Jenis Media: Kesehatan

  • Viral! Narasi Sebut Vaksin HPV Bikin Mandul hingga Menopause Dini, Ini Faktanya

    Viral! Narasi Sebut Vaksin HPV Bikin Mandul hingga Menopause Dini, Ini Faktanya

    Jakarta

    Beredar unggahan di media sosial Facebook yang berisikan imbauan kepada para orang tua agar tak mengizinkan anak-anaknya menerima vaksin Human papillomavirus (HPV) imbas efek samping berbahaya.

    Unggahan tersebut menarasikan vaksin HPV dapat menyebabkan berbagai dampak negatif seperti mandul, rahim kering, menopause dini, gangguan otak, kanker, autoimun, hingga kematian mendadak.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “*AWAS, PARA ORANG TUA*

    *VAKSIN MEMATIKAN AKAN KEMBALI DIPAKSAKAN MASUK DARAH ANAK2 KALIAN*

    *Efek Vaksin HPV * Mandul* Rahim Kering * Menopause Dini* Kanker * Masalah Otak * Autoimun* Meninggal Dunia0 *DATANGI KEPSEK ANAK2 KALIAN & KIAYI PONPES, CEPAT Lakukan PERJANJIAN TERTULIS, Satu Dimiliki Ortu dan Satunya lagi Dimiliki Kepsek / Kiayi. Untuk Antisipasi Pasukan D4JJ4L MENJEBAK ANAK2MU TIBA2..!*”

    Bagaimana Faktanya?

    Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG(K), menegaskan isu yang mengatakan vaksin HPV bikin mandul atau menopause adalah hoaks alias tidak benar.

    Ia mengatakan, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut.

    “Terkait dengan apakah vaksin HPV itu dihubungkan dengan kemandulan dan lain sebagainya atau menopause dini dan sebagainya, itu belum lagi terkatakan, hanya mitos, tidak fakta,” tegas Prof Yudi saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    Sebaliknya, Menurut Prof Yudi, secara ilmiah, vaksin HPV aman dan tidak berdampak buruk terhadap sistem reproduksi perempuan. “Yang jelas, menurut ilmiah saja tidak ada masalah, tidak akan menyebabkan kemandulan,” katanya.

    Vaksinasi HPV justru menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus.

    Senada, Kementerian Kesehatan RI melalui akun resminya juga menyatakan vaksin HPV aman dan tidak memicu kemandulan. Efek samping vaksin HPV mungkin dapat terjadi pada individu yang memiliki alergi terhadap komponen tertentu dalam vaksin, dan ini sangat jarang terjadi.

    Jika mengalami efek samping, gejala yang dialami tidak serius alias ringan. Antara lain:

    demam ringangatal atau memar di area suntikannyeri otot atau sakit kepala.

    (suc/kna)

  • Viral ‘Bekaswiss’ Cuaca Bekasi Lebih Dingin dari Biasanya, BMKG Ungkap Pemicunya

    Viral ‘Bekaswiss’ Cuaca Bekasi Lebih Dingin dari Biasanya, BMKG Ungkap Pemicunya

    Jakarta

    Cuaca dingin menyelimuti Bekasi sejak akhir pekan kemarin, Minggu (29/6/2025). Bahkan, belakangan warganet ramai menyematkan istilah ‘Bekaswiss’ lantaran cuaca dingin ala Swiss jarang terjadi di wilayah tersebut, terlebih diikuti dengan kabut tipis.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyebut hal itu normal terjadi. Fenomena cuaca dingin di Bekasi bisa disebabkan karena sejumlah faktor, termasuk suhu dan kelembapan meningkat saat hujan.

    “Kawasan Puncak Bogor dikenal memiliki iklim yang lebih sejuk karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Namun, cuaca di Bekasi dan Depok yang berada di dataran rendah kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain seperti hujan dan kelembaban tinggi,” terang Guswanto.

    Hujan bisa membuat suhu Bekasi otomatis lebih sejuk di tengah kelembapan yang meningkat. Kondisi kelembapan tersebut walhasil membuat udara jauh lebih dingin dari biasanya.

    Hal itu juga menjadi alasan mulai muncul kabut tipis di wilayah Bekasi. Pengaruh angin di wilayah Depok dan puncak Bogor juga disebutnya ikut berperan.

    “Meskipun anginnya relatif tenang, pergerakan angin juga dapat membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut,” jelas Guswanto, saat dihubungi detikcom Senin (30/6/2025).

    Perkiraan BMKG menunjukkan hujan ringan masih akan terus terjadi di malam hari ini, Senin (30/6). Suhu terendah bisa berada di sekitar 23 hingga 24 derajat Celcius dengan kelembapan mencapai 96 persen.

    “Depok dan Bekasi diperkirakan akan mengalami hujan ringan pada malam hari dengan suhu sekitar 23-24 derajat Celsius dan kelembapan tinggi,” tutur dia.

    “Kabut mungkin akan muncul kembali pada malam hari karena kelembaban tinggi dan suhu rendah. Ini fenomena normal saat musim hujan dengan angin tenang dan curah hujan tinggi,” tutup Guswanto.

    (naf/up)

  • 5 Camilan Sehat Malam Hari yang Aman untuk Penderita Diabetes

    5 Camilan Sehat Malam Hari yang Aman untuk Penderita Diabetes

    Jakarta

    Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak menggunakan insulin secara efektif. Jika tidak dikendalikan, diabetes dapat memicu komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, jantung, dan saraf.

    Pola makan sehat sangat penting untuk menjaga kestabilan gula darah dan mencegah lonjakan glukosa. Oleh karena itu, memilih makanan yang masuk ke dalam tubuh perlu diperhatikan.

    Camilan Malam Sehat untuk Pengidap Diabetes

    Sama halnya dalam memilih camilan malam. Memilih camilan bernutrisi tinggi membantu memunculkan rasa kenyang tanpa memicu kenaikan gula darah secara berlebihan. Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Telur Rebus

    Telur rebus berukuran besar mengandung 6,3 protein dan sekitar setengah gram karbohidrat. Kandungan protein dalam telur membantu memecah lonjakan gula darah yang terlalu tinggi, khususnya setelah makan.

    Mengonsumsi 1-2 butir telur dapat meningkatkan rasa kenyang, yang membantu mengurangi asupan kalori. Ini penting untuk proses penurunan berat badan.

    2. Kacang Almond

    Kacang almond memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan jantung, khususnya pada pengidap diabetes. Salah satu mekanismenya melalui penurunan kolesterol jahat low-density lipoprotein (LDL).

    Almond juga mengandung magnesium dalam jumlah yang cukup untuk metabolisme glukosa yang optimal. Satu porsi kecil berukuran 28 gram almond tanpa garam mengandung kurang dari 6 gram karbohidrat dan hampir 3 gram serat.

    3. Alpukat

    Alpukat mengandung serat tinggi dan asam lemak tak jenuh tunggal yang membantu menurunkan kadar gula darah. Sebuah studi pada tahun 2023 melibatkan peserta dengan diabetes tipe dua menemukan konsumsi alpukat berhubungan dengan kadar gula darah puasa yang lebih rendah.

    Sebanyak 100 gram alpukat mengandung sekitar 8 gram karbohidrat. Untuk sekali ngemil sehat, makan satu atau setengah buah alpukat (90-170 gram) sangat disarankan.

    4. Popcorn Tawar

    Popcorn tawar tanpa tambahan garam dan mentega bisa menjadi pilihan utama camilan sehat. Satu porsi kecil popcorn sebanyak 25-30 gram sudah cukup untuk camilan.

    Karena kandungan karbohidratnya sedikit lebih tinggi, popcorn juga bisa dipadukan dengan makanan tinggi protein seperti kacang panggang atau potongan keju.

    5. Edamame

    Camilan berwarna hijau ini memiliki senyawa isoflavon yang manfaatnya dikaitkan dengan memperbaiki faktor risiko kardiovaskular pada pengidap diabetes. Satu cangkir edamame seberat 155 gram memiliki kandungan 14 gram protein, 8 gram karbohidrat, dan 8 gram serat. Untuk sekali ngemil di malam, jumlah tersebut sudah sangat cukup.

    6. Yogurt dan Beri

    Beri merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan serat. Satu cangkir bluberi (150 gram) misalnya mengandung 3,6 gram serat yang penting untuk memperlambat pencernaan dan menstabilkan gula darah setelah makan.

    Konsumsi yogurt juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe dua. Hal ini disebabkan oleh kandungan probiotiknya yang meningkatkan kemampuan tubuh dalam memetabolisme makanan yang mengandung gula.

    Waspadai Gejala Diabetes di Malam Hari

    Dikutip dari Diabetes UK, perubahan kadar gula darah di malam hari dapat mengganggu tidur. Ini dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, salah satunya munculnya rasa nyeri atau tidak nyaman di kaki.

    Ini terjadi ketika kadar gula darah akibat diabetes memicu kerusakan saraf atau diabetic neuropathy. Kondisi ini biasanya ditandai dengan sensasi terbakar, kesemutan, atau nyeri saat malam hari.

    Selain itu, diabetes juga dapat memicu keringat malam dan bolak-balik buang air kecil. Keringat berlebih akibat diabetes biasanya berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon, stres, kerusakan saraf, masalah kardiovaskular, serta obat-obatan.

    Sedangkan, frekuensi buang air kecil yang meningkat berkaitan dengan kerja ginjal yang semakin besar untuk mengeluarkan glukosa melalui urine.

    Mudah lesu dan mengantuk ketika beraktivitas juga bisa menjadi diabetes.

    “Lesu dan mudah mengantuk itu salah satu saja dari beberapa gejala diabetes. Gejala utamanya kita ketahui kalau gula darahnya sudah tinggi, itu biasanya banyak kencing, banyak minum jadi haus begitu. Berat badan menurun, tanpa penyebab yang lain,” kata spesialis penyakit dalam dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD dalam sebuah konferensi pers virtual.

    (avk/tgm)

  • Cerita Pria Jakbar Kena Stroke di Usia Muda, Punya Riwayat Tensi Tinggi

    Cerita Pria Jakbar Kena Stroke di Usia Muda, Punya Riwayat Tensi Tinggi

    Jakarta

    Seorang pria di Jakarta Barat, Alfa, membagikan kisahnya yang sempat berjuang melawan stroke. Pria yang kini berusia 46 tahun itu mengaku terkena serangan stroke akibat tekanan darah atau hipertensi tak terkontrol yang terdeteksi saat usianya baru 35 tahun.

    Saat itu, Alfa menolak mengonsumsi obat yang direkomendasikan dokter karena merasa sudah menjalani pola hidup sehat. Ia rutin berolahraga dan menjaga asupan makanannya dengan menghindari makanan yang bisa memicu kolesterol maupun gula darah tinggi.

    Meski begitu, ia mengaku masih sering mengonsumsi makanan asin, yang sebenarnya dapat memicu tekanan darah tinggi.

    “Sudah mengurangi risiko kolesterol, gula darah tinggi, itu sejak umur 30 itu sudah mengurangi jeroan dan daging. Tetapi yang tidak lakukan adalah diet garam, suka makan asin. Bahkan kalau makan soto, atau bakso, suka menambahkan garam lagi, padahal itu salah besar,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Minggu (29/6/2025).

    Dokter kemudian menyarankan Alfa untuk menjalani pemeriksaan kesehatan atau medical check-up ulang di usianya yang ke-38. Hasilnya, tekanan darah Alfa kembali terdeteksi tinggi.

    Alfa kemudian disarankan untuk mengonsumsi obat hipertensi secara rutin untuk mengontrol tekanan darahnya. Akan tetapi, Alfa justru mengabaikannya. Ia juga sempat mengalami stres berat pada awal pandemi COVID-19, tepat di usianya yang ke-41 tahun. Ia menyebut kondisi tersebut ikut memicu tensinya naik.

    “Saya memang kadang-kadang nggak minum obat karena lupa, atau memang, ‘wah habis minum kopi nih pagi’. ‘Wah, nggak usah deh besok aja dah,” lanjutnya lagi.

    Adapun serangan stroke terjadi saat Alfa sedang melakukan aktivitas. Pada saat pandemi, ia berlari sekitar tiga hingga lima kilometer di sekitar rumah. Tanpa jeda, ia langsung melanjutkan dengan senam aerobik tabata. Detak jantungnya melonjak hingga 160 bpm.

    Tak lama setelah itu, Alfa mendadak mengalami pusing hebat seperti vertigo. Ia juga menyadari sisi kiri tubuhnya tidak dapat digerakkan. Tangan dan kaki kirinya lumpuh, disertai gangguan bicara dan mulut yang perot.

    Ia berada dalam kondisi tersebut selama hampir 12 jam, hingga akhirnya sang istri tiba di rumah dan mendapati dirinya dalam keadaan lemah tak berdaya.

    “Nah, ada lega tuh. Itu tuh jam 8 pagi, istri saya baru pulang dari kantor jam 9 malam. Dan itu adalah, kalau orang ngomong tuh, ‘gila lo ya’. Golden time (stroke ) kan cuma 3-4 jam,” ucap Alfa.

    Alfa kemudian langsung dibawa ke salah satu rumah sakit Surabaya untuk menjalani MRI. Hasilnya menunjukkan adanya pendarahan di otak kanan, tepatnya di area belakang telinga, dengan volume mencapai 60 mililiter.

    Awalnya, dokter menyarankan Alfa untuk menjalani operasi. Namun, karena ia masih mampu merespons pemeriksaan memori dan kesadaran dengan baik, dokter memutuskan untuk tidak melakukan tindakan operasi. Alfa menjalani proses pemulihan dengan dirawat di ICU selama tiga minggu.

    Masa-masa awal pasca stroke menjadi titik terendah bagi Alfa. Ia sempat merasa kehilangan harapan. Meski begitu, dukungan dari keluarga dan sang istri menjadi titik balik dalam proses pemulihannya.

    Terkait kejadian yang dialami Alfa, terlalu banyak mengonsumsi makanan asin bisa memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ketika tekanan darah tinggi tidak terkontrol, komplikasinya bisa memunculkan penyakit lain mulai dari stroke sampai gagal ginjal.

    “Kalau garam hubungannya itu ke hipertensi. Dengan garam yang banyak tinggi, kandungan garam di dalam pembuluh darah akan menarik air. Cairan akan lebih banyak di pembuluh darah, tekanan darah menjadi meningkat,” ujar spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi dr dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kenapa Banyak Kasus Stroke Terjadi Saat di Kamar Mandi? Ini Penyebabnya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Kemenkes Catat 8 Kasus Virus Hanta, Waspadai Tempat Berisiko Tinggi Penularan

    Kemenkes Catat 8 Kasus Virus Hanta, Waspadai Tempat Berisiko Tinggi Penularan

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI mengidentifikasi sedikitnya delapan kasus virus Hanta tipe Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS). Pasien dengan kondisi tersbut mengeluhkan demam, sakit kepala, nyeri badan, malaise (lemas), dan ikterik jaundice atau tubuh menguning.

    Adapun delapan kasus virus Hanta tersebar di empat provinsi yakni DI Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Kasus tersebut ditemukan berdasarkan surveilans hingga 19 Juni 2025, pasca semula ramai laporan virus Hanta di warga Bandung Barat yang tengah dirawat di RSUP Hasan Sadikin 20 Mei 2025.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan RI drg Widyawati memastikan seluruh pasien saat ini sudah sembuh. “Kondisinya seluruh pasien sudah sembuh dengan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) 0 persen,” tegasnya saat dihubungi Senin (30/6/2025).

    Pakar epidemiologi Dicky Budiman menyebut total kasus virus Hanta bisa jadi lebih banyak dari yang terlaporkan. Surveilans yang dilakukan di Indonesia menurutnya relatif masih rendah. Terlebih, gejala virus Hanta relatif mirip dengan sejumlah penyakit lain.

    “Salah satu masalahnya adalah gejala virus Hanta mirip dengan gejala leptospirosis, demam berdarah, dan sepsis, dan ini dapat menjadi penghalang untuk diagnosis dan pengobatan. Virus Hanta belum banyak diteliti di Indonesia, tetapi beberapa penelitian kecil terhadap sampel darah menunjukkan antibodi virus Hanta, yang menunjukkan bahwa beberapa orang di Indonesia sebelumnya telah terinfeksi,” kata Dicky saat dihubungi terpisah, Senin (30/6).

    “Kemampuan kita untuk mendeteksi virus masih terbatas, begitu pula literasi masyarakat tentang penyakit ini. Penyakit ini endemik di beberapa negara dan, menurut pendapat saya, kemungkinan besar akan endemik di Indonesia,” jelasnya.

    Menurutnya, penularan di perumahan padat penduduk relatif lebih mungkin terjadi, terutama pasar yang memiliki sanitasi buruk hingga area pertanian yang tidak dikelola dengan baik. Indonesia juga menghadapi banjir meluas selama musim hujan, yang dapat memicu peningkatan populasi tikus dan penularan hantavirus melalui hewan pengerat.

    “Namun, yang terpenting sekarang adalah meyakinkan masyarakat bahwa ini belum sampai pada tahap yang memungkinkan terjadinya pandemi. Ini bukan pandemi baru, tetapi penyakit yang kemungkinan sudah ada sejak lama, seperti leptospirosis, dan kemungkinan hanya akan menyerang penduduk lokal,” pungkas dia.

    Pada 20 Mei, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melaporkan temuan satu kasus penyakit virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat, kasus ditemukan di RSUP Hasan Sadikin, Kota Bandung. Saat ini pasien sudah dinyatakan sembuh dan sudah kembali bekerja.

    Kementerian Kesehatan bersama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kab Bandung Barat, Puskesmas Ngamprah, dan perangkat Desa Bojongkoneng telah melakukan penyelidikan epidemiologi dan pengendalian binatang pembawa penyakit.

    (naf/kna)

  • Cerita Wanita Baru Tahu Hamil 1 Jam Sebelum Lahiran, Ini Awal Mulanya

    Cerita Wanita Baru Tahu Hamil 1 Jam Sebelum Lahiran, Ini Awal Mulanya

    Jakarta

    Kejadian tak terduga, wanita di China baru mengetahui dirinya hamil satu jam sebelum ia melahirkan. Wanita yang diidentifikasi bernama Li itu semula mengeluh sakit perut dan bergegas pergi ke dokter.

    Ia mengira sakitnya disebabkan oleh makan terlalu banyak atau berlebihan. Namun, apa yang didapat malah mengejutkan. Dokter menyebut ia sedang hamil anak laki-laki dan harus melahirkan satu jam lagi.

    Dikutip dari Wion, ia tidak mengalami gejala kehamilan seperti biasanya meski memang tidak menstruasi. Namun, Li tidak menaruh curiga lantaran siklus haidnya memang jarang teratur.

    Li tinggal di Ezhou, provinsi Hubei. Menurut laporan Jimu News, kejadian itu terjadi pada 16 Juni. Setelah makan siang, Li mulai merasa tidak nyaman. Ia mengira hal itu akibat makan terlalu banyak dan memutuskan untuk menunggu hingga rasa sakitnya reda.

    Namun, karena rasa sakitnya tidak juga mereda, ia memutuskan untuk pergi sendiri ke rumah sakit dengan mengendarai sepeda listrik pada pukul 14.00 siang waktu setempat.

    Dokter segera melakukan pemeriksaan USG dan saat itu rasa sakitnya semakin hebat. Ia juga mulai mengalami kontraksi rahim secara teratur, serta ketuban pecah. Karena tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, Li sangat terkejut dengan apa yang terjadi.

    Ia juga mengalami kenaikan berat badan, tetapi tidak pernah merasakan mual atau gejala kehamilan lainnya.

    “Saya tidak mengalami morning sickness di pagi hari seperti saat kehamilan pertama,” ujarnya.

    Li dan suaminya sudah memiliki seorang putra berusia enam tahun dan tidak berencana memiliki anak lagi. Ia memgaku sudah yakin dengan keputusan itu dan selama ini berhati-hati dengan menggunakan kontrasepsi.

    Li bersyukur karena bayinya lahir dalam keadaan sehat, meskipun ia terus mengendarai sepeda listrik selama masa kehamilan yang tidak disadari itu. Suaminya sedang berada di kota lain saat kejadian, dan baru kembali setelah diberi tahu tentang anggota baru dalam keluarga mereka.

  • Israel Masih Blokir Bantuan, Bayi-bayi di Gaza Sekarat Menunggu Ajal

    Israel Masih Blokir Bantuan, Bayi-bayi di Gaza Sekarat Menunggu Ajal

    Jakarta

    Israel masih terus memblokir bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza. Hal ini menyebabkan ratusan bayi mengalami malnutrisi dan berada di ambang kematian.

    Pantauan NBC News, di bangsal neonatal di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, Dr Ahmad al-Fara menghabiskan hari dengan memperhatikan inkubator yang berbunyi bip, berusaha menjaga setengah lusin bayi tetap hidup, masing-masing terjebak dalam krisis yang dapat merenggut nyawa mereka.

    “Anak-anak ini menghadapi kematian yang lambat,” kata al-Fara, yang mengepalai departemen tersebut.

    Dengan persediaan yang menipis dan tidak dapat diisi ulang, Dr Marwan al-Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza, mengatakan kepada NBC News pada hari Sabtu, “saat ini kami tidak memiliki susu formula bayi Tipe 1 atau 2 di rumah sakit, kami juga tidak memiliki susu formula medis yang kami gunakan dalam inkubator.”

    “Malnutrisi ibu hamil atau menyusui memperburuk situasi, dengan kasus malnutrisi di antara bayi baru lahir dan anak-anak meningkat,” tambahnya.

    Jenis susu lain, yang tidak diformulasikan untuk bayi baru lahir, masih tersedia dalam jumlah kecil yang menurut al-Fara diperoleh para relawan dari pasar, seringkali dengan harga selangit.

    Tanpa nutrisi yang tepat, dokter di Gaza mengatakan mereka telah melihat anak-anak tidak hanya menjadi kurus kering, tetapi juga menjadi rentan terhadap penyakit lain. Kekurangan protein dengan cepat menyebabkan komplikasi lain, termasuk infeksi, pembengkakan, dan kegagalan organ.

    Setidaknya 66 anak telah meninggal akibat kelaparan dan kekurangan gizi sejak konflik saat ini dimulai pada 7 Oktober 2023, menurut al-Hams.

    Di Rumah Sakit Nasser, Al-Fara merawat Shams Mu’nis Dughayr, seorang anak berusia 3 tahun dalam kondisi kritis, perut dan kakinya bengkak karena kekurangan protein yang parah. Berat badannya seharusnya 15 kilogram, tetapi bobot bayi malang itu hanya 10 kg.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi lain telah lama memperingatkan bahwa Gaza berisiko kelaparan, UNICEF mengatakan krisis kelaparan telah semakin dalam dalam beberapa bulan terakhir.

    Anak-anak di Rumah Sakit Nasser termasuk di antara lebih dari 16.000 anak berusia antara 6 bulan dan 5 tahun yang menurut perkiraan UNICEF telah dirawat di rumah sakit dan klinik karena kekurangan gizi akut sepanjang tahun ini.

    Menurut UNICEF, blokade Israel selama 11 minggu terhadap makanan, bantuan, dan pasokan medis memicu lonjakan 150 persen jumlah anak yang dirawat karena kekurangan gizi. Blokade tersebut sebagian dicabut pada 19 Mei, tetapi kasus kekurangan gizi terus berlanjut.

    Dalam kondisi saat ini, UNICEF mengatakan, kasus kekurangan gizi akut kemungkinan akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang dan dapat mencapai tingkat tertinggi sejak awal konflik.

    Doctors Without Borders mengutuk sistem tersebut sebagai “rumah pemotongan hewan yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan,” dan menyerukan agar sistem tersebut ditutup, dan harian Israel Haaretz melaporkan pada hari Jumat bahwa tentara diperintahkan untuk menembak warga sipil yang mendekati bantuan.

    (kna/kna)

  • Cara Konsumsi Buah Sebelum Makan yang Aman untuk Lambung

    Cara Konsumsi Buah Sebelum Makan yang Aman untuk Lambung

    Jakarta

    Buah mengandung berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Serat dalam buah membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.

    Konsumsi buah secara rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Buah juga membantu menjaga keseimbangan cairan dan mendukung fungsi organ tubuh agar lebih optimal.

    Sebenarnya aman nggak sih konsumsi buah sebelum makan besar? Begini penjelasan lengkapnya.

    Cara Makan Buah Sebelum Makan

    Pada dasarnya buah bisa dimakan sepanjang hari. Mengonsumsi buah yang tinggi serat sebagai makanan pembuka bisa memperlambat proses pencernaan dan membuat rasa kenyang lebih lama.

    Mengonsumsi buah sebelum makan juga membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik. Buah mengandung gula alami yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Jika dibandingkan dengan makan buah setelah makan berat, tentu makan buah sebelum makan berat akan lebih cepat penyerapan nutrisinya.

    “Sistem pencernaan kita sudah diciptakan dengan sempurna. Maka makan buah dapat kapan saja, baik sebelum atau sesudah makan,” kata spesialis gizi Dr dr Samuel Oetoro, SpGK dalam sebuah wawancara.

    Jika masih was-was makan buah dalam keadaan perut kosong bisa berpengaruh ke lambung, berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan dikutip dari berbagai sumber:

    1. Pilih Buah yang Tepat

    Ada beberapa buah yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan lambung. Misalnya, buah-buahan yang bersifat asam seperti lemon, jeruk nipis, dan nanas.

    Daripada mengonsumsi buah-buahan seperti itu, coba pilih buah pisang, pepaya, semangka, apel, atau melon. Selain memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan tubuh, buah-buah ini juga lebih ‘ramah’ untuk lambung.

    Pisang misalnya merupakan sumber kalium, serat, vitamin C, antioksidan, dan fitonutrien yang baik untuk tubuh. Serat yang ada dalam pisang mampu meningkatkan fungsi pencernaan dan mengurangi risiko refluks asam di lambung.

    2. Pastikan Buah dalam Keadaan Matang

    Buah yang matang lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan. Ini disebabkan oleh contohnya enzim alami papain pada buah pepaya.

    Papain merupakan enzim proteolitik yang membantu memecah protein menjadi peptida dan asam amino, sehingga mendukung pencernaan lebih efisien, mengurangi gejala kembung, dan sembelit.

    Pada studi in vitro, pepaya matang menunjukkan aktivitas enzim papain yang lebih tinggi dan menghasilkan disolusi ‘meat bolus’ yang maksimal. Artinya, pepaya matang lebih efektif membantu memecah makanan dalam lambung dibanding pepaya muda.

    Sebaliknya, pepaya muda mengandung latex dan papain dalam kadar tinggi dapat mengiritasi esofagus dan lambung.

    3. Atur Porsinya

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi sayur dan buah minimal 400 gram sehari. Agar seimbang dengan sayuran, konsumsi buah bisa dilakukan dalam 2-3 porsi sehari (80 gram per porsi).

    Untuk orang yang sehat dan aktif, jumlah konsumsi buah bisa ditingkatkan menjadi 4-5 porsi. Tapi untuk orang dengan masalah lambung sensitif bisa mengonsumsi sesuai buah dengan porsi standar WHO, yaitu 2-3 porsi sehari.

    (avk/tgm)

  • Minum Obat Darah Tinggi Bikin Ginjal Rusak? Begini Faktanya Menurut Dokter

    Minum Obat Darah Tinggi Bikin Ginjal Rusak? Begini Faktanya Menurut Dokter

    Jakarta

    Orang dengan penyakit tekanan darah tinggi akan dianjurkan mengonsumsi obat hipertensi setiap hari. Hanya saja banyak pasien hipertensi ragu untuk minum obat secara teratur karena takut efek samping jangka panjang, terutama pada ginjal.

    Menurut dr Djoko Wibisono, SpPD KGH, seorang spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, anggapan bahwa obat hipertensi merusak ginjal adalah mitos. Faktanya, minum obat darah tinggi secara teratur bisa melindungi ginjal dari kerusakan.

    “Yang merusak ginjal itu bukan obatnya tapi tekaan darah tingi yg tidak terkendali. hipertensi itu kan penyakit PTM, obatnya long life. Minum obat seterusnya, agar hidupnya sehat,” kata dr Djoko saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Alasan obat tensi bisa cegah ginjal rusak

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi kronis yang membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Seiring waktu, tekanan yang konstan dan tinggi ini dapat merusak pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, termasuk yang ada di ginjal.

    Obat darah tinggi, kata dr Djoko, justru dirancang untuk mengontrol kondisi tersebut agar tetap stabil. Dengan tekanan darah yang terkontrol, beban kerja ginjal menjadi lebih ringan dan mencegah kerusakan.

    “Kenapa harus minum obat? Karena bisa naik lagi, mungkin bukan besok tapi bulan depan ketika pasien sudah nggak aware,” tandasnya.

    (kna/kna)

  • Makan Kaktus Lagi Ngetren di Jepang, Superfood yang Kaya Manfaat

    Makan Kaktus Lagi Ngetren di Jepang, Superfood yang Kaya Manfaat

    Jakarta

    Tren makanan unik sedang berkembang di Jepang. Terbaru, warga Jepang mulai melirik kaktus sebagai makanan alternatif yang diminati.

    Jenis kaktus yang banyak dikonsumsi yakni jenis kaktus pir berduri atau opuntia ficus-indica karena kaya akan mineral, serat makanan, dan nutrisi lainnya. Rasanya ringan dan menyegarkan, bahkan dapat dinikmati tanpa dimasak.

    Diberitakan SCMP, ada beberapa bukti yang mendukung label ‘superfood’ kaktus ini. Pada tahun 2024, Universitas Chubu Jepang mendirikan Pusat Inisiatif Penelitian untuk Penelitian Tanaman Kaktus dan Sukulen di kota Kasugai, tempat budidaya kaktus hias pertama kali dimulai di Jepang.

    Para peneliti di pusat tersebut mengonfirmasi bahwa tikus yang diberi makanan yang dicampur dengan bubuk kaktus pir memiliki kadar musin yang lebih tinggi, protein yang menutupi permukaan usus dan memblokir virus, serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

    “Saya yakin bahwa kaktus memiliki potensi besar sebagai makanan fungsional,” kata Mamoru Tanaka, seorang profesor madya bidang pangan dan nutrisi di universitas yang ikut serta dalam penelitian tersebut.

    Petani di Kasugai mulai memproduksi kaktus hias sekitar tahun 1953, dan sejak saat itu kota tersebut telah berkembang menjadi salah satu pusat tanaman terkemuka di Jepang.

    Para ahli di Jepang dan luar negeri juga berfokus pada potensi kaktus yang dapat dimakan sebagai tindakan pencegahan terhadap pertumbuhan populasi dunia dan perubahan iklim.

    Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pernah mengangkat pentingnya kaktus pir berduri dalam laporan tahun 2017. Dalam laporan itu, FAO menekankan bahwa tanaman ini mampu bertahan di wilayah kering dan rawan kekeringan, menjadikannya sumber makanan, air, dan pakan ternak yang berkelanjutan.

    (kna/kna)