Jenis Media: Kesehatan

  • Kisah Pria Irlandia Selamat usai Jatuh di Rinjani, Bertahan 5-6 Jam dengan Luka-luka

    Kisah Pria Irlandia Selamat usai Jatuh di Rinjani, Bertahan 5-6 Jam dengan Luka-luka

    Jakarta

    Pada Oktober 2024, pendaki gunung asal Irlandia bernama Paul Ferrell pernah terjatuh ketika mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Kisahnya kembali menjadi sorotan setelah belum lama ini pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins meninggal setelah jatuh di Rinjani.

    Farrell menceritakan kondisinya saat terjatuh ke medan curam setinggi 200 meter. Farrell mengatakan saat itu ia sedang melepaskan sepatu dan sarung tangan karena ada kerikil yang mengganggu.

    Tiba-tiba angin kencang muncul dan meruntuhkan tanah pijakan Farrell. Ia akhirnya terjatuh dan terpaksa masuk dalam mode ‘bertahan hidup’.

    “Saya mencoba menancapkan kuku dan tangan saya ke apa saja, hanya untuk memperlambat. Sampai saya melihat sebuah batu besar dan saya mencoba mengalihkan jalan saya ke arah batu itu. Saya menabrak batu itu, tetapi untungnya saya berhasil menghentikan laju jatuh,” ceritanya dikutip dari BBC Brasil, Minggu (29/6/2025).

    Ketika berada dalam jurang, ia berusaha mengatur napasnya. Meski jatuh ratusan meter, untungnya Farrell hanya mengalami beberapa luka dan goresan ringan di tubuhnya.

    Meski begitu, ia tetap harus tetap waspada karena tempatnya tidak aman dan Farrell bisa terpeleset lagi kapan saja. Seorang wanita asal Prancis yang melihat kejadian itu berusaha kembali ke camp untuk mendapatkan bantuan.

    Ia bertahan di batu selama 5-6 jam sampai akhirnya bantuan datang. Ia menggambarkan pengalaman itu sebagai hal yang sangat menyeramkan. Ferrell hanya bisa berharap untuk keluar dari situasi mengerikan itu.

    “Sejujurnya, saya rela mematahkan lengan, kaki, atau semua tulang saya untuk keluar dari situasi itu. Jika saya perlu membuat perjanjian dengan Tuhan atau Iblis untuk keluar dari sana hidup-hidup, saya akan melakukannya,” ceritanya.

    Setelah diselamatkan, Farrell merasa sangat lega. Ia mengaku sangat bersyukur bisa selamat dan hampir kapok untuk naik gunung lagi.

    “Saya suka adrenalin dan olahraga ekstrem, tetapi situasi ini hampir membuat saya jera,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Tanda-tanda Ginjal Bengkak yang Perlu Diwaspadai, Bisa Terasa di Perut dan Urine

    Tanda-tanda Ginjal Bengkak yang Perlu Diwaspadai, Bisa Terasa di Perut dan Urine

    Jakarta

    Ginjal bengkak atau hidronefrosis adalah kondisi saat ada sesuatu yang menghalangi urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih. Apabila hal ini terjadi, salah satu atau kedua ginjal bisa membengkak.

    Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau kronis, sebagian atau total, satu sisi atau bilateral (kedua sisi). Jika hanya satu ginjal yang terkena, kondisi ini disebut hidronefrosis unilateral. Jika kedua ginjal terkena, kondisi ini disebut hidronefrosis bilateral. Tingkat keparahannya juga dapat bervariasi dari pembengkakan ringan hingga pembengkakan parah.

    Hidronefrosis dapat menyebabkan hilangnya fungsi ginjal atau gagal ginjal. Namun, penanganan yang tepat dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

    Adapun fungsi utama saluran kemih adalah membuang limbah dan cairan dari tubuh. Saluran kemih terdiri dari:

    Dua ginjal. Ginjal membersihkan racun dan limbah dari darah.Dua ureter. Ureter adalah saluran yang menyalurkan air seni dari ginjal ke kandung kemih.Kandung kemih. Kandung kemih adalah organ yang menyimpan air seni Anda.Uretra. Uretra adalah saluran yang memungkinkan air seni keluar dari tubuh Anda.

    Seringkali, penyumbatan atau hambatan antara ginjal dan ureter menjadi penyebab hidronefrosis.

    Tanda-tanda Ginjal Bengkak

    Gejala ginjal bengkak biasanya tergantung pada penyebabnya. Sering kali, tidak ada gejala apa pun. Ginjal bengkak atau hidronefrosis antenatal pada bayi biasanya tidak menimbulkan gejala setelah lahir.

    Gejala yang muncul dapat berupa:

    Rasa nyeri yang tiba-tiba atau hebat pada sisi tubuh, perut, atau punggung.Mual atau muntahSakit saat buang air kecilDarah dalam kencingInfeksi saluran kemih (ISK)Tidak mampu mengosongkan kandung kemih sepenuhnyaBuang air kecil lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya

    Peluang terkena ISK meningkat jika seseorang mengidap hidronefrosis karena urine ‘terperangkap’ di dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan bakteri tumbuh di saluran kemih. Gejala ISK meliputi:

    Demam, menggigil dan merasa lelahRasa nyeri atau terbakar saat buang air kecilKencing yang keruh (tidak bening)

    Penyebab ginjal bengkak juga bervariasi, termasuk masalah saraf atau otot, kehamilan, batu ginjal, tumor, obstruksi ureter, pembesaran kelenjar prostat, hingga penyempitan saluran kemih.

    (suc/suc)

  • Sering Bangun Tengah Malam? Ini Sinyal Awal Diabetes

    Sering Bangun Tengah Malam? Ini Sinyal Awal Diabetes

    Jakarta

    Diabetes merupakan kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu mengatur kadar gula darah dengan baik. Ini disebabkan karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak menggunakan insulin secara efektif.

    Jika diabetes tidak dikendalikan, penyakit ini bisa memicu masalah kesehatan lain seperti kerusakan ginjal, mata, saraf, dan jantung.

    Diabetes secara umum dibagi menjadi tipe satu dan dua. Diabetes tipe satu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel penghasil insulin di pankreas, sehingga tubuh hampir tidak memproduksi insulin. Sedangkan diabetes tipe dua terjadi karena tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif atau tidak cukup memproduksinya.

    Kaitan Diabetes dan Tidur

    Tidur cukup dan berkualitas penting dalam menjaga kesehatan, khususnya pengidap diabetes. Masalahnya, sulit bagi pengidap diabetes mendapatkan tidur yang nyenyak.

    Dikutip dari Diabetes UK, perubahan kadar gula darah saat malam mengganggu kualitas tidur. Komplikasi akibat diabetes seperti neuropati (kerusakan saraf) serta nyeri pada kaki juga membuat tidur lebih sulit atau sering terbangun.

    Oleh karena itu, kenali lebih dalam gangguan tidur yang menjadi sinyal awal diabetes. Berikut ini beberapa gejala diabetes yang seringkali muncul di malam hari dan mengganggu tidur:

    1. Bolak-balik Buang Air Kecil

    Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal akan bekerja lebih keras untuk mengeluarkannya dari tubuh. Ini membuat frekuensi buang air kecil meningkat, khususnya di malam hari.

    Akibatnya tidur terganggu karena sering terbangun untuk ke kamar mandi. Gula darah tinggi juga bisa menyebabkan sakit kepala, haus berlebihan, dan kelelahan sehingga membuat sulit untuk tidur.

    2. Keringat Malam

    Diabetes mengganggu cara tubuh berkeringat dan mengatur suhu. Ini biasanya mencakup keringat malam, keringat saat makan, dan keringat meski cuaca sedang sejuk. Keringat berlebih akibat diabetes biasanya berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon, stres, kerusakan saraf, masalah pada kardiovaskular, serta obat-obatan.

    Keringat malam seringkali disebabkan oleh kadar gula darah rendah atau hipoglikemia. Kondisi ini lebih sering dialami oleh pasien yang menggunakan insulin atau obat diabetes golongan sulfonilurea.

    Ketika kadar gula darah turun terlalu rendah, tubuh memproduksi adrenalin secara berlebihan, yang memicu keringat. Keringat yang keluar bisa begitu banyak hingga membuat pakaian tidur atau sprei basah, sehingga terbangun di malam hari.

    3. Hipoglikemia dan Hiperglikemia

    Gula darah tinggi (hiperglikemia) dan gula darah rendah (hipoglikemia) pada pengidap diabetes, sama-sama mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Kondisi ini memicu insomnia dan kelelahan pada keesokan harinya.

    Sama seperti dengan penyakit kronis lain, stres dan depresi karena penyakit itu sendiri juga membuat orang lebih sulit untuk tidur nyenyak di malam hari.

    4. Nyeri atau Sensasi Aneh di Kaki

    Diabetes kronis berpotensi menyebabkan kerusakan saraf atau diabetic neuropathy, khususnya di area kaki. Kadar gula darah yang terlalu tinggi akibat diabetes, seiring waktu dapat merusak saraf di seluruh tubuh.

    Kondisi ini biasanya ditandai dengan sensasi terbakar, kesemutan, atau nyeri saat malam hari. Ketika keluhan ini muncul, tidur menjadi terganggu dan memicu rasa kantuk berlebih ketika siang hari.

    Fenomena Diabetes di Usia Muda

    Dokter spesialis penyakit dalam, dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD menuturkan diabetes kini bukanlah ‘penyakit orang tua’. Menurutnya, anak muda usia 20-an juga tidak terlepas dari risiko penyakit diabetes.

    Ini disebabkan oleh perilaku hidup zaman sekarang yang cenderung tidak sehat, seperti makan berlebihan yang memicu obesitas, hingga kebiasaan merokok. Padahal di usia muda, risiko komplikasi akibat penyakit diabetes menjadi lebih cepat dibandingkan orang usia lanjut.

    “Mereka komplikasinya lebih cepat, kematiannya juga lebih cepat. Jadi memang konsentrasi kita pada mereka yang muda ini antara 15 sampai 40 tahun. Banyak sekali diabetes tipe 2 semakin hari semakin banyak dengan perilaku anak muda seperti sekarang,” kata Prof ketut.

    Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin sebagai langkah deteksi dini penyakit diabetes.

    (avk/tgm)

  • Dikira Asam Lambung Naik, Ternyata Wanita Usia 28 Ini Kena Kanker Lambung Stadium 4

    Dikira Asam Lambung Naik, Ternyata Wanita Usia 28 Ini Kena Kanker Lambung Stadium 4

    Jakarta

    Georgia Gardiner, seorang wanita dari Leeds, Inggris, membagikan pengalamannya yang berjuang melawan kanker lambung di usia muda, yakni 28 tahun. Georgia awalnya mengalami gejala berupa mual terus-menerus, kram perut, dan kehilangan nafsu makan. Gejala tersebut dialaminya pada musim panas tahun 2024.

    Awalnya dokter menganggap gejala yang dialami Georgia dipicu oleh asam lambung naik dan meresepkan antasida. Namun, kondisinya semakin memburuk dan tak kunjung membaik. Georgia bahkan sampai kehilangan banyak berat badan dalam hitungan bulan dan tak bisa menahan makanan.

    Meskipun ia telah melakukan hingga sembilan kali kunjungan ke dokter umum dan rumah sakit setempat, Georgia secara konsisten diyakinkan bahwa kondisi yang dialami berkaitan dengan gangguan pencernaan.

    Sayangnya, kondisinya terus memburuk. Ia akhirnya dirujuk untuk menjalani tes lebih lanjut seperti endoskopi. Pemindaian tersebut mengungkap fakta mengerikan, Georgia mengidap linitis plastica, atau kanker perut yang langka dan agresif.

    Penyakit tersebut terkadang disebut sebagai ;perut botol kulit;, kanker ini menyebabkan lapisan perut menebal dan perut tidak berfungsi.

    Saat didiagnosis pada 13 Juni 2024, kanker yang diidap Georgia telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lainnya. Ia mengatakan, dokter menyebut penyakitnya sudah berada pada stadium akhir atau stadium 4 dan memvonis usianya hanya tersisa 12 bulan.

    Menurut penjelasan tim medis, perawatan yang diberikan bertujuan untuk mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidupnya.

    “Saya merasa tak terkalahkan. Saya tidak pernah menyangka akan mengidap kanker di usia 28 tahun. Dunia saya hancur saat saya diberi tahu bahwa penyakit itu tidak dapat disembuhkan,” kata Georgia.

    Georgia kini fokus untuk memanfaatkan waktu yang tersisa bersama tunangannya Callum Scott dan putra mereka yang berusia dua tahun Arlo. Pasangan itu telah memajukan rencana pernikahan mereka, menyadari bahwa waktu adalah hal terpenting. Georgia bertekad untuk menciptakan kenangan, bukan penyesalan.

    “Hal yang membuat saya sedih adalah betapa saya akan kehilangan Arlo. Dia memberi saya tujuan hidup,” katanya.

    “Jika saya ditangani dengan serius lebih awal, mungkin kami bisa menghentikannya sejak awal sebelum menyebar. Saya hanya ingin orang lain juga bisa mengetahuinya lebih awal,” jelasnya.

    (suc/suc)

  • Pengakuan Mahasiswa Usia 20-an di Vietnam Kena Gagal Ginjal, Ini Gejala yang Dialami

    Pengakuan Mahasiswa Usia 20-an di Vietnam Kena Gagal Ginjal, Ini Gejala yang Dialami

    Jakarta

    Semakin banyak anak muda di Vietnam yang mengalami gagal ginjal stadium akhir akibat gaya hidup tidak sehat. Banyak dari mereka tidak menyadari bahaya tersembunyi di balik kebiasaan makan yang buruk dan pola tidur yang tidak teratur.

    Misalnya, Duy, seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang terkena gagal ginjal stadium akhir dan perlu segera menjalani dialisis atau cuci darah. Ia memiliki gaya hidup yang sama dengan banyak anak muda lain, begadang untuk belajar ujian, makan larut malam, minum teh susu dan minuman ringan. Mahasiswa laki-laki itu tidak menyangka gaya hidup yang tampaknya normal berujung pada gagal ginjal.

    Ia baru mengetahui mengidap gagal ginjal kronis stadium IV tahun lalu, tetapi karena sibuk dengan ujian kelulusan universitasnya, ia berpuas diri, tidak melakukan pemeriksaan rutin, dan bahkan berhenti minum obat.

    Namun, kondisi Duy semakin memburuk. Ia mulai mengalami kelelahan dan mual yang parah, sehingga memutuskan kembali ke rumah sakit. Saat itulah ia mengetahui fungsi ginjalnya telah memburuk hingga mencapai tahap akhir.

    Kini, Duy terbaring di ranjang rumah sakit dengan jarum yang tertancap di pembuluh darahnya, sementara mesin dialisis berdengung di sampingnya, menemani proses cuci darah yang harus dijalankan tiga kali dalam seminggu.

    “Jika aku dapat memutar balik waktu, aku akan lebih merawat tubuhku. Namun sekarang sudah terlambat,” kata Duy, dikutip dari Vn Express.

    Selain Duy, Hoai yang juga seorang mahasiswa, didiagnosis mengalami gagal ginjal stadium akhir.

    “Tapi saya baru berusia 20 tahun,” ujarnya dengan suara tergagap, tak percaya dengan kenyataan yang harus dihadapinya.

    Sebagai mahasiswa, Hoai mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai desainer grafis. Di kalangan teman-temannya, ia dikenal sebagai ‘ratu tenggat waktu’. Hidupnya berputar dalam siklus yang melelahkan, seperti belajar di siang hari, bekerja di malam hari, dan bertahan hidup dengan makanan cepat saji seperti roti, sosis, serta mi instan.

    Kopi selalu setia menemani di samping laptopnya, sementara air putih hanya diminum saat rasa haus benar-benar tak tertahankan.

    “Saya masih muda dan harus mengejar tenggat waktu, tidur itu urusan orang tua,” begitu ia sering meyakinkan dirinya sendiri.

    Ketika pertama kali merasakan nyeri saat buang air kecil, Hoai mengira itu hanyalah efek dari stres.

    Ia pun membeli obat dari apotek tanpa resep. Namun, seiring waktu, gejala lain mulai muncul, seperti mual, kelelahan, insomnia, hingga perubahan pada indra pengecap.

    Barulah saat itu ia memutuskan untuk mencari pertolongan medis di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi. Dokter kemudian mendiagnosisnya dengan gagal ginjal stadium akhir, dengan fungsi ginjal di bawah 10 persen. Hoai juga membutuhkan transplantasi ginjal sesegera mungkin.

    Di sisi lain, Vietnam saat ini memiliki lebih dari 10 juta orang dengan penyakit ginjal kronis, yang mencakup sekitar 12,8 persen dari populasi orang dewasa. Yang lebih memprihatinkan adalah tren nyata penyakit ginjal yang menyerang orang yang lebih muda.

    “Sekitar 8.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun, dengan 800.000 pasien memerlukan dialisis. Namun, hanya ada 5.500 mesin dialisis di negara ini yang hanya dapat melayani 33.000 pasien, memenuhi kurang dari 30 persen permintaan,” kata Kementerian Kesehatan Vietnam.

  • Kenali Gejala Awal Virus Hanta yang Mulai Muncul di Bandung

    Kenali Gejala Awal Virus Hanta yang Mulai Muncul di Bandung

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 19 Juni 2025, melaporkan pihaknya telah menemukan 8 kasus terkonfirmasi virus hanta tipe Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) melalui surveilans. Kasus ditemukan di 4 provinsi yaitu Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.

    Pada 20 Mei 2025, Dinas Kesehatan Jawa Barat menemukan 1 kasus virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat. Pasien sempat dirawat di RSUP Hasan Sadikin Bandung, sebelum akhirnya dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas.

    Apa Itu Virus Hanta?

    Dikutip dari laman Kemenkes, Hantavirus merupakan virus yang ditularkan melalui hewan rodensia atau pengerat, terutama tikus, dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia. Penularannya biasanya melalui kontak dengan liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi.

    Penyebab penyakit virus hanta adalah genus Orthohantavirus. Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah).

    Infeksi virus Hanta dibagi menjadi dua jenis berdasarkan gejalanya, yaitu HFRS yang umum ditemukan di Indonesia dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS).

    Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

    HFRS merupakan tipe yang paling umum di dunia, khususnya benua Eropa dan Asia. Masa inkubasi biasanya 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15 persen. Beberapa gejalanya meliputi:

    Demam.Sakit Kepala.Nyeri Punggung.Mual.Mata kemerahan.Ruam.

    Pada kondisi tahap lanjut, pasien HFRS bisa mengalami oliguria, anuria, perdarahan sistem pencernaan, dan gangguan sistem saraf, serta sistem pernapasan.

    Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

    Gejala HPS akibat infeksi virus Hanta lebih umum terjadi di benua Amerika. Masa inkubasi berkisar 14-17 hari dengan angka kematian 60 persen. Beberapa gejalanya meliputi:

    Demam.Nyeri badan.Malaise (lemas).Batuk.Sesak napas.Sakit perut.Muntah.Diare.

    Seiring berkembangnya penyakit, kondisi ini memicu kerusakan jaringan dan penumpukan cairan di paru-paru. HPS juga memicu gangguan serius pada paru dan jantung, serta memunculkan gejala batuk, sulit bernapas, tekanan darah rendah, dan detak jantung tidak teratur.

    Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

    Infeksi virus Hanta sebenarnya bisa dicegah. Kemenkes membagikan beberapa langkah yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah penyebaran virusnya:

    Terapkan Hidup Bersih di Rumah

    Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci utama pencegahan penyakit. Dalam hal penyebaran hantavirus, pastikan kebersihan rumah tetap terjaga, khususnya ruangan-ruangan yang lama tak dipakai, seperti loteng dan rumah bawah tanah. Ini untuk mencegah hewan pengerat masuk ke rumah.

    Jangan lupa juga untuk mengelola sampah dengan benar. Sampah yang menumpuk dan memicu munculnya hewan pengerat.

    Hindari Hewan Pengerat

    Tempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensia. Hindari menyentuh tikus mati atau hidup secara langsung.

    Pakai Pelindung Diri Jika Berisiko

    Orang-orang yang bersinggungan dengan hewan pengerat, seperti petani, buruh bangunan, tenaga laboratorium, dan dokter hewan, sebaiknya menggunakan alat pelindung.

    Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Hanta. Pengobatan yang tersedia bersifat suportif dan simtomatis atau sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

    (avk/tgm)

  • Kisah Pria Irlandia Selamat usai Jatuh di Rinjani, Bertahan 5-6 Jam dengan Luka-luka

    Cerita Pria Irlandia Pernah Terjatuh di Gunung Rinjani, Begini Caranya Bertahan Hidup

    Jakarta

    Seorang pria asal Irlandia, Paul Farrell, membagikan pengalamannya yang pernah terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Gunung ini belakangan menjadi sorotan setelah seorang wanita asal Brasil, Juliana Marins, dilaporkan tewas usai terjatuh dari gunung tersebut.

    Pada Oktober tahun 2024, pria berusia 32 tahun itu mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di gunung tersebut. Ia terjatuh dari ketinggian sekitar 200 meter di medan yang curam dan berbahaya.

    Farrell masih mengingat jelas saat ia bangun pagi-pagi sekali di base camp untuk memulai pendakian. Menurutnya, bagian awal pendakian terasa mudah, namun medan menuju puncak jauh lebih menantang.

    “Tanah di sana berbeda, tempat yang membuat Anda seolah melangkah maju satu langkah dan mundur dua langkah. Karena kami berada di gunung berapi, medannya berpasir dan Anda bisa menenggelamkan kaki,” ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan BBC News Brasil, dikutip Minggu (29/6/2025).

    Setelah mencapai puncak gunung, Farrell merasa terganggu oleh kerikil-kerikil kecil di dalam sepatu kets yang dikenakannya.

    “Karena tidak nyaman, saya memutuskan untuk melepas sepatu kets untuk mengeluarkan kerikil. Saya juga melepas sarung tangan agar leluasa mencopot sepatu,” kata Paul Farrell.

    Tiba-tiba, embusan angin menerbangkan sarung tangannya ke arah kawah gunung berapi. Saat itu, Farrell sedang dalam posisi berlutut. Tanah tempat ia berpijak mendadak runtuh.

    Ia pun terjatuh dari tebing. Menurut Farrell, sejak saat itu dirinya langsung masuk ke dalam ‘mode bertahan hidup’.

    “Kecepatan saya jatuh makin cepat, adrenalin terpompa. Saya segera menyimpulkan bahwa saya bisa mati kapan saja.”

    Pria asal Irlandia itu mengatakan dalam situasi genting tersebut, satu-satunya pilihannya hanyalah mencari batu besar yang bisa dijadikan pegangan agar tidak terus meluncur turun di tebing curam.

    “Saya mencoba menancapkan kuku dan tangan saya ke apa saja, hanya untuk memperlambat. Sampai saya melihat sebuah batu besar dan saya mencoba mengalihkan jalan saya ke arah batu itu.”

    “Saya menabrak batu itu, tetapi untungnya saya berhasil menghentikan laju jatuh.”

    Kondisi Farrell saat Terjatuh

    Farrell akhirnya terhenti di kedalaman sekitar 200 meter di dalam jurang. Di sana, ia sempat mengatur napas dan menyadari bahwa meskipun telah terjatuh ratusan meter, tubuhnya hanya mengalami beberapa luka dan goresan ringan.

    “Meski begitu, saya tidak aman. Di tempat itu, saya bisa terpeleset kapan saja.”

    Menurut Farrell, ia mendaki bersama satu kelompok. Namun pada saat itu, hanya ada satu perempuan Perancis di dekatnya yang menyaksikan seluruh kejadian.

    “Saya berteriak sekuat tenaga agar dia mencari anggota tim lainnya dan meminta bantuan. Kemudian dia berlari kembali ke base camp dan memperingatkan orang-orang,” jelasnya.

    NEXT: Mengaku Bertahan Hidup di Batu Selama 5-6 Jam

    Pria Irlandia itu memperkirakan dirinya bertahan di batu itu selama sekitar lima hingga enam jam, sampai pertolongan tiba.

    “Itu jelas pengalaman yang sangat menakutkan. Saya berdoa kepada Tuhan agar saya bisa keluar dari sana hidup-hidup, atau hanya dengan beberapa tulang yang patah.”

    “Sejujurnya, saya rela mematahkan lengan, kaki, atau semua tulang saya untuk keluar dari situasi itu. Jika saya perlu membuat perjanjian dengan Tuhan atau Iblis untuk keluar dari sana hidup-hidup, saya akan melakukannya.”

    Farrell mengatakan, tim pendaki profesional mencoba membuat tali darurat dari pakaian-pakaian yang diikat menyambung untuk mencoba mengangkatnya. Setelah lima jam, tim penyelamat yang bekerja di wilayah tersebut akhirnya berhasil mengangkatnya dari lokasi kejadian.

    Menurut keterangan tim penyelamat kepada Farrell, mereka berada di dekat lokasi kejadian karena sedang mengangkat tubuh korban kecelakaan lainnya.

    Ketika akhirnya terbebas dari situasi tersebut, pria Irlandia itu mengatakan ia merasa “benar-benar lega”.

    “Saya sangat bersyukur dan bersemangat,” ungkapnya.

    “Saya suka adrenalin dan olahraga ekstrem, tetapi situasi ini hampir membuat saya jera,” tambah Farrell.

  • Lebah, Gorila, Gajah dan 5 Hewan Pintar Lainnya di Muka Bumi

    Lebah, Gorila, Gajah dan 5 Hewan Pintar Lainnya di Muka Bumi

    Jakarta

    Kecerdasan itu bukan hanya milik manusia. Nyatanya, di alam liar berbagai spesies hewan memiliki kemampuan luar biasa dalam memecahkan masalah, berkomunikasi, atau bahkan mengenal diri mereka sendiri.

    Dunia hewan jauh lebih kompleks dan cerdas daripada yang selama ini dibayangkan. Seperti apa sih kecerdasannya?

    Apa Saja Hewan yang Cerdas?

    Berbagai penelitian telah mengungkapkan beberapa hewan memiliki kecerdasan yang menakjubkan. Bahkan, dalam beberapa kasus dapat menyaingi kognitif manusia.

    Dikutip dari Live Science, berikut ini beberapa jenis hewan yang memiliki kecerdasan luar biasa:

    1. Lebah

    Lebah mampu menghitung, berkomunikasi, memecahkan labirin, mengenali wajah manusia, dan belajar. Peneliti menemukan lebah memiliki kepribadian dan kehidupan sosial yang berbeda-beda.

    Hewan ini melihat dunia dengan cara yang sangat berbeda dari manusia, sehingga sulit untuk benar-benar memahami apa yang terjadi di dalam otak mungil mereka. Misalnya, lebah dapat melihat cahaya ultraviolet dan cahaya terpolarisasi, sehingga mampu menavigasi dan mencari makanan.

    2. Gorila

    Salah satu gorila spesies Gorilla gorilla gorilla bernama Koko dikenal dengan kepintarannya karena mampu menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan manusia. Ia menguasai lebih dari 1.000 bahasa isyarat yang dimodifikasi dan memahami lebih dari 2.000 kata yang diucapkan.

    Seperti jenis kera besar lainnya, gorila juga bisa menggunakan alat, memecahkan masalah, dan memiliki ingatan yang baik. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B pada 2019 menunjukkan gorila, orangutan, dan simpanse, mungkin lebih cerdas dibandingkan Australopithecus, salah satu spesies awal manusia purba.

    3. Gajah

    Gajah merupakan hewan yang memiliki otak terbesar dibanding hewan darat manapun. Dalam sebuah studi tahun 2014, peneliti menemukan gajah afrika (Loxodonta africana) dapat mengenal suara manusia yang paling mengancam berdasar etnis, jenis kelamin, dan usia.

    Gajah secara luas juga diakui sebagai hewan paling empatik. Mereka hidup dalam kelompok keluarga yang erat dan tercatat saling membantu dalam keadaan mendesak, bahkan merasa berduka atas kematian anggota kelompoknya.

    4. Lumba-lumba

    Mamalia laut ini memiliki kehidupan sosial yang kompleks, memahami konsep abstrak, menggunakan alat, memecahkan masalah, serta menunjukkan emosi yang rumit. Penelitian juga menunjukkan lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) dapat mengenali diri mereka di cermin dan mungkin memiliki kemampuan metakognisi (kemampuan seseorang untuk berpikir tentang proses berpikirnya sendiri).

    Angkatan laut Amerika Serikat bahkan sudah melatih lumba-lumba dan singa laut untuk mendeteksi penyusup di wilayah terlarang seperti dermaga, pelabuhan, dan jalur kapal.

    5. Simpanse

    Simpanse (Pan troglodytes) memiliki jalur kekerabatan yang sangat dekat dengan manusia. Pada tahun 1960, simpanse menjadi hewan pertama yang tercatat mampu menggunakan alat, kemampuan yang sebelumnya hanya dimiliki oleh manusia.

    Penelitian lanjutan mengungkap kehidupan sosial yang kompleks, berbagai emosi mirip manusia, serta metakognisi. Dalam beberapa penelitian permainan dan tes otak tertentu, simpanse bahkan dapat mengungguli manusia.

    6. Tikus

    Meski hewan ini memiliki reputasi yang buruk sebagai ‘penyebar penyakit’, nyatanya tikus juga hewan yang sangat cerdas. Tikus bisa belajar melakukan trik, memecahkan teka-teki, merasakan empati, hingga menyelamatkan temannya yang mengalami kesulitan.

    Studi pada tahun 2014 menemukan tikus bahkan bisa mengungguli manusia dalam generalisasi berbasis kategori implisit, yaitu kemampuan menerapkan pola yang telah dipelajari ke situasi atau informasi baru.

    7. Anjing

    Anjing (Canis lupus familiaris) mampu membaca isyarat sosial dan berkomunikasi dengan manusia. Ia dapat mengenali kata-kata, merasakan cemburu, serta mengetahui saat manusia sedang stres atau sakit.

    Menurut American Kennel Club, lima ras anjing paling cerdas adalah Border collie, pudel, German shepherd, Golden retriever, dan Doberman pinscher.

    8. Semut

    Mirip lebah, semut juga memiliki struktur sosial yang kompleks. Koloni semut sangat terorganisir dan membagi tugas secara efisien demi kelangsungan hidup seluruh kelompok. Semut mampu membangun sarang yang besar dengan arsitektur rumit dengan gotong royong.

    Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Royal Society Open Science, peneliti menemukan semut Formica fusca memiliki ingatan yang dapat bertahan hingga tiga hari. Pada tahun 2020, ilmuwan juga menemukan bahwa semut Eciton hamatum membentuk jembatan hidup untuk menciptakan jalan pintas bagi pencari makan, tanpa arahan dari pemimpin.

    (avk/tgm)

  • Obgyn Ungkap Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Terkena Kanker Serviks Stadium Lanjut

    Obgyn Ungkap Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Terkena Kanker Serviks Stadium Lanjut

    Jakarta

    Kanker serviks sering disebut sebagai silent killer bagi perempuan. Bukan tanpa alasan, penyakit ini cenderung tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak pengidap yang baru menyadarinya saat kanker sudah memasuki stadium lanjut.

    Menurut Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, jika kanker serviks sudah memasuki tahap stadium lanjut atau stadium 4, terdapat sejumlah gejala yang bisa dialami pengidapnya. Salah satunya keputihan tak normal.

    “Nah sekarang, keputihan itu ada yang bening. Tapi kalau keputihannya itu sudah berwarna, berwarna putih, berwarna kuning, apalagi sampai berbau. Putih, kuning, ada mikroorganisme atau kuman lain. Kita obati sesuai dengan penyebabnya, kan? ” ucapnya saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    “Nah yang parah itu kalau sudah berbau, merah, itu berarti apa? Udah kanker,” ucapnya lagi.

    Selain keputihan, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah perdarahan saat berhubungan intim. Menurut Prof Yudi, jika disertai dengan nyeri saat berhubungan, hal ini bisa menjadi tanda bahwa kanker sudah menyebar keluar dari area mulut rahim.

    Pada stadium lanjut, kanker serviks bahkan bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti keluarnya feses dari vagina atau kebocoran saluran kencing. Prof Yudi mengatakan, hal Ini menandakan kanker sudah menembus dinding antara rahim dan saluran pencernaan atau saluran kemih.

    “Tambah lagi kalau (kanker) ke depan (kena) saluran kencing, bocor, ngompol terus. Itu sudah stadium 4A dan 4 B,” ucapnya lagi.

    Di samping itu, Prof Yudi menekankan penyakit ini tak perlu ditakuti, namun tetap diwaspadai. Pemeriksaan rutin seperti pap smear serta vaksinasi HPV merupakan langkah penting dalam mencegah kanker serviks sejak dini.

    “Malah saya katakan, kanker serviks tidak perlu ditakuti tapi harus diwaspadai. Karena itu masih bisa kita berantas dengan baik,” tegasnya.

    (suc/suc)

  • Kepala Terasa Berat Pagi Hari? Bisa Jadi Kolesterol Tinggi

    Kepala Terasa Berat Pagi Hari? Bisa Jadi Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Kepala terasa berat di pagi hari bisa jadi menandakan kadar kolesterol tinggi. Tapi penting dicatat, selalu butuh pemeriksaan untuk memastikan karena pada dasarnya peningkatan kadar kolesterol tidak memiliki gejala spesifik.

    “Kita harus pemeriksaan kolesterol lengkap. Harus memang pemeriksaan darah,” kata praktisi kesehatan dr Muthmainnah, SpPD-KAI, dalam wawancara dengan detikcom, Rabu (28/5/2025).

    “Intinya sakit kepala itu bukan satu-satunya gejala yang disebabkan oleh kolesterol atau hipertensi,” tegasnya.

    Kadar Kolesterol Normal

    Dikutip dari WebMD, berikut kadar kolesterol normal yang diharapkan:

    Kolesterol total: di bawah 200 mg/dLLDL (Low Density Lipoprotein): di bawah 100 mg/dL atau di bawah 70 mg/dL jika punya riwayat penyakit jantung atau diabetesHDL (High Density Lipoprotein): 40 mg/dL ke atas pada pria, 50 mg/dL ke atas pada wanitaTrigliserida: di bawah 150 mg/dLKaitan Kolesterol Tinggi dengan Kepala Terasa Berat

    Kadar kolesterol tinggi sebagai penyebab sakit kepala memang masih menjadi perdebatan, sejauh ini tidak ada bukti adanya hubungan kausatif atau sebab-akibat. Namun keterkaitan antara keduanya bukan berarti tidak ada sama sekali.

    Sebuah penelitian tahun 2015 berjudul Correlation between Migraine Severity and Cholesterol Levels pernah mencoba mengungkapnya. Hasilnya menunjukkan, ada keterkaitan positif yang signifikan antara frekuensi dan intensitas migrain dengan kadar kolesterol total maupun LDL (low density lipoprotein).

    Penelitian lain pada 2011 juga mengamati kadar lipid atau lemak darah dengan migrain. Dari pengamatan terhadap 925 partisipan, ditemukan kaitan kuat antara kadar kolesterol total dengan keluhan migrain.

    “Kesimpulan umumnya memang ada kaitan jika kita bicara tentang sakit kepala migrain,” kata Like Laffin, MD, seorang ahli jantung, dikutip dari Cleveland Clinic.

    Namun Laffin mengingatkan, riset tersebut hanya mengungkap adanya keterkaitan dan tidak menyimpulkan kolesterol sebagai penyebabnya. Menurutnya, secara umum tidak ada bukti kuat kolesterol menyebabkan keluhan sakit kepala.

    “Otak memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dengan tekanan darah dalam waktu singkat. Tapi jika meningkat, maka sakit kepala bisa muncul,” jelasnya.

    Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi disebutnya sebagai faktor risiko atherosclerosis. Plak kolesterol yang terbentuk di arteri memicu tekanan darah tinggi, yang terkadang tidak hanya berkaitan dengan keluhan sakit kepala tapi juga stroke.

    (up/up)