Jenis Media: Kesehatan

  • Kesaksian Dokter Tangani Pasien Termuda Alzheimer, Umurnya Masih 19 Tahun

    Kesaksian Dokter Tangani Pasien Termuda Alzheimer, Umurnya Masih 19 Tahun

    Jakarta

    Seorang ahli saraf di klinik memori di China menceritakan pengalaman pasiennya yang didiagnosis mengidap Alzheimer di usia 19 tahun. Pada saat itu, ia menjadi pasien termuda yang pernah didiagnosis penyakit itu di dunia.

    Remaja pria yang tidak disebutkan namanya itu mulai mengalami penurunan ingatan sekitar usia 17 tahun. Dikutip dari Science Alert, masalah kognitifnya semakin memburuk selama bertahun-tahun.

    Dari CT scan, pasien menunjukkan penyusutan di hippocampus, yang terlibat dalam ingatan, dan cairan serebrospinal-nya. Ini mengisyaratkan tanda umum dari bentuk demensia.

    Umumnya, penyakit Alzheimer (AD) dianggap sebagai penyakit yang terjadi pada kelompok lansia. Tetapi, kasus awal yang meliputi pasien di bawah usia 65 tahun ditemukan sekitar 10 persen dari semua diagnosis.

    Hampir semua pasien di bawah 30 tahun dapat membuat Alzheimer mereka dijelaskan oleh mutasi gen patologis, menempatkan mereka ke dalam kategori penyakit Alzheimer familial (FAD). Semakin muda seseorang ketika mereka menerima diagnosis, semakin besar kemungkinan hasil dari gen yang salah yang mereka warisi.

    Namun, para peneliti di Capital Medical University di Beijing, China, tidak dapat menemukan mutasi biasa yang bertanggung jawab atas awal kehilangan memori, atau gen yang dicurigai saat mereka melakukan pencarian genome-wide.

    Tak Ada Genetik Alzheimer

    Kasus yang dilaporkan di China ini masih menjadi misteri. Sebab, tidak ada satupun keluarga remaja 19 tahun itu yang memiliki riwayat demensia atau Alzheimer, yang membuatnya sulit untuk dikategorikan sebagai FAD. Tetapi, remaja itu tidak memiliki penyakit, infeksi, atau trauma kepala lain yang bisa menjelaskan penurunan kognitif yang tiba-tiba ini.

    Sekitar dua tahun sebelum dirujuk ke klinik memori, pasien remaja itu berjuang untuk fokus di kelas. Ia mulai merasa kesulitan untuk membaca dan ingatan jangka pendeknya menurun.

    Sering kali, ia tidak bisa mengingat peristiwa dari hari sebelumnya dan selalu salah dalam menempatkan barang-barangnya.

    Pada akhirnya, penurunan kognitif menjadi sangat buruk. Ia tidak dapat menyelesaikan sekolah menengah, meskipun ia masih bisa hidup secara mandiri.

    Setahun setelah dirujuk ke klinik memori, ia menunjukkan masalah dalam penarikan langsung, penarikan pendek pendek setelah tiga menit, dan penarikan panjang penundaan setelah 30 menit.

    NEXT: Skor memori buruk

    Skor memori skala penuh pasien adalah 82 persen lebih rendah dari rekan seusianya sendiri. Sementara skor memori langsungnya adalah 87 persen lebih rendah.

    Tindak lanjut jangka panjang diperlukan untuk mendukung diagnosis pemuda itu, tetapi tim medisnya mengatakan pada saat pasien ‘mengubah pemahaman kita tentang usia yang khas dari onset AD’.

    “Pasien memiliki AD onset yang sangat awal tanpa mutasi patogen yang jelas, yang menunjukkan bahwa patogenesisnya masih perlu dieksplorasi,” tulis ahli saraf Jianping Jia dan rekannya dalam penelitian mereka.

    Studi kasus, yang diterbitkan pada bulan Februari 2023, hanya menunjukkan bahwa Alzheimer tidak mengikuti satu jalur tunggal, dan jauh lebih kompleks daripada yang kita kira, muncul melalui berbagai jalan dengan berbagai efek.

    “Menjelajahi misteri anak muda dengan penyakit Alzheimer mungkin menjadi salah satu pertanyaan ilmiah yang paling menantang di masa depan,” kata mereka dalam laporan yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease.

    Sebelum kasus ini, pasien termuda dengan Alzheimer dilaporkan terjadi pada orang di usia 21 tahun. Mereka membawa mutasi gen PSEN1, yang menyebabkan protein abnormal menumpuk di otak, membentuk rumpun plak beracun, yang merupakan fitur umum Alzheimer.

  • Ramai di Medsos Dikaitkan dengan Kondisi Jokowi, Apa Itu Penyakit Autoimun?

    Ramai di Medsos Dikaitkan dengan Kondisi Jokowi, Apa Itu Penyakit Autoimun?

    Jakarta

    Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo atau Jokowi disebut sedang menjalani perawatan akibat penyakit alergi. Penyakit tersebut memunculkan perubahan di kulit Jokowi.

    Ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah menjelaskan Jokowi tidak memiliki penyakit lain selain alergi. Disinggung mengenai spekulasi terkait Jokowi terkena autoimun, Syarif menegaskan yang berhak menjelaskan adalah dokter.

    “Nah, itu mungkin dokter nanti yang lebih detail menjelaskan (disebut kena autoimun),” jelas Syarif kepada detikJateng, Minggu (22/6/2025).

    Terlepas dari sakit kulit Jokowi, warganet juga menyoroti terkait penyakit autoimun yang mungkin diidapnya. Lantas, apa sih penyakit autoimun itu?

    Dijelaskan laman Very Well Health, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem imun tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri, umumnya memengaruhi kulit dan area tubuh lainnya, seperti sendi, otot, dan organ.

    Biasanya, sistem imun secara otomatis mendeteksi zat-zat yang seharusnya tidak ada di dalam tubuh seperti virus, bakteri, atau racun dan mengirimkan sel darah putih untuk membuangnya sebelum zat-zat tersebut dapat merusak tubuh atau membuat seseorang sakit.

    Pada orang dengan penyakit autoimun, sistem imun lebih aktif daripada yang seharusnya. Karena tidak ada penyerang yang dapat diserang, sistem imun bisa menyerang tubuh dan merusak jaringan yang sehat.

    Jenis-jenis penyakit autoimun kulit

    Ada lebih dari 100 penyakit autoimun. Penyakit-penyakit ini dapat memengaruhi hampir semua jaringan atau organ dalam tubuh, tergantung pada bagian mana sistem imun tidak berfungsi. Jika menyerang kulit, beberapa yang bisa muncul yakni:

    Psoriasis

    Psoriasis adalah kelainan autoimun kronis yang menyebabkan sistem imun menjadi terlalu aktif dan mempercepat pertumbuhan sel kulit. Sel-sel kulit akan terbentuk dalam lapisan plak merah yang ditutupi bercak-bercak kulit mati berwarna putih keperakan yang mengelupas, yang dikenal sebagai sisik.

    Siapa pun dapat mengalami psoriasis, tetapi paling sering dimulai antara usia 10 dan 35 tahun, atau seiring bertambahnya usia.

    Skleroderma

    Skleroderma adalah penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan penebalan dan pengerasan kulit. Jaringan ikat adalah jaringan yang menghubungkan, menyokong, dan memisahkan semua jenis jaringan tubuh. Skleroderma bersifat lokal atau sistemik (di seluruh tubuh).

    Lupus kulit

    Lupus kulit adalah kondisi kulit autoimun ketika sistem imun menyerang sel-sel kulit yang sehat dan merusak kulit. Gejala kulit meliputi perubahan warna, gatal, nyeri, dan jaringan parut.

    Sindrom Sjögren

    Sindrom Sjögren adalah penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem imun merusak kelenjar yang memproduksi dan mengendalikan kelembapan dalam tubuh. Gejala yang paling umum adalah kekeringan kronis yang tidak biasa pada mata, mulut, tenggorokan, atau vagina.

    Pemfigoid bulosa

    Pemfigoid bulosa adalah kondisi kulit autoimun langka yang menyebabkan lepuh besar berisi cairan. Lepuh ini sering kali muncul di lengan, kaki, badan, dan mulut.

    Pemfigoid bulosa terjadi ketika sistem imun menyerang lapisan tipis jaringan kulit tepat di bawah lapisan luar. Terkadang, kondisi ini hilang dengan sendirinya, tetapi bisa juga butuh waktu bertahun-tahun untuk sembuh.

    (kna/kna)

  • Ramai di Medsos Dikaitkan dengan Kondisi Jokowi, Apa Itu Penyakit Autoimun?

    Potret Jokowi Idap Alergi Kulit

    Foto Health

    Rafida Fauzia – detikHealth

    Senin, 23 Jun 2025 12:15 WIB

    Solo – Jokowi mengalami alergi kulit dan kini dalam masa pemulihan. Ajudan menyebut kondisinya membaik dan secara fisik tetap sehat walafiat.

  • Haus Terus dan Sering Buang Air? Cek Gula Darahmu!

    Haus Terus dan Sering Buang Air? Cek Gula Darahmu!

    Jakarta

    Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Akhirnya glukosa menumpuk dalam darah dan tidak bisa masuk dalam sel untuk menjadi sumber energi.

    Kadar gula darah tinggi yang terus menerus terjadi dapat merusak organ dan memicu berbagai komplikasi serius.

    Haus Terus dan Sering Buang Air Tanda Diabetes

    Gampang haus dan sering buang air kecil merupakan beberapa tanda masalah diabetes. Jika mengalami gejala tersebut, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui diagnosis sebenarnya.

    Kenapa masalah diabetes memicu gampang haus dan sering buang air? Dikutip dari Healthline, begini penjelasan lengkapnya.

    1. Gampang Haus

    Mudah haus atau polidipsia merupakan kondisi yang umum terjadi pada pengidap diabetes, karena kadar glukosa darah meningkat. Ketika kadar glukosa darah meningkat, ginjal memproduksi lebih banyak urine sebagai upaya untuk membuang kelebihan glukosa dari tubuh.

    Karena tubuh banyak kehilangan cairan tubuh, otak memberi sinyal rasa haus ke tubuh. Selain karena masalah gula darah, polidipsia juga bisa disebabkan oleh dehidrasi, peningkatan buang air kecil diuresis osmotik, hingga kelainan kesehatan mental polidipsia psikogenik.

    2. Sering Buang Air

    Umumnya, manusia menghasilkan 1-2 liter urine per hari. Orang dengan kondisi poliuria atau sering buang air bisa menghasilkan urine lebih dari 3 liter tiap hari.

    Ketika glukosa darah terlalu tinggi, tubuh mencoba membuang sebagian kelebihan glukosa melalui buang air kecil. Hal ini membuat ginjal juga menyaring lebih banyak air, yang meningkatkan kebutuhan buang air kecil.

    Selain karena diabetes, masalah sering buang air kecil juga bisa disebabkan oleh kehamilan, penyakit ginjal, hiperkalsemia, polidipsia psikogenik, dan konsumsi obat-obatan.

    3. Gampang Lapar

    Gejala mudah lapar atau polifagia juga bisa menjadi salah satu tanda untuk memeriksakan kadar gula darah. Pada pengidap diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh untuk dijadikan energi.

    Ini dipicu kadar insulin yang rendah atau resistensi insulin. Karena tubuh tidak mengubah glukosa menjadi energi, tubuh akan mudah merasa lapar.

    Rasa lapar terkait polifagia biasanya tidak akan hilang meski sudah makan. Pada pengidap diabetes yang tidak terkelola, makan lebih banyak justru berkontribusi pada kadar glukosa darah yang semakin tinggi.

    Selain karena diabetes, polifagia juga bisa disebabkan oleh stres, konsumsi obat tertentu, sindrom pramenstruasi, hingga tiroid yang terlalu aktif.

    (avk/tgm)

  • Israel Masih Terus Gempur RS di Gaza, 500 Pasien Meninggal Tak Dapat Pengobatan

    Israel Masih Terus Gempur RS di Gaza, 500 Pasien Meninggal Tak Dapat Pengobatan

    Jakarta

    Setidaknya 500 pasien dan warga Palestina yang terluka di Gaza meninggal dunia karena keterlambatan dalam rujukan medis. Menurut kepala Departemen Pedikrika dan Bersalin di Kompleks Medis Nasser, Dr Ahmed al-Farra, ini terjadi di tengah perbatasan Israel yang sedang berlangsung tentang perjalanan medis.

    Dr Al-Farra menuduh pasukan Israel dengan sengaja menargetkan sistem perawatan kesehatan Gaza dalam semua komponennya. Ia menggambarkan serangan itu sebagai bagian dari upaya untuk mematahkan ketahanan rakyat Palestina.

    “Di bawah hukum internasional, setiap pasien memiliki hak untuk bepergian untuk perawatan. Tetapi, mereka terus melanggar hak-hak ini tanpa konsekuensi,” terang Dr Al-Farra, dikutip dari Middle East Eye, Senin (23/6/2025).

    Profesional medis di Gaza telah berulang kali memperingatkan bahwa pembatasan pada pergerakan pasien dan serangan terhadap infrastruktur kesehatan menciptakan bencana kemanusiaan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kronis atau mengancam jiwa.

    Ratusan Bayi Berisiko Kehabisan Stok Susu Formula

    Tak hanya untuk pasien kronis dan mengancam jiwa, kesehatan para bayi di rumah sakit juga ikut terdampak. Dr Al-Farra mengungkapkan ratusan bayi dihadapkan dengan kematian karena rumah sakit kehabisan stok susu formula akibat blokade Israel.

    “Bayi-bayi ini tidak punya waktu,” katanya.

    Ia menjelaskan bahwa Israel mencegah masuknya susu formula ke Gaza selama lebih dari empat bulan, termasuk untuk rumah sakit dan pasar. Dia mencatat bahwa organisasi internasional juga termasuk dalam larangan tersebut.

    Dr Ahmad al-Farra menjelaskan bahwa Nasser Medical Complex saat ini menampung sekitar 25 anak yang menderita kekurangan formula yang parah. Sementara bayi prematur tidak memiliki susu khusus yang diperlukan untuk bertahan hidup.

    “Kami telah mencapai persegi satu, dan kami telah meminta semua pihak yang bersangkutan untuk menekan penduduk (Israel) untuk mengizinkan masuknya susu formula,” jelas Dr Al-Farra yang dikutip dari Middle East Monitor.

    “Anak-anak ini tidak punya waktu dan tidak ada suara. Kementerian kesehatan menarik bagi dunia, untuk menyelamatkan hidup mereka sebelum terlambat,” sambungnya.

    Dana Anak-anak PBB (UNICEF) sebelumnya telah memperingatkan krisis malnutrisi yang memburuk di Gaza. Mereka mencatat makanan pelengkap untuk bayi telah benar-benar habis di daerah tengah dan selatan strip, dengan cukup banyak formula bayi siap pakai yang tersisa selama sebulan untuk 400 anak.

    Organisasi tersebut juga mengonfirmasi sekitar 10 ribu bayi di bawah usia enam bulan sangat membutuhkan pemberian makan komplementer. Hal ini memperingatkan bahwa keluarga mungkin dipaksa untuk menggunakan alternatif yang tidak aman yang dicampur dengan air yang terkontaminasi, menimbulkan risiko besar bagi kehidupan anak-anak.

    (sao/kna)

  • Jokowi Disebut Alami Peradangan Kulit, Dokter Jelaskan Kaitannya dengan Alergi

    Jokowi Disebut Alami Peradangan Kulit, Dokter Jelaskan Kaitannya dengan Alergi

    Jakarta

    Ajudan Joko Widodo (Jokowi) membeberkan kondisi terkini Presiden ke-7 RI itu yang terkena alergi kulit. Saat ini, disebutkan kondisinya sudah membaik.

    “Kondisi Bapak membaik, sedang proses pemulihan, kalau memang secara visual kita bisa lihat kulit Bapak memang agak berubah. Secara fisik oke beliau, nggak ada masalah. Beliau sangat-sangat sehat walafiat,” kata ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah, di kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/6/2025).

    Syarif menyebutkan Jokowi sempat mengalami peradangan akibat alergi kulit. Saat ini, Jokowi masih dalam proses pemulihan.

    Di luar kasus tersebut, spesialis kulit dr Ruri D Pamela, SpDVE, FINSDV mengatakan alergi kulit adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti sabun, makanan, atau debu. Saat terkena alergen, tubuh akan melepaskan histamin dan zat kimia lain yang menyebabkan radang.

    “Kulit menjadi merah, bengkak, gatal, dan terkadang terasa hangat atau perih,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (23/6/2025).

    dr Ruri mengatakan alergi dapat menyebabkan peradangan lantaran sistem imun yang bereaksi berlebihan pada alergen, yang akhirnya melepaskan zat peradangan seperti histamin. Reaksi ini, membuat pembuluh darah melebar, menyebabkan kemerahan, membengkak, dan gatal.

    “itu semua adalah tanda peradangan,” sambungnya.

    Pada dasarnya, lanjut dr Ruri, terdapat sejumlah penyebab umum alergi kulit. Antara lain:

    Kontak langsung: misal logam (nikel), lateks, kosmetik, sabun, parfum.Makanan/obat-obatan: bisa memicu ruam dan biduran.Lingkungan/fisik: debu, serbuk sari, gigitan serangga, cuaca ekstrem (dingin/panas), atau keringat.

    (suc/up)

  • Viral Menu Makan Bergizi Gratis Diganti Camilan-Bahan Mentah, BGN Buka Suara

    Viral Menu Makan Bergizi Gratis Diganti Camilan-Bahan Mentah, BGN Buka Suara

    Jakarta

    Program makan bergizi Gratis (MBG) di sekolah dasar negeri Tangerang Selatan kembali menjadi sorotan. Perubahan menu dari bahan mentah menjadi makanan ringan memicu reaksi beragam dari para orang tua murid. Mereka menilai bahwa camilan seperti biskuit, susu, roti, dan buah belum cukup memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi anak usia sekolah.

    Sebelumnya, menu MBG berupa bahan mentah seperti beras dan lauk pauk mentah yang harus dimasak di rumah. Kini, selama masa libur sekolah, siswa menerima paket MBG berisi makanan siap konsumsi yang dikategorikan sebagai camilan bergizi.

    Menanggapi isu ini, Staf Khusus Badan Gizi Nasional (BGN), Redy Hendra Gunawan, buka suara dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Minggu (22/6/2025).

    Menurut Redy, perubahan menu MBG menjadi camilan dan bahan mentah merupakan inisiatif Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah, dalam upaya menyesuaikan dengan kondisi siswa yang sedang libur sekolah.

    “Pemilihan menu tersebut merupakan inisiatif dari SPPG di Tangerang Selatan. Mereka berupaya tetap memberikan makanan bergizi meski siswa sedang tidak bersekolah. Maka dipilihlah bentuk bahan mentah dan camilan siap konsumsi,” jelas Redy kepada wartawan.

    Redy juga menambahkan bahwa saat ini BGN belum memiliki desain atau kebijakan khusus terkait pemberian makan bergizi gratis selama masa libur sekolah. Namun, pihaknya tetap melakukan uji coba untuk memastikan program terus berjalan.

    “Para siswa penerima manfaat sudah memasuki masa libur sekolah. Kami sedang mendesain sistem pemberian makanan saat liburan, dan selama ini kami tetap berupaya menyalurkan makanan bergizi meski sekolah tidak aktif,” katanya.

    Sejauh ini, perubahan menu tersebut tidak berdampak pada kelompok lain, seperti ibu hamil dan menyusui. Mereka tetap mendapatkan MBG sesuai standar yang telah ditetapkan.

    (naf/kna)

  • Ramai di Medsos Dikaitkan dengan Kondisi Jokowi, Apa Itu Penyakit Autoimun?

    Jokowi Sakit Kulit, Ajudan Sebut Idap Alergi hingga Peradangan

    Jakarta

    Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi menjadi sorotan setelah beredar foto yang memperlihatkan kondisi kulitnya yang berubah. Sakit kulit Jokowi disebut mulai muncul sepulang dari Vatikan.

    Ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah mengakui memang ada perubahan secara pada fisik Jokowi, terutama di bagian wajah. Namun, dia memastikan bahwa secara umum Jokowi tidak mengalami gangguan kesehatan serius.

    “Kalau memang secara visual kita bisa lihat ya kulit Bapak memang agak berubah. Tapi secara fisik, memang secara fisik oke beliau. Nggak ada masalah,” kata Syarif kepada detikJateng, Minggu (22/6/2025).

    Syarif tidak menjawab saat ditanya rumor bahwa Jokowi menderita penyakit autoimun Stevens Jhonson Syndrome. Menurutnya, yang berhak menjelaskan soal autoimun atau tidak adalah dokter.

    “Nah, itu mungkin dokter nanti yang lebih detail menjelaskan (disebut kena autoimun),” tuturnya.

    Di media sosial ramai disebut Jokowi sakit kulit karena penyakit autoimun Stevens-Johnson Syndrome (SJS). Penyakit ini adalah kelainan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius. Biasanya reaksi terhadap obat yang dimulai dengan gejala seperti flu, diikuti dengan ruam yang menyakitkan yang menyebar dan melepuh.

    Terlepas dari sakit kulit Jokowi, penyakit Stevens Johnson Syndrome termasuk sebagai keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap. Perawatan difokuskan pada penghilangan penyebab, perawatan luka, pengendalian rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali.

    Dikutip dari laman John Hopkins, beberapa kelompok orang berisiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson, termasuk:

    Orang-orang yang telah mengalami gejala tertentu setelah mengonsumsi obat-obatan tertentuMereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemahIndividu dengan AIDS atau HIVOrang-orang yang menjalani kemoterapiMereka yang memiliki anggota keluarga dengan sindrom Stevens-Johnson

    Penyebab Sindrom Stevens-Johnson

    Penyebab paling umum dari SJS adalah reaksi obat. Hampir semua obat dapat menyebabkan SJS, tetapi obat-obatan seperti antibiotik, antikonvulsan, dan perawatan anti-inflamasi paling sering menyebabkannya.

    SJS lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih muda, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun. Masalah mata yang umum terkait dengan SJS dapat mencakup:

    KonjungtivitisUlserasi pada kelopak mataPeradangan di dalam mata (iritis)Lepuh korneaPerforasi kornea, lubang di kornea yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanenSetelah tahap akut penyakit, bekas luka konjungtiva dan kornea, yang menyebabkan penurunan atau hilangnya penglihatan, adalah hal yang umum.Pada anak-anak, sindrom Stevens-Johnson juga dapat disebabkan oleh infeksi seperti pilek atau flu, atau luka dingin.

    (kna/up)

  • Terungkap Lewat Studi, Wanita yang Rutin Minum Kopi Bisa Bikin Panjang Umur

    Terungkap Lewat Studi, Wanita yang Rutin Minum Kopi Bisa Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Kopi bukan sekadar minuman pelepas kantuk, tetapi juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik hingga umur panjang, terutama pada wanita. Sebuah studi baru menemukan minum kopi bahkan dapat membantu penuaan yang sehat pada wanita.

    “Temuan ini menunjukkan bahwa kopi berkafein-bukan teh atau tanpa kafein-dapat secara unik mendukung lintasan penuaan yang menjaga fungsi mental dan fisik,” kata Dr Sara Mahdavi, seorang peneliti pascadoktoral di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, dikutip dari CNBC, Minggu (22/6/2025).

    Makalah yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society of Nutrition ini belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah maupun melalui proses tinjauan sejawat. Namun, temuan yang disampaikan terbilang cukup kuat.

    Dalam studi ini, para peneliti mengamati 47.513 wanita selama beberapa dekade sejak tahun 1984. Mereka menganalisis data kesehatan serta kebiasaan konsumsi kopi para peserta.

    Hingga tahun 2016, hanya 3.706 peserta yang dikategorikan sebagai lansia sehat. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan penuaan sehat meliputi:

    Berusia 70 tahun atau lebihTidak memiliki 11 penyakit kronis utama, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kankerMelaporkan kondisi kesehatan mental yang baikMampu mempertahankan fungsi fisikTidak mengalami gangguan memori atau kognitif

    Peneliti juga mempertimbangkan faktor gaya hidup lain seperti kebiasaan merokok, frekuensi aktivitas fisik, dan pola makan, serta menyesuaikan pengaruhnya terhadap hasil kesehatan peserta.

    Para peserta juga diminta melaporkan seberapa sering mereka mengonsumsi kopi, teh, serta minuman soda, semua yang dapat menjadi sumber kafein. Hasil studi menunjukkan, wanita yang minum setidaknya satu cangkir kopi setiap hari memiliki kemungkinan lebih besar untuk tergolong sebagai lansia sehat.

    Bagi para lansia sehat, setiap tambahan satu cangkir kopi yang dikonsumsi per hari dikaitkan dengan peningkatan peluang mengalami penuaan sehat sebesar 2 hingga 5 persen, dengan manfaat terbesar terlihat pada konsumsi hingga lima cangkir kecil per hari.

    “Mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan beberapa manfaat perlindungan bila dikombinasikan dengan perilaku sehat lainnya,” ucap Mahdavi.

    Minum teh atau kopi tanpa kafein tidak memiliki hubungan yang jelas dengan penuaan yang sehat dalam penelitian tersebut, dan minum soda secara drastis menurunkan peluang hasil kesehatan yang positif.

    Di sisi lain, seberapa banyak kopi per hari yang dapat menyebabkan penuaan yang sehat masih bisa diperdebatkan. Mahdavi mengatakan, minum hingga tujuh cangkir kecil kopi setiap hari dikaitkan dengan penuaan yang sehat dalam penelitian tersebut. Tetapi apakah jumlah tersebut sehat atau tidak dapat berubah tergantung pada orangnya.

    Penelitian lain yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan potensi manfaat kesehatan dari minum kopi. Sebuah penelitian terbaru yang melibatkan hampir 50.000 orang dewasa AS yang dipublikasikan bulan Mei ini menemukan, minum satu hingga tiga cangkir kopi sehari dapat menurunkan peluang seseorang untuk meninggal sekitar 15 peren dalam sembilan hingga 11 tahun berikutnya, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi.

    “Mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan beberapa manfaat perlindungan jika dikombinasikan dengan perilaku sehat lainnya seperti olahraga teratur, pola makan sehat, dan menghindari merokok,” kata Mahdavi dalam siaran pers .

    “Meskipun penelitian ini melengkapi bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa asupan kopi dapat dikaitkan dengan penuaan yang sehat, manfaat dari kopi relatif sederhana dibandingkan dengan dampak dari kebiasaan gaya hidup sehat secara keseluruhan dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.”

    (elk/suc)

  • Sederet Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Kerap Kali Tak Disadari

    Sederet Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Kerap Kali Tak Disadari

    Jakarta

    Diabetes tipe 2 kerap kali disebut sebagai silent killer lantaran tak memicu gejala signifikan, bahkan jarang disadari. Banyak orang tidak menyadari mereka mengidap kondisi ini hingga muncul komplikasi serius, seperti gangguan jantung, kerusakan ginjal, atau penglihatan yang memburuk.

    Meskipun gejala umum seperti sering buang air kecil dan mudah lelah cukup dikenal, ada sejumlah tanda lain yang sering luput dari perhatian. Gejala-gejala ini kerap dianggap sepele atau dikaitkan dengan masalah kesehatan lain, sehingga tidak langsung dikenali sebagai bagian dari diabetes.

    Gejala Tak Biasa yang Jarang Disadari dari Diabetes Tipe 2

    Terdapat beberapa gejala yang tidak biasa yang dapat dialami oleh pengidap diabetes tipe 2. Dikutip dari laman The Healthy, ahli diet Erin Palinski-Wade, RD, CDCES mengungkapkan sejumlah gejalanya.

    1. Perubahan Berat Badan

    Perubahan berat badan pada pengidap diabetes tipe 2 terkadang disebabkan oleh hilangnya cairan dari tubuh. Kondisi ini terjadi karena diabetes dapat menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, yang pada akhirnya mengakibatkan tubuh kehilangan banyak air dan kalori.

    2. Gusi nyeri hingga Gigi Berlubang

    Mulut kering serta gusi yang nyeri atau mudah berdarah merupakan gejala diabetes tipe 2 yang sering luput dikenali.

    “Hal ini dapat terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya produksi air liur dan meningkatnya pertumbuhan bakteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit gusi dan gigi berlubang,” kata ahli gizi di New Jersey, Palinski-Wade, RD, CDCES, CPT.

    3. Sensasi Terbakar di Kaki

    Kaki yang mati rasa atau kesemutan menjadi gejala umum diabetes tipe 2. Tapi, jika merasakan seperti berjalan di trotoar yang panas atau sensasi terbakar, kemungkinan merupakan tanda dari neuropati diabetik.

    “Ini mungkin merupakan tanda kerusakan saraf yang mungkin disebabkan oleh kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu lama,” kata ahli diabetes Vandana Sheth, RDN, CDCES, FAND.

    “Ini bisa menjadi tanda awal, tetapi jika diabaikan, dapat memperburuk kerusakan,” tambahnya.

    4. Infeksi Jamur dan ISK

    Kadar gula yang tinggi bisa meningkatkan risiko infeksi jamur dan infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada wanita . Menurut Wade, kelebihan glukosa dalam darah dan cairan tubuh, seperti urin, keringat, dan lendir menciptakan tempat jamur dan bakteri berkembang biak.

    “Jika hal ini dikombinasikan dengan kadar gula darah yang tinggi, sistem kekebalan tubuh akan melemah, dan tubuh akan semakin sulit melawan infeksi, yang menyebabkan jenis infeksi ini lebih sering terjadi.” kata Wade.

    5. Bercak Gelap pada Kulit

    Akantosis nigrikans adalah kondisi munculnya bercak gelap seperti beludru di kulit sekitar leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini bisa menjadi tanda peringatan resistensi insulin dan kadar gula darah yang tinggi.

    6. Kabut Otak

    Masalah kognitif juga berpotensi menjadi gejala diabetes tipe 2. Berdasarkan penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam Frontiers in Endocrinology, ada kondisi yang disebut sebagai disfungsi kognitif diabetik, di mana kadar gula darah yang tinggi secara konsisten bisa mengganggu fungsi otak. Gangguan ini muncul dalam bentuk kabut otak atau brain fog.

    Selain itu, gula darah tinggi juga terkadang bisa memengaruhi suasana hati dan menyebabkan mudah tersinggung.

    (elk/suc)