagram Buat Remaja Australia Jelang Pembatasan Medsos

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

    Otak lemot gegara Video Pendek

    4 Konten

    Konten singkat di media sosial membuat sejumlah pengguna betah crolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Kenapa Orang Baru Sadar Kena Penyakit Ginjal saat Kondisinya Parah? Ini Alasannya

    Kenapa Orang Baru Sadar Kena Penyakit Ginjal saat Kondisinya Parah? Ini Alasannya

    Jakarta

    Penyakit ginjal kerap dijuluki sebagai ‘silent killer’ atau penyakit yang diam-diam mematikan. Pasalnya, kerusakan pada ginjal biasanya berlangsung perlahan, tanpa memunculkan keluhan apapun di tahap awal.

    Ketika gejala baru muncul, sering sebagian besar fungsi ginjal sudah terganggu.

    Ginjal bekerja layaknya filter pintar yang menyaring darah dan membuang limbah sepanjang waktu. Sebab, organ ini tidak memiliki saraf nyeri yang memberi tanda saat rusak, tubuh pun tidak memberikan alarm dini.

    Pada fase awal penyakit ginjal kronis, ginjal justru ‘mengejar ketertinggalan’ dengan bekerja lebih keras untuk menggantikan fungsi yang hilang. Inilah yang membuat hasil tes darah bisa tampak normal untuk sementara, meski kerusakan sudah terjadi.

    Para ahli menyebut, sebagian besar pasien baru mengetahui ginjalnya bermasalah saat melakukan pemeriksaan darah atau urine secara rutin.

    Tanda-tanda Ginjal Mulai Rusak

    Dikutip dari Times of India, gejala baru muncul saat kerusakan ginjal sudah cukup parah. Beberapa keluhan yang perlu diwaspadai meliputi:

    Kelelahan berkepanjangan atau tubuh terasa lemah.Mual, muntah, atau penurunan nafsu makan.Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau wajah.Kulit gatal atau sangat kering.Masalah tidur.Sesak napas.Perubahan urine, seperti berbusa, sangat kering atau sangat hangat sedikit.

    Banyak orang keliru menganggap gejala-gejala tersebut sebagai efek stres, penuaan asam lambung, atau pola hidup yang berantakan. Sehingga diagnosis makin tertunda.

    Penyebab Terbesar Kerusakan Ginjal

    Ada dua penyebab utama penyakit ginjal kronis, yaitu diabetes jangka panjang dan tekanan darah tinggi. Keduanya dapat merusak filter ginjal secara perlahan, tanpa menimbulkan gejala.

    Faktor lain yang juga berkontribusi, meliputi:

    Infeksi ginjal berulang.Peradangan ginjal.Penggunaan obat anti-nyeri (NSAID) berlebihan.Penyakit autoimun.Kondisi genetik tertentu.

    Tips Menjaga Ginjal Tetap Sehat

    Salah satu cara paling sederhana adalah cukup minum air setiap hari. Hidrasi yang baik membantu tubuh membuang racun dan menurunkan risiko batu ginjal maupun infeksi saluran kemih (ISK).

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Hati-hati! Inilah Gejala Awal Penderita Batu Ginjal”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)