Jenis Media: Kesehatan

  • Hasil Autopsi Diungkap, Juliana Marins Meninggal 20 Menit Usai Jatuh di Rinjani

    Hasil Autopsi Diungkap, Juliana Marins Meninggal 20 Menit Usai Jatuh di Rinjani

    Jakarta

    Hasil autopsi terhadap jenazah Juliana Marins menjawab sejumlah spekulasi terkait kecelakaan tragis pendaki asal Brasil tersebut. Marins disebut meninggal 20 menit usai terperosok ke dalam jurang.

    Hal itu diungkap oleh Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik dari RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar. Menurutnya, perempuan 27 tahun tersebut mengalami luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuh.

    “Perkiraan 20 menit,” ujarnya terkait perkiraan lamanya korban bertahan hidup, seperti dikutip dari detikBali, Jumat (27/6/2025).

    Sesaat setelah terjatuh ke dalam jurang pada Sabtu (21/6), Marins tertangkap kamera drone milik sesama turis yang melintas dalam kondisi masih bergerak, mengindikasikan korban masih sempat bertahan hidup. Namun saat tim SAR mencarinya lagi dengan drone thermal, kondisi Marins sudah tidak bergerak.

    Marins akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Selasa (24/6) pada kedalaman jurang 600 meter dari Last Known Position (LKP).

    “Kami tidak menemukan tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu lama. Jadi kita perkiraan paling lama 20 menit,” kata Alit.

    NEXT: Meninggal bukan karena hipotermia

    Hasil autopsi juga mengindikasikan Marins meninggal bukan karena hipotermia, melainkan karena benturan benda keras. Benturan tersebut menyebabkan patah tulang di bagian dada belakang, tulang punggung, dan paha dan memicu perdarahan di dalam tubuh.

    “Jadi kalau kita lihat yang paling terparah, itu adalah yang berhubungan dengan pernapasan. Yaitu ada luka-luka terutama di dada-dada, terutama di dada-dada bagian belakang tubuhnya. Itu yang merusak organ-organ di dalamnya,” beber Alit dikutip dari CNN Indonesia.

    Alit mengatakan, tanda-tanda hipotermia berupa ujung jari menghitam tidak ditemukan.

    “Bahkan di dalam organ tubuh terutama organ spleen (limpa), tidak ditemukan mengkerut akibat hipotermia,” jelasnya, dikutip dari detikBali.

    Simak Video “Video: Hasil Autopsi Penyebab Kematian Juliana Marins”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Cegah dan Atasi Anak Kecanduan Gadget, Ini Jurus Jitu Kak Seto

    Cegah dan Atasi Anak Kecanduan Gadget, Ini Jurus Jitu Kak Seto

    Jakarta

    Gadget menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan bagi anak-anak. Namun, penggunaan yang berlebihan tanpa pengawasan bisa memberikan dampak yang buruk.

    Fenomena ini patut menjadi perhatian serius bagi banyak orang tua. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Pusat, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto memberikan beberapa tips untuk orang tua dalam mengatasi anak yang kecanduan gadget.

    Dampak Kecanduan Gadget pada Anak

    Dikutip dari laman Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ada sejumlah dampak negatif yang bisa dirasakan oleh anak yang kecanduan gadget. Berikut di antaranya:

    1. Dampak Fisik

    Masalah penglihatan: Paparan layar yang lama bisa menyebabkan kelelahan mata, sakit kepala, dan kerusakan mataGangguan tidur: Gadget yang digunakan sebelum tidur bisa mengganggu kualitas dan durasi tidur anakObesitas: Saat kecanduan gadget, anak cenderung kurang aktif secara fisik dan mengalami kenaikan berat badan.

    2. Dampak Psikologis

    Depresi: Anak yang kecanduan gadget berisiko mengalami depresi serta harga diri yang rendahKecemasan: Ketika sudah ketergantungan pada gadget, anak merasa cemas saat tidak bisa mengaksesnyaAttention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH): Penggunaan gadget berlebihan bisa mengganggu kemampuan anak dalam berkonsentrasi pada tugas yang diberikan

    3. Dampak Sosial

    Isolasi sosial: Cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan lingkungan sekitarnya.Komunikasi buruk: Anak kesulitan dalam menjalin komunikasi yang efektif dengan orang sekitarJurus Jitu Kak Seto Atasi Anak Kecanduan Gadget

    Kak Seto mengatakan bahwa permasalahan gadget pada anak masih menjadi hal yang pelik di kalangan orang tua. Kak Seto mewajibkan orang tua harus kreatif dalam menyelesaikan permasalahan gadget.

    1. Beri Edukasi bahwa Gadget Bisa Berbahaya

    Orang tua harus menarik perhatian anak agar terlepas dari gadget. Misalnya, dengan mendongeng, main sulap, atau menyanyi dengan edukasi tentang gadget.

    “Kalau bisa nyanyi, misalnya gadget dikenalkan dengan lagu. Misalnya ‘gadget-gadget banyak manfaatnya, tapi juga bisa bahaya. Ayo adik bermain gadget dengan cerdas dan bijaksana’,” kata Kak Seto kepada detikcom, Rabu (5/6/2024).

    2. Membatasi Penggunaan Gadget

    Sejak dini, orang tua harus mengajarkan soal kebijaksanaan pada anak. Salah satunya dengan membatasi penggunaan gadget. Dalam hal ini, orang tua harus berperan aktif memberikan waktunya kepada anak sebagai pengganti bermain gadget.

    “Anak bisa bermain yang lain atau jalan-jalan sama Ayah sama Bunda. Jadi gadget bukan satu-satunya pilihan,” terang Kak Seto.

    3. Kenalkan dengan Permainan Tradisional

    Orang tua juga bisa mengenalkan anak tentang permainan-permainan tradisional. Kak Seto mengatakan, permainan ni jauh akan lebih memberikan manfaat yang positif dibandingkan dengan hanya bermain gadget.

    “Kalau perlu mempopulerkan lagi permainan tradisional. Ada engklek, ada gobak sodor, ada main egrang, bekel, dan lainnya,” kata Kak Seto.

    Dengan begitu, ada keseimbangan. Anak bisa mengembangkan kecerdasan fisik, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, moral, dan lain sebagainya.

    “Sehingga anak berkembang secara utuh dan lengkap,” tutupnya.

    (elk/tgm)

  • Umur 20-an Tapi Gampang Pegal? Bisa Jadi Gangguan Metabolik

    Umur 20-an Tapi Gampang Pegal? Bisa Jadi Gangguan Metabolik

    Jakarta

    Umur masih 20-an tahun, tapi gampang pegal dan kelelahan? Hati-hati, gangguan metabolik mulai banyak menyerang usia muda muda, tak terkecuali Gen-Z.

    Seorang wanita 26 tahun dengan inisial YY mengaku sering kram di bagian kaki, tepatnya di bagian betis. Melalui rubrik konsultasi detikHealth, ia menanyakan penyebab dan cara mengatasinya.

    Untuk mengurangi keluhan tersebut, praktisi kesehatan dr Aru Ariadno, SpPD menyarankan untuk mencoba olahraga berenang. Jika masih ada keluhan, maka ia menyarankan untuk kontrol agar dapat dievaluasi.

    “Kondisi ini bisa terjadi karena masalah otot atau adanya gangguan metabolik,” katanya dalam jawaban singkat yang diberikan.

    Dikutip dari Medical News Today, gangguan metabolik atau metabolic disorder adalah semua kondisi yang mempengaruhi segala aspek metabolisme. Termasuk di antaranya adalah penyakit-penyakit berikut:

    Diabetes mellitusGaucher’s diseaseHemochromatosis.Apa Saja Gejalanya?

    Beberapa gejala yang dapat menyertai gangguan metabolik adalah:

    Rasa letihPerubahan berat badan, naik maupun turunMual dan muntah.

    Karena gangguan metabolik merupakan konsep yang luas dan mencakup berbagai jenis penyakit, gejala bisa sangat bervariasi dan bisa mempengaruhi banyak aspek dari fungsi tubuh. Di antaranya:

    Melemahnya ototPerubahan warna kulitNyeri perutNafsu makan berkurangMasalah perkembangan pada bayi dan balita

    Dikutip dari Cleveland Clinic, sindrom metabolik atau metabolic syndrome merupakan sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus tipe 2, maupun stroke. Nama lain untuk sindrom ini adalah:

    Syndrome XInsulin resistance syndromeDysmetabolic syndrome

    John Hopkins Medicine menyebut, National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) dan American Heart Association (AHA) mendefinisikan sindrom metabolik ketika 3 dari 5 faktor risiko berikut terpenuhi:

    Obesitas abdominal atau obesitas sentral. Artinya, lingkar perut di atas 90 cm untuk wanita dan di atas 100 cm untuk pria.Tekanan darah tinggi. Didefinisikan sebagai tekanan di atas 130/80 mmHgKadar gula darah puasa tinggi. Didefinisikan sebagai kadar 100 mg/dL atau lebihKadar trigliserida tinggi. Yakni di atas 150 mg/dLLDL (Low Density Cholesterol) rendah. Disebut juga kolesterol baik. Termasuk faktor risiko jika kadarnya di bawah 40 mg/dL untuk pria dan di bawah 50 mg/dL untuk wanita

    Dengan kata lain, gangguan metabolik lebih luas cakupannya dibanding sindrom metabolik yang lebih spesifik terkait penyakit tertentu saja.

    Apakah Usia 20-an Bisa Mengalaminya?

    Jika sindrom metabolik dilihat sebagai bagian dari gangguan metabolik yang lebih luas, maka kondisi ini tidak lagi didominasi usia lanjut. Sebuah riset di jurnal medis JAMA menunjukkan, prevalensi sindrom metabolik meningkat dari 32,5 persen di 2011 menjadi 36,9 persen di 2016.

    Peningkatan yang signifikan antara lain terjadi pada kelompok usia dewasa muda, yakni 20-39 tahun. Peningkatannya tercatat dari 16,2 persen menjadi 21,3 persen.

    (up/up)

  • Video KuTips: 2 Langkah Awal Penanganan Alergi di Kulit, Harus Apa?

    Video KuTips: 2 Langkah Awal Penanganan Alergi di Kulit, Harus Apa?

    Jakarta – Pernah merasa gatal-gatal, ruam, atau kulit bentol-bentol? Mungkin kamu lagi mengalami alergi kulit, detikers. Menurut dokter kulit, alergi itu bentuk respons tubuh terhadap sesuatu yang berlebihan.

    Terus ketika alergi itu muncul pada kulit, apa yang harus dilakukan? Nah di video KuTips kali ini, dokter kulit memberikan informasi langkah yang perlu dilakukan sama detikers…

    Masih banyak video tips dan trik lain yang bisa detikers tonton di sini!

    (/)

  • Riset Ungkap Pekerjaan dengan Risiko Kanker Ovarium Tertinggi, Ini Hasilnya

    Riset Ungkap Pekerjaan dengan Risiko Kanker Ovarium Tertinggi, Ini Hasilnya

    Jakarta

    Para peneliti di University of Montreal di Kanada mengaitkan beberapa pekerjaan dengan risiko kanker ovarium. Untuk setiap pekerjaan yang dilakukan selama minimal 6 bulan, peserta melaporkan jabatan, jam kerja, termasuk kerja shift, hingga tugas utama yang dilakukan.

    Mereka membandingkan 491 wanita Kanada yang mengidap kanker ovarium dan membandingkannya dengan 897 wanita tanpa penyakit. Peneliti juga membandingkan data ini dengan potensi paparan di tempat kerja. Misalnya, apakah mereka lebih mungkin bersentuhan dengan bahan kimia tertentu saat bekerja.

    Setelah memperhitungkan berbagai faktor yang berpotensi berpengaruh, para peneliti menemukan beberapa pekerjaan yang mungkin terkait dengan peningkatan risiko penyakit. Mereka yang bekerja sebagai penata rambut atau ahli kecantikan tampak memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi.

    Wanita yang bekerja di bidang akuntansi selama 10 tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terserang penyakit ini. Sementara, mereka yang bekerja di bidang konstruksi memiliki kemungkinan tiga kali lipat lebih besar.

    Asisten toko dan pramuniaga memiliki risiko 45 persen lebih tinggi, sementara mereka yang membuat pakaian tampak memiliki risiko 85 persen lebih tinggi.

    Para peneliti mengatakan, pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi lebih mungkin terpapar sejumlah ‘agen’, seperti bedak kosmetik, amonia, hidrogen peroksida, serat sintetis, serat poliester, pewarna organik, serta pigmen dan pemutih.

    “Kami mengamati hubungan yang menunjukkan bahwa akuntan, tata rambut, penjualan, menjahit, dan pekerjaan terkait mungkin terkait dengan risiko berlebih,” tulis para peneliti.

    Meski demikian, para peneliti mencatat bahwa belum bisa memastikan apakah peningkatan risiko ini disebabkan oleh satu zat kimia tertentu, kombinasi berbagai bahan, atau faktor lainnya di tempat kerja.

    “Penelitian berbasis populasi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan bahaya bagi pekerja perempuan dan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh perempuan,” tambahnya.

    (elk/up)

  • Video: Benarkah Kucing Berbahaya buat Ibu Hamil?

    Video: Benarkah Kucing Berbahaya buat Ibu Hamil?

    Jakarta – Anak kucing yang menggemaskan ternyata bisa berbahaya bagi janin lho! Alasannya, karena kucing bisa membawa parasit Toksoplasma.

    Lalu gimana sih caranya agar tetap aman selama masa kehamilan tanpa harus mengusir kucingmu? Yuk cari tahu!

    Tonton video-video menarik lainnya di 20detik.

    (/)

  • Hati-hati, Pola Tidur Siang Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kematian

    Hati-hati, Pola Tidur Siang Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kematian

    Jakarta

    Sebuah penelitian skala besar dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital mengungkapkan, beberapa pola tidur siang berhubungan dengan risiko kematian.

    Dikutip dari laman Times of India, studi ini melibatkan 86.000 orang dengan rata-rata berusia 63 tahun. Peserta mengenakan perangkat yang bisa dikenakan untuk melacak pola aktivitas mereka. Dalam penelitian tersebut tidur siang digambarkan sebagai tidur yang terjadi antara pukul 9 pagi dan 7 malam. Selama periode 11 tahun sebanyak 5.819 peserta meninggal dunia.

    Para peneliti menemukan bahwa pola tidur siang tertentu, seperti tidur yang lebih lama dan tidak teratur dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi karena semua penyebab. Keterkaitan pola tidur siang dan risiko kematian dihasilkan setelah menyesuaikan faktor-faktor seperti indeks massa tubuh, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan lamanya waktu tidur semalaman.

    “Tidur siang yang lebih lama atau lebih tidak teratur bisa mencerminkan tidur malam yang buruk, gangguan ritme sirkadian, atau kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti penyakit kardiovaskular, gangguan metabolisme, depresi, atau perubahan neurodegeneratif dini,” kata peneliti utama studi, Chenlu Gao, PhD.

    Dikutip dari laman Health, penelitian memang tidak secara langsung menemukan bahwa tidur siang bisa menyebabkan risiko kematian yang lebih tinggi. Meski demikian, para ahli mengatakan bahwa penelitian ini menambahkan lebih banyak bukti bahwa kebiasaan tidur siang tertentu berhubungan dengan kematian.

    Pola Tidur Siang yang Perlu Dihindari

    Beberapa kebiasaan tidur siang yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan antara lain:

    1. Tidur Siang Lebih dari 30 Menit

    Orang yang tidur siang lebih dari 30 menit secara teratur dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Risiko ini dikaitkan dengan masalah metabolisme, seperti obesitas dan hipertensi.

    Pada penelitian lainnya yang melibatkan 300.000 peserta, dikatakan bahwa tidur siang yang lama dikaitkan dengan risiko kematian dan sakit jantung 19-30 persen lebih tinggi.

    2. Tidur Siang Tidak Teratur

    Durasi tidur siang yang bervariasi dari hari-ke hari juga berkorelasi dengan peningkatan angka kematian. Ketidakkonsistenan ini bisa mengganggu ritme sirkadian dan menutupi masalah kesehatan yang ada di dalam tubuh.

    Mengganggu siklus tidur-bangun alami tubuh bisa memengaruhi berbagai faktor yang berkaitan dengan mortalitas, seperti peradangan, metabolisme, dan kesehatan kardiovaskular.

    3. Lebih Banyak Tidur Siang Tengah Hari dan Awal Sore (11.00-15.00)

    Peserta yang paling sering tertidur antara tengah hari dan awal sore memiliki risiko kematian paling besar.

    Bagaimana Pola Tidur Siang yang Baik?

    Dikutip dari Health, tidur siang yang kurang dari 30 menit adalah yang ideal. Tidur siang ini bisa membuat seseorang merasa fresh tanpa rasa lesu yang bisa terjadi jika tertidur lelap.

    Waktu untuk tidur siang juga penting diperhatikan. Tidur siang yang lebih awal bisa mencegah kemampuan untuk mengganggu kemampuan untuk tidur di malam hari.

    (elk/up)

  • Pelari AS Alami Insiden Mr P ‘Selip’ Saat Lomba, Atlet Pria Pakai CD Nggak Sih?

    Pelari AS Alami Insiden Mr P ‘Selip’ Saat Lomba, Atlet Pria Pakai CD Nggak Sih?

    Jakarta

    Insiden tak mengenakkan dialami pelari Amerika Serikat, Chris Robinson, saat berlaga di Ostrava Golden Spike di Republik Ceko pada Selasa (24/6/2025). Saat turun di nomor lari gawang 400 meter, celananya mengalami wardrobe malfunction yang membuat bagian sensitifnya terekspose dalam siaran live.

    Atlet berusia 24 tahun ini menang dalam lomba tersebut dengan catatan waktu 48,05 detik, meski selama lomba tangannya berulang kali sibuk membetulkan posisi Mr P.

    “Dia mengalami kegagalan peralatan, saya pikir mungkin cara paling sopan untuk menyebutnya,” kata Tim Hutchings, komentator yang sampai harus minta maaf saat menyiarkan lomba tersebut, dikutip dari Mirror.co.uk.

    Sampai-sampai Mr P bisa selip dan kelihatan, sebenarnya saat berlomba atlet pria perlu memakai celana dalam nggak sih?

    Dikutip dari Runnerswarehouse, secara umum tidak ada kewajiban untuk memakai celana dalam. Namun hal itu kembali pada pilihan dan kenyamanan masing-masing.

    Brand ternama sebagian besar menyediakan celana lari yang sudah dilengkapi lapisan dalam yang menggantikan fungsi celana dalam. Bahannya semacam jaring yang breathable dan menyerap kelembaban, sehingga cukup nyaman dipakai tanpa celana dalam ekstra. Malahan, jika didobel dengan celana dalam dapat memicu risiko memicu blister.

    Namun demikian, tidak semua atlet nyaman dengan lapisan semacam ini. Selain mungkin tidak biasa, juga ada kekhawatiran mudah sobek saat digunakan untuk bergerak dengan intensitas tinggi.

    Karenanya, banyak juga atlet yang memilih celana tanpa lapisan dalam agar dapat menggunakan celana dalam pilihannya sendiri.

    (up/up)

  • Daftar Manfaat Kunyit Putih untuk Kesehatan, Baik untuk Pencernaan-Pernapasan

    Daftar Manfaat Kunyit Putih untuk Kesehatan, Baik untuk Pencernaan-Pernapasan

    Jakarta

    Kunyit mungkin identik dengan warna kuning yang kerap digunakan dalam masakan atau jamu tradisional. Tanaman herbal yang memiliki nama latin Curcuma zedoaria ini mungkin tidak sepopuler kunyit berwarna kuning (Curcuma longa) pada umumnya.

    Kendati demikian, manfaatnya untuk kesehatan tak bisa diremehkan. Bahkan kunyit putih sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di beberapa negara.

    Daftar Manfaat Kunyit Putih

    Kunyit putih dapat memberikan manfaat pada kesehatan pencernaan, mengatasi alergi, hingga mengurangi nyeri saat menstruasi. Ketahui khasiat lebih lanjut mengenai kunyit putih berikut ini.

    1. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Kunyit putih telah lama digunakan untuk meningkatkan kesehatan usus dan mengatasi berbagai masalah pencernaan. Dikutip dari laman Healthshots, ramuan dan minyak esensialnya bisa membantu mengatasi masalah seperti kolik, gangguan pencernaan, nafsu makan rendah, hingga sembelit.

    2. Melawan Peradangan

    Anti-peradangan yang dimiliki kunyit putih bekerja dengan sangat baik dalam mengurangi peradangan. Kunyit putih bisa meredakan nyeri, sehingga bermanfaat bagi orang dengan rematik dan radang sendi. Komponen aktif kurkumenolnya juga berkontribusi pada kemampuannya sebagai analgesik dan penyembuhan luka.

    3. Mengatasi Alergi

    Senyawa antioksidan kunyit putih bernama kurkumenol berfungsi sebagai anti-alergen yang mencegah produksi zat penyebab reaksi alergi. Tak hanya itu, kurkumenol beserta zat antioksidan lain yang ada pada kunyit putih bisa membangkitkan sistem kekebalan tubuh, menekan perkembangan radikal bebas, dan mencegah stres oksidatif yang bisa merusak sel-sel dalam tubuh.

    4. Berpotensi Mencegah Kanker

    Kunyit putih mengandung kurkumin, yang diyakini memiliki khasiat antikanker. Dikutip dari laman NDTV, jenis kunyit ini bisa membantu mengobati dan mencegah pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

    Manfaat anti kankernya disebabkan oleh kandungan curcusedoalide. Ekstrak kunyit putih sendiri sudah terbukti bermanfaat dalam mencegah kanker, seperti kanker payudara, ovarium, perut, dan lainnya.

    5. Mengurangi Masalah Pernapasan

    Penumpukan lendir dan dahak yang berlebihan di paru-paru bisa menyebabkan masalah pernapasan yang menyebabkan kondisi seperti asma, batuk, dan pilek. Kunyit putih bisa membantu mengatasi masalah ini dan meningkatkan kesehatan paru-paru.

    6. Mengurangi Nyeri saat Menstruasi

    Kunyit putih juga memberikan manfaat pada wanita yang mengalami dismenore primer, yaitu keluhan ginekologi yang sering memengaruhi menstruasi perempuan. Dikutip dari jurnal tentang Pengaruh Ekstrak Air Kunyit pada Pengurangan Dismenore Primer, ekstrak air kunyit putih efektif dalam menangani nyeri dismenore primer.

    Cara Mengonsumsi Kunyit Putih

    Ada beberapa pilihan cara penggunaan kunyit putih untuk mendapatkan manfaatnya. Dikutip dari laman Empathy Herbal, berikut di antaranya:

    Tambahkan bubuk kunyit putih ke minuman herbal atau smoothieMasak irisan segar atau kering kunyit putih ke dalam sup atau kari berbahan dasar kelapaSeduh dengan air panas bersama lemon dan madu atau cukup rebus sepotong kunyit putih kering dalam air selama 15-20 menit.

    (elk/tgm)

  • Mitos dan Fakta: Apa Semua Daging Picu Asam Urat?

    Mitos dan Fakta: Apa Semua Daging Picu Asam Urat?

    Jakarta

    Asam urat merupakan zat sisa alami yang terbentuk ketika tubuh mencerna makanan mengandung purin. Dalam kondisi normal, asam urat dibuang melalui ginjal dan dikeluarkan melalui urine. Tapi, jika purin yang dikonsumsi terlalu banyak dan tubuh tidak mampu membuang asam urat secara efisien, zat sisa asam urat dapat menumpuk dalam darah.

    Dikutip dari Healthline, kadar asam urat yang normal berada di bawah 6,8 mg/dL. Jika melebihi angka tersebut atau hiperurisemia, pasien akan mengalami sensasi nyeri di persendian yang juga disebut sebagai gout.

    Nyeri gout inilah yang seringkali dikaitkan oleh masyarakat Indonesia sebagai masalah asam urat.

    Kandungan Purin pada Daging

    Purin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas meningkatnya risiko nyeri akibat asam urat. Faktanya beberapa jenis daging yang dikonsumsi masyarakat memiliki kandungan purin yang tergolong sedang.

    Daging Sapi

    Daging sapi diperkirakan memiliki kandungan purin sekitar 110-120 mg per 100 gram berat daging. Jumlah tersebut masih tergolong sedang, sehingga konsumsi dalam jumlah wajar umumnya masih aman.

    Konsumsi secara berlebihan atau pengolahan yang tidak sehat dapat memicu gejala rasa nyeri akibat asam urat, khususnya untuk orang yang sudah memiliki masalah asam urat.

    Daging Kambing

    Seperti daging merah sejenis, daging kambing diperkirakan memiliki kandungan purin sekitar 100-150 mg per 100 gram berat daging. Konsumsilah daging kambing secara moderat untuk mencegah masalah nyeri akibat asam urat.

    Badan pelayanan kesehatan Inggris, National Health Service (NHS) menyarankan konsumsi daging merah seperti kambing dan sapi maksimal 70 gram per hari atau sekitar 490 gram per pekan. Jumlah tersebut perlu diperhatikan untuk mencegah berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi daging merah terlalu banyak, termasuk nyeri asam urat.

    Daging Ayam

    Daging ayam bagian dada diperkirakan memiliki kandungan purin sebanyak 55-65 mg per 100 gram berat daging. Ini menjadikan ayam, khususnya dada tanpa kulit, menjadi pilihan aman untuk menghindari risiko nyeri akibat asam urat.

    Berdasarkan Australian Dietary Guidelines, jumlah asupan daging ayam yang direkomendasikan tiap harinya sedikit lebih banyak dibanding daging merah. Jumlahnya 80-100 gram ayam matang per hari, atau sekitar 560-700 gram dalam sepekan.

    Jeroan Lebih Berisiko Menimbulkan Asam Urat

    Dibandingkan dengan daging, jeroan memiliki kandungan purin yang jauh lebih tinggi. Jika dikonsumsi tanpa kontrol yang, risiko masalah asam urat akan semakin besar.

    Sebagai contoh, hati sapi memiliki kandungan purin sebanyak 460 mg dalam 100 gram berat.

    Spesialis penyakit dalam dr Ray Ratty, SpPD mengingatkan agar konsumsi jeroan tidak dilakukan secara berlebihan. Konsumsi berlebihan yang tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat, meningkatkan risiko munculnya nyeri akibat asam urat.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegas dr Ray.

    Tanda Asam Urat Tinggi

    Zat asam urat yang menumpuk dalam darah dapat membentuk kristal urat tajam seperti jarum di jaringan sendi atau sekitarnya. Ketika ini terjadi, pasien akan mengalami gejala yang mengganggu seperti rasa nyeri pada kaki.

    Batasi konsumsi makanan tinggi purin dengan tidak makan daging merah secara berlebihan dan jeroan, utamanya pada orang-orang yang sudah memiliki masalah asam urat.

    Selama dikonsumsi dengan bijak dalam jumlah yang tepat, maka daging merah tidak akan memicu masalah asam urat.

    “Tipsnya bila selama ini kadar kolesterol dan asam uratnya tinggi dan tidak terkontrol sebaiknya hindari jeroan termasuk torpedo. Jangan lupa periksa kadar kolesterol dan kadar asam urat sebulan sekali bila tinggi,” kata spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH beberapa waktu lalu.

    (avk/tgm)