Jenis Media: Kesehatan

  • Hampir 3 Ribu Warga Israel Masuk RS usai Dihujani Rudal Iran, Ada yang Kena Mental

    Hampir 3 Ribu Warga Israel Masuk RS usai Dihujani Rudal Iran, Ada yang Kena Mental

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Israel mengungkapkan setidaknya ada 86 orang dirawat di rumah sakit. Hal ini disebabkan akibat gelombang baru serangan Iran yang diluncurkan pada Minggu (22/6/2025) dini hari.

    Sejak dimulainya serangan Iran terhadap Israel pada 13 Juni 2025, jumlah total pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 2.835. Jumlah tersebut terdiri dari:

    23 orang luka parah107 orang terluka sedang (tidak terlalu parah)2.555 orang luka ringan119 orang mengalami kecemasan atau trauma psikologis

    “Sekitar 20 orang mengalami luka ringan akibat serangan roket di lingkungan pemukiman Tel Aviv,” kata seorang juru bicara polisi kota, dikutip dari Gazeta Express, Senin (23/6).

    Menurut juru bicara internasional polisi Israel Dean Elsdunne, roket tersebut menghantam beberapa bangunan pemukiman yang berdekatan di lingkungan Ramat Aviv. Sampai saat ini, tim penyelamat masih mencari pecahan roket dan memeriksa reruntuhan untuk mencari kemungkinan orang yang terjebak.

    “Pihak berwenang sedang menunggu panggilan dari keluarga yang kehilangan kontak dengan kerabat mereka yang tinggal di daerah tersebut,” beber Elsdunne.

    “Daerah yang terkena dampak terletak di dekat pusat perbelanjaan dan sekolah,” sambungnya.

    (sao/kna)

  • Filler Tak Lagi Ngetren, Makin Banyak yang Takut Treatment gegara Ini

    Filler Tak Lagi Ngetren, Makin Banyak yang Takut Treatment gegara Ini

    Jakarta

    Tren filler yang dulu sempat booming kini perlahan ditinggalkan. Banyak orang mulai berpaling karena maraknya laporan efek samping pasca prosedur dilakukan. Terlebih saat ditindak dengan non-profesional medis.

    Dokter estetika dr Mathelda Weni Haryanti, MKes (AAM) mengungkapkan dalam dua tahun terakhir, semakin banyak pasien yang merasa takut melakukan filler.

    “Sebetulnya filler itu nggak menakutkan, yang penting produknya jelas dan dilakukan oleh dokter yang memang kompeten,” ujar dr Mathelda pasca konferensi pers Grand Launching Ultracol by Regenesis, ditulis Senin (23/6/2025).

    Menurutnya, penurunan tren filler salah satunya disebabkan minim edukasi. Banyak orang menjalani prosedur tanpa tahu standar keamanannya, bahkan sampai dilakukan di tempat yang tidak seharusnya.

    “Sering banget filler disuntikkan di bagian wajah yang tipis kayak bawah mata atau garis senyum, tapi pakai teknik dan produk yang nggak sesuai,” jelasnya.

    Lebih parahnya lagi, kini marak beredar filler ilegal alias abal-abal. Produk ini dijual dengan harga murah dan banyak digunakan oleh oknum non-dokter. Padahal, risiko penggunaan filler ilegal sangat serius.

    Risiko Serius Filler Abal-Abal

    Kalau asal suntik, efeknya bisa fatal. Di antaranya:

    Infeksi dan pembengkakan parahKerusakan jaringan kulit secara permanenTrombosis pembuluh darah

    Bahkan bisa menyebabkan kebutaan, terutama jika filler salah suntik di area sekitar mata.

    “Dokter tahu lapisan mana yang aman untuk disuntik. Kalau bukan ahlinya, dampaknya bisa sangat berbahaya dan susah diperbaiki,” tegas dr. Mathelda.

    Lebih Baik Natural

    Saat ini, masyarakat mulai memilih pendekatan yang lebih aman dan alami dalam merawat wajah. Banyak yang lebih tertarik pada perawatan yang tidak hanya instan tapi juga tidak berisiko tinggi.

    Pesan dr Mathelda untuk menghindari prosedur filler di tempat tidak terpercaya, tidak tersertifikasi, apalagi yang menawarkan harga murah dan tidak diawasi tenaga medis. Sebaiknya pikir ulang saat tergiur harga murah, lantaran tidak sebanding dengan risiko yang bisa muncul.

    (naf/kna)

  • BPOM Respons Viral Menu Makan Bergizi Gratis di Tangsel Jadi Camilan-Bahan Mentah

    BPOM Respons Viral Menu Makan Bergizi Gratis di Tangsel Jadi Camilan-Bahan Mentah

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menegaskan komitmennya dalam mendukung pengawasan mutu dan keamanan pangan program makan bergizi gratis.

    Menurut Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar, pihaknya tidak hanya diberi mandat memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi anak-anak, tetapi juga terlibat aktif menganalisis kelayakan sumber pangan dan fasilitas dapur penyedia makanan.

    “Tanggung jawab BPOM mencakup dua hal penting. Pertama, kami dilibatkan dalam memastikan sumber pangan yang digunakan aman dan memenuhi standar. Kedua, kami juga mengevaluasi kelayakan dapur tempat makanan disiapkan. Ini merupakan instruksi langsung dari DPR RI, khususnya Komisi IX,” ungkap Taruna, Senin (23/6/2025).

    Ia juga menegaskan koordinasi antara BPOM dengan Badan Gizi Nasional belakangan telah dilakukan secara intensif untuk mendukung efektivitas program tersebut.

    “Jika terjadi keracunan makanan, kami pun bertanggung jawab atas mitigasinya. Data terakhir kami menunjukkan adanya 17 kejadian keracunan di 10 provinsi. Namun saat ini semua telah terkendali. Kasus-kasus itu kami tangani dengan cepat. Data terakhir menunjukkan sudah tidak ada lagi kasus keracunan,” jelasnya.

    Terkait Camilan: Fokus Jangka Panjang, Bukan Sekadar Harian

    Menanggapi polemik soal penggantian menu makan bergizi menjadi camilan, BPOM meminta publik untuk melihat program ini dalam konteks jangka panjang.

    “Camilan atau bukan, yang penting adalah kandungan gizinya. Pemenuhan gizi tidak bisa dinilai dari satu hari saja. Ini adalah proses berkelanjutan. Tidak selamanya bentuknya camilan, dan nanti saat semua sistem siap, nilai gizinya pun akan setara dengan makan utama,” kata Taruna.

    Ia menegaskan pendekatan bertahap dalam program ini penting dilakukan agar kualitas dan keamanan pangan benar-benar terjaga.

    Sebelumnya diberitakan, staf khusus Badan Gizi Nasional (BGN), Redy Hendra Gunawan menyebut pergantian menu makan bergizi gratis menjadi camilan maupun bahan mental adalah inisiatif Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di tingkat daerah. Dalam kasus MBG di SDN Tangerang Selatan, hal ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian kondisi libur sekolah.

    “Inisiatif ini berasal dari SPPG di Tangerang Selatan. Mereka tetap berkomitmen menyalurkan makanan bergizi meski para siswa sedang libur. Maka dipilihlah alternatif berupa bahan mentah dan camilan siap konsumsi,” jelas Redy.

    Ia juga mengakui bahwa hingga saat ini BGN belum memiliki pedoman khusus terkait mekanisme pemberian makanan bergizi saat masa liburan sekolah. Namun, pihaknya terus melakukan uji coba agar program MBG tetap berjalan meski tidak dalam konteks pembelajaran aktif.

    “Karena siswa penerima manfaat sudah memasuki masa libur, kami sedang merancang sistem distribusi makanan bergizi selama periode ini. Prinsipnya, asupan gizi tetap tersalurkan meski tidak ada kegiatan belajar di sekolah,” tambahnya.

    (naf/kna)

  • Minum Ini Sebelum Tidur Bikin Tidur Nyenyak dan Gula Darah Stabil

    Minum Ini Sebelum Tidur Bikin Tidur Nyenyak dan Gula Darah Stabil

    Jakarta

    Pola hidup sehat merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kadar gula darah, termasuk dalam memilih minuman. Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi ketika jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal.

    Jika ini dibiarkan terus-menerus, kondisi ini dapat merusak pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh, serta meningkatkan risiko komplikasi serius. Pemeriksaan secara rutin ke dokter disarankan untuk mengendalikan kadar gula darah, khususnya pada pengidap diabetes.

    Minuman yang Cocok Sebelum Tidur

    Minuman tertentu dapat menurunkan kadar gula darah dan mendukung pengelolaan diabetes. Selain itu, minuman ini juga bisa membuat tidur lebih nyenyak. Dikutip dari Eat Well, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Air Putih

    Air memiliki peranan penting dalam mencegah hidrasi. Minum air putih secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe dua 6 persen lebih rendah.

    Orang yang membatasi minuman manis dan memperbanyak air putih punya kecenderungan memiliki berat badan lebih sehat. Air putih juga bisa ditambahkan potongan buah lemon, stroberi, atau jeruk nipis untuk menambahkan cita rasa.

    Minum air sebelum tidur juga bermanfaat untuk menjaga tubuh tetap sejuk dan mencegah dehidrasi saat tidur. Air putih dingin membantu penurunan suhu inti tubuh, khususnya di cuaca panas, yang berperan memunculkan rasa kantuk.

    2. Air Jahe

    Dalam sebuah studi tahun 2015, konsumsi jahe dikaitkan dengan kadar gula darah lebih sehat pada pengidap diabetes. Temuan ini menjadi harapan bahwa jahe dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang disebabkan diabetes kronis.

    Air jahe panas juga bisa dikombinasikan dengan perasan jeruk lemon untuk meningkatkan kualitas tidur. Ramuan ini membuat tubuh terasa hangat, nyaman, dan rileks sebelum tidur.

    3. Susu

    Protein dalam susu sapi dapat menurunkan respons glukosa darah setelah makan. Kandungan protein dalam susu seperti kasein dan whey dapat memperlambat pencernaan dan meningkatkan respons insulin, sehingga baik untuk kadar gula darah.

    Minum susu, khususnya dalam keadaan hangat, juga baik untuk meningkatkan kualitas tidur. Susu mengandung triptofan yang secara alami meningkatkan serotonin.

    Serotonin adalah neurotransmitter yang berkaitan dengan kebahagiaan seseorang. Serotonin juga prekursor hormon pengatur tidur melatonin.

    4. Cuka Apel

    Penelitian pada tahun 2018 menemukan ada manfaat besar dari konsumsi cuka apel pada pengidap diabetes. Cuka sari apel tidak hanya membantu mengurangi berat badan, tapi juga mengontrol gula darah.

    “Mengonsumsi cuka sari apel sebelum tidur membantu menyeimbangkan kadar gula darah pasien yang menderita diabetes. Mengonsumsi satu sendok teh cuka sari apel dalam air panas sebelum tidur sangat baik untuk pasien diabetes. Cuka sari apel juga dapat membantu menormalkan gula puasa di pagi hari,” kata ahli gizi Jasleen Kaur, dikutip dari NDTV.

    Minum cuka apel sebelum tidur juga membantu mengurang nafsu makan dan mengurangi nyeri ulu hati, yang keduanya meningkatkan kualitas tidur. Campurkan cuka apel dengan segelas air dingin atau hangat sesuai selera, lalu minum sebelum tidur.

    Air hangat biasanya memberikan efek relaksasi dan menenangkan sebelum tidur. Namun, jika cuaca sedang panas, air dingin juga boleh digunakan karena tidak menurunkan efektivitas cuka apel.

    5. Jus Tomat

    Jus tomat adalah minuman yang ‘ramah’ terhadap kadar gula darah. Sebuah penelitian kecil menemukan mereka yang minum jus tomat memiliki kadar gula darah yang lebih rendah setelah makan, dibanding yang tidak minum jus tomat.

    Meski punya kalori ekstra, serat dalam tomat membantu memperlambat pencernaan, sehingga kadar gula lebih terkontrol. Jus tomat dapat disajikan dingin, maupun hangat. Jika suka efek menenangkan dan nyaman sebelum tidur, jus tomat hangat boleh dicoba. Sedangkan jika cuaca sedang panas, jus tomat dingin juga bagus untuk tubuh.

    Tomat merah juga dapat meningkatkan melatonin pada tubuh. Melatonin merupakan hormon alami yang membantu siklus tidur-bangun, sehingga penting meningkatkan kualitas tidur.

    Meski minuman-minuman di atas baik sehat, perlu diingat pengelolaan kadar gula darah harus dilakukan secara menyeluruh. Selain mengonsumsi minuman di atas, jaga asupan makan sehat dan aktivitas fisik penting untuk mengelola kadar gula darah.

    (avk/tgm)

  • Siasat BPOM Pastikan Stok Obat Aman di Tengah Ancaman Kelangkaan Imbas Perang

    Siasat BPOM Pastikan Stok Obat Aman di Tengah Ancaman Kelangkaan Imbas Perang

    Jakarta

    Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, mengingatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) agar turut berperan aktif dalam memastikan ketahanan nasional, khususnya di sektor pangan dan obat-obatan, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Termasuk konflik antara AS, Iran, hingga Israel.

    “Kita melihat dinamika geopolitik saat ini, termasuk potensi konflik antara Iran dan beberapa negara lainnya, yang tentunya berisiko mengganggu rantai pasok global. Karena itu, BPOM perlu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut sejak dini,” ujar Dudung saat ditemui detikcom di Gedung BPOM Jakarta, Senin (23/6/2025).

    Menurut Dudung, ketahanan nasional tidak hanya terkait dengan alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga mencakup ketahanan di sektor kesehatan dan pangan. Kemandirian industri pertahanan dan farmasi nasional menjadi kunci agar Indonesia tidak tergantung pada negara lain dalam situasi darurat.

    “Saya sebagai penasihat khusus presiden di bidang pertahanan menilai bahwa kemandirian industri dalam negeri, baik alutsista maupun obat-obatan, sangat penting. Kita harus membangun ekosistem yang kuat agar tidak mudah terguncang oleh kondisi luar,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Dudung menyampaikan Indonesia harus mampu memproduksi obat-obatan secara mandiri. Jika terjadi konflik global berskala besar, ketergantungan terhadap impor obat akan sangat membahayakan ketahanan nasional.

    “Kalau perang besar benar-benar terjadi, dampaknya sangat serius terhadap suplai obat-obatan. Oleh karena itu, kemandirian obat harus diwujudkan. Fasilitas dan sarana yang ada sejauh ini sudah mulai kita manfaatkan untuk mendukung hal tersebut,” katanya.

    94 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor

    Sejalan dengan itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar menegaskan saat ini Indonesia sangat bergantung pada impor bahan baku obat, dengan 94 persen di antaranya berasal dari luar negeri.

    “Kalau kita tidak jeli melihat kondisi ini, bisa sangat berbahaya. Mayoritas bahan baku obat kita impor dari India, China, Belanda, dan Amerika. Dalam kondisi perang seperti sekarang, kalau pasokan tiba-tiba diblokir, kita akan kesulitan. Rakyat kita yang sakit bisa sangat terdampak,” ujar Taruna, dalam kesempatan yang sama.

    Taruna menyebut hal ini menjadi inti pembahasan dalam pertemuan antara dirinya dan penasihat khusus Presiden. Keduanya sepakat Indonesia secara bertahap perlu melakukan langkah-langkah konkret demi memperkuat ketahanan obat, vaksin, dan pangan agar tetap bisa bertahan sebagai negara mandiri di tengah situasi global yang rentan dan sulit.

    Ia juga menegaskan koordinasi antara Kementerian Pertahanan dan BPOM sudah dilakukan. Beberapa instansi terkait, termasuk Laboratorium milik Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan fasilitas kesehatan milik militer seperti lembaga farmasi LAFI AD, saat ini sedang dioptimalkan kembali dalam mendukung produksi dan pengawasan obat nasional.

    NEXT: Obat Generik-Penyakit Kronis Diimpor dari Negara Ini

    Taruna mengungkap obat-obat generik yang sudah habis masa patennya sebagian besar diimpor dari India dan China. Sementara obat-obatan esensial untuk penyakit kronis seperti diabetes, kardiovaskular, gangguan sistem saraf, ginjal, dan kanker umumnya masih diimpor dari Amerika Serikat.

    “Semua jenis obat itu esensial. Apalagi, jika kita melihat sepuluh penyakit tertinggi penyebab kematian di Indonesia saat ini, hampir semuanya adalah penyakit degeneratif dan kronis, seperti jantung, stroke, diabetes, gangguan ginjal, dan kanker,” ujarnya.

    Untuk itu, BPOM telah mengambil sejumlah langkah strategis. Pertama, memberikan dukungan kepada industri farmasi dalam negeri (IF) untuk meningkatkan jumlah dan variasi bahan baku yang dapat diolah sendiri.

    Kedua, mempermudah perizinan dan sertifikasi impor bahan baku bagi industri nasional. Ketiga, memperkuat kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Pertahanan, dalam mengamankan jalur distribusi bahan baku obat, baik melalui skema business-to-business (B2B) maupun jalur antar-pemerintah.

    “Dengan kondisi global yang sangat rentan saat ini, kita berharap Indonesia tetap aman dan siap menghadapi segala kemungkinan, khususnya dalam hal ketersediaan obat-obatan,” tutup Taruna.

  • Tanpa Aturan Jelas, Ganula Dinilai Jadi Bom Waktu Ancam Kesehatan Konsumen

    Tanpa Aturan Jelas, Ganula Dinilai Jadi Bom Waktu Ancam Kesehatan Konsumen

    Jakarta

    Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengkritik ketiadaan regulasi yang mengatur batas masa pakai galon guna ulang yang sudah tua atau yang kerap disebut ganula, galon lanjut usia. Menurut KKI, hal ini telah membuka celah bagi produsen untuk meraup keuntungan berlipat ganda.

    (KKI) pun menilai praktik bisnis tersebut menomorduakan keselamatan publik demi profit semata. Namun di saat bersamaan mengabaikan potensi risiko kesehatan serius bagi konsumen.

    Ketua KKI, David Tobing menyoroti disparitas regulasi yang merugikan konsumen. Ia menjelaskan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memang telah mewajibkan pelabelan risiko BPA pada galon guna ulang sejak 2024 (dengan tenggang waktu hingga 2028), namun aturan mengenai batas masa pakai ganula hingga kini belum juga diterbitkan secara resmi.

    “Celah regulasi inilah yang dieksploitasi produsen untuk terus mendistribusikan ganula yang seharusnya sudah tidak layak pakai,” ujar David dalam keterangan tertulis, Kamis (19/6/2025).

    Padahal, lanjutnya, Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia, telah merekomendasikan batas penggunaan galon polikarbonat maksimal 40 kali pengisian ulang atau sekitar satu tahun.

    “Galon guna ulang itu berbahan polikarbonat. Untuk merekatkan, diperlukan Bisphenol A atau BPA. Para ahli mengatakan, jika diguna ulang terus-menerus, maksimal 40 kali pakai. Artinya, jika seminggu sekali, seharusnya dalam satu tahun sudah tidak boleh diguna ulang lagi,” papar David.

    Investigasi KKI pada 2024 di sejumlah kota besar di Indonesia menemukan fakta mengejutkan: hampir 40% galon yang beredar di masyarakat telah berusia lebih dari dua tahun yang artinya sudah tergolong sebagai ganula, jauh melampaui batas aman yang direkomendasikan para pakar.

    Temuan ini mengindikasikan prioritas produsen pada efisiensi biaya operasional dan margin keuntungan dibandingkan keselamatan konsumen.

    “Padahal, produsen yang sama sudah memproduksi galon baru dari bahan bebas BPA, lalu mengapa ganula-ganula itu tidak ditarik dari peredaran?” ucap David.

    David juga mengecam sikap produsen yang semestinya memikul tanggung jawab penuh terhadap keamanan produknya. KKI mendesak pemerintah untuk segera menetapkan aturan baku mengenai masa pakai galon guna ulang dan mempercepat implementasi pelabelan BPA.

    BPA, senyawa kimia sintesis dalam galon guna ulang, berpotensi menimbulkan dampak serius bagi kesehatan jangka panjang. Ratusan penelitian ilmiah menunjukkan bahwa paparan BPA dapat mengganggu fungsi hormonal pada tubuh manusia, mempengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

    David menegaskan urgensi peran pemerintah dalam melindungi konsumen dari praktek bisnis yang merugikan.

    “Di sinilah peran pemerintah yang paling penting, melindungi konsumen. Jangan semata melindungi pelaku usaha. Tapi lebih utama konsumen. Makanya ada Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Kenapa? Karena konsumen adalah pihak paling lemah,” ungkapnya.

    KKI mendesak pemerintah untuk segera menutup celah regulasi ini dengan menetapkan standar yang jelas dan tegas mengenai masa pakai ganula agar tidak ada lagi galon lanjut usia yang beredar di pasaran. Selain itu, pemerintah didesak untuk mempercepat implementasi pelabelan peringatan bahaya BPA tanpa menunggu masa tenggang yang terlalu lama.

    (akn/ega)

  • Kematian Mendadak karena GERD, Mungkinkah Terjadi? Begini Penjelasannya

    Kematian Mendadak karena GERD, Mungkinkah Terjadi? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Tidak sedikit yang khawatir penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) memicu kematian mendadak. Penyakit GERD sendiri terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

    Sempat beredar kabar kematian anak kost yang disebut-sebut dipicu GERD. Dokter memastikan GERD tidak menjadi pemicu kematian mendadak.

    “Gastroesophageal reflux disease atau GERD tidak mungkin menyebabkan kematian mendadak,” ucap spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi dr Imelda Maria Loho, SpPD, SubspGEH(K), FINASIM, Rabu (18/6/2025).

    dr Imelda mengatakan kematian mendadak yang terjadi pada seseorang biasanya dipicu serangan jantung. Gejala antara GERD dan serangan jantung memang mirip, mulai dari sensasi panas di dada hingga rasa berdebar.

    Tetapi serangan jantung biasanya disertai keluhan tambahan yang lebih khas seperti, nyeri yang menjalar ke leher dan lengan, keringat dingin, hingga sesak napas.

    “Kalau meninggal mendadak itu biasanya karena serangan jantung. Tapi karena jantung dan kerongkongan lokasinya berdekatan, banyak yang keliru mengira gejala serangan jantung sebagai GERD,” jelasnya.

    (kna/kna)

  • Kematian Mendadak karena GERD, Mungkinkah Terjadi? Begini Penjelasannya

    Kematian Mendadak karena GERD, Mungkinkah Terjadi? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Tidak sedikit yang khawatir penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) memicu kematian mendadak. Penyakit GERD sendiri terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

    Sempat beredar kabar kematian anak kost yang disebut-sebut dipicu GERD. Dokter memastikan GERD tidak menjadi pemicu kematian mendadak.

    “Gastroesophageal reflux disease atau GERD tidak mungkin menyebabkan kematian mendadak,” ucap spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi dr Imelda Maria Loho, SpPD, SubspGEH(K), FINASIM, Rabu (18/6/2025).

    dr Imelda mengatakan kematian mendadak yang terjadi pada seseorang biasanya dipicu serangan jantung. Gejala antara GERD dan serangan jantung memang mirip, mulai dari sensasi panas di dada hingga rasa berdebar.

    Tetapi serangan jantung biasanya disertai keluhan tambahan yang lebih khas seperti, nyeri yang menjalar ke leher dan lengan, keringat dingin, hingga sesak napas.

    “Kalau meninggal mendadak itu biasanya karena serangan jantung. Tapi karena jantung dan kerongkongan lokasinya berdekatan, banyak yang keliru mengira gejala serangan jantung sebagai GERD,” jelasnya.

    (kna/kna)

  • Stop Kaitkan Penyakit Kulit dengan Azab! Dokter Tegaskan Tak Ada Hubungannya

    Stop Kaitkan Penyakit Kulit dengan Azab! Dokter Tegaskan Tak Ada Hubungannya

    Jakarta

    Ada berbagai penyebab inflamasi atau radang pada kulit, alergi termasuk salah satu yang banyak dijumpai. Namun yang pasti, dokter kulit memastikan kondisi ini tidak ada kaitannya dengan hal-hal mistis.

    Hal itu ditegaskan oleh Spesialis dermatologi Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpDVE, Subsp.OBK, FINSDV, FAADV. Menurutnya, alergi bisa terjadi kapan saja pada orang-orang tertentu yang memang memiliki bakat alergi.

    “Alergi nggak ada kaitannya dengan azab atau hal mistis,” tegas dr Darma, sapaannya, saat dihubungi detikcom, Senin (23/6/2025).

    “Kadang alerginya baru muncul pas usia tua, padahal sebelumnya belum pernah alergi,” tambahnya.

    Menurutnya, pada usia tua, alergi bisa muncul meski sebelumnya tak pernah timbul gejala. Hal ini terjadi karena sistem imun melemah dan menjadi kurang seimbang, sehingga tubuh lebih mudah bereaksi terhadap alergen.

    “Selain itu, paparan alergen yang berlangsung lama, perubahan kulit dan mukosa yang makin tipis, konsumsi banyak obat, serta gangguan mikrobioma juga ikut memicu timbulnya alergi di usia lanjut,” imbuhnya lagi.

    Di sisi lain, dr Darma mengatakan alergi kulit adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang seharusnya tak berbahaya, seperti debu, makanan, logam, atau kosmetik.

    Ketika tubuh ‘salah mengenali’ zat ini sebagai ancaman, maka sistem imun akan melepaskan senyawa seperti histamin, yang memicu peradangan di kulit.

    “Inilah yang menyebabkan gejala seperti kemerahan, bengkak, dan gatal. Jadi, peradangan itu adalah respons tubuh yang ‘overprotektif’,” lanjutnya lagi.

    (up/up)

  • BPJS Kesehatan Rilis Sederet Ketentuan Aktifkan Kembali Status Peserta PBI JK

    BPJS Kesehatan Rilis Sederet Ketentuan Aktifkan Kembali Status Peserta PBI JK

    Jakarta

    Ramai kabar 7,3 juta peserta penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (PBI JK) dinonaktifkan. Kementerian Sosial sebelumnya mengungkap hal ini dilandasi peserta tidak tercatat dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

    Walhasil, dinilai sudah sejahtera dan keluar dari ketentuan PBI. Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menekankan peserta yang masuk dalam penonaktifan tersebut bisa kembali mengurus PBI JK dengan sejumlah kriteria baru.

    Berikut ketentuannya:

    Masuk dalam daftar peserta PBI JK yang dinonaktifkan pada Mei 2025Mengikuti verifikasi di lapangan dan dinyatakan termasuk kategori miskin dan rentan miskinMemiliki kondisi darurat medis yang mengancam keselamatan jiwa

    Peserta diimbau Rizzky untuk melapor ke Dinas Sosial dengan membawa surat keterangan membutuhkan layanan kesehatan. Setelah melewati tahap tersebut, Dinas Sosial akan mengusulkan peserta ke Kementerian Sosial, untuk melakukan verifikasi status peserta.

    “Jika peserta lolos verifikasi, maka BPJS Kesehatan akan mengaktifkan kembali status JKN peserta tersebut, sehingga peserta yang bersangkutan dapat kembali mengakses layanan kesehatan,” kata Rizzky dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (23/6/2025).

    Dia menjelaskan penonaktifan tersebut dilandasi oleh Surat Keputusan (SK) Menteri Sosial Nomor 80 Tahun 2025 serta Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Mengacu pada regulasi tersebut, katanya, mulai bulan Mei 2025 penetapan peserta PBI akan menggunakan basis data DTSEN.

    “Dengan berubahnya acuan penetapan peserta PBI JK dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menjadi DTSEN sebagai landasannya, maka tak heran jika ada sejumlah peserta PBI JK yang dinonaktifkan status JKN-nya karena nama-namanya tidak ada dalam DTSEN,” ucapnya.

    Untuk mengecek apakah status kepesertaan JKN masih aktif atau tidak, kata Rizzky, peserta yang bersangkutan dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 165, Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA) di nomor 08118165165, Aplikasi Mobile JKN, atau melalui Kantor BPJS Kesehatan terdekat.

    “Bagi peserta JKN yang sedang berobat di rumah sakit, jika perlu informasi atau butuh bantuan, kami juga siapkan petugas BPJS SATU untuk membantu,” katanya.

    (naf/naf)